BAB II MEDIA GAMBAR DALAM PEMBALAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR
A. MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN 1.
PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.1 Dalam bahasa arab, media adalah wasaail ( ) وسائل atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely dikutip Arsyad mengatakan, media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atu kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap.2 Robert Hancik dkk dikutip Sanjaya mendefinisikan media adalah sesuatu yang membawa informasi atau sumber (source) dan penerima (reciever) informasi. Sanjaya mengartikan media sebagai perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya video, televisi, komputer dan lain sebagainya.3 Pengertian media secara luas dapat diartikan manusia, benda atau peristiwa yang membuat kondisi siswa memungkinkan memperoleh 1
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002) hlm. 136. 2 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010) hlm. 3. 3 Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012) hlm. 57.
24
25
pengetahuan ketrampilan atau sikap.4 Assosiation for Education and Communication Technology (AECT) dikutip Asnawir dan Usman mendifinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan National Edication Association (NEA) mendifinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.5 Asnawir dan Usman menyimpulkan bahwa pengertian media merupakan suatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemampuan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat menigkatkan performa mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.6 Rossie dan Breidle dikutip Sanjaya mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Gagne yang juga dikutip Sanjaya menyatakan bahwa media
4
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2002) hlm. 127. 5 Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Press, 2002) hlm. 11. 6 Ibid, hlm. 11
26
pembelajaran adalah pelbagai komponen yang ada di lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.7 Heinich dan kawan-kawan dikutip Arsyad mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.8 Hanafiah dan Suhana memandang media pembelajaran sebagai segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar cepat, tepat, mudah, benar dan tidak terjadinya verbalisme. Media pembelajaran merupakan alat bantu pendengaran dan penglihatan (Audio Visual Aid) bagi peserta didik dalam rangka memperoleh pengalaman belajar secara signifikan.9 2.
FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN a. Fungsi Media Pembelajaran Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada 7
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012) hlm. 58-60. 8 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010) hlm. 4. 9 Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012) hlm. 59-60.
27
anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakkan bahan dapat dikonkritkan dangan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media.10 Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dengan kegiatan belajar mengajar
yakni berupa sarana
yang dapat
memberikan pengalaman visual dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, kongkret, serta mudah dipahami. Dengan demikian, media dapat berfungsi mempertinggi daya serap dan atensi anak terhadap materi pembelajaran.11 Media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton dikutip oleh Arsyad dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media digunakan untuk perorangan, kelompok atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi.12 Levie dan Lentz dikutip Kustandi
10
dan
Sutjipto
mengemukakan
empat
fungsi
media
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002) hlm. 130. 11 Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Press, 2002) hlm. 20-21. 12 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010) hlm. 19.
28
pembelajaran khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi kognitif (d) fungsi kompensatoris.13 Sedangkan menurut Sanjaya, media pembelajaran memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: 1) Fungsi komunikatif. 2) Fungsi motivasi. 3) Fungsi kebermaknaan. 4) Fungsi penyamaan persepsi. 5) Fungsi individualitas.14 b. Manfaat Media Pembelajaran Sudjana dan Rivai mengemukakan manfaat media pengajaran dalam proses belajar mengajar siswa yaitu: 1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik. 3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehungga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga apabila guru mrngajar untuk setiap jam pelajaran.
13
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013) hlm. 19. 14 Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012) hlm. 73-74.
29
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.15 Secara khusus media pembelajaran memiliki manfaat sebagai berikut: 1) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu. 2) Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu. 3) Menambah gairah dan motivasi belajar.16 3.
KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN Kemp dan Dayton dikutip oleh Arsyad mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, yaitu (1) media cetakan, (2) media pajang, (3) overhead transparancies, (4) rekaman audiotape, (5) seri slide dan filmstrips, (6) penyajian multi-image, (7) rekaman video dan film hidup, dan (8) komputer.17 Sedangkan Rudi Bertz dikutip oleh Asnawir dan Usman mengklasifikasikan ciri utama media pada tiga unsur pokok, yaitu suara, visual dan gerak. Bentuk visual itu sendiri dibedakan lagi menjadi tiga bentuk, yaitu gambar visual, garis (linegraphic) dan simbol. Disamping itu, dia juga membedakan media siar (transmision) dan media rekam (recording), sehingga terdapat delapan klasifikasi media, yaitu: (1) media audio visual gerak, (2) media audio visual diam, (3) media audio
15
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2010) hlm. 2. 16 Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012) hlm. 70-72. 17 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010) hlm. 37.
30
semi gerak, (4) media visual gerak, (5) media visual diam, (6) media visual semi gerak, (7) media audio, dan (8) media cetak.18 Media juga dapat digolongkan kepada 8 kategori, yaitu: a.
Real things, dapat berupa manusia (guru) itu sendiri benda sesungguhnya dan peristiwa yang terjadi. Pengajar adalah media utama dalam proses belajar mengajar dan merupakan motivator atau fasilitas bagi siswa untuk mengoptimalkan kegiatan belajar.
b.
Verbal representation: berupa media tulis/cetak, buku teks dan sebagainya.
c.
Graphic representation: berupa chart, diagram, gambar atau lukisan.
d.
Still picture: seperti foto slide, filmstrips, OHP dan media visual lainnya.
e.
Motion picture: seperti film, televisi, video, tape dan lainnya.
f.
Audio (recording): seperti pita kaset, real tape, piringan hitam, sound track dan sebagainya.
g.
Simulation: berupa permainan yang menirukan kejadian yang sebenarnya.
Sebagai
contoh:
simulasi
perang-perangan,
mengemudikan pesawat dan sebagainya. 19 Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut pandang mana melihatnya. a.
18
Dilihat dari segi sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Press, 2002) hlm. 20-21. 19 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2002) hlm. 127-128.
31
1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti tape recorder, kaset, piringan hitam dan rekaman suara. 2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak ada suara. Beberapa hal yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya. 3) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara dan lain sebagainya. b.
Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat dibagi ke dalam: 1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi. 2) Media yang memiliki daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film, video dan lain sebagainya.
c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam: 1) Media yang diproyeksikan, seperti, film slide, film stripe, transparansi dan lain sebagainya
32
2) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio dan lain sebagainya dan berbagai bentuk media grafis lainnya.20 d.
Dilihat dari bahan pembuatannya,21 media dapat dibagi ke dalam: 1) Media sederhana, media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah dan penggunaannya tidak sulit. 2) Media kompleks, media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya dan penggunaannya memerlukan ketrampilan yang memadai. Menurut Sudjana dan Rivai, ada beberapa jenis media yang biasa
digunakan dalam proses pengajaran. Pertama, media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain. Media grafis sering disebut juga media dua dimensi, yakni media yang memiliki ukuran panjang dan lebar. Kedua, media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama dan lain-lain. Ketiga, media proyeksi seperti slide, filmstrips, film, penggunaan OHP dan lain-lain. Keempat, penggunaan lingkungan sebagai media ajaran.22
20
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012) hlm. 118-119. 21 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002) hlm. 136. 22 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2010) hlm. 3-4.
33
Berdasrkan
perkembangannya,
media
pembelajaran
dapat
dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu (1) media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audio visual, (3) media hasil teknologi yang bedasarkan komputer, (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.23 Permasalahan yang dihadapi guru/calon guru adalah bagaimana memilih media yang tepat dan sesuai dengan tujuan pengajaran yang ditetapkan? Jawabannya tergantung kepada: (1) kesesuain media tersebut dengan tujuan pegajaran yang dirumuskan, (2) kesesuaian tingkat kemampuan siswa, (3) tersedianya sumber belajar sebagai sarana pendukung keberhasilan belajar mengajar, (4) tersedianya dana/biaya yang memadai, (5) kesesuaian dengan teknik yang dipakai.24 4.
PRINSIP PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN MEDIA Menurut Suryani dan Agung S. Prinsip-prinsip pemilihan media adalah: a. Memilih media harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran dan bahan pengajaran yang akan disampaikan. b. Memilih media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. c. Memilih media harus disesuaikan dengan kemampuan guru baik dalam pengadaanya dan penggunaanya.
23
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013) hlm. 34. 24 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2002) hlm. 127-128.
34
d. Memilih media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau pada waktu yang tepat. e. Memilih media harus memahami karakteristik media itu sendiri.25 Sudirman N. dikutip Djamarah dan Zain mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media pengajaran yang dibaginya ke dalam tiga kategori,26 sebagai berikut: a. Tujuan pemilihan. b. Karakteristik media pengajaran. c. Alternatif pilihan. 5.
MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN Media gambar adalah alat yang dapat menstimulasi indera mata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses pendidikan.27 Gambar atau foto adalah media pembelajaran yang sering digunakan. Media ini merupakan bahasa yang umum, dapat dimengerti dan dinikmati oleh semua orang dimana-mana. Gambar atau menyampaikan
pesan
melalui
gambar
foto berfungsi
yang
menyangkut
untuk indera
penglihatan. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami dengan benar agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain itu, media grafis mempunyai tujuan untuk menarik prhatian, memperjelas
25
Nunuk Suryani dan Leo Agung S. Stategi Belajar Mengajar (Yogyakarta: Ombak, 2012) hlm. 138-139. 26 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002) hlm. 136. 27 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010) hlm. 37.
35
materi, mengilustrasikan fakta atau informasi yang mungkin akan cepat jika diilustrasikan dengan gambar.28 Gambar fotografi termasuk kepada gambar tetap atau still picture yang terdiri dari dua kelompok, yaitu: pertama, flat opaque picture atau gambar datar tidak tembus pandang, misalnya gambar fotografi, gambar dan lukisan tercetak. Kedua adalah transparant picture atau gambar tembus pandang, misalnya film slides, filmstrips dan transparancies.29 Foto merupakan media reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi. Foto ini merupakan alat visual yang efektif karena dapat divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit dan realistis. Foto ini dapat mengatasi ruang dan waktu. Sesuatu yang terjadi di tempat yang lain dapat dilihat oleh orang yang berada jauh dari tempat kejadian dalam bentuk foto setelah kejadian itu berlalu.30 Gambar yang baik bukan hanya dapat menyampaikan pesan saja tetapi dapat digunakan untuk melatih ketrampilan berfikir serta dapat mengembangkan imajinasi siswa. Misalkan diberikan kepada siswa sebuah gambar, kemudian mereka disuruh menceritakan kejadian yang nampak pada gambar sesuai dengan persepsinya.31 Ada beberapa jenis media gambar atau foto, antara lain:
28
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013) hlm. 41. 29 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2010) hlm. 71. 30 Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Press, 2002) hlm. 47. 31 Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012) hlm. 166.
36
a. Foto dokumentasi, yaitu gambar yang mempunyai nilai sejarah bagi individu maupun masyarakat. b. Foto aktual, yaitu gambar yang menjelaskan sesuatu kejadian yang meliputi berbagai aspek kehidupan, misalnya, gempa, topan dan sebagainya. c. Foto
pemandangan,
yaitu
gambar
yang
melukiskan
suatu
yaitu
gambar
yang
digunakan
untuk
daerah/lokasi. d. Foto
iklan/reklame,
mempengaruhi orang lain atau masyarakat konsumen. e. Foto simbolis, yaitu gambar yang menggunakan bentuk simbol atau tanda yang mengungkapkan message (pesan) tertentu dan dapat mengungkapkan kehidupan manusia yang mendalam serta gagasan atau ide-ide anak didik.32 Agar
gambar
dan
foto
dapat
berfungsi
sebagai
media
pembelajaran, maka dalam pengembangannya ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, diantaranya: a. Gambar dan foto sebagai media pembelajaran sebaiknya disusun atau dibuat tidak hanya memperhatikan unsur seni, akan tetapi yang lebih penting adalah kesesuaian dengan tujuan yang hendak dicapai. b. Gambar atau foto harus menunjukkan bagian-bagian yang dianggap penting.
32
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Press, 2002) hlm. 47.
37
c. Gambar yang dibuat harus menggambarkan benda aslinya jangan ditambah atau dikurangi, walaupun dipandang dari sudut seni dianggap kurang artistik. d. Gambar yang dibuat hendaklah gambar yang hidup, yaitu gambar yang sedang menunjukkan aktivitas. e. Hendaklah gambar dibuat dengan sederhana, jangan terlalu kompleks, sehingga membingungkan siswa.33 Media gambar/foto memiliki beberapa kelebihan antara lain: a. Lebih konkrit dan realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika dibanding dengan bahasa verbal. b. Dapat mengatasi ruang dan waktu. c. Dapat mengatasi keterbatasan mata. d. Memperjelas masalah dalam bidang apa saja, dan dapat digunakan untuk semua orang tidak memandang umur. e. Mudah didapat dan murah biayanya. f. Mudah digunakan baik untuk perorangan maupun untuk kelompok.34 Disamping kelebihan di atas, foto dan gambar juga memiliki keterbatasan sebagai berikut: a. Foto dan gambar merupakan media visual yang hanya mengandalkan indera penglihatan, oleh sebab itu media ini tidak dapat memberikan informasi yang mendalam tentang sesuatu hal, serta hanya digunakan
33
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012) hlm. 167-168. 34 Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Press, 2002) hlm. 47.
38
oleh orang-orang yang memiliki indera penglihatan yang normal dan sehat. b. Tidak seluruh bahan pelajaran dapat disajikan dengan media ini. Bahan pelajaran mengenai proses yang mengandung gerakan-gerakan tertentu kurang efektif disajikan melalui gambar dan foto.35 B. MOTIVASI BELAJAR 1.
PENGERTIAN MOTIVASI BELAJAR Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti menggerakkan. Beberapa pendapat tentang pengertian motivasi yang dikutip oleh Siregar dan Nara antara lain, Wold Kowski menjelaskan motivasi sebagai kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberikan arah serta ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Sedangkan Imron menjelaskan bahwa motivasi berasal dari bahasa inggris “motivation” yang berarti dorongan peralasan dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate yang berati mendorong, menyebabkan dan merangsang. Motive sendiri berati alasan, sebab dan daya penggerak. Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan.36 Menurut Wade dan Tavris, motivasi ialah suatu proses dalam diri manusia atau hewan yang menyebabkan organisme tersebut bergerak
35
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012) hlm. 167. 36 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011) hlm. 49.
39
menuju tujuan yang dimiliki, atau bergerak menjauh dari situasi yang tidak menyenangkan.37 Menurut King, motivasi (motivation) adalah kekuatan yang menggerakkan seseorang untuk berperilaku, berpikir dan merasa seperti yang mereka lakukan.38 Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono, motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.39 Basyiruddin menyebutkan bahwa dorongan yang timbul dalam diri seseorang disebut motivasi.40 Motivasi belajar sangat dibutuhkan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Motivasi belajar siswa adalah dorongan atau kekuatan yang mendorong diri untuk berbuat sesuatu, menetukan arah perbuatan peserta didik untuk belajar.41 Menurut Hanafiah dan Suhana, motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force) atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.42 2.
MACAM-MACAM MOTIVASI
37
Carole Wade dan Carol Tavris, Psikologi, Edisi ke-9. Alih bahasa Padang Mursalin dan Dinastuti (Jakarta: Erlangga, 2007) hlm. 144. 38 Laura A. King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif. Alih bahasa Brian Marswendy (Jakarta: Salemba Empat) hlm. 64. 39 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999) hlm. 80. 40 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2002) hlm. 11. 41 Abdul Khobir, Filsafat Pendidikan Islam (Pekalongan: STAIN Press, 2007) hlm. 101. 42 Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012) hlm. 26.
40
Motivasi itu sendiri dapat dibedakan atas dua macam yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.43 Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari diri seseorang itu sendiri tanpa dirangsang dari luar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang karena adanya perangsang dari luar.44 Sebagai contoh, murid yang termotivasi secara ekstrinsik belajar keras untuk menghadapi satu tes karena mereka yakin belajar akan membuahkan skor tes yang tinggi atau pujian dari guru. Murid yang termotivasi secara intrinsik, belajar karena ingin memhami isi pelajaran dan memandang pembelajaran itu bernilai pada dirinya sendiri.45 Menurut Hanafiah dan Suhana, motivasi dibagi menjadi dua, yaitu: a. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang datangnya secara alamiah atau murni dari peserta didik itu sendiri sebagai wujud adanya kesadaran diri (self awarness) dari lubuk hati yang paling dalam. b. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang datangnya disebabkan dari faktor-faktor dari luar peserta didik, seperti adanya nasihat dari gurunya, hadiah (reward), kompetisi sehat antar peserta didik, hukuman (punishment) dan sebagainya.46 Motivasi intrinsik (intrinsik motivation) didasarkan pada faktorfaktor internal, seperti kebutuhan organismik (otonomi, kompetensi dan
43
Hendra Surya, Kiat Mengatasi Perilaku Menyimpang Anak (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2004) hlm. 82. 44 Abdurrahman Saleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam (Jakarta: Kencana, 2006) hlm. 139-140. 45 Paul Egen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran, Mengajarkan Konten dan Ketrampilan Berpikir Edisi 6 (Jakarta: PT. Indeks, 2012) hlm. 67. 46 Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012) hlm. 26-27.
41
keterhubungan) seperti juga rasa ingin tahu, tantangan dan usaha. Motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation) melibatkan insentif eksternal seperti penguatan dan hukuman.47 3.
FUNGSI MOTIVASI DALAM BELAJAR Hanafiah dan Suhana mengemukakan beberapa fungsi dari motivasi, yaitu: a. Motivasi merupakan alat pendorong terjadinya perilaku belajar peserta didik. b. Motivasi merupakan alat untuk mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. c. Motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. d. Motivasi merupakan alat untuk membangun sistem pembelajaran lebih bermakna.48
4.
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR Menurut Djamarah dan Zain dalam usaha untuk membangkitkan gairah belajar anak didik, ada enam hal yang dapat dikerjakan oleh guru, yaitu: a. Memberikan dorongan kepada anak didik untuk belajar. b. Menjelaskan secara konkrit kepada anak didik apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran.
47
Laura A. King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif. Alih bahasa Brian Marswendy (Jakarta: Salemba Empat) hlm. 90. 48 Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012) hlm. 26.
42
c. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai anak didik sehingga merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik dikemudian hari. d. Membentuk kebiasaan yang baik. e. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok. f. Menggunakan metode yang bervariasi.49 Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan guna mempertahankan minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan. Bentuk-bentuk motivasi yang dimaksud yaitu: (1) memberi angka, (2) hadiah, (3) pujian, (4) gerakan tubuh, (5) memberi tugas, (6) memberi ulangan, (7) mengetahui hasil dan (8) hukuman.50 Berikut ini merupakan beberapa cara untuk membangkitkan motivasi belajar, antara lain: a. Peserta didik memperoleh pemahaman (comprehension) yang jelas mengenai proses pembelajaran. b. Peserta didik memperoleh kesdaran diri (self conscious) terhadap pembelajaran. c. Menyesuaikan tujuan pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik secara link and match. d. Memberi sentuhan lembut (soft touch). e. Memberikan hadiah (reward). 49
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002) hlm. 167. 50 Ibid, hlm. 168-176.
43
f. Memberikan pujian dan penghormatan. g. Peserta didik mengetahui prestasi belajarnya. h. Adanya iklim belajar yang kompetitif secara sehat. i. Belajar menggunakan multi media. j. Belajar menggunakan multi metode. k. Guru yang kompeten dan humoris. l. Suasana lingkungan yang sehat.51 Menurut Dimyati dan Mudjiono, ada 4 hal yang harus diperhatikan dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu: a. Optimalisasi penerapan prinsip belajar. b. Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran. c. Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa. d. Pengembangan cita-cita siswa.52 5.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar ada dalam jaringan rekayasa pedagogis guru. Dengan tindakan pembuatan persiapan mengajar, pelaksanaan belajar mengajar, maka guru menguatkan motivasi belajar siswa. Sebaliknya, dilihat dari segi emansipasi kemandirian siswa, motivasi belajar semakin meningkat pada tercapainya hasil belajar. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan siswa yang mengalami
51
Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012) hlm. 28. 52 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999) hlm. 80.
44
perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis.53 Ada beberapa unsur yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, antara lain: a. Cita-cita atau aspirasi siswa. b. Kemampuan siswa. c. Kondisi siswa. d. Kondisi lingkungan siswa. e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.54 Pada umumnya, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan motivasi siswa untuk belajar di dalam kelas rendah, antara lain, (1) proses belajar mengajar monoton atau tidak dapat dimengerti siswa; (2) guru tidak siap dengan materi dan kemampuan didaktik; (3) kesehatan guru atau siswa terganggu; (4) suasana kelas ramai atau tidak terkendali; (5) siswa merasa tak dihargai; dan (6) kelas atau pembelajaran menegangkan.55
53
hlm. 97.
54
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999)
Ibid, hlm. 80. Ahmad Izzan, M. Dzanuryadi dan Usin S. Artyasa, Membangun Guru Berkarakter (Bandung: Humaniora, 2012),hlm. 53. 55