ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Meneliti praktik dominasi produksi makna visi-misi daerah penghasil tambang sesungguhnya dapat didekati dengan beragam teori, mulai dari teori strukturalisme, teori postrukturalisme, teori postmodern, dan lain-lain. Namun demikian, dalam disertasi ini digunakan teori arkeologi pengetahuan dan teori geneologi kekuasaan yang dikenalkan Michel Foucault.
2. 1 Teori Michel Foucault Teori dan ide-ide Michel Foucault tergolong karya yang sulit untuk dipahami. Tingkat kesulitan utama pemikiran Foucault sesungguhnya terletak pada lingkup pembahasannya yang begitu luas, dan ide-ide yang ia sodorkan disajikan dalam sebuah retorika yang secara sengaja dibuat untuk menghalangi ringkasan, penguraian, pemuatan singkat untuk tujuan ilustratif, atau tafsiran dalam terminologi kritik tradisional.9 Di sinilah tantangannya dalam mengkaji karya-karya Foucault. Sosok pribadinya yang demikian lengkap, membuat siapa saja kesulitan untuk menggolongkan posisi ideologinya. Selain membenci liberalisme karena 9
Salah satu keistimewaan Foucault adalah retorikanya yang mencerminkan pemberontakan generasinya melawan warisan Cartesian mereka. Meski demikian rumitnya gaya Foucault juga tidak lepas dari motivasi ideologisnya. Kalimat-kalimatnya mengalir tanpa akhir disertai kata sisipan, pengulangan kata, pembentukan kata baru, paradoks, oxymorons, selang-seling analisis dengan kutipan lirik pendek, yang kemudian dikombinasi dengan terminologi keilmuan campur mitos-semua itu tampak sadar memang didesain untuk membuat uraiannya tidak dapat dipenetrasi dengan segala tekhnik kritik yang didasarkan pada prinsip-prinsip ideologis yang berbeda dengan yang ia miliki. Hyden White, 2007, Sebuah Pengantar Untuk Mendekati Foucault dalam buku Michel. Foucault, The Order Of Things an Archeology of Human Sciences, (terjemahan) B. Priambodo MS dan Pradana Boy MS, 2007, Order Of Thing Arkeologi Ilmu-ilmu Kemanusian, Pustaka Pelajar, Jogjakarta, hlm. 23.
9 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
kebohongan-kebohongan dan kesetiaannya kepada status quo sosial, Foucault juga memandang rendah ketergantungan kaum konservatif pada tradisi. Dan, meskipun kerap menggabungkan kekuatannya bersama kaum marxis radikal karena sebab-sebab yang khusus, ia tetap tidak mau berbagi sedikitpun keyakinannya akan ilmu pengetahuan dengan mereka. Kaum anarkis kiri yang merupakan cikal bakal harapan-harapannya akan masa depan, dengan keyakinannya yang naif terhadap sifat ramah tamah manusia, ia tinggalkan. Posisi filosofisnya lebih dekat dengan paham nihilisme atau kehampaan Nietzschean. Uraiannya bermula saat tulisan Nietzsche dalam Ecce Homo, diakhiri, dalam persepsi 'kegilaan' dari semua 'kebijaksanaan' serta 'kebodohan' dari semua 'pengetahuan' tetapi tidak ada optimisme milik Nietzsche dalam diri Foucault. Yang ia miliki adalah suatu persepsi menyeramkan yang sangat jelas tentang ketidakkekalan semua ajaran. Michel Foucault, profesor sejarah dan sistem pemikiran di College de France, lahir pada tanggal 15 Oktober 192610 di Poiters, Perancis dengan nama Paul Foucault. Ibunya bernama Anne Malapert dan menambahkan nama Michel untuk anaknya. Foucault dari keluarga ilmuwan. Ayah dan kakeknya ahli medis dan mengharapkan anaknya mengikuti jejak mereka. Tetapi dia malah memilih studi filsafat, sejarah dan psikologi. Setelah menamatkan pendidikan dasar, dia meneruskan ke Kolose StaintStainlas. Di sinilah dia mulai berkenalan dengan filsafat Yunani, Modern, Descartes dan Henry Bergson. Dari Kolose ini, dia melanjutkan studi ke 10
Ritzer, George & Douglas J. Goodman, 2008, Teori Sosiologi, Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern, Kreasi Wacana, Yogyakarta, hlm. 45.
10 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Universitas Sorbon dan memilih Ecole Normale Superiure (ENS). Karena telah memiliki reputasi terbaik dalam filsafat. Di sinilah dia mengenal tulisan-tulisan filsuf yang berpengaruh seperti Hegel, Marx dan Freud. Beberapa filsuf Perancis saat itu seperti Sartre, Maurice, Marleau Ponty dan Louis Althusser menjadi daya minat para mahasiswa studi filsafat. Namun Foucault memiliki sikap tersendiri terhadap filsafat yang sedang diminati banyak mahasiswa ini. Setelah menyelesaikan studi di ENS, dia kemudian mengarahkan perhatiannya terhadap psikiatri. Di sini dia berhasil meraih lisensi psikologi serta menjadi asisten Althusser. Pada tahun 1952, Foucault dianugrahi diploma psikhopatologi dari Universitas Paris atas hasil risetnya mengenai abnormalitas. Untuk kepentingan pengembangan minatnya yang makin kuat, dia kembali ke rumah sakit jiwa Sainte-Anne11, yakni rumah sakit yang pernah merawat dirinya, saat Foucault ditetapkan mengidap penyakit kejiwaan. Di sini dia membantu pelaksanaan eksperimen-eksperimen dengan menggunakan peralatan elektro encephalografi. Dengan peralatan ini, dia berusaha menganalisis berbagai abnormalitas yang disebabkan oleh berbagai kekacauan otak semisal akibat luka, epilepsi dan faktor neurologi yang lainnya. Pada tahun 1955, dia menjadi dosen tamu di Universitas Uppsula, Swedia untuk mengajar sastra dan bahasa Perancis. Foucault dikagumkan oleh kenyataan bahwa perpustakaan Universitas ini menyimpan setumpuk koleksi arsip mengenai rumah sakit jiwa abad 19 Masehi. Kondisi ini membuat minatnya pada psikiatri
11
E. Kurzwell, 1980, The Age of Strukturalism, Irvington, Columbia University Press, New York, (terjemahan) Nurhadi, 2004, Jaring Kuasa Strukturalisme: Dari Levi Strauss sampai Foucault, Kreasi Wacana, Jogjakarta, hlm. 278-279.
11 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
tergugah. Hampir setiap hari, dia berada di perpustakaan ini mulai pagi sampai sore. Pada tahun 1958, Foucault diangkat menjadi direktur Pusat Kebudayaan di Warsawa, Polandia. Setelah itu dia ditempatkan di lembaga sejenis di Hamberg. Pada tahun 1966 dia telah merampungkan karyanya yang monumental tentang arkeologi untuk ilmu-ilmu kemanusiaan. Terjemahan ke dalam Bahasa Inggris berjudul, “The Order of Things; The Archeology of Human Sciences”. Pada musim gugur 1983, Foucault mengakhiri pengembaraannya di San Fransisco dan mulai terserang penyakit. 1984 Foucault kembali ke Perancis. Di kota inilah dia jatuh ambruk di apartemennya. Pada 25 Juni 1984 setelah melewati kemerosotan fisik yang amat drastis, Foucault menghembuskan nafas yang terakhir. Yang menarik dari seluruh hal yang menarik dalam diri Foucault adalah bahwa ia tidak tumbuh besar dengan filsafat eksistensialisme dan strukturalisme12, namun secara intelektual merupakan anak zaman selama berlangsungnya perjuangan kedua ideologi tersebut, yang dapat menjelaskan kecenderungan yang sama terhadap keduanya, dan menjelaskan jarak antara Foucoult dengan Marxisme “resmi”. Kenyataannya, Marx hampir tidak pernah disebutkan dalam karya-karya Foucault yang lebih awal, meskipun belakangan secara implisit memasukkan ide-ide Marxis, terutama analisis kritisnya yang memasukkan kepentingan kelas dan kesadaran palsu. Pada bagian lain, pelatihan yang diterimanya menjelaskan minat awalnya pada Madness and Civilazation topik dan judul buku yang melambungkan dia di
12
Ibid, hlm. 280.
12 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
puncak ketenaran. Sejak saat itu, studi lain tentang perilaku menyimpang, yang juga sejarah psikiatri dan psikopatologi, kedokteran, sejarah alam, ekonomi, tata bahasa, kriminologi dan seksualitas telah menjadi semakin kompleks ketika mereka menguji ulang setiap tahap masyarakat dan tahap pemikiran. Sebagaimana deskripsi terperinci Foucault tentang perilaku aneh dan siksaan sadis, deskripsi chastisement13 (baca: hukuman untuk memperbaiki kesalahan) dan mutilasi yakni deskripsi yang hampir mendekati gambaran tentang ghoulish (baca: hantu pemakan mayat) menghubungkan humanitas dan inhumanitas, mereka memasuki pengetahuan ilmiah tentang penyimpangan. Namun, tidak seperti kebanyakan ahli berkebangsaan Amerika yang cenderung menganalisis kondisi dalam rangka memperbaiki mereka dan ingin memanusiakan para penyimpang atau masyarakat, Foucault menganggap penyimpangan sebagai satu fakta sosial, suatu fungsi dari masyarakat sosial, dan dia memusatkan perhatiannya pada bagaimana ini berhubungan, dan oleh siapa, selama beberapa periode sejarah. Lalu dia menghindari analisis tradisional, baik Marxis, fungsional atau pragmatis dia lebih menggunakan mereka semua untuk melakukan terobosan melalui bahasa dan sampai pada keyakinan atau kode struktural pengetahuan. Karyanya mencerminkan kepribadiannya. Dia adalah orang kesepian yang tengah berhubungan dengan begitu banyak pengagumnya, seorang teoritikus yang menyesuaikan diri dengan praktik, dan seorang sejarawan yang menyimpang dari pandangan konvensional atas sejarah.
13
Ibid, hlm. 281.
13 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Evolusi pemikiran Foucoult dapat dilacak melalui buku-bukunya, itu semua terpusat pada metodologi dan kemapanan epos epistemologis pengetahuan. Jika pada linguistis teoritis, dan yang terkini, pada kekuasaan dalam setiap epos. Tipe skematisasi ini menyebabkan paling tidak seorang pembuat review mencurigai Foucault telah menulis buku yang sama berulang-ulang. Benar, dia menjadi sangat repetisius (baca: terus menerus mengulangi pernyataan yang sama), namun setiap buku yang dituliskan sesungguhnya berhubungan dengan topik sentral yang berbeda dan dia memperbaiki karya-karya sebelumnya. Sejumlah buku yang pernah ditulis Foucault dan menjadi dasar dalam merumuskan teori arkeologi dan teori geneologi peneliti sajikan dalam tabel berikut: Tabel 2.1 Buku-buku yang menghasilkan Teori Arkeologi dan Teori Geneologi Teori Arkeologi 1. 2. 3.
4.
Madness and Civilization (1961) The Birth of The Clinics (1965) The Order of Things (1966) Archeology of Knowledge (1969)
menciptakan ulang eksistensi penyakit mental, keanehan dan nalar pada masa, tempat dan prespektif sosialnya. memusatkan perhatiannya secara lebih eksplisit pada kemunculan kekuasaan dokter. Foucault mengamati bagaimana kebudayaan menyerap dan mengekspresikan berbagai kemiripan dan hubungan antara berbagai hal, tatanan peraturannya. memperluas tatanan ilmu pengetahuandan berkonsentrasi pada sejarah pemikiran. Namun, begitu dia melewati pertanyaan teleologi dan totalisasi. Kesadaran dan asal muasal, masalah filosofis dalam kaitannya dengan kontinuitas dan diskontinuitas struktural kembali lagi pada latar belakang.
Teori Geneologi Discipline and Buku ini berbicara tentang perlakuan yang diterima para tahanan lagi-lagi Punish (1977) dari abad ke-16 sampai dengan abad ke-20. 2. The History of Buku ini adalah karya terbaru Foucault. Sexuality (1978). Sumber: Disarikan dari berbagai buku Michel Foucault 1.
Minat banyak orang dalam kegilaan, penyakit dan kejahatan tidak terbantahkan lagi telah menjadikan buku-buku Foucoult best seller, sehingga dia
14 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
telah dan sedang dibaca oleh orang-orang yang mungkin tidak mengerti teorinya namun suka dengan cerita kegilaan dan kisah-kisah gilanya. Sebagaimana dalam kasus Levi-Strauss, kesuksesan sistem pemikiran baru yang disandangi dengan pakaian saintifik mendahului pengabdian Foucault di College de France. Kuliahnya selalu dipadati banyak mahasiswa, ketika dia memutarbalikkan hubungan rumit antara kebutuhan masyarakat akan penyimpangan dengan tanggapan para penyimpang dan “kontra kebutuhan.” Rekan-rekan sesama intelektualnya menghormati keilmuannya, seperti halnya Althusser dan Barthes, dia menggunakan metode strukturalis, namun sejak kira-kira tahun 1969, dia berbalik menyerang apa yang disebut strukturalis, dan perdebatan teoritisnya dengan Barthes, Althusser, Levi-Strauss atau Sartre, maupun pengetahuannya, menjadikannya tetap ada di tengah-tengah wacana intelektual. Kode pengetahuan Foucault, pada awalnya terfokus pada agama, lalu filsafat dan sains, dan mengekspos perubahan peran para pendeta, pengacara, hakim dan dokter, merupakan perbaikan ide dari Saint Simon, yang dikenal Foucault sebagai salah satu pemikir besar sepanjang masa karena Foucault juga mengantisipasi akhir zaman ini ”akhir sejarah” atau “akhir manusia” media populer seringkali memberinya cap sebagai millenarian. Namun dia benar-benar berbicara tentang akhir dari pandangan dunia kita yang “ilmiah” dan terfragmentasi dimana dia sendiri berusaha untuk menjembatani14. Bagi Foucault, penekanan Marxisme atas ekonomi, isolasi individualnya psikoanalisis (ala Perancis dan Lacanian), kesatuan struktural bawah sadarnya 14
Lechte, John, 2001, 50 Filsuf Kontemporer: Dari Strukturalisme sampai Posmodernitas, (terjemahan) A. Gunawan Admiranto, Kanisius, Yogyakarta, hlm. 36.
