BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemasyarakatan Suku Dayak Kemajemukan dalam kehidupan bangsa Indonesia diharapakan dapat memnjadi modal pembangunan bangsa Indonesia, keanekaragaman memberikan warna dalam kehidupan suku bangsa Indonesia. Keanekaragaman suku ras dan agama tidak hanya ada di Indonesia tetapi juga di negara lain, menurut Koentjaraningat masalah masyarakat majemuk dan kesatuan nasional adalah “Sifat majemuk, pluralisme, atau keanekaragaman dapat mempunyai ujut yaitu keanekawaranaan bahasa, keanekawarnaan agama, keanekawarnaan lapisan sosial dan kasta, keanekawarnaan ras, dan keanekawarnaan kebudayaan suku-bangsa. Kenaekaragaman mungkin terdapat dalam Negara-negara maju tetapi, terutama terdapat dalam Negara-negar sedang berkembang. Diantara 157 negara di dunia hanya 17 negara yang mempunyai sifat yang seragam, dalam arti bahwa setiap warga negaranya memiliki kebudyaan yang sama dengan kebudayaan suku bangsa yang dominan dalam Negara yang bersangkutan.”1 Suku Dayak merupakan salah satu dari suku yang ada yang mendiami Pulau Kalimantan (Indonesia dan Malaysia ). Penduduk Suku Dayak sebagian besar bermukim di daerah pedalaman Pulau Kalimantan. ‟‟Kata Dayak berasal dari kata“Daya” artinya hulu, untuk menyebutkan masyarakat yang tinggal di pedalaman atau perhuluan.Sebagian besar orang Dayak berdiam di wilayah Kalimantan Tengah, Timur, Barat, serta sebagian kecil di Kalimantan Selatan. Sukubangsa Dayak terdiri atas beberapa sub-sukubangsa, antara lain Iban, Maanyan, Ngaju, Kenyah, Lawangan, Murut, dan sebagainya. Dengan sistem kekerabatan Bilateral/ambilineal, yaitu menarik garis keturunan dari pihak ayah dan ibu.Sehingga sistem pewarisan tidak membedakan anak laki-laki dan anak perempuan.‟‟2 Masyarakat Suku Dayak juga memiliki bentuk kehidupan kekeluarga, selain bentuk sistem kekerabatan bilateral juga dibeberapa sub suku termasuk Suku Dayak Pesaguan yang berdomisili di Kecamatan Sungai Melayu Rayak, lebih menganut sistem patrilineal yaitu
1
Koentjaraningrat, 2007 , Sejarah Teori Antropologi II, UI-Press, Jakarta. Hlm 253-254
2
wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01
menarik garis keturunan dari pihak ayah. Peran anak laki-laki dalam keluarga sangat menonjol karena anak pria biasanya oleh orang tuanya, dipersiapakan untuk menjadi Demung (Pemangku adat). Sebagai salah satu suku yang ada di Indonesia yang semuanya memiliki kebudayaan sediri-sendiri serta mempunyai ciri khas pada setiap suku. Suku Dayak juga memiliki kebudayaan yang unik, dan sangat banyak ragamnya, setiap sub suku memiliki kebudayaan yang ditaati oleh masyarakat tidak terkecuali sub Suku Dayak Pesagauan yang di dalamya adalah Suku Dayak yang ada di Kecamatan Sungai Melayu Rayak, yang dahulu menjadi bagian dari wilayah Kecamatan Tumbang Titi. “Suku Dayak Pesaguan adalah sub-suku Dayak yang mendiami Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, Indonesia. Masyarakat Dayak Pesaguan adalah kelompok masyarakat asli yang mendiami wilayah pehuluan aliran Sungai Pesaguan di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Kelompok ini tersebar di wilayah tiga kecamatan, yaitu: Kecamatan Tumbang Titi di bagian paling timur, Desa Lalang Panjang di bagian tengah, dan Kecamatan Sungai Melayu Raya di bagian barat. Kebudayan suku dayak musim buah bagi masyarakat adat Dayak Pesaguan bukanlah hal yang biasa. Apalagi jika pada musim buah yang sangat melimpah. Masyarakat adat mewujudkannya dengan melakukan rangkaian upacara adat. Masyarakat adat Dayak Pesaguan di Kab.Ketapang setidaknya mengenal 7 rangkaian upacara adat buah-galau (buah-buahan). Ketujuh upacara adat buah tersebut lazimnya dilakukan pada setiap musim buah raya.Musim buah raya biasanya ditandai dengan berbuahnya beberapa jenis buah seperti kelampai, kumpang, limat (janta') dan kekalik. Rangkaian upacara adat buah dipimpin oleh seorang belian (bolin) buah.Upacara adat buah dimulai dari memorum