Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
BAB II: STUDI PUSTAKA
2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Menanggapi Kerangka Acuan Kerja pada perancangan rumah sakit pendidikan (satelit) Cawang, Jakarta Timur, secara umum yaitu rumah sakit pendidikan yang nantinya mampu menyediakan fasilitas rumah sakit sebagai pendidikan kedokteran selain itu dapat menjadikan fasilitas layanan kesehatan bagi masyarakat pada daerah Jakarta Timur dan sekitarnya. Perencanaan dan rencana untuk fasilitas rumah sakit pendidikan terdiri dari fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan seperti adanya ruang kantor, penunjang, fasilitas rawat jalan, fasilitas rawat inap, service, utilitas, dan parkir. Perancangan
dan
perencanaan
bangunan
rumah
sakit
pendidikan
menerapkan green architecture dengan standar minimal peringkat gold menurut GBCI dengan mengadopsi prinsip-prinsip arsitektur berkelanjutan. Selain itu rancangan juga mempertimbangkan segi estetika, kokoh, fungsi, ramah dan berkonteks dengan lingkungan sekitar sebagai acuan inspiratif dan menjadikan identifikasi bangunan rumah sakit pendidikan pada wilayah Jakarta Timur. Berdasarkan
penjelasan
diatas
permasalahan
yang
utama
adalah
menciptakan sebuah rancangan rumah sakit pendidikan dengan menerapkan ektetika, kokoh, dan fungsi arsitektural. Sehingga diperlukan pemahaman khusus. Sehingga bangunan dapat digunakan selain sebagai fasilitas kesehatan masyarakat namun bangunan rumah sakit pendidikan dapat memberikan pendidikan bagi sarjana kedokteran. Bangunan ini dapat menjadi sebuah icon pada wilayah Jakarta Timur. Maka dibutuhkan konsep sebuah desain arsitektur rumah sakit pendidikan dengan penekanan Green Architecture.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|7
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
2.2. Rumah Sakit Rumah sakit sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian (Depkes RI, 1994) Adapun menurut WHO (1957) diberikan batasan yaitu "suatu bagian yang menyeluruh lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitative dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial". Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
2.3. Klasifikasi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009 dalam Sri (2014), Pembagian rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan menjadi, Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Khusus dan Rumah Sakit Pendidikan: 1. Rumah Sakit Umum memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit; 2. Rumah Sakit Khusus memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya; 3. Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit umum yang dipergunakan untuk tempat pendidikan tenaga medik tingkat S1, S2, dan S3. Adapun menurut PPRI No. 93 tahun 2015 Rumah Sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan fungsi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat, dan pelayanan rujukan, serta dimanfaatkan untuk fungsi pendidikan, Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|8
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
pelatihan, dan penelitian bidang kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan lain, Pelayanan kesehatan yang diberikan mencakup upaya promotif, pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi.
2.4. Fungsi Rumah Sakit Fungsi rumah sakit menurut Djojodibroto (1997) dalam Sri (2014) berdasarkan sistem kesehatan nasional adalah: 1. Memberikan pelayanan rujukan medik spesialistik dan subspesialis; 2. Menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan pasien; 3. Sarana pendidikan dan pelatihan di bidang kedokteran dan kedokteran gigi jenjang diploma, dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis konsultan, magister, doktor dan pendidikan berkelanjutan bidang kedokteran.
2.5. Fasilitas Rumah Sakit Kelas B Menurut Kemenkes (2012) Rumah Sakit Umum Kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurangkurangnya 4 (empat) spesialis dasar, 4 (empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis lainnya dan 2 (dua) subspesialis dasar serta dapat menjadi RS pendidikan apabila telah memenuhi persyaratan dan standar. Kriteria, fasilitas dan kemampuan RSU Kelas B meliputi pelayanan medik umum, pelayanan gawat darurat, Pelayanan Medik Spesialis dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Lain, Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan medik subspesialis, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik. 1. Ruang Rawat Jalan Fungsi Ruang Rawat Jalan adalah sebagai tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masing-masing yang disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat untuk penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan perawatan.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|9
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
2. Ruang Gawat Darurat Pelayanan gawat darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24 jam dan 7 hari seminggu dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasuskasus gawat darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar. Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Kelas B memiliki dokter spesialis empat besar (dokter spesialis bedah, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis anak, dokter spesialis kebidanan) yang siaga di tempat (on-site) dalam 24 jam, dokter umum siaga ditempat (on-site). 3. Ruang Rawat Inap Lingkup kegiatan di Ruang Rawat Inap rumah sakit meliputi kegiatan asuhan dan pelayanan keperawatan, pelayanan medis, gizi, administrasi pasien, rekam medis, pelayanan kebutuhan keluarga pasien (berdoa, menunggu pasien, mandi, dapur kecil/pantry, konsultasi medis). Pelayanan kesehatan di Instalasi Rawat Inap mencakup antara lain : 1) Pelayanan keperawatan 2) Pelayanan medik (Pra dan Pasca Tindakan Medik) 3) Pelayanan penunjang medik : Konsultasi Radiologi, Pengambilan Sample Laboratorium, Konsultasi Anestesi, Gizi (Diet dan Konsultasi), Farmasi (Depo dan Klinik), Rehab Medik (Pelayanan Fisioterapi dan Konsultasi). 4. Ruang Perawatan Intensif Merupakan ruang untuk perawatan pasien yang dalam keadaan belum stabil sehingga memerlukan pemantauan ketat secara intensif dan tindakan segera. Ruang perawatan intensif merupakan unit pelayanan khusus di rumah sakit yang menyediakan pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan selama 24 jam. 5. Ruang Operasi (COT/Central Operation Theatre) Ruang operasi adalah suatu unit di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan pembedahan secara elektif maupun akut, yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus lainnya. Luas ruangan harus cukup untuk memungkinkan petugas bergerak sekeliling peralatan bedah. Pelayanan pembedahan pada rumah sakit kelas B meliputi :
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 10
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Bedah minor (antara lain : bedah insisi abses, ekstirpasi, tumor kecil jinak pada kulit, ekstraksi kuku / benda asing, sirkumsisi). Bedah umum/ mayor dan bedah digestif. Bedah spesialistik (antara lain: kebidanan, onkologi/tumor, urologi, orthopedik, bedah plastik dan reanimasi, bedah anak, kardiotorasik dan vaskuler). Bedah sub spesialistik (antara lain: transplantasi ginjal, mata, sumsum tulang belakang; kateterisasi Jantung (Cathlab); dll) 6. Ruang Kebidanan Pelayanan di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Kelas B meliputi : 1) Pelayanan Persalinan 2) Pelayanan Nifas 3) Pelayanan KB (Keluarga Berencana) 4) Pelayanan tindakan/operasi kebidanan 5) Pelayanan sub spesilistik lainnya di bidang kebidanan dan penyakit kandungan. 7. Ruang Rehabilitasi Medik Pelayanan Rehabilitasi Medik bertujuan memberikan tingkat pengembalian fungsi
tubuh
berkurangnya
semaksimal
mungkin
fungsi
kemampuan
dan
kepada
penderita
yang
meliputi,
sesudah upaya
kehilangan/ pencegahan/
penanggulangan, pengembalian fungsi dan mental pasien. Lingkup pelayanan Instalasi Rehabilitasi Medik mencakup: 1) Fisioterapi 2) Terapi Okupasi (OT-Occupation Therapy) 3) Terapi Wicara (TW) / Terapi Vokasional (Speech Therapy) 4) Orthotik dan Prostetik/ OP 5) Pelayanan Sosio Medik/ Pekerja Sosial Masyarakat/PSM 6) Pelayanan Psikologi 7) Rehabilitasi Medik Spesialistik Terpadu, berada pada unit pelayanan terpadu rumah sakit (UPT-RS), meliputi : Muskuloskeletal, Neuromuskuler, Kardiovaskuler, Respirasi, Pediatri, Geriatri 8) Pelayanan cidera olahraga Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 11
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
8. Ruang Hemodialisa Pelayanan bagi pasien yang membutuhkan fasilitas cuci darah akibat terjadinya gangguan pada ginjal. 9. Ruang Radioterapi Pelayanan radioterapi meliputi : 1) Pelayanan radioterapi eksternal, yaitu pelayanan radioterapi dengan menggunakan sumber radiasi yang berada di luar tubuh atau ada jarak antara pasien dengan alat penyinaran. 2) Pelayanan brakiterapi, yaitu pelayanan radioterapi dengan menggunakan sumber yang didekatkan pada tumor. 3) Pelayanan radioterapi interstisial adalah pelayanan radioterapi dengan menggunakan sumber yang dimasukkan dalam tumor. 10. Ruang Kedokteran Nuklir Pelayanan Kedokteran Nuklir adalah pelayanan penunjang dan/atau terapi yang memanfaatkan sumber radiasi terbuka dari disinegrasi inti radionuklida yang meliputi pelayanan diagnostik in-vivo dan in-vitro melalui pemantauan proses fisiologi, metabolisme dan terapi radiasi internal. 11. Ruang Farmasi (Pharmacy) Ruang Farmasi direncanakan mampu untuk melakukan pelayanan :
Melakukan perencanaan, pengadaan dan penyimpanan obat, alat kesehatan reagensia, radio farmasi, gas medik sesuai formularium RS.
