BAB II PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAADA PEMEBLAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR
A. Hakikat Pembelajaran IPA 1. Pembelajaran IPA di SD Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistmatis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasi. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk bagi lingkungan. Di tingkat SD / MI diharapkan ada penekanan pembelajaran yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Pembelajaran IPA sebaiknya di laksanakan scara inkuiri ilmiah (Scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah
10
11
serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD / MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
2. Tujuan Pembelajaran IPA di SD Didalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan dari mata pelajaran IPA di SD / MI adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi anatara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan 5. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan 6. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP / MTS
12
3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD / MI berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) meliputi aspek-aspek berikut : 1.
Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan
2.
Benda / materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana
3.
Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tatasurya dan benda-benda langit lainnya.
B. Sumber Belajar Dalam Pembelajaran IPA 1. Sumber Belajar Kegiatan belajar mengajar sebagai suatu proses, merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan berinteraksi di dalamnya. Guru sebagai fasilitator kegiatan belajar mengajar dituntut untuk membantu mempersiapkan dan mengelola komponen-komponen kegiatan belajar mengajar tersebut dengan baik, agar tujuan pengajaran yang diharapkan dapat tercapai. Salah satu komponen kegiatan belajar mengajar yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru adalah sumber belajar. Menurut
Sudono,A.
(1995:6), sumber belajar adalah “ segala macam bahan yang dapat digunakan untuk memberikan informasi maupun keterampilan kepada murid maupun guru”.
13
Adapun dalam pengertian luas Sudono,A. (1995:10), sumber belajar dapat didefinisikan sebagai “semua yang dapat memberikan masukan dan informai maupun pengertian kepada anak yaitu hal-hal yang dapat memudahkan pembelajaran anak” Sudjana,N. (1989:76) mengartikan sumber belajar sebagai segala daya yang dapat dimanfaatkan guru memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya baik secara langsung maupun secara tidak langsung, sebagian maupun keseluruhan. Searah dengan pendapat Sudjana,N. menurut
Rohaeni,A.
(1995:152), sumber belajar adalah “segala yang dapat dipergunakan untuk kepentingan proses atau aktivitas pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung, diluar peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka pada saat pengajaran berlangsung”. Pengertian sumber belajar yang luas ini mengisyaratkan bahwa sesungguhnya apa saja yang ada dalam kehidupan ini dapat menjadi sumber belajar anak. Sumber belajar yang mendukung dan mempermudah belajar sisewa adalah sumber-sumber yang memberikan informasi, pengetahuan, keterampilan bahkan sikap mental siswa sehingga siswa berubah kearah yang lebih baik yaitu perubahan dalam cognitive domain, affectif domain dan physcomotoric domain. Dengan kata lain, segala sesuatu apapun jenisnya yang bisa mendatangkan manfaatkan atau mendukung dan menunjang individu atau anak untuk berubah kearah yang lebih baik dapat disebut “sumber belajar” bahkan proses pengajaran ini sendiri dapat disebut sumber belajar. Analisis yang lebih luas lagi mengatakan bahwa semua pengalaman dalam hidup juga merupakan
14
sumber belajar, karena pengalaman mampu merubah potensi-potensi yang ada dalam diri anak kearah yang lebih baik. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah semua sumber baik yang berupa wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara terpisah maupun secara terkombinasi, sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya, pemahaman, sikap maupun keterampilan kepada siswa atau bahkan pertumbuhan dan perkembangan fisik-psikisnya kearah yang lebih baik. 2. Jenis-Jenis Sumber Belajar Berdasarkan pengertian sumber belajar yang begitu luas ,maka macammacam sumber belajar yang dapat menunjang dan mendukung kegiatan belajar mengajar anak juga banyak dan beragam, secara reduksional para ahli berbeda dalam mengklasifikasikannya jenis-jenis sumber belajar. Namun substansial pendapat mereka tentang
secara
jenis-jenis sumber belajar yaitu :Pesan,
orang, alat, lingkungan, teknik dan bahan. Secara umum jenis sumber belajar di bedakan menjadi sumber belajar yang di rencanakan (by design resources) dan sumber belajar yang di manfaatkan (by utility resources). Berbagai benda yang berada di lingkungan, dapat di kategorikan sebagai sumber belajar yang di manfaatkan. Di banding dengan pembelajaran yang di rancang jenis sumber belajar yang di manfaatkan jumlah dan macamnya lebih banyak dan salah satunya adalah lingkungan. Pengertian lingkungan dalam hal ini adalah segala sesuatu baik yang berupa benda hidup maupun benda mati yang berada di sekitar kita. Media
15
lingkungan juga bisa berupa media sederhana yang bisa di bawa ke ruang kelas misalnya : tumbuhan, binatang, peralatan rumah tangga, hasil kerajinan dan masih banyak lagi contoh lainnya. Semua benda itu dapat kita kumpulkan dari sekitar kita dan dapat kita pergunakan sebagai media pembelajaran di ikelas. Menurut Wijaya,C. (1995:56-57 dalam Carnia : 2008 ; 14) “ lingkungan belajar siswa tidak terbatas pada suatu tempat, segala yang bertalian erat dengan keperluan belajar siswa dapat dilibatkan secara maksimal.” Jadi sebagai guru, kita dapat memilih berbagai benda yang terdapat di lingkungan untuk kita jadikan media dan sumber belajar bagi siswa di sekolah. Bentuk dan jenis lingkungan ini bermacam-macam misalnya : sawah, hutan, pabrik, lahan pertanian, gunung, pasar, sekolah dan lain sebagainya. Sudjana,N.
dalam
bukunya Media Pengajaran
(2009:
212-214)
menyatakan bahawa dari semua lingkungan masyarakat yang dapat digunakan dalam proses pendidikan dan pengajaran secara umum dapat dikategorikan menjadi tiga macam lingkungan belajar yaitu :1. Lingkungan Sosial, 2. Lingkungan Alam, dan 3. Lingkungan Buatan. Dari ketiga lingkungan belajar tersebut, semuanya dapat dimanfaatkan sekolah dalam proses belajar mengajar melalui perencanaan yang seksama. Dengan demikian lingkungan dapat berfungsi untuk memperkaya materi pengajaran, memperjelas prinsip dan konsep yang dipelajari dalam mata pelajaran. Pengklasifikasian
atau jenis-jenis sumber belajar tersebut pada
hakekatnya tidak terpisah tetapi saling berhubungan satu dengan yang lainnya dalam kenyataanya. Maka sulit di pisahkan secara parsial dan pada prinsipnya
16
semua sumber belajar di atas sama-sama dapat di gunakan dalam kegiatan intruksional, karena semuanya dapat memberikan kemudahan belajar pada anak. Persoalannya apakah efektif atau tidak atas penggunaan sumber belajar tersebut itulah adalah tergantung pada bagaimana cara pemanfaatannya dalam proses belajar mengajar.
3. Manfaat Sumber Belajar dan Keriteria Memilih Sumber Belajar a. Manfaat Sumber Belajar Apapun jenisnya dan macamnya klasifikasi sumber belajar yang telah di kemukakan di atas dapat di manfaatkan untuk menunjang dan mendukung proses kegiatan belajar mengajar anak. Yang paling penting adalah pemanfaatan sumbersumber belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penggunaan sumber belajar secara variatif dan sesuai dengan bahan belajar dan tujuan belajar akan memberikan manfaat yang signifikan tergadap pencapaian tujuan pembelajaran yang di harapkan. Berdasarkan analisis teoritis terhadap pendapat para ahli setidaknya ada beberapa manfaat dari sumber belajar yaitu : 1. Pengalaman belajar yang di terima anak tidak bersifat verbalistik akan tetapi bersifat langsung dan konkret. Dengan mjedia lingkungan,siswa dapat berinteraksi
secara
langsung
dengan
benda,
lokasi
atau
peristiwa
sesungguhnya secara alamiah.. 2. Dapat menghemat biaya karena memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan sekitar
17
3. Praktis dan mudah di lakukan, tidak memerlukan peralatan khusus dan sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan siswa. 4. Dapat memberikan motivasi yang positif apabila di atur dan direncanakan pemanfaatannya secara tepat. 5. Dapat merangsang anak untuk berfikir,bersikap dan berkembang lebih lanjut yang mengandung daya penalaran sehingga dapat merangsang anak untuk berfikir,menganalisys dan berkembang lebih lanjut. 6. Dapat memberikan kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan dan memperkaya anak dengan berbagai sumber belajar yang berada di lingkungan sekitar. 7. Pembelajaran akan lebih aplikatif dan komunikatif. Sebab, materi yang di peroleh siswa melalui media lingkungan akan mudah cepat di cerna dan di aplikan secara langsung. 8. Membantu dan mendukung kegiatan belajar mengajar lebih menarik dan jelas 9. Membantu memecahkan masalah pengajaran Manfaat-manfaat ini perlu di pahami dan di gali oleh setiap guru, sehingga menyadarkannya untuk menggunakan sumber-sumber belajar yang tanggap tepat dan sesuai dengan bahan dan tujuan pengajaran, tanpa mengetahui manfaatmanfaat ini guru bisa menjadi masa bodoh dengan penggunaan sumber belajar. Dengan
memahami
keuntungan
tersebut,
guru
dapat
tergugah
untuk
memanfaatkan semaksimal mungkin lingkungan di sekitar untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Karena lingkungan sekitar kita menyimpan berbagai jenis nedia dan sumber belajar yang hampir tak terbatas.
18
Selain itu di ungkapakan oleh Machayati,I. (2004). Dari hasil pnelitian tentang pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar mengemukakan bahawa “pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat memberikan penguatan kepada siswa untuk mengenal objek yang di pelajarinya secara nyata sehingga dapat memberikan kontribusi dan memudahkan siswa dalam memahami suatu konsep pembelajaran, alat yang di gunakan mudah di dapat karena sudah tersedia di lingkungan sekitar, materi yang di ajarkan dapat langsung di aplikasikan. Dengan memahami berbagai keuntungan tersebut, seharusnya kita dapat tergugah untuk memanfaatkan semaksimal mungkin lingkungan disekitar kita untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Lingkungan kita menyimpan berbagai jenis sumber dan media belajar yang hampir tak terbatas. Lingkungan dapat di manfaatkan sebagai sumber belajar untuk berbagai mata pelajaran,termasuk IPA. Kita tinggal memilihnya berdasarkan prinsip – prinsip atau kriteria pemilihan media dan menyesuaikan dengan tujuan, karakteristik siswa dan topik pelajaran yang akan diajarkan. b. Keriteria Memilih Sumber Belajar Dalam memilih sumber belajar harus memperhatikan kriteria sebagai berikut : (1) Ekonomis, tidak terpatok pada harga yang mahal; (2) Praktis, tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka; (3) Mudah, dekat dan tersedia di lingkungan sekitar kita; (4) Fleksibel, dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan intruksional dan;
19
(5) Sesuai dengan tujuan, mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.
C. Penggunaan Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Belajar Pada Pembelajaran IPA Berdasarkan uraian diatas, lingkungan alam (fisik) ada dua istilah yang sangat erat kaitannya tetapi berbeda secara garadual, yaitu alam sekitar dan lingkungan. Alam sekitar mencakup segala sesuatu yang ada disekitar kita, baik yang jauh maupun yang dekat letaknya, baik masa silam maupun masa yang akan datang tidak terikat pada dimensi ruang dan waktu. Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan atau pengaruh tertentu kepada individu. Lingkungan (Environment) sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisionl yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang penting. Lingkungan belajar / Pembelajaran / pendidikan terdiri dari berikut ini : 1. Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar maupun kelompok kecil 2. Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi berpengaruh terhadap individu lainnya 3. Lingkungan alam (fisik) meliputi semua sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai sumber belajar
20
4. Lingkungan cultural mencakup lingkungan hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sumber belajar yang dapat dijadikan faktor pendukung pengajaran. Semua sumber daya alam yang dapat di berdayakan dapat dijadikan sebgaia sumber belajar. Sumber belajar akan digunakan bila sumber belajar itu tersedia sebelum proses belajar mengajar itu tersedia sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Penggunaan sumber belajar dalam pembelajaran IPA merupakan komponen yang penting dalam proses belajar mengajar, karena tanpa menggunakan sumber belajar maka pesan yang tersimpan dalam materi suatu pelajaran tidak akan diterima oleh siswa. Semakin banyak sumber belajar yang digunakan maka keterlibatan indera siswa dalam penerimaan pesan tersebut akan semakin banyak kesan dan pengalaman yang diserap oleh siswa. Pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar mempunyai arti penting diantaranya lingkungan mudah dijangkau, biayanya relatif murah, objek permasalahan dalam lingkungan beraneka ragam dan menarik serta tidak pernah habis. Sehubungan dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar itu, Nasution (1985:125 dikutip dari Novrianti, (Google.co.id) menyatakan bahwa pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : dengan cara membawa sumber dari masyarakat ke atau lingkungan ke dalam kelas dan dengan cara membawa siswa ke lingkungan. Tentunya masingmasing cara tersebut dapat di lakukan dengan pendekatan, metode, teknik dan bahan tertentu yang sesuai dengan tujuan pengajaran.
21
Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar. Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Untuk memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sering digunakan pendekatan lingkungan. Pendekatan lingkungan dalam pembelajaran IPA SD memiliki pengertian sebagai pendekatan yang berwawasan pada keadaan lingkugan sekitar,baik fisik maupun non fisik.. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan
sebagai sumber belajar
lebih menekankan pada keterlibatan siswa, pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan lebih menarik perhatian pesrta didik jika apa yang di pelajari di angkat dari lingkungan. Sehingga apa yang di pelajari berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungannya.
D. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang di miliki siswa setelah menerima pengalaman-pengalaman belajarnya (Sudjana,N. 1989:22). Hasil belajar merupakan indikator yang paling mudah untuk menentukan dan mengetahui serta menilai tingkat prestasi atau keberhasilan belajar siswa dalam setiap mata pelajaran. Terdapat tiga ranah dalam perkembangan yaitu : ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. 1) kompetensi dalam ranah kognitif meliputi menghafal, memehami, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesakan dan menilai pengalaman belajar yang relevan dengan setiap tingkatan tersebut.ranah kognitif sendiri mengacu pada intelek, pengetahuan yang meliputi ingatan, pemahaman, penerapan, analisis dan evaluasi. Dalam ranah ini bentuk
22
tes bisa berupa essay. 2) kompetensi dalam ranah afektif yang ingin di capai antara lain meliputi tingkatan
pemberian respond (responding), apresiasi
(appreciating), penilaian (valuing) dan internalisasi (internalization). 3) kompetensi yang ingin di capai pada ranah psikomotor meliputi gerakan awal, semi rutin dan gerakan awal. Klasifikasi tujuan dari ranah psikomotor ini yaitu : peniruan, manipulasi, ketetapan, artikulasi dan pengalaman ilmiah. Penilaian pada ranah ini lebih pada aspek keterampilan psikomotor dengan tes tindakan. Berkenaan dengan pengertian tersebut pembelajaran merupakan proses, terdapat tiga unsur pembelajaran yang dapat dibedakan yakni ,
pengajaran
(Instruksional), pengalaman (proses pembelajaran) dan hasil belajar. Dalam penelitian ini hasil belajar yang ingin di ukur dan di capai adalah pemahaman siswa terhadap konsep proses pembentukan tanah pada pelajaran IPA. Oleh karena itu hasil belajar sangat tergantung pada proses belajar mengajar, karena hasil pembelajaran terlihat setelah di berikan perlakuan pada proses belajar yang di anggap sebagai proses pemberian pengalaman belajar. Hasil belajar sendiri mengharapkan terjadinya perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri siswa karena belajar merupakan aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku pada individu yang belajar.
E. Proses Pembentukan Tanah Pada awalnya, tanah berasal dari batuan. Batuan akan mengalami menjadi butiran-butiran yang sangat halus. Lama-kelamaan butiran - butiran halus ini bertambah banyak dan terbentuklah tanah. Batuan banyak sekali jenisnya, setiap
23
jenis batuan mempunyai tingkat pelapukan yang berbeda-beda. Namun, sebaiknya kenalilah terlebih dahulu mengenai jenis-jenis batuan di permukaan bumi. 1. Jenis – Jenis Batuan Setiap jenis batuan mempunyai sifat yang berbeda. Sifat batuan tersebut meliputi bentuk, warna, kekerasan, kasar atau halus, dan mengilap atau tidaknya permukaan batuan. Setiap batuan memiliki sifat dan ciri khusus. Hal ini disebabkan bahan-bahan yang terkandung dalam batuan berbeda-beda. Ada batuan yang mengandung zat besi, nikel, tembaga, emas, belerang, platina, atau bahan-bahan lain. Bahan-bahan seperti itu disebut mineral. Tiap jenis batuan mempunyai kandungan mineral yang berbeda. Berdasarkan proses terbentuknya, terdapat tiga jenis batuan yang menyusun lapisan kerak bumi. Tiga jenis batuan tersebut yaitu batuan beku (batuan magma atau vulkanik), batuan endapan (batuan sedimen), dan batuan malihan (batuan metamorf). a. Batuan Beku (Batuan Magma/Vulkanik) Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Magma merupakan benda cair yang sangat panas dan terdapat di perut bumi. Magma yang mencapai permukaan bumi disebut lava, semula batuan beku berupa lelehan magma yang besar.
24
Tabel 2.1 No
Jenis Batuan Beku, Ciri-Ciri, dan Proses Terbentuknya
Nama Batuan
Ciri-Ciri dan manfaat
Proses terbentuknya
1
Batu Obsidian
Disebut
juga
batu
kaca. Berasal dari magma
Berwarna hitam atau cokelat yang
membeku
tua, permukaannya halus, dengan
cepat
dan
di
mengilap.Digunakan permukaan bumi
untuk alat pemotong dan mata tombak.
2
Batu Granit
Tersusun atas butiran yang Berasal dari magma kasar.Ada
yang
berwarna yang membeku di
putih dan ada yang berwarna dalam kerak bumi. keabu-abuan.Dimanfaatkan
Proses pembekuan
untuk bahan bangunan.
ini
berlangsung
secara Jadi,
perlahan. batu
termasuk
ini batuan
beku dalam.
3
Batu Basal
Disebut
juga
batu
lava. Berasal dari magma
Berwarna hijau keabu-abuan yang membeku di dan terdiri dari butiran yang bawah lapisan kerak sangat
kecil.Dimanfaatkan bumi,
untuk bahan bangunan.
dengan
tercampur gas
sehingga berongga
25
kecil
4
Batu Andesit
Berwarna putih keabu-abuan Berasal dari magma dan butirannya kecil seperti yang pada
batu
membeku
basal. sangat
Dimanfaatkan
cepat
di
untuk bawah kerak bumi.
membuat arca dan bangunan candi
5
Batu Apung
Berwarna cokelat bercampur abu-abu
muda
Berasal dari magma
dan yang membeku di
beronggarongga. Digunakan permukaan bumi untuk mengampelas kayu dan
sebagai
bahan
penggosok.
b.
Batuan Endapan (Batuan Sedimen) Batuan endapan adalah batuan yang terbentuk dari endapan hasil
pelapukan batuan. Batuan ini dapat pula terbentuk dari batuan yang terkikis atau dari endapan sisa-sisa binatang dan tumbuhan. Tabel 2.2 Jenis Batuan Endapan Ciri-Ciri, dan Proses Terbentuknya No
Nama Batuan
Ciri – Ciri dan
Proses Terbentuknya
manfaat 1
Batu Konglomerat
Terdiri kerikil
atas
kerikil- Berasal
dari
endapan
yang hasil pelapukan batuan
permukaannya tumpul. beku.
26
Batuan
ini
banyak
digunakan
sebagai
bahan bangunan.
2
Batu Breksi
Terdiri
atas
kerikil- Berasal
dari
endapan
yang hasil pelapukan batuan
kerikil permukaannya Batuan
tajam. beku.
ini
banyak
dimanfaatkan
sebagai
bahan bangunan.
3
Batu Pasir
Terdiri
atas
butiran- Berasal
dari
endapan
butiran pasir, berwarna hasil pelapukan batuan abu-abu, merah,kuning, beku yang butirannya atau putih. Batuan ini kecil-kecil. banyak
dimanfaatkan
sebagai
bahan
bangunan.
4
Batuan Serpih
Terdiri
dari
butiran- Berasal
dari
endapan
butiran batu lempung hasil pelapukan batuan atau tanah liat, berwarna
tanah liat. abu-abu
kehijauan, merah, atau kuning.
Dimanfaatkan
sebagai
bahan
bangunan.
27
5
Batu Kapur
Terdiri
dari
butiran
kapur
berwarna
butiran- Beraral
bahan
endapan
halus, hasil pelapukan tulang
putih
keabu-abuan,
dari
agak dan cangkang hewan-
sebagai hewan laut campuran
pembuat semen.
c.
Batuan Malihan (Metamorf) Batuan malihan (metamorf) berasal dari batuan sedimen yang mengalami
perubahan. Batuan sedimen ini mengalami perubahan karena mendapat panas dan tekanan dari dalam Bumi. Jika mendapat panas terusmenerus batuan ini akan berubah menjadi batuan malihan. Tabel 2.3 Jenis Batuan Malihan Ciri-Ciri, dan Proses Terbentuknya No 1
Nama Batuan Batu Genes (Geneiss)
Ciri-ciri dan manfaat
Proses terbentuknya
Berwarna putih keabu- Berasal dari batuan Pluto abuan 27ank eras. Batu granit genes
yang
mengalami
dimanfaatkan metamorphosis
karena
untuk membuat barang panas dan tekanan. kerajinan seperti asbak, jambangan bunga, dan patung
2
Batu Marmer
Berwarna putih dan ada Berasal dari batuan kapur yang hitam, keras, dan yang permukaannya
halus. metamorphosis
mengalami karena
28
Marmer
biasa panas dan tekanan
digunakan
untuk
membuat meja, papan nama, batu nisan, dan pelapis
dinding
bangunan atau lantai
3
Batu Sabak
Berwarna abu-abu tua, Berasal dari batuan serpih mudah terbelah tipis- yang tipis, permukaannya Sebelum kertas,batu dimanfaatkan
mengalami
dan metamorfosis kasar. ada sabak sebagai
papan untuk menulis
2.
Proses Pembentukan Tanah Karena Pelapukan Batuan memerlukan waktu jutaan tahun untuk berubah menjadi tanah.
Batuan menjadi tanah karena pelapukan. Batuan dapat mengalami pelapukan karena berbagai faktor, di antaranya cuaca dan kegiatan makhluk hidup. Faktor cuaca yang menyebabkan pelapukan batuan, misalnya suhu dan curah hujan. Pelapukan yang disebabkan oleh faktor cuaca ini disebut pelapukan fisika. Adapun makhluk hidup yang menyebabkan pelapukan, misalnya pepohonan dan lumut. Pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup ini disebut pelapukan biologi. (a) Pelapukan fisika yaitu Pelapukan yang disebabkan oleh
29
berbagai faktor alam. Faktor alam itu antara lain: angin, air, perubahan suhu, dan gelombang laut. (b) Pelapukan biologi Pelapukan secara biologi dapat disebabkan oleh tumbuhan atau lumut yang menempel di permukaan batuan. Tumbuhan merambat dan lumut menempel di permukaan batuan. Tumbuhan merambat akan menimbulkan lubang-lubang pada batuan tempat akarnya melekat. Lubang-lubang ini lama-kelamaan bertambah besar dan banyak. Akhirnya, batuan tersebut akan hancur. Gambar 2.1 Contoh Batuan Yang Mengalami Pelapukan
3.
Susunan Tanah beserta jenis-jenisnya Menurut susunannya, lapisan tanah terdiri atas lapisan tanah atas,
lapisan tanah bawah, dan bahan induk tanah. Tanah lapisan paling atas umumnya sangat subur. Hal ini karena lapisan tanah atas bercampur dengan humus. Tanah yang kaya dengan humus berwarna lebih hitam dibandingkan jenis tanah yang lain. Sementara itu, tanah lapisan bawah kurang subur dan mempunyai warna lebih terang.Tanah lapisan bawah mengandung sedikit humus. Tanah dapat dibedakan atas beberpa jenis yaitu tanah berhumus, tanah berpasir, tanah liat dan tanah berkapur. (a) Tanah humus; Tanah ini
30
mengandung banyak humus dan berwarna gelap. Tanah berhumus merupakan tanah yang paling subur. (b) Tanah berpasir; Tanah berpasir mudah dilalui air dan mengandung sedikit bahan organik. Pada umumnya, tanah berpasir tidak begitu subur. Namun, ada tanah berpasir yang subur, misalnya tanah berpasir di sekitar gunung berapi. Hal ini karena adanya abu vulkanik yang mengandung banyak unsur hara. (c) Tanah liat; Tanah liat sangat sulit dilalui air. Tanah ini sangat lengket dan mudah dibentuk ketika basah. Oleh karena itu, tanah liat sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan batu bata dan gerabah. (d) Tanah kapur; Tanah ini mengandung bebatuan. Tanah jenis ini sangat mudah dilalui air dan mengandung sedikit sekali humus. Oleh karena itu, tanah berkapur tidak begitu subur.
F. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar IPA telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Diantaranya Supriyono (2008) melakukan penelitian tentang pendekatan lingkungan dalam pembelajaran proses pembentukan tanah pada mata pelajaran IPA di SD. Penelitian sejenis tentang penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar juga pernah di teliti oleh Sumiati,N. (2008). Hasil penelitian menunujukan bahwa pengajaran menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar ternyata lebih efektif, dan juga dari penelitian tersebut menunjukan bahwa lingkungan bisa dijadikan sebagai sumber belajar, sarana belajar dan sasaran belajar.
31
Dari keseluruhan penelitian yang telah dilaksanakan menunjukan bahwa penggunaan lingkungan sebagai model pendekatan dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Melihat hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti berusaha melakukan penelitian di sekolah dasar pada konsep “ proses pembentukan tanah.