ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Umum Bahan Kimia Berbahaya Bahan berbahaya adalah setiap bahan atau benda yang oleh karena sifat dan ciri khas serta keadaanya, merupakan bahaya terhadap keselamatan dan ketertiban umum serta terhadap jiwa atau kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya (Departemen Perhubungan,1993). Menurut Permenaker RI No. 187/MEN/1999, bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia dan sifat fisika dan atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dn lingkungan. Bahan berbahaya dan beracun yang disingkat B3 adalah zat energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. (Undang – undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup).
8
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
9
Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3 (PP RI no. 74 tahun 2001). Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya (PP RI no. 74 tahun 2001). Kriteria bahan kimia berbahaya menurut Permenaker RI no. 187/MEN/1999, antara lain : 1. Bahan beracun. 2. Bahan sangat beracun. 3. Cairan mudah terbakar. 4. Cairan sangat mudah terbakar. 5. Gas mudah terbakar . 6. Bahan mudah meledak. 7. Bahan reaktif. 8. Bahan oksidator. Sifat kimia, fisika dan toksik bahan kimia di atas ditetapkan sebagai berikut : a. Bahan beracun dalam hal pemajanan melalui mulut : LD50 > 25 atau < 200 mg/kg berat badan, atau kulit : LD50 > 50 atau < 400 mg/kg berat badan, atau pernafasan : LC50 >0,5 mg/l dan < 2 mg/l.
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
10
b. Bahan sangat beracun dalam hal pemajanan melalui mulut : LD50 ≤ 25 mg/kg berat badan, atau kulit : LD50 ≤ 50 mg/kg berat badan , atau pernapasan : LC50 ≤ 0,5 mg/l. c. Cairan mudah terbakar dalam hal titik nyala > 21⁰C dan < 55⁰C pada tekanan 1 (satu) atmosfir. d. Cairan sangat mudah terbakar dalam hal titik nyala < 21⁰C dan titik didih > 20⁰C pada tekanan 1 (satu) atmosfir. e. Gas mudah terbakar dalam hal titik didih < 20⁰C pada tekanan 1 (satu) atmosfir. f. Bahan kimia ditetapkan termasuk kriteria mudah meledak apabila reaksi bahan kimia tersebut menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya. g. Bahan kimia ditetapkan termasuk criteria reaktif apabila bahan tersebut : 1) Berekasi dengan air, mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar, atau 2) Bereaksi dengan asam, mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar atau terbakar atau beracun atau korosif. h. Bahan kimia ditetapkan termasuk criteria oksidator apabila reaksi kimia atau penguraiannya menghasilkan oksigen yang dapat menyeabkan kebakaran.
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
11
Bahan kimia mengandung berbagai potensi bahaya sesuai dengan sifat kimianya.Banyak kecelakaan terjadi akibat bahaya kimiawi. Bahaya yang dapat ditimbulkan bahan kimia, antara lain : (soehatman Ramli, 2010) 1. Keracunan oleh bahan kimia yang bersifat toxic 2. Iritasi, oleh bahan kimia yang memiliki sifat iritasi 3. Kebakaran dan peledakan 4. Polusi dan pencemaran lingkungan 2.2 Landasan Hukum Dalam pengelolaan, penyimpanan, bahan kimia berbahaya setiap perusahaan berpedoman pada peraturan perundang – undangan sebagai landsan hokum, antara lain : 1. Undang – undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan dan Kesehatan Kerja. 2. Peraturn Pemerintah Republik Indonesia No.74 tahun 2001 Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. 3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia no. Kep. 187MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja. 4. Keputusan
Direktur
Jenderal
Perhubungan
Darat
No.
SK
725/AJ.302/DRJD/2004 Tentang Penyelenggaraan Pengangkutan Bahan Berbahaya dan Beracun.
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
12
2.3 Pengangkutan Bahan Kimia Berbahaya Keputusan
Direktur
Jenderal
Perhubungan
Darat
Nomor
:SK
725/AJ.302/DRJD/2004 mengemukaan bahwa kendaraan pengangkut bahan berbahaya adalah kendaraan bermotor, kereta gandengan, keretan tempelan yang secara khusus dirancang dan dlengkapi peralatan untuk pengangkutan bahan berbahaya. Sesuai dengan keputusan menteri KM 69 tahun 1993, angkutan bahan berbahaya dilakukan dengan menggunakan kendaraan bermotor yang memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan serta sesuai peruntukannya. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1993 tentang angkutan jalan menyebutkan bahwa pengangkutan barang dengan kendaraan bermotor, terdiri dari barang umum, bahan berbahaya, barang khusus, peti kemas, dan alat berat. Dalam pasal 14 ayat 1 Pengangkutan bahan berbahaya diklasifikasiakan menjadi pengangkutan bahan : 1. Mudah meledak 2. Gas mampat, gas cair, gas terlarut pada tekanan atau pendinginan tertentu 3. Cairan mudah menyala 4. Padatan mudah menyala 5. Oksidator, peroksida organic 6. Racun dan bahan yang mudah menular 7. Radioaktif 8. Korosif 9. Berbahaya lain.