Melakukan kegiatan peracikan obat sesuai permintaan dokter baik untuk pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan
Pendistribusian obat, alat kesehatan, regensia radio farmasi & gas medis.
Memberikan pelayanan informasi obat dan melayani konsultasi obat.
Mampu mendukung kegiatan pelayanan unit kesehatan lainnya selama 24 jam.
12. Ruang Radiodiagnostik
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 12
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Radiologi adalah Ilmu kedokteran yang menggunakan teknologi pencitraan/ imejing (imaging technologies) untuk mendiagnosa dan pengobatan penyakit. Merupakan cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan penggunaan sinar-X (XRay) yang dipancarkan oleh pesawat sinar-X atau peralatan-peralatan radiasi lainnya dalam rangka memperoleh informasi visual sebagai bagian dari pencitraan/imejing kedokteran (medical imaging). Pelayanan Radiodiagnostik pada Rumah Sakit Kelas B yaitu terdiri dari pemeriksaan general X-Ray, fluoroskopi, Tomografi, Angiografi, Ultrasonografi, CT-Scan, MRI. 13. Ruang Laboratorium Laboratorium direncanakan mampu melayani tiga bidang keahlian yaitu patologi klinik, patologi anatomi dan forensik sampai batas tertentu dari pasien rawat inap, rawat jalan serta rujukan dari rumah sakit umum lain, Puskesmas atau Dokter Praktek Swasta. Pelayanan laboratorium tersebut dilengkapi pula oleh fasilitas berikut:
Blood Sampling
Administrasi penerimaan specimen
Gudang regensia & bahan kimia
Fasilitas pembuangan limbah
Perpustakaan, atau setidaknya rak-rak buku
14. Bank Darah / Unit Transfusi darah (BDRS / UTDRS) Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) adalah unit yang berfungsi sebagai pengelola penyediaan darah transfusi yang aman, berkualitas dan efektif, mulai dari pengerahan pendonor sukarela resiko rendah sampai dengan ketersediaan darah aman serta pendistribusiannya kepada rumah sakit. Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) merupakan suatu unit pelayanan di rumah sakit yang bertanggung jawab atas tersedianya darah untuk transfusi yang aman, berkualitas dan dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit. 15. Ruang Diagnostik Terpadu Ruang diagnostik terpadu memiliki peranan penting dalam mendukung pelayanan internalisasi diagnostik pencitraan di rumah sakit. Umumnya, ruang diagnostic terpadu merupakan unit unggulan dalam pelayanan di rumah sakit.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 13
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Pelayanan dalam IDT disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan rumah sakit, jenis pemeriksaan dengan peralatan pencitraan diantaranya adalah : Pemeriksaan dengan Ultra SonoGrafi (USG), USG 3 Dimensi, USG 4 Dimensi Pemeriksaan dengan Elektro Kardiogram (EKG) Pemeriksaan dengan Endoscopy Pemeriksaan dengan Electro EEG Pemeriksaan dengan Echo jantung sonografi Treadmil, dll
16. Ruangi Pemulasaraan Jenazah dan Forensik Fungsi Ruang Jenazah adalah: Tempat meletakkan/penyimpanan sementara jenazah sebelum diambil keluarganya Tempat memandikan/dekontaminasi jenazah Tempat mengeringkan jenazah setelah dimandikan Otopsi jenazah Ruang duka dan pemulasaraan Laboratorium patologi anatomi 17. Ruang Sterilisasi Pusat (Central Supply Sterilization Departement/CSSD) Ruang Sterilisasi Pusat (CSSD) mempunyai fungsi menerima, memproses, memproduksi, mensterilkan menyimpan serta mendistribusikan instrumen medis yang telah disterilkan ke berbagai ruangan di rumah sakit untuk kepentingan perawatan dan pengobatan pasien. Kegiatan utama dalam Ruang Sterilisasi Pusat (CSSD) adalah dekontaminasi instrumen dan linen baik yang bekas pakai maupun yang baru serta bahan perbekalan baru. 18. Ruang Dapur Utama dan Gizi Klinik Ruang Dapur Utama dan Gizi Klinik RS mempunyai fungsi untuk mengolah, mengatur makanan pasien setiap harinya, serta konsultasi gizi.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 14
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
19. Ruang Pencucian Linen/ Londri (Laundry) Londri RS adalah tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan desinfektan, mesin uap (steam boiler), pengering, meja, dan mesin setrika. 20. Ruang Sanitasi Kegiatan pada Ruang sanitasi meliputi : Pengolahan air limbah rumah sakit dan pemeriksaan kualitas air limbah yang dilakukan 3-4 kali dalam setahun. Pemeriksaan sanitasi di ruang instalasi dapur utama yang dilakukan 3-4 kali dalam setahun. Pemeriksaan kualitas air bersih yang dilakukan 2-3 kali dalam setahun. Pemeriksaan kualitas/ kondisi udara di ruang-ruang khusus yang dilakukan 2 kali dalam setahun. Pemeriksaan emisi incenerator dan generator set yang dilakukan 2 kali dalam setahun. Pembuatan dokumen Implementasi Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL/RPL) setiap 6 bulan sekali. Pemantauan,
pengawasan
dan
pengelolaan
limbah
padat
medis
(Pewadahan, pengangkutan dan pembuangan/ pemusnahan limbah padat medis). 21. Ruang Pemeliharaan Sarana (Bengkel Mekanikal & Elektrikal /Workshop) Tugas pokok dan fungsi yang harus dirangkum unit workshop adalah pemeliharaan dan perbaikan ringan pada peralatan medik (Optik, elektromedik, mekanis dll), peralatan penunjang medik, peralatan rumah tangga dari metal/ logam (termasuk tempat tidur), peralatan rumah tangga dari kayu, saluran dan perpipaan, listrik dan elektronik. 22. Area Penunjang Umum dan Administrasi Suatu bagian dari rumah sakit tempat dilaksanakannya manajemen rumah sakit. Terdiri dari: Unsur direksi/ pimpinan rumah sakit
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 15
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Unsur pelayanan medik Unsur pelayanan penunjang medik Pelayanan keperawatan Unsur pendidikan dan pelatihan Administrasi umum dan keuangan SDM Komite medik Komite etik dan hukum.
2.6. Rumah Sakit Pendidikan Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 93/2015, rumah sakit pendidikan adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan secara terpadu dalam bidang pendidikan kedokteran dan/atau kedokteran gigi, pendidikan berkelanjutan, dan pendidikan kesehatan lainnya secara multiprofesi. Menurut Santoso (2012) rumah sakit pendidikan satelit merupakan jejaring RSUP, IPK, dan IP kesehatan tertentu serta digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didik untuk memenuhi sebagian modul/ kurikulum pendidikan klinik dalam rangka mencapai kompetnensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran dan Standar Profesi Kesehatan tertentu.