15 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
strukturalisme, dan fokus eksistensialisme pada hubungan antara subjek dan objek, semuanya menciptakan teori “parsial” yang berakhir sebagai ideologi. Foucault ingin membongkar kesatuan-kesatuan tersebut yaitu kode historis pengetahuan yang lebih mengarah pada kajian “arkeologi” ketimbang sejarah. Sistem Foucault sebagaimana sistem Durkheim menekankan pada kekecewaan masyarakat menurut cara pandang para penyimpang. Namun dia melampaui Durkheim ketika dia memasukkan ilmuwan sendiri ke dalam diagnosisnya, baik sebagai gejala maupun sebagai obat, mereka menciptakan pengetahuan dan bahasa,
dan
mereka
menebar
kekuasaan
agar
diimplementasikan
dan
mengabaikan para penyimpang yang ingin mereka musnahkan. Beginilah visi ironis Foucault, yang disebut oleh Northrop dan Frye dengan pengucilan dari pengucilan (detachement from detachement) yang telah menjadikannya sebagai guru bagi ilmu kemanusiaan. Keutamaan ide-ide Foucault semakin tegas saat sejumlah sejarawan Amerika berbicara tentang isu serupa dengan meneliti dampak moral puritan terhadap struktur politik, mereka mencari sintesis sosiologis antara politik dan psikologi yang dapat menjelaskan masa kini dalam hubungannya dengan masa lampau. Fokus mereka, terutama pada masyarakat Amerika, sementara Foucault dengan mudah dapat melintasi samudra, beralih dari penjara Amerika menuju moralitas Perancis, dan dari siksaan fisik menuju rasa bersalah psikologis. Dalam satu hal, teorinya, seperti halnya pikirannya, adalah ‘benalu’, yang dapat menghisap semua pengetahuan spesialis dan terpecah-pecah.
16 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Dalam Negara polisi, bahkan tidak mengetahui siapa yang tengah mereka awasi, dan dalam warga negara masyarakat yang represif, pemikiran yang mereka bebaskan, bagi kebanyakan orang bahkan tidak memiliki kapasitas untuk mengenali khayalan mereka sendiri. Foucault menempatkan alasan bagi adanya kesadaran palsu ini dalam produksi dan penyediaan pengawasan oleh kekuasaan medis legal. Para pekerja sosial dan terapis, misalnya, yang membantu individu beradaptasi, dibentuk seperti halnya para antek kekuasaan yang tidak sadar. Namun, masyarakat sosialis yang merupakan satu kegagalan dan menjadi korban negara polisi dalam bentuk yang lebih sadar bagi Foucault, tidak pernah memberikan
solusi.
Ini
secara
langsung
mempertentangkannya
dengan
Althusser15, yang pandangannya mengarah kepada hasil yang berbeda. Bagi Foucault, satu-satunya pembebasan jika ada akan datang dari pengetahuan, pengetahuan yang tumbuh di reruntuhan zaman kita. Meskipun dia tidak memprediksikan bagaimana ini akan terjadi, tampaknya dia bermaksud menunjukkan bahwa tipe-tipe hubungan subjek-objek dengan metode yang dikembangkannya akan bersifat instrumental, metode yang dia tunjukkan dalam upayanya mencari tempat kekuasaan yang bahkan tidak ditemukan Freud dan 15
Perbedaan lain antara dua pemikir tersebut adalah, jika Foucault menunjukkan bahwa kekuasaan tersebar dalam relasi sosial melalui proses diskursif, Althusser memberi sumbangan pada bagaimana ideologi beroperasi dan bagaimana ideologi direproduksi dan dipertahankan. Pertama-tama dengan menolak Marx, ia menyatakan bahwa tidak mungkin kita bisa menangkap realitas sebenarnya karena kita tergantung pada bahasa. Paling-paling kita hanya bisa merasakan meski bukan ‘kondisi real’, cara-cara di mana kita telah dibentuk dalam ideologi melalui prosesproses pengenalan yang kompleks. Menurut Althusser, ideologi tidak mencerminkan dunia real, melainkan merepresentasikan “hubungan-hubungan imaginer” individu-individu terhadap dunia real. Bagi Althusser ideologi merupakan ciri yang dibutuhkan masyarakat sejauh masyarakat mampu memberikan makna untuk membentuk anggotanya dan merubah kondisi eksistensialnya. Masyarakat manusia menyembunyikan ideologi sebagai elemen dan atmosfir yang sangat diperlukan bagi nafas dan kehidupan sejarah mereka. Dalam John B. Thompson, 2003, Analisis Ideologi, Penerbit IRCISOD, Yogyakarta, hlm. 10. Dikutip juga dalam John Storey, 2003, Teori Budaya dan Budaya Pop (terjemahan), Penerbit Qalam, Yogyakarta, hlm.160-172.
17 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Marx kekuasaan yang tampak dan tidak tampak, kelihatan dan tersembunyi, dan ada dimana-mana.
2. 2 Kritik Atas Teori Strukturalisme Teori dan metodologi Michel Foucault bermula dari kritiknya atas teori strukturalisme yang sepanjang empat puluh tahun sebelumnya, bersama fungsionalisme, barangkali telah menjadi tradisi intelektual yang paling terkemuka. Dalam beberapa aspek, kedua teori tersebut memang memiliki kesamaan asal-usul, dan sama-sama memiliki sifat penting. Silsilah keduanya dapat ditelusuri kembali ke Durkheim, seperti yang tercermin untuk contoh fungsionalisme melalui karya Radcliffe Brown dan Malinoski, dan untuk strukturalisme dalam karya Saussure dan Mauss. Dalam karya Saussure secara berurutan karya para penulis aliran Praha, strukturalisme muncul sebagai pendekatan terhadap linguistik. Namun dalam bentuk teori sosial, strukturalisme paling tepat didefinisikan sebagai penerapan model-model linguistik yang dipengaruhi oleh linguistik struktural untuk menjabarkan fenomena sosial dan kultural.16 Strukturalisme merupakan gerakan pemikiran yang kembali ke bahasa yang dirintis oleh Ferdinand de Saussure pada Tahun 1857-1913.17 Dalam wacana ilmu-ilmu sosial, strukturalisme merupakan penerapan analisis bahasa ke wilayah sosial. Realitas sosial adalah “teks” atau bahasa, dan bahasa selalu memiliki dua sisi yaitu; bahasa sebagai parole (tuturan percakapan lisan sebagai sisi eksekutif 16
Ahimsa Putra, H.S, 1984, Strukturalisme Lévi-Strauss : Sebuah Tanggapan, Basis XXXIII (4), hlm.122-135. 17 Ahimsa Putra, H.S, 1995, Lévi-Strauss di Kalangan Orang Bajo : Analisis Struktural dan Makna Ceritera Orang Bajo, Kalam 6, hlm. 124-143.
18 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
bahasa) dan sebagai langue (sistem tanda atau tata bahasa), dan sebagai “tanda” (sign), dalam bahasa ada dua aspek yaitu: Pertama, “penanda” (signifier) dan kedua, “petanda” (signified). Semenjak strukturalisme inilah muncul pendapat bahwa bahasa sebagai sistem tanda bersifat arbiter (arbitrary). Pergumulan antara ilmu sosial dan ilmu bahasa telah melahirkan perspektif baru yang membuka jalan bagi perkembangan kedua bidang ilmu tersebut. Ilmu bahasa semakin berkembang berkat penemuan-penemuan dalam bidang antropologi, demikian juga yang terjadi pada ilmu sosial atau antropologi yang perkembangannya banyak dipengaruhi oleh para ahli bidang linguistik. Proses inilah yang kemudian melahirkan strukturalisme Levi-Strauss.18 Strukturalisme merupakan suatu gerakan pemikiran filsafat yang mempunyai pokok pikiran bahwa semua masyarakat dan kebudayaan mempunyai suatu struktur yang sama dan tetap. Strukturalisme adalah suatu metode analisis yang dikembangkan oleh banyak semiotisian berbasis model lingusitik Saussure. Strukturalis bertujuan untuk mendeskripsikan keseluruhan pengorganisasian sistem tanda sebagai bahasa seperti yang dilakukan Lévi-Strauss dan mitos, keteraturan hubungan dan totemisme, Lacan dan alam bawah sadar, serta Barthes dan Greimas dengan grammar pada narasi. Mereka melakukan suatu pencarian untuk suatu struktur yang tersembunyi yang terletak di bawah permukaan yang tampak dari suatu fenomena. Social Semiotics kontemporer telah bergeser di bawah concern para strukturalis yang menemukan relasi internal dari bagianbagian di antara apa yang terkandung dalam suatu sistem. Melakukan eksplorasi 18
Abdullah, T. 2005, Analisis Struktural Lévi-Strauss Terhadap Tiga Lakon Karya Arthur S. Nalan : Kajian Transformasi Tokoh dalam Rajah Air, Kawin Bedil dan Sobrat, Tesis Pascasarjana Antropologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hlm. 345.
19 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
penggunaan tanda-tanda dalam situasi tertentu. Teori semiotik modern suatu ketika disatukan dengan pendekatan Marxis yang diwarnai oleh aturan ideologi. Strukturalisme adalah teori yang menyatakan bahwa seluruh organisasi manusia ditentukan secara luas oleh struktur sosial atau psikologi yang mempunyai logika independen yang menarik, berkaitan dengan maksud, keinginan, maupun tujuan manusia. Bagi Freud, strukturnya adalah psyche, bagi Marx, strukturnya adalah ekonomi, dan bagi Saussure, strukturnya adalah bahasa. Kesemuanya mendahului subyek manusia individual atau human agent dan menentukan apa yang akan dilakukan manusia pada semua keadaan. Ciri khas strukturalisme ialah pemusatan pada deskripsi keadaan aktual obyek melalui penyelidikan, penyingkapan sifat-sifat instrinsiknya yang tidak terikat oleh waktu dan penetapan hubungan antara fakta atau unsur-unsur sistem tersebut melalui pendidikan. Strukturalisme menyingkapkan dan melukiskan struktur inti dari suatu obyek (hirarkinya, kaitan timbal balik antara unsur-unsur pada setiap tingkat).19 Gagasan-gagasan strukturalisme juga mempunyai metodologi tertentu dalam memajukan studi interdisipliner tentang gejala-gejala budaya, dan dalam mendekatkan ilmu-ilmu kemanusiaan dengan ilmu-ilmu alam. Akan tetapi introduksi metode struktural dalam bermacam bidang pengetahuan menimbulkan upaya yang sia-sia untuk mengangkat strukturalisme pada status sistem filosofis.20
19
Ahimsa-Putra, H.S, 1997, Claude Lévi-Strauss: Butir-butir Pemikiran Antropologi dalam Lévi-Strauss: Empu Antropologi Struktural O. Paz, (terjemahan) oleh Landung Simatupang, LKIS, Yogyakarta, hlm. 87. 20 Ahimsa-Putra, H.S, 1998, Strukturalisme Lévi-Strauss Untuk Arkeologi Semiotik, Makalah seminar Arkeologi, tanpa halaman.
20 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Satu filsuf seperti Saussure menekankan bahwa suatu tanda bahasa bermakna bukan karena referensinya kepada benda dalam realitas. Yang ditandakan benda dalam realitas bukanlah benda, melainkan konsep tentang benda. Karena menurut ia tanda konsep tidak lepas dari tanda bahasa, tetapi termasuk tanda bahasa itu sendiri. Menurut Saussure juga, tanda bahasa yang dipelajari oleh linguistik terdiri atas dua unsur; le signifiant the signifier dan the signified.21 Dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan “penanda” dan yang “ditandakan”. Segnifiant adalah aspek material dari bahasa, sedangkan segnifie adalah gambaran mental, pikiran atau konsep. Bahasa sebagai sistem ini membawa kita kepada perbedaan yang dilakukan oleh Saussure, linguistik harus memperhatikan sinkroni sebelum menghiraukan diakroni. Sinkroni dan diakroni berasal dari kata yunani kronos (waktu) dari awalan syn dan dia, masing-masing berarti “bersama” dan “melalui”. Maka dari itu, sinkroni dapat dijelaskan sebagai “bertepatan menurut waktu” dan diakroni “menelusuri waktu”. Maka dapat disimpulkan, diakroni adalah peninjauan historis menurut sejarah atau kejadian yang sudah berlalu, sedangkan sinkroni menunjukkan pandangan yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan prespektif historis (peninjauan ahistoris). Maka dari itu, jelas bahwasanya ciri khas strukturalisme ialah pada deskripsi keadaan aktual objek melalui penyelidikan, penyingkapan sifat-sifat instrinsiknya yang tidak terikat oleh waktu dan penetapan hubungan antara fakta atau unsur-unsur sistem tersebut melalui pendidikan. Berangkat dari seperangkat 21
Leni, N, 2004, Analisis Struktural Lévi-Strauss dan Mitos Tasawuf, Tesis Pascasarjana Antropologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hlm. 106.
21 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
fakta yang akan diamati pada permulaannya, strukturalisme menyingkapkan dan melukiskan struktur inti dari suatu objek (hierarkinya, kaitan timbal balik antara unsur-unsur pada setiap tingkat), dan lebih lanjut menciptakan suatu model teoritis dari objek tersebut. Dengan penyelidikan dan penyingkapan instrinsiknya maka terjadi beberapa perkembangan dan penyimpangan strukturalisme yang pada mulanya menerapakan pendirian Saussure, tapi sekarang sudah diterapkan dalam bidang yang lain. Seperti yang dilakukan oleh Claude Levi-Strauss22 dengan menuju spesifikasi struktur tetap hubungan-hubungan yang berdasar hipotesis, di terima oleh semua manusia secara tidak sadar dan pra-reklektif. Levi-Strauss menggunakan metode antropologi dan linguistik secara serempak. Dalam penerapan metodenya ini kemiripan atau kesamaan berbagai macam mitos dan adat-istiadat dalam berbagai masyarakat, manusia dipandang sebagai porsi dari struktur yang tidak “dikonstitusikan” oleh analisis itu melainkan “dilarutkan” dengan analisis.23 Strukturalisme menjelaskan bahwa produksi makna merupakan efek dari struktur terdalam dari bahasa, dan kebudayaan bersifat analog dengan struktur bahasa, yang diorganisasikan secara internal dalam oposisi biner yaitu; hitamputih, baik-buruk, lelaki-perempuan dan lain sebagainya. Dalam konteks pengabaian
human
agents,
strukturalisme
bersifat
antihumanis.
Konsep
strukturalisme tentang kebudayaan lebih memusatkan perhatiannya pada sistem22
Ahimsa Putra, H.S. 2008, Ritus Kematian : Ritus Peralihan, Ritus Penandaan, Ritus Pertukaran, Jurnal Penelitian Walisongo XVI (2), hlm. 59-76. 23 Christopher R. Bdcock, 1975, Levi Strauss: Strckturalisme and Sociological Theory, (terjemahan) Robby Habibah Abror, 2008, Levi Strauss: Strukturalisme dan Teori Sosiologi, Pustaka Pelajar, Jogjakarta, hlm. 109.
22 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
sistem relasi dari struktur-struktur yang mendasari sesuatu (umumnya bahasa) dan aturan-aturan bahasa yang memungkinkan terjadinya makna.24 Pandangan strukturalisme tentang makna yang diorganisasikan secara internal dalam posisi biner, sama dengan mengatakan bahwa makna bersifat stabil. Kestabilan makna inilah yang menjadi pusat serangan pasca strukturalisme atas strukturalisme, sebagaimana yang dilakukan oleh Michael Foucault. Foucault menyatakan bahwa makna tidaklah stabil, ia selalu dalam proses. Makna tidak bisa dibatasi dalam satu kata, kalimat atau teks khusus, tetapi ia merupakan hasil dari hubungan antarteks yaitu intertektualitas. Sama seperti strukturalisme, poststrukturalisme juga bersifat antihumanis. Foucault pada tahun 1984 menyatakan bahwa manusia hanyalah produk dari sejarah. Dalam hal politik kebenaran, setiap masyarakat dianggap memiliki rezim kebenaran, berupa; Pertama, tipe wacana yang diterima dan membuatnya berfungsi sebagai kebenaran; kedua, mekanisme untuk memudahkan pembenaran dan penyalahan; ketiga, alat sanksi; Keempat, teknik dan prosedur untuk mengkomposisikan nilai. Berkaitan dengan politik kebenaran tersebut, posmodernisme mengajukan kritiknya bahwa kebenaran bukanlah berasal dari base-structure ataupun superstructure, melainkan dari perbincangan atau wacana yang berkembang dalam masyarakat yang selanjutnya membenarkan ataupun menyalahkan. Proses pendisiplinan atau rutinisasi yang bertujuan menciptakan wacana ataupun transmisi pengetahuan, tidak hanya dilakukan oleh institusi-institusi saja
24
Dengan kata lain strukturalisme menekankan pendekatan sinkronik, relasi-relasi struktur dianalisa dalam potongan-potongan peristiwa yang bersifat khusus. Di sini strukturalisme sangat menekankan aspek kekhususan kebudayaan yang tidak bisa direduksi begitu saja ke dalam fenomena lainnya.
23 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
melainkan juga melalui wacana atau perbincangan yang terjadi secara umum dan meluas dalam masyarakat. Dengan demikian maka konsep apparatus yang dikemukakan oleh Althusser menjadi tidak relevan lagi. Sebagai contoh, rakyat takut kepada negara padahal negara tidak lagi menakuti rakyatnya. Foucault menyebutnya sebagai diskontinuasi fungsi. Total praktik dominasi tersebut terus bergerak dan pada gilirannya mengalami kontekstasi sehingga tak ada kesepakatan makna yang pasti.
2. 3 Perdebatan Teoritik Kritik Marxis oleh Foucault, tentu saja, bertentangan dengan klaimnya bahwa “praktik arkeologis” adalah suatu usaha yang tidak terlalu berbeda dengan materialisme historis. Foucault hanya menggunakan kata-kata, kata Lecourt, karena dia tidak memiliki jawaban atas pertanyaannya sendiri tentang kedekatan antara infrastruktur dengan ideology, dan Foucault tidak mengatakan bagaimana ideologi praktis dipresentasikan dalam ideologi teoritis, atau bagaimana letusan sains di dalam pengetahuan dimasukkan ke dalam bangunan sosial. Arkeologi Foucault kehilangan sudut pandang kelas, begitu Leocourt menyimpulkan, dan melupakan jawaban yang dapat disediakan oleh materialisme historis (ala Althusser), kekurangan ini menciptakan suatu ideologi arkeologi itu sendiri. Meskipun Lecourt mungkin benar, kesimpulannya bahwa materialisme historis memiliki jawaban yang lebih dari sekedar kontra-ideologi, namun ia menghapus apa yang dapat menjadi basis penjelasan Foucault. Lecourt lupa bahwa Marxisme
24 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Foucault muncul,25 paling tidak sebagian, dari penjelasan sebenarnya tentang masyarakat Soviet maupun tentang kapitalisme, dari perhatiannya terhadap kebebasan individu suatu kebebasan yang dia anggap tidak ada ketika dia mengunjungi rumah sakit dan penjara Soviet. Secara keseluruhan Foucault membuktikan kesalahan kritik kaum kiri dengan menyerang kondisi di Rusia. Kritik lain yang serupa dengan pendekatannya
atas
sejarah
pemikiran,
meragukan
bahwa
dogmatisme,
selektivitas disiplin, otonomi, atau lokasinya di dalam sejarah pemikiran tetap tegak. Beberapa orang mempertanyakan hubungan subjek-objek-kebanyakan dalam The Archeology of Knowledge pengkajian spekulatif itu sendiri, sejarah ilmu ini, dengan “dasar” positivitas dan epistemologi, saintivitas dan formasi, tampak terlalu sederhana bagi mereka dan kurang ilmiah dibandingkan dengan klaim Foucault. Sejumlah sosiolog Amerika menganggap bahwa pendekatan Foucault khususnya berguna untuk mengkaji penyimpangan, dan untuk memperluas prespektif sosial mereka, atau bahasa pseudo-netral mereka. Dalam konteks ini, teori-teori Foucault seringkali digunakan untuk mendukung pandangan-
25
Kritik tajam atas pandangan ideologi Marx ini dilakukan oleh Michel Foucault. Menurut Foucault, Marx masih terjerat mimpi dan kerinduan akan sebentuk kebenaran atau pengetahuan yang bebas dari distorsi, tipuan dan ilusi. Ia tergoda untuk mempertentangkan antara false knowledge dan true knowledge. Bahwa gagasan atau pengetahuan yang mencerminkan realitaslah yang benar. Di sini Marx menganggap realitas lebih prior dari gagasan dan kehidupan mental bersifat sekunder dari determinan ekonomi material. Sedangkan baginya ideologi harus dipertentangkan dengan apa yang dianggap sebagai kebenaran. Menurut Foucault, wacanawacana, pengetahuan-pengetahuan beserta institusi penopangnya pada dirinya sendiri tidaklah memuat kategori benar atau salah. Karena setiap masyarakat dan setiap zaman memiliki bentukbentuk wacananya sendiri yang di dalamnya kebenaran-kebenaran itu dibangun. Kebenaran adalah capaian sistem-sistem pengetahuan yang menguasai tatanan sosial yang berisi teknik-teknik, prosedur-prosedur nilai, tipe-tipe wacana, dan teknologi yang dikembangkan. Dalam, E. Doyle McCarthy, 1996, Knowledge as Culture, Routledge London & New York, hlm. 37.
25 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
pandangan radikal. Namun Foucault tidak benar-benar radikal dalam pengertian Marxis, meskipun penyingkapan radikal atas praktik kedokteran dan kehakiman dalam kaitannya dengan struktur kekuasaan dan sistem kepercayaan modern secara konseptual dapat digunakan oleh kaum radikal. Foucault menentang tidak hanya gagasan Marxis, namun juga pandangan Durkheim bahwa solidaritas sosial tumbuh bersama dengan pertumbuhan hukumhukum tertulis. Dia justru menunjukkan bahwa, meskipun secara tidak langsung, puluhan ribu hukum-hukum yang dijelaskan dengan bantuan bidang kedokteranmenjadikan dokter dan pengacara sebagai “pendeta” baru kita, yang telah melegalkan dan memedikalisasikan kita ke dalam anomi yang semakin menguat. Dan, seperti para pendahulu mereka, meneguhkan dusta mereka sendiri. Ketika modernitas dimulai, ketika “manusia mulai ada di dalam organismenya, di dalam tengkorak kepalanya, di dalam pelindung anggota badannya, dan di dalam keseluruhan struktur fisiologinya; ketika dia (menjadi) pusat kerjanya; (dan) ketika dia berpikir di dalam bahasa yang jauh lebih tua darinya.” Pada zaman modern “kenaifan praktis” dan kemajuan ilmiah bertemu, ketika manusia tampak sebagai “doublet” yang bersifat empiris dan transendental.” Pada level ini Comte dan Marx tidak dapat dipisahkan “secara arkeologis,” sehingga Foucault tidak secara langsung menghantam mereka ketika dia mempertanyakan tentang hakikat manusia, hubungan antara yang dipikirkan dengan yang tidak dipikirkan satu bentuk baru “refleksi yang bergerak dari analisis “Kantian dan Cartersian.” Dia mengarahkan perhatiannya kepada Freud,
26 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ketika
idenya
tentang
alam
bawah
sadar
“tak
terpikirkan”
sehingga
mengartikulasikan dirinya sendiri menjadi pemikiran, atau ketika dia berbicara tentang “ Liyan yang bukan hanya saudara laki-laki namun juga saudara kembar, bukan manusia, ataupun ada dalam diri manusia, namun ada di sampingnya dan pada saat yang sama, ada dalam kebaruan yang identik, dalam suatu dualitas yang tak terhindarkan.” Foucault melalui Hegel dan Marx, Sade dan Nietzsche, Artaud dan Bataille terus menerus membuktikan bahwa pemikiran kini tidak lagi bisa yang bersifat teoritis, namun merupakan suatu tindakan yang membahayakan. Dia sampai mengakhiri argumennya dengan mempertentangkan pasangan ganda yang “mengungkapkan hal-hal yang sama,” yang terpikirkan dan tak terpikirkan, yang empiris dan yang transendental. Pembacaan teks cara baru ini, yaitu menggiring kita pada kode pengetahuan, pada gilirannya terikat pada perubahan-perubahan yang terjadi pada bidang-bidang lain. Analisis komoditas dan kemakmuran, misalnya, digantikan oleh analisis sistem moneter sehingga pengetahuan ekonomi juga mengalami pergeseran tempat, terputus dan terpisah dengan masa lalu. Dengan menempatkan diskontinuitas dalam pengetahuan ekonomi ketimbang dalam kondisi ekonomi, Foucault mengabaikan tidak terhindarkannya revolusi Marx dan Marxisme Althusser, meskipun dia semakin menekankan bahwa faktor ekonomi itu penting. Foucault menghubungkan kondisi ekonomi dengan pemahaman baru oleh manusia atas situasi mereka sendiri dan atas cara baru dimana modal dan buruh, waktu dan biaya produksi terkait dengan sarana Husserl dan bagi semua refleksi fenomenologis atas subjektivitas.
27 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Inklusivitas asumsi-asumsi Foucault diyakini telah membangkitkan sejumlah kritisisme. Beberapa komentar yang menyeret Foucault untuk mengevaluasi sejumlah postulat dasar. Bukunya Archeology of Knowledge, katanya, menjawab beberapa keberatan teoritis dengan memperluas karya-karya sebelumnya dan mengkaji ulang konsep-konsep lama. Kategori lama misalnya “pengalaman” dalam Madness and Civilization, “pencermatan” dalam The Birth of the Clinic, dan “episteme” dalam The Order of Things berubah ketika fokus barunya menjadi fungsi penjelas (enounce). Kini dia bertekad untuk melakukan reorganisasi, melakukan perbaikan secara metodis dan terkontrol, apa-apa yang sebelumnya dia lakukan secara membabi-buta. Ketika dia secara sistematis mulai menjelaskan setiap aspek bahasa terucap dan bahasa tak terucap, dia mencoba mengungkapkan transformasi yang berlangsung secara alamiah. Hal ini dimaksudkan bahwa setelah terjadinya kehancuran, suatu pengetahuan baru dimulai dan ini tidak terkait dengan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya. Dia ingin menjauhkan diri dari totalitas kultural, sehingga dia dapat “menerapkan bentuk-bentuk analisis struktural atas sejarah itu sendiri,” sambil mengkonstruksi suatu metode “analisis historis yang bebas dari antropologi,” dalam “suatu ruang kosong yang pelan-pelan mengejawantah dalam wacana yang penuh dengan risiko,” atau pada “tempat tertentu yang didefinisikan oleh bagian luar yang saling berdekatan.” Ketika dia menyangkal adanya kontinuitas sejarah sebagai subjek dan diskontinuitas struktural kehancuran sejarah, dia menemukan suatu metodologi strukturalis tanpa
28 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
struktur atau sejarah yang bertujuan untuk mengungkap bahasa “murni” dan yang mirip dengan pembacaan tekstual Barthian. Tentu saja gagasan Foucault tentang perputaran bahasa dan ruang kosong yang terus berlangsung, yang dalam beberapa hal serupa dengan kucing yang tengah memburu ekornya, menjadi begitu berat dan mandul.26 Kegilaan, penyakit, dan kejahatan lebih menarik dibandingkan perjalanan linguistik menuju sejarah ini dan menuju impersonalitas, regularitas dan pudarnya pengetahuan itu sendiri, khususnya ketika sejumlah contoh hanya terpancang untuk mengilustrasikan saintifitas. Foucault menyatakan bahwa idenya tentang arkeologi monumen yang telah mati, jejak-jejak yang tak bergeming dan objek tanpa konteks bekerja dari dalam dirinya sendiri, sehingga kemajuan kesadaran dan evolusi pemikiran, tematema konvergensi dan kepandaian menjadi tidak sahih. “Sejarah Global” semakin pudar ketika “sejarah umum” muncul, dengan berbagai seri, perpecahan, batas, kekhususan kronologis, dan tipe-tipe hubungan. Foucault menyatakan bahwa sejarah beroperasi dari premis anti-antropologis, anti humanis dan antistrukturalis, sehingga sekali lagi dia menentang dirinya sendiri, melawan kebanyakan “teoritikus besar” lainnya. Praktik linguistiknya menggerogoti pendekatan Marxis dengan menghindari urusan politik dan menyanggah LeviStrauss dengan menyerang bahasa mengambang dan tema-tema yang tidak berhubungan sebagaimana dikembangkan oleh antropologi. Dan ketika dia berulang kali menolak pengarang sebagai pencipta suatu karya, dengan menyatakan bahwa karya kreatif muncul dari konteks mereka (kebudayaan dan 26
Fillingham, Lydia Alix, 2001, Foucault Untuk Pemula, (terjemahan), Kanisius, Yogyakarta, hlm. 34.
29 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
pengetahuan),
dia
bersebelahan
dengan
Barthes,
dan
secara
simultan,
memaksakan adaptasi epos Bachelard yang dikembangkannya sendiri.
2. 4 Bahasa (language), Pengetahuan (Arkeologi), dan Kekuasaan (Geneologi) Temuan-temuan Foucault tentang bahasa, arkeologi pengetahuan dan geneologi kekuasaan disejumlah karyanya menarik digunakan sebagai pisau analisis disertasi ini. Bahasa (language) yang disampaikan akan menghasilkan produksi pengetahuan baru. Sementara pengetahuan (knowledge) menurut Foucault akan sangat menentukan bagaimana sebuah kebenaran disampaikan. Kekuasaan (power) memiliki kesanggupan untuk mengkonstruksikan realitas secara subyektif untuk kepentingan dan tujuannya sendiri. Dalam penjelasannya Foucault mencoba untuk mendiskusikan, bagaimana konsep sakit dibentuk, diartikan diucapkan sesuai dengan katanya sendiri, yakni sakit. Oleh karenanya Foucault mencoba menjelaskan terminologi ini dengan cara mengadopsi pendekatan sistemik fungsional linguistik yang telah dikembangkan oleh Saussure. Dengan demikian, produksi dan reproduksi pengetahuan (knowledge) dan kebenaran (truth) yang disirkulasikan kepada publik sebenarnya bergantung pada bagaimana pengetahuan dan kebenaran itu disampaikan. Pengetahuan dan kebenaran pada akhirnya hanyalah milik kekuasaan dominan. Kebenaran bergantung pada siapa yang menyampaikannya atau memproduksinya.27
27
Rachmah Ida, 2011, Metode Penelitian Kajian Media dan Budaya, Airlangga University Press, hlm. 74-76.
30 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Untuk memudahkan memahami ketiga hal penting dalam teori Foucault di atas, berikut akan peneliti sajikan dalam tiga sub pembahasan berikut.
2.4.1 Dominasi Bahasa Di dalam buku The Order of Things28 dijelaskan bahwa kebenaran sangat bergantung pada bahasa (language) yang digunakan. Oleh karena itu bahasa dalam konteks ini menjadi sangat penting. Karena itu pemikir Prancis ini meletakkan teks-teks para dokter dan ilmuwan tentang manusia, teks seniman dan para filsuf menjadi sesuatu yang harus terus digali, “pembentukan ilmu kedokteran atau biologi (menjadi) suatu kerja puitis, satu “penciptaan” atau “penemuan” asli dari suatu domain penelitian.” Sebagaimana ketika dia menelanjangi representasi dan permainan linguistik, mencoba memahami hal-hal yang ada di balik wacana dan struktur pengetahuan, dan sebagaimana dia mengungkap strategi yang memperkuat “ritual konseptualisasi,” pencariannya atas tatanan, pada gilirannya, meresahkan sejarah konvensional. Peristiwa yang terjadi secara berurutan dijelaskan, asosiasi bebas yang begitu canggih mengambil alih peran sebagaimana ketika peristiwa, pengarang, dan karya-karya mereka memperkuat dan “membuktikan” teori-teori itu. Sebagaimana Levi-Strauss, dia menjanjikan adanya tatanan, setelah semua representasi terungkap ketika kode-kode pengetahuan pada masing-masing kurun waktu akan diketahui dengan jelas. Sebagaimana Levi-Strauss, dia menggunakan 28
Di dalam buku ini dia tampak mengungguli Comte maupun Levi-Strauss, dalam penjelasan singkat dan menyeluruh tentang jagad kita, mulai dari kedokteran sampai psikologi, dari ekonomi sampai fisika dan tekhnologi, dalam rangka menemukan struktur terpadu pengetahuan melalui kerangka kerja linguistik struktural. Dalam, Foucault, The Order Of Things an Archeology of Human Sciences, (teremahan) B. Priambodo M.S dan Pradana Boy M.S, 2007, Order Of Thing Arkeologi Ilmu-ilmu Kemanusian, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, hlm. 115.
31 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
sistem empat sudut, “quadra-lateral bahasa” (proposisi, artikulasi, penampakan dan observasi), yang “segmennya berbenturan satu sama lain,”dan yang hubungan diagonalnya menempatkan nama di tengah-tengah. Skema ini, yang berlaku bagi semua literatur dari fiksi sampai dengan sains, dimaksudkan untuk menunjukkan hubungan antara semua teks tertulis, untuk membuktikan kesatuan bahasa itu sendiri, dan untuk meletakkan ilmu kalimat (sintaksis) ke dalam konteks historis, yang secara genetis mengaitkan hal ini dengan alam. Pada titik ini, analisis dan tempat dikatakan bertemu pada akhir abad pertengahan dan muncul sebagai prosa dunia yaitu suatu prosa yang diperlakukan seperti halnya kegilaan dan penyakit. Foucault menjelaskan bahwa bahasa dalam bentuk aslinya, ketika diberikan Tuhan kepada manusia, telah jelas, karena bahasa berakar pada tanda. Namun kejelasan tanda dirusak ketika bahasa menjadi terpisah dan memiliki banyak makna dan fungsi simbolik. Pada awalnya, Foucault berpendapat, bahwa bahasa berakar pada kemiripan melalui kedekatan, rasa senang, analogi dan simpati. Namun, dalam bahasa tertulis, terdapat interaksi kompleks yang mencerminkan kondisi sosial dan budaya serta perubahan-perubahan dalam bahasa. Tanda mulai diatur dalam gaya biner ketika hubungan antara penanda dan petanda, dan rantai kemiripan mengarah kepada signature (pengakuan dan kesamaan, atau tanda yang mengikat sejumlah kemiripan) sebagai “bentuk pertengahan
kemiripan
yang
sama,”atau”tanda
simpati,”
dalam
rangka
mendelegitimasi dunia dan membentuk suatu teks tunggal yang begitu besar bagi mereka yang dapat membaca.” Foucault mencoba merekontruksi sejarah universal
32 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
dengan kembali kepada akar bahasa-dengan bantuan analisis strukturalis atas segala hal yang ditulis tentang alam dan binatang, grammar dan sintaksis, kata kerja dan tanaman, dan tentang apapun yang kebetulan dijumpai. Ketika Foucault “mengartikulasikan” dan “menunjukkan,””berbicara” dan “membuat klasifikasi,” dia menunjukkan bahwa kemiripan yang memerintah sampai dengan zaman Renaissance tiba-tiba diubah dan direorganisasikan ketika para dokter menggantikan klasifikasi alamiah dengan anatomi komparatif, ketika para ekonom politik lebih banyak berbicara tentang buruh dan produksi ketimbang tentang kesejahteraan, dan ketika tata bahasa umum membukakan jalan bagi filologi historis. Namun Foucault tidak memusatkan perhatiannya pada transformasi-transformasi ini, namun hanya pada kesadaran baru dan sejumlah kode yang muncul dari mereka, kode yang hanya dapat diketahui setelah fakta dan hal-hal yang tergantung pada kombinasi bahasa yang ada, representasi dan signature yang menjadi basis kembalinya tindakan dalam rangka memperkuat pemisahan kode-kode epistemik ini. Pemisahan semacam itu, sekali lagi, sebagaimana “ditunjukkan” melalui karya literer seperti Don Quixote, yang analogi dan ambiguitasnya mula-mula “memperkenalkan” sastra. Dengan kemunculan ini, “kata-kata dan hal-hal tertulis tidak lagi mirip satu sama lain, sebagaimana yang dijelajahi Don Quixote, ketika kegilaan dan kewarasan menyatu di dalam dirinya, dan ketika bahasa terpisah dari hal-hal disekitarnya, hanya dalam rangka kembali pada literatur yang tidak lagi “berbicara.”
33 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Dalam
konteks
ini
arkeologi
Foucault
sesungguhnya
menolak
subjektivitas. Pengarang, karya, dan bahasa dikatakan menjadi objek dalam pencarian logika yang tidak tergantung pada tata bahasa, kosakata, bentuk sintetik, dan kata-kata. Manusia pada gilirannya menjadi subjek wacana yang dibuatnya sendiri, baik sebagai objek pengetahuan maupun sebagai subjek yang mengetahui.29 Pendek kata bahasa menurut Foucault tidak boleh berhenti pada teks. Pemaknaan kata demi kata di dalam bahasa harus mempertimbangkan sejarah dan geneologisnya. Menurutnya, Paul Ree telah salah ketika mengikuti kecenderungan bahasa Inggris dalam menggambarkan sejarah moralitas dalam istilah-istilah pengembangan linier dengan memperkecil keseluruhan sejarah dan genesisnya, ke dalam suatu pokok perhatian yang eksklusif bagi kegunaannya. Ree berasumsi bahwa kata-kata telah menyimpan maknannya sendiri. Bahwa masih menggebu keinginannya dalam satu arahan yang tunggal, dan bahwa ide tersebut telah menahan logika makna kata-kata itu, dan Ree telah mengesampingkan kenyataan bahwa dunia pengucapan dan keinginan telah mengenali invasi, perjuangan, perampasan, dan konser kesenangan30.
29
Foucault mencontohkan bagaimana manusia berada di luar wacananya sendiri, ketika misalnya dia menunjukkan bagaimana raja dalam lukisan Velasquez adalah seorang budak sekaligus orang merdeka, dilihat dari cermin, penampakan riilnya terpisah, dan “keterbatasannya diumumkan” sejauh dia mengetahui bahwa lukisan tersebut mengabadikan dirinya dan mempersiapkan kematiannya. 30 Foucault, 1954, dalam Pengetahuan dan Metode (ter) Arif, 2002, Jala Sutra, Jogjakarta, hal: 273
34 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.4.2 Arkeologi Pengetahuan Metode arkeologis yang disajikan Foucault tersebar dalam empat buku yang peneliti sajikan dalam tabel di atas. Di dalam buku-buku tersebut secara menyebar disajikan sejumlah konsep yakni: savoir, connaissance, positivitas, penjabaran, pernyataan, arsip, formasi diskursif, keteraturan penjabaran, ruang kolektif,
teori
envelope,
tingkat
batas,
periodesasi,
divisi,
peristiwa,
diskontinuitas, dan praktik diskursif. Namun demikian, dua konsep yang lebih sering dikutip dari sederet konsep di atas adalah savoir dan connaissance. Dalam sebuah wawancara tahun 1966 Foucout dengan panjang lebar menjelaskan arkeologi sebagai berikut: Aku ingin menggunakan arkeologi bukan untuk merujuk pada sebuah disiplin ilmu, namun domain penelitian yang sosoknya adalah sebagai berikut: dalam sebuah masyarakat, badan-badan pembelajaran yang berbeda, gagasan-gagasan filosofis, opini sehari-hari dan juga institusi, praktik perdagangan dan aktivitas pengawasan adat istiadat, semuanya merujuk pada praktik pengetahuan tersirat (savoir) yang khas bagi masyarakat bersangkutan. Ilmu pengetahuan ini sangat berbeda dengan badan pembelajaran formal (des connaissance) yang bisa kita baca di dalam buku-buku ilmiah, teori-teori filsafat, dan dalil-dalil agama, namun savoir itulah yang memungkinkan munculnya sebuah teori, opini, atau praktik pada momen tertentu.31 Oleh sebab itulah Foucault menyarankan pentingnya memahami kedua konsep ini. Connaissance adalah badan pengetahuan khusus dan formal sementara savoir adalah kondisi-kondisi diskursif yang diperlukan bagi pengembangan connaissance.
31
Norman K Densin dan Yvonna S. Lincoln, 2005, The Sage Hand Book of Cualitative Research 2. (terjemahan) Dariyatno, 2011, The Sage Hand Book of Cualitative Research 2, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, hlm. 222.
35 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Untuk lebih jelasnya Foucault sesungguhnya telah memberikan contoh perbedaan dari kedua konsep di atas dalam buku The Archaology of Knowladge pada Tahun 1972 ia mengatakan: Pilar penopang Madness and Civilization adalah kemunculan displin psikiatri pada awal abad XIX. Disiplin ini tidak memiliki kandungan yang sama, tidakpula melakukan pengorganisasian internal yang sama, tidak memiliki tempat yang sama di dunia kedokteran, tidak pula fungsi praktis yang sama, sekaligus tidak pula memiliki metode yang sama dengan tulisan tradisional tentang penyakit kepala atau penyakit saraf yang lazimnya ditemukan dalam paparan ilmiah kedokteran abad XVIII. Dengan penjelasan di atas sesungguhnya Foucault tengah memperbandingkan disiplin psikiatri yang muncul pada awal tahun 1800-an dengan penyakit kepala dan penyakit saraf pada tahun 1970-an. Karena sepanjang abad XVIII kedua penyakit tersebut merupakan perbandingan paling dekat dengan disiplin psikiatri sepanjang abad XIX, Foucault kemudian melanjutkan: Namun ketika mengkaji disiplin ilmu yang baru ini, saya menemukan dua hal: sisi yang memungkinkanya hadir (maksudnya kemunculan disiplin psikiatri) pada saat kemunculannya. Dan sisi yang memicu perubahan besar ini (yaitu perubahan dari penyakit kepala abad XVIII menjadi psikiatri abad XIX) di dalam pengelolaan konsep, analisis, dan peragaan, adalah serangkaian relasi antar pemondokan/hospitalisasi, pemenjaraan, syarat dengan prosedur pengucilan social, aturan yurisprodensi, aturan tenaga kerja industrial dan moralitas borjuis, singkat kata segenap kelompok relasi yang menandai praktik diskursifnya ini (yaitu psikiatri) dengan formasi pernyataan-pernyataannya. Dengan demikian sisi yang memungkinkan psikiatri muncul sebagai sebuah disiplin keilmuan formal, sebagai sebuah connaissance adalah serangkaian perubahan konsep, praktik, prosedur, institusi dan norma, yaitu perubahana terhadap savoir yang jauh lebih luas, sebagaimana yang lebih lanjut dielaborasi oleh Foucault di bawah ini:
36 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Namun praktik diskursif ini tidak hanya mewujud nyata dalam sebuah disiplin ilmu (yaitu psikiatri) yang memiliki status ilmiah dan anggapan ilmiah (connaissance) praktik diskursif ini juga ditemukan di dalam pelaksanaan teks-teks hukum, dalam kesetaraan, dalam filsafat, dalam keputusan politik, dan dalam sebuah pernyataan yang dibuat dan opini yang dilontarkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, jikalau sejarah psikiatri lazimnya ditulis dalam perspektif para psikiatri sebagai sebuah disiplin formal, yang memiliki status ilmiah dan anggapan-anggapan ilmiah, maka Foucault menyatakan bahwa langkah tersebut belum memadai. Karena itu agar bisa mempelajari psikiatri dengan lebih baik, maka perlu pula mempelajari serangkaian konsep yang jauh lebih luas atau yang Ia sebut sebagai (savoir). Dengan demikian bagi Foucault arkeologi difokuskan pada kajian tentang (savoir) yang merupakan kondisi kemungkinan bagi ilmu pengetahuan formal. Dengan maksud untuk memperlihatkan bahwa psikiatri atau disiplin formal lainnya tidak semata-mata muncul dari lintasan jalur hsitoris disiplin-disiplin yang berkaitan manakala sejarah tersebut semata-mata dibatasi pada disiplin formal sebagai sebuah disiplin formal. Justru sebaliknya, sejarah dari sebuah disiplin formal harus menyoroti connaissance pernyataan formal dari sebuah disiplin ilmu, sekaligus savoir, serangkaian praktik kebijakan, prosedur, institusi politik, dan sejenisnya yang jauh lebih luas, namun kurang rasional. Pesan Foucault yang lebih besar adalah bahwa bukannya mendukung pandangan tradisional yang menyatakan bahwa ilmu formal (connaissance) semisal psikiatri dan ekonomi, memiliki jalur kemunculan rasional formalnya sendiri, ilmu pengetahuan formalnya justru muncul lebih secara irrasional atau tidak rasional dari savoir, yang tidak semata-mata mencakup yang
37 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
formal dan rasional, namun juga mencakup irrasionalitas politik, praktik institusional, opini masyarakat, dan lainya yang jaub lebih luas. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan formal (connaissance) pada dasarnya muncul dari serangkaian luas sumber atau kondisi irrasional yang kompleks, sedangkan kondisi kemungkinan (savior) yang lebih kompleks, campur aduk dan ambigu ini, meruntuhkan cerita atau metanarasi ilmu pengetahuan formal yang rasional dan modernis. Dalam kaitan ini James Joseph dan Kathryn menegaskan bahwa yang coba diperjuangkan oleh Foucault melalui serangkaian arkeologinya adalah untuk mengkaji kasus-kasus spesifik dari hasil kerja nalar. Dalam rangka ini, pemikir Prancis ini sampai pada dua kesimpulan besar: Pertama, sejarah nalar di dalam kasus-kasus spesifik ini tidak sepenuhnya dan seutuhnya berupa sejarah perbaikan yang berciri progresif, atau rasionalitasnya yang terus menerus meningkat. Artinya nalar dalam kasus-kasus spesifik tersebut tidak kemudian menjadi lebih canggih, lebih benar, dan lebih rasional.32 Kedua, bahwa disiplin keilmuan, ilmu pengetahun formal, tidak bisa dipelajari dan dipahami hanya melalui terma-terma formulanya sendiri. Justru sebaliknya connaissance sesungguhnya muncul dari savoir, yang mencakup ilmu pengetahun formal. Hal lain yang dipersoalkan Foucault dalam arkeologi pengetahuan adalah subyek modernitas sebagaimana dalam pernyataannya:
32
Dalam kaitan ini Foucault tidak sekedar mengkritik narasi induk (master narrative) tetapi justru memberikan contoh-contoh berbasis penelitian yang membuktikan bahwa narasi induk besar itu keliru.
38 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Menjadikan analisis historis sebagai diskursus yang berlangsung terus menerus dan menjadikan kesadaran manusia sebagai subyek asli bagi semua perkembangan historis dan semua aksi merupakan dua sisi dari system pemikiran yang sama (yaitu modernitas). Dengan demikian Foucault menyatakan bahwa manusia atau subyek manusia menciptakan sejarah manusia dan menciptakan yang terpenting, ilmu pengetahuan formal (connaissance) secara logis, rasional, terus menerus, hanyalah merupakan ideology modernitas. Dan menurut Foucault, ideologi ini bisa diruntuhkan menggunakan metode arkeologis.33 Model arkeologis Foucault amat berbeda dengan para pendahulunya seperti; Rene Descartes, Karl Marx, Hagel, bahkan Friedrich Nitzsche. Jika Descartes meyakini pengetahuan34 merupakan proses menyangsikan untuk menangkap kebenaran yang diperoleh dari aktivitas berpikir35 dan hal tersebut merupakan dasar discourse mengenai aku sebagai sesuatu yang berpikir36 Dan “aku berfikir” dalam cogitonya merupakan premis tertinggi dalam membangun sebuah pengetahuan filsafatnya. Sementara itu Karl Marx, masih dalam konteks pengetahuan ia tidak mampu keluar dari kerangka penalaran dialektis37 Suatu cara berpikir yang tetap menekankan pada pola kontradiksi38, ala Hegelian. Marx memandang dunia tidak untuk di pikirkan melainkan dirubah 33
Tujuan metode arkeologis adalah untuk mendefinisikan sebuah metode analisis historis yang terbebas dari tema antropologis dan sebuah metode yang bersih dari semua antropologisme 34 Rene Descartes, 2003, Diskursus dan Metode, Ircisod, Yogyakarta, hlm. 8-9. 35 Rene Descartes, Risalah Tentang Metode, hlm. 19. 36 Bertrand Russel, Sejarah Filsafat Barat, (terjemahan) Sigit Jatmiko, Agung Prihantoro, Imam Muttaqien, Imam Baihaqi, Muhammad Shodiq, 2002, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hlm. 741. 37 Bertrand Russel, Sejarah Filsafat Barat, hlm. 1020. 38 Tessa, antitesa, dan sintesa corak pengetahuan Hegel yang ditransmisikan Marx ke dalam teorinya. Dan Marx, lebih bisa menunjukkan realitas daripada Hegel, namun dengan pertentangan ekstrem. Benar dipertentangkan dengan yang salah, borjuis melawan ploretar, tuan dan budak, yang punya “melawan” yang tak punya. Robert C. Solomon & Kathleen M. Higgins, 2006, Sejarah Filsafat, Bentang, Yogyakarta, hlm. 415.
39 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
(revolusi), pernyataan tersebut diungkapkan Marx berdasarkan pada kritiknya atas filsafat Hegel yang dalam anggapan Marx, teori Hegel berjalan dalam pikiran, tidak memiliki kekuatan praksis, dan kekuatan untuk mengubah dunia.39 Sekalipun Marx melakukan kritik pada Hegel, dalam konteks ini, pandangan Marx mengenai episteme sendiri tidak dapat dipisahkan dari asumsi Hegel mengenai jalan dialektikanya, bagi Marx pengetahuan manusia dapat diperoleh melalui dialektika, dan seluruh penginderaan atau pencerapan merupakan interaksi antara subyek dan obyek.40 Sementara Nietzche berseberangan dengan hal di atas dalam persoalan pandangannya mengenai pengetahuan. Baginya episteme merupakan bagian dari nihlisme berpikir modern41. Aktivitas berpikir yang tidak ditempa oleh daya42 aktif hanya akan mengimplikasikan jalan tragis bagi suatu epistemologi itu sendiri. Sehingga Nitzsche, memandang perlunya untuk mengkritisi metode berpikir,43 menyangsikan sarana serta sumber yang dipercaya untuk mendapatkan pengetahuan-kebenaran (yang diketahui, diolah, dan tersimpan di akal). Hasrat ingin tahu manusia mengimplikasikan bentuk kekuasaan kebenaran. Inti dari arkeologi Michel Foucault adalah bahwa ia menyangsikan pengetahuan, bahkan pengetahuan baginya, tidak bebas nilai dan tidak selalu benar seperti pada penjelasan sebelumnya. Artinya, terdapat bermacam-macam
39
Franz Magnis Suseno, 2010, Pemikiran Karl Marx, Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm. 64. 40 Bertrand Russel, op.cit, hlm. 1020. 41 Gillez Deleuze, Filsafat Nietzsche, (terjemahan), Basuki Wahyu Winarno, 2002, IKON Teralitera, Yogyakarta, hlm. 64. 42 Ibid, hlm. 148. 43 Ibid, hlm. 152.
40 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
pengetahuan sosial maupun agama yang oleh Michel Foucault dianggap patut diwaspadai, dibongkar, dan diselamatkan. Setidaknya peringatan dini Michel Foucault di atas (terhadap pengetahuan) bukan sekedar bualan filosofis, mengingat tidak sedikit organisasi atau ideologi tertentu di dunia maupun di Indonesia secara khusus, menggunakan episteme ideologi, agama dan kelas tertentu guna melancarkan dominasinya dan menguasai individu-individu untuk kepentingan organisasinya.
