BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pendidikan Pendidikan Menurut UU Sisdiknas adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 (2005:2-9) berisi tentang pendidikan yakni diantaranya antara lain: 1.
Pada Bab I berisikan ketentuan umum pendidikan nasional. Pasal 1 ayat (1) pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengembangan diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
2.
Bab II berisikan dasar, fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional. Bab III berisi Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan.
3.
Bab IV berisikan Hak dan Kewajiban Warga Negara, Orang Tua, Masyarakat dan Pemerintah. Pada pasal 7 ayat (1) orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan
9
pendidikan anaknya. Ayat (2) orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar anaknya. 4.
Bab V Peserta Didik. Pasal 12 ayat (1) hak peserta didik antaranya adalah mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama; mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya; mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya; mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya; pindah keprogram pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara; menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan. Ayat (2) Kewajiban Peserta Didik, menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan; ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Maka yang dimaksud pendidikan pada penelitian ini adalah usaha sadar
dalam mewujudkan kegiatan belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara.
2.2 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Tahun ajaran 2011/2012 saat ini mengunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut Mulyasa (2010:12) KTSP adalah kurikulum
10
operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan
yang
sudah
siap
dan
mampu
mengembangkannya
dengan
memperhatikan UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 antarannya adalah sebagi berikut: 1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik. 3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kopetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada pendidikan dasar adalah untuk meletakan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Maka untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut siswa harus mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
2.2.1 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Menurut PERMENDIKNAS No.20 Th 2007 tentang standart penilaian pendidikan, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran, selain ilmu pengetahuan dan
11
teknologi
merupakan
nilai
batas
ambang
kompetensi
(http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/Permen20-2007StandarPenilaian.pdf). Maka dalam penelitian ini siswa minimal harus lulus KKM apabila ingin mendapatkan prestasi yang tinggi. Karena KKM merupakan skala pengukuran sebagai pengukuran ketuntasan mata pelajaran.
2.3 Belajar Slameto (2003:2-4) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Maka ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam belajar adalah: a. Perubahan terjadi secara sadar, ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan dirinya. Misalnya menyadari bahwa pengetahuannya
bertambah,
kecapakapnnya
bertambah,
kebiasaannya
bertambah. b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, sebagai hasil belajar perubahan
yang
terjadi
dalam
diri
seseorang
berlangsung
secara
berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan dan proses belajar berikutnya. c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, dalam belajar perubahanperubahan akan senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan yang bersifat aktif artinya adalah
12
perubahan itu tidak terjadi secara sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, ini berarti tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, ini berarti perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang ingin dicapai. f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, jika seseorang belajar sesuatu sebagai hasilnya akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, ketrampilan, pengetahuan, dan sebagainya. Menurut teori bahavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon, atau belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi stimulis dan respon (C. Asri Budininggsih, 2005:20). Maka pengertian belajar pada penelitian adalah suatu proses untuk mencapai perubahan tingkah laku yang bermanfaat bagi individu. Maksud dari perubahan tingkah laku bukan perubahan suatu sikap, namun perubahan pengetahuan yang didapatkan pada kegiatan belajar.
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Melalui proses belajar yang baik akan mendapatkan hasil yang maksimal, sehingga prestasi yang didapatkan akan lebih tinggi. Menurut Slameto (2003:5470) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi
13
2 golongan, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. 2.4.1 Faktor Intern Faktor intern membahas tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis, faktor kelelahan. 1. Faktor Jasmaniah Faktor jasmaniah adalah faktor yang berhubungan dengan fisik atau tubuh individu. Dalam faktor ini terdiri dari dua macam: a.
Faktor kesehatan, proses belajar akan terganggu jika kesehatan seseorang tidak baik. Karena menyebabkan kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk jika badannya lemah, kurang darah atau gangguan-gangguan lainnya. Agar seseorang ingin dapat belajarnya dengan baik dan mendapatkan prestasi belajar yang tinggi maka harus sehat.
b.
Cacat
tubuh,
merupakan
sesuatu
yang
menyebabkan
kurang
sempurnanya tubuh yang dimiki individu. Siswa yang cacat, belajarnya jelas akan terganggu, maka hendaknya ia belajar dilembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat mengurangi pengaruh kecacatannya karena hal ini dapat berpengaruh pula terhadap belajarnya. 2. Faktor Psikologis Faktor psikologis merupakan faktor yang berada pada diri individu yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan atau sikologi individu sehingga dapat mempengaruhi proses belajar sehingga dan prestasi belajar siswa. faktor-
14
faktor yang dapat psikologis yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. 3. Faktor kelelahan, terdapat dua macam yakni kelelahan jasmani dan rohani. kelelahan jasmani terlihat lemahnya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Maka hal ini sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan faktor intern yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Diantaranya adalah faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan. 2.4.2 Faktor Ekstern Faktor ekstern merupakan faktor yang berada pada luar diri individu yang dapat mempengaruhi belajar dan prestasi belajar. Dapat dikelompokan menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. 1. Faktor Keluarga Faktor keluarga yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat berupa: a. Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya. Menurut Drs. Sutjipto Wirowidjojo menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Mendidik anak dengan cara memanjakannya atau memperlakukan terlalu keras, memaksa dan mengejar-ngejar anaknya untuk belajar adalah cara mendidik yang salah. Anak yang mengalami kesukaran dalam belajar dapat ditolong dengan
15
memberikan bimbingan belajar yang sebaik-baiknya. Tentu saja keterlibatan orang tua akan sangat mempengaruhi keberhasilan bimbingan tersebut. b. Relasi antar anggota keluarga Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya, selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain turut mempengaruhi belajar anak. Demi kelancaran belajar dan keberhasilan anak perlu diusahakan relasi yang baik dalam keluarga. c. Suasana rumah Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor penting yang tidak termasuk faktor disengaja. Suasana rumah gaduh tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Maka diperlukan suasana rumah yang tenang dan nyaman. d. Keadaan ekonomi keluarga Keadaan ekonomi keluarga erat hubunganya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makanan, perlindungan kesehatan dan lain-lain. Anak membutuhkan fasilitas belajar seperti meja, kursi, penerangan alat tulis-menulis, buku-buku dan lain-lain. e. Pengertian orang tua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Bila anaknya sedang belajar jangan diganggu dengan tugas di rumah. Kadang-kadang anak lemah semangat, orang tua wajib memberikan pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah.
16
f. Latar Belakang Kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan didalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik agar mendorong semangat anak untuk belajar. 2. Faktor Sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar siswa mencakup : a. Metode Mengajar Metode mengajar adalah suatu cara
yang harus dilalui dalam mengajar.
Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. b. Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa, kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. c. Relasi Guru dengan Siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Di dalam relasi yang baik, siswa akan menyukai gurunya juga menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. d. Relasi Siswa dengan Siswa Menciptakan relasi yang baik antar siswa perlu agar dapat memberikan pengaruh positif terhadap belajar siswa.
17
e. Disiplin Sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajarnya. Agar siswa belajar lebih maju maka harus disiplin di sekolah, di rumah dan di perpustakaan. f. Alat Pelajaran Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa. Karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Mengusahakan alat pelajaran yang baik maka siswa akan dapat belajar dengan baik. g. Waktu Sekolah Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah dapat pagi, siang, sore/malam hari. h. Standar Pelajaran diatas Ukuran Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran diatas ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut kepada guru. i. Keadaan Gedung Siswa dapat belajar dengan baik apabila kelas yang disediakan dapat memadai bagi setiap siswa. j. Metode Belajar Cara belajar dan penggunaan waktu belajar siswa harus efektif karena sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.
18
k. Tugas Rumah Waktu belajar adalah disekolah, waktu dirumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan dirumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain. 3.
Faktor Masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap
belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaanya siswa dalam masyarakat. Faktor masyarakat diantaranya kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan masyarakat yang mempengaruhi belajar siswa.
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi belajar Menurut Purwanto dalam (Anton Irawan, 2011:14) faktor-faktor yang mempenguri prestasi belajar dibedakan menjadi dua golongan: a. Faktor individual yaitu faktor yang ada dalam diri organisme itu sendiri. b. Faktor sosial yaitu faktor yang ada diliuar individu, yang termasuk faktor sosial antara lain: keluarga, buruh, dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan, kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial. Maka yang dimaksud faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dalam penelitain ini adalah faktor intern yakni faktor yang ada di dalam diri inividu dan faktor sosial yakni faktor yang berada pada pada luar diri seseorang, misalnya adalah keluarga, sekolah dan masyarakat.
19
2.6 Pengaruh Dukungan Akademik Orang Tua dan Jarak Tempat Tinggal Terhadap Prestasi Belajar Siswa 2.6.1 Orang Tua Menurut Stainbeck dan Susan (Olivia Friskilia Saukotta, 2010:15) ada beberapa bentuk peran orang tua dalam membantu anak belajar untuk mencapai prestasi yakni peran sebagai fasilitator, pembimbing, dan motivator. 1.
Peran orang tua sebagai fasilitator adalah orang tua menyediakan diri untuk untuk terlibat dalam membantu belajar anak di rumah, mengembangkan ketrampilan belajar yang baik, memajukan pendidikan dalam keluarga dan menyediakan sarana alat belajar yang cukup, buku-buku pelajaran dan alatalat belajar yang baik.
2.
Peran orang tua sebagai pembimbing/pengajar, orang tua akan memberikan pertolongan kepada anak dengan siap membantu belajar melalui pemberian penjelasan pada bagian yang sulit dimengerti anak, membantu anak mengatur waktu belajar dan mengatasi masalah belajar dan tingkah laku anak yang kurang baik.
3.
Peran orang tua sebagai motivator, orang tua memotivasi anak dengan cara meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas rumah, mempersiapkan anak untuk menghadapi ulangan, mengendalikan stress yang berkaitan dengan sekolah, mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan sekolah dan memberi penghargaan anak dengan cara memberikan hadiah atau pujian. Sedangkan menurut Sisdiknas pada pasal 7 ayat 1 Orang tua berhak
berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi
20
tentang perkembangan pendidikan anaknya. Ayat 2 orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya. Orang tua pada penelitian ini adalah faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, baik fisik maupun psikis. Terutama pada pendidikan, karena orang tua adalah tempat pertama anak memperoleh pendidikan. Peran orang tua sebagai fasilitator, pembimbing dan motivator sangat menentukan keberhasilan anak. 2.6.2 Dukungan Akademik Orang tua Dukungan akademik adalah suatu dorongan yang diberikan dalam hal pendidikan. Menurut Chaplin (2001:495) mendefinisikan dukungan sebagai suatu pengadaan sesuatu hal untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Jadi dalam hal ini dukungan akademik pemenuhan sumber-sumber belajar, pendampingan siswa jika mengalami kesulitan dalam membuat tugas-tugas sekolah dan komunikasi yang baik sehubungan dengan hal-hal yang terjadi di sekolah. Menurut Chen dalam
(Maria Ansila Rahmawati, 2009:
32-34)
mendefinisikan dukungan akademik dari orang tua sebagai persepsi siswa terhadap tingkat dukungan dalam hal akademik yang diberikan orang tua. Aspek-aspek dukungan akademik orang tua adalah: a.
Interpersonal: hubungan dan komunikasi antar anak dan orang tua.
b.
Cognitif: interpretasi harapan orang tua pada anak sehubungan dengan masalah akademik.
c.
Emotional: orang tua memberikan dukungan dan dorongan dalam hal belajar dan akademik.
21
d.
Behavioral: orang tua melakukan kontrol terhadap perilaku anak dan memonitoring apa yang dilakukan anak.
e.
Instrumental: mendampingi secara langsung pekerjaan sekolah, berdiskusi dengan anak tentang hal-hal
yang berhubungan dengan sekolah,
menyediakan bahan-bahan/sumber-sumber belajar (buku, alat tulis, dsb). 2.6.3 Tempat Tinggal Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud jarak adalah ruang sela
(panjang
atau
jauh)
antara
dua
benda
atau
tempat,
dalam
(http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?keyword=jarak&varbidang=all&vardiale k=all&varragam=all&varkelas=all&submit=tabel). Berdasarkan definisi tersebut berarti jauh dekatnya ruang sela yang harus ditempuh oleh siswa. Tempat tinggal adalah keberadaan siswa bernaung atau tinggal di sebuah rumah. Tempat tinggal yang dimaksud adalah tempat tinggal bersama orang tua, endekost, atau menumpang pada rumah orang lain. Jadi tempat tinggal yang dimaksud dalam penelitian ini berarti rumah yang ditempati siswa sehari-hari. 2.6.4 Prestasi Belajar Menurut Olivia Friskilia Saukotta (2010:47) prestasi belajar adalah penguasaan ilmu pengetahuan atau ilmu ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang biasanya ditunjukan dengan nilai tes (ujian) atau angka nilai yang diberikan guru. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah suatu hasil yang diperoleh melalui proses belajar, biasanya dalam bentuk angka. Adapun prestasi belajar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah nilai hasil tes semester gasal mata pelajaran IPS kelas VII SMP 8 Salatiga.
22
2.6.5 Pengaruh Dukungan Akademik Orang Tua terhadap prestasi belajar Siswa Menurut Schneir & Lee; Siu; Yao dalam (Maria Ansila Rahmawati, 2009:40) yang menyatakan bahwa: Siswa yang memiliki dukungan akademik dari orang tua akan memiliki level yang lebih tinggi dalam belajar. Karena mereka akan bertingkah laku lebih baik dan termotivasi dalam belajar, lebih banyak meluangkan waktunya untuk pekerjaan sekolah dan dukungan orang tua yang berkualitas akan mampu mempengaruhi prestasi belajar anak. Maka yang dimaksud pengaruh dukungan akademik orang tua terhadap prestasi belajar siswa adalah berbagai dukungan yang diberikan orang tua baik materiil maupun inmateriil sebagai bentuk untuk mendukung belajar siswa agar dapat berprestasi. 2.6.6 Pengaruh Jarak Tempat Tinggal Terhadap Prestasi Belajar Siswa Lokasi dapat didefinisikan sebagai “tempat, kedudukan secara fisik yang mempunyai fungsi strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan badan usaha” (Sriyadi, 1991:60). Maka yang dimaksud jarak tempat tinggal siswa adalah jarak yang ditempuh siswa dari tempat tinggalnya sampai dengan sekolah. Siswa yang jarak tempat tinggal atau rumahnya jauh dari sekolah, maka sesampainya di sekolah akan merasa lelah sehingga kurang termotivasi dalam belajar hal ini juga mempengaruhi prestasi belajar mereka.
2.7 Tinjauan Tentang Mata Pelajaran IPS di SMP Pada masa kini ilmu pendidikan sosial berkembang secara pesat menjadi cabang-cabang antaranya adalah ekonomi, sosiologi, georafi. Namun yang masih
23
diterapkan pada SMP adalah IPS terpadu atau gabungan cabang-cabang ilmu tersebut. Pada lembar kerja siswa (LKS) aviva (2011:2) mata pelajaran IPS semester gasal membahas tentang lingkungan hidup manusia, kehidupan sosial manusia dan usaha memenuhi kebutuhan. Lingkungan hidup manusia membahas tentang keragaman bentuk bumi, proses pembentukan, dan dampaknya terhadap kehidupan dan membahas tentang kehidupan masa pra aksara di Indonesia. Kehidupan sosial manusia membahas tentang interaksi proses sosial, sosialisasi sebagai bentuk proses pembentukan kepribadian, bentuk-bentuk interaksi sosial, dan proses interaksi sosial. Sedangkan usaha menusia memenuhi kebutuhan membahas tentag manusia sebagai mahluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam memenuhi kebutuhan, tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Materi yang dijelaskan tersebut merupakan gabungan dari cabang-cabang ilmu pada IPS terpadu yakni ekonomi, sosiologi, dan geografi, maka siswa harus lebih aktif belajar. Karena SMP Negeri 8 menerapkan cabang-cabang ilmu ekonomi, sosiologi dan geografi diajarkan pada mata pelajaran yang terpisah. Namun pada tes semester cabang-cabang ilmu tersebut digabung menjadi satu sehingga perlu belajar lebih maksimal. Pada penelitian ini mata pelajaran IPS terpadu menjadikan mata pelajaran yang lebih membutuhkan proses belajar yang lebih maksimal daripada mata pelajaran lain, karena IPS terpadu merupakan gabungan dari cabang-cabang ilu ekonomi seperti ekonomi, sosiologi dan geografi. Sedangkan siswa SMP kelas VII merupakan masa peralihan siswa sekolah dasar (SD) menuju Sekolah
24
Menengah Pertama (SMP) sehingga dapat dikatakan belum mandiri, maka perlu adanya dukungan akademik orang tua dan siswa yang jarak tempat tinggalnya jauh harus bisa menyiasati kondisi fisik dan mental siswa agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 2.8 Kerangka Dasar Penelitian Dalam kerangka dasar penelitian akan diuraikan variabel-variabel yang digunakan, definisi operasional, skala pengukuran dan model hipotetis. Penelitan terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yang akan dikaji adalah dukungan akademik orang tua diberi notasi (X1), jarak tempat tinggal (X2) dan variabel terikat adalah prestasi belajar siswa diberi notasi (Y). 2.8.1
Definisi Operasional Definisi operasional digunakan untuk menjelaskan variabel yang diteliti
agar dapat diamati. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Dukungan akademik orang tua (X1). Dukungan akademik dari orang tua adalah dukungan yang diberikan orang tua untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya. Pada definisi tersebut dapat dirumuskan indikator sebagai berikut: 1. Interpersonal: hubungan dan komunikasi antar anak dan orang tua. Kedekatan hubungan dan frekuensi komunikasi anak dengan orang tua terutama pada pendidikan anak dapat dikategorikan menjadi 5 yaitu:
25
Sangat setuju
: bila setiap hari selalu berhubungan dan berkomunikasi dengan sangat baik, maka diberi skor 5.
Setuju
: bila setiap hari selalu berhubungan dan berkomunikasi dengan baik, maka diberi skor 4
Biasa saja
: bila tidak setiap hari berhubungan dan berkomunikasi dengan baik, maka diberi skor 3
Tidak setuju
: bila jarang berhubungan dan berkomunikasi dengan baik, maka diberi skor 2
Sangat tidak setuju : bila tidak pernah berhubungan dan berkominikasi dengan baik, maka diberi skor 1. 2. Cognitif: interpretasi harapan orang tua pada anak sehubungan dengan masalah akademik. Besarnya harapan orang tua terhadap anaknya sehubungan dengan masalah pendidikannya, dapat dikategorikan menjadi 5 yaitu: Sangat setuju
: bila orang tua sangat mengharapkan anaknya berprestasi di sekolah, maka diberi skor 5.
Setuju
: bila orang tua mengharapkan anaknya berprestasi di sekolah, maka diberi skor 4.
Biasa Saja
: bila orang tua sedikit mengharapkan anaknya berprestasi di sekolah, maka diberi skor 3.
Tidak Setuju
: bila orang tua kurang mengaharapkan anaknya berprestasi di sekolah, maka diberi skor 2.
26
Sangat tidak setuju : bila orang tua tidak mengaharapkan anaknya berprestasi di sekolah, maka diberi skor 1. 3. Emotional: orang tua memberikan dukungan dan dorongan dalam hal belajar dan akademik. Besarnya dukungan orang tua kepada anaknya dalam hal belajar dan pendidikan anaknya, dapat dikategorikan menjadi 5 yaitu: Sangat setuju
: bila orang tua setiap hari selalu memberikan dukungan dalam hal belajar dan pada pendidikan anaknya, maka diberi skor 5.
Setuju
: bila orang tua tidak setiap hari memberikan dukungan dalam hal belajar dan pada pendidikan anaknya, maka diberi skor 4.
Biasa saja
: bila orang tua kadang-kadang memberikan dukungan dalam hal belajar dan pada pendidikan anaknya, maka diberi skor 3.
Tidak setuju
: bila orang tua kurang memberikan dukungan dalam hal belajar dan pada pendidikan anaknya, maka diberi skor 2.
Sangat tidak setuju : bila orang tua tidak memberikan dukungan dalam hal belajar dan pada pendidikan anaknya, maka diberi skor 1. 4. Behavioral: orang tua melakukan kontrol terhadap perilaku anak dan memonitoring apa yang dilakukan anak. Seringnya kontrol atau
27
perhatian orang tua kepada anaknya, dapat dikategorikan menjadi 5 yaitu: Sangat setuju
: bila orang tua setiap hari selalu mengontrol dan memperhatikan perkembangan pendidikan anaknya, maka diberi skor 5
Setuju
: bila orang tua tidak setiap hari mengotrol dan memperhatikan perkembangan pendidikan anaknya, maka diberi skor 4.
Biasa saja
: bila orang tua kadang-kadang mengotrol dan memperhatikan perkembangan pendidikan anaknya, maka diberi skor 3.
Tidak setuju
: bila orang tua kurang mengotrol dan memperhatikan perkembangan pendidikan anaknya, maka diberi skor 2.
Sangat tidak setuju : bila orang tua tidak pernah mengotrol dan memperhatikan perkembangan pendidikan anaknya, maka diberi skor 1. 5. Instrumental: mendampingi secara langsung pekerjaan sekolah, berdiskusi dengan anak tentang hal-hal yang berhubungan dengan sekolah, menyediakan bahan/sumber belajar anak (buku, alat tulis, dsb). Besarnya intesitas pendampingan orang tua dan pemenuhan kebutuhan bahan belajar anaknya, dapat dikategorikan menjadi 5 yaitu:
28
Sangat setuju
: bila orang tua selalu menanyakan perkembangan pendidikan anaknya dan memenuhi kebutuhan bahan-bahan belajar anaknya, maka diberi skor 5.
Setuju
: bila orang tua tidak selalu menanyakan perkembangan pendidikan anaknya dan memenuhi kebutuhan bahan-bahan belajar anaknya, maka diberi skor 4.
Biasa saja
: bila orang tua kadang-kadang menanyakan perkembanganpendidikan anaknya dan memenuhi kebutuhan bahan-bahan belajar anaknya, maka diberi skor 3.
Tidak setuju
: bila orang tua jarang menanyakan perkembangan pendidikan anaknya dan memenuhi kebutuhan bahan-bahan belajar anaknya, maka diberi skor 2.
Sangat tidak setuju : bila orang tua tidak pernah menanyakan perkembangan pendidikan anaknya dan memenuhi kebutuhan bahan-bahan belajar anaknya, maka diberi skor 1. Nilai X1 diperoleh memalui perhitungan sebagai berikut: X1 = Kategori tiap indikator x Jumlah soal tiap indikator x 100 Jumlah soal x skor maksimal pada jawaban X1 = (5x4)+(5x3)+(5x3)+(5x5)+(5x5) x100 20 x 5 X1 = 20+15+15+25+25 x 100 100 29
X1 = 100 x100 100 X1 = 100% Nilai pada variabel dukungan akademik orang tua dapat klasifikasikan sebagai berikut: Sangat tinggi
: apabila dukungan akademik orang tua sebesar 80% – 100%
Tinggi
: apabila dukungan akademik orang tua sebesar 60% – 80%
Sedang
: apabila dukungan akademik orang tua sebesar 40% – 60%
Rendah
: apabila dukungan akademik orang tua sebesar 20% – 40%
Sanggat rendah : apabila dukungan akademik orang tua sebesar 0% – 20% b. Jarak Tempat Tinggal (X2) Jarak tempat tinggal dalam penelitian ini menggunakan data alamat siswa kelas VII SMP Negeri 8 Salatiga. Data tersebut lalu diolah menjadi angka dengan satuan jarak hektometer. c.
Prestasi Belajar (Y) Prestasi Belajar dalam penelitian ini adalah suatu hasil yang diperoleh oleh
siswa kelas VII SMP 8 Salatiga melalui proses belajar dalam bentuk nilai tes semester ganjil tahun ajaran 2011-2012. Skala pengukuran variabel dukungan akademik orang tua, jarak tempat tinggal dan prestasi belajar siswa menggunakan skala pengukuran interval. Menurut Erwan dan Dyah (2011:57) data interval adalah data yang mempunyai sifat-sifat skala ordinal dan sudah diketahui jaraknya (interval) antara satu skala dengan skala lainnya. Angka-angka dalam skala interval sudah mempunyai makna kuantitatif.
30
Prestasi yang didapatkan siswa tidak akan maksimal apabila hanya karena motivasi tunggal yakni motivasi intern, maka perlu adanya motivasi ekstern, paling utama adalah dari keluarga atau orang tua. Karena waktu belajar anak lebih banyak dilakukan di rumah daripada di sekolah. Orang tua merupakan pendidikan pertama dan utama bagi siswa. Maka orang tua harus memberikan dukungan akademik bagi siswa agar prestasi maksimal. Dukungan akademik orang tua tidak hanya dukungan secara materiil saja perlu adanya dukungan inmateriil, seperti perhatian, kasih sayang dll. Selain dukungan akadmik orang tua, jarak tempat tinggal juga mempengaruhi prestasi belajar karena siswa yang jarak rumahnya jauh akan mengalami kelelahan saat belajar sehingga motivasi dalam belajar berkurang dan akan mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan dalam model hipotetis sebagai berikut: X1 Y X2 Gambar 2.1. Model kerangka dasar penelitian pengaruh dukungan akademik orang tua dan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Keterangan: X1
: Variabel bebas (Dukungan Akademik Orang Tua)
X2
: Varibel bebas (Jarak Tempat Tinggal)
Y
: Variabel terikat (Prestasi Belajar Siswa) : Pengaruh
31
2.9 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2008: 96). Mengenai rumusan hipotesis tentang pengaruh dukungan akademik orang tua dan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis kerja satu: Ada pengaruh yang signifikan antara variabel dukungan akademik orang tua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dukungan akademik orang tua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga. H1 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan akademik orang tua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga. Hipotesis statistik satu: H0 : β = 0 H1 : β > 0 Hipotesis kerja dua Ada pengaruh yang signifikan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga.
32
H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga. H1 : Ada pengaruh yang signifikan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga. Hipotesis statistik dua: H0 : β ≤ 0 H1 : β > 0 Hipotesis kerja tiga Secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan dukungan akademik orang tua dan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga. H0 : Secara bersama-sama tidak ada pengaruh yang signifikan dukungan akademik orang tua dan jarak tempat tinggal terhadap tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga. H1 : Secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan dukungan akademik orang tua dan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga. Hipotesis Statistik H0 : β1 = β2 = 0 H1 : β1 ≠ β2 ≠ 0
33
2.10 Hasil Penilitian yang Relevan Penelitan yang relevan adalah penelitian untuk referensi bahwa hasil dari penelitian tersebut dapat diketahui hasilnya dan pengaruh positif yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Seperti halnya pada penelitian sebelumnya yang dilakuan Maria Ansila Rahmawati. Judul
: Pengaruh Dukungan Akademik Dari Orang Tua, Guru Dan Teman Sebaya Terhadap Motivasi Siswa Bersekolah.
Hasil penelitian : Menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifkan pada variabel dukungan akademik orang tua dan guru terhadap motivasi siswa bersekolah (Maria Ansila Rahmawati, 2009:127). Namun tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel dukungan dari teman sebaya.
34