2.7. Kriteria dan Fungsi Rumah Sakit Pendidikan Menurut Sulaeman (1999), Korelasi antara Institusi Pendidikan Kedokteran, Rumah
Sakit
Pendidikan
dan
Pengembangannya
adalah
pembinaan
dan
pengembangan Institusi Pendidikan Kedokteran di Rumah Sakit Pendidikan harus sebagai kesatuan, sedangkan pengembangan Rumah Sakit Pendidikan juga harus didasarkan kepada tingkat pengembangan Institusi Pendidikan Kedokteran. Sehingga kriteria dan fungsi dari Rumah Sakit Pendidikan adalah sebagai berikut: a. Kriteria Rumah Sakit Pendidikan Menurut Alkatiri, dkk. (2000), kriteria Rumah Sakit Pendidikan adalah sebagai berikut: Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 16
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
1. Tercapainya tujuan pendidikan klinik. 2. Tersedianya berbagai bentuk pengalaman belajar. 3. Adanya iklim yang kondusif untuk teaching and learning. 4. Rasio staff dan pasien yang cukup. 5. Sikap positif pimpinan dan staff rumah sakit. 6. Rumah sakit bersedia menerima perkembangan baru dan maju. 7. Terdapat fasilitas penelitian medik atau kesehatan. 8. Tersedianya perpustakaan yang profesional. b. Fungsi Rumah Sakit Pendidikan Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 93/2015 sebagai berikut: 1. Melaksanakan penelitian translasional dan/atau penelitian di bidang ilmu dan teknologi kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan lainnya; 2. Menilai, menapis, dan/atau mengadopsi teknologi kedokteran dan/atau kedokteran gigi, serta teknologi kesehatan lainnya; 3. Mengembangkan
pusat
unggulan
bidang
kedokteran
spesialistik-
subspesialistik dan/atau kedokteran gigi spesialistik-subspesialistik, serta spesialisasi bidang kesehatan lainnya; 4. Mengembangkan penelitian dengan tujuan untuk kemajuan pendidikan kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan lainnya; dan 5. Mengembangkan kerjasama dengan pelaku industri bidang kesehatan dan pihak lain yang terkait. Menurut Sulaiman (1995), fungsi Rumah Sakit Pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Untuk pelaksanaan fungsi Tridharma institusi pendidikan. 2. Sebagai pusat pengembangan IPTEKDOK. 3. Sebagai pusat penapisan dan penerapan teknologi medik maju. 4. Sebagai pusat unggulan pelayanan medik. 5. Sebagai pusat unggulan riset kedokteran.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 17
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
2.8. Jenis Rumah Sakit Pendidikan Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 93/2015 Jenis Rumah Sakit Pendidikan terdiri atas: a. Rumah Sakit Pendidikan Utama Rumah Sakit Pendidikan Utama merupakan rumah sakit umum yang digunakan fakultas kedokteran dan/atau fakultas kedokteran gigi untuk memenuhi seluruh atau sebagian besar kurikulum guna mencapai kompetensi di bidang kedokteran atau kedokteran gigi. Selain itu, dapat berupa sebagai rumah sakit khusus gigi dan mulut yang digunakan fakultas kedokteran gigi untuk memenuhi seluruh atau sebagian besar kurikulum dalam rangka mencapai kompetensi di bidang kedokteran gigi. b. Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi merupakan rumah sakit khusus atau rumah sakit umum dengan unggulan pelayanan kedokteran dan kesehatan tertentu yang digunakan oleh Institusi Pendidikan untuk memenuhi kurikulum dalam rangka mencapai kompetensi spesialis. Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi dapat menjadi Rumah Sakit Pendidikan satelit bagi Institusi Pendidikan.Rumah Sakit Pendidikan satelit c. Rumah Sakit Pendidikan Satelit Rumah Sakit Pendidikan Satelit merupakan rumah sakit umum yang digunakan Institusi Pendidikan guna mencapai kompetensi tenaga kesehatan di biang kedokteran, kedokteran gigi, dan/atau kesehatan lain.
2.9. Standar Rumah Sakit Standar bangunan rumah sakit diperoleh menurut PMK no.24 tahun 2016 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit sebagai berikut:
2.9.1. Tangga Darurat Menurut Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara (2002) Tangga penyelamatan yang terletak di dalam bangunan harus dipisahkan dari ruangProgram Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 18
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
ruang lain dengan pintu tahan api dan bebas asap, serta jarak capai maksimum 25 m dan Lebar tangga penyelamatan minimum adalah 1,20 m. Menurut Standar Neuvert (1999) tangga darurat harus bebas api dan asap, untuk ukuran tangga darurat jarak antara tangga maksimal 45m, lebar minimal 2.8m, lebar bordes > 1,95m dan lebar anak tangga bawah dengan pintu > 1.95m.
2.9.2. Koridor Menurut PMK no 26 (2016) ukuran koridor sebagai akses horizontal antar ruang dipertimbangkan berdasarkan fungsi koridor, fungsi ruang, dan jumlah pengguna. Ukuran koridor yang aksesibilitas tempat tidur pasien minimal 2.40 m. Menurut Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara (2002) lebar koridor minimum 1.80m dan Jarak setiap titik dalam koridor ke pintu kebakaran atau arah keluar yang terdekat tidak boleh lebih dari 25 m.
2.9.3. Toilet a. Pintu -
Pintu ke luar/masuk utama memiliki lebar bukaan minimal 120 cm atau dapat dilalui brankar pasien, dan pintu-pintu yang tidak menjadi akses pasien tirah baring memiliki lebar bukaan minimal 90 cm.
-
Pintu khusus untuk kamar mandi di rawat inap dan pintu toilet untuk aksesibel, harus terbuka ke luar dan lebar daun pintu minimal 85 cm.
-
Di daerah sekitar pintu masuk sedapat mungkin dihindari adanya ramp atau perbedaan ketinggian lantai.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 19
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Gambar 1. Pintu Kamar Mandi Pada Ruang Inap Harus Terbuka Keluar (sumber: Kemenkes 2012)
b. Toilet Umum -
Toilet atau kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk dan keluar oleh pengguna.
-
Ketinggian tempat duduk kloset harus sesuai dengan ketinggian pengguna 36 ~ 38 cm).
-
Bahan dan penyelesaian lantai harus tidak licin. Lantai tidak boleh menggenangkan air buangan.
c. Toilet Aksesibilitas -
Ketinggian tempat duduk kloset harus sesuai dengan ketinggian pengguna kursi roda sekitar (45 ~ 50 cm)
-
Toilet atau kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk dan keluar pengguna kursi roda.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 20
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Gambar 2. Ruang Gerak Dalam Toilet Untuk Aksesibel (sumber: Kemenkes 2012)
2.9.4. Ruang Radiologi Menurut
Kemenkes (2012)
Radiologi
adalah Ilmu kedokteran yang
menggunakan teknologi pencitraan (imaging technologies) untuk mendiagnosa dan pengobatan penyakit. Merupakan cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan penggunaan sinar-X (X-Ray) yang dipancarkan oleh pesawat sinar-X atau peralatanperalatan radiasi lainnya dalam rangka memperoleh informasi visual sebagai bagian dari pencitraan/imejing kedokteran (imaging technologies). Persyaratan khusus 1. Lokasi ruang radiologi mudah dicapai, berdekatan dengan ruang gawat darurat, laboratorium, ruang perawatan intensif, dan ruang operasi RS. 2. Sirkulasi pasien dan pengantar pasien disarankan terpisah dengan sirkulasi staf. 3. Ruang konsultasi dilengkapi dengan fasilitas untuk membaca film. 4. Dinding/pintu mengikuti persyaratan khusus sistem labirin proteksi radiasi. 5. Ruangan gelap dilengkapi exhauster. 6. Tersedia pengelolaan limbah radiologi khusus.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 21
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
2.9.5. Ruang Rawat Inap Lingkup kegiatan di Ruang Rawat Inap rumah sakit meliputi kegiatan asuhan dan pelayanan keperawatan, pelayanan medis, gizi, administrasi pasien, rekam medis, pelayanan kebutuhan keluarga pasien (berdoa, menunggu pasien, mandi, dapur kecil/pantry, konsultasi medis). Persyaratan khusus 1. Stasi perawat harus terletak di pusat blok yang dilayani agar perawat dapat mengawasi pesiennya secara efektif, maksimum melayani 25 tempat tidur. 2. Pertemuan dinding dengan lantai disarankan berbentuk lengkung agar memudahkan pembersihan dan tidak menjadi tempat sarang debu/kotoran. 3. Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ruangan 4. Alur petugas dan pengunjung dipisah. 5. Bangunan Ruang Rawat Inap harus terletak pada tempat yang tenang (tidak bising), aman dan nyaman tetapi tetap memiliki kemudahan aksesibilitas darisarana penunjang rawat inap. 6. Apabila Ruang Rawat Inap tidak berada pada lantai dasar, maka harus ada tangga landai (Ramp) atau Lift Khusus untuk mencapai ruangan tersebut. 7. Kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci keberhasilan perancangan, sehingga blok unit sebaiknya sirkulasinya dibuat secara linier/lurus (memanjang)
Gambar 3. Contoh Ruang Rawat Inap (sumber: Kemenkes 2012)
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 22
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
2.9.6. Ruang Perawatan Intensif Menurut Kemenkes (2012) ruang untuk perawatan pasien yang dalam keadaan belum stabil sehingga memerlukan pemantauan ketat secara intensif dan tindakan segera. Ruang perawatan intensif merupakan unit pelayanan khusus di rumah sakit yang menyediakan pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan selama 24 jam.
Gambar 4. Ruang Rawat Pasien ICU (sumber: Kemenkes 2012)
Gambar 5. Contoh Denah Ruang ICU (sumber Kemenkes 2012) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 23
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Gambar 6. Contoh Denah Ruang ICU (sumber Kemenkes 2012)
Gambar 7. Contoh denah ruang ICU (Sumber: Kemenkes 2012)
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 24
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Persyaratan khusus 1. Letak bangunan ruang perawatan intensif harus berdekatan dengan ruang operasi RS, ruang gawat darurat, laboratorium dan ruang radiologi. 2. Gedung harus terletak pada daerah yang tenang. 3. Terdapat pintu evakuasi yang luas dengan fasilitas ramp apabila letak instalasi ICU tidak pada lantai dasar. 4. Pertemuan dinding dengan lantai dan pertemuan dinding dengan dinding tidak boleh berbentuk sudut/ harus melengkung agar memudahkan pembersihan dan tidak menjadi tempat sarang debu dan kotoran. 5. Koridor disarankan mempunyai lebar minimal 2,4 m 6. Pintu masuk ke Ruang Perawatan Intensif, ke daerah rawat pasien dan pintupintu yang dilalui tempat tidur pasien dan alat medik harus lebarnya minimum 36 inci (1,2 m), yang terdiri dari 2 daun pintu (dimensi 80 cm dan 40 cm) untuk memudahkan pergerakan tanpa hambatan.
2.9.7. Ruang Isolasi Pasien Menurut Kemenkes (2012) adapun Persyaratan khusus untuk ruang isolasi pasien sebagai berikut: a. Ruang yang mempunyai kekhususan teknis sebagai ruang perawatan intensif dan memiliki batasan fisik modular per pasien, dinding serta bukaan pintu dan jendela dengan ruangan ICU lain. b. Pintu dan partisi pada ruang isolasi terbuat dari kaca minimal setinggi 100 cm dari permukaan lantai agar pasien terlihat dari pos perawat. Ruang Perawatan Intensif dengan modul kamar individual/ kamar isolasi luas lantainya 16 m2 - 20 m2 per kamar.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 25
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Gambar 8. Ruang Perawatan Isolasi Intensif (sumber: Kemenkes 2012)
2.9.8. Ruang Operasi Menurut Kemenkes (2012) uang operasi adalah suatu unit di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan pembedahan secara elektif maupun akut, yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus lainnya. Luas ruangan harus cukup untuk memungkinkan petugas bergerak sekeliling peralatan bedah. Ruang operasi harus dirancang dengan faktor keselamatan yang tinggi. Persyaratan khusus 1. Kebutuhan area ruang operasi besar minimal 50 m2, dengan ukuran panjang x lebar x tinggi adalah 7.2m x 7m x 3m. 2. Hubungan/ pertemuan antara lantai dengan dinding harus menggunakan bahan yang tidak siku, tetapi melengkung untuk memudahkan pembersihan lantai (Hospital plint). 3. Disarankan pintu geser (sliding door) dengan rel diatas, yang dapat dibuka tutup secara otomatis. 4. Lebar pintu 1200 - 1500 mm, dari bahan panil dan dicat jenis cat anti bakteri & jamur dengan warna terang. 5. Apabila menggunakan pintu swing, maka pintu harus membuka ke arah dalam dan alat penutup pintu otomatis (automatic door closer) harus dibersihkan setiap selesai pembedahan.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 26
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
6. Pintu dilengkapi dengan kaca jendela pengintai (observation glass/double glass fixed windows).
Gambar 9. Kompleks Ruang Operasi (sumber: Kemenkes 2012)
Gambar 10. Denah/Layout Ruang Operasi Besar (sumber: Kemenkes 2012)
2.9.9. Ruang Induksi Persyaratan khusus Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 27
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
1. Area ruang induksi (preoperatif) yang dibutuhkan sekurang-kurangnya 15 m2. 2. Hubungan/ pertemuan antara dinding dengan dinding disarankan tidak siku, tetapi melengkung untuk memudahkan pembersihan dan juga untuk melancarkan arus aliran udara. 3. Untuk selebihnya pesyaratan khusus sama dengan ruang operasi
Gambar 11. Contoh Denah Ruang Induksi (sumber: Kemenkes 2012)
2.9.10. Ruang Rehabilitasi Medik Menurut Kemenkes (2012) suatu bentuk pelayanan kesehatan yang terpadu dengan pendekatan medik, psiko sosialedukasional-vokasional untuk mencapai kemampuan fungsional semaksimal mungkin. Persyaratan khusus 1. warna dinding cerah tetapi tidak menyilaukan mata 2. Pada daerah tertentu, dindingnya harus memiliki pegangan tangan yang menerus dengan ketinggian berkisar 80 ~ 100 cm dari permukaan lantai. Pegangan harus mampu menahan beban orang dengan berat minimal 75 kg yang berpegangan dengan satu tangan pada pegangan tangan yang ada.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 28
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
3. Lebar bukaan pintu minimal 100 cm’ untuk daun pintu tunggal atau 120 cm’ untuk daun pintu ganda (ukuran lebar daun pintu 80 cm dan 40 cm). 4. Tinggi Pembuka Pintu (Door Handle) tidak boleh lebih dari 100 cm’ diukur dari muka lantai terendah. 5. Penggunaan penutup pintu otomatis electrik (Automatic / Motorized Door Closer) boleh digunakan bila minimal salah satu dari dua pasang sensor pembuka-tutup pintu ada pada ketinggian 20 cm’ dari permukaan lantai, baik dari sisi luar maupun dalam ruangan.
Gambar 12. Contoh Denah Ruang Rehabilitas Medik (sumber: Kemenkes 2012)
2.9.11. Sistem Transportasi Vertikal Menurut Sukamta (2015) Transportasi vertikal adalah metoda transportasi yang digunakan untuk mengakut suatu benda atau manusia dari bawah ke atas ataupun sebaliknya. Ada berbagai macam tipe transportasi vertikal, diantarnya sebagai berikut:
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 29
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Gambar 13. Transportasi Vertikal dan Horizontal (sumber: Sukamta 2015)
1.
Tangga a. Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam Tinggi masing-masing pijakan/tanjakan adalah 15 – 17 cm b. Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 600. c. Lebar tangga minimal 120 cm untuk membawa usungan dalam keadaan darurat, untuk mengevakuasi pasien dalam kasus terjadinya kebakaran atau situasi darurat lainnya. d. Harus dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail).
Gambar 14. Tipikal tangga (Sumber: Kemenkes 2012)
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 30
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Gambar 15. Pegangan Rambat Pada Tangga (sumber: Kemenkes 2012)
2. Eskalator
Gambar 16. Perletakan Eskalator (sumber: Sukamta 2015)
a. Paralel. Diletakkan secara paralel. Perencanaannya lebih menekankansegi arsitektural dan memungkinkan sudut pandang yang b. Cross Over. Perletakan bersilangan secara menerus (naik saja atauturun saja). Kurang efisien dalam sistim sirkulasi tetapi bernilai estetis tinggi. c. Double Cross Over. Perletakan bersilangan antara naik dan turun sehingga dapat mengangkut penumpang dengan dalam jumlah lebih banyak. 2. Lift Lift untuk Rumah Sakit Karena fungsinya untuk RS maka dimensi besarannya memanjang dengan 2 pintu pada sisinya. Ranjang pasien dapat terakomodasi dengan layak. Rumah lift terbagi menjadi 3: a. Lift pit merupakan tempat pemberhentian akhir yang paling bawah, berupa buffer sangkar dan buffer beban penyeimbang. Karena letaknya yang paling bawah, harus dibuat dari dinding kedap air.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 31
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
b. Ruang luncur (hoistway) tempat meluncurnya sangkar/kereta lift, terdapat pintu2 masuk ke kereta lift, tempat meluncurnya beban penyeimbang, meletakkan rel peluncur dan beban penyeimbang. c. Ruang mesin tempat meletakkan mesin/ motor traksi lift, dan tempat control panel (yang mengatur jalannya. 3. Ramp a. Kemiringan suatu ram di dalam bangunan tidak boleh melebihi 70, perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk awalan dan akhiran ram (curb ramps/landing) b. Panjang mendatar dari satu ram (dengan kemiringan 70) tidak boleh lebih dari 900 cm. Panjang ram dengan kemiringan yang lebih rendah dapat lebih panjang. c. Lebar minimum dari ram adalah 2,40 m dengan tepi pengaman. d. Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari suatu ram harus bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya untuk memutar kursi roda dan brankar/tempat tidur pasien, dengan ukuran minimum 160 cm e. Lebar tepi pengaman ram (low curb) maksimal 10 cm sehingga dapat mengamankan roda dari kursi roda atau brankar/ tempat tidur pasien agar tidak terperosok atau keluar ramp.
Gambar 17. Tipikal Ramp (sumber: Kemenkes 2012)
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 32
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Gambar 18. Kermiringan Ramp (Sumber: kemenkes 2012)
Gambar 19. Bentuk-bentuk Ramp (sumber: Kemenkes 2012)
2.9.12. Pintu Darurat Menurut Kemenkes (2012) berikut adalah standar kriteria pintu darurat rumah sakit: a. Setiap bangunan RS yang bertingkat lebih dari 3 lantai harus dilengkapi dengan pintu darurat. b. Lebar pintu darurat minimal 100 cm membuka kearah ruang tangga penyelamatan (darurat) kecuali pada lantai dasar membuka ke arah luar c. Jarak antar pintu darurat dalam satu blok bangunan gedung maksimal 25 m dari segala arah.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 33
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
2.10. GBCI (Green Building Council Indonesia) Bangunan hijau adalah bangunan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien dari sejak perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pemanfaatan, pemeliharaan, sampai dekonstruksi. Berikut adalah beberapa kriteria penerapan GBCI pada bangunan: 1. Appropriate Site Development a. Terdapat minimal 5 jenis fasilitas umum dalam jarak pencapaian jalan utama sejauh 1500 m dari tapak. b. Menyediakan fasilitas pejalan kaki yang aman, nyaman dan bebas dari perpotongan akses kendaraan bermotor untuk menghubungkan minimal 3 fasilitas umum diatas dan atau dengan stasiun transportasi masal. c. Menyediakan shuttle bus bagi pengguna gedung untuk mencapai stasiun transportasi umum atau car pooling yang terintegrasi dengan shuttle bus tersebut. Jumlah bus minimum 2 unit. d. Adanya implementasi dari salah satu opsi: car pooling, feeder bus, voucher kendaraan umum, dan diskriminasi tarif parkir 2. Energy Efficiency & Conservation a. Memperlihatkan adanya penghematan energi 5 % atau lebih pada 6 bulan terakhir. b. Panduan pengoperasian dan pemeliharaan seluruh sistem AC (chiller, Air Handling Unit, cooling tower). 3. Water Conservation a. Menggunakan air daur ulang dengan kapasitas yang cukup untuk kebutuhan flushing WC sesuai dengan standar WHO untuk medium contact (<100 Fecal Coliform /100 ml). b. Mempunyai sistem air daur ulang yang keluarannya setara dengan standar air bersih sesuai Permenkes No. 416 thn 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air untuk memenuhi kebutuhan air bersih. c. Menggunakan air daur ulang dengan kapasitas yang cukup untuk kebutuhan make up water cooling tower. Tolok Ukur ini hanya berlaku
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 34
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
bagi gedung yang menggunakan cooling tower pada sistem pendinginnya. d. 100 % kebutuhan irigasi tidak bersumber dari sumber air primer gedung (PDAM dan air tanah) e. Memantau konsumsi air pada sub-sistem gedung. f.
50% penggunaan keran air pada area public menggunakan fitur auto stop
g. 80% penggunaan keran air pada area public menggunakan fitur auto stop. h. Meminimalisasi pemborosan dengan pengontrolan perilaku pengguna air dengan pemakaian fixture pengontrol air pada gedung. 4. Material Resource and Cycle a. Mendorong penggunaan material yang ramah lingkungan, seperti:
Produksi regional
Bersertifikat SNI / ISO / ecolabel
Material yang dapat didaur ulang (recycle)
Material Bekas (reuse)
Material Terbarukan (renewable)
Kayu bersertifikas
Material modular atau Pre fabrikas
Lampu yang tidak mengandung merkuri
Insulasi yang tidak mengandung styrene
Plafond atau Partisi yang tidak mengandung asbestos
Produk kayu komposit dan agrifiber beremisi formaldehyde rendah
Produk cat dan karpet yang beremisi VOC rendah
b. Adanya surat pernyataan yang memuat kebijakan manajemen puncak yang mengatur pengelolaan sampah berdasarkan pemisahan antara:
Sampah Organik
Sampah Anorganik
Sampah yang Mengandung B3
c. Mengurangi dampak kerusakan lapisan ozon akibat penggunaan material yang mengandung Ozone Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 35
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
d. Jika telah melakukan pemilahan organik dan anorganik, melakukan pengolahan sampah organik secara mandiri atau bekerja sama dengan badan resmi pengolahan limbah organik. e. Adanya upaya pengurangan sampah kemasan yang terbuat dari styrofoam dan non-food grade plastic. f.
Adanya upaya penanganan sampah dari kegiatan renovasi ke pihak ketiga minimal 10% dari total anggaran renovasi dalam 6 bulan terakhir untuk sertifikasi perdana
g. Jika telah melakukan pemilahan organik dan anorganik, melakukan pengolahan sampah anorganik secara mandiri atau bekerja sama dengan badan resmi pengolahan limbah anorganik yang memiliki prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). 5. Indoor Health and Comfort a. Mengatur tingkat pencahayaan yang sesuai dengan daya akomodasi mata untuk menjaga kenyamanan visual b. Untuk ruang parkir tertutup di dalam gedung dilengkapi dengan instalasi sensor gas karbon monoksida (CO) yang memiliki mekanisme untuk mengatur jumlah ventilasi udara luar sehingga konsentrasi CO di dalam ruangan tidak lebih dari 23 ppm. Sensor diletakkan 50 cm di atas lantai dekat exhaust grille. 6. Building Environment Management a. Untuk bangunan yang dipakai sendiri, memiliki SOP dan Training yang mencakup upaya-upaya untuk memenuhi kriteriakriteria dalam GREENSHIP for Existing Building minimum 1 rating dalam tiap kategori ASD, EEC, WAC, IHC dan MRC. b. Adanya jadwal berkala minimum tiap 6 bulan & Program Training dalam pengoperasian dan pemeliharaan untuk tapak, energi, air, material dan HSES.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 36
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
2.11. Penjelasan Tema 2.11.1. Green Architecture Menurut Futurarch (2008) sebuah proses perancangan dengan mengurangi dampak lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan manusia dengan efisiensi dan pengurangan penggunaan sumber daya energi, pemakaian lahan dan pengelolaan sampah efektif dalam tatanan arsitektur Menurut Tri Harso Karyono (2010) Green architecture atau sering disebut sebagai arsitektur hijau adalah arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, termasuk energy air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
2.11.2. Prinsip Green Architecture Menurut Brenda dan Robert Vale dalam buku “Green Architecture: Design for A Sustainable Future”, ada 6 prinsip dasar dalam perencanaan Green Architecture: 1. Conserving energy (Hemat Energi) Sebuah bangunan seharusnya didesain / dibangun dengan pertimbangan operasi bangunan yang meminimalisir penggunaan bahan bakar dari fosil. 2. Working with climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami) Bangunan seharusnya didesain untuk bekerja dengan baik dengan iklim dan sumber daya energi alam 3. Minimizing new resources (Meminimalkan sumber daya baru) Bangunan seharusnya didesain untuk meminimalisir penggunaan sumber daya dan pada akhir penggunaannya bisa digunakan untuk hal (arsitektur) lainnya. 4. Respect for users (Memperhatikan pengguna bangunan) Green architecture mempertimbangkan kepentingan manusia didalamnya 5. Respect for site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 37
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Bangunan didesain dengan sesedikit mungkin merusak alam. 6. Holism Semua prinsip diatas harus secara menyeluruh dijadikan sebagai pendekatan dalam membangun sebuah lingkungan.
2.11.3. Green Building Menurut Sri (2014), Green building adalah konsep untuk bangunan berkelanjutan dan mempunyai syarat tertentu, yaitu lokasi, sistem perencanaan dan perancangan, renovasi dan pengoperasian, yang menganut prinsip hemat energi serta harus berdampak positif bagi lingkungan, ekonomi dan sosial. Bangunan hijau (Green Building) mengacu pada struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh siklus hidup bangunan: dari penentuan tapak sampai desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi pembongkaran, dan. Praktik ini memperluas dan melengkapi desain bangunan klasik keprihatinan ekonomi, daya tahan utilitas dan kenyamanan.
2.11.4. Strategi Desain Berdasarkan Alison G.Kwok, AIA dan Walter T. Grondzik, PE dalam buku “The Green Studio Handbook, Environmental strategies for schematic design”) Ada 6 strategi utama yang bisa diterapkan dalam desain green architecture yaitu: a. Envelope : berkaitan dengan pelingkup ruang b. Lighting : berkaitan dengan pencahayaan c. Heating : berkaitan dengan pemanasan d. Cooling : berkaitan dengan pendinginan e. Energy production : berkaitan dengan produksi energy f.
Water and waste : berkaitan dengan air dan sampah 1. Envelope
Aplikasi yang bisa dilakukan yang berkaitan dengan envelope (pelingkup) adalah:
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 38
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
d. Insulation Material adalah material tambahan yang berfungsi menghambat transfer energi panas melalui pelingkup ruang e. Structural Insulated Panels (SIPs) adalah panel struktur yang telah dilengkapi dengan material insulasi sehingga dapat menghambat transfer energi panas f.
Double envelopes adalah penggunaan pelingkup ganda. Biasanya digunakan pada pelingkup transparan. Terdiri dari 3 bagian yaitu: a.
Outer facade: berfungsi sebagai pelindung dari cuaca dan isolasi akustik awal
b.
Intermediate space: berfungsi sebagai buffer thermal
c.
Inner facade: berfungsi sebagai optimum thermal barrier Dengan pengunaan double envelope ini, transfer energi panas dapat dihambat
g. Green Roof adalah penggunaan atap bertanaman. Dengan menggunakan atap bertanaman bisa menurunkan suhu pada bagian atap dan ruangan dibawahnya beberapa derajat. 2. Lighting Aplikasi yang bisa dilakukan yang berkaitan dengan lighting (pencahayaan) adalah: a. Daylight Factor (DF) adalah perbandingan intensitas di dalam ruangan dengan di luar ruangan Faktor yang mempengaruhi DF antara lain: 1. Ukuran lubang pemasuk cahaya (seperti jendela, skylight dan lain-lain). 2. Lokasi lubang pemasuk cahaya (seperti sidelighting, toplighting dan lain-lain). 3. Akses untuk cahaya matahari (seperti pertimbangan site, bangunan, Furnitur dan lain-lain). 4. Geometri ruang ( seperti tinggi, lebar dan kedalaman). 5. Lokasi daerah yang menarik dari lubang pemasuk cahaya. 6. Pantulan permukaan ruang dan isinya. 7. Pantulan benda-benda diluar ruang yang mempengaruhi pada cahaya matahari yang masuk melalui lubang pemasuk cahaya. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 39
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
8. Daylight zoning adalah pengelompokan ruangan dengan kebutuhan penerangan yang sama. Efeknya adalah pada penempatan posisi ruang terhadap sumber cahaya. 9. Toplighting adalah strategi pencahayaan alami dengan lubang masuk cahaya berada di atas / atap. 10. Sidelighting adalah strategi pencahayaan alami dengan lubang masuk cahaya berada di samping. Efek dalam desain adalah penentuan ukuran jendela. 11. Light
adalah
shelves
permukaan
yang
digunakan
untuk
mendistribusikan dan mengurangi penerangan berlebih cahaya matahari yang masuk dari sidelighting. 12. Internal reflectances adalah permukaan yang digunakan untuk memantulkan cahaya yang ada / masuk dalam ruang.permukaan ini akan mempengaruhi kualitas pencahayaan dalam ruang. 13. Shading
devices
adalah
permukaan
yang
digunakan
untuk
menghalangi cahaya matahari. Ada 2 macam:
Shading devices tetap.
Shading devices bergerak.
Efek penggunaan:
Mengurangi beban pendinginan.
Solar access when desired.
Mengurangi silau.
Electric lighting adalah pencahayaan tambahan menggunakan energi listrik.
3. Cooling Aplikasi yang bisa dilakukan yang berkaitan dengan cooling (pendinginan) adalah: a. Cross ventilation adalah airan udara dingin dari luar ruangan ke dalam ruang dan membawa udara panas keluar ruangan. b. Stack ventilation adalah sistem ventilasi yang bekerja berdasarkan sifat udara terhadap temperatur.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 40
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Prinsip dasar a. Udara panas punya kerapatan rendah, bersifat ringan dan bergerak ke atas. b. Udara lain yang lebih dingin akan mengisi ruang kosong yang ditinggalkan udara panas yang bergerak ke atas. c. Earth cooling tubes adalah pendinginan ruangan menggunakan udara yang dilewatkan dibawah tanah. Selama perjalanan dibawah tanah udara didinginkan sesuai suhu tanah. d. Earth sheltering adalah pendinginan ruangan menggunakan suhu tanah karena sebagian pelingkup ruang langsung berbatasan dengan tanah. 4.
Water and Waste
Aplikasi yang bisa dilakukan yang berkaitan dengan water and waste (air dan sampah/limbah) adalah: a. Water reuse / recycling adalah penggunaan kembali air setelah melalui pengolahan. Biasanya air yang diolah berasal dari grey water dan bukan dari black water. b. Water reuse: penggunaan kembali air untuk aplikasi yang lain. c. Water recycling: penggunaan kembali air untuk aplikasi yang sama. d. Living
machines
adalah
sistem
pengolahan
limbah dengan melalui
serangkaian tangki anaerobik dan aerobik sebagai rumah bakteri yang menkonsumsi patogen, karbon, dan nutrisi lainnya dalam air limbah. Tipe living machines yang sering digunakan adalah sistem hidroponik yang menggunakan bakteri dan tanaman. e. Rainwater harvesting adalah mengumpulkan air hujan untuk berbagai keperluan. Ada 2 skala pengguna: 1. Sistem kecil: mengumpulkan air hujan pada atap untuk penggunaan domestik. 2. Sistem besar: menggunakan penyaring besar untuk keperluan pengairan tanaman. 3. Pervious surfaces adalah penutup permukaan tanah yang memungkinkan air masuk dan mengalir ke lapisan yang lebih bawah.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 41
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
4. Bioswales adalah penanaman tumbuhan pada aliran air dangkal terbuka yang berguna sebagai penyaring dan memperlambat aliran air permukaan. 5. Retention ponds adalah kolam yang digunakan untuk mengontrol dan menghilangkan polutan dari air dalam site. Fungsi umum adalah menangkap, menyimpan, membersihkan, memperlambat aliran air dan memungkinnya meresap ke dalam tanah.
2.11.5. Contoh Green Building 1. Bangunan Perkantoran PT. DAHANA (Persero)
Gambar 20. Bangunan Perkantoran PT. DAHANA (www.knowledgecenter.ptpp.co.id)
Menurut lembaga Konsil Bangunan Hijau Kantor Manajemen Pusat PT. Dahana (Persero) telah
memperoleh sertifikasi
bangunan
hijau dari
Lembaga Konsil
Bangunan Hijau. Bangunan tersebut memperoleh Platinum New Green Building di Indonesia pada tangga 20 januari 2012 dengan luas bangunan 5.554,6 m2. Fasilitas yang mendukung adalah: 1. Land efficient 2. Energy efficient 3. Water local
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 42
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
4. Environment friendly material 5. Healthy indoor air Adapun konsep-konsep green buiding yang diterapkan oleh Dahana sebagai berikut: 1. Konsep aliran air hujan pada roof garden
Gambar 21. Komponen Aliran Air Hujan (www.knowledgecenter.ptpp.co.id)
Gambar 22. Aliran Air Hujan Pada Roof Garden (www.knowledgecenter.ptpp.co.id)
Gambar 23. Bak Kontrol Dimodikasi Menjadi Taman (www.knowledgecenter.ptpp.co.id)
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 43
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Gambar 24. Aliran Air Hujan Sampai Keluar Outlet (www.knowledgecenter.ptpp.co.id)
2. Efisiensi Energi a. Pencahayaan Alami Salah satu keunggulan dari desain gedung kantor PT. Dahana (Persero) ini adalah penggunaan cahaya alami secara optimal. Bentuk dan arah bangunan di desain sedemikian rupa sehingga cahaya matahari dapat masuk dan memberikan penerangan yang optimal sehingga dapat menurunkan penggunaan listrik pada siang hari.
Gambar 25. Penggunaan Cahaya Alami Sinar Matahari (www.knowledgecenter.ptpp.co.id)
b. Site Renewable Energy Selain untuk penerangan dalam gedung pada siang hari, sumber energi untuk penerangan jalan juga menggunakan energi matahari (renewable energy). c. Sistem AC Dipilih sistem water cool karena lebih hemat dalam penggunaan energi listrik 3. Sistem Air Bersih
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 44
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Air bersih pada bangunan 100% menggunakan sumber air sungai dan air hujan, skema dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 26. Skema Penggunaan Air (www.knowledgecenter.ptpp.co.id)
4. Water Eficiency Landscaping Air dimanfaatkan sebagai penyiraman tanaman sebagai efisiensi penggunaan air. Air yang digunakan adalah air hujan yang telah didaur ulang kembali. Sistem dilengkapi dengan teknologi kontroler dan sensor.
Gambar 27. Pemanfaatan Air Hujan Sebagai Penyiraman (www.knowledgecenter.ptpp.co.id) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 45
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Gambar 28. Pemanfaatan Air Penggunaan Drip (www.knowledgecenter.ptpp.co.id)
5. Sistem Lampu Perkantoran Efisiensi Energi untuk penerangan dilakukan dengan cara: a. Memaksimalkan pencahayaaan alami (daylighting) b. Menggunakan sensor cahaya, gerak untuk efisiensi pemakaian lampu c. Menggunakan lampu hemat energy Bagian ruangan dibagi menjadi 3 zone, dengan masing-masing zone memakai sensor cahaya dan sensor gerak tersendiri.
Gambar 29. Penggunaan Sensor Cahaya Dan Sensor Gerak Pada Ruangan (www.knowledgecenter.ptpp.co.id)
Pada bagian koridor memakai sistem sensor gerak dan sensor cahaya.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 46
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Gambar 30. Penggunaan Sensor Gerak Dan Sensor Cahaya Pada Koridor (www.knowledgecenter.ptpp.co.id)
2. Wisma Dharmala Surabaya
Gambar 31. Perspektif Wisma Dharmala Surabaya (Sumber: Maplo.net)
Wisma Dharmala Surabaya merupakan hasil karya (alm.) Paul Rudolph. Bangunan ini berlokasi di jl. Panglima Sudirman 101 – 103, Surabaya. Bangunan ini diberi semboyan”Health of Future” oleh arsiteknya. Dan ini merupakan sebuah gedung yang peduli terhadap kesehatan fisik maupun mental penghuninya. Bangunan kantor ini didesign dengan menggunakan pemanfaatan sinar alami dan pengudaraan alami Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 47
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
secara maksimal. Untuk itu arsitek membuat teras yang ditambah kanopi aluminium spandrill di tiap muka unit ruang. Gunanya untuk mencacah level ultraviolet sinar matahari. Sehingga dapat mengurangi panas yang masuk hingga 20 %. Dengan begitu, pihak pengelola dapat menekan cooling load AC. Bentuknya yang terlihat tidak beraturan terjadi karena untuk memenuhi kebutuhan unsur teras dan kanopi yang efektif sebagai perangkap angin. Selain itu juga sebagai permainan efek cahaya dan bayangan.
2.12. Studi Banding 2.12.1. Pars Hospital (Iran)
Gambar 32. Perspektif Pars Hospital (Sumber: www.Archdaily)
Data Proyek Arsitek
: New Wave Architecture
Lokasi
: Rasht, Gilan Province, Iran
Lead Architect : Lida Almassian, Shahin Heidari Tim Desain
: Azin Babakhanlou, Maryam Ayoubei
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 48
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Luas
: 30.000 m2
Tahun
: 2016
Konsep Konsep desain di lantai dasar yang berasal dari ruang yang luas dengan kombinasi ruang diagnostik, bagian darurat dan klinik rawat jalan yang terhubung ke bagian lainnya secara vertikal merupakan horizontal melalui Atrium utama transparan, memainkan peran penting dari penggabungan bagian bangunan menjadi satu kesatuan dan sebagai penyelenggara jalur pejalan kaki, memberikan koherensi, membentuk hierarki antara publik dan area privat dan ruang cahaya menciptakan dengan penggunaan yang efisien dari siang hari dan tidak banyak menggunakan energi listrik. Zoning
Gambar 33. Zoning Bangunan (Sumber: www.Archdaily)
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 49
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Sirkulasi
Gambar 34. Sirkulasi Bangunan (Sumber: www.Archdaily)
Jalan menuju ke rumah sakit dibagi dalam tiga jenis pintu masuk utama di sisi selatan dan pintu darurat di sisi timur bangunan dan ada helipad di atap yang mempersiapkan akses vertikal bangunan. Semua akses yang terhubung dalam atrium dan kemudian menyebar ke dalam bangunan Interior
Gambar 35. Interior Bangunan (Sumber: www.Archdaily) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 50
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Seluruh volume dan bentuk fasad memiliki pengaruh penting dalam menarik pengguna dan mendukung perasaan mereka untuk tempat seperti ini. Rumah sakit ini mencoba untuk mempersiapkan tempat yang tenang untuk kesabaran dan kehadiran pengunjung dan pasien. Siang dan malam pada gedung ini akan memberi mereka rasa keaktifan, seperti pada hari yang cerah dengan jumlah cahaya alami dengan warna yang bagus di dinding dan lantai membuat tekanan mereka kurang dan di malam hari, atrium didesain terang bersinar agar menunjukkan kesembuhan dan meningkatkan rasa harapan hidup bagi pengguna dan pengunjung di luar. Gambar Kerja
Gambar 36. Denah lantai 1 (Sumber: www.Archdaily)
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 51
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Gambar 37. Denah Lantai 2 (Sumber: www.Archdaily)
2.12.2. Rumah Sakit Pendidikan USU (Medan)
Gambar 38. Perspektif RS. Pendidikan USU (Medan) (Sumber: Fotografermedan.net)
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 52
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
a. Data Proyek Nama Bangunan
: Rumah Sakit Pendidikan USU Medan
Lokas
i: Jl. Dr. Mansyur Merdeka, Medan Baru, Sumatera Utara
Pelaksana
: PT. Waskita Karya
Luas Tanah
: 38.000 m2
Luas Bangunan
: 52.000 m2
KDB
: 35%
Tinggi Bangunan
: 5 lantai
Tahun Didirikan
: 2009 Tahun Selesai: 2011
Rumah Sakit Pendidikan USU (Gambar 2.1) adalah entitas Kementerian Pendidikan
dan
Kebudayaan/Dikti
yang
pengelolaannya
dilaksanakan
oleh
Universitas Sumatera Utara. Rumah sakit ini merupakan salah satu dari 20 RS Perguruan Tinggi Negeri dengan status yang sama dan akan dikembangkan di Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan/Dikti. Rumah sakit ini berada di kawasan Kampus USU Medan. Dalam menyelenggarakan pelayanan, Rumah Sakit USU memilih motto Kualitas, Aman dan Bersahabat (quality, safety and friendly). Rumah Sakit USU menganut dua nilai dasar, yaitu salus aegroti suprema lex yang artinya kepulihan pasien adalah hukum tertinggi (pelayanan berorientasi kepada pasien), kemudian primum non nocere yang berarti tidak membahayakan (patient safety). Kedua nilai tersebut ditampilkan di bagian depan dari bangunan utama Rumah Sakit USU dengan harapan menjadi nilai yang dijiwai oleh seluruh unsur penyelenggara Rumah Sakit USU.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 53
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
b. Konsep
Gambar 39. Konsep Bangunan (Sumber: Fotografermedan.net)
Rumah Sakit USU memilih warna jingga sebagai warna dominan. Bermakna revitalisasi dengan harapan rumah sakit mampu memberikan semangat dan kekuatan baru bagi para pengguna jasa pelayanan rumah sakit ini. Warna jingga juga mengekspresikan karakter energetik, berani, percaya diri, antusias, kreatif, sukses, kehangatan, keramahan, keakraban, keceriaan, dan keterjangkauan. c. Fasilitas
Gambar 40. Fasilitas Bangunan (Sumber: Fotografermedan.net)
Sesuai dengan Istisna’a Agreement Rumah Sakit USU dirancang untuk menyediakan fasilitas 28 klinik spesialis/sub spesialis, rawat inap dengan kapasitas 474 bed (108 ward), instalasi gawat darurat dengan pelayanan 24 jam, 12 kamar bedah, 18 ruang persalinan, 42 bed perawatan intensif (ICU, ICCU, PICU, NICU), dan 25 bed unit hemodialise.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 54
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Gambar 41. Interior Bangunan (Sumber: Fotografermedan.net)
Rumah Sakit USU juga mempersiapkan berbagai layanan komprehensif dengan unggulan di bidang Nefrologi, Traumatologi dan Luka bakar, serta Infeksi Tropis. Seluruh kegiatan akan didukung tenaga spesialis dan subspesialis, paramedik dan tenaga administrasi/teknisi/tenaga penunjang lainnya. Sejumlah Departemen Klinis akan menyelenggarakan fungsi pendidikan, riset dan pelayanan. Teknologi dan sistem informasi
rumah
sakit
ditata
secara
maksimal
untuk
mengakomodasi
penyelenggaraan kegiatan administrasi, pendidikan, riset dan pelayanan tersebut. Kegiatan pelayanan di RS USU adalah UGD 24 jam, Klinik Umum, Klinik KIA, Klinik Gigi, Layanan Klinik Spesialis Dasar (penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, obstetri & ginekologi), Klinik Spesialis lainnya (mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru, jantung dan pembuluh darah), layanan Farmasi, Rawat Inap dengan kapasitas 100 tempat tidur dan perawatan Intensif. Gambar denah-denah bangunan terlihat pada gambar 2.5 di bawah ini. d. Gambar Kerja
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 55
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Gambar 42. Denah Lantai 1 (Sumber: www. bibliocad.com)
Gambar 43. Denah Lantai 2 (Sumber: www. bibliocad.com)
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 56
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Gambar 44. Denah Lantai 3 (Sumber: www. bibliocad.com)
Gambar 45. Denah Lantai 4 (Sumber: www. bibliocad.com)
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 57
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Gambar 46. Denah Lantai 5 (Sumber: www. bibliocad.com)
Gambar 47. Denah Roof Top (Sumber: www. bibliocad.com)
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 58
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
2.12.3. Kesimpulan Bedah Karya Tabel 1. Kesimpulan Bedah Karya Aspek
Pars Hospital (Iran)
RS Pendidikan USU (Medan)
Tinjauan Blok plan
Tapak berada dikawasan Universitas Tapak berada dikawasan Universitas Sumatra Utara,dengan warna jingga Sumatra Utara, dengan warna jingga sebagai simbolisis semangat dan sebagai kekuatan baru.
simbolisis
semangat
dan
kekuatan baru.
Gubahan
Bentuk massa bangunan berupa Bentuk massa bangunan berupa persegi
Massa
persegi panjang yang memberikan panjang yang memberikan keuntungan keuntungan dengan memaksimalkan dengan ruang kebutuhan ruang dlm.
Sirkulasi
Pars Hospital berada di Rahst
Eksternal
provinsi Gilan Iran.
memaksimalkan
ruang
kebutuhan ruang dlm.
di Rumah Sakit Pendidikan USU berada di Jl. Dr. Mansyur,dandisebelah kirinya ada Jl. Prof. Muh. Yusuf. Untuk entrance publik langsung mengarah ke lobby utama yang berada di bagian depan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 59
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
bangunan, dan area IGD juga ada disisi kanan depan bangunan, sedangkan untuk loading dan service ada di area belakang.
Landsekap
Pars Hospital kurang mempunyai Rumah Sakit Pendidikan USU, lahan landscape yang sedikit tidak terlalu digunakan sebagai area parkir, area banyak dan terlihat gersang.
loading
dan
taman.
Pada
area
landscape
Zoning Massa
Zoning pada bangunan lantai bawah Zoning pada massa bangunanuntuk lantai satu digunakansebagai ruang digunakan untuk ruangan yang IGD, publik dan ruang servis. Untuk bersifat lebih publik, dan semakin ke lantai duasebagai area poli klinik dan bangsal, sedangkan lantai tiga ruang atas untuk ruangan yang OT, lantai empat & lima untuk ruang membutuhkan kenyamanan tinggi rawat dan area lab, serta yang lain
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 60
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Sirkulasi
Jalan menuju ke rumah sakit dibagi Distribusi vertikal pada bangunan ini
Internal
dalam tiga jenis pintu masuk utama di terbagi menjadi beberapa akses. Ada sisi selatan dan pintu darurat di sisi akses servis, pengunjung, staff dan timur bangunan dan ada helipad di pasien,
serta
tamu.
Untuk
akses
atap yang mempersiapkan akses horizontal didominasi dengan koridor vertikal bangunan.
umum yang menghubungkan ke area privat. Ada juga teras di bagian depan lantai satu.
Fasilitas
ICU, Emergency
OT, ICU, ICCU, PICU, NICU, HCU, VK,
OT
Fasilitas
OC
Klinik, Bangsal
Poliklinik spesialis dan sub spesialis.
Fisioterapi
Radiologi,
Medis Penunjang Medis
Penunjang Klinik
endoskopi,
fisioterapi,
neurologi, THT, dll.
Laboratorium, Sterilisasi
Farmasi, CSSD, Gizi, rehab medik, cuci darah, dll.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 61
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Bentuk
Bentuk
massa
Massa
persegi panjang Hal ini dikarenakan panjang
Bangunan
menyesuaikan dengan bentuk tapak perencanaan keuntungan
bangunan
serta dengan
adalah Bentuk massa bangunan adalah persegi ini
dikarenakan
menyesuaikan dengan bentuk tapak
memiliki perencanaan serta memiliki keuntungan optimalisasi dengan optimalisasi ruang-ruang dalam
ruang-ruang dalam bangunan.
Konsep
Hal
bangunan.
Konsep desain di lantai dasar yang Rumah Sakit USU menganut dua nilai berasal dari ruang yang luas dengan dasar;
nilai
pertama
pelayanan
kombinasi ruang diagnostik, bagian berorientasi kepada pasien nilai kedua darurat dan klinik rawat jalan yang
adalah
yakni
adalah
tidak
terhubung ke bagian lainnya secara membahayakan pasien. vertikal merupakan horizontal melalui Atrium utama transparan, Estetika
bentuk
fasad
Fasad
penting dalam menarik pengguna dan
rumah sakit mampu memberikan
mendukung perasaan mereka untuk
semangat dan kekuatan baru. Warna
tempat seperti ini
memiliki
pengaruh
Bermakna revitalisasi dengan harapan
jingga juga mengekspresikan karakter: energetik, berani, percaya diri, antusias, kreatif, dll. -
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 62
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan, Cawang Green Building
Modul
-
Menggunakan modul 7.2x7.2 meter.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 63