doun memangkah dohan pada saat kuntum mulai tumbuh. Usai upacara adat ini, masyarakat tidak boleh memanjat pohon durian dan mengambilnya malam hari. Seorang belian buah tidak boleh memakan semua jenis buah sampai pada upacara nyabit buah atau ninjangan senggayung, kecuali pinang-sirih. Ketika bunga mulai kembang dilanjutkan dengan upacara merimbang bunga' (memelihara kembang).Kemudian pada saat kembang mulai jadi buah (biasanya berpatokan pada pohon durian) diadakan upacara adat menimang/memandian pansai. Upacara ini disertai dengan upacara ritual ma-alap senggayung (alat musik yang terbuat dari bambu)”3 Terdapat perbedaan perlakuan terhadap tumbuh-tumbuhan
antara Suku Dayak
Pesaguan dengan Suku Dayak lain yang ada di Kalimantan Barat. Pada Suku Dayak Pesaguan termasuk Suku Dayak yang ada di Kecamatan Sungai Melayu Rayak lebih
3
(id.wikipedia.org)
mensakralkan pohon durian, pohon durian diperlakukan sederajat dengan dengan manuasi ( Demung Kampung) yang dihormati oleh masyarakat. „‟Keluarga batih (nuclear family), wali/asbah (mewakili keluarga dalam kegiatan sosial dan politik di lingkungan dan di luar keluarga) adalah anak laki-laki tertua. Keluarga luas (extended family), wali/asbah adalah saudara laki-laki ibu dan saudara laki-laki ayah. Peran wali/asbah, misalnya dalam hal pernikahan, orang yang paling sibuk mengurus masalah pernikahan sejak awal sampai akhir acara. Oleh karena itu, semua permasalahan dan keputusan keluarga harus dikonsultasikan dengan wali/asbah. Penunjukan wali/asbah berdasarkan kesepakatan keluarga.‟‟4 Suku Dayak juga memiliki strata sosial dalam kehidupan sehari-hari, strata sosial dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah, strata sosial tertinggi depegang oleh pemangku adat didaerah/ kampung. „‟Suku Dayak Kalimantan Barat memiliki satrata seperti Suku Dayak Banuaka di Kapuas Hulu mengenal adanaya golongan Samangat(Ningrat), Pabiring ( golongan Menengah), Banua( golongan masyarakat biasa) dan yang paling rendah Pakam (budak). Pada Dayak Kayan dikenal golongan Parem (Ningrat),Payen ( masyarakat biasa), dan Dipan ( budak). Pada masyarakat Kenyah Paren (ningrat), Payem ( masyarakat biasa), dan Koulak (budak).‟‟5 Berdasarkan teori yang telah dipaparakan diatas dapat dismpulakan bahwa masyarakat Suku Dayak dalam kehidupan bermasyarakat mempunyai sistem strata sosial. Penggolongan masyarakat berdasarkan kelas sosial sehingga dapat dikatakan golongan sosial masyarakat diperoleh melaui keturunan. Anak laki-laki menjadi penerus garis keturuna dengan kata lain menganut sistem patrilineal.
2.2. Kebudayan dan Pendidikan. Kebudayaan dalam kehidupan masyarakat tidak dapat dipisahkan, kebudayaan menjadi warna dan kekayaan lokal yang dimiliki oleh masyarakat. Setiap daerah mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda. Tidak bisa dipungkiri manusia tidak dapat dilepaskan dari
4
Ibid/2010/01
5
Florus, Paulus, Stevanus D, Jhon Bamba, Nico A, 1994, Kebudayaan Suku Dayak Aktualisasi dan Transformasi, PT. Grasindo, Jakarta. Hlm 78
kebudayaan, karena kebudayaan merupakan kehidupan manusia itu sendiri seperti pendapat Hadi Poerwanto berikut ini. „‟Manusia dan kebudayaan merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan, sementara itu pendukung kebudayaan adalah makhkuk manusia itu sendiri. Sekalipun manusia akan mati, tetapi kebudayaan yang dimikinya akan akan diwariskan pada keturunannya, demikian seterunya. Pewaris kebudayaan makhluk manusia, tidak selalu terjadi secara vertical atau kepada anak cucu mereka, melainkan dapat pula secara horizontal yaitu manusia dapat belajar kebudayaan dari manusia lainya.‟‟6 Kebudayaan dan pendidikan merupakan dua elemen yang saling berkaitan, pendidikan merupakan cerminan dari kebudayaan dari masyarakat itu sendiri. Dapat dikatakan pula bahwa pendidikan dan kebuadayaan adalah dua tema kembar yang keduanya tidak dapat dipisahkan. Seperti pendapat dari H.A.R. Tilaar yang menyatakan bahwