BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan
Perguruan
tinggi
adalah
suatu
perpustakaan
yang
diselenggarakan oleh sebuah Perguruan tinggi dan dikelola sepenuhnya oleh Perguruan tinggi tersebut dengan tujuan membantu kelancaran pelaksanaan Tri Dharmanya. Menurut Noerhayati (1987: 1) Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah: suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya yang bersama-sama unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan melaksanakan Tri Dharmanya. Sedangkan Pamuntjak (1972: 5) menyatakan bahwa Perpustakaan Perguruan tinggi adalah: perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yamg berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademi, perpustakaan sekolah tinggi maupun perpustakaan lembaga penelitian dalam lingkungan tinggi. Sehubungan
dengan
pengertian
di
atas
Hasugian
(2009:
79)
mengemukakan bahwa “Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan membantu tercapainya tujuan perguruan tinggi.” Berdasarkan ketiga pengertian di atas dapat diketahui bahwa Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah Perpustakaan yang di kelola suatu Perguruan Tinggi seperti Perpustakaan USU. Perpustakaan ini dikelola dibawah Unit Pelaksana Teknis yang merupakan perangkat perlengkapan pusat dan sangat penting dalam menunjang kegiatan edukatif di USU. Pimpinan perpustakaan beserta stafnya dapat membantu dosen dan mahasiswa untuk mendapatkan materi yang mereka butuhkan dari lingkungan perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan yang baik adalah perpustakaan yang selalu mengikuti dinamika pendidikan. Sehubungan dengan itu, perpustakaan perguruan tinggi harus peka dalam mengahadapi dan mentransfer kemajuan informasi yang semakin maju dan canggih agar dapat disajikan serta dimanfaatkan. Secara umum, tujuan penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk menunjang pelaksanaan kurikulum di perguruan tinggi yang menjadi lembaga induk perguruan tinggi tersebut. Menurut Noerhayati (1987: 2) tujuan khusus perpustakaan Perguruan Tinggi adalah “untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalaui pelayanan informasi, pengelolaan informasi, pemanfaatan informasi”. Fungsi utama Perpustakaan Perguruan Tinggi ada empat sebagaimana yang dikemukakan oleh Sulistyo-Basuki (1991: 107-110): 1. Fungsi Edukatif Perpustakaan membantu mengembangkan potensi mahasiswa dengan sistem pembelajaan yang terdapat dalam kurikulum Pendidikan. Proses pengembangan potensi tersebut dapat dicapai dengan pemanfaatan informasi yangada di perpustakaan. 2. Fungsi Informasi Proses belajar bagi mahasiswa menuntut mahasiswa untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dan mengembangkannya dalam tugas individu, kelompok dan terstruktur ataupun pembuatan makalah, masalah informasi bidang studi, masalah kewajiban yang berkaitan dengan tugasnya sebagai warga negara dan masalah peningkatan mutu akademik dapat dipecahkan dengan menelusuri informasi yang ada diperpustakaan. 3. Menunjang Kegiatan Penelitian Penelitian tanpa bahan pustaka atau informasi dari perpustakaan tidak akan berhasil. Dalam hal ini Perpustakaan menyediakan sejumlah informasi yang diperlukan agar proses penelitian dosen, mahasiswa, dan staf non edukatif dapat dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh dari perpustakaan. 4. Sebagai Tempat Rekreasi atau Hiburan Mahasiswa dapat mengandalkan perpustakaan untuk mengurangi ketegangan yang dialami setelah lelah belajar dengan bahan ringan dan menghiburkan seperti koran, komik, dan majalah yang tersedia di perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 3) dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah : 1. Fungsi edukasi. Perpustakaan merupakan sumber belajar sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran. 2. Fungsi informasi. Perpustakaan diharapkan mampu menjadi sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi. 3. Fungsi riset. Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karyakarya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang. 4. Fungsi rekreasi. Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pemustaka. 5. Fungsi publikasi. Perpustakaan selayaknya juga dapat membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh masyarakat universitas yaitu para sivitas akademika dan staf non-akademik. 6. Fungsi deposit. Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang telah dihasilkan oleh warga perguruan tingginya. 7. Fungsi interpretasi. Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dihasilkan untuk membantu pengguna dalam melakukan tri dharmanya. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dinyatakan bahwa fungsi utama perpustakaan perguruan tinggi adalah menunjang proses belajar-mengajar di perguruan tinggi, dalam hal ini perpustakaan melaksanakan berbagai aktivitas sesuai dengan tujuan dan fungsinya terutama menunjang kegiatan belajar mahasiswa.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi Tujuan perpustakaan berbeda sesuai dengan jenis perpustakaan dan masyarakat yang dilayaninya. Tujuan penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah untuk membantu lembaga induknya dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi penaungnya. Menurut Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 47):
1.
2.
3. 4.
5.
Sebagai unsur penunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi, perpustakaan merumuskan tujuannya sebagai berikut: Mengadakan dan merawat buku, jurnal, dan bahan pustaka lainnya untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa, dan staf lainnya bagi kelancaran program pengajaran dan penelitian di perguruan tinggi. Mengusahakan, menyimpan, dan merawat bahan perpustakaan yang bernilai sejarah, yang memiliki kandungan informasi lokal, dan yang dihasilkan oleh sivitas akademika, untuk dimanfaatkan kembali sebagai sumber pembelajaran (learning resources). Menyediakan sarana temu kembali untuk menunjang pemakaian bahan perpustakaan. Menyediakan tenaga yang profesional serta penuh dedikasi untuk melayani kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu mampu memberikan pelatihan cara penggunaan bahan perpustakaan. Bekerja sama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan program perpustakaan. Sedangkan tujuan perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia menurut
Hasugian (2009: 80) “adalah untuk memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar,
penelitian,
dan
pengabdian
kepada
masyarakat
dalam
rangka
melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi”. Oleh karena itu, koleksi perpustakaan perguruan tinggi harus benar-benar diarahkan untuk mendukung pencapaian tujuan dan pelaksanaan Tri Dharma tersebut. Dari uraian di atas jelas bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah mendukung serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program pendidikan, yang dilaksanaka perguruan tinggi.
2.2 Pelayanan Perpustakaan Layanan perpustakaan berarti layanan yang diberikan perpustakaan kepada pengguna perpustakaan agar dapat memperoleh informasi dengan cepat dan tepat
Universitas Sumatera Utara
serta mudah untuk menemukan bahan pustaka atau informasi yang diinginkan pengguna. Fasilitas layanan adalah ujung tombak perpustakaan dan merupakan etalase yang mencerminkan kondisi bagian dalam dan menciptakan kesan pertama dan utama bagi pemustaka. Untuk itu fasilitas layanan merupakan komponen yang paling harus didandani (fashioned) sehingga membangkitkan minat pemustaka untuk memanfaatkannya. Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 71) layanan perpustakaan adalah pemberian informasi dan fasilitas kepada pengguna. Layanan tersebut dibagi atas : 1. Layanan Sirkulasi. Layanan sirkulasi di perpustakaan mengatur peminjaman, pengembalian dan pemesanan bahan perpustakaan, serta memberikan sanksi pada pengguna jika terlambat mengembalikan bahan perpustakaan. 2. Layanan Rujukan. Layanan rujukan adalah kegiatan untuk membantu pengguna mencari informasi dalam berbagai subjek. Koleksi layanan ini adalah kamus, ensiklopedia, sumber biografi, sumber geografi, buku tahunan dan almanak, buku pegangan dan manual, telaah, risalah, bibliografi, index dan sari karangan (abstrak). 3. Layanan Multimedia. Layanan multimedia adalah kegiatan melayankan bahan multimedia kepada pengguna untuk ditayangkan perlengkapannya di dalam perpustakaan, misalnya film dengan proyektornya. 4. Jasa Kesiagaan Informasi (JKI). JKI adalah salah satu jenis layanan rujukan yang memungkinkan pengguna mendapatkan informasi mengenai bahan perpustakaan baru dalam bidang yang diminatinya. 5. Pendidikan Pengguna. Pendidikan pengguna adalah kegiatan membimbing atau memberikan petunjuk kepada pengguna dan calon pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efisien. 6. Silang Layan. Silang layan adalah kerjasama antara sejumlah perpustakaandalam bentuk saling memanfaatkan sumberdaya dan layanan informasi semua perpustakaan yang terlibat. Silang layan ini terbagi atas : a. Layanan fotokopi/reproduksi b. Silang pinjam c. Pembayaran
Universitas Sumatera Utara
Dari pernyataan di atas dapat di jelaskan bahwa layanan perpustakaan bertugas untuk memberikan informasi dan fasilitas kepada pengguna agar dapat memperoleh informasi dengan cepat dan tepat serta mudah untuk menemukan bahan pustaka atau informasi yang diinginkan. Ada beberapa layanan yang diselenggarakan perpustakaan yaitu sirkulasi, rujukan, multimedia, kesiagaan informasi, pendidikan pengguna, dan layanan silang layan.
2.2.1 Layanan Sirkulasi Pelayanan sirkulasi merupakan salah satu pelayanan yang terdapat di perpustakaan. Menurut Yusuf (1996: 142) “pelayanan sirkulasi adalah peredaran atau keluar masuknya bahan pustaka. Untuk kelancaran pelayanan maka digunakan sistem tertentu agar ada tanggung jawab pengguna terhadap jasa layanan perpustakaan”. Sedangkan menurut Rahayuningsih (2007: 95) pelayanan sirkulasi adalah “layanan pengguna yang berkaitan dengan peminjaman, pengembalian dan perpanjangan koleksi”. Layanan sirkulasi di perpustakaan merupakan ujung tombak kegiatan pelayanan pengguna di perpustakaan, karena dalam memberikan layanan kepada pengguna. Layanan sirkulasi lebih banyak berhubungan langsung dengan pengguna, sehubungan dengan hal tersebut di atas layanan sirkulasi merupakan area layanan yang paling banyak berinteraksi dengan pengguna dari semua kegiatan yang ada di perpustakaan. Kegiatan layanan sirkulasi merupakan salah satu jasa layanan dan kegiatan yang secara langsung dirasakan oleh pemakai perpustakaan. Keberhasilan suatu perpustakaan salah satunya dapat diukur seberapa jauh pelaksanaan layanan sirkulasi dapat memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan pemakai perpustakaan. Tujuan layanan sirkulasi adalah mengatur arus kegiatan transaksi peminjaman dan pengembalian dengan memperlancar dan mempermudah proses peminjaman koleksi baik untuk dibawa pulang, maupun keperluan sejenak seperti fotokopi melalui proses penyelesaian administrasi dengan pencatatan data buku terlebih dahulu.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mencapai tujuan layanan sirkulasi tersebut, ada beberapa tugas yang harus dilaksanakan unit pelayanan sirkulasi. Menurut Sulistyo-Basuki (1993: 257259) tugas yang harus dilakukan bagian sirkulasi adalah sebagai berikut: 1. Mengawasi pintu masuk dan keluar perpustakaan. 2. Pendaftaran anggota, perpanjangan keanggotaan, dan pengunduran diri anggota perpustakaan. 3. Meminjamkan serta mengembalikan buku dan memperpanjang waktu peminjaman. 4. Menarik denda bagi buku yang terlambat dikembalikan. 5. Mengeluarkan surat peringatan bagi buku yang belum dikembalikan pada waktunya. 6. Tugas yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku hilang atau rusak. 7. Bertanggungjawab atas segala berkas peminjaman. 8. Membuat statistika peminjaman. 9. Peminjam antar perpustakaan. 10. Mengawasi urusan penitipan tas, jas, mantel, dan sebagainya milik pengunjung perpustakaan. Tugas lainnya terutama yang berkaitan dengan peminjaman. Layanan sirkulasi bertugas untuk melakukan pengawasan kepada pengguna baik dalam peminjaman maupun pengembalian. Pengawasan dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam peminjaman maupun pengembalian. Berdasarkan pendapat di atas, dapat diuraikan bahwa pelayanan sirkulasi adalah kegiatan yang disediakan perpustakaan untuk melayani pengguna yang akan meminjam dan mengembalikan bahan pustaka.
A. Keanggotaan Keanggotaan perpustakaan sangat perlu untuk mempermudahkan pengguna dalam meminjam koleksi perputsakaan. Untuk pengurusan keanggotaan setiap perpustakaan memiliki kebijakan sendiri. Pada perpustakaan tertentu ada punggutan uang pendaftaran dan ada pula yang tidak, menyerahkan foto diri serta foto kopi tanda pengenal, semua ini diperlukan untuk mengenal jati diri anggota. Keanggotaan merupakan tanda bukti bahwa pengguna perpustakaan sudah mendaftarkan
dirinya
sebagai
anggota
perpustakaan.
Keanggotaan
ini
menunjukkan bahwa pemegangnya mempunyai hak untuk fasilitas perpustakaan, membaca dan meminjam bahan pustaka yang ada diperpustakaan. Menurut Sutarno (2003: 98-99): Kegunaan pendaftaran anggota adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Mengetahui jati diri peminjam, memperlihatkan tanggung jawab untuk mengamankan milik perpustakaan dan melindungi hak pembaca yang lain, yang memungkinkan ingin mempergunakan dengan baik. 2. Mengukur daya guna perpustakaan bagi mereka yang dilayaninya. 3. Mengukur kedudukan sosialnya dengan jalan mengetahui jumlah buku yang dipinjam oleh para pembaca. 4. Mengetahui golongan peminjaman untuk mengetahui pula kebutuhan mereka, selera yang sesuai dapat dipergunakan sebagai data perbandingan dengan perpustakaan lain, kemudian meningkatkan. Untuk pendaftaran anggota diperlukan formulir pendaftaran untuk diisi oleh calon anggota yang berisi keterangan tentang data pribadi anggota.
B. Peminjaman Peminjaman bahan pustaka merupakan kegiatan yang dilaksanakan pada bagian layanan sirkulasi. Layanan ini hanya terbuka bagi pengguna perpustakan yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan. Tidak semua pengunjung perpustakaan membaca diperpustakaan, terutama untuk bahan pustaka yang berjenis buku teks dan fiksi, karena keterbatasan waktu yang dimiliki pengguna, bahan pustaka tersebut umumnya dibawa pulang. Dilatar belakangi hal tersebut maka perpustakaan selalu menyediakan jasa peminjaman bagi pengguna. Metode peminjaman yang dipilih diharapkan dapat diterapkan secara efektif di perpustakaan. Dalam Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi: (1999: 34), “Layanan peminjaman merupakan kegiatan pencatatan pustaka yang dipinjamkan oleh pengguna.” Sedang prosedur peminjaman bahan pustaka dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 74) prosedur meminjamkan bahan pustaka adalah sebagai berikut: 1. Peminjam menunjukkan kartu anggota yang masih berlaku. 2. Petugas mencatat: a. Nomor atau nama anggota yang bersangkutan. b. Tanggal kembali pada kartu buku. c. Tanggal kembali pada lembaran tanggal kembali (date due slip) untuk mengingatkan peminjam waktu penggembalian buku. d. Nomor panggil buku (call number) dan tanggal kembali buku pada kartu induk peminjaman anggota bersangkutan, bila menggunakan sistem kartu besar. 3. Peminjam menanda tangani kartu buku.