2.4.3 Geneologi (Kekuasaan) Sebelum mengupas metode geneologi kekuasaan Foucault dengan detail perlu peneliti tegaskan bahwa konsep kekuasaan (power) merupakan hal yang
sentral dalam pemikiran Foucault. Kekuasaan
secara
tradisional
difahami
sebagai
kemampuan
memmengaruhi orang atau pihak lain untuk mengikuti kehendak si pemilik kekuasaan. Atau, daya pikat atau pengaruh yang dimiliki seseorang atau lembaga untuk memaksakan kehendaknya pada yang lain. Seluruh ilmu sosial hampir seluruhnya memakai pengertian ini secara konvensional seperti sosiologi, sejarah dan politik. Kekuasaan dipandang bersifat represif, koersif dan opresif. Hingga saat ini begitulah Ilmu-ilmu sosial memandang kekuasaan. Foucault menyumbangkan satu perspektif yang sangat orisinal dalam membaca dan memahami kekuasaan. Baginya, kekuasaan sesungguhnya tidak sesederhana seperti apa yang dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosial 41 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
selama ini. Bagi Foucault kekuasaan itu menyebar dimana-mana (power is omnipresent), meresap dalam seluruh jalinan relasi-relasi sosial, kekuasaan tidak berpusat pada individu-individu melainkan bekerja, beroperasi dalam konstruksi pengetahuan, dalam perkembangan ilmu dan pendirian-pendirian lembaga. Karena ia menyebar dan bekerja mengendalikan banyak orang, komunitas, kelompok, kepentingan dan sebagainya, maka sifatnya menjadi produktif bukan represif dan memiliki kekuatan menormalisasikan hubungan-hubungan masyarakat. Pandangan kekuasaan yang represif sangat kental dalam pemikiran Marx terutama ketika berwujud menjadi ideologi kelas. Antonio Gramsci sudah agak variatif mengembangkan gagasan Marx dengan konsepnya “hegemoni,” tetapi Foucault lebih detail lagi dari Gramsci. Misalnya, seperti dikutip Haryatmoko dari Surveiller et punir, bagi Foucault “kekuasaan tidak hanya dijalankan di dalam penjara, tetapi juga beroperasi melalui mekanisme-mekanisme sosial yang dibangun untuk kesehatan, pengetahuan dan kesejahteraan.”44 Dari Foucault pandangan positif tentang kekuasaan mulai muncul. Kekuasaan itu menyebar sebagai konsekuensi pandangan bahwa kekuasaan tidak berpusat pada individu-individu atau negara. Kekuasaan
44
Haryatmoko, 2002, Kekuasaan Melahirkan Antikekuasaan, Majalah Basis, Nomor 01-02 Januari-Februari, 2002, hlm. 9.
42 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
menyebar melalui “seluruh struktur tindakan yang menekan dan mendorong tindakan-tindakan
lain
melalui
rangsangan,
rayuan,
paksaan
dan
larangan,”45 dengan demikian, kekuasan bukanlah sebuah represi. Secara tidak langsung, pandangan Foucault ini adalah kritik terhadap Hobbes dan Locke (bahwa kekuasaan dijalankan melalui kekerasan atau kontrak sosial), terhadap Marx dan Machiavelli (pertarungan kekuatan), dan terhadap Freud dan Reich (represi yang menekan), juga terhadap pandangan kekuasaan sebagai dominasi kelas dan manipulasi ideologi (Marx). Kekuasaan tidak unlocalised karena ia tidak bertumpu pada negara, partai politik, kepemimpinan, melainkan merupakan hubungan antar komunikasi, jaringan sosial, tatanan disiplin, meresap dan melekat pada setiap perbedaan dan kehendak individu dan kelompok. Kekuasaan itu beroperasi bukan dimiliki, kekuasaan itu strategi perkembangan sosial ketimbang alat kekuatan. Adalah menarik apa yang disebut Foucault sebagai “micro pouvoirs” atau “gugusan-gugusan kekuasaan lokal yang tersebar” yaitu keluarga, pabrik, sekolah, rumah sakit, penjara, birokrasi dan sebagainya. Melalui “kaki tangan-kaki tangan inilah” kekuasaan itu melakukan reproduksi dan bekerja dalam setiap lapisan sosial. Dalam konteks pemahaman seperti inilah Foucault menghadirkan konsep geneologi kekuasaan yang banyak pakar menyebutnya sebagai kelanjutan dari metode arkeologis sebelumnya. 45
Ibid, hal: 11
43 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Salah satu dari kemiripan antara karya arkeologisnya dengan metode geneologis adalah bahwa Foucault telah memperbandingkan satu periode dengan periode lainnya. Sebagai contoh ia mengatakan bahwa sepanjang periode kedua, di Eropa dan Amerika Serikat, seluruh pelaksanaan hukuman mengalami pendistribusian ulang. Muncul sebuah teori baru tentang hukuman dan kejahatan, moral atau justifikasi politik yang baru, undang-undang yang lama dihapus dan adat istiadat kuno pun mati. Dengan demikian sepanjang periode yang baru ini, hukuman telah menjadi pengaturan hak-hak yang tertunda. Sebagai konsekuensinya, sekelompok teknisi pun ditarik, dari posisi sebagai algojo yang merupakan pakar anatomi rasa sakit, pengawas, dokter, pendeta, psikiater. Dan dampaknya, konsekuensi dari hal ini adalah penurunan tingkat beratnya hukuman, lebih rendah kekejamannya, lebih santun, lebih rendah rasa sakitnya, dan lebih manusiawi. Foucault menegaskan bahwa buku Discipline and Punish dimaksudkan sebagai sejarah korelatif antara jiwa modern dengan kekuasaan yang baru untuk menghakimi, sebuah geneologi tentang kompleks ilmiah hukum masa kini yang menjadi landasan, justifikasi, dan aturan bagi kekuasaan untuk menghukum. Focault kemudian menetapkan empat kaidah umum bagi kajian geneologisnya. Meskipun kaidah-kaidah ini secara khusus difokuskan pada kajian-kajian khusus ini, namun Ia memetakan dengan baik bidang-bidang kerja potensial bagi sang geneolog. Oleh karena itu, dilakukan dalam tulisan ini adalah menampilkan
masing-masing
dari
keempat
kaidah
tersebut,
membahas
44 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
implikasinya bagi geneolog dan mengulas secara singkat tentang cara potensial menerapkannya pada aspek-aspek tertentu kajian sosial politik. Kaidah Pertama: jangan memusatkan kajian tentang mekanisme hukuman pada dampak represifnya saja, pada aspek-aspek penghukumannya belaka, namun tempatkan kajian mekanisme hukuman tersebut ke dalam serangkaian dampak positif potensialnya, meskipun langkah ini mula-mula tampak sepele. Sebagai konsekuensinya, anggaplah hukuman sebagai fungsi sosial yang kompleks. Pernyataan Foucault tersebut menegaskan agar kita mencermati dibalik dampak ‘represif hukuman’ agar bisa mengkaji dampak positif potensialnya. Namun yang dimaksud positif menurut Foucault bukanlah sesuatu yang kita sukai atau setujui. Yang dimaksud pemikir Prancis ini adalah sesuatu yang diproduksi, bukan sesuatu yang ditindas atau dicampakkan. Kaidah Kedua, menganalisis metode-metode hukuman bukan sematamata sebagai konsekuensi legislasi atau indikator struktur sosial, namun sebagai tekhnik yang memiliki kekhususannya sendiri di dalam bidang yang lebih umum mengenai cara-cara lain menjalankan kekuasaannya. Anggaplah hukuman sebagai sebuah taktik politik. Oleh karena itulah cara aksi atau kebijakan sosial dianalisis atau dikaji sesungguhnya sangat penting bagi genealogi. Namun kaidah-kaidah ilmu sosial mainstream adalah keharusan untuk memandang aksi yang terkait dengan pemeirntah sebagai buah dari para pengambil kebijakan legislatif atau aktor pemerintah lainnya, yaitu, sebuah fungsi dari aktor atau agen sosial.
45 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Sebagai kebalikannya, kaidah yang dipegang para pakar teori kritis dan kaum strukturalis lainnya adalah dengan memandang aksi-aksi pemerintah sebagai fungsi dari struktur sosial. Karena itu Foucault mengalihkan pemikiran kita ke arah yang berbeda, yakni bahwa kesemuanya tadi merupakan cara-cara kekuasaan berkembang, tanpa agen khusus yang melakukannya secara sadar, lintas ranah sosial. Kaidah Ketiga, dan merupakan kaidah yang luar biasa penting bagi sebagian kita yang menggeluti Ilmu-ilmu sosial adalah sebagai berikut: Bukannya memperlakukan sejarah hukum pidana dan sejarah ilmu-ilmu humaniora sebagai dua rangkaian peristiwa yang terpisah yang ketumpang-tindihannya tampaknya menimbulkan dampak yang merusak atau bermanfaat, menurut sudut pandang kita, terhadap salah satu (hukum pidana) ataupun lainnya (sejarah Ilmu-ilmu humaniora), atau mungkin keduanya. Kajilah apakah tidak terdapat matrik umum yang sama atau apakah keduanya tidak berasal dari suatu proses tunggal formasi ‘epistemologiko-yuridis’: singkat kata, jadikan teknologi kekuasaan sebagai prinsip humanisasi system hukuman pidana dan ilmu pengetahuan manusia itu sendiri. Oleh Karena itulah, sejarah hukum pidana, system pendidikan publik, atau keperawatan sebaiknya tidak di kaji semata-mata sebagai serangkaian peristiwa yang terpisah-pisah, meskipun kadang-kadang tumpang tindih, yang berjalan seiring dengan sejarah Ilmu-ilmu sosial, namun juga seyogyanya dikaji sebagai yang berasal dari ‘matriks umum tertentu’ atau berasal dari sebuah proses formasi epistemo-logiko. Kaidah Keempat, adalah sebagai berikut: Cobalah untuk menemukan apakah masuknya jiwa ke dalam panggung keadilan pidana ini, dan seiring dengan itu masuknya serangkaian korpus ilmu pengetahuan ilmiah ke dalam praktik hukum, bukan merupakan dampak dari transformasi cara tubuh itu sendiri dilibatkan oleh relasirelasi kekuasaan. Singkat kata cobalah mempelajari metamorphosis
46 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
metode-metode pidana berdasarkan teknologi politik tubuh yang bisa dibaca sebagai sejarah umum relasi-relasi kekuasaan dan relasi objek. Dengan demikian melalui analisis kemudahan hukuman sebagai sebuah tekhnik kekuasaan, kita bisa memahami bagaimana manusia, jiwa, dan individu normal atau abnormal mulai menggandakan kejahatan sebagai objek campur tangan pidana sekaligus dengan cara apa pola penindasan spesifik mampu melahirkan manusia sebagai objek ilmu pengetahuan demi diskursus dengan status ‘ilmiah’ Yang dimaksud dengan penggunaan kata ‘jiwa’ oleh Foucault adalah bahwa fokus dari system pidana yang baru tidak hanya pada perbuatan pelaku kejahatan namun juga pada jati diri, masa depan, potensi mereka. Artinya fokus yang baru tidak diarahkan pada perilaku mereka, namun lebih pada jati diri atau jiwa mereka. Perspektif hukum pidana yang baru mulai menghakimi sesuatu selain kejahatan yaitu ‘jiwa si pelaku kejahatan’. Kemudian fokus yang baru pada jiwa pelaku kejahatan dipadukan dengan korpus pengetahuan ilmiah yang baru, yang keduanya merupakan dampak dari transformasi terhadap cara tubuh dilibatkan oleh relasi kekuasaan. Inilah seperti dikatakan Foucault sebuah teknologi politik tubuh, oleh karenanya, sesuatu yang lazimnya dipandang lebih manusiawi dan liberal (yaitu kemudahan hukuman) seperti dalam kasus ini diyakini Foucault tak lebih dari sebuah tehnik kekuasan yang baru. Sebuah tehnik yang tubuh itu sendiri ikut dilibatkan oleh relasi-relasi kekuasaan. Dan ia menunjukkan bahwa dirinya memandang perubahan ini sebagi contoh lain kontruksi sosial modernis manusia (subyek) sebagai obyek ilmu pengetahuan demi diskursus dengan status ‘ilmiah.’
47 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2. 5 Penelitian Terdahulu Dari penelusuran kepustakaan yang peneliti lakukan, setidaknya terdapat 7 (tujuh) penelitian yang berkaitan dengan penelitian disertasi yang penulis lakukan yaitu: Pertama, Penelitian Julizar Firmansyah (2004)46 yang berjudul Arkeologi Pengetahuan: Studi Tentang Pemikiran Michael Foucault dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran Mansur Faqih Terhadap Diskursus Modernisasi. Penelitian ini menegaskan bahwa berdasarkan pelacakan arkeologi pengetahuan dari Michael Foucault ada sejumlah hal yang dapat dihasilkan: 1. sejarah
dalam
arti
pengetahuan
berjalan
sesuai
dengan
prinsip
diskontinuitas yang inti filosofisnya ialah pemutusan terhadap subyek, karena subyektivitas hanya menggiring manusia pada dominasi. Diskontinuitas terdiri atas ambang batas, selaan, retakan, mutasi, dan transformasi; 2. Arkeologi pengetahuan bertujuan mengeksplisitkan episteme; 3. Hal terpenting untuk mengetahui cara kerja arkeologi pengetahuan adalah mengkaji regularitas-regularitas diskursif, dengan menggunakan metode penelitian kritis-reflektif dan inteperatif. Hasil penelitian Julizar ini menunjukkan bahwa penerapan diskontinuitas dalam studi modernisasi melahirkan apa yang disebut Mansur Faqih sebagai arkeologi pembangunan. Bila modernisasi tidak dikaji dengan arkeologi Foucault maka orang tidak dapat melihat relasi antara pengetahuan dan kekuasaan Negara-negara maju di dalamnya. 46
Julizar Firmansyah, 2004, Arkeologi Pengetahuan: Studi Tentang Pemikiran Machel Foucault dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran Mansur Faqih Terhadap Diskursus Modernisasi, Disertasi Program Filsafat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (tidak dipublikasikan).
