Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Pengembangan Stasiun Terpadu Senen Public Space For Urban Communities
BAB II: STUDI PUSTAKA
2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Berdasarkan uraian KAK yang telah diberikan sebagai pedoman awal bagi perencanaan dan perancangan. Telah dibahas secara spesifik mengenai arahan rancangan khusus berupa fasilitas-fasilitas penunjang bangunan stasiun terpadu ini. Fasilitas yang tersedia berupa fasilitas transport terintegrasi, railway, fasilitas komersial, hunian, bangunan pemerintahan, fasilitas umum. Tidak ketinggalan juga arahan mengenai tata cara pelaksanaan perancangan yang meliputi tahap pra desain, pengembangan desain sampai pada tahap penyajian akhir. Stasiun senen sendiri merupakan salah satu stasiun yang peranya sangat penting bagi kehidupan masyarakat Jakarta. Dengan jumlah penumpang untuk jabodetabek 17.500 orang perhari dan 6000 orang perhari untuk rute luar kota, stasiun senen ini masuk kategori stasiun antara dan dilihat dari jumlah penumpang yang ada yakni sebanyak 25.000 orang per hari, stasiun senen termasuk dalam kategori stasiun kecil. Permasalahan yang menjadi fokus utama dalam perencanaan dan perancangan stasiun ini adalah kurangnya kenyamanan dan keamanan. Bisa terlihat dari fasilitas penunjang stasiun seperti ruang tunggu dan tempat duduk yang terbatas, mengingat jumlah penumpang dan fasilitas tidak sebanding. Hal ini mengakibatkan banyak pengguna transportasi kereta ini banyak yang menunggu di tempat yang tidak seharusnya seperti duduk di area pejalan kaki atau trotoar, sehingga menggangu kenyaman pengguna transportasi yang lain. Permasalahan kedua yang menjadi fokus adalah tidak terciptanya etika atau norma yang baik khas negara timur dimana kesopanan dan kesantunan di junjung tinggi. Hal ini disebabkan karena kurangnya ruang publik di area stasiun sehingga para penumpang tidak bisa saling berinteraksi dengan baik dan munculah kesan individualisme terhadap sesama penumpang. Tentu bangunan atau kawasan yang baik adalah yang mampu menciptakan karakter positif terhadap para pengguna di Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 14
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Pengembangan Stasiun Terpadu Senen Public Space For Urban Communities
dalam kawasan tersebut. Dengan adanya pendekatan sosial diharapkan area stasiun ini mampu memberikan pengalaman yang baik bagi pengguna sehingga tidak muncul sikap individualisme antar sesama pengguna transportasi.
Gambar 1: Lokasi Tapak Senen Sumber: Maps.google.com
2.2. Transit Oriented Development Menurut Calthorpe (1993) dalam Fahmi (2009) Transit Oriented Development didefinisikan sebagai berikut : “A mixed use community within an average 2000 foot walking distance of a transit stop and core commercial area. TOD mix residental, retail, office, open space, and Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 15
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Pengembangan Stasiun Terpadu Senen Public Space For Urban Communities
public uses in a walkable environtment, making it convenient for resident and employees to travel by transit, bicycle, foot or car.” Secara umum dapat didefenisikan sebagi sebuah kawasan dengan tingkat kepadatan tinggi dengan tata guna lahan campuran (mix use) yang terdiri dari perumahan, tempat kerja, perbelanjaan dan fasilitas sosial yang “dekat” atau mudah dijangkau dari pusat transit (terminal bus dan atau stasiun kereta api). Kawasan ini didesain secara khusus dengan akses pengubung antara tipe pengguna lahan ang ada melalui fasilitas pejalan kai dan sekecil mungkin dengan akses kendaraan bermotor (Trimadi, 2007).
2.2.1. Prinsip Transit Oriented Development Sebagai strategi untuk mencapai tujuan dari konsep TOD yakni memberi alternatif bagi
perutmbuhan
pembangunan kota,
suburban
dan
lingkungan ekologis
disekitarnya maka dirumuskan 7 prinsip urban desain dalam transit oriented development, yaitu : a. Mengorganisasi pertumbuhan pada level regional menjadi lebih kompak dan mendukung fungsi transit. b. Menempatkan fungsi komersial, pemukiman, pekerjaan dan fungsi umum dalam jangkaun berjalan kaki dari fungsi transit. c. Menciptakan jaringan jalan yang ramah terhadap pejalan kaki yang secara langsung menghubungkan destinasi. d. Menyediakan campuran jenis, segmen, dan tipe pemukiman e. Melestarikan ekologi dan menciptakan ruang terbuka berkualitas tinggi f.