Universitas Sumatera Utara
4. Buku diserahkan kepada peminjam. 5. Petugas menyusun kartu buku pada kotak kartu buku berdasarkan tanggal kembali. 6. Petugas menyusun kartu induk peminjaman berdasarkan nomor urut kartu anggota atau abjad nama peminjam pada sistem buku besar. Semua langkah kerja peminjaman bertujuan untuk : 1. Menggunakan koleksi dan menghindari hilangnya bahan pustaka. 2. Mengetahui siapa peminjam buku serta berapa jumlah buku yang dipinjamnya. 3. Mengetahui batas waktu pengembalian buku-buku yang sedang beredar. Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa kegiatan peminjaman merupakan kegiatan yang dilaksanakan pada bagian sirkulasi yang hanya terbuka bagi pengguna perpustakan yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan dan memiliki prosedur tertentu dalam melakukan proses peminjaman bahan pustaka.
C. Pengembalian Tidak semua pengunjung perpustakaan senang membaca di perpustakaan sehingga harus meminjam buku yang mereka butuhkan. Buku yang dipinjam pengguna harus dikembalikan keperpustakaan. Pengembalian bahan pustaka tersebut harus tepat waktu, agar pengguna yang lain dapat mempergunakan bahan pustaka tersebut. Hal ini berhubungan erat dengan jumlah bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. Perpustakaan yang memiliki koleksi yang terbatas, pada umumnya pengembalian bahan pustaka yang tepat waktu merupakan hal yang sangat penting, termasuk penentuan waktu peminjaman bahan pustaka yang sangat singkat. Dengan demikian perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan pengguna, karena memiliki koleksi yang sangat terbatas. Ada dua cara pengembalian bahan pustaka yang biasa dilakukan diperpustakaan, yaitu pengguna membawa langsung bahan pustaka yang hendak dikembalikan dengan memasukan dari luar kedalam kotak pengembalian. Jika pengguna membawa langsung bahan pustaka yang hendak dikembalikan kemeja sirkulasi, maka dibutuhkan beberapa sarana untuk pengembalian bahan pustaka. Sarana tersebut berguna untuk memperlancar kegiatan pengembalian bahan pustaka di perpustakaan. Sarana pengembalian bahan pustaka yang biasa digunakan terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
1. Kartu buku 2. Stempel “tanda kembali” untuk memberikan tanda bukti bagi pengguna bahwa bahan pustaka yang dipinjamnya telah dikembalikan. Pada waktu bahan pustaka dikembalikan oleh peminjam, petugas harus memeriksa apakah kondisi bahan pustaka tersebut dalam keadaan baik atau tidak, dan apakah waktu pengembalian bahan pustaka terlambat atau tidak. Pelayanan pengembalian pada perpustakaan kecil, bagian ini sering dijadikan satu dengan bagian peminjaman. Tetapi untuk perpustakaan besar bagian ini dapat berdiri sendiri. Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 81) langkah kerja yang dilakukan oleh perpustakaan dalam prosedur pengembalian bahan perpustakaan adalah: 1. Memeriksa keutuhan buku dan tanggal kembali pada lembar tanggal kembali setelah pengguna menyerahkan bahan perpustakaan yang akan dikembalikan. 2. Mengambil kartu buku berdasarkan tanggal kembali. 3. Mengambil kartu pinjaman dari kotak kartu pinjaman berdasarkan nomor anggota yang tertera pada kartu buku. 4. Membubuhkan stempel tanda “kembali” pada kartu buku, lembar tanggal kembali, dan kartu pinjaman. 5. Mengembalikan kartu buku pada kantong buku. 6. Mengembalikan kartu pinjam kedalam kotak kartu buku. 7. Mengelompokkan buku menurut kode bukunya untuk dikembalikan ke dalam rak. 8. Memilih buku: a. Yang rusak tetapi masih dapat diperbaiki diletakkan pada suatu tempat untuk dikirim ke unit perawatan. b. Yang rusak tidak dapat diperbaiki diletakkan pada tempat lain untuk disiangi. Dari uraian di atas dapat di ketahui bahwa buku yang dipinjam pengguna
harus dikembalikan keperpustakaan. Pengembalian bahan pustaka tersebut harus tepat waktu, agar pengguna yang lain dapat mempergunakan bahan pustaka tersebut dan pada waktu bahan pustaka dikembalikan oleh peminjam, petugas harus memeriksa apakah kondisi bahan pustaka tersebut dalam keadaan baik atau tidak, dan apakah waktu pengembalian bahan pustaka terlambat atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
D. Perpanjangan Perpanjangan
waktu
peminjaman
tergantung
kepada
kebijakan
perpustakaan, ada perpustakaan yang memberikan perpanjangan sebanyak dua kali saja dan juga hanya memberikan satu kali saja. Dalam Buku Pedoman Penyelenggaran Perpustakaan (2004: 24): Prosedur perpanjangan masa pinjam adalah sebagai berikut: 1. Pengguna membawa buku yang dipinjam ke meja layanan. 2. Petugas memeriksa formulir penempahan. 3. Jika tidak ada menempah, petugas membubuhkan tanggal yang baru pada kartu pinjam dan kartu buku. 4. Jika ada yang menempah, petugas tidak memberikan ijin perpanjangan. Perpustakaan juga membutuhkan sarana untuk kegiatan perpanjangan masa pinjam bahan pustaka. Beberapa sarana yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan perpanjangan masa pinjam bahan pustaka adalah sebagai berikut: 1. Kartu pinjam 2. Kartu buku 3. Stempel tanggal
2.2.2 Layanan Referensi/Rujukan Salah satu pelayanan yang ada di perpustakaan adalah pelayanan referensi. Pelayanan ini menitikberatkan pada pelayanan individu agar mereka mampu memanfaatkan sumber - sumber rujukan yang dimiliki perpustakaan. Darmono (2001: 141) menyatakan bahwa “layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi - koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedia, almanak, direktori, buku tahunan yang berisi informasi teknis dan singkat”. Sedangkan menurut pendapat Martoatmojo (2010: 4.3) pelayanan referensi atau rujukan adalah ”bagian yang cukup penting dalam sistem perpustakaan. Bagus tidaknya suatu perpustakaan dapat diukur dari koleksi dan pelayanan rujukan pada perpustakaan tersebut”. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan tetapi hanya untuk dibaca di tempat. Menurut Rahayuningsih (2007: 103) menyatakan bahwa: pelayanan referensi adalah suatu kegiatan untuk membantu penggunan perpustakaan dalam menemukan informasi yaitu dengan cara menjawab
Universitas Sumatera Utara
pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi, serta memberikan bimbingan untuk menemukan dan memakai koleksi referensi. Sedangkan menurut Sumardji (1992) pelayanan referensi: merupakan suatu kegiatan pelayanan untuk membantu para pemakai pengunjung perpustakaan menemukan informasi dengan cara menerima pertanyaan-pertanyaan dari para pemakai/pengunjung perpustakaan dan kemudian menjawab dengan menggunakan koleksi referensi, memberi bimbingan untuk menemukan koleksi referensi dan mencari informasi yang dibutuhkan, memberi bimbingan kepada para pemakai tentang penggunaan bahan pustaka koleksi referensi. Keberadaan layanan referensi pada perpustakaan perguruan tinggi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari layanan perpustakaan. Layanan Referensi ada karena adanya koleksi referensi ada di perpustakaan dan karena sifat dan jenis koleksinya maka pelayanannya memerlukan penanganan khusus, tidak seperti pelayanan di bagian sirkulasi (koleksi non-referensi). Namun demikian, pada umumnya pengguna dalam hal ini mahasiswa/staf pengajar masih banyak yang belum mengetahui dan mengenal secara baik keberadaan dan fungsi layanan serta koleksi referensi tersebut. Mahasiswa/staf pengajar cenderung menganggap bahwa buku-buku ataupun koleksi yang ada di layanan referensi hanya terdiri dari buku-buku ataupun koleksi yang tidak diperbolehkan untuk dipinjam dan jumlahnya tidak sebanyak koleksi yang ada di bagian sirkulasi, sehingga mereka kurang tertarik untuk berkunjung dan berlama-lama berada di tempat tersebut. Pengguna (mahasiswa/staf pengajar) akan lebih mempertimbangkan untuk meluangkan waktunya lebih banyak di ruang sirkulasi dengan fasilitas adanya berbagai macam pilihan buku yang menarik serta koleksi tersebut dapat dipinjam oleh anggotanya. Keadaan tersebut kiranya wajar apabila para pustakawan mempunyai kewajiban untuk dapat lebih "memasyarakatkan" keberadaan koleksi referensi sebagai bagian penting suatu perpustakaan perguruan tinggi dengan bahan pustaka yang tak kalah menarik serta didukung oleh kelebihan-kelebihan koleksi referensi lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Pada bagian layanan referensi ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan. Menurut Sumardji (1993: 29) kegiatan yang dilakukan pada pelayanan referensi antara lain adalah : 1. Melayani para anggota perpustakaan yang memerlukan koleksi pustaka acuan/referensi (reference books), bila diperlukan dengan berbagai keterangan seperlunya secara lisan kepada para anggota perpustakaan yang bersangkutan. 2. Melayani permintaan fotokopi yang diajukan oleh para anggota perpustakaan, sehubungan dengan pemakaian koleksi referensi tersebut karena tidak boleh diawa pulang atau dibawa keluar perpustakaan oleh anggota perpustakaan. 3. Melayani permintaan penelusuran informasi yang diajukan oleh para anggota perpustakaan ataupun siapa saja yang mengajukan permintaan meskipun bukan anggota perpustakaan, syarat - syarat tertentu. 4. Melakukan penyimpanan dan pengaturan kembali (reshelving) koleksi pustaka acuan yang telah dibaca oleh para anggota. 5. Membuat laporan tertulis secara berkala tentang kegiatan - kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pelayanan referensi. Dari penjelasan di atas dapat dinyatakan bahwa pelayanan referensi merupakan suatu kegiatan perpustakaan untuk membantu para pengunjung untuk menemukan informasi dengan cara menjawab pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi serta memberikan bimbingan untuk
menemukan dan
menggunakan koleksi referensi. 2.2.3 Pelayanan Digital Layanan digital adalah layanan penelusuran artikel penyebarluasan informasi dan pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan sumber daya yang tersedia melalui internet atau web. Mengakses bahan-bahan digital yang terdapat pada berbagai perpustakaan digital di seluruh dunia, dimana perpustakaan menyediakan fasilitas internet yang dapat digunakan di beberapa workstation yang terdapat di ruang layanan digital. Banyak pengertian dari perpustakaan digital. Istilah-istilah seperti perpustakaan virtual sering digunakan. Dasar itu telah dikenal untuk definisi sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Perpustakaan digital bukanlah hanya satu entitas; 2. Perpustakaan digital merupakan teknologi sumber informasi; 3. Menggabungkan antara banyak perpustakaan digital dan layanan informasi yang jelas, cepat dan tepat bagi pemakai; 4. Tujuan akses bersama bagi perpustakaan digital dan layanan informasi; koleksi perpustakaan digital tidak dapat digantikan atau disalurkan ke dalam bentuk tercetak (Association of Research Libraries:1995). Pada perpustakaan perguruan tinggi layanan digital merupakan layanan dimana informasinya setiap hari selalu bertambah dengan volume yang sangat banyak. Menurut Digital Federation (DLF: 1998) perpustakaan digital adalah Organisasi-organisasi yang memakai dan menampulkan berbagai jenis sumber informasi, khususnya mewujudkan sumber intelektual dimana tidak perlu diatur seperti pada model perpustakaan tradisional, mereka dalam banyak hal berbeda jenisnya sebagai contoh, untuk menyimpan dan temu kembali informasi perpustakaan digital lebih bergantung hanya kepada komputer dan sistem jaringan elektronik dan keterampilan teknis, daripada keahlian kataloger tradisional dan pustakawan referensi. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa layanan digital merupakan layanan
penelusuran artikel penyebarluasan informasi dan pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan sumber daya yang tersedia melalui internet atau web. Organisasi-organisasi yang memakai dan menampulkan berbagai jenis sumber informasi, khususnya mewujudkan sumber intelektual dimana tidak perlu diatur seperti pada model perpustakaan tradisional melainkan menggunakan perangkat komputer dan sistem jaringan elektronik dan keterampilan teknis.
2.2.3.1 Fungsi dan Tujuan Pelayanan Digital Fungsi layanan digital adalah untuk memudahkan mengakses informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna yang belum terlalu banyak mengetahui cara mengakses informasi dengan cepat, serta mencari bahan yang diperlukan pengguna khususnya dan menghubungkan bahan tersebut bagi pengguna yang berada di luar. Menurut Marliana (2003: 5), tujuan layanan digital adalah “untuk dapat mengembangkan informasi dalam bentuk digital serta mendorong pengguna untuk mempengaruhi intervensi sumber penelitian komputerisasi dan jaringan komunikasi”.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.2 Kegiatan Layanan Digital Kegiatan layanan digital menawarkan kemudahan bagi para pengguna untuk mengakses sumber informasi elektronik dengan alat bantu penelusuran informasi
pada waktu dan kesempatan yang tidak terbatas. Salah satu jenis
layanan yang ditawarkan oleh perpustakaan adalah layanan digital. Kegiatan layanan digital menurut Marlina (2003: 9) terdiri dari beberapa hal, yaitu : 1. Mengakses informasi yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan. 2. Membantu pengguna untuk menggunakan fasilitas internet dan mencari artikel-artikel yang diperlukan. 3. Membantu penelusuran bagi mahasiswa pascasarjana, staf pengajar/dosen, dan peneliti. 4. Menerbitkan paket info digital. 5. Membuat link jurnal. 6. Menghimpun bahan-bahan untuk program studi. 7. Menelusur jurnal-jurnal yang perlu kemudian di linkkan di link pustaka. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kegiatan pelayanan digital memberikan kemudahan bagi pengguna dalam menelusur informasi dengan menggunakaan alat bantu penelusuran informasi berupa fasilitas internet.