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
13
Keputusan
Direktur
Jenderal
Perhubungan
Darat
Nomor
:
SK.725/AJ.302/DRJD/2004 dibuat dengan pertimbangan agar keselamatan dan keamanan pengoperasian angkutan bahan berbahaya dan beracun di jalan terjamin. Pengaturan pengangkutan bahan berbahaya dan beracun (B3) diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan B3 yang selamat, aman, lancar, tertib, dan teratur, serta mampu memadukan dengan mode transportasi lainnya, sehingga dampak negatif dari interaksi fisik, kimia, dan mekanik antar bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan manusia, kendaraan lainnya maupun lingkungan sekitarnya dapat dicegah. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK.725/AJ.302/DRJD/2004 tentang Penyelenggaraan pengangkutan bahan berbahaya dan beracun (B3) di jalan. Penerapan keselamatan pegangkutan bahan kimia berbahaya meliputi : 1. Persyaratan kendaraan pengangkut B3 2. Persyaratan pengemudi dan pembantu pengemudi angkutan B3 3. Persyaratan lintas angkutan B3 4. Persyaratan pengoperasian angkutan B3 Setiap kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun harus memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus sesuai dengan jenis dan karakteristik bahan berbahaya dan beracun (B3) yang diangkut. Persyaratan
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
14
umum yaitu harus memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan serta dilengkapi yaitu : 1. Plakat yang diletakkan pada sisi kiri, depan, dan belakang kendaraan dengan ukuran, bentuk dan contoh penempatan. 2. Nama perusahaan yang dicantumkan pada sisi kiri, kanan dan belakang kendaraan dengan ukuran. 3. Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard. 4. Kotak obat lengkap dengan isinya. 5. Alat pemantau untuk kerja pengemudi, yang sekurang – kurangnya dapat merekam
kecepatan
kendaraan
dan
perilaku
pengemudi
dalam
mengoperasikan kendaraannya. 6. Alat pemadam kebakaran 7. Nomor telepon pusat pengendali operasi yang dapat dihubungi jika terjadi keadaan darurat (emergency call), yang dicantumkan pada sebelah kiri dan kanan kendaraan pengangkut. Kendaraan pengangkut bahan kimia berbahaya dan beracun (B3) harus dilengkapi perlengkapan keadaan darurat sebagai berikut : 1. Alat komunikasi antara pengemudi dengan pusat pengendali operasi dan atau sebaliknya. 2. Lampu tanda bahaya berwarna kuning yang ditempelkan di atas atap ruang kemudi
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
15
3. Rambu portable 4. Kerucut pengaman 5. Segitiga pengaman 6. dongkrak 7. Pita pembatas 8. Serbuk gergaji 9. Sekop yang tidak menimbulkan api 10. Lampu senter 11. Warna kendaraan khusus 12. Pedoman pengoperasian kendaraan yang baik untuk keadan normal dan darurat 13. Ganjal roda yang cukup kuat dan diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau oleh pembantu pengemudi. Untuk persyaratan pengemudi kendaraan pengangkut bahan kimia berbahaya : 1. Persyaratan umum tersebut meliputi : a. Memiliki surat izin mengemudi sesuai dengan golongan kendaraan yang dikemudikannya. b. Memilki pengetahuan mengenai jaringan jalan dan kelas jalan,kelaikan kendaraan bermotor dan tata cara mengangkut barang. 2. Persyaratan khusus tersebut meliputi : a. Memiliki pengetahuan mengenai bahan berbahaya yang diangkutnya seperti klasifikasi,sifat dan karakteristik bahan berbahaya
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
16
b. Memiliki pengetahuan mengenai bagaimana mengatasi keadaan jika terjadi suatu kondisi darurat, seperti cara menanggulangi kecelakaan c. Memiliki pengetahuan
dan
keterampilan
mengenai
tata cara
pengangkutan bahan berbahaya, seperti pengemudian secara aman, pemeriksaan
kesiapan
kendaraan,
hubungan
muatan
dengan
pengendalian kendaraan, persepsi keadaan bahaya atau darurat d. Memiliki pengetahuan mengenai ketentuan pengangkutan bahan berbahaya, seperti penggunaan plakat, label dan simbol bahan berbahaya e. Memiliki
kemampuan
psikologi
yang
lebih
tinggi
daripada
pengangkut bahan atau komoditi yang tidak berbahaya, seperti tidak mudah panic, sabar, bertanggung jawab, tidak mudah jenuh menghadapi pekerjaan dan situasi yang monoton. f. Memiliki fisik yang sehat dan tangguh. Untuk kesehatan dan keselamatan kerja, pengemudi dan pembantu pengemudi kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun (B3) wajib dilengkapi peralatan pelindung diri, meliputi :
Skripsi
1.
Pelindung pernapasan / masker
2.
Pelindung anggota badan
3.
Helm
4.
Kacamata pengaman
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
17
5.
Sarung tangan, baik dengan bahan karet, kain ataupun kulit sesuai bahan berbahaya dan beracun (B3) yang ditangani
6.
Sepatu pengaman
7.
Pakaian kerja.
2.4 Klasifikasi Bahan Kimia Berbahaya Pengelompokan bahan kimia berbahaya bermanfaat untuk memudahkan pengenalan serta cara pengangkutan, penanganan, dan transportasi, pemprosesan sampai penyimpanan. Berikut macam klasifikasi bahan kimia berbahaya : 1. Klasifikasi jenis dan sifat Bahan kimia Berbahaya berwujud gas Tabel 2.1 Klasifikasi Jenis dan Sifat Bahan Kimia Berbahaya Berwujud Gas NO 1.
NAMA Oksigen (O2)
WUJUD Cair
Gas
SIMBOL
KETERANGAN Bersifat pengoksidasi (oxidizing)
pengosidasi Bersifat (oxidizing)
Bersifat (pressure)
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
bertekanan
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
18
NO 2.
NAMA Argon (Ar)
WUJUD Cair dan Gas
3.
Nitrogen (N2)
Cair dan Gas
4.
Nitrous oxide Gas (N2O)
SIMBOL
KETERANGAN Bersifat bertekann (Pressure)
Bersifat bertekanan (Pressure)
Bersifat sangat mudah menyala (high flammable)
Bersifat bertekanan (Pressure)
5.
Acetylene (C2H2)
Gas
Bersifat sangat mudah menyala (high flammable)
Sesuai dengan jenisnya 6. Mixed Gasses Gas Sumber : PT. Aneka Gas Industri Wilayah V Jawa Timur 2013 2. Sistem klasifikasi ILO, 1991 Secara umum bahan kimia berbahaya diklasifikasikan menjadi beberapa golongan (ILO,1991) : a. Bahan Kimia Beracun
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
19
Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernapasan atau kontak lewat kulit. b. Bahan Kimia Korosif (Corrocives) Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan atau bahan lain. c. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable substances) Adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan menimbulkan bahaya kebakaran.Reaksi kebakaran yang sangat cepat juga dapat menghasilkan ledakan. d. Bahan Kimia Mudah Meledak (Explosive) Adalah suatu padatan atau cairan atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi sehingga menimbulkan kerusakan di sekelilingnya. e. Bahan Kimia Oksidator (Oxiding Agent) Adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan – bahan lainnya. f. Bahan Kimia Reaktif terhadap Asam (Acid Sensitive Subtances) Adalah bahan kimia yang sangat mudah bereaksi dengan asam menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau gas – gas yang beracun dan korosif.
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
20
g. Gas Bertekanan (Compressed Gas) Adalah gas yang disimpan dalam tekanan, baik gas yang ditekan maupun gas cair yang dilarutkan dalam pelarut di bawah tekanan. h. Bahan Kimia yang Reaktif (Reaktive Chemicals) Adalah bahan yang menyebabkan kebakaran atau peledekan bila kontak dengan uap air atau air (water reactive atau sensitive fire dan explosion hazards). Bahan – bahan tersebut bila kontak dengan uap air atau air akan mengeluarkan gas hydrogen yang mudah terbakar atau mudah meledak seperti lithium, sodium, potassium, kalsium, anhidrida asam dan alkali pekat. i. Bahan Radioaktif (Radioactive Subtances) Adalah zat yang mampu memancarkan sinar atau radiasi dari zat itu sendiri. Radiasi yang dipancarkan adalah sinar α,β,γ dan sinar neutron dan lain – lain.
3. Sistem Klasifikasi PBB tahun 1993 Nomor klasifikasi dan divisi bahan berbahaya dan beracun menurut PBB memiliki arti berikut : Kelas 1 Bahan mudah meledak
Skripsi
Divisi 1.1
Bahan yang mempunyai bahaya peledak besar
Divisi 1.2
Bahaya suara keras, tetapi bahaya peledak kecil
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
21
Divisi 1.3
Bahaya kebakaran, tetapi bahaya pecahan kecil atau tidak menimbulkan suara keras
Divisi 1.4
Bahan yang saat ini bahayanya tidak signifikan
Divisi 1.5
Bahaya peledak besar tetapi tidak sensitive
Divisi 1.6
Bahan amat sangat tidak reaktif
Kelas 2
Gas
Divisi 2.1
Gas mudah terbakar
Divisi 2.2
Gas tidak mudah terbakar, tidak beracun
Divisi 2.3
Gas beracun
Kelas 3
Cairan mudah terbakar
Divisi 3.1
Cairan dengan titik nyala < 21⁰C
Divisi 3.2
Cairan dengan titik nyala antara 21⁰C sampai 55⁰C
Divisi 3.3
Cairan dapat terbakar dengan titik nyala antara 55⁰C sampai 150⁰C
Skripsi
Kelas 4
Padatan mudah terbakar
Divisi 4.1
Padatan mudah terbakar
Divisi 4.2
Bahan yang kemungkinan besar dapat terbakar spontan
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
22
Divisi 4.3
Bahan yang jika kontak dengan air mengeluarkan gas mudah terbakar
Kelas 5
Bahan oksidator dan peroksida organic
Divisi 5.1
Bahan Oksidator
Divisi 5.2
Peroksida organic
Kelas 6.1
(a) Bahan beracun (toxic)
6.2
(b) Bahan beracun (harmful)
6.2
Bahan menular
Kelas 7
Bahan radioaktif
Kelar 8
Bahan berbahaya lain
4. Sistem Klasifikasi menurut U.S NFPA (U.S. National Fire Protection Association) Sistem klasifikasi menurut NFPA berdasarkan bahaya terhadap kesehatan, kemampuan mudah menyala, reaktivitas dan bahaya lain. NFPA menggunakan angka dan warna pada tanda untuk menunjukkan bahaya dasar dari bahan spesifik.(Petrokimia, 1999) Bahaya kesehatan, kemampuan mudah menyala dan reaktivitas diberi rating 0 - 4 sesuai dengan tingkat bahayanya.
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
23
C.1 Bahaya kesehatan (Biru) Ranking 4 :Bahan yang pada paparan sangat singkat dapat menyebabkan kematian atau cacat permanen walaupun pengobatan telah diberikan segera Ranking 3 : Bahan yang pada paparan singkat dapat menyebabkan luka parah sementara atau cacat, walaupun pengobatan telah diberikan Ranking 2 : Bahan yang pada paparan dapat menyebabkan keterpaan intensif dan terus menerus berakibat serius, kecuali ada pertolongan Ranking 1 : Bahan yang pada pemaparan akan menyebabkan iritasi tetapi hanya luka sisa ringan walaupun tanpa diberikan perawatan medis Ranking 0 : Bahan yang pada pemaparan di dalam api tidak menyebabkan bahaya seperti bahan mudah terbakar C.2 Bahaya mudah terbakar (Merah) Ranking 4 : Bahan yang menguap dengan cepat atau sempurna pada tekanan atmosfer dan suhu udara ambien dan cepat terbakar atau cepat terdispersi ke udara dan terbakar Ranking 3 : Cairan padatan yang dapat menyala pada kondisi udara ambient Ranking 2 : Bahan yang harus dipanasi secara moderat atau terpapar pada udara ambien yang tinggi sebelum dapat menyala Ranking 1 : Bahan yang harus dipanaskan sebelum dapat menyala
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
24
Ranking 0 : Bahan yang tidak akan terbakar C.3 Bahaya reaktivitas (Kuning) Ranking 4 : Bahan yang dari sifatnya sendiri mampu meletup/denotasi atau meledak akibat terdekomposisi atau bereaksi pada suhu dan tekanan normal Ranking 3 : Bahan yang dari sifatnya sendiri mampu meletup/denotasi atau bereaksi meledak tetapi memerlukan sumber pemicu kuat atau perlu pemanasan di dalam wadah sebelum mulai bereaksi atau bereaksi eksplosive dengan air Ranking 2 : Bahan yang dari sifatnya biasanya tidak stabil dan cepat berubah secara kimia, tetapi tidak meletup atau cepat bereaksi dengan air atau dapat membentuk senyawa mudah meledak dengan air Ranking 1 : Bahan yang dari sifatnya sendiri biasanya stabil tetapi dapat menjadi tidak stabil pada suhu tinggi atau bereaksi dengan air dengan mengeluarkan energy tetapi tidak secara hebat. Ranking 0 : Bahan yang sifatnya sendiri stabil, tidak reaktif, meskipun terkena panas atau suhu tinggi. C.4 Informasi spesifik (Putih) Dipakai untuk member tambahan informasi yang diperlukan, sebagai contoh : ₩ : Water Reactive OX : Oxiding Agent
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
25
POL : Polymerisasi (RED) Flammability
(BLUE)
Hazard
*(YELLOW) Reactivity
Health Hazard (WHITE) Special Informatio
2.1 Label NFPA Sumber : Siswanto, 2009 2.5
Bahaya Bahan Kimia Bahaya bahan kimia dapat dibagi menjadi dua kategori (siswanto,1991) : 1. Bahaya Fisik (Physical Hazards) Bahan – bahan kimia yang menyebabkan peledakan, kebakaran atau reaksi kimia yang hebat. Lama penyimpanan bahan kimia yang tidak tepat dapat menyebabkan perubahan – perubahan yang menghasilkan panas yang berlebihan. Beberapa bahan kimia yang tidak stabil akan mengembang sedemikian rupa sehingga dapat memcahkan container (wadah) atau membebaskan zat – zat kimia lain yang berbahaya. 2. Bahaya Kesehatan (Health Hazards) Adalah bahan – bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit atau luka bila terhirup, tertelan atau tersentuh.
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
26
Bahaya Fisik (Physical Hazards) Tabel 2.2 Bahaya Fisik (Physical Hazards) NO 1.
2.
Jenis Bahan Kimia
Definisi
pada Bahan – bahan kimia Meledak yang mudah meledak keadaan suhu dan tekanan yang tinggi (explosive chemicals) atau goncangan yang mendadak (sudden shock) misalnya terbentur atau terjatuh Bahaya Kebakaran (fire hazards) a. Pyrophorics Menyala secara spontan dalam udara pada suhu 130⁰F (54⁰C) atau kurang Menyala pada suhu di b. Flammable bawah 100⁰F (38⁰C) c. Combustible
d. Oxidizers
Contoh Nitrogliserin, TNT (Trinitrotoluene)
Dborane
Karbon monoksida Toluene Menyala pada suhu Cyclohexanone 100⁰F (38⁰C) atau lebih Menyebabkan atau Hidrogen menunjang kebakaran Peroksida pada zat – zat kimia lain
Bahan – bahan kimia yang reaktif (reactive chemicals) Menimbulkan gas a. Water reactive yang mudah terbakar atau beracun bila kontak dengan air atau uap air Mengalami b. Unstable perubahan pada berbagai keadaan misalnya goncangan (shock), suhu dan tekanan Sumber : Siswanto, 2009 3.
Skripsi
Sodium, Kalsium, Potassium, Anhidrida asam, Alkali pekat Styrene
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
27
Bahaya Kesehatan (Health Hazards) Tabel 2.3 Bahaya Kesehatan (Health Hazards) NO
Jenis Bahan Kimia
1.
Iritan
2.
Korosif
3.
Zat – zat penyebab (Sensitizers) – Target chemical
Definisi
Inflamasi atau peradangan pada jaringan hidup Merusak atau “memakan” (Eating away) jaringan hidup kimia Menyebabkan alergi reaksi alergi
organ Organ Merusak atau system tubuh yang spesifik 5. Bahaya terhadap system reproduksi (Reproductive hazards) a. Mutagens Mengubah sifat genetic dari sel telur atau sperma Merusak janin b. Teratogens setelah pembuatan terjadi 6. Karsinogen Menyebabkan atau (Carcinogens) diduga dapat menyebabkan kanker Sumber : Siswanto, 2009 4.
Contoh Sulfur Dioksida
Fenol, asam sulfat, asam kromat, asam klorida, soda kaustik Nikel, formaldehid
Tetrakloretan susunan saraf Silika (Paru)
(Hati, pusat),
PCBs (Polychlorinatedbiphenyl) Timah hitam Thalidomide
Vinil klorida, Benzena (C6H6), Akrilonitril
2.6 Keselamatan Bidang Kimia Keselamatan bidang kimia menjaga agar tidak terjadi kecelakaan karena bahan kimia berbahaya. Hal ini mempunyai dua aspek pokok :
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
28
1. Menjaga agar tidak terjadi akibat yang tidak diinginkan dalam pengolahan, pengangkutan, penanganan atau penyimpanan bahan kimia berbahaya. 2. Menjaga agar tidak ada bahan kimia berbahaya yang secara tidak sengaja terlepas (bocor) dari pengolahan, pengangkutan atau penyimpanan. 2.7 Transportasi Bahan Kimia Berbahaya Transportasi
bahan
kimia
berbahaya
dapat
mengandung
risiko.Peraturan diharapkan untuk melindungi pekerja dan lingkungan. Peraturan memberitahukan bagaimana mengemas bahan secara aman dan bagaiamana cara memuat, pegangkutan, menurunkan muatan bahan. Untuk mengkomunikasikan resiko, pengirim harus mengingat pengemudi dan yang lainnya tentang bahaya dari bahan tersebut. Pada peraturan pengirim diwajibkan meletakkan label pada kemasan, atau wadah, menyediakan dokumen yang tepat, informasi tanggap darurat dan plakat. Tahapan komunikasi bahaya ditujukan pada : 1. Pengirim (the shipper) a. Pengirim harus mengemas, member tanda dan label pada bahan, menyiapkan dokumen, menyediakan informasi tanggap darurat dan menyediakan plakat b. Menandai dokumen bahwa kiriman telah disiapkan sesuai dengan peraturan
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
29
c. Mengirimkan produk dari satu tempat ke tempat lain dengan truck, kereta api, kapal atau pesawat d. Menggunakan peraturan bahan kimia berbahaya yang berlaku 2. Pembawa (Carrier) a. Mengambil kiriman dari pengirimke tempat tujuan b. Sebelum pengangkutan, memeriksa gambaran dokumen dengan benar, telah diberi label, telah ditandai dan persiapan kiriman untuk pengangkutan c. Menolak kiriman yang tidak tepat d. Melaporkan kecelakaan dan insiden menyangkut bahan kimia berbahaya kepada pihak yang tepat (polisi, pemadam kebakaran, dan lain– lain. 3. Pengemudi (the driver) a. Memastikan pengirim telah mengidentifikasikan, menandai dan memberi label bahan kimia berbahaya secara tepat. b. Menolak kemasan dan kiriman yang bocor c. Plakat dipasang ketika memuat bahan kimia berbahaya d. Mengemudi dengan aman tsnps menunda e. Mengikuti peraturan mengenai pengangkutan bahan kimia berbahaya f. Menyimpan dokumen bahan kimia berbahaya dan informasi tanggap darurat di tempat yang tepat
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
30
2.8 Dokumen, Label dan Penandaan Dokumen menyediakan informasi yang vital ketika mesrespon sebuah bahan kimia berbahaya.Dokumen berisi informasi yang dibutuhkan untuk identifikasi bahan yang diangkut. Dokumen ini berisi nama dokumen yang tepat, kelas bahaya atau divisi bahan kimia berbahaya yang tepat, group (packing group).Tiap kemasan seharusnya diberi tanda dengan nama dokumen yang tepat, kelas bahaya dan nomer PBB, diikuti oleh referensi group kemasan. Plakat dan panel dengan nomer identifikasi, 4 digit nomer identifikasi bisa ditunjukkan dalam plakat bentuk diamond atau berdampingan panel yang berwarna oranye yang diletakkan di belakang dan samping kendaraan. Group kemasan diatur oleh USDOT, permintaan kemasan yaitu wadah biasa dari drum yang terbuat fiber, kotak kayu, drum logam, botol kaca atau item – item yang sesuai dengan bahan kimia berbahaya.Kemasan yang digunakan harus didesain dengan baik, konstruksinya harus bagus, dirawat, dipenuhi dan isinya harus terbatas dan tertutup jadi di bawah kondisi insiden normal untuk pengangkutan. Label seharusnya ditempatkan pada container dan kendaraan sehingga dapat dilihat dengan jelas. Selama pengangkutan bahan kimia berbahaya, label peringatan harus tepat berdasarkan klasifikasi pengangkutan bahan kimia berbahaya (dangerous goods) dalam Sembilan kelas dan harus dipasang tiap kemasan. Hanya satu label peringatan berbahaya yang dipasang pada kemasan.
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
31
Penandaan terdiri dari suatu susunan yang dirancang untuk memberikan informasi kepada polisi dan pasukan pemadam kebakaran berkenaan dengan kejadian dimana terdapat bahaya kebakaran atau suatu kebocoran bahan yang diangkat. Bentuk tanda sebagai berikut :
2.2 Gambar Penandaan Sumber : www.london-fire.gov.uk
Keterangan : a. Hazchem code Kode yang telah ditetapkan oleh Home Office Working Party pada Hazchem, yang memberikan informasi tentang tindakan yang harus diambil bila terjadi suatu kejadian kebakaran atau kebocoran. b. UN Number Menunjukkan bahan kimia yang diangkut. Bagian penanggulan bahaya dapat memperoleh informasi bahan tersebut dengan melihat nomer yang tertera, nama bahan juga terdapat dalam kolom ini. c. Specialist Advice : Phone Number Tiap – tiap pabrik pembuat atau perusahaan angkutan, harus menyediakan sebuah nomer yang dapat melayani kemanapun
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
32
kendaraan pengangkut melakukan perjalanan dengan membawa tanda tersebut, sehingga bagian penanggulangan bahaya dapat mengambil tindakan membantu fasilitas yang disediakan di dalam pabrik untuk memberikan pertunjuk atau bantuan pada suatu kejadian. d. Warning Diamond Simbol/label belah ketupat adalah tanda peringatan sifat – sifat bahan kimia yang diangkut. e. Manufacture Simbol kantor atau nama perusahaan pembuat bahan kimia tersebut
2.3 Kartu Hazard Chemical Sumber : www.london-fire.gov.uk
Keterangan : a. Pemadaman api : Jets, fog, foam, dry agent b. Kode : 1. Bahan yang berkode P sampai T bila dalam keadaan darurat dapat diencerkan dengan air.
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
33
2. Bahan yang berkode W sampai Z tidak boleh diencerkan dengan air, cegah dan tampung dengan peralatan yang tersedia agar kebocoran tidak memasuki saluran air dan sumber air. 3. bahan yang berkode P dan R, W dan X merupakan bahan seperti uap, hasil pembakaran yang dapat merusak kulit maka digunakan pakaian pelindung tertutup penuh (umumnya dari karet yaitu nitrit, PVC) seperti halnya SCBA dengan memapatkan silinder udara didalamnya. 4. Bahan yang berkode S dan T, Y dan Z menggunakan alat bantu pernapasan dan sarung tangan (protective gloves). 5. Bahan yang berkode P, S, W dan Z dapat bereaksi dengan hebat dengan sendirinya atau dengan bahan lainnya (udara, air, logam, bahan yang menghasilkan panas) bila kontak dengannya. 6. Kode E merupakan tindakan evakuasi yaitu mengosongkan tempat kejadian, selain personil pemadam kebakaran dan orang yang tidak berkepentingan dilarang berada di area tersebut jarak minimum 200 m dari sumber tumpahan atau bocoran. 2.9
Tempat Pengangkut Bahan Kimia Berbahaya Atabilitas kendaraan yang mengangkut cairan bahan kimia dalam suatu
tanki sangat penting sekali.Tanki yang berisi cairan harus diangkut dengan low trailer. Tanki (H) dari tanah sampai pada dasar kendaraan tidak lebih dari 110 mm.Tanki sulit untuk ditahan menggunakan lashing (pengikatan tali) karena
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
34
ukuran dan beratnya. Maka dari itu harus dipasang kerangka atau frame dimana diperlukan untuk penggunaan alat pengunci (clamp atau pin). 2.10
Bahan Kimia Berbahaya
2.10.1 Oksigen (O2) Udara yang kita hirup mengandung sekitar 21% oksigen. Tanpa oksigen kita akan mati dalam hitungan menit. Mungkin sulit untuk percaya, tetapi oksigen juga bisa dapat membahayakan seperti kebakaran dan ledakan.Oksigen berperilaku berbeda ke udara, udara terkompresi, nitrogen dan gas inert lainnya.Gas oksigen di silinder digunakan oleh banyak orang di tempat kerja. Hal ini digunakan: 1. Dalam pengelasan, pemotongan dan lainnya api proses serupa 2. Untuk membantu orang dengan kesulitan bernapas 3. Di ruang hiperbarik sebagai perawatan medis 4. Di ruang dekompresi bagi orang-orang yang bekerja di kompresi udara atau penyelam 5. Untuk pengawetan makanan dan kemasan 6. Di pabrik baja dan kimia. Oksigen murnipada tekanan tinggi dapat bereaksi keras dengan bahan umum seperti minyak dan bahan lain yang dapat menyulutapi dengan spontan. Hampir semua bahan termasuk tekstil, karet dan bahkan logam akan membakar cepat oksigen.
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
35
Oksigen pada suhu panas (<52°C/125° F) dapat membuat situasi berbahaya. Hal ini menjadi lebih mudah untuk memicu nyala api, apabila hal tersebut terjadi mungkin untuk memadamkan api sangat mustahil. Sebuah katup yang bocor atau selang di ruangan yang berventilasi buruk atau ruang tertutup dapat dengan cepat meningkatkan konsentrasi oksigen ke tingkat yang berbahaya. Penyebab utama kebakaran dan ledakan bila menggunakan oksigen adalah: 1. Pengayaan oksigen dari kebocoran peralatan 2. Penggunaan peralatantidak kompatibel dengan oksigen 3. Penggunaan oksigen dalam peralatan tidak sesuai untuk layanan oksigen 4. Operasi yang salah atau ceroboh pada peralatan oksigen. 2.10.2 Acetylene (C2H2) Acetylene (C2H2) adalah gas yang tidak berwarna, gas yang sangat mudah terbakar dengan bau yang khas.Acetylene sangat mudah terbakar dan membentuk ledakan bila tercampur dengan udara pada kadar 2,5 – 85%. Memerlukan sedikit energi pembakar, sehingga sedikit saja terkena percikan api, langsung dapat terbakar. Acetylene bersifat ringan jika berada di udara ( berat jenis : 0,906 atm), sehingga gas Acetylene mudah hilang jika bercampur dengan udara (udara : 1 atm). Flash point dari gas Acetylene ialah - 18⁰C. 2.11 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Perilaku adalah unik dan individual. Setiap individu memiliki perilakunya sendiri yang berbeda dengan individu lain, termasuk pada kembar identik sekalipun.
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
36
Perilaku tidak selalu mengikuti urutan tertentu sehingga terbentuknya perilaku positif tidak selalu dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap positif.Namun, secara minimal jika didasari pengetahuan yang cukup, perilaku positif yang terbentuk relatif lebih lama.Hal ini menunjukkan bahwa perilaku dengan kekhasan dan keuniknnya dipengaruhi oleh banyak variable. Dalam bidang perilaku kesehatan , terdapat beberapa teori tentang faktor penentu (determinan) atau factor yang memengaruhi pembentukan perilaku yang sering digunakan sebagai acuan program – program kesehatan masyarakat. (Maulana,2009) 2.12
Teori Lawrence Green (1980) Dalam menganalisis faktor –faktor yang berpengaruh terhadap perilaku,
konsep umum yang sering digunakan dalam berbagai kepentingan program dan beberapa penelitian yang dilakukan adalah teori yang dikemukakan Lawrence Green (1980). L.Green menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh tiga factor, yaitu faktor prediposisi, faktor pendorong, dan faktor penguat. 2.12.1 Faktor Predisposisi (Predisposing Factors) Faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang. Faktor ini termasuk pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, kebiasaan, nilai– nilai, norma social, budaya, dan factor sosio – demografi. 1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.Penginderaan
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
37
terjadi pada panca indera manusia. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2007) Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya seseorang (overt behaviour). Karena itu dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Soekidjo Notoatmojo (2007) mengatakan bahwa Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni : a. Kesadaran (awareness), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus ( obyek) b. Merasa tertarik (interest) terhadap stimulus atau obyek tersebut, disini sikap obyek sudah mulai terbentuk c. Menimbang – nimbang (evaluation) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. d. Uji coba (trial) dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
38
e. Adopsi (adoption), dimana subyek berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. 2. Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek.Dari berbagai batasan tentang sikap dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. (Notoatmojo, 2007) mengatakan bahwa Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Allport (1954) mengatakan sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yakni (Notoatmojo, 2007) : 1. Kepercayaan (keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek) 2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) Ketiga komponen ini bersama –sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Suatu contoh
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
39
misalnya, seorang ibu telah mendengar penyakit polio (penyebabnya, akibatnya, pencegahan). Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya anaknya tidak terkena polio. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja, sehingga ibu tersebut berniat akan
mengimunsimulasikan
pencegahan
anaknya
terkena
polio
(Notoatmojo, 2007). Seperti halnya pengetahuan, sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan, yakni (Notoatmojo, 2007) : 1. Menerima (receiving) Subyek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek) 2. Merespon (responden) Memberikan jawaban apabila ditanya serta mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.Terlepas jawaban dan pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima orang menerima ide tersebut. 3. Menghargai (valuting) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. 4. Bertanggung jawab (responsibility) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan tingkat sikap yang paling penting.
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
40
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu obyek.Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan – pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden (sangat setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju). 2.12.2 Faktor Pendorong (Enabling Factors) Faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku. Hal ini berupa lingkungan fisik, sarana dan prasarana kesehatan atau sumber – sumber khusus yang mendukung, dan keterjangkauan sumber dan fasilitas kesehatan. 2.12.3 Faktor Penguat (Reinforcing Factors) Merupakan factor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku (Notoatmojo, 2005). Faktor ini meliputi factor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, pimpinan, termasuk peraturan, kebijakan maupun undang – undang. Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2007) mengemukakan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan dan respons. Skinner membedakan respon menjadi dua yang salah satunya yakni operant respons adalah respon yang timbul dan berkembang diikuti oleh perangsang tertentu. Perangsang semacam ini disebut reinforce yang memperkuat respon seseorang.
Skripsi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS INDUSTRI, SIDOARJO
FRIENDIKA RINANDA