4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kailan (Brassica oleracea) Menurut Rubatzky (1995), klasifikasi tanaman kailan adalah sebagai berikut: Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Papavorales
Famili
: Cruciferae (Brassicaceae)
Genus
: Brassica
Spesies
: Brassica oleraceae
Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dikotil. Tanaman kailan adalah sayuran yang berdaun tebal, datar, mengkilap. Tanaman kailan mempunyai batang berwarna hijau kebiruan, bersifat tunggal dan bercabang pada bagian atas.Warna batangnya mirip dengan kembang kol.Batang kailan dilapisi oleh zat lilin, sehingga tampak mengkilap pada batang. tersebut akan muncul daun yang letaknya berselang seling. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabangcabang akar yang kokoh. Cabang akar (akar sekunder) tumbuh dan menghasilkan akar tersier yang akan berfungsi menyerap unsur hara dari dalam tanah (Darmawan 2009). Tanaman kailan yang dibudidayakan umumnya tumbuh semusim (annual) ataupun dwimusim (biennual) yang berbentuk perdu. Sistem perakaran relative dangkal, yakni menembus kedalaman tanah antara 20-30 cm. Batang tanaman kailan umumnya pendek dan banyak mengandung air (herbaceous). Di sekeliling batang hingga titik tumbuh terdapat tangkai daun yang bertangkai pendek. Tanaman ini dikenal dengan daun roset yang tersusun spiral kearah puncak cabang tak berbatang. Sebagian besar sayuran kailan memiliki ukuran daun yang lebih besar, dan permukaan serta sembir 4
5
daun yang rata. Pada tipe tertentu, daun yang tersusun secara spiral ini selalu bertumpang tindih sehingga agak mirip kepala (Rukmana 2008). Kailan memiliki bentuk daun yang tebal, bulat memanjang dan berwarna hijau tua. Batang kailan merupakan batang sejati, tidak keras, tegak, beruas- ruas dengan diameter antara 3-4 cm dan berwarna hijau muda. Perakaran kailan merupakan akar tunggang dan serabut. Kailan memiliki perakaran yang panjang yaitu akar tunggang bisa mencapai 40 cm dan akar serabut mencapai 25 cm (Samadi 2013). B. Syarat Tumbuh Kailan Pada umumnya tanaman kailan baik ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian antara 1.000-3.000 meter di atas permukaan laut. Kailan mampu beradaptasi dengan baik pada dataran rendah. Tanaman kailan memerlukan curah hujan yang berkisar antara 1000-1500 mm/tahun, keadaan curah hujan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air bagi tanaman. Kailan termasuk jenis sayuran yang toleran terhadap kekeringan atau ketersediaan air yang terbatas. Curah hujan terlalu banyak dapat menurunkan kualitas sayur, karena kerusakan daun yang diakibatkan oleh hujan deras (Sunarjono 2004). Tanaman kailan dapat tumbuh baik ditempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi Tanaman kailan tahan terhadap air hujan, sehingga dapat ditanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Suhu yang baik untuk pertumbuhannya berkisar antara 15-250C. Kailan paling baik di daerah yang hawanya dingin. Temperatur optimum pertumbuhan terletak antara 15oC, sedang di atas temperatur 25oC pertumbuhan kailan terhambat. Temperatur minimum pertumbuhan mungkin di atas 0oC. Bila temperatur turun sampai di bawah -10oC dan tetap bertahan untuk waktu yang lama akibatnya tanaman menjadi sangat rusak (Pracaya 1993). Suhu rata-rata harian yang dikehendakai tanaman kailan adalah 15oC-25oC. Pada suhu yang terlalu rendah, tanaman menujukan
6
gejala nekrosa pada jaringan daun dan akhirnya tanaman mati. Suhu terlalu tinggi menyebabkan tanaman mengalami kelayuan karena proses penguapan yang terlalu besar. Kelembaban udara yang baik bagi tanaman kailan yaitu 60-90%. Kailan menghendaki keadaan tanah yang gembur dengan pH 5,5 – 6,5. Tanaman kailan dapat tumbuh dan beradaptasi di semua jenis tanah, baik tanah yang bertekstur ringan sampai berat. Jenis tanah yang paling baik untuk tanaman kailan adalah lempung berpasir. Pada tanah-tanah yang masam (pH kurang dari 5,5), pertumbuhan kalian sering mengalami hambatan, mudah terserang penyakit akar bengkak atau “Club root” yang disebabkan oleh cendawan Plasmodiophora brassicae Wor. Sebaliknya pada tanah yang basa atau alkalis (pH lebih besar dari 6,5) tanaman terserang penyakit
kaki
hitam
(blackleg)
akibat
cendawan
Phoma
lingam
(Fisher 1992). C. Teknik Budidaya Kailan Teknik dalam melakukan budidaya kailan meliputi kegiatan sebagai berikut : 1. Persemaian Penyemaian dapat dilakukan pada nampan plastik atau rak khusus semai. Tempat semai diisi dengan tanah dan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 1:1. Persemaian tidak memerlukan tanah yang terlalu subur. Tanah subur mengakibatkan pertumbuhan bibit yang terlalu cepat. Sebaiknya tanah persemaian yang kurang subur, maka pertumbuhan akar bibit relatif lebih besar dari pada batangnya. Tanaman persemaian dapat dipelihara dalam kotak-kotak tanah dan dalam kantong-kantong kerta atau dibedengan untuk persemaian yang berjarak cukup didalam barisan agar mudah dipisahkan atau dipindahkan (Fiandika 2006). 2. Pengolahan lahan Pertumbuhan tanaman sayuran sangat dipengaruhi oleh keadaan fisik dan struktur lahan tanamnya. Kegiatan pengolahan tanah yang
7
umum dilakukan sebelum penanaman adalah penggemburan tanah dan pembuatan bedengan. Penggemburan tanah dapat menciptakan kondisi lahan yang dibutuhkan oleh tanaman agar mampu tumbuh dengan baik. Tahap penggemburan meliputi pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah serta sirkulasi udaranya dan pemberian pupuk dasar (Haryanto 2007). 3. Pemberian pupuk dasar dan penentuan jarak tanam Bedengan yang sudah siap ditabur dan dicampur dengan pupuk kompos atau pupuk kandang sekitar 10-20 ton per hektar. Jika memungkinkan, bedengan disiram dengan air kompos atau air limbah ternak. Bedengan baru bisa ditanami setelah 1-2 hari berikutnya. Jarak tanam yang digunakan yaitu 30 cm x 30 cm (Pracaya 2011). 4. Pemulsaan Penggunaan mulsa bertujuan untuk memelihara struktur tanah agar tetap gembur, menjaga kelembapan dan suhu tanah, mengurangi pencucian hara, dan menekan pertumbuhan gulma. Jika ditinjau dari sisi perlindungan tanaman, penggunaan mulsa bertujuan untuk menekan perkembangan OPT. Di ataran rendah digunakan mulsa jerami padi dengan ketebalan 5 cm, sedangkan didataran medium dan dataran tinggi digunakan mulsa plastik hitam perak (Sumpena 2014). 5. Penanaman Penanaman kailan di lakukan dengan menyiram persemaian menggunakan air hingga basah, untuk memudahkan pencabutan bibit. Mencungkil perakaran bibit beserta tanahnya, lalu meletakkannya ke dalam kotak-kotak atau tray plastik. Sebelum penanaman, kondisi tanah harus dalam keadaan lembab. Jarak penanaman bibit yaitu 30 x 30 cm, sehingga dalam satu bedeng terdapat 3 baris tanaman. Penyiraman atau pengairan dilakukan secara rutin untuk mempercepat
tanaman
beradaptasi dengan lingkungan yang baru (Wahyudi 2010). Penanaman dilakukan setelah bibit berumur 15 hari atau telah tumbuh 3 helai daun tanaman pada persemaian. Penanaman dilakukan
8
dengan memindahkan bibit dari persemaian ke lubang tanam yang telah ditentukan jarak tanamnya. Lubang tanam ditugal dengan kedalaman kira-kira 2 cm dan ditanam 1 bibit perlubang tanam. Upaya peningkatan produksi tanaman kailan dapat pula dilakukan dengan pengaturan jarak tanam. Pemilihan jarak tanam yang tepat dan sesuai dengan kondisi kesuburan tanah turut menentukan kuantitas produksi tanaman kailan (Rizki 2015). 6. Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan tanaman kailan meliputi kegiatan pokok sebagai berikut : a. Penyiraman Pemberian air yang cukup dapat membantu menstabilkan kelembaban tanah sebagai pelarut pupuk. Kelembapan tanah jangan kurang dari 60-70% dari kapasitas lapangan jadi sebagian besar lahan memerlukan pengairan tambahan agar pertumbuhan dapat terjadi secara optimal. Dalam melakukan pengairan hal yang harus diperhatikan antara lain,
jumlah air yang di siram tidak
menyebabkan tanaman tergenang, sebaiknya dilakukan per periodik yang disesuaikan dengan fase pertumbuhan dan jenis tanaman yang ditanam, dan waktu penyiraman paling baik dilakukan sewaktu suhu masih rendah pada waktu awal pagi atau sore hari (Kramer 1980). b. Penyiangan Penyiangan tanaman adalah pengendalian
gulma
yang
bertujuan untuk mengurangi jumlah gulma sehingga populasinya berada di bawah ambang ekologis. Gulma yang diprioritaskan seperti alang-alang, dan rumput-rumputan. Penyiangan bertujuan untuk memberi ruang tumbuh yang lebih baik bagi tanaman pokok dengan cara memberantas tanaman pengganggu. Tanaman perlu disiangi jika 40-50% tanaman tertutup oleh gulma atau tumbuhan liar. Penyiangan dilakukan pada waktu musim hujan atau musim kemarau. Penyiangan dihentikan jika tanaman pokok sudah mampu
9
bersaing dengan tanaman liar dalam memperoleh cahaya matahari (over-topping) (Indriyanto 2000). c. Penyulaman Penyulaman bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati atau pertumbuhanya kurang baik dengan tanaman yang baru. Kematian atau kurang baiknya pertumbuhan dapat disebabkan beberapa hal yaitu penanaman yang kurang teliti, kekeringan, terendam air, ataupun terserang hama atau penyakit. Penanaman dikatakan berhasil jika jumlah sulaman maksimal 2-3% dari seluruh bibit yang ditanam.
Cara
penyulaman
pun
sama
dengan
penanaman
sebelumnya (Fauzi 2005). d. Pemupukan Pemupukan adalah ialah pemberian bahan yang dimaksudkan untuk menyediakan hara bagi tanaman. Umumnya pupuk diberikan dalam bentuk padat atau cair melalui tanah dan diserap oleh akar tanaman. Namun pupuk dapat juga diberikan lewat permukaan tanaman, terutama daun. Menurut cara aplikasinya, pupuk buatan dibedakan menjadi dua, yakni pupuk daun dan pupuk akar . Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan pada daun tanaman. Contoh pupuk daun adalah Gandasil B dan D, Nutrigro-Plus, Greenzit, Plant Catalist dan Grow More. Pupuk akar diserap tanaman lewat akar dengan cara penebaran di tanah. contoh pupuk akar adalah urea, SP36, dan KCl. Menurut
Sarief
(1989),
perlakuan
pemberian
pupuk
meningkatkan ketersediaan unsur hara terutama nitrogen yang dibutuhkan tanaman pada fase pertumbuhan tanaman. Fase vegetatif untuk perkembangan akar, batang dan daun dipengaruhi oleh penyerapan unsur hara terutama unsur nitrogen yang diterima oleh tanaman. Pemupukan tidak boleh dilakukan sembarangan, harus memperhatikan waktu dan jumlah yang dibutuhkannya.
10
Pupuk urea adalah pupuk buatan dengan senyawa kimia organic CO(NH2)2. Pupuk padat ini berbentuk butiran bulat kecil (diameter kurang 1mm). Pupuk ini mempunyai 45-46% kadar N. Urea larut sempurna di dalam air dan tidak mengasamkan tanah. Sifat urea yang tidak menguntungkan adalah sangat higroskopis dan mulai menarik air dari udara pada kelembapan nisbi 73%. Urea tidak bersifat mengorganisir dalam larutan sehingga mudah mengalami pencucian, karena tidak capat terjerap oleh koloid tanah. Untuk dapat diserap oleh akar tanaman urea harus mengalami proses ammonifikasi dan nitrifikasi terlebih dahulu (Damanik 2010). Pada umur 2 minggu setelah tanam dilakukan pemupukan susulan Urea 150 kg/ha (15 gr/m2). Pemakaian pupuk yang tidak seimbang secara terus menerus pada tanaman kailan dapat memperburuk kondisi tanah dan mengakibatkan meningkatnya masalah hama dan penyakit Penggunaan Gandasil D sebagai pupuk susulan dirasa lebih efektif, hal ini dapat dilihat dari penyerapan hara pupuk yang diberikan berjalan lebih lebih cepat, tanaman lebih cepat tumbuh terutama tanaman sayuran daun dan tanah tidak rusak atau jenuh. Menurut Lingga (2010) pupuk daun Gandasil D digunakan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif. Keuntungan menggunakan Gandasil D antara lain respon terhadap tanaman sangat cepat karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Kandungan unsur makro pupuk daun Gandasil D yaitu, 14 % N: 12 % P: 14 % K: 1% Mg. Gandasil-D mengandung unsur mikro seperti Cu, Mn, Bo, Zn, dan Cu, Co. Pada umumnya dalam budidaya tanaman kailan petani hanya mengandalkan pupuk melalui akar yang mayoritas berisi hara makro. Dengan pemberian Gandasil D diharapkan kebutuhan hara mikro tanaman kailan juga dapat terpenuhi dan yang terpenting dengan pemakaian pupuk daun maka akan terhindar dari kelelahan atau kerusakan tanah
11
e. Pengendalian Hama dan Penyakit Ulat daun kubis atau tritip sering disebut hama badas atau hama woyang. Ada pula yang menyerang ulat tritip tanaman inangnya antara lain kubis, lobak, sawi, brokoli, dan kubis kale. Kubis tunas dan tanaman lain yang termasuk keluarga crucifera. ulat kubis menyerang tanaman baik yang muda maupun yang dewasa. Hama ini tidak hanya menyerang kubis tetapi juga lobak dan sayuran lainnya. Pada umumnya serangan ulat ini terjadi secara eksplosif pada musim kemarau, sehingga kerugian yang ditimbulkan dapat mencapai 100%. Larva memakan daun kubis dengan jalan membuat lobang pada permukaan bawah daun kemudian larva membentuk liang-liang kenok hingga ke daun dan jaringan daun pada permukaan bawah daun (Setyati 1989). 7. Panen dan pasca panen Waktu panennya relatif pendek berkisar 40 HST.
Sehingga
mudah di temui di pasaran. Kailan yang di panen pada pagi hari sebelum matahari terbit rasanya lebih renyah dan mengandung banyak air. Sayuran kailan lazim di tumis dengan bumbu jahe dan bawang putih atau di rebus dan dihidangkan saus tiram. Daun maupun batang kailan dapat dimakan biasanya dipotong-potong kecil sebelum dimasak dari segi aroma dan rasa kailan tidak berbeda jauh dengan brokoli meskipun keduanya tidak Indetik. Kailan memiliki rasa yang lebih manis dari pada brokoli. Untuk penyimpanan dalam lemari pendingin suhunya ± 2-5ºC (Lama penyimpanan 21 hari) suhu ± 5-10º C (Lama penyimpanan 7-14 hari) (Karyaku 2011). D. Pupuk Gandasil-D Pemupukan menurut pengertian khusus adalah pemberian bahan yang dimaksudkan untuk menambah hara tanaman pada tanah. Pemberian bahan yang dimaksudkan untuk memperbaiki suasana tanah dalam artian untuk memperbaiki ataupun menambah unsure hara yang ada didalam tanah. Pemberian bahan kepada tanah tersebut juga betujuan untuk memperbaiki
12
kandungan didalam tanah baik fisika, kimia ataupun biologi tanah. Pemupukan nitrogen bagi sayuran daun berperan dalam sintesis protein, bagian yang tidak terpisahkan dari molekul klorofil dan pemberian N dalam jumlah cukup diharapkan memberikan pertumbuhan vegetatif yang baik dan warna hijau segar (Sugito 1994). Penyesuaian terhadap aplikasinya, pupuk buatan yang mengandung nitrogen dan unsure hara lainnya dibedakan menjadi dua yaitu pupuk daun dan pupuk akar. Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan pada daun tanaman. Pupuk akar diserap tanaman lewat akar dengan cara penebaran ditanah. Pemupukan lewat daun dilakukan dengan cara melarutkan pupuk ke dalam air dengan konsentrasi tertentu. Setelah itu, larutan pupuk disemprotkan ke pemukaan daun dengan mengikuti dosis sesuai anjuran di label kemasan. Pasalnya, tanaman dapat mati keracunan atau terbakar jika dosis pemupukannya berlebihan. Sebaliknya, jika konsentrasinya kurang, pemupukan menjadi tidak efektif lantaran pengaruhnya tidak tampak pada tanaman (Marsono 2008). Peranan utama nitrogen bagi tanaman ialah untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan terutama batang, cabang, dan daun. Selain itu nitrogen juga berperan penting dalam pembentukan zat hijau daun yang berguna dalam proses fotosintesis. Pemberian melalui daun untuk N dan unsur unsur mikro seperti Boron dan Mangan ternyata lebih praktis daripada seluruhnya diberikan lewat tanah (Nelson1985). Pemberian pupuk daun dapat menunjang pemberian pupuk akar. Pemberian
pupuk lewat daun mempunyai beberapa keuntungan seperti
cepat dan mudah diserap oleh tanaman, kandungan unsur haranya lengkap dan tidak merusak struktur tanah serta berperan dalam pertumbuhan vegetatif. Agar diperoleh hasil yang baik, maka perlu digunakan dosis pupuk yang tepat, sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pupuk Gandasil D mengandung unsur hara makro berupa N, P, K dan Mg yang dapat menjadi tambahan organik yang dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan tanaman (Sutejo 1999).
13
Penggunaan Gandasil D dirasa lebih efektif, hal ini dapat dilihat dari penyerapan hara pupuk yang diberikan berjalan lebih lebih cepat, tanaman lebih cepat tumbuh terutama tanaman sayuran daun dan tanah tidak rusak atau jenuh. Menurut Lingga (2010) pupuk daun Gandasil D digunakan untuk meransang pertumbuhan vegetatif. Keuntungan menggunakan Gandasil D antara lain respon terhadap tanaman sangat cepat karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Pada umumnya dalam budidaya tanaman hanya mengandalkan pupuk melalui akar yang mayoritas berisi hara makro. Pemberian Gandasil D diharapkan kebutuhan hara mikro tanaman juga dapat terpenuhi dan yang terpenting dengan pemakaian pupuk daun maka akan terhindar dari kelelahan atau kerusakan tanah. Gandasil D mengandung 20 % N-Total, 15% P2O5, 15% K2O, 1% MgSO4. Sedangkan yang tertera dalam label yang dipasarkan, juga mengandung unsur-unsur mikro seperti: Mangan (Mn), dan Boron (B), Tembaga (Cu), Molybenum (Mo) dan Seng (Zn) serta vitamin-vitamin Aneurine, Lactoflavine dan Nicotinic acid amide untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk Gandasil-D merupakan pupuk majemuk berbentuk padat yang dilarutkan dan disemprotkan melalui daun. Pupuk Gandasil D mengandung unsur makro yaitu Nitrogen, Fosfor, Kalium, Magnesium dan sulfat. Unsur mikro yang terkandung masing-masing unsur sangat penting untuk membentuk protein, daun-daun berbagai persenyawaan organik lainnya (Rinsema 1986). E. Kandungan Kailan Kailan merupakan salah satu jenis sayuran populer. Kailan juga banyak mengandung vitamin dan mineral. Sayuran yang termasuk famili Cruciferae ini bermanfaat bagi kesehatan manusia karena dapat membantu menetralkan zat asam dan melancarkan pencernaan. Kelebihan kailan menjadikan
sayuran
produktivitasnya
harus
ini
diminati
memenuhi
banyak permintaan
konsumen masyarakat.
sehingga Kailan
merupakan salah satu sayuran dari famili Cruciferae yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Karena dapat membantu pencernaan, menetralkan zat
14
asam dan mencegah penyakit sariawan (Arief 1990). Kailan mengandung Vitamin A 7540 IU, Vitamin C 115 mg, Ca 62 mg dan Fe 2,2 mg per 100 gram bobot segar yang dikonsumsi (Zuhri 2010) Kailan mengandung karbohidrat dalam bentuk gula. Karbohidrat pada kailan terdapat dalam bentuk monosakarida dan disakarida. Gula yang terkandung akan terbentuk menjadi aam laktat. Kailan yang dipanen masih muda kandungan gulanya lebih sedikit dibanding yang dipanen pada saat yang tepat. Dalam penyimpanan kandungan kailan dapat turun 25 sampai 50%. Kailan sangat kaya akan komponen gkukosinolat, seperti halnya brokoli. Glukosinolat sangat penting karena mempunyai manfaat banyak bagi tubuh, terutama untuk melawan sel kanker (Pasaribu 2009) F. Pemasaran dan Analisis Usaha Pada Budidaya Kailan Definisi dari pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang
merencanakan,
menentukan
harga,
mempromosikan
dan
mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli.Perusahaan harus memadukan keputusan-keputusan pemasarannya dengan fungsi pemasaran yang lain. Biasanya bagian pemasaran mengkoordinasikan tugastugas pada bagian dalam perusahaan secara informal.Hal ini menyebabkan semakin pentingnya bagian pemasaran bagi perusahaan (David 2004). Menurut Supriono (2009) analisis usaha tani dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha, beberapa hal yang dibahas dalam analisis ini adalah : 1. Biaya Tetap Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Biaya yang jumlah totalnya tetap konsisten tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktifitas sampai dengan tingkatan tertentu. b. Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume penjualan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.
15
2. Biaya Variabel Biaya variabel memiliki karakteristik sabagai berikut : a. Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proposional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variable, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah biaya variabel. b. Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan, jadi biaya semakin konstan. 3. Penerimaan Menurut Soekartawi (1995), penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual dan biasanya produksi berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan turun ketika produksi berlebihan. 4. Keuntungan Keuntungan adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Apabila beban lebih besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi. Keuntungan atau kerugian merupakan hasil dari perhitungan berkala. Hal ini akan diketahui secara pasti saat perusahaan menghentikan kegiatanya dan dilakukan likuidasi (Soemarso, 2005). 5. R/C Ratio R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) merupakan ukuran perbandingan antara penerimaan dengan biaya operasional. R/C Ratio dihitunng untuk menentukan kelayakan usaha. R/C Ratio lebih dari 1 maka usaha ini layak untuk dijalankan. Rumus R/C Ratio adalah total penerimaan dibagi total biaya produksi. Rumusnya yaitu : R/C Ratio
Total Penerimaan
= Total
Biaya Produksi