2.2.3.3 Peralatan Layanan Digital Layanan digital membutuhkan peralatan tertentu agar layanan tersebut dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Siregar (1997: 2) berpendapat bahwa “internet merupakan jalan raya informasi (information highway). Internet adalah suatu jaringan internasional dari jaringan-jaringan yang menghubungkan jutaan komputer di dunia”. Sedangkan menurut Liawatimena (1999:1-2) “Internet adalah jaringan global
yang
memungkinkan
seluruh
komputer
yang
terhubung
dapat
berkomunikasi di seluruh dunia”. Internet menyediakan informasi hampir seluruh bidang ilmu pengetahuan, hiburan, bisnis, lembaga pemerintahan maupun swasta dari negara-negara di dunia. Secara fisik, internet menggunakan sebagian sarana jaringan telekomunikasi publik. Secara teknik internet menggunakan protocol TCP/IP (Transmission Control Protocol), disisi lain, internet sebagai media dimana bahan digital tersedia, standar dan teknologinya akan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Pelayanan Bimbingan Pengguna Pelayanan bimbingan pengguna merupakan salah satu pelayanan perpustakaan
dalam
rangka
menambah
pengetahuan
pengguna
tentang
perpustakaan. Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (1994: 75) dinyatakan bahwa “Pelayanan bimbingan pengguna adalah kegiatan membimbing atau memberikan petunjuk kepada pengguna dan calon pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efisien”. Sedangkan Rahayuningsih dalam bukunya Pengelolaan Perpustakaan (2007: 123) mengemukakan bahwa bimbingan pengguna adalah: Kegiatan yang dirancang untuk mendidik pengguna agar mengetahui sumber-sumber informasi perpustakaan yang terdiri dari koleksi, fasilitas, dan jasa perpustakaan, mendidik pengguna dalam memanfaatkan sumber sumber informasi secara tepat dan cepat, serta mendidik pengguna perpustakaan untuk menjadi pengguna yang tertib dan bertanggung jawab. Sedangkan tujuan pelayanan bimbingan pengguna adalah: 1. Meningkatkan keterampilan pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumber daya perpustakaan secara mandiri. 2. Memberikan pengguna dengan teknik yang memadai dan sesuai untuk menemukan informasi dalam subjek tertentu. 3. Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya dan pelayanan perpustakaan. 4. Mempromosikan pelayanan perpustakaan. 5. Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi. (Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman, 1994: 75). Sehubungan dengan penjelasan di atas, Lasa (2005: 234) mengemukakan bahwa tujuan menyelenggarakan bimbingan pengguna yaitu sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
Memanfaatkan jasa informasi yang tersedia. Mengoptimalkan sarana dan fasilitas. Mencapai terwujdnya masyarakat informasi. Ikut berperan serta dalam proses pendidikan. Mengefektifkan dan mengefisiensi pencarian informasi.
Pelayanan
bimbingan
pengguna
diharapkan
dapat
memberikan
pengetahuan kepada pengguna dalam menggunakan layanan yang disediakan perpustakaan. Dengan demikian pelayanan bimbingan pengguna adalah pelayanan yang diselenggarakan perpustakaan dengan tujuan agar pengguna dapat lebih
Universitas Sumatera Utara
mengenal koleksi dan layanan perpustakaan serta mampu memanfaatkan layanan dan koleksi tersebut dengan sebaik-baiknya. 2.2.5 Pelayanan Audiovisual Salah satu kegiatan pelayanan yang terdapat pada perpustakaan yaitu pelayanan audio visual. Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 90) dikemukakan “pelayanan audiovisual adalah kegiatan melayankan bahan audiovisual kepada pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapannya di dalam perpustakaan, misalnya film dengan proyektornya”. Penyelenggaraan pelayanan audio visual mempunyai tujuan tertentu. Adapun tujuan penyelenggaraan layanan audiovisual pada perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan media khusus untuk tujuan pendidikan, pengajaran, penelitian, dan rekreasi. 2. Memotivasi pengguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas perpustakaan. 3. Meningkatkan kualitas penyampaian informasi dan pesan pendidikan. 4. Meningkatkan daya ingat pengguna melalui bahan pustaka audiovisual di samping bahan bacaan. (Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman 2004: 90) Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa pelayanan audiovisual merupakan suatu layanan yang terdapat di perpustakaan yang dapat memotivasi pengguna untuk memanfaatkan koleksi serta layanan perpustakaan.
2.2.6 Pelayanan Terbitan Berseri Terbitan berseri merupakan suatu terbitan yang berisi informasi berita aktual, berita keilmuan serta kejadian - kejadian yang berhubungan dengan sosial ekonomi, teknologi, dan perkembangan ilmu pengetahuan, yang pada umumnya diminati oleh masyarakat. Menurut Saleh (1996: 26) terbitan berseri mempunyai peran sebagai berikut: 1. Memberi ruang untuk menampung ide, gagasan, pengalaman seseorang. 2. Menjadi media untuk menyampaikan hasil - hasil penemuan terbaru dalam bidang tertentu. 3. Sumber untuk memperluas wawasan seseorang.
Universitas Sumatera Utara
4. Sumber untuk mengetahui keahlian seseorang. Sedangkan menurut Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 51) terbitan berseri merupakan: Jenis koleksi untuk melengkapi informasi yang tidak terdapat dalam bahan ajar dan bahan rujukan, perpustakaan melanggan bermacam-macam terbitan berkala seperti majalah umum, jurnal, dan surat kabar. Terbitan ini memberikan informasi mutakhir mengenai keadaan atau kecenderungan perkembangan ilmu dan pengetahuan. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pelayanan referensi merupakan salah satu jenis koleksi perpustakaan yang memberikan informasi yang lebih mutakhir dan lebih up to date dalam memberikan informasi atau perkembangan ilmu pengetahuan. Perpustakaan seyogianya dapat melanggan sedikitnya satu judul majalah ilmiah untuk setiap program studi yang diselenggarakan perguruan tingginya.
2.3 Sumberdaya Perpustakaan Perpustakaan bukanlah sebuah gedung, ruang ataupun tempat, melainkan merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang menjalankan sistem perpustakaan sejak suatu koleksi baru diperoleh sampai koleksi tersebut dapat diakses dengan mudah, cepat dan tepat oleh pengunjung perpustakaan. Oleh karena itu komponen sumber daya perpustakaan harus diatur (managed) sehingga dapat menciptakan kualitas layanan. Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi bagi kegiatan penelitian, penyuluhan, dan pengambilan kebijakan, sumber daya perpustakaan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengelola perpustakaan/pustakawan agar dapat lebih mendayagunakan informasi yang tersedia, baik informasi primer maupun sekunder secara spesifik bertujuan membina dan mengembangkan jasa perpustakaan/informasi baik manual maupun elektronik, dan meningkatkan daya guna sumber daya informasi khususnya informasi mutakhir yang disebarkan melalui jasa informasi terbaru dan jasa informasi terseleksi.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1 Koleksi Perpustakaan Salah satu komponen perpustakaan adalah koleksi. Tanpa adanya koleksi yang baik dan memadai maka perpustakaan tidak akan memberikan layanan yang baik kepada masyarakat pemakainya. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi mereka. Menurut Yulia (2010: 1.5) adapun tujuan penyediaan koleksi perpustakaan adalah: untuk menunjang pelaksanaan program lembaga induknya. Seperti halnya untuk perpustakaan perguruan tinggi maka tujuan penyediaan koleksi perpustakaan adalah untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Oleh karena itu, koleksi perpustakaan perguruan tinggi tidak hanya disajikan bagi para mahasiswa, pengajar dan peneliti, tetapi juga bagi masyarakat yang memerlukannya. Demikian halnya untuk perpustakaan khusus, seperti perpustakaan lembaga penelitian maka koleksinya ditujukan untuk kegiatan penelitian dan para penelitinya. Demikian juga untuk perpustakaan umum, untuk siapa koleksi perpustakaannya adalah untuk masyarakat di skeitarnya. Media informasi adalah wadah atau tempat informasi tersimpan/terbentuk. Berbagai bentuk dan macam media yang dapat dimiliki oleh perpustakaan, baik media cetak maupun elektronik. Media cetak adalah media penyimpan informasi dalam bentuk cetakan, yaitu buku, jurnal, majalah, surat kabar, peta, gambar dan sejenisnya, sedangkan media elektronik adalah media yang berformat rekaman elektronik seperti pita kaset, pita video, microfilm dan sejenisnya. Media berformat digital dapat merupakan format digital dari rekaman elektronik maupun kumpulan informasi yang tersimpan dalam jaringan digital seperti artikel online, e-book, e-journal, dan media elektronik lainnya (server terhubung melalui LAN, WAN atau situs web). Berbagai jenis dan bentuk media informasi telah dihasilkan, baik berupa jurnal maupun buku/monograf. Salah satu
fungsi perpustakaan adalah
menghimpun media informasi/pustaka tersebut melalui berbagai cara dengan
Universitas Sumatera Utara
subjek atau disiplin ilmu yang tepat atau berkaitan dengan kebutuhan pengguna. Jenis koleksi pustaka yang memuat informasi mutakhir seperti majalah/jurnal ilmiah dan semi-ilmiah atau laporan hasil penelitian dan pengkajian sangat dibutuhkan dalam kegiatan penelitian, pengkajian, dan pembuatan keputusan. Jenis bahan pustaka yang banyak dibutuhkan adalah prosiding, dan buku rujukan, terutama yang bersifat tematis dalam suatu bidang ilmu seperti ensiklopedia mikrobiologi, kamus teknologi, buku statistik, buku pegangan, direktori, majalah abstrak/indeks, juga bahan nonbuku seperti CD-ROM, slide, film, dan video. Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama dalam mendirikan suatu perpustakaan. Dengan adanya paradigma baru dapat disimpulkan bahwa, salah satu kriteria dalam penilaian layanan perpustakaan melalui kualitas koleksinya. Menurut Kohar (2003: 6), “Koleksi perpustakaan adalah yang mencakup berbagai format bahan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan alternatif para pemakai perpustakaan terhadap media rekam informasi”. Sedangkan Menurut Yulia (1993: 3) menyatakan bahwa ada empat jenis koleksi perpustakaan yaitu : 1. Karya cetak 2. Karya non cetak 3. Karya dalam bentuk mikro 4. Karya dalam bentuk elektronik 1. Karya cetak Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti : a. Buku Buku adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar dari Unesco tebal buku paling sedikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Diantaranya buku fiksi, buku teks, dan buku rujukan. b. Terbitan berseri Bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit tertentu. Yang termasuk dalam bahan pustaka ini adalah harian (surat kabar), majalah (mingguan bulanan dan lainnya), laporan
Universitas Sumatera Utara
yang terbit dalam jangka waktu tertentu, seperti laporan tahunan, tri wulanan, dan sebagainya. 2. Karya noncetak Karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya. Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Yang termasuk dalam jenis bahan pustaka ini adalah: a. Rekaman suara Yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran bahasa inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset. b. Gambar hidup dan rekaman video Yang termasuk dalam bentuk ini adalah film dan kaset video. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagaimana cara menggunakan perpustakaan. c. Bahan Grafika Ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar, teknik dan sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat (misalnya slide, transparansi, dan filmstrip). d. Bahan Kartografi Yang termasuk kedalam jenis ini adalah peta, atlas, bola dunia, foto udara, dan sebagainya. 3. Karya Dalam Bentuk Mikro Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan microreader. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup didalamnya meliputi bahan tercetak
Universitas Sumatera Utara
seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu: a. Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film. Ada beberapa ukuran film yaitu 16 mm, dan 35 mm. b. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm (standar) dan 75 mm x 125 mm. c. Microopaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya. Ukuran sebesar mikrofis. 4. Karya Dalam Bentuk Elektronik Dengan adanya teknologi informasi, maka infornasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti computer, CD-ROM player, dan sebagainya
2.3.2 Fasilitas Perpustakaan Perpustakaan merupakan suatu kegiatan yang di dalam pelaksanaannya memerlukan ruangan khusus. Keadaan ruangan perpustakaan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan berhasil tidaknya penyelenggaraan perpustakaan. Artinya bagaimana pembagian ruangan perpustakaan, perbandingan luas satu dengan lainnya, letaknya, kondisinya, dan sebagainya. Penentuan luas ruangan perpustakaan harus memperhatikan proyeksi jumlah mahasiswa, jenis dan variasi program studi yang diasuh perguruan tinggi, dan tingkatan atau jenjang pendidikan. Selain itu dalam pembangunan perpustakaan harus ada pertimbangan teknis seperti penerangan, pengaturan ventilasi dan kenyamanan, komunikasi,
keamanan,
dan
lokasi
perpustakaan.
Dalam
membangun
perpustakaan sebaiknya lokasinya diatur sebagai berikut: 1. Perpustakaan terletak dalam arus lalu lintas manusia, tetapi tidak dijadikan lalu lintas manusia. 2. Perpustakaan mudah dicapai oleh pemakai, sehingga mereka tidak membuang waktu dengan sia-sia.
Universitas Sumatera Utara
3. Perpustakaan terletak di suatu tempat yang tanahnya memungkinkan dilakukannya perluasan pada masa yang akan datang, sesuai dengan perkembangan perpustakaan serat instansi penaungnya. 4. Perpustakaan mempunyai hubungan yang fungsional dengan gedung lainnya dalam keseluruhan kompleks. Luas suatu perpustakaan perguruan tinggi ditentukan oleh tiga komponen yaitu komponen pemakai, komponen koleksi, dan komponen staf perpustakaan atau administrasi perpustakaan. Luas ruangan perpustakaan secara keseluruhan biasanya
dihitung
berdasarkan
perbandingan
antara
populasi
pengguna
perpustakaan seperti mahasiswa, staf pengajar dan pengguna lain. Persyaratan luas minimal perpustakaan perguruan tinggi pernah ditetapkan dengan SK Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi nomor 126 tahun 1967 yang dikutip oleh Noerhayati (1987: 148-149) yaitu “1 meter persegi untuk setiap mahasiswa”. Akan tetapi mengingat dan kemampuan perguruan tinggi pada masa sekarang ini. Alternatif yang dikemukakan yaitu untuk populasi mahasiswa 1 sampai dengan 1000 luas ruangan adalah 0,5 m2 tiap mahasiswa, populasi 1001 sampai dengan 5000 luas ruangan adalah 0,75 m2 untuk setiap mahasiswa dan untuk populasi 5001 ke atas luas ruangan untuk tiap mahasiswa adalah 1 m2. Sedangkan persyaratan minimum ruang perpustakaan sesuai Peraturan Pemerintah dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0686/u/1991 yang dikutip oleh Noerhayati (1987:150) disebutkan bahwa Untuk mendirikan perguruan tinggi paling sedikit harus disediakan ruangan perpustakaan seluas 1000 meter persegi untuk universitas dan 500 meter persegi untuk akademi. Alokasi penggunaan ruangan perpustakaan terbagi sebagai berikut: 1. 25 % untuk keperluan pengguna perpustakaan 2. 50 % untuk keperluan koleksi 3. 25 % untuk keperluan ruang petugas. Keberhasilan layanan perpustakaan selain ditentukan oleh komponenkomponen seperti staf yang berkualitas baik, koleksi yang memadai, gedung yang representatif dan lain-lain, juga ditentukan oleh jumlah perabot dan peralatan yang memadai serta secara fungsional mendukung kegiatan perpustakaan. Perabot perpustakaan dalam pengertian ini adalah semua kelengkapan fisik berupa mebiler yang digunakan di perpustakaan dalam rangka menunjang kelancaran tugas-tugas
Universitas Sumatera Utara
perpustakaan. Sedangkan peralatan perpustakaan adalah semua perangkat peralatan yang ada di perpustakaan untuk menunjang kelancaran tugas-tugas perpustakaan seperti alat tulis, mesin ketik, komputer dan lain sebagainya. Jenisjenis perabot perpustakaan perguruan tinggi sesuai dengan jenis kegiatan layanan perpustakaan antara lain loker penitipan tas, meja sirkulasi, almari katalog, rak koleksi buku dan majalah, meja dan kursi baca, meja dan kursi untuk petugas, dan perlengkapan umum seperti pemadam kebakaran.