48 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kedua, penelitian Fatkhurrozy, 2012, yang berjudul “Konsep Geneologi Michel Foucault dan Implikasinya Terhadap Pemikiran Islam” menegaskan bahwa, Michel Foucault adalah pemikir sosial kenamaan di Perancis, tidak sedikit karya-karya pemikirannya menjadi barometer analisis-analisis studi politik, sastra, budaya, agama dan sebagainya. Kecemerlangan dan orisinalitas berfikirnya yang Foucault hadirkan pada realitas membuat sejumlah tokoh ingin menariknya pada golongan semacam post-strukturalisme atau post-modernisme sebagaimana Foucault menolak pada pencirian tersebut. Sekalipun
tidak
sedikit
juga
tokoh-tokoh
yang
mengecam
hasil
pemikirannya yang terlampau bebas dan radikal dalam mengurai dinamika persoalan masyarakat modern seperti Foucault tunjukkan melalui diskursus pemikirannya yakni kuasa pengetahuan atau power of knowledge. Kuasa yang diurai dalam penelitian ini bukan kuasa dalam kerangka pemikiran Marxis yang over negatif, kontra produktif, dan menindas fisik. Dalam hal ini, dengan sedikit berkelakar Foucault katakan kuasa sebenarnya adalah kuasa yang positif, produktif, dan tidak menindas. Kuasa dalam hal ini adalah yang menyenangkan dan ditunggu kedatangannya. Tidak ada kuasa yang dijalankan tanpa ditopang oleh pengetahuan, sebaliknya tidak ada pengetahuan yang lepas dari kehendak berkuasa, dan melahirkan kebenaran. Sedangkan wacana merupakan medan bertemunya antar kepentingan dimana kuasa menginvestasikan dirinya terhadap pengetahuan yang sedang ditakar. Meski demikian pengetahuan telah memproyeksikan kebenaran-kebenaran dalam diskursusnya sehingga membuat individu-individu dalam hal ini sebagai
49 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
kendaraan kuasa dengan membuat tubuh tunduk dan patuh. Oleh karena itu individu sekaligus merupakan “efek” kekuasaan yang memungkinkan timbulnya sikap rasialisme. Namun apa yang sedang dibicarakan di atas pada dasarnya tengah membincangkan masyarakat borjuis, dan agama disisi yang berbeda. Tapi tidak dalam bentuknya yang homogen selain ide, gagasan, kekerasan, dan ritualitas permainan sehingga membuat kuasa tidak boleh tidak harus diterima sebagai yang benar dalam segala aspek kehidupan. Penelitian ini menggunakan pendekatan filsafat ilmu dengan studi kepustakaan (library research), yang bersifat konseptual-analisis. Filsafat ilmu digunakan sebagai analisis terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang cenderung destruktif disatu sisi dan inspiratif dalam menyelamatkan manusia dari sikap membenarkan asumsi keilmuannya sendiri. Oleh karenanya, dengan pendekatan filsafat ilmu diharap dapat menjelaskan konsep genealogi Michel Foucault, dan mengurai relasi kuasa dan pengetahuan yang melahirkan kebenaran. Dimana model kuasa yang dijelaskan di atas memunculkan sikap rasialisme masyarakat modern baik dalam aspek sosial, politik, agama dan sebagainya. Dari semua yang dijelaskan di atas penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa kuasa yang memunculkan sikap rasialisme menjadi jendela dalam memandang perbedaan yang didasarkan pada identitas agama, ekonomi, dan epistem suatu bangsa. Maka dari itu pengalaman diri terhadap penerimaan pada kebenaran yang lain, keadilan yang plural serta terbukanya ruang bicara yang sehat menjadi aktivitas pemikiran yang dapat menciptakan kehidupan dan
50 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
peradaban manusia lebih bermartabat dan dinamis. Ketiga, penelitian Petrus Sunu Hardiyanta, 2007 berjudul “Pemikiran Michel Foucault tentang Disiplin Tubuh, sebuah telaah atas regulasi dan hukuman pada abad-17 hingga 19 yang diikuti dengan serangkaian pembentukan formasi diskursif atas tubuh seperti penjelasan Michel Foucault melalui bukunya “Surveiler et Punir (1975).” Dalam pandangan Sunu Hardiyanta, disiplin tubuh bengkel individu adalah kekuatan energi pengetahuan yang menjadi landasan kekuasaan dalam mekanisme disiplin dan norma yang terdapat disebuah lembaga represif seperti penjara, pendidikan atau rumah sakit. Seperti dalam halnya norma dan disiplin yang diterapkan di penjara ternyata memberikan efek produktif dalam mengubah orang baik, menjadi penjahat yang ditakuti, dan lebih dari itu sistem ataupun regulasi tersebut cukup efektif untuk diterapkan dalam dunia pendidikan. Keempat, Penelitian yang merupakan bagian dari disertasi Ralph Hamman, 2005 berjudul “Local Governance as a Complex System Lessons From Mining in South Africa, Mali and Zambia-Kompleksitas Sistem Pemerintah Daerah Pada Pengelolaan Tambang di Afsel, Mali dan Zambia”47 ini memaparkan implementasi dari Community Development (disingkat CD) di level pemerintah daerah (Pemda) yang pada praktiknya memerlukan dukungan khusus bagi keberlanjutan koorporasi tersebut. Dukungan yang diperlukan terutama adalah inisiatif pemda untuk proaktif dan turut kreatif dalam merespon kompleksitas problem yang dihadapi oleh korporasi. 47
Ralp Haman, 2005, The Journal of Corporate Citizenship, Summer, ProQuest Research Library, hlm. 61.
51 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Sementara yang terjadi di lapangan, kebanyakan pemda justru menunjukkan kelemahan kinerja, kebobrokan sistem, inefisiensi, peruncingan konflik pada masa pemilu, kepatuhan pada sistem pemerintahan terpusat, kewenangan besar dari kelompok lokal, ketidakpercayaan pada perusahaan tambang, tingginya tingkat harapan pada koalisi yang terbentuk dengan sejumlah agenda politis yang justru meningkatkan level ketidakpastian pembangunan daerah di masa mendatang. Hal tersebut di atas membawa perusahaan tambang pada situasi yang rawan konflik dan terhambat dalam pencapaian tujuannya. Menurut perusahaan, definisi CD disuatu daerah merupakan kondisi dimana para pekerja suatu korporasi merupakan warga dari daerah tersebut, dan hidup bersama-sama dengan lingkungannya dan menerima dampak langsung dari aktivitas yang dilakukan korporasi. Dalam penelitian ini aktivitas yang dimaksud dikhususkan pada aktivitas pertambangan. Sebagian korporasi pertambangan yang beroperasi disuatu daerah merupakan perpanjangan dari perusahaan internasional, yang tentunya memiliki sejumlah acuan kebijakan bagi keberlanjutan pembangunan serta CD. Namun kebijakan ini acapkali tidak dapat terimplementasi dengan baik dikarenakan korporasi terbatasi pergerakannya oleh situasi politik, ekonomi, dan sosial (poleksos) yang terjadi baik di level pemda maupun nasional. Situasi ini cenderung
tidak
dapat
dikontrol
oleh
manajer
korporasi,
dikarenakan
kompleksitas persoalan yang timbul di permukaan yang melibatkan multipihak, hingga apapun bentuk kebijakan dari perusahaan hanya akan nampak sebagai situasi yang rawan mispotensi.
52 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Dalam gambaran mengenai implementasi kebijakan korporasi yang pada praktiknya menemui banyak persinggungan, tentu tidak lepas pada situasi yang terjadi di pemerintahan. Definisi pemerintahan merupakan suatu proses “memerintah masyarakat” dimana aspek utama adalah relasi antara Negara dengan pemangku kebijakan lain termasuk pebisnis/perusahaan/korporasi. Sementara pemerintahan lokal dalam kajian ini tidak terbatas pada tugas pokok dan fungsi pemda namun juga pada interaksi yang terjadi antara pemda dengan masyarakat lokal dan kelompok-kelompok yang ada di masyarakat. Interaksi tersebut diharapkan mampu memperbaiki kondisi pembangunan daerah yang kerap lebih layak untuk dinilai sebagai pola pembangunan tanpa keberlanjutan (unsustainable development). Bentuk dari interaksi tersebut dapat berupa layanan publik, pengembangan infrastruktur dan perencanaan kota. Pentingnya relasi yang dibangun antara pemda dengan unit-unit di masyarakat bukan hanya untuk memenuhi tugas pemda sebagai organisasi namun juga ditujukan untuk perwujudan insentif kebijakan dalam persetujuan keterlibatan masyarakat dan stakeholder pada proses perencanaan pembangunan dan pembuatan keputusan. Melalui gambaran tersebut, jelaslah bahwa korporasi memegang peran penting dalam proses interaksi antara pemda dengan pemodal lokal (lokal stakeholders), baik dalam hal pengembangan bisnis/permodalan maupun inisiatif pelaksanaan CD. Sekalipun demikian, kebanyakan manajemen korporasi justru terlalu memusatkan perhatian pada interaksi antara perusahaan dengan pemodal
53 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
lokal dan kurang menyadari bahwa relasi dengan pemda merupakan hal yang berimplikasi penting bagi manifestasi korporasi di masa mendatang. Kelima, Erwiza Erman (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Deregulation of the Tin sand Trade and the creation of a loca Shadow State: Case Study of Bangka Tin Mines menegaskan terjadinya politik pembiaran dalam melakukan
eksploitasi
tambang
dengan
sebebas-bebasnya.
Dari
hasil
penelitiannya peneliti di Pusat Studi Sumberdaya Regional, LIPI ini menegaskan ada banyak alasan mengapa politik pembiaran ini terjadi. Antara lain adalah karena: Pertama, penguasa mengharapkan Pendapatan Asli Daerah yang selama ini hanya sedikit menetes ke daerahnya selama Orde Baru. Era otonomi daerah telah memberi kesempatan kepada daerah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dengan memungut royalti, distribusi dan sumbangan lainnya dari izin usaha pertambangan yang dikeluarkannya. Kedua, politik pembiaran aktor utama (penguasa) juga disebabkan kemungkinan adanya semacam “politik balas budi” kepada para pengusaha yang telah ‘mengantarkannya’ memenangkan suara dalam pemilihan jabatan tersebut. Dari wawancara dengan para pengusaha, tokoh agama dan masyarakat pada bulan Mei Tahun 2007 ternyata bahwa pengusaha sendiri jelas mengakui pengaruh mereka terhadap penguasa, dan bahkan telah ikut mengendalikan kebijaksanaan pemerintah daerah dengan mencontohkan politik pembiaran truk angkutan tambang melintasi jalan-jalan kota. Hal ini mengindikasikan lemahnya institusi negara, aktor-aktor negara di tingkat lokal dalam mengelola sumberdaya alamnya. Mereka pada umumnya melakukan politik pembiaran. Di tambang timah Bangka-Belitung ini, para kandidat kepala daerah
54 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
yang sedang berebut massa mengkampanyekan programnya, tak satupun yang mengkritisi masalah lingkungan. Bangka Pos telah memberikan sindiran terhadap kondisi ini, akan tetapi tidak mempan, karena pada umumnya para kandidat kepala daerah sedang menerima politik ‘pemberian budi’ dari pengusaha. Fakta sosial ini menegaskan bahwa tambang yang dianggap negara sebagai agen pembangunan yang menyeluruh, berkeadilan telah gagal melaksanakan tugasnya baik pada masa Orde Baru dan masa otonomi daerah. Jika masa Orde Baru, negara yang disentralisir dari Jakarta gagal menciptakan pembangunan yang merata dan berkeadilan, kini masa otonomi daerah, negara di tingkat daerah juga memperpanjang kegagalan itu, dan bahkan semakin parah. Mengapa ? Sebab negara resmi (formal) masih diatur oleh ‘pengatur-pengatur’ informal (pengusaha) dalam berbagai cara, bahkan dengan ‘kekerasan’. Sistem seperti ini tidak baru, tetapi sudah ada sejak zaman Belanda, menemukan caranya sendiri-sendiri di dalam berbagai rezim, baik rezim Orde Baru, dan terlebih masa Reformasi. Karena adanya ‘pengatur-pengatur informal’ yang memiliki dana tetapi tidak memiliki kuasa, dan pengatur-pengatur formal yang memiliki kuasa tetapi tidak memiliki dana, maka terjadilah ‘persekongkolan’. Hubungan semacam ini melahirkan tindakan pemberian konsesi tambang yang mudah, tanpa terencana. Tindakan ini semakin memperlihatkan intensitas yang tinggi pada momen-momen politik tertentu, apakah Pilkada atau Pemilu. Kegagalan negara dalam menciptakan pembangunan yang berkeadilan itu telah melahirkan proses pemiskinan dan penggangguran pada masyarakat lokal.
55 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Negara di era otonomi daerah nampaknya sedang menuju kehancuran, karena pelayanan-pelayanan publik mereka semakin jauh dari harapan. Keenam, Penelitian disertasi Wahyudi Kumorotomo yang berjudul “The Politics of Fiscal Decentralisation: A Study on Policy Development in Indonesia 1974-2004,” University Sains Malaysia Tahun 2007. Permasalahan dalam disertasi tersebut adalah proses perumusan kebijakan disentralisasi fiskal dan berbagai perubahannya di Indonesia yang berlangsung antara periode tahun 19742004. Desentralisasi fiskal didefinisikan sebagai penyerahan sebagian dari tanggung jawab fiskal atau keuangan Negara dari pemerintah pusat kepada jenjang pemerintahan di bawahnya (provinsi, kabupaten/kota). Dalam disertasi ini disebutkan sulit untuk membuat generalisasi tentang sifat daerah dan arah hubungan antara pemerintah pusat dan daerah. Tidak ada korelasi langsung bahwa liberalisasi ekonomi membutuhkan desentralisasi administratif atau bahwa negara yang kuat akan membutuhkan konfigurasi pusat-daerah tertentu. Bahkan ketika devolusi sudah dilakukan masih banyak pertanyaan yang tersisa mengenai bagaimana partisipasi di tingkat lokal harus dikembangkan. Mungkin akan terdapat sentralisasi lokal (local centralization) dimana keluarga dan kelas tertentu memonopoli pembuatan kebijakan dan sumber daya. Sebaliknya sistem yang tersentralisasi mungkin tetap harus mengakomodasi orang-orang kuat lokal dan menyerahkan kekuasaan secara signifikan di wilayah mereka. Hasil penelitian dari disertasi ini adalah kebijakan disentralisasi mengandung pertaruhan politik yang demikian tinggi, Daerah Istimewa Aceh dan Provinsi Papua yang kaya akan sumber daya alam adalah diantara provinsi yang
56 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
terdapat gerakan pemisahan diri yang kuat. Apabila pemerintah pusat tidak bisa mengelola persoalan disentralisasi dengan cerdas dan cermat, keutuhan wilayah Indonesia benar-benar menjadi taruhan. Ketujuh, disertasi Azmi Fendri dengan judul “Pengaturan Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam Pemanfaatan Sumber Daya Mineral dan Batubara” Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Brawijaya tahun 2011. Disertasi ini membahas prinsip-prinsip dasar pengaturan kewenangan pemerintah dan pemerintah daerah dalam pemanfaatan sumber daya mineral dan batubara berdasarkan prinsip-prinsip otonomi yang terdapat dalam UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Penelitian ini menyarankan segera dibuat regulasi setingkat Peraturan Pemerintah yang menjamin transparansi penetapan dana bagi hasil pertambangan mineral dan batubara demi terwujudnya keadilan dalam pemanfaatan sumber daya mineral dan batubara. Kedelapan, Penelitian Muhammad Fauzan dalam disertasinya yang berjudul “Hubungan Keuangan Antara Pusat dan Daerah dalam Tata Penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia” Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, 2006. Disertasi ini menelaah hubungan keuangan antara Pusat dan Daerah dari kurun waktu kemerdekaan hingga diberlakukannya Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Muhammad Fauzan menyimpulkan
57 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
dalam disertasinya bahwa48: (1). Hubungan keuangan antara Pusat dan Daerah di Indonesia diwujudkan dengan memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus sumber-sumber daya pendapatan daerah dalam rangka membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan; (2). Hubungan keuangan antara pusat dan daerah yang menyangkut aspek dana perimbangan belum memberikan peran kepada daerah untuk terlibat langsung dalam menentukan kriteria, variabel maupun jumlah prosentase pembagian antara pusat dan daerah; (3). Hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah di Indonesia pada masa yang akan datang harus dapat menjamin pendistribusian kewenangan yang adil dan rasional antara pemerintah pusat dan daerah dalam hal memungut dan menggunakan sumber-sumber pendapatan pemerintah, pembagian yang adil dan memadai di antara pemerintah daerah yang satu dengan lainnya atas sumber-sumber
pendapatan
dalam
rangka
pelaksanaan
fungsi-fungsi
pemerintahan. Kesembilan, Disertasi Indah Dwi Qurbani yang berjudul “Prinsip Hukum Perimbangan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi” tahun 2014 menemukan 2 (dua) hal penting: pertama, kedaulatan sebagai kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat mencakup bidang ekonomi. Sistem kepemilikan yang berfungsi sosial merupakan prinsip dasar dalam pengelolaan migas yang dituangkan dalam orientasi dasar pembangunan nasional, maka penguasaan oleh negara dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memiliki pengertian yang lebih tinggi atau lebih luas dari pada pemilikan dalam konsepsi 48
Muhammad Fauzan, 2006, Hubungan Keuangan Antara Pusat dan Daerah dalam Tata Penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia, Program Doktor Ilmu Hukum Program Pascasarjana Fakultas hukum Universitas Padjajaran, Bandung.
58 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
hukum perdata. Konsepsi penguasaan oleh negara merupakan konsepsi hukum publik yang berkaitan dengan prinsip kedaulatan rakyat yang dianut dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, baik dibidang politik (demokrasi politik) maupun ekonomi (demokrasi ekonomi). Dalam paham kedaulatan rakyat itu, rakyatlah yang diakui sebagai sumber, pemilik dan sekaligus pemegang kekuasaan tertinggi dalam kehidupan bernegara. Karenanya jika penguasaan negara atas migas hanya sebatas tindakan pengendalian dan pengawasan. hal-hal tersebut di atas justru mendegradasi makna penguasaan negara atas migas yang bertentangan dengan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kedua, prinsip hukum perimbangan dana bagi hasil migas adalah suatu sistem pembagian penerimaan dana bagi hasil migas yang dihasilkan dari wilayah daerah yang dilakukan secara proporsional, demokratis, adil dan transparan dengan memperhatikan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah yang dimaksudkan dalam rangka pemerataan kemampuan keuangan daerah inilah yang dimaksud dengan keadilan sosial dalam perimbangan dana bagi hasil migas, besaran prosentase dalam Pasal 14 huruf e dan f UU No. 33 Tahun 2004 adalah bentuk dari keadilan sosial yang juga diinginkan Pasal 18A ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Besaran prosentase 84,5 persen untuk pemerintah dan 15,5 persen untuk daerah untuk bagi hasil minyak bumi dan 69,5 persen untuk pemerintah dan 30,5 persen untuk daerah untuk bagi hasil gas bumi tidaklah dimaksudkan untuk berlaku tidak adil kepada daerah penghasil. Akan tetapi, hal itu harus dilihat sebagai manifestasi dari keadilan sosial sebagai prinsip hukum. Keadilan sosial
59 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi dasar salah satu filosofi bangsa oleh karenanya setiap warga Negara berhak mendapatkan keadilan yang sama disegala bidang. Sejumlah penelitian terdahulu di atas telah menyumbangkan khazanah pemikiran peneliti dalam mempertajam pertanyaan-pertanyaan saat wawancara dan penelusuran data yang peneliti lakukan, maupun saat analisis data. Namun demikian sejumlah penelitian terdahulu di atas berbeda dengan penelitian yang peneliti lakukan. Untuk mengetahui perbedaan tersebut secara detail berikut peneliti sajikan pada tabel berikut: Tabel 2.2. Perbandingan antara Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Yang Dilakukan No 1
2
Penelitian Terdahulu
Penelitian Yang Dilakukan
Penelitian Julizar Firmansyah (2004) yang berjudul Arkeologi Pengetahuan. Studi Tentang Pemikiran Machel Foucault dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran Mansur Faqih Terhadap Diskursus Modernisasi. Hasil penelitian Julizar ini menunjukkan bahwa penerapan diskontinuitas dalam studi modernisasi melahirkan apa yang disebut Mansur Faqih sebagai arkeologi pembangunan. Bila modernisasi tidak dikaji dengan arkeologi Foucault maka orang tidak dapat melihat relasi antara pengetahuan dan kekuasaan Negaranegara maju di dalamnya. Penelitian Fatkhurrozy, 2012. Yang berjudul “Konsep Geneologi Michel Foucault dan Implikasinya Terhadap Pemikiran Islam”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kuasa yang memunculkan sikap rasialisme menjadi jendela dalam memandang perbedaan yang didasarkan pada identitas agama, ekonomi, dan epistem suatu bangsa. Maka dari itu pengalaman diri terhadap penerimaan pada kebenaran yang lain,
Sekalipun sama-sama menggunakan Teori Michel Foucault dan sama-sama studi tentang diskursus, namun penelitian yang dilakukan peneliti cenderung ke penelitian politik kebijakan, dan tidak hanya menggunakan arkeologi saja, tetapi juga geneologi dan analisis bahasa. Yakni tiga system bertutur yang kerap dikenalkan Michel Foucault
Berbeda dengan penelitian ini, disertasi yang dilakukan peneliti ini lebih terfokus pada praktik dominasi. Sekalipun menggunakan teori geneologi, namun geneologi yang dimaksud disini lebih pada praktik dominasi (kekuasaan) di daerah penghasil tambang, bukan dalam konteks agama.
60 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3
4
5
keadilan yang plural serta terbukanya ruang bicara yang sehat menjadi aktivitas pemikiran yang dapat menciptakan kehidupan dan peradaban manusia lebih bermartabat dan dinamis Penelitian Petrus Sunu Hardiyanta, 2007 berjudul “Pemikiran Michael Foucault tentang Disiplin Tubuh, sebuah telaah atas regulasi dan hukuman pada abad 17 hingga abad 19 yang diikuti dengan serangkaian pembentukan formasi diskursif atas tubuh seperti penjelasan Michael Foucault melalui bukunya “Surveiler et Punir (1975).” Dalam pandangan Sunu Hardiyanta disiplin tubuh, bengkel individu adalah kekuatan energi pengetahuan yang menjadi landasan kekuasaan dalam mekanisme disiplin dan norma yang terdapat disebuah lembaga represif seperti penjara, pendidikan atau rumah sakit. Seperti dalam halnya norma dan disiplin yang diterapkan di penjara ternyata memberikan efek produktif dalam mengubah orang baik, menjadi penjahat yang ditakuti. Penelitian Ralph Hamman, 2005 berjudul “Local Governance as a Complex System Lessons From Mining in South Africa, Mali and ZambiaKompleksitas Sistem Pemerintah Daerah Pada Pengelolaan Tambang di Afsel, Mali dan Zambia”. Penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi dari Community Development (CD) di level pemerintah daerah (pemda) tidak menunjukkan perbaikan-perbaikan. Bahkan mengarah pada konflik, kelemahan kinerja, kebobrokan sistem, inefisiensi. Sebuah fakta yang oleh para pakar kebijakan disebut sebagai “kutukan sumber daya alam” Penelitian Erwiza Erman (2007) yang berjudul Deregulation of the Tin sand Trade and the creation of a loca Shadow State: Case Study of Bangka Tin Mines menegaskan terjadinya politik pembiaran dalam melakukan eksploitasi tambang dengan sebebas-
Berbeda dengan penelitian Petrus Sunu, penelitian disertasi yang peneliti lakukan berfokus praktik dominasi dalam konteks arkeologi dan geneologi, serta bahasa. Sekalipun terdapat pembahasan tentang pendisiplinan tubuh (individu) yang dilakukan penguasa, pengusaha di daerah penghasil tambang, namun kedua penelitian ini amat berbeda.
Penelitian ini mengilhami peneliti untuk semakin detail menelusuri konsekuensi dari praktik pertambangan di kabupaten Kutai Timur. Sekalipun penelitian ini berusaha menyajikan dampak buruk dari praktik pertambangan, namun dampak buruk tersebut disimpulkan sebagai sebuah kegagalan program CD atau CSR. Sementara penelitian yang dilakukan peneliti tidak berangkat dari CSR, tetapi dari absennya visi-misi yang kemudian berkonsekuensi pada munculnya “fenomena kutukan Sumber Daya Alam.”
Sekalipun penelitian ini juga menemukan fakta pembiaran ekstraksi pertambangan sebagai hasil dari praktik paradigma pertumbuhan, namun penelitian yang dilakukan peneliti amat berbeda. Disamping beda lokasi, penelitian yang peneliti lakukan juga berangkat dari Visi-
61 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
bebasnya. 6
Penelitian disertasi Wahyudi Kumorotomo yang berjudul “The Politics of Fiscal Decentralisation: A Study on Policy Development in Indonesia 1974-2004,” University Sains Malaysia Tahun 2007. Permasalahan dalam disertasi tersebut adalah proses perumusan kebijakan disentralisasi fiskal dan berbagai perubahannya di Indonesia yang berlangsung antara periode tahun 19742004. 7 Penelitian Azmi Fendri dengan judul “Pengaturan Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam Pemanfaatan Sumber Daya Mineral dan Batubara” membahas prinsipprinsip dasar pengaturan kewenangan pemerintah dan pemerintah daerah dalam pemanfaatan sumber daya mineral dan batubara berdasarkan prinsip-prinsip otonomi yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 8 Penelitian Muhammad Fauzan dalam disertasinya yang berjudul “Hubungan Keuangan Antara Pusat dan Daerah dalam Tata Penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia” menelaah hubungan keuangan antara Pusat dan Daerah dari kurun waktu kemerdekaan hingga diberlakukannya UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. 9 Penelitian Indah Dwi Qurbani yang berjudul “Prinsip Hukum Perimbangan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi” tahun 2014 menemukan dua hal penting: pertama, Kedaulatan sebagai kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat mencakup bidang ekonomi. Dan kedua system pembagian dana bagi hasil migas harus dilakukan secara proporsional. Sumber: Dianalisis dari berbagai sumber.
misi (politik) bukan pertambangan (ekonomi) Penelitian yang peneliti lakukan terkait dengan politik desentralisasi.
Penelitian yang peneliti lakukan membahas tentang produksi makni Visimisi daerah penghasil tambang. Sekalipun lokasi penelitian yang peneliti pilih menggantungkan pembangunannya dari royalti batu bara, namun penelitian ini amat berbeda.
Sekalipun dibagian kecil penelitian ini terdapatpembahasan pola hubungan pusat dan daerah, atau lebih tepatnya pola (dominasi) yang dilakukan pemerintah pusat atas pemerintah daerah dalam memproduksi makna Visi-misi, namun kedua penelitian ini secara sungguhsungguh berbeda.
Sekalipun sama-sama meneliti tentang pertambangan. Namun kedua penelitian jelas-jelas berbeda. Disamping lokasi penelitian yang berbeda. Konsep dan teori yang digunakan berbeda.
62 DISERTASI
PRAKTIK DOMINASI DALAM .....
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM