BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Public Relations Hubungan Masyarakat atau Public Relations saat ini sangat populer di Indonesia, banyaknya
jumlah
perusahaan
swasta
maupun
instansi
pemerintahan
yang
membutuhkan peran dari seorang humas. Hubungan Masyarakat merupakan suatu bidang ilmu yang tumbuh dan berkembang pertama kali di Amerika Serikat selanjutnya di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public Relations dari Sr Maria Assumpta Rumanti (2002:4) : “PR merupakan fungs i manajemen yang mengevaluasi perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur organisasi dengan interes publik dan melaksanakan program tindakan (komunikasi) untuk mendapatkan pemahaman dan pengertian publik”. Definisi Humas yang muncul secara resmi dari International Public Relations Association (IPRA) menyebutkan manajemen
dari
sikap
budi
bahwa Public yang
Relations
direncanakan
dan
merupakan
fungs i
dijalankan
secara
berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga umum dan probadi yang dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga akan ada kaitannya, dengan cara menilai opini publik mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungka n kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna mencapai kerja sama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas. Sedangkan Definisi Humas menurut Public Relations News adalah Public Relations adalah fungsi manajemen yang melakukan evaluasi terhadap sikap-sikap
publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur seseorang atau sebuah perusahaan terhadap
publiknya,
menyusun
rencana
serta
menjalankan
program-progra m
komunikasi untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan publik. Menurut ketiga definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa humas merupakan fungsi dari manajemen yang memiliki rencana kerja teratur untuk menjalin kerja sama dengan publiknya untuk menimbulkan citra baik perusahaan atau instansi pemerint a ha n di lingkungan sekitarnya, setelah melakukan program kerja sama humas juga dituntut mengevaluasi segala kegiatan juga menangani masalah yang muncul baik dalam lingkup di dalam perusahaan dan di luar perusahaan.
B. Peran Public Relations Perkembangan Public Relations selalu berkaitan dengan pengembangan peran Public Relations, baik sebagai praktisi maupun profesional dalam suatu organisas i maupun instansi pemerintahan hal ini merupakan suatu kunci pengembangan peranan praktisi humas, peranan tersebut menurut Rosady Roslan, yaitu : a.
Penasihat Ahli (Expert Prexciber)
b.
Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator)
c.
Fasilitator Proses Pemecah Masalah (Problem Solving Process Fasilitator)
d.
Teknisi Komunikasi (Communication Technician)
Jadi, peran Public Relations dalam suatu organisasi atau perusahaan harus berkembang dan memiliki kemampuan “manajerial” juga “kemampuan teknis” dalam melakukan komunikasi, dengan demikian peran yang dilakukan oleh seorang Public Relations bersifat dua arah yaitu ke dalam (inward looking) dan ke luar (outward looking). C. Fungsi Public Relations
Public Relations dalam sebuah perusahaan selain memiliki peranan, Public Relations juga memiliki fungsi yaitu : a.
Sebagai pemberitahuan adanya tanda bahaya (early warning system) untuk
mendukung dan membantu pihak manajemen organisasi dalam menghadap i kemungkinan yang terjadi, karena pada dasarnya fungsi humas secara struktural tidak dapat dipisahkan dari suatu kelembagaan organisasi. b.
Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan
informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik pada perusahaan. c.
Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan. Jadi, melalui fungsi tersebut perusahaan bisa mencapai tujuannya dan mendapatkan good will dari masyarakat sekitar perusahaan dan hal ini akan sangat menguntungka n perusahaan dalam menjalankan bisnis usahanya. D. Corporate Social Responsibility (CSR) Menurut
World
Business
Council
on Sustainable
Development
definis i
Coorporate Sosial Responsibility (CSR) adalah komitmen dari bisnis/perusahaan untuk berperilaku
etis
berkelanjutan,
dan
berkonstribusi
serta meningkatkan
terhadap
kualitas
pembangunan
ekonomi
yang
hidup karyawan serta keluarganya,
komunitas lokal dan masyarakat luas. Selain itu CSR juga merupakan kepedulian tentang masalah sosial dan lingkunga n hidup ke dalam operasi bisnis dan interaksi sukarela antara perusahaan dengan stakeholdernya.
Selain bentuk kepedulian dan juga tanggung jawab moral dan material kepada masyarakat, CSR memiliki manfaat yang besar karena program CSR ini diyakini akan menimbulkan citra positif perusahaan di mata masyarakat. CSR merupakan investasi jangka panjang yang harus dilakukan oleh perusahaan karena melalui kegiatan sosial yang dilakukan nantinya sedikit demi sedikit akan menimbulkan citra positif dari masyarakat terhadap perusahaan. Ada lima keuntunga n CSR menurut Gurvy Kavei yaitu : a. CSR akan mendatangkan laba dan kinerja finansial yang lebih kokoh. b. CSR akan meningkatkan akuntabilitas dan penilaian (assessment) dari komunitas investasi baik perbank maupun para pemodal lain. c. CSR mendorong
komitmen
dan loyalitas
karyawan karena mereka
diperhatikan dan dihargai. d. CSR akan mengurangi kerentanan gejolak dengan masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat. e. CSR akan meningkatkan reputasi dan corporate branding perusahaan. Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam PT.Pertamina Refiner y Unit IV Cilacap bukanlah sesuatu hal yang baru, melalui CSR yang diadakan oleh PT.Pertamina RU IV Cilacap ini dapat memajukan kehidupan masyarakat sekitar dan memajukan kota Cilacap sendiri sehingga kota Cilcap yang tadinya hanya kota kecil sekarang menjadi kawasan industri yang berkembang pesat. Dengan hadirnya Pertamina ini maka kesempatan kerja bagi masyarakat lokal dan menumbuhkan banyaknya kontraktor yang ingin bekerja sama dengan Pertamina sehingga banyak sekali membutuhkan tenaga kerja baik lokal maupun asing. Hal ini akan berdampak pada pertumbuhan penduduk, baik secara angka kelahiran dan faktor imigrasi penduduk, tapi faktor imigrasi ini nantinya akan menjadi masalah sosial karena
jumlah
penduduk yang tidak sesuai dengan ketersediaan lapangan
Pemerintah
daerah juga dapat membangun
pekerjaan.
daerahnya dan mengurangi
angka
pengangguran yang ada di wilayah tersebut. Kondisi yang demikian akan menyebabkan kesenjangan sosial yang kasat mata padahal mereka hidup di daerah yang digunakan untuk kegiatan mengolah minyak mentah dan gas bumi. Dampak yang buruk yang timbul adalah kejahatan kriminal yang dilakukan oleh masyarakat menengah ke bawah. Pertamina RU IV Cilacap ini diharapkan dapat untuk
memberikan
kontribusi aktif kepada masyarakat dan
pemerintah setempat untuk mengatasi masalah yang terjadi di daerah tersebut. Melalui kegiatan CSR yang dilakukan Pertamina RU IV juga diharapkan mampu membantu dalam menyelesaikan masalah sosial yang dihadapi masyarakat sekitar Cilacap yang masih belum tersentuh bantuan CSR dan masih hidup dalam kemiskinan. Tujuan perusahaan adalah mendapatkan keuntungan atau profit tetapi selain itu perusahaan juga ingin mendapatkan citra yang baik dimata publik. Citra yang akan dibentuk oleh perusahaan dapat melalui produk baik dalam kualitas maupun pelayanan, iklan yang dibuat dan ditayangkan, dan juga dapat melalui program Public Relatio ns yaitu Corporate Social Responsibility (CSR). Citra merupakan persepsi publik terhadap suatu hal, dalam sebuah perusahaan citra atau persepsi yang ditimbulkan tentang bagaimana kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan, bagaimana pelayanan yang dilakukan
oleh pekerja perusahaan,
budaya perusahaan,
tentang profile
perusahaan, dan juga perilaku pekerja yang ada di dalam perusahaan tersebut. Citra yang terbentuk dari dalam diri manusia itu sendiri bisa terlihat baik dan terlihat buruk, tergantung bagaimana individu itu bersikap dan melakukan interaksi dengan individu lain yang langsung akan bisa dirasakan.
Rhenald
Kasali
dalam
“Manajemen
Public
Relations”
mengemukaka n
pendapatnya yaitu : Citra adalah yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman yang berasal dari informasi yang tidak lengkap juga akan menghasilkan citra yang tidak sempurna. Karena itu, sebelum citra terlanjur buruk, tiap organisasi harus memiliki penangkal yang dapat memberikan peringatan dini terhadap perubahan persepsi lingkungan. Sistem penangkal ini dapat dijalankan oleh public relations. (Kasali, 2009:193). Jadi, menurut Rhenald Kasali citra terbentuk dari bagaimana informasi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh perusahaan, apabila informasi yang disampaikan kurang dipahami akan menimbulkan citra yang kurang baik maka dari itu seorang Public Relations yang menjalankan sistem penyampaian informasi yang mudah dipahami publik dan menanggulangi permasalahan yang terjadi agar citra baik yang dimiliki perusahaan tidak berubah karena persepsi lingkungan. Proses pembentukan citra berdasar pengetahuan dan informasi yang diterima seseorang akhirnya menimbulkan sikap, pendapat, tanggapan dan perilaku yang berbeda. Berikut ini beberapa jenis citra yaitu : a. The mirror image (citra bayangan) adalah bagaimana dugaan manajeme n terhadap publik eksternal dalam melihat perusahaannya. b. The current image (citra yang berlaku) adalah citra yang ada pada publik eksternal berdasarkan pengalaman atau menyangkut kurang infomasi dan pemahaman publik eksternal. c. The wish image (citra yang diinginkan) adalah citra yang diinginkan oleh pihak manajemen.
d. The multiple image (citra majemuk) adalah sejumlah pekerja kantor cabang yang membuat image yang belum tentu sesuai dengan keseragaman citra seluruh organisasi perusahaan. e. Corporate image (citra perusahaan) adalah citra yang ada pada suatu perusahaan, dalam hal ini bukan mengenai citra produk atau pelayanan yang dilakukan. Citra positif perusahaan merupakan prestasi yang baik, sehingga dapat membuat perusahaan memiliki keuntungan yang kompetitif. Keuntungan yang diperoleh selain profit adalah keharmonisan hubungan antar pekerja yang berada dalam suatu lingkungan kerja, dapat membantu dalam menangani krisis yang terjadi, dapat meningkatkan penjualan produk. PT.Pertamina Refinery Unit IV melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) di bidang pendidikan dan budaya, kesehatan masyarakat, lingkungan hidup, dan infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, dan manajemen bencana. Program CSR yang dilakukan oleh PT.Pertamina RU IV diarahkan pada kegiatan yang bersifat fokus, pemberdayaan, berkesinambungan menuju masyarakat yang mandiri. Program Corporate Social Responsibility
(CSR)
PT.Pertamina
RU IV
memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar wilayah operasi. Hal ini juga untuk menyadarkan bahwa sumber daya manusia yang berkualitas merupakan aset yang berharga untuk masa depan. Dengan adanya sumber daya manusia yang berkualitas tentunya PT.Pertamina RU IV mendapatkan nilai tambah bagi stakeholders, dan dapat terus meningkatkan program tanggung jawab sosial perusahaan serta dapat meningkatkan citra positif di hadapan khalayak umum juga meningkatkan profit perusahaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).