BAB II STUDI PUSTAKA
2.1 STUDI KELAYAKAN PROYEK 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian dapat tidaknya suatu proyek ( biasanya merupakan proyek investasi ) dilaksanakan dengan berhasil sedangkan pengertian investasi secara umum dikaitkan dengan penggunaan uang untuk membeli barang modal (Capacity Asset), seperti mesin-mesin dan peralatan, bangunan, tanah, dan sebagainya juga untuk membeli surat berharga (Financial Asset) seperti saham, surat hutang, atau obligasi dan sebagainya yang diharapkan akan memberi keuntungan berupa peningkatan nilai deviden atau bunga. Pengertian proyek investasi sebagai suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya yang bisa dinilai secara cukup independen baik pada proyek skala besar ataupun proyek dengan skala kecil. Karena kepustusan investasi berakibat pada masa yang akan datang karena mengandung nilai ketidakpastian, maka perlu dilakukan analisis kelayakan proyek tersebut dan penelitian yang sebaik mungkin. Hal ini digunakan untuk mendapatkan gambaran yang jelas, apakah penanaman
11
modal yang direncanakan itu akan memiliki prospek yang cukup menguntungkan atau tidak.
2.1.2
Faktor Yang Mempengaruhi Studi Kelayakan Proyek.
Ada beberapa facktor yang mempengaruhi investasi studi kelayakan diantaranya adalah : 1 1. Besarnya dana yang ditanamkan. Semakin besar jumlah dana yang ditanam, semakin mendalam studi kelayakan yang perlu dilakukan. Misalnya, proyek kilang minyak di Cilacap akan diteliti secara dalam pada aspek yang lebih luas, termasuk dampak sosial ekonomi, dibandingkan dengan usaha membuka “dealer” mobil. 2. Tingkat ketidakpastian proyek. Semakin sulit kita memperkirakan penghasilan penjualan, biaya, aliran kas, dan lain–lain maka akan semakin lebih berhati–hati kita dalam melakukan studi kelayakan. Untuk proyek-proyek menghasilkan produk “baru”, umumnya sangat sulit memperkirakan proyeksi penjualan. Berbagai cara ditempuh untuk mengatasi ketidakpastian ini, baik dengan sensitivitas, taksiran konservatif, ataupun lainnya. 3. Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi proyek. Setiap proyek dipengaruhi oleh beberapa factor dan mungkin akan menjadi sangat komplek. Misalnya, proyek untuk membuat mobil dengan tenaga listrik akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti tinggi rendahnya harga bahan bakar minyak. Tetapi sebaliknya, proyek tersebut akan mempengaruhi juga usaha untuk
12
menemukan material yang bisa dipakai untuk menyimpan tenaga listrik yang lebih tahan lama.
2.1.3. Tujuan Studi Kelayakan Proyek. Beberapa hal yang harus kita sadari bahwa proyek memerlukan input / sumber / resources. Maka Clive Gray dkk menyebutkan tujuan analaisis kelayakan proyek adalah : 2 a. Mengetahui tingkat keuntungan yang dapat dicapai dari investasi suatu proyek. b. Menghindari
pemborosan
sumber-sumber
dengan
jalan
menghindari
pelaksanaan proyek yang tidak menguntungkan. c. Menganalisis dan memilih alternative proyek yang paling menguntungkan. d. Menentukan prioritas investasi. Bila dilihat dari segi perbankan dan lembaga keuangan lainnya, peranan studi kelayakan menjadi lebih penting lagi untuk mengadakan penilaian terhadap gagasan usaha / proyek yang mempunyai sumber dana dari lembaga tersebut dan juga dapat mengetahui jaminan keselamatan dari modal yang ditanam dan berdasarkan studi ini pula mereka akan mengambil keputusan ( Decision Making ) terhadap penanaman investasi3
.
13
Dalam studi kelayakan tersebut hal-hal yang perlu diketahui adalah : a. Ruang lingkup kegiatan proyek. b. Cara-cara kegiatan proyek dilakukan. c. Evaluasi tehadap aspek-aspek yagn menentukan berhasilnya seluruh proyek. d. Sarana yang diperlukan oleh proyek. e. Hasil kegiatan proyek tersebut, serta biaya-biaya yang harus ditanggung untuk memperoleh hasil tersebut. f. Akibat-akibat yang bermanfaat maupun yang tidak dengan adanya proyek tersebut. g. Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek, beserta jadwal dari masing-masing kegiatan tersebut, sampai dengan proyek investasi siap berjalan. 2.1.4 Lembaga Yang Memerlukan Studi Kelayakan Proyek. Lembaga-lembaga yang memerlukan studi kelyakan, adalah : 1. Investor. Pihak yang akan menanam dana mereka dalam suatu proyek ( sebagai pemilik perusahaan nantinya, atau pemegang saham ) akan lebih memperhatikan prospek usaha tersebut. Pengertian proyek disini adalah tingkat keuntungan yang diperoleh dari investasi itu. Semakin tinggi resiko investasi, semakin tingkat keuntungan yang diminta oleh para investor tersebut.
14
2
Kreditur / Bank. Para Kreditur / Bank akan lebih memperhatikan segi keamanan terhadap dana yang dipinjamkan. Dengan demikian, mereka mengharapkan agar bunga pus angsuran pokok pinjaman bisa dilakukan tepat pada waktunya. Karena itu, mereka sangat memperhatikan pola aliran kas selama jangka waktu pinjaman tersebut dan periode pengembalian tersebut.
1. Pemerintah. Pemerintah lebih berkepentingan pada manfaat proyek tersebut bagi perekonomian nasional dalam penaggulangan masalah-masalah yang dihadapi oleh Negara. Apakah proyek tersebut akan membantu menghemat devisa, menambah devisa, atau memperluas kesempatan kerja.
2.2 PROYEK INVESTASI Pengertian proyek investasi adalah suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya yang bisa dinilai secara cukup independent pada proyek raksasa ataupun proyek dengan skala kecil. Dalam akuntansi pengeluaran modal dimasukkan dalam aktiva-aktiva yang ada dalam neraca sejauh dilakukannya konsisten dalam perlakuan, maka umumnya pengeluaran-pengeluaran ini merupakan biaya-biaya yang ditunda pembebanannya dan dibebankan pertahun lewat proses penyusutan ( kecuali untuk tanah ).
.
15
Dipandang dari sudut perusahaan, maka proyek atau kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal ( Captal Expenditure ) mempunysi arti yang sangat penting karena4 : A. Pengeluaran modal mempunyai konsekuensi jangka panjang yang membentuk kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang dan sifat-sifat perusahaan dalam jangka panjang. B. Pengeluaran modal pada umumnya meyangkut jumlah yang sangat besar. C. Komitmen pengeluaran modal tidak mudah untuk diubah. Pasar untuk barang-barang modal bekal, mungkin tidak ada terutama untuk barangbarang modal yang sangat khusus sifatnya. Karena itu sangat sulit untuk mengubah keputusan pengeluaran modal.
2.3 ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS. Studi kelayakan bisnis adalah menganalisis aspek-aspek yang berkaitan atau berhubungan dengan suatu proyek, aspek-aspek tersebut pada umunya adalah sebagai berikut.
16
2.3.1
Aspek Teknis dan Teknologi.
2.3.1.1 Proses Produksi 1. Pengertian Proses Produksi. Pengertian proses produksi adalah awal bahasan dalam bab ini. Adapun pengertian dari proses dan produksi secara terpisah yaitu, proses adalah cara, metode, ataupun teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber ( tenaga kerja, mesin, bahan baku, serta biaya ) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Sedangkan arti produkdi sendiri adalah kegiatan yang menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Jadi Proses Produksi dapat diartikan sebagai cara, metode, ataupun teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber ( tenaga kerja, mesin, bahan baku, serta biaya ).
2. Sifat Dari Proses Produksi. Proses produksi dapat dibedakan atas 2 macam yaitu : a. Proses produksi yang terputus-putus ( Intermitten Manufacturing ). Perencanaan produksi dalam perusahaan pabrikasi yang mempunyai proses produksi bersifat terputus-putus, hal ini dilakukan berdasarkan jumlah pesanan ( order ) yang diterima. Berarti jumlah produksi biasanya sedikit atau relative kecil sehingga proses produksi yang dibuat semata-mata tidak berdasarkan proyeksi penjualan, tetapi terutama didasarkan atas pesanan yang masuk.
.
17
b. Proses produksi yang terus-menerus ( Continues Manufacturing ) Perencanaan produksi dalam perusahan pabrikasi yang mempunyai proses produksi bersifat terus-menerus, hal ini dilakukan berdasarkan proyeksi penjualan. Hal ini dilakukan akan tetapi untuk memenuhi pasar dan dalam jumlah yang besar serta berulang-ulang. Sifat proses produksi yang dilakukan oleh peneliti yang bekerjasama dengan PT SEID memakai proses produksi terus-menerus atau berdasarkan proyeksi penjualan.
2.3.1.2 Pengukuran Waktu Baku Sebelum menghitung waktu baku terlebih dahulu harus diketahui apakah datadata hasil pengukuran sudah seragam sesuai, dan jumlahnya telah memenuhi tingkat ketelitian dan keyakinan maka selesailah kegiatan pengukuran waktu. Langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut sehingga memberikan hasil waktu baku, cara mendapatkan waktu baku dari data yang terkumpul itu adalah sebagai berikut : a. Menghitung waktu siklus rata-rata dengan rumus : X Ws = ∑N i ………………………………………..... ( 2.1 )
Dimana : Xi dan N menunjukan arti yang sama dengan yang dibahas sebelumnya. b. Menghitung waktu normal dengan rumus :
18
Wn = Ws × p ……………………………………. ( 2.2 )
Dimana
p adalah factor penyesuaian yang diperhitungkan jika pengukur
berpendapat bahwa operator bekerja dengan kecepatan tidak wajar, sehingga perhitungan waktu perlu diperhitungkan kembali, sehingga mendapatkan perhitungan waktu siklus rata-rata yang wajar. Jika pekerja bekerja dengan wajar maka factor penyesuaian sama dengan satu artinya waktu siklus rata-rata sudah normal. Jika pekerjaannya terlalu lambat maka untuk menormalkannya pengukur harus memberi harga p1 dan sebaiknya p1 jika bekerja terlalu cepat.
c. Menghitung waktu baku dengan rumus : Ws = Wn × k …………………………….. ( 2.3 )
Dimana 1 adalah kelonggaran yang diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal. Kelonggaran ini diberikan untuk hal-hal seperti keperluan pribadi, menghilangkan rasa fatique, dan gangguan-gangguan yang mungkin terjadi atau yang tidak dapat dihindari oleh pekerja. Kelonggaran dinyatakan dalam persen dari waktu normal.7 Faktor penyesuaian ditentukan oleh orang yang melakukan pengukuran melalui pengamatan selama kegiatan pengukuran berlangsung. Factor penyesuaian disesuaikan dengan cara sederhana dan apabila terlihat masih ada kekurangan ketelitian. Maka diberikan acuan agar mengarah pada penilaian yang lebih objektif pada operator.
.
19
Ada beberapa cara yaitu dengan menggunakan cara Shumard Westing House, dan Objective. Cara shumard memberikan acuan penilaian dengan menggunakan kelas-kelas performance kerja dimana setiap kelas mempunyai nilai-nilai sendiri. Westing House memisahkan factor keterampilan dari usaha dalam rangka penyesuaian, sedangkan yang dimaksud kondisi kerja dari cara Westing House, kondisi fisik lingkungan seperti keadaan pencahayaan, temperature, dan kebisingan ruangan. Dan cara Objective yaitu cara memperhatikan dua factor kecepatan kerja dan tingkat kesulitan pekerjaan. Kedua factor inilah yang menentukan harga p untuk mendapatkan waktu normal.8
2.3.2 Aspek Keuangan ( financial ).
Dalam penilaian aspek terdapatnya komponen yang harus dianalisis, yaitu sebagai berikut :
A. Kebutuhan Dana dan Modal Kerja.
1. Investasi. Yaitu jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan kemudian mengoperasikan proyek pada kondisi awal.
20
2 Modal Kerja. Modal kerja adalah modal yang diperlukan untuk membiayai seluruh kegiatan usaha agar berjalan lancer sesuai dengan rencana, setelah investasi dianggap sudah memadai. 3. Sumber Pembiayaan. Sumber pembiayaan dapat berasal dari modal sendiri juga dapat berasal dari kreditkredit yang diberikan bank. Yaitu dengan menjelaskan jumlah pinjaman yang akan diberikan, dengan mengacu pada besarnya pinjaman, suku bunga, serta cara pengembalian.
B. Metode Penyusutan
Untuk menjaga kontinuitas kegiatan usaha dari proyek yang direncanakan perlu dihitung besarnya biaya penyusutan pada setiap tahun. Sebagai perusahaan yang sehat, pada umumnya mempunyai cadangan penyusutan / depresiasi untuk menjaga kualiatas dari kegiatan usaha. Serta disamping untuk menjaga kualitas produk serta untuk memudahkan dalam mengikuti perubahan dalam asset dengan adanya perubahan teknologi. Sedangkan dana penyusutan adalah biaya yang dibebankan pada konsumen melalui perhitungan harga pokok produksi. Dengan demikian, sebagaimana layaknya sebuah studi kelayakan, yang sebenarnya telah diperhitungkan dana penyusutan sebagai pengganti sari asset yang tidak ekonomis lagi. Biaya penyusutan juga dianggap sebagai laba dalam perhitungan rugi laba karena dana yang disisiskan
.
21
sebenarnya merupakan penerimaan perusahaan yang dapat digunakan pada berbagai kepentingan. Dalam penyusutan terdapat berbagai macam metode penyusutanyang dapat digunakan untuk menganalisis suatu proyek, tergantung pada jenis aktivanya. Metode penyusutan tersebut adalah : a. MethodeStaright Line b. Working Hours atau Service Life c. Methode Output d. Methode of Sum Year Digits e. Diclining Balance Methode f. Double Diclining Balance Methode g. Diminishing Rates on Cost Methode h. Annuity Methode i. Replecemen Found Methode Didalam Methode Straight Lini membahas pembebanan biaya penyusutan setiap periode adalah sama atau dapat dirumuskan sebagai berikut : 9 Penyusutan =
NilaiAktiva − Nilai Re sidu ..............................(2.6) UmurEkonomis
22
Besarnya penyusutan tahunan dapat dihitung dengan rumus10 p=
B−S ……………………………………… (2.7) N
Dimana :
B = Harga beli asset ( original cost ) P = Ongkos Awal. S = Nilai Sisa N = Masa pakai ( umur )
2.4
PENGERTIAN DAN PENGGOLONGAN BIAYA.
2.4.1
Pengertian Biaya
Biaya merupakan salah satu unsure yang utama dalam suatu kegiatan disegala bidang, terutama kegiatan barang ataupun jasa dan selain unsure pendapatan. Menurut ikatan akuntan Indonesia dalam buku yang berjudul standar Akuntansi Keuangan, dijelaskan :
1. Biaya ( cost ) merupakan suatu nilai tukar atau pengorbanan yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk memperoleh manfaat saat ini atau pada masa yang akan datang. ( SAK, 1994 : 24 ). 2. Sedangkan beban ( expense ) adalah penurunan manfaat ekonomi dalam suatu periode akuntansi adaalh bentuk arus kas keluar dan berkurangnya akitva atau trejadinya kewajiban yang
.
23
mengikuti penurunan ekuitas yang tidak menyangkut kepada pembagian modal ( SAK, 1994 : 24 ). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah suatu pengorbanan untuk mendapatkan suatu manfaat, sedangkan beban adaalh penurunan atau berkurangnya suatu manfaat ekonomi yang disebabkan oleh berkurangnya aktiva atau tibulnya kewajiban. Dalam biaya terdapat empat dasar pokok, yaitu : a) Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi. b) Pengorbanan tersebut telah terjadi atau akan terjadi. c) Diukur dalam satuan uang. d) Pengorbanan tersebut merupakan suatu tujuan tertentu.
2.4.2 Penggolongan Biaya.
Didalam ilmu akuntansi biaya, digolongkan dalam berbagai macam cara. Dan pada umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal dengan konsep “different costs for different purpose”.
24
Terdapat beberapa penggolongan biaya untuk tujuan perencanaan dan pengendalian bagi pihak manajemen perusahaan, yaitu : A Biaya produksi.
Yaitu semua kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi yang siap jual. Dan biaya produksi dapat digolongkan dalam tiga jenis biaya, yaitu : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. 1. Biaya Bahan Baku. Adalah biaya yang ditimbulkan karena pemakaian bahan, biaya ini merupakan harga pokok bahan yang timbul atau dipakai dalam produksi. 2. Biaya Tenaga Kerja Adalah biaya yang dibebankan pada pengguna tenaga kerja yang dipakai untuk mengolah bahan menjadi bahan jadi. 3.Biaya Overhead Pabrik. Adalah biaya yang ditimbulkan karena pemakaian fasilitas untuk mengolah barang berupa mesin, alat-alat, tenaga kerja. Biaya overhead merupakan biaya selain bahan baku dan tenaga kerja.
.
25
B. Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya Dengan Sesuatu Yang Dibiayai.
Dalam hubungan dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan : 1. Biaya langsung ( Direct Cost ). Biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. 2. Biaya tidak langsung ( Indirect Cost ). Biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk yang disebut dengan biaya overhead pabrik.
C. Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya dan Hubungannya Dengan Perubahan Volume Kegiatan.
Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi tiga jenis biaya yaitu biaya tetap, biaya vriebel, dan biaya semi variable. a) Biaya tetap ( fixed cost ). Biaya yang jumlah totalnya tidak pernah dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan, karena biaya satuannya akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan.
26
b) Biaya variebel ( variable cost ). Biaya yang jumlah totalnya akan berubah, sebanding dengan perubahan volume kegiatan, tetapi biaya satuannya tidak dipengaruhi ( konstan ) oleh perubahan volume produksi. c) Biaya semi variable ( semi variable cost ). Biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan voliume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding. Untuk biaya satuannya berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan tetapi perubahannya tidak sebanding.
D. Nilai Aktiva Proyek dan Nilai Residu Aktiva.
Nilai aktiva adalah keseluruhan biaya yang berhubungan dengan pengadaan aktiva. Termasuk disini adalah harga pembelian aktiva, biaya transport pembelian, pajak, asuransi pemindahan, biaya instalasi, biaya pengetesan dan biaya lain. Nilai residu adalah perkiraan nilai dari dari aktiva tersebut tidak dipergunakan lagi. Nilai ini sering disebut serap value, salvage value, recovery value, dan tardein value.
.
27
2.4.3 Proyeksi Laba Rugi
Proyeksi laba rugi memberikan gambaran tentang penerimaan dan seluruh pengeluaran yang terjadi selama periode operasi. Elemen-elemen yang digunakan untuk membuat perhitungan laba-rugi terdiri dari : 1) Pada bagian pertama menunjukan pendapatan dalam penjualan yang diterima perusahaan diikuti dengan biaya produksi dari produk sehingga didapatkan laba kotor. 2) Biaya pokok produksi. Adalah besarnya biaya yang digunakan untuk membuat produksi terhadap produk yang akan dibuat. 3) Margin. Margin adalah hasil pengurangan dari hasil keseluruhan biaya penjualan selama setahun yang dikurang dengan biaya pokok produksi. 4) Biaya Usaha. Biaya usaha adalah biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu usaha dan merupakan salah satu dari elemen moldal kerja. 5) Penyusutan. Penyusutan adalah bentuk biaya yang diukur berdasarkan umur ekonomis dari barang tersebut.
28
6) Laba kotor Laba kotor adalah hasil yang didapat dari pengurangan atas margin yang didapat dikurangi biaya usaha dan juga penyusutan yang terjadi. 7) Bunga. Bungan adalah beban yang diberikan oleh bank, yang didapat berdasarkan atas besarnya modal kerja yang dibagi dengan bunga flat yang ditetapkan oleh pihak bank yang berdasarkan atas besarnya pinjaman. 8) Angsuran Pokok Angsuran pokok adalah iruan yang dibayarkan kepada bank sesuai dengan besarnya pinjaman yang diajukan. Angsuran pokok didapatkan berdasarkan besarnya biaya yang didapat berdasarkan putaran pinjaman yang dibagi masa pengembalian. 9) Laba sebelum pajak. Laba ini didapatkan berdasarkan hasil pengurangan atas besarnya biaya kotor yang dibagi atas bunga dan angsuran pinjaman. 10) Pajak. Adalah suatu distribusi yang dilakukan pemerintah terhadap setiap beban usaha ataupun kekayaan, pendapatan atau hasil, dan sebagainya demi pembiayaan pembangunan.
.
29
Perhitungan pajak berdasarkan Undang-undang RI. No. 17 Tahun 2000 mengenai pajak, pada pasal 17 dijelaskan tentang penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut : Tabel 2.1. Ketetapan tarif pajak penghasilan. Lapisan penghasilan kena pajak
Tarif pajak ( % )
Sampai dengan Rp. 25.000.000,-
5
Diatas Rp. 25.000.000,- s/d Rp. 50.000.000,-
10
Diatas Rp. 50.000.000,- s/d Rp. 100.000.000,-
15
Diatas Rp. 100.000.000,- s/d Rp. 200.000.000,-
25
Diatas Rp. 200.000.000,-
35
(Sumber : UU RI. No. 17 Tahun 2000) 11) Laba bersih. Laba bersih adalah hasil akhir dalam table rugi laba. Hal ini didapat berdasarkan pengurangan atas laba sebelum pajak dengan besarnya pajak yang berdasarkan atas Undang-undang RI. No. 17 Tahun 2000.
2.4.4 Arus Kas ( Cash Flow ).
Arus kas ( cash flow ) adalah suatu cara yang digunakan untuk mengetahui masuk keluarnya arus uang dalam suatu perusahaan, dan ini digunakan untuk perhitungan pengembalian investasi.
30
Elemen-elemen yang diperhitungkan dalam ( cash flow ), adalah : 1. Saldo awal 2. Pendapatan. 3. Pajak operasional. 4. Pajak pendapatan.
2.5 KRITERIA PENILAIAN INVESTASI
Penilaian usulan investasi atau proyek dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, sehingga dapat dinilai apakah suati proyek layak dilaksanakan jika dipandang dari aspek profitabilitas komersialnya. Metode-metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian investasi, adalah : 1. Metode “ Net Present Value ” 2. Metode “ Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C) ” 3. Metode “ Probability Index ” 4. Metode “ Payback Periode Methode ” 5. Metode “ Average Rate Of Returnt Methode ” 6. Metode “ Internal Rate Of Returnt ” 7. Metode “ Break Even Point and Pay Back Periode ” Hasil perhitungan kriteria investasi merupakan salah satu peralatan dalam mengambil keputusan apakah gagasan usaha ( proyek ) yang dinilai dapat diterima atau ditolak. Diterima dalam pengertian studi kelayakan adalah Feasible untuk
.
31
dilaksanakan dan dikembangkan karena dapat menghasilkan benefit. Dilihat dari segi financial benefit, dengan rencana yang telah ditetapkan dalam studi kelayakan. Dalam pengertian evaluasi proyek, Feasible adalah memberikan indikasi bahwa proyek tersebut telah termasuk dalam urutan prioritas untuk dikerjakan karena proyek tersebut layak esuai dengan analisis proyek. Pelaksanaan proyek sangat tergantung pada kemampuan investasi yang tersedia. Berdasarkan pada uraian tersebut, keputusan yang timbul dari hasil analisis proyek secara umum dapat digolongkan atas tiga bagian, yaitu :11 1. Menerima dan menolak proyek. 2. Memilih satu atau beberapa proyek yang paling layak untuk dikerjakan. 3. Menetapkan skala prioritas dari proyek yang layak.
2.5.1 Net Present Value ( NPV ).
Net Present Value ( NPV ) adalah kriteria investasi yang banyak digunakan dalam pengukuran apakah suatu proyek feasible atau tidak dengan melakukan perhitungan nilai penerimaan kas bersih sekarang sehingga dari nilai tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu discount rate yang digunakan harus relevan. Dan berikut adalah rumus pada Net Present Value ( NPV ). ( Drs. Nur Fatah. MBA, Evaluasi Proyek, Aspek Financial Pada Proyek Mikro. Hal. 61 ).
32
NPV = (TotalInvestasi ) +
Dimana :
Κ Κ Κ + + .... + ...............................(2.11) 2 (1 + r ) (1 + r ) (1 + r )n
K = Kas masuk bersih setiap tahunnya. r = Discount Rate. n = Umur ekonomis.
Keputusan yang umum apabila :
NPV > 0 = usulan investasi tersebut diterima. NPV < 0 = usulan investasi tersebut ditolak. Cara memilih usulan investasi yang bersifat Mutually Exclusive adalah yang memiliki NPV tertinggi. NPV yang positif atau yang lebih besar dari 0 maksudnya adalah usulan investasi tersebut memiliki tingkat keuntungan minimal yang digunakan, hal ini akan meningkatkan nilai dari pada perusahaan terhadap pemegang saham karena tingkat keuntungan yang diperoleh dari investasi tersebut lebih besar dari tingkat keuntungan yang mungkin didapat oleh para pemegang saham dari kesempatan yang lain. Apabila NPV dari investasi tersebut kurang dari 0, usulan investasi tersebut harus ditolak dengan kata lain lebih baik membagi dana yang ada pada pemegang saham dalam bentuk deviden. Pemegang saham tersebut harus menanamkan dana pada kesempatan lain yang menghasilkan tungkat keuntungan yang lebih tinggi.
.
33
Kelebihan NPV ( Net Present Value ) adalah : a. Memperhitungkan nilai waktu terhadap uang. b. Memperhitungkan arus kas selama arus proyek. Kelemahan NPV ( Net Present Value ) adalah : a. Sulit menggunakan, karena arus kas tahunan tidak seragam. b. Harus bisa menafsirkan biaya proyek yang relevan selama umur proyek.
2.5.2
Net Benefit Cost Ratio.
“Net Benefit Cost Ratio” merupakan perbandingan antara total net benefit yang telah didiscount positif ( + ) dengan total net benefit yang telah didiscount negative(-). Metode ini digunakan untuk mengetahui manfaat dan kemampuan dan suatu proyek untuk mengambil investasi. P=F×
1 ........................................................................ …...(2.15) (1 + r )n
Dimana :
P = nilai manfaat. F = jumlah kas bersih. r = tingkat bunga. n = umur proyek. Lo = investasi awal. n
Net Β
C
=
∑ N Β (+ ) t =1 n
i
∑ N Β ( −) i
…………………………………………………..(2.16)
34
Jika nilai Net Β
C
lebih besar dari 1 (satu), berarti gagasan
usaha/proyek tersebut layak untuk dikerjakan dan jika lebih kecil dari 1 (satu), berarti tidak layak dikerjakan. Untuk Net Β
C
sama dengan 1 (satu) berarti “
cash in flow “ sama dengan “ cash out flow ” didalam present value dengan break even point ( BEP ), yaitu total cost dengan totally revenue.
2.5.3
Probability Index.
Metode ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara nilai sekarang dari penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang dari investasi. Apabila lebih dari 1 (satu), maka proyek dapat dikatakan menguntungkan. PI = 2.5.4
Nilai sekarang penerimaan kas masa akan datang Nilai sekarang investasi
Payback Periode Methode.
Metode ini digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian investasi dapat kembali. Caranya yaitu total investasi dibagi dengan penerimaan kas bersih dikalikan dengan 1 tahun. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan umur ekonomis yang diinginkan. Apabila hasilnya lebih kecil sari umur ekonomis yang ditetapkan maka proyek dikatakan menguntungkan. PP =
.
Total investasi …………………………………………(2.18) Penerimaan kas bersih
35
Kelemahan Payback Periode adalah : a) Sulit menentukan periode payback maksimum yang diinginkan untuk digunakan sebagai angka perbandingan. b) Diabaikan nilai waktu uang. c) Diabaikan aliran kas setelah periode payback.
2.5.5
Average Rate Of Return Methode.
Metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dari suatu investasi. Untuk perhitungan tingkat keuntungan berdasarkan laporan rugi-pajak setelah pajak dengan total investasi. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang diinginkan. Apabila lebih besar dari tingkat keuntungan yang diinginkan maka proyek dikatakan menguntungkan. ARR =
Laba setelah pajak …………………………………………………(2.1 Total investasi
9) 2.5.6
Internal Rate of Return.
Metode “Internal Rate Of Return” merupakan metode kedua dalam penilaian capital budgeting yang memperhatikan nilai waktu uang atau tingkat pendekatan discounted cash flow atau tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang. Internal Rate Of Return ( IRR ) adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan net present value sama dengan 0 (nol), dengan demikian apabila hasil perhitungan IRR
36
lebih besar dari social opportunity cost of capital (SOCC) maka dapat dikatakan proyek / usaha tersebut feasible dan jika IRR sama dengan SOCC berarti dikatakan pulang pokok, dan apabila dibawah SOCC proyek tersebut tidak feasible. Seperti pada metode “NPV”, dalam “IRR” juga diperlukan informasi mengenai aliran kas, perbedaannya dalam konsep IRR adalah berapa tingkat keuntungan (ROR) yang dapat menghasilkan nilai sekarang pada aliran kas masuk sama dengan aliran kas keluar sedangkan dalam konsep NPV adalah dengan tingkat keuntungan yang ditentukan proyek tersebut. Jadi pada metode “IRR” apabila tingkat keuntungan dari proyek tersebut. Jadi pada metode “IRR” apabila tingklat keuntungan dari proyek tersebut lebih besar dari tingkat keuntungan yang disyaratkan maka investasi tersebut ditolak. Dan untuk menentukan besarnya nilai IRR haru dihitung nilai NPV1 dan nilai NPV2 dengan cara coba-coba. Apabila nilai NPV1 telah menunjukan angka positif maka discount factor yang kedua harus lebih besar dari SOCC dan sebaliknya apabila NPV1 menunjukan angka negative maka discount factor yang kedua dibawah SOCC.
.
37
Berdasarkan hasil percobaan ini, nilai IRR berada antara nilai NPV positif dan NPV negative yaitu pada NPV = 0. formulir untuk IRR dapat dirumuskan sebagai berikut : NPV1 ∗ (i − i ) ……………………………………(2.11) (NPV1 + NPV2 ) 2 1
IRR = i1 +
Dimana : i 1 = adalah tinghkat Discount Rate yang menghasilkan NPV1 i 2 = adalah tingkat Discount Rate yang menghasilkan.. Sedangkan mengukur tingkat keuntungan (IRR) dari suatu proyek dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : C=
R1
(1 + r )
1
R2
+
(1 + r )
2
+ .... +
Rn
(1 + r )n
………………………………...(2.12)
Apabila C = R 0 = O=
R0
(1 + r )
0
+
R1
(1 + r )
1
+ .... +
Rn
(1 + r )n
…………………………………...(2.13)
Dapat menjadi : n
O=∑ t =0
Rn
R (1 + r ) (1 + r ) ∑
1
n
t
…………………………………………….(2.14)
Berdasarkan uraian tersebut diatas, proyek mempunyai IRR lebih besar dari “social discount rate” dinyatakan dengan feasible (go) dan untuk proyek-proyek yang lebih kecil dari SOCC dinyatakan tidak feasible (no go).