Menjadikan ruang publik sebagai fokus dari orientasi bangunan
g. Mendorong adanya pembangunan yang bersifat mengisi (infill) dan pembangunan kembali (redevelopment) pada area transit.
2.2.2. Tipologi Transit Oriented Development Tipologi
TOD
berbeda-beda
berdasarkan
lokasi
penerapan
dan
jenis
pengembanganya. Berdasarkan konteks lokasinya TOD dapat dikembangkan baik pada daerah metropolitan maupun pada daerah yang belum erkembang dan sedang mengalami urbanisasi selama lokasi tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 16
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Pengembangan Stasiun Terpadu Senen Public Space For Urban Communities
kembali (redevelopment, re-use and renewal). Sehingga terdapat dua model pengembangan dalam TOD, yaitu : a. Neighborhood TOD, merupakan TOD yang berlokasi pada jalur bus feeder dengan jarak jangkauan 10 menit berjalan (tidak lebih dari 3 mil) dari titik transit. Neighborhood TOD harus berada pada lingkungan hunian dengan densitas menengah, fasilitas umum, servis, retail dan rekreasi. Hunian dan pertokoan lokal harus disesuaikan dengan konteks lingkungan dan tingkat pelayanan transit. Konsep ini juga membantu pengembangan hunian bagi masyarakat menengah kebawah, dengan dimungkinkanya pencampuran variasi hunian. Neighborhood TOD ini dirancangan dengan fasilitas publik dan ruang terbuka hijau serta memberi kemudahan akses bagi pengguna moda pergerakan. b. Urban TOD, merupakan TOD dengan skala pelayanan kota berada pada jalur sirkulasi utama kota seperti halte bus antar kota dan stasiun kereta api baik light rail maupun heavy rail. Urban TOD harus dikembangkan bersama fungsi komersial yang memiliki intensitas tinggi, blok perkantoran dan hunian dengan densitas menengah tinggi. Setiap TOD pada kota, memiliki karakter tersendiri sesuai dengan karakter lingkunganya. Pola pengembangan dengan urban TOD ini cocok untuk kawasan perkantoran, hunian, komersial yang memiliki densitas tinggi karena memungkinkan akses langsung ketitik transit tanpa harus melakukan pergantian dengan moda lain. satu urban TOD dengan yang lainya berada dalam radius ½ sampai 1 mil untuk memenuhi
kriteria persyaratan area transit.
2.3. Stasiun Kereta Api Berdasarkan PM. 33 Tahun 2011 tentang Jenis, Kelas, Kegiatan di Stasiun Kereta Api, stasiun kereta api merupakan prasarana kereta api sebagai tempat pemberangkatan dan pemberhentian kereta api.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 17
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Pengembangan Stasiun Terpadu Senen Public Space For Urban Communities
2.3.1. Jenis Stasiun Berdasarkan pembedanya stasiun kereta api dibedakan menjadi : a. Berdasarkan jenis pelayananya
Stasiun yang diperuntukkan bagi penumpang, orang dan bagasi
Stasiun barang, stasiun yang diperuntukkan untuk bongkar muat barang dengan segala perlengkapanya
b. Berdasarkan situasi dan letaknya terhadap jaringan kereta api
Stasiun akhir, stasiun dimana kereta api memulai atau mengakhiri perjalananya
Stasiun antara, stasiun yang terletak pada jalur terusan kereta api Stasiun antara dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Stasiun antara sederhana, stasiun dimana tidak ada percabangan 2. Stasiun
antara
percantuman,
stasiun
dimana
terdapat
jalur
percabangan atau beberapa jalur menjadi satu c. Berdasarkan besar kesibukanya
Stasiun kecil, merupakan pemberhentian sederhana dimana fasilitas yang disediakan juga terbatas; loket, ruang terbuka untuk menunggu (peron), ruang petugas, ruang-ruang lain bila diperlukan dengan pertimbangan strategis.
Stasiun sedang, stasiun dengan besaran ruang lebih besar dari stasiun kecil dan memiliki beberapa tambahan fasilitas serta memiliki ruang administrasi.
Stasiun besar, stasiun ini memiliki fasilitas yang lengkap. Stasiun besar biasanya memiliki hubungan dengan kota lain. di stasiun besar ini kuantitas kereta api yang berangkat dari dan menuju stasiun juga banyak.
d. Berdasarkan perletakanya
Ground, stasiun yang sudah umum dimana perletakanya tepat berada diatas tanah.
Elevated, stasiun jenis ini perletakaanya diatas permukaan tanah (ditiggikan), stasiun ini dapat dikatakan dapat menarik perhatian orang sekitar, karena itu desainya harus diperhatikan.
Subway, stasiun ini terletak di bawah permukaan tanah Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 18
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Pengembangan Stasiun Terpadu Senen Public Space For Urban Communities
e. Berdasarkan fungsinya
City centre terminals, stasiun yang berfungsi sebagai inti kegiatan transportasi kereta api sebuah kota. Stasiun ini digunakan sebagai tempat persinggahan kereta dlam kota maupuna antar kota. Disediakan juga alat transportasi bagi penumpang dari kereat api ke bis dan taksi. Demikian juga stasiun sentral biasanya memiliki hubungan dengan airport atau terminal transportasi lainya.
Rail-to-rail
interchanges,
stasiun
yang
berfungsi
sebagai
tempat
pergantian rute kereta api. Pada stasiun ini, peron-peron dibuat sedemikian
rupa
pengorganisasianya,
sehingga
memudahkan
penumpang yang ingin bertukar jalur kereta.
Bus-to-rail interchanges, tempat pergantian dari alat transportasi dari kereta api ke bis kota dan sebaliknya. Stasiun ini biasanya terletak di jalur-jalur yang penting dan dilewati bus kota. Idealnya stasiun ini menyediakan pangakaln bus, ruang tunggu, restoran serta sistem informasi yang jelas bagi penumpang yang ingin berpindah.
Airport Stations, stasiun yang melayani penumpang untuk menggunakan jasa angkutan pesawat terbang. Menempel pada airport-nya dan biasanya terletak di pinggiran kota.
Road-rail stations, satu jenis stasiun dimana mobil diangkut dengan gerbong-gerbong kereta api untuk ke suatu tujuan.
Parkway stations, stasiun ini menyediakan tempat parkir untuk kendaraan pribadi dimana pemiliknya melanjutkan perjalanan dengan kereta api. Tempat parkir terintegrasi dngan bangunan utama stasiun.
2.4. Terminal Bus Terminal bus adalah sebuah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum (wikipedia.com).
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 19
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Pengembangan Stasiun Terpadu Senen Public Space For Urban Communities
Menurut Undang-Undang Lalu Lintas No.14 tahun 1992, terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan keberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jarinya transportasi.
2.4.1. Fungsi Terminal Fungsi terminal dapat ditinjau dari 3 unsur : 1. Bagi penumpang, adalah kenyamanan menunggu, kenyamana perpindahan dari satu moda angkutan ke moda angkutan lainya, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan; 2. Bagi pemerintah, adalah untuk menata lalu lintas dan angkutan (sebagai fungsi
perencanaan
dan
manajemen
lalu
lintas),
seta
menghindari
kemacetan, sumber pemungutan retribusi, dan sebagai pengendalian kendaraan umum; 3. Bagi operator atau pengusaha, adalah untuk pengaturan operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat, dan informasi bagi awak bus, dan sebagai fasilitas pangkalan.
2.4.2. Jenis Terminal Berdasarkan jenis angkutan, maka terminal dapat dibedakan atas : a. Terminal Penumpang, yaitu prasarana transportasi jalan untuk kerpeluan menaikkan dan menurunkan penumpang, perpindahan intra dan atau antar moda transportasi, serta pengaturan kedatangan dan pemberangkatan umum; b. Terminal Barang, yaitu prasarana transportasi jalan untuk membongkar dan memuat barang, serta perpindahan intra dan atau antar moda transportasi barang.
2.4.3. Tipe Terminal Terminal penumpang berdasarkan karakteristik dan fungsinya menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 1995, diuraikan sebagai berikut :
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 20
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Pengembangan Stasiun Terpadu Senen Public Space For Urban Communities
a. Terminal tipe A (50 – 100 kendaraan/jam) Berfungsi melayani kendaraan umum baik secara nasional maupun internasional seperti angkutan antarkota antar provinsi dan/ atau angkutan lintas batas negara, angkutan antarkota dalam provinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. b. Terminal tipe B (25 – 50 kendaraan/jam) Terminal regional berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. c. Terminal tipe C (25 kendaraan/jam) Subterminal berfungsi melayani kendaraan umum kelas kecil seperti angkutan kota dan angkutan pedesaan. Terminal bus senen sendiri termasuk terminal dengan katogeri tipe B, yaitu dengan intensitas 25 – 50 kendaran/jam.
2.4.4. Fasilitas Terminal Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 1995, dalam Pasal 3 fasilitas terminal terbagi menjadi dua yaitu failitas utama dan penunjang. 1. Fasilitas Utama Terminal dalam Pasal 4 sebagaimana dimaksud Pasal 3 terbagi menjadi : a. Jalur keberangkatan kendaraan umum; b. Jalur kedatangan kendaraan umum ; c. Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan, termasuk didalamnya tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum; d. Bangunan kantor terminal; e. Tempat tunggu penumpang dan atau pengantar; f.
Menara pengawas;
g. Loket penjualan karcis; h. Rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurang-kurangnya memuat petunjuk jurusan, tarif, dan jadual perjalanan; i.
Pelataran parkir kendaraan pengantar dan atau taksi.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 21
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Pengembangan Stasiun Terpadu Senen Public Space For Urban Communities
2. Fasilitas Penunjang terminal dalam Pasal 5 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dapat berupa : a. Kamar kecil/toilet; b. Mushola; c. Kios/kantin; d. Ruang pengobatan; e. Ruang informasi dan pengaduan; f.
Telepon umum;
g. Tempat penitipan barang; h. Taman.
2.5. Apartemen Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ((1993: 51), apartemen didefinisikan sebagai tempat tinggal (terdiri atas kamar duduk, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dsb) yang berada pada satu lantai bangunan bertingkat; rumah flat; rumah pangsa; bangunan bertingkat terbagi dalam beberapa tempat tinggal. Sedang dalam (Pasal UURS no.16 tahun 1985) apartemen adalah gedung betingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, terbagi atas bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah vertikal dan horisontal dan merupakan satuan-sataun yang dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, yang dilengkapi dengan bagian bersama, tanah bersama, dan benda bersama. Dapat disimpulkan bahwa apartemen merupakan tempat tinggal yang memiliki beberapa unit dalam setiap lantainya, dan terdiri dari beberapa lantai dimana setiap unitnya memiliki ruang yang lengkap dan fasilitasnya saling berbagi bersama.
2.5.1. Karakteristik Apartemen Ada beberapa hal yang membedakan apartemen antara satu apartemen dengan apartemen lainya, misalnya tinggi bangunan, penampilan fasade, fasilitas yang disediakan, struktur yang digunakan, dan kelas apartemen. Namun secara garis besar apartemen memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Memiliki jumlah lantai lebih dari satu Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 22
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Pengembangan Stasiun Terpadu Senen Public Space For Urban Communities
Terdiri atas beberapa unit hunian dalam satu lantai
Setiap unit hunian terdiri atas minimal 3 macam ruang yaitu ruang tidur, dapur, dan kamar mandi
Setiap penghuni akan saling berbagi fasilitas yang ada pada apartemen
Sirkulasi vertikal berupa tangga atau atau lift, sementara sirkulasi horizontalnya berupa koridor
Setiap unit akan mendapatkan jendela yang menghadap keluar.
2.5.2. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan kategori jenis dan besar bangunan (Akmal, 2007), apartemen terdiri dari :
High-Rise Apartment, Bangunan apartemen yang terdiri atas lebih dari sepuluh lantai. Dilengkapi area parkir bawah tanah, sistem keamanan dan servis penuh. Struktur apartemen lebih kompleks sehingga desain unit apartemen cenderung standar. Jenis ini banyak dibangun di pusat kota.
Mide-Rise Apartment, bangunan apartemen yang terdiri dari tujuh sampai dengan sepuluh lantai. Jenis apartemen ini lebih sering dibangun di kota satelite.
Low-Rise Apartment, apartemen dengan ketinggian kurang dari tujuh lantai dan menggunakan tangga sebagai alat trnsportasi vertikal. Biasanya untuk golongan menengah kebawah.
Walked-Up Apartment, bangunan apartemen yang terdiri atas tiga lantai sampai dengan enam lantai. Apartemen ini kadang-kadang memiliki lift, tetapi bisa juga tidak. Jenis apartemen ini disukai oleh keluarga yang besar (keluarga inti ditambah dengan orang tua). Gedung apartemen hanya terdiri dari dua atau tiga unit apartemen.
Klasifikasi apartemen berdasarkan kepemilikan (Chiara, 1986), yaitu :
Apartemen Sewa, pemilik membangun dan membiayai operasi serta perawatan bangunan, penghuni membayar uang sewa selama jangka waktu tertentu.
Apartemen Kondominium, pembeli membeli dan mengelola unit yang menjadi haknya, tidak ada batasan bagi penghuni untuk menjual kembali atau Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 23
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Pengembangan Stasiun Terpadu Senen Public Space For Urban Communities
menyewakan kembali unit miliknya. Penghuni biasanya membayar uang pengelolaan ruang bersama yang dikelola oleh pemilik gedung.
Apartemen Koperasi, apartemen dimiliki koperasi, penghuni memiliki saham didalamnya, sesuai unit yang ditempatinya. Bila penghuni pindah ia dapat menjual sahamnya kepada koperasi atau calon baru dengan persetujuan koperasi. Biaya operasional dan pemeliharaan ditanggung oleh koperasi.
2.6. Ruang Publik Untuk Kaum Urban Diambil dari Widyati Purwastiasning, Hamid Shirvani dalam bukunya the Urban Design (1985:7) memasukan open space sebagai salah satu dari delapan elemen arsitektur kota. Tujuh elemen lainya adalah tata guna lahan, gubahan massa bangunan, sirkulasi dan parkir, jalur pejalan kaki atau pedestrian, dan dukungan aktifitas. Dengan adanya pengelompokan ini, dapat dipahami bahwa ruang terbuka merupaka elemen penting dalam pembentukkan arsitektur kota. Danang Priatmodjo menyatakan bahwa tempat-tempat yang bisa dikategorikan sebagai ruang publik kota adalah taman, plaza, serta jalan yang memungkinkan terjadinya arus pejalan kaki dalam jumlah besar (pedestrian) untuk menikmati pemandangan, hiburan, dan jajanan.
2.6.1. Definisi Ruang Publik Menurut Project for Public Space in New York (1984), ruang publik adalah bentuk ruang yang digunakan manusia secara bersama-sama berupa jalan, pedestrian, taman-taman, plaza, fasilitas transportasi dan museum. Sedang menurut Roger Scurton (1984) ruang publik memiliki makna sebagai berikut : sebuah lokasi yang di desain seminimal apapun, memiliki akses yang besar terhadap lingkungan sekitar, tempat bertemunya manusia atau pengguna ruang publik dan perilaku masyarakat pengguna ruang publik satu sama lain mengikuti norma yang berlaku setempat. Dari definisi diatas biasa disimpulkan bahwa ruang publik adalah suatu tempat yang mewadahi segalam macam aktifitas yang berhubungan dengan interaksi sosial sesama individu.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 24
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Pengembangan Stasiun Terpadu Senen Public Space For Urban Communities
2.6.2. Sifat Ruang Publik Menurut sifatnya ruang publik terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Ruang publik tertutup, adalah ruang publik yang terdapat dalam suatu bangunan 2. Ruang publik terbuka : yaitu ruang publik yang berada di luar bangunan yang sering disebut juga ruang terbuka (open space)
2.6.3. Fungsi Ruang Terbuka Ruang terbuka memiliki beberapa fungsi sebagai berikut : 1. Fungsi umum :
Tempat
bermain
dan
berolah
raga,
tempat
bersntai,
tempat
berkomunikasi sosial, tempat peralihan, tempat menunggu
Sebagai ruang terbuka, ruang ini berfungsi untuk mendapatkan udara segar dari alam
Sebagai saran penghubung antara suatu tempat dengan tempat yang lain.
Sebagai pembatas atau jarak antara massa bangunan.
2. Fungsi ekologis :
Penyegaran udara, menyerap air hujan, pengendalian banjir, memelihara ekosistem tertentu
Pelembut arsitektur bangunan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 25
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Pengembangan Stasiun Terpadu Senen Public Space For Urban Communities
2.7. Studi Banding 2.7.1. Arnhem Central
Gambar 2: Arnhem Central
Lokasi
: Arnhem, Belanda
Architects
: UNStudio
Project Team
: (UnStudio) Ben van Berkel, Caroline Bos with Arjan Dingste and Marc Hoperman, Marc Herschel, Derrick Diporedjo, Kristin Sandner, Rein Wekhoven.
Engineering
: Movares
Contractor
: DAM – Dura Vermeer
Gross Roof Area
: 8700 m2
Year
: 2012
Client
: ProRail, Utrecht
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 26
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Pengembangan Stasiun Terpadu Senen Public Space For Urban Communities
UNStudio’s baru saja menyelesaikan penutup platform dan jembatan gantung untuk stasiun kereta api Arnhem Central di Belanda, dan dianugerahi “National Steel Prize” 2012 untuk kategori utilitas bangunan.
Gambar 3: Arnhem Platform
Central Arnhem Station adalah pusat dari masyarakat sekitar dan perjalanan jauh. Setiap hari kerja, sekitar 55.000 turis datang ke stasiun, dimana 6 moda trasportasi berkumpul. Terminal angkutan umum menangani semua moda transportasi yang saling terhubung.
Gambar 4: Arnhem Roof
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 27
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Pengembangan Stasiun Terpadu Senen Public Space For Urban Communities
Beberapa pengguna transportasi dalam kota berangkat dari sini. Dengan bus tujuan dalam kota dan luar kota dengan fasilitas parkir. Area stasiun membentuk pintu masuk utama ke kota. Ini ditujukan agar memiliki hubungan yang baik ke pusat kota. Sama pentingnya adalah kualitas perkotaan dari daerah itu sendiri bagi orang-orang yang bekerjam menunggu, pergantian moda transportasi seperti bus atau kereta, bertemu dan berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari.
Gambar 5: Arnhem Platform Interior
Arnhem Central mengubah beberapa rute regional kereta api berkecepatan tinggi ke Jerman. Karena jumlah pengunjung terus bertambah, infrastruktur kereta api sedang mengalami revitalisasi.
Gambar 6: Arnhem Platform
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 28
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Pengembangan Stasiun Terpadu Senen Public Space For Urban Communities
Pada tingkat 4 stasiun kereta, platform baru akan ditambahkan dan semua platform yang saat ini akan diganti. Konsep desain untuk atap platform baru memberikan cukup cahaya dan ruang. Lampu atap besar, yang bersama-sama dengan bentang struktural, menambah pengalaman positif dari platform sekitarnya. Permukaan miring dibuat dengan hati-hati dan dirancang pencahyaaan sebagai panduan untuk pejalan kaki melalui bangunan.
Gambar 7: Arnhem View
Jembatan gantung sepenuhnya terintegrasi dalam desain, menghubungkan platform yang berbeda satu sama lain dan dengan pintu masuk utara dari stasiun kereta api. Sistem listrik juga telah diintegrasikan ke dalam struktur atap, memberikan penampilan yang seragam di semua platform. Cahaya jatuh melalui dari atas ke bawah pintu masuk ke stasiun, garasi dan kantor menciptakan pandangan jelas, membantu orientasi pejalan kaki dalam menemukan jalan.
Gambar 8: Arnhem Peron Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 29
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Pengembangan Stasiun Terpadu Senen Public Space For Urban Communities
Gambar 9: Potongan Peron
Gambar 10: Detail Struktur
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 30
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Pengembangan Stasiun Terpadu Senen Public Space For Urban Communities
2.7.2. Metro Dubai Station
Gambar 11: Metro Dubai Station
Dubai Metro (bahasa Arab: ( )ﻣﺘﺮو دﺑﻲmerupakan sebuah jaringan metro otomatis yang berlokasi di Dubai, Uni Emirat Arab. Jaringan ini memiliki 2 jalur listrik bersistem tiga rel yang akan membentang di bawah tanah pusat kota dan pada jembatan dengan dua rel. Menggunakan 99 kereta lima gerbong, setiap kereta memiliki panjang 75 meter untuk menampung 400 penumpang. Stasiun Metro Dubai : •
Setiap stasiun terkoneksi dengan bus, taksi dan tempat penitipan sepeda
•
Setiap stasiun memiliki fasilitas berupa escalator dan lift
•
Memiliki tema stasiun yang berbeda : Earth (12 stasiun), Water (13 stasiun), Air (11 stasiun), Fire (11 stasiun)
Metro Station menampilkan konsep unik dan futuristik yang berhubungan dengan Dubai sebagai citra kota yang maju dan sarat dengan masa depan. Menggunakan atap berfilosofi dari cangkang yang merupakan ikon simbolik kekuatan.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 31
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Pengembangan Stasiun Terpadu Senen Public Space For Urban Communities
Gambar 12: Konsep Penutup Atap
Gambar 13: Potongan Metro Station
. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 32