2.4 Pemanfaatan Perpustakaan Pendidikan Tinggi adalah jenjang tertinggi pada jalur pendidikan dengan tugas dan kewenangan untuk menyelenggarakan program pendidikan akademik dan profesional. Pendidikan akademik adalah program pendidikan yang diarahkan terutama pada pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni. Sedangkan pendidikan profesional adalah program pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu. Program pendidikan tersebut untuk mencapai tujuan yang telah digariskan dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Perpustakaan merupakan salah satu sarana penunjang penyelenggaraan pendidikan dan penelitian. Keberadaan perpustakaan sangat penting dan strategis dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Oleh karena itu, sebagai lembaga pelayanan masyarakat, perpustakaan perlu lebih proaktif mengikuti perkembangan informasi dan berupaya memperolehnya untuk memenuhi keperluan pengguna. Sebagai sarana pendidikan dan sarana belajar bagi masyarakat, perpustakaan juga dituntut untuk dapat membimbing pengguna agar mandiri dalam mencari dan menemukan kembali informasi yang dibutuhkan. Menurut Kartosedono yang dikutip oleh Harisanty (2008: 1) mengemukakan bahwa: “dengan segala potensi dan kemampuannya, perpustakaan sebagai sumber informasi dan pengetahuan diarahkan untuk dapat berperan sebagai agen modernisasi masyarakat”. Beberapa hasil studi kepustakawanan menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara kepuasan pengguna dan layanan yang diberikan perpustakaan. Lancaster yang dikutip oleh Harisanty (2008: 1) menyatakan bahwa: kepuasan pengguna terhadap layanan perpustakaan antara lain ditentukan oleh kinerja pelayanan yang mampu menekan sekecil mungkin tingkat kesalahan dan berusaha memberikan yang terbaik terhadap permintaan pengguna; responsif terhadap keinginan pengguna; kompeten dalam melayani disertai kemampuan teknis dan etika komunikasi yang baik; akses terhadap informasi relatif mudah, cepat dan akurat; ruangan dan peralatan penunjang tertata dengan baik dan nyaman. Suatu perpustakaan yang dikelola dengan baik dan dapat menempati peran yang penting dan strategis, melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik akan memberikan sejumlah nilai atau manfaat. Jika ditinjau dari berbagai segi, perpustakaan memiliki sejumlah nilai positif bagi penyelenggara maupun para pemakainya, hanya saja, karena satu dan lain hal, maka belum semua nilai yang semestinya ada tersebut belum dapat dicapai. Atau mungkin saja, baik bagi pengelola maupun pengguna perpustakaan belum/tidak sepenuhnya menyadari adanya nilai-nilai tersebut. Dengan memahami, menyadari, dan kemudian mengambil hikmahnya ada kemungkinan merupakan salah satu pendorong untuk berusaha memanfaatkan perpustakaan secara lebih berdaya guna. Dimensi nilainilai yang terkandung pada perpustakaan tersebut adalah nilai pendidikan, nilai informasi, nilai ekonomi, nilai sejarah dan dokumentasi, nilai sosial, nilai budaya, nilai demokrasi dan keadilan, nilai perubahan, serta nilai hiburan atau rekreasi.
2.5. Kompetensi Staf Perpustakaan Dewasa ini kompetensi semakin menjadi persyaratan yang harus dipenuhi oleh sumber daya informasi perpustakaan. Masalah kompetensi menjadi penting, karena kompetensi menawarkan suatu kerangka kerja yang efektif dan efisien dalam mendayagunakan sumberdaya yang terbatas. Sumber daya manusia atau tenaga kerja yang memiliki kompetensi memungkinkan setiap pekarjaan dilaksanakan dengan baik, tepat waktu, tepat sasaran dan sebanding antara biaya dan hasil yang diperoleh.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 27) kompetensi yang harus dipenuhi oleh pustakawan perguruan tinggi: 1. Mempunyai pengetahuan dan mampu menjalankan fungsi dan aktifitas sistem perpustakaan. 2. Memiliki pengetahuan tentang isi sumber-sumber informasi, termasuk kemampuan untuk mengevaluasi dan menyaring sumbersumber tersebut secara kritis. 3. Memiliki pengetahuan tentang subjek khusus yang sesuai dengan kegiatan perguruan tingginya. 4. Mengembangkan dan mengelola layanan informasi dengan baik, mudah diakses, dan cost-office (efektif dalam pembiayaan) yang sejalan dengan aturan strategis perguruan tingginya. 5. Menyediakan bimbingan dan bantuan terhadap pengguna layanan informasi dan perpustakaan. 6. Melakukan survei mengenai jenis dan kebutuhan informasi, layanan informasi dan produk-produk yag sesuai dengan kebutuhan pengguna. 7. Mengetahui dan mampu menggunakan teknologi informasi untuk pengadaan, pengorganisasian, dan penyebaran informasi. 8. Mengetahui dan mampu menggunakan pendekatan bisnis dan manajemen untuk mengkomunikasikan perlunya layanan informasi kepada pimpinan perguruan tingginya. 9. Mengembangkan produk-produk informasi khusus untuk digunakan di dalam atau di luar lembaga atau oleh pelanggan secara individu. 10. Mengevaluasi hasil penggunaan informasi dan menyelenggarakan penelitian yang berhubungan dengan pemecahan masalah-masalah manajemen informasi. 11. Secara berkelanjutan memperbaiki layanan informasi untuk menanggapi perubahan kebutuhan. Sedangkan kompetensi individu yang harus dipenuhi pustakawan meliputi: 1. Memiliki komitmen untuk memberikan layanan terbaik, 2. Mampu mencari peluang dan melihat kesempatan baru baik di dalam maupun di luar perpustakaan, 3. Berpandangan luas, 4. Mampu mencari mitra kerja, 5. Mampu menciptakan lingkungan kerja yang dihargai dan dipercaya, 6. Memiliki keterampilan berkomunikasi yang efektif, 7. Dapat bekerjasama secara baik dalam suatu tim kerja, 8. Memiliki sifat kepemimpinan, 9. Mampu merencanakan, memperioritaskan dan memusatkan pada suatu hal yang kritis, 10. Memiliki sifat positif dan fleksibel dalam menghadapi perubahan.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Pengguna Perpustakaan Pengguna perpustakaan merupakan sasaran utama bagi semua kegiatan utama perpustakaan, bahkan perpustakaan yang baik senantiasa berorientasi kepada kepentingan dan kepuasan pengguna. Pengguna berarti seseorang yang berhubungan dengan perpustakaan dalam kaitannya dengan kebutuhan informasi. Jadi yang dimaksud dengan pengguna pada hal ini adalah pengguna informasi yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi yang tersedia di perpustakaan. Pengguna perpustakaan terdiri dari perorangan, kelompok, dan masing-masing memiliki kebutuhan informasi yang sama atau juga berbeda. Hal ini banyak dipengaruhi oleh latar belakang pengguna itu sendiri. Menurut Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 95) pengguna perpustakaan perguruan tinggi adalah: 1. 2. 3. 4.
Mahasiswa baru dan pengguna baru Mahasiswa program diploma dan program sarjana Mahasiswa pascasarjana: program magister dan doktor Dosen dan peneliti. Sehubungan dengan hal di atas Yusup (2001: 216) menyatakan bahwa
pengguna perpustakaan sebagai berikut: Pengguna potensial Mahasiswa persiapan Mahasiswa senior Mahasiswa peneliti Staf akademik Masyarakat umum Perpustakaan lain. Sedangkan kategori pengguna informasi ilmiah menurut Sulistyo-Basuki (2004: 399- 400) terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu: 1. Ilmuwan (peneliti), yang bergerak dalam penelitian dasar dan eksperimental dalam ilmu - ilmu dasar. 2. Insinyur (engineers, rekayasawan, spesialis praktis), bergerak dalam bidang disain eksperimental, proyeksi dan aktivitas operasional dalam berbagai bidang teknologi dan industri. 3. Manajer dalam ruang lingkup sains, teknologi dan ekonomi nasional. Selain itu, Saepudin (2009: 8), menyatakan bahwa: Pustakawan harus melihat dari kelompok pembaca yang dilayani dan yang memanfaatkan sumber informasi tersebut. Pustakawan sebagai
Universitas Sumatera Utara
selektor harus memiliki kriteria tertentu terhadap bahan koleksi yang akan mereka layangkan kepada masyarakat pengguna informasi. Kelompok pembaca dapat ditinjau dari berbagai sudut, antara lain : 1. Usia Kelompok Pembaca Selektor harus memiliki pengetahuan dalam menentukan bahan pustaka mana yang boleh dan tidak boleh dilayangkan kepada pembaca dengan memprediksi kesesuaian bahan pustaka tersebut dengan usia pembaca. 2. Pendidikan Kelompok Pembaca Seorang selektor harus memprediksi kesesuaian suatu bahan pustaka dengan pendidikan kelompok pembaca, karena beberapa kalangan pembaca tentu memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda beda. Tentu sangat tidak mungkin seseorang yang memilikki latar belakang pendidikan sosial disuguhi bahan pustaka yang berhubungan dengan bidang kedokteran. 3. Keterbatasan Fisik Kelompok Pembaca Selektor harus mampu menyeleksi bahan - bahan pustaka yang dibutuhkan oleh kelompok pembaca yang memiliki keterbatasan fisik. Misalnya dengan menyediakan bahan - bahan pustaka bagi saudara - saudara kita yang Tuna Netra. 4. Gender Kelompok Pembaca Seorang selektor harus mampu menyeleksi bahan - bahan pustaka dengan mellihat sudut pandang gender kelompok pembaca tersebut, agar tercapai penyampaian informasi yang tepat sasaran. (Saepudin 2009: 8) Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pengguna perpustakaan terdiri dari berbagai jenis kelompok yang masing-masing kelompok memiliki kebutuhan informasi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya yang menuntut perpustakaan untuk dapat selektif dalam memenuhi kebutuhan informasi penggunanya.
2.6.1 Dosen/Staf Pengajar Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen, pasal 1 (satu) (2009: 2) menjelaskan yang dimaksud dengan dosen adalah: pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Perpustakaan yang baik dapat dijadikan sebagai pusat kegiatan mahasiswa dan dosen dalam proses belajar mengajar. Kelas hanyalah tempat bertatap muka antara mahasiswa dan dosen (teaching process), selanjutnya yang terjadi adalah learning process di perpustakaan. Dosen mencari perkembangan ilmu di perpustakaan, mahasiswa juga belajar ilmu di perpustakaaan. Agar terjadi learning process maka perpustakaan harus kuat terutama dari segi koleksi, fasilitas untuk akses ke informasi global serta sumber daya masyarakat. Menurut Noerhayati (1987: 72) tugas dosen adalah hanya memberikan kuliah-kuliah secara garis besarnya saja, sedangkan untuk detailnya mahasiswa diminta mengembangkan melalui buku-buku, termasuk buku-buku yang ada diperpustakaan, kemudian mata kuliah itu diseminarkan atau didiskusikan. Sistem
seperti
ini
menjadikan
mahasiswa
harus
memanfaatkan
perpustakaan untuk mencari dan menelaah buku-buku yang ada di perpustakaan dalam proses balajarnya. Selain itu, dalam menyiapkan tugas yang diberikan oleh dosen berupa tugas pengembangan, mahasiswa juga tidak terlepas dari pemanfaatan perpustakaan. Informasi yang terkandung dalam bahan pustaka yang dimiliki di perpustakaan yang menyediakan bahan untuk mengembangkan pikiran dan memperluas wawasan mahasiswa yang dapat mereka tuangkan dalam menyiapkan tugas tersebut. Dosen/Staf pengajar merupakan sumberdaya utama untuk melayani mahasiswa. Banyak perpustakaan lebih berfokus pada dosen. Kenyataan ini tidak mengherankan karena dosen menekankan pada koleksi dan riset. Dalam hal perubahan kebutuhan dan penggunaan informasi, dosen sama seperti mahasiswa. Dosen generasi baru memiliki harapan yang berbeda, sedangkan dosen lama bertahan pada keadaan tradisional. Perpustakaan tradisional yang akrab dengan mereka selama ini dirasakan sebagai bagian dari kehidupan mereka. Dosen muda lebih mudah beradaptasi dengan jurnal elektronik (yang biaya langganannya lebih murah) sedangkan dosen lama lebih menyukai bentuk cetak. Jika dosen kurang memanfaatkan
sumberdaya
yang
disediakan,
sudah
dapat
dipastikan
pemanfaatannya oleh mahasiswa juga akan rendah. Oleh karena itu, dialog dan fleksibilitas dalam menata berbagai kebutuhan masyarakat kampus menjadi suatu
Universitas Sumatera Utara
keharusan bagi perpustakaan. Melempangkan birokrasi untuk dosen dan staf yang bekerja keras harus diupayakan. Perpustakaan perlu memberikan layanan cepat dalam pengiriman (delivery) bahan pustaka kepada dosen dan mahasiswa pascasarjana. Akses e-journal yang dilanggan oleh perpustakaan harus dapat dilakukan dari ruang kerja dosen dan kantor jurusan.
2.6.2 Mahasiswa Mahasiswa adalah donor potensial terbesar dalam sejarah perguruan tinggi. Semua pendanaan yang diperoleh didasarkan kepada jumlah dan kebutuhan mereka, bahkan di perguruan tinggi swasta mungkin seratus persen anggaran belanjanya berasal dari mahasiswa. Di beberapa perguruan tinggi negeri (PTN), seperti USU misalnya, seluruh anggaran belanja perpustakaan kecuali gaji pegawai negeri (separuh dari jumlah staf) dan gedung, diperoleh langsung dari kontribusi mahasiswa. Diketahui juga bahwa mahasiswa program pascasarjana, ekstensi, dan diploma di PTN menanggung seluruh biaya operasional pendidikan mereka dan bahkan memberikan subsidi silang pada program lain. Oleh karena itu sudah sewajarnya mahasiswa lebih kritis terhadap pelayanan yang mereka peroleh dari perpustakaannya. Berfokus pada mahasiswa berarti melayani mahasiswa dengan respek dan bermartabat. Berfokus pada mahasiswa juga dapat berarti membangun ruang virtual yang efektif untuk memperluas ruang fisik perpustakaan tradisional. Perpustakaan digital yang berfokus pada mahasiswa, yang berisikan muatan yang mudah dinavigasi disertai pelayanan terhadap muatan tersebut menjadi sangat penting. Dalam merencanakan dan mendesain situs web harus menerapkan filosofi mahasiswa sebagai yang utama. Perpustakaan sebagai suatu tempat juga sedang berubah secara dramatis. Perpustakaan menjadi suatu tempat yang ramai dan bahkan berisik. Perpustakaan dan lingkungannya dapat menjadi ruang terbuka untuk aktivitas sosial dan budaya yang bersifat poisitif. Lingkungan perpustakaan dapat dilengkapi dengan kafe, ruang diskusi, ruang konsultasi, akses internet, bangku taman, dan sebagainya. Perpustakaan tidak lagi seperti museum yang senyap atau konteiner buku. Perpustakaan menjadi tempat bagi mahasiswa untuk berinteraksi sesama mereka,
Universitas Sumatera Utara
dan dengan dosen dan pustakawan. Perubahan lingkungan seperti itu terbukti mampu meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sepuluh hingga tiga puluh persen setahun yang dapat diidentifikasi melalui sirkulasi bahan pustaka. Lingkungan yang disenangi dapat mendorong mahasiswa untuk menggunakan perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara