Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
BAB II STUDI PUSTAKA II.1.
Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Berdasarkan uraian pada Kerangka Acuan Kerja (KAK), peneliti dituntut untuk
memenuhi kriteria perumahan kelas premium dengan pendekatan wawasan hijau dan modern resort dan juga bangunan dengan karakteristik yang inovatif dan unik, dan desain layout dan fasad yang mencerminkan kelas rumah premium dengan mempertimbangkan efisiensi biaya, serta desain konstruksi dan utilitas yang sederhana. Dalam perancangan ini desain yang digunakan harus efektif dalam memaksimalkan penggunaan tanah dan mempertimbangkan aksesibilitas. Perancangan juga harus memperhatikan kebutuhan ruang standar, sejalan dengan perijinan setempat, nasional maupun standar internasional, serta memperhatikan standar keamanan internasional dan standar kenyamanan. Perumahan Kelas Premium dengan Pendekatan Arsitektur Hijau
menjadi poin penting dalam perancangan
perumahan ini dimana manifestasi produknya meliputi aspek arsitektural (interior, eksterior dan lansekap) yang dapat mencerminkan rumah kelas premium. Orientasi rancangan melalui pendekatan lingkungan, sehingga tercapai perumahan yang memberikan dampak positif terhadap lingkungan.
II.1.1. Sasaran Perumahan Adapun sasaran yang akan dicapai dalam perancangan perumahan ini, yaitu : Perumahan untuk kalangan kelas atas bernuansa resort Sarana dan fasilitas perumahan cluster terpadu Design layout dan fasad yang mencerminkan kelas rumah premium. Orientasi rancangan melalui pendekatan lingkungan. Penggunaan material Eco
Friendly dan minim perawatan dan minim penggunaan
bahan kimia. Minim penggunaan pencahayaan alami dan pengudaraan buatan. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan perencanaan perumahan, antara lain : a. Perencanaan menggunakan pendekatan Arsitetur Hijau. Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|4
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
b. Konsep material yang aman untuk lingkungan. c. Penempatan bukaan yang tepat. d. Site plan dengan pendekatan wawasan hijau dan modern resort.
II.1.2. Tipe Rumah Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, terdapat 3 (tiga) tipe rumah yang akan dibangun. Tipe rumah tersebut dapat dibuat lebih dari 1 (satu) cluster. Adapun tipe rumah, ukuran kavling, dan jumlah minimal unit yaitu : Tabel 1. Tipe Rumah
TIPE RUMAH
UKURN KAVLING
JUMLAH
Tipe 1
10 m X 25 m
80
Tipe 2
12 m x 25 m
48
Tipe 3
15 m x 30 m
32
Sumber : KAK Residential Project @ BSD City
II.1.3. Arsitektur Hijau Menurut
Akmal,
Imelda
(2011),
Arsitektur
Hijau
adalah perancangan
dan
pembangunan sebuah konstruksi dengan pendekatan desain dan metode yang seminimal mungkin memiliki dampak yang merugikan lingkungan. Karen maitu, arsitektur hijau sering disebut arsitektur ramah lingkungan. Arsitektur hijau tidak hanya meminimalisasi, namun memiliki sistem yang berdapak positif bagi lingkungan, ekonomi, dan sosial sepajang umur bangunan tersebut yang disebut arsitektur berkelanjutan atau sustainable architecture dan merupakan tujuan tertinggi dari konsep arsitektur hijau. Karya arsitektur yang tergolong arsitektur hijau umumnya memiliki karateristik yang selalu mengedepankan efisiensi. Mulai dari efisiensi saat menentukan lokasi bangunan, efisiensi ketika merancang layout, struktur, dan utilitas bangunan, efisiensi metode dan material yang digunakan saat membangun, dan efisiensi energi, air, serta sumber-sumber daya alam lainnya. Arsitektur hijau sangat memperhatikan kualitas udara dalam bangunan dengan merancang sistem ventilasi yang memaksimalkan pertukaran udara yang sehat. Penghijauan dilakukan dalam berbagai bentuk dan cara, tidak hanya di luar dan dalam bangunan, tapi juga di permukaan-permukaan bangunan seperti atap dan dindingnya. Selan itu, arsitektur hijau mengoptimalkan utilitas, sehingga menekankan biaya pemeliharaan dan operasional serta mengurangi limbah dan zat toksin. Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|5
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
Menurut Brenda dan Robert Vale (1996) dalam buku Green Design for Sustainable Future terdapat enam aspek bangunan hijau, yaitu : 1. Hemat Energi Desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan
bukan
merubah
lingkunga
yang
sudah
ada.
Lebih
jelasnya
dengan
memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Ada beberapa solusi dalam upaya menghemat energy, diantaranya : - Bangunan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energi listrik. - Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energy thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaic Photovoltaic yang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur barat atau sejajar dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal. - Memasang lampu listrik hanya pada baian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga menggunakan alat control pengurangan intensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu. - Menggunakan sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan. - Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya. - Bangunan tidak menggunakan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi. 2. Memanfaatkan Kondisi dan Sumber Energi Alami Melalui pendekatan arsitektur hijau bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungan sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara yaitu : - Orientasi bangunan terhadap sinar matahari. - Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.
Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|6
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
- Menggunakan tumbuhan dan air sebagai engatur iklim. Misanya dengan membuat kolaim air di sekitar bangunan. - Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaaan yang sesuai kebutuhan. 3. Menanggapi Keadaan Tapak Pada Bangunan. Perencanaan mengacu pada interkasi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini bertujuan agar keberadaan banguna baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut : - Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak yang ada. - Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain banguna secara vertikal. - Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan. 4. Memperhatikan Pengguna Bangunan Antara pemakai dan arsitektur hijau mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan akan arsitektur hijau harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya. 5. Meminimalisir Sumber Daya Baru Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana mpada akhir umur bangunan dapat digunakan kembali untuk membentuk tatanan arsitektur lainnya. 6. Holistic Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip arsitektur hijau pada dasarnya tidak dapat dipisahkan , karena salig berhubungan satu sama lain. Tentu secara parsial akan lebih mudah menerapka prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan arsitektur hijau yang ada secara keseluruhan sesua potensi yang ada di dalam site.
II.1.4. Modern Resort Resort adalah sebuah kawasan yang terencana yang tidak hanya sekedar untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi (Chuck Y. Gee, Resort Development and Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|7
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
Management, Watson-Guptil Publication 1988). Sedangkan menurut Dirjen Pariwisata (1998:13) resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk seseorang diluar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapati kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa resort adalah tempat yang menginap yang dapat memberikan esegaran jiwa dan raga. Saat ini banyak perumahan di perkotaan yang menggunakan konsep resort. Hal ini karena di perkotaan identik dengan kehidupan yang hiruk-pikuk, polusi, dan kemacetan, sehingga membutuhkan kawasan hunian yang nyaman. Perumahan berkonsep resort didukung dengan lingkungan yang tenang dan suasana hijau yang dimasukkan ke dalam hunian. Pada perumahan biasa, fasum yang disediakan biasanya lebih kecil dari pada luas kawasan terbangun. Namun pada perumahan yang berkonsep resort, fasum dibuat luas yang terdiri dari pusat rekreasi, resort swimming pool, fitness center, ruang terbuka, danau buatan, serta taman bermain dengan pepohonan hijau. Jalan lingkungan dibuat lapang, dengan pemisahan jalur kendaraan, pedestrian, dan area bermain anak, sehingga relatif aman. Ciri-ciri konsep resort pada bangunan antara lain adalah penggunaan material alami, bukaan-bukaan yang lebar, pencahayaan alami yang optimal dan sirkulasi udara yang mengalir. Hunian ini didominasi oleh pemakaian material alami. Dinding ruangan menggunakan bukaan-bukaan yang lebar dengan bahan tembus pandang. Hal ini membuat ruangan terasa lebih luas dan lapang, hubungan antar ruang dalam dan ruang luar menjadi terasa tanpa batas serta pencahayaan alami dan sirkulasi udara dapat masuk dan bergerak bebas ke seluruh sudut hunian.
II.2.
Perumahan Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, bak perkotaan
maupun perdesaaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga (UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Perumahan). Secara fisik perumahan merupakan sebuah lingkungan yang terdiri dari kumpulan unit-unit rumah dimana dimungkinkan terjadi interaksi sosial diantara penghuninya, serta dilengkapi prasarana sosial, ekonomi, budaya, dan pelayanan yang merupakan subsistem dari kota secara keseluruhan. Lingkungan ini biasanya mempunyai aturan-aturan, kebiasaan-kebiasaaan serta sistem nilai yang berlaku bagi warganya.
Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|8
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
II.2.1. Asas dan Tujuan Menurut UU No. 1 Tahun 2011 Bab II Pasal 3, asas dari penataan perumahan dan permukiman berlandaskan pada asas manfaat, adil dan merata, kepercayaan pada diri sendiri, keterjangkauan, dan kelestarian lingkungan hidup. Sedangkan dalam pasal 4 menyebutkan bahwa penataan perumahan dan permukiman bertujuan untuk 1. Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 2. Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur. 3. Memberi arahan pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang rasional. 4. Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan bidang-bidang lain.
II.2.2. Unsur
Unsur Perumahan
Perumahan terdiri dari beberapa unsur yang saling melengkapi. Adapun unsur- unsur perumahan yaitu : a. Lingkungan alami : lahan permukiman dan tanah b. Kegiatan sosial : manusia (individu), rumah tangga, komunitas (siskamling), dan lain-lain c. Bangunan-bangunan rumah tinggal d. Sarana dasar fisik dan pelayanan sosial-ekonomi - Warung dan toko kebutuhan sehari-hari - Taman bermain, masjid, dan lain-lain e. Sistem jaringan prasarana dasar fisik - Jaringan jalan - Saluran drainase
II.2.3. Aspek Perencanaan Pengembangan Perumahan Menurut Sastra dkk, (2006) untuk mengembangkan suatu perumahan, pengembang harus mempertimbangkan aspek perencanaan perumahan yaitu : a. Aspek Lingkungan
Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|9
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
Beberapa aspek lingkungan yang harus diperhatikan dalam perencanaan adalah keadaan tanah dan peraturan-peratura formal mengenai kebijakan tata ruang di wilayah yang akan didirikan perumahan. b. Keadaan Iklim Setempat Keadaan iklim berkaitan denngan temperatur udara, kelembaban udara, peredaran udara, dan radiasi panas. Perencanaan perumahan harus disesuaikan dengan keadaan iklim setempat agar dapat dicapai efisiensi penggunaan rumah. c. Orientasi Tanah Setempat Perencanaan bangunan perumahan harus disesuaikan dengan orientasi persil tanahnya, yang meliputi : - Orientasi persil tanah yang akan berpengaruh terhadap perencanaan bangunan beserta ruang-ruangnya. - Orientasi bangunan terhadap sinar matahari yang bertujuan untuk mengkondisikan ruangan di dalam bangunan agar memenuhi syarat kesehatan. - Orientasi bangunan terhadap aliran udara yang bertujuan untuk mengkondisikan kelembaban udara. - Pengaturan jarak bangunanyang satu dengan bangunan lainnya dengan tujuan untuk mengatasi bahaya kebakaran, ketersedian ventilasi, menjamin masuknya cahaya matahari, serta untuk menyediakan area yang cukup untuk sirkulasi udara segar. - Pengaturan atap bangunan untuk melindungi bangunan dari pengaruh cuaca. d. Aspek Sosial Ekonomi Dalam perencanaan perumahan, terutama dalam menentukan kuantitas dan mutu bangunan, pengembang harus memperhatikan aspek sosial ekonomi calon pembelinya. Kondisi sosial suatu wilayah merupakan salah satu aspek yang berpengaruh besar terhadap keputusan pemilihan lokasi rumah. e. Aspek Kesehatan Perencanaan rumah harus memperhatikan aspek kesehatan karena aspek kesehatan akan mempengaruhi keberlanjutan proses penghunian pada suatu rumah. Aspek kesehatan tersebut meliputi kecukupan air bersih, kecukupan cahaya, dan kecukupan udara.
Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 10
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
f.
Aspek Teknis Suatu bangunan perumahan harus memenuhi persyaratan kekuatan bangunan. Namun pada umumnya struktur dan konstruksi rumah tinggal hanya menggunakan struktur dankonstruksi sederhana sehingga dalam perencanaan sering tidak memerlukan perhitungan konstruksi detail karena umumnya mampu dikerjakan oleh pekerja bangunan. Dalam pendekatan teknis, perumahan yang berorientasi terhadap kepuasan
penghuni harus memenuhi syarat-syarat berikut : a. Struktur dan konstruksi rumah yang cukup kuat dan aman. b. Material bangunan yang menjamin terciptanya kenyamanan dan kesehatan di dalam rumah. c. Prasarana atau infrastruktur yang memenuhi standar kenyamanan, kesehatan dan keamanan lingkungan. Berikut kriteria permukiman atau kawasan perumahan yang layak sebagai berikut : Jaminan Perlindungan Hukum Setiap orang harus memiliki tingkat perlindungan hukum yang menjamin perlindungan hukum dari pengusiran paksa, pelecehan, ancaman lainnya. Ketersediaan Layanan Tempat tinggal yang layak harus memiliki fasilitas tertentu yang penting bagi kesehatan, keamanan, kenyamanan, dan nutrisi. Semua penerima manfaat dari hak atas tempat tinggal yang layak harus memiliki akses yang berkelajutan terhadap sumber daya alam dan publik, air minum yang aman, energi untuk memasak, suhu dan cahaya, alat-alat untuk menyimpan makanan, pembuangan sampah, saluran air, dan layanan darurat. Keterjangkauan Biaya Pengeluaran seseorang atau rumah tangga yang bertempat tinggal harus pada tingkat tertentu dimana pencapaian dan pemenuhan terhadap kebutuhan dasar lainnya tidak terancam atau terganggu. Layak Huni Tempat tinggal yang memadai harus layak dihuni, artinya dapat menyediakan ruang yang cukup bagi penghuninya dan dapat melindungi mereka dari cuaca dingin, lembab, panas, huan, angin, atau ancaman-ancaman bagi kesehatan, bahaya fisik bangunan, dan vector penyakit. Keamanan fisik penghuni pula terjamin. Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 11
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
Aksesibilitas Tempat tinggal yang layak harus dapat diakses oleh semua orang yang berhak atasnya, seperti manula, anak-anak, penderita cacat fisik dan lain-lain. Lokasi Tempat tingga yang layak harus erada di lokasi yang terbukaterhadap akses pekerjaan, pelayanan kesehatan, sekolah, pusat kesehatan anak, dan fasilitas-fasilitas umum lainnya. Kelayakan Budaya Cara rumah didirikan, bahan baku banguna yang digunakan, dan kebijakan-kebijakan yang mendukung kedua unsur tersebut harus memungkinkan pernyataan identitas budaya dan keragaman tempat tinggal. Kawasan permukiman dan lingkungan perumahan dianjurkan dilengkapi dengan prasarana lingkungan yang memadai, yaitu : 1. Jalan Terdiri atas jalan penghubung lingkungan perumahan. Perencanaan konstruksi jalan harus mempertimbangkan keadaan tanah, kepadatan lalu lintas dan pemilihan bahan atau material yang akan dipergunakan. 2. Sumber air bersih Penyediaan air bersih harus melalui sistem penyediaan air dari PDAM atau air permukaan dari mata air atau sungai. Bila persediaan air tanah, air permukaan, dan sumber air terbatas, maka harus dikembangkan kemungkinan penyediaan air bersih yang berasal dari air limpasan hujan. Limpasan air hujan dapat ditampung di suatu wadah yang terkendali. 3. Sistem penanggulangan kebakaran Lingkungan perumahan harus dilengkapi sistem penanggulangan kebakaran yang biasa disediakan keran kebakaran. Keran tersebut harus ditempatkan pada tempat yang mudah dilihat dan mudah digunakan oleh unit mobil pemadam kebakaran, dengan jarak 200 m untuk daerah perumahan. 4. Sistem drainase Saluran mengumpulkan air hujan dan air bawah tanah yang ada dilingkungan perumahan harus memiliki lebar sesuai kebutuhan. Pastikan tidak mampet dan harus menyalurkan sesuai kemana akan dibuang. Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 12
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
5. Pembuangan air kotor / tangki septitank Septitank harus tersedia pada permukiman, hal ini untuk merupakan salah satu cara dalam menjaga kelestarian lingkungan. JIka pada tiap-tiap unit rumah tidak mungkin untuk dibuat tangki septitank maka diperlukan bak penampungan dengan sistem pembuangan air limbah lingkungan. Setelah melalui proses treatment (pemisahan antara limbah padat dan cair) baru dialirkan melalui bak resapan keperairan umum. 6. Jaringan listrik Pada lingkungan permukiman harus dilengkapi dengan jaringan listrik yang sumbernya dari Pembangkit Listrik Negara (PLN) atau listrik lingkungan. 7. Pembuangan sampah Setiap lingkungan perumahan dan permukiman harus dilengkapi dengan sistem pembuangan sampah yang meliputi fasilitas pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, dan tempat pembuangan sampah sementara. 8. Jalur Hijau Jalur hijau pada lingkungan perumahan harus disediakan, hal ini berfungsi sebagai unsur penghijauan dan daerah peresapan air hujan sertaberfungsi menurunkan suhu, menyerap
gas
polutan,
meredam
tingkat
kebisingan,
insulasi
alami
yang
mendinginkan permukaan bangunan.
II.2.4. Jenis Rumah Berdasarkan Tipe Rumah Menurut Suparno (2006), dalam perumahan jenis rumah diklasifikasikan berdasarkan tipe rumah. Jenis rumah tersebut terdiri dari : a. Rumah Sederhana Rumah sederhana merupakan rumah bertipe kecil, yang mempunyai keterbatasan dalam perencanaan ruangnya. Rumah tipe ini sangat cocok untuk keluarga kecil dan masyarakat yang berdaya beli rendah.Pada umumnya, rumah sederhana mempunyai luas rumah 22 m² s/d 36 m², dengan luas tanah 60 m² s/d 75 m². b. Rumah Menengah Rumah menengah merupakan rumah bertipe sedang. Pada umumnya rumah menengah mempunyai luas rumah 45 m² s/d 120 m², dengan luas tanah 80 m² s/d 200 m².
Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 13
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
c. Rumah Mewah Rumah mewah merupakan rumah bertipe besar, biasanya dimiliki oleh masyaraat berpenghasilan d berdaya beli tinggi. Pada umumnya, rumah mewah mempunyai luas rumah lebih dari 120 m² dengan luasan tanah lebih dari 200 m². Dalam perancangan arsitektur akhir ini jenis rumah yang akan didesain adalah rumah mewah. Sehingga pembahasan lebih fokus pada rumah mewah.
II.2.5. Prinsip Pembagian Kapling II.3.
Jalan Perumahan Menurut SNI Sistem Jaringan Jalan Perumahan, jalan adalah suatu prasarana
perhubunga darat dalam bentuk apapun, meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kendaraan, orang dan hewan. Menurut fungsi jalan terbagi menjadi jalan primer dan jalan sekunder. Jalan perumahan yang baik harus dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pergerakan pejalan kaki, pengendara sepeda dan pengendara kendaraan bermotor. Selain itu, harus didukung juga dengan ketersediaan prasarana pendukung jalan, seperti perkerasan jalan, trotoar, drainase, lansekap, rambu lalu lintas, parkir dan lain-lain.
II.3.1. Sistem Jaringan Jalan Perumahan Jalan lokal sekunder di perumahan dibagi ke dalam 3 (tiga) bagian yaitu : a. Jalan Lokal Sekunder I Jalan lokal I merupakan jalan poros perumahan yang menghubungkan antara jalan klektor dan atau pusat aktivitas di perumahan. Jalan ini secara fungsional dapat dikatakan seperti jalan dengan hirarki arteri di dalam kawasan perumahan, dengan kapasitas jalan yang dapat melayani jumlah kendaraan yang relatif besar, yaitu antara 800-2000 kendaraan/hari. b. Jalan Lokal Sekunder II Jalan lokal II menghubungkan akses menuju jalan lokal sekunder III dan menghubungkan aktivitas atau menuju jalan yang lebih tinggi hirarkinya. Jalan lokal II dapat berbentuk loop yang menghubungkan satu jalan kolektor atau jalan arteri pada dua titik, atau dapat juga berbentuk jalan lurus yang menghubungkan lalu lintas antara jalan kolektor atau jalan arteri. Jalan lokal II mempunyai kapasitas 200-1000 kendaraan/hari.
Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 14
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
c. Jalan Lokal Sekunder III Fungsi utama dari jalan ini adalah menghubungkan lalu lintas dari dan menuju persil jalan lainnya dalam perumahan. Jalan lokal III tidak memberikan pelayanan sebagai jalan pintas. Kapasitas jalan ini adalah kurang dari 350 kendaraan/hari.
Gambar II.1 Sistem Jaringan Jalan di Kawasan Perumahan Sumber: SNI Sistem Jaringan Jalan Perumahan
Hirarki kawasan dihubungkan oleh masing-masing fungsi jalan, dalamgambar di atas diwakili oleh garis yang menghubungkan masing-masing hirarki kawasan berikut dengan fungsi jalan yang menghubungkannya.
II.3.2. Bagian
Bagian Jalan
Jalan perumahan yang baik harus dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pergerakan pejalan kaki, pengendara sepeda dan pengendara kendaraan bermotor. Selain itu harus didukung pula oleh ketersediaan prasarana pendukung jalan, seperti perkerasan jalan, trotoar, drainase, lansekap, rambu lalu lintas, parker dan lain-lain. Jalan terdiri dari beberapa bagian. Adapun bagian-bagian jalan teridri dari : Daerah Milik Jalan (DAMIJA) Merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu yang dikuasai pembina jalan. Ruang tersebut diperuntukkan DAMAJA dan pelebaran jalan, penambahan jalur lalu lintas di kemudian hari. Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 15
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
Daerah Manfaat Jalan (DAMAJA) Merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar tinggi dan kedalaman ruang batas tertentu. Ruang tersebut diperuntukkan bagi median, perkerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong, perlengkapan jalan dan bangunan pelengkap lainnya. Daerah Penawasan Jalan (DAWASJA) Merupakan ruang sepanjang jalan di luar DAMIJA yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu, dan diperuntukkan bagi pandangan bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan. Jalur dan Lajur Jalan Bahu dan Trotoar Saluran Drainase Median
Gambar II.2 Bagian-Bagian Jalan Sumber: SNI Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
II.3.3. Pola Jalan Secara garis besar terdapat 3 (tiga) pola jalan yaitu pola kotak (straight strut/gridiron), pola putaran (loop), dan pola kuldesak. Tiap-tiap pola jalan memiliki kelebihan dan kekurangan bagi perencanaan. Misalnya pola grid memiliki kelebihan bentuk kapling yang praktis dan efisien, tetapi pola ini akan menimbulkan frekuensi lalu lintas yang relatif tinggi karena merupakan jalan tembus. Pola jalan ini paling efisien secara ekonomis dalam penataan kapling, sehingga sangat popular diterapkan dalam perencanaan realestat di Amerika Serikat pada tahun 1940-an dan 1950-an.
Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 16
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
Untuk pola kuldesak, privasi yang tinggi dan lalu lintas yang rendah dapat dicapai. Akan tetapi, dengan pola ini akan tercipta bentuk kapling yang tidak beraturan.Pada tahun 1929, pola ini pertama kali diterapkan pada kota Radburn, New Jersey, Amerika Serikat untuk mengurangi frekuensi lalu lintas pada kawasan perumahan. Dengan bentuk jalan buntu akan tercipta pengelompokan rumah, dan dengan batasan jumlah rumah yang dilayani maka akan tercipta dimensi jalan yang ekonomis, yaitu dimensi lebar jalan lebih kecil. Pola loop juga menyediakan privasi, keamanan dan bentuk jalan buntu yang ekonomis tanpa kesulitan untuk berputar kembali. Dengan pola ini dapat direncanakan beberapa pola pengelompokan rumah.
Gambar II.3 Pola Jalan Sumber: SNI Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Perumahan yang akan dirancang adalah untuk masyarakat kelas menengah atas. Sehingga pada perancangan arsitektur akhir ini, penulis menggunakan pola jalan kuldesak di
Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 17
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
dalam perumahan. Hal ini untuk mencapai privasi, keamanan dan kenyamanan untuk penghuni perumahan.
II.3.4. Hirarki Jalan Hirarki jalan menjadi sglh satu persyaratan dalam merencanakan jaringan jalan. Jaringan jalan harus mempunyai hirarki yang jelas sesuai dengan fungsinya, sehingga dimensi lebar jalan juga sesuai dengan frekuensi kendaraan. Hirarki jalan yang ada adalah : a. Arteri primer merupakan jalan yang menghubungkan antara lingkungan perumahan atau jalan utama lingkungan satu dengan lainnya, dan arteri sekunder yaitu jalan yang menghubungkan kegiatan antara jalan kolektor primer. b. Kolektor primer merupakan jalan penghubung antara pusat kegiatan skala kota atau penghubung antara jalan arteri primer, dan kolektor sekunder merupakan jalan yang menghubungkan kegiatan antara jalan arteri sekunder. c. Lokal primer merupakan jalan yang menghubungkan antara kegiatan lokal, dan lo kal sekunder jalan untuk keperluan lokal.
II.3.5. Klasifikasi Jalan Perumahan Klasifikasi jalan perumahan disusun berdasarkan : - Hirarki jalan - Fungsi jalan - Kawasan perumahan
Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 18
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort Gambar II.4 Klasifikasi Jalan Perumahan Sumber: SNI Sistem Jaringan Jalan Perumahan
Penetapan jarak antar simpang ditetapkan berdasarkan hirarki jalan. Hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar II.5 Jarak Akses Jalan Sumber: SNI Sistem Jaringan Jalan Perumahan
Gambar II.6 Potongan Jalan Menurut Klasifikasinya Sumber: SNI Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 19
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
II.4.
Ruang
Ruang Menurut Tisnaadmidjaja (2008), ruang adalah wujud fisik wilayah dalam dimensi geografis dan geometris yang merupakan wadah bagi manusia dalam melaksanakan kegiatan kehidupannya dalam suatu kulitas kehidupan yang layak. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Ruang Luar Ruang luar berfungsi sebagai wadah pembelajaran dan sosial, area bermain, serta sarana olahraga (Hough, 1984). Pembentuk ruang luar pada perumahan antara lain adalah : a. Jalan Pola jalan terdiri dari pola grid, pola kuldesak, dan pola loop. Adapun kriteria masingmasing pola jalan yaitu : -
Pola Jalan Grid Konsep pola ini muncul bersamaan dengan maraknya konsep konvensional. Pola grid memiliki kelebihan bentuk kapling yang praktis dan efisien, tapi pola ini dapat menimbulkan lalu lintas yang relative tinggi karena merupakan jalan tembus.
-
Pola Kuldesak Pola jalan ini memiliki privasi yang tinggi dan lalulintas yang rendah, akan tetapi dari pola ini tercipta bentukan-bentukan kapling yang tidak beraturan.
-
Pola Loop Pola jalan ini menyediakan privasi , keamanan dan bentuk jalan buntu yang ekonomis.
Dengan
pola
jalan
ini,
dapat
direncanakan
beberapa
pola
pengelompokan rumah. b. Taman Keberadaan taman dala sebuah kawasan perumahan dapat bersifat aktif maupun pasif. Taman perumahan dikatakan aktif bila tama tersebut mengandung kegiatan manusia. Taman yang tidak aktif adalah taman yang tumbuh dari lahan yang tidak dipakai atau lahan sisa pembagian kapling-kapling rumah. Menurut Hough (1984), kebutuhan akan masyarakat akan taman hijau mencakup rumput, pohon, dan tanaman. Akan tetapi di saat yang bersamaan masyarakat juga membutuhkan sebuah lahan untuk sosialisasi, pertemuan, serta permainan ang tercipta dari hasil sosialisasi merupakankegiatan yang muncul dari kegiatan pada jalan lingkungan sekitar. c. Sarana Olahraga
Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 20
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
Sarana olahraga merupakan sebuah fasilitas dalam kawasan perumahan selain untuk menyehatkan kesehatan penghuni perumahan, juga dapat berfungsi sebagai wadah sosialisasi, dan media pembelajaran bagi anak. d. Ruang Terbuka Standar ruang terbuka untuk sebuah kawasan perumahan adalah sekitarnya 30% dari luas lahan perumahan tersebut secara keseluruhan. Bak itu ruang terbuka yang memang sudah terencana maupun ruang terbuka yang muncul karena sisa lahan (Sastra dan Marlina, 2006).
II.5.
Kelas Premium Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (K
yang bermutu. Sehingga dalam pembangunan perumahan kelas premium, perumahan yang dirancangan harus memiliki kualitas yang bermutu. Rumah dengan kualitas bermutu umumnya dicari oleh masyarakat berpenghasilan dan berdaya beli tinggi. Dapat disimpulkan bahwa perumahan kelas premium dapat digolongkan sebagai jenis rumah mewah. Karakteristik Perumahan Mewah Rumah mewah umumnya menggunakan tipe perumahan cluster. Perumahan tipe cluster adalah perumahan yang mengelompokkan suatu style arsitektur bangunan rumah tinggal yang sama (Hill, 1990), diperuntukkan bagi masyarakat modern golongan ekonomi menengah atas yang berkecendrungan memilki gaya hidup. Gaya hidup modern yang bergaya, efektif, efisien, estetis, fungsional, serta hemat energi dan persepsi penghuni berdasarkan minat, respon, dan harapan, diduga mempengaruhi karakter fisik perumahan cluster yang dipilih penghuni untuk menampilkan citranya sebagai masyarakat modern. Karakteristik fisik perumahan kelas mewah dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang perumahan yang sangat lengkap seperti : pusat olahraga, taman dan fasilitas bermain,
gedung
pertemuan,
pusat
perbelanjaan,
dan
fasilitas
rekreasi
yang
representatif.Perumahan kelas mewah hanya ada di kota-kota besar dimana lokasinya berada di pusat kota, karena penghuni perumahan tersebut menginginkan kemudahan akses dan pelayanan sekitar perumahan yang serba instan dan lengkap (Sastra dan Marlina, 2006).
II.6.
BSD City BSD City (Bumi Serpong Damai) merupakan kota baru yang dikembangkan oleh PT.
Bumi Serpong Damai, Tbk denga konsep kota mandiri di atas lahan dengan ijin lokasi seluas Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 21
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
5.950 ha. BSD City memiliki akses dan lokasi yang sangat strategis dengan waktu temph sekitar 45 menit dari pusat kota Jakarta maupun dari bandara Soekarno Hatta. BSD City terletak sekitar 25 km dari sebelah barat daya Jakarta dan terhubung ke Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) melalui jalan tol, jalan utama dan jalan arteri, jalur kereta api, serta Feeder Bus. Fokus BSD City adalah untuk menyediakan kawasan dan tempat tinggal yang berkualitas untuk para penghuni, menciptakan komunitas usaha komersial dan menyediakan fasilitas untuk industry dan perdagangan dalam wilayah pembanguna kota tersebut. BSD City didukung dengan sarana sosial dan rekreasi, serta prasarana dan teknologi yang memadai untuk mendukung usaha-usaha komersial dan komunitas penghuni yang tingga di dalam kota BSD City. PT. Bumi Serpong Damai, Tbk memiliki visi untuk menjadi pengembang kota mandiri terkemuka dengan membangun kota yang nyaman, dinamis dan memiliki lingkungan yang sehat. Selain itu, misi untuk membangun kota baru yang menyediakan produk permukiman untuk semua segmen sertaproduk komersial yang melingkupi usaha kecil, menengah sampai dengan perusahaan besar, serta meningkatkan nilai tambah kepada para stakeholders.
II.7.
Street Furniture atau Perabot Jalan Street furniture atau perabot jalan adalah objek atau perlengkapan yang dipasang di
jalan untuk tujuan tertentu, termasuk kursi, trotoar, kotak pos, kotak telepon, lampu jalan, lampu lalu lintas, rambu lalu lintas, marka jalan, halte bis, grit bin, halte, wc, air mancur, dan sebagainya. Pagar Pembatas Untuk mencapai keterbukaan perumahan terhadap ruang di luar site dan untuk pencegahan tindak kejahatan di luar site, maka pagar pembatas digunakan semi transparan. Sehingga penghuni rumah dapat melihat dan mengawasi kondisi di luar site. Tinggi ideal untuk pagar pembatas adalah 1,8 m
2,5 m.
Gambar II.7 Pagar Pembatas Sumber: Google Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 22
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
Lampu Jalan Lampu jalan di dalam kawasan perumahan di letakkan di titik-titik tertentu.
Gambar II.8 Lampu Jalan Sumber: Google
Bangku Taman Bangku taman dibuat melingkari pohon, hal ini untuk memberikan kesan sejuk ketika duduk di bawaha pohon.
Gambar II.9 Bangku Taman Sumber: Google
Halte Bus Halte bus disediakan di dekat pintu masuk kawasan perumahan.
Gambar II.10 Halte Bus Sumber: Google
Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 23
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
Petunjuk Jalan (Signage) Petunjuk jalan diberikan dibeberapa titik, khususnya perempatan jalan. Hal ini untuk memudahkan penghuni ataupun pengunjung untuk mencari rumah yang akan dituju.
Gambar II.11 Petunjuk Jalan Sumber: Google
II.8.
Pencegahan Kejahatan Melalui Desain Lingkungan Menurut National Crime Prevention Institute (NCPI), pencegahan kejahatan melalui
pengurangan kesempatan kejahatan dapat diidentifikasika sebagai suatu antisipasi, pengakuan, dan penilaian terhadap resiko kejahatan, dan penginisiasian beberapa tindkan untuk menghilangkan atau mengurangi kejahatan itu, yang dilakukan dengan pendekatan praktis da biaya efektif untuk pengurangan dan penahanan kegiatan kriminal (NCPI, 2001 : xv). Pencegahan kejahatan melalui desain lingkungan adalah pendekatan multi-disiplin untuk menghalangi perilaku kriminal melalui desain lingkungan. Strategi ini mengandalkan kemapuan untuk mempengaruhi keputusan pelaku tindak pidana yang mendahului. Pencegahan kejahatan didasarkan atas teori bahwa desain yang tepat dan efektif menggunakan lingkungan dibangun dapat mengurangi kejahatan, mengurangi rastakut kejahatan, dan meningkatkan kualitas hidup. Lingkungan dibuat untuk menghalangi pelaku dari melakukan kejahatan dengan memanipulasi lingkungan yang dibangun dimana kejahatan-kejahatan bersumber. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pencegahan kejahatan diantaranya adalah : a. Desain jalan untuk meningkatkan lalu lintas pejalan kaki dan sepeda. b. Tempatkan jendela menghadap trotoar dan tempat parker. c. Gunakan lalu lintas kendaraan sebagai asset pengawasan. d. Buat desain lansekap yang menyediakan pengawasan bagi titik yang memiliki peluang untuk masuk pelaku kejahatan. Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 24
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
e. Sistem kontrol keluar masuk penghuni rumah yang hanya menggunakan satu pintu akses.
II.9.
Studi Banding
Lancewood Nava Park, BSD City
II.6.1. Konsep Lancewood Nava Park merupakan cluster perumahan mewah di BSD City yang merupakan bagian daripada kawasan mixed used kawasan perumahan, apartemen, dan komersial area (perkantoran, hotel, ruko, dan lain-lain) dari pengembang terpercaya Sinarmas Land dan pengembang internasional Hongkong Land melalui PT. Bumi Param Wisesa. Lancewood Nava Park berada pada kawasan Nava Park BSD yang dibangun , dimana terdapat 5 mata air kolaborasi dari danau dan sungai di dalam kawasannya, yaitu sungai cisadane, foresta Green Belt, Golf View, dan danau buatan.
Gambar II.12 Site Plan Lancewood Nava Park Sumber: Nava Park BSD
Rumah di Lancewood Nava Park di rancang dengan spesifikasi premium, diantaranya jendela penuh yang tinggi, membangun kitchen cabinet, ruang tamu dengan volume yang besar, lantai marmer import dari ruang tamu dan ruang makan, desain tampak muka rumah yang stylist. Nava Park memiliki fasilitas internal kawasan seperti Country Club, Danau buatan seluas 3,4 Ha, jogging track sepanjang 15 km, zona bermain, botanical park, dan lain-lain. Pada bagian tusuk sate tidak dibangunkan rumah, melainkan menjadi taman. Hal ini karena mitos mengenai kurang bagusnya lokasi rumah yang berada di tusuk sate (lihat gambar II.5)
Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 25
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
II.6.2. Fasilitas Kawasan Perumahan Fasilitas yang terdapat di kawasan Nava Park BSD, diantaranya yaitu : 1. 3 cluster rumah mewah 2. Mid rise dan high rise resort condominium Marigold Nava Park 3. Komersial area (perkantoran, shopping area) 4. Luxurious waterfront villas 5. Nava park BSD Botanical Park dengan spring walk jogging track sepanjang 15 km 6. 3,5 ha danau buatan Nava Park 7. Lebih dari 10 ha area hijau komunal, ruang terbuka untuk tempat bermain, dan taman serbaguna. 8. Komersial mixed used Nava Park BSD 9. Nava Park Club House seluas 2,4 ha yang di dalamnya terdapat : - Lapangan outdoor tenis - Kantor pemasaran dan lapangan basket indoor - Lantai pertama : gym center, ruang bermain, ruang AV, ruang perpustakaan karaoke, tempat bermain anak - Lantai ground : restaurant, ruang serbaguna, ruang ganti, ruang spa, dan toko yang nyaman. - Sport hall indoor - Kolam renang
Gambar II.13 Suasana perumahan Lancewood Nava Park Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 26
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort
Gambar II.14 Tempat bermain Lancewood Nava Park Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Gambar II.15 Club house Nava Park BSD Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Pada lokasi tusuk sate, perumahan ini tidak dibangunkan rumah melainkan taman. Hal ini karena faktor kepercayaan yang ada bahwa rumah yang berada di lokasi tusuk sate tidak baik.
Gambar II.16 Penanganan bagian tusuk sate Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
II.6.3. Ruang dan Zoning Adapun ruang yang terdapat pada perumahan Lancewood Nava Park dan zoning perlantai pada rumah tipe 9, yaitu :
Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 27
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
HOUSING - BSD CITY Tropical Modern Resort Tabel 2. Kebutuhan Ruang dan Zoning Horizontal
LANTAI
NAMA RUANG
ZONING
a. Carport b. Bagasi Lantai 1
c. Area Cuci Jemur d. Kamar Tidur Pembantu e. Toilet
a. Dapur Basah b. Toilet c. Ruang Tamu Lantai 2
d. Ruang Makan e. Dapur Kering f.
Kamar Tidur
a. Ruang Keluarga Lantai 3
b. Kamar Tidur c. Toilet
Sumber : Nava Park BSD City
Masayu Nurbaiti 41212110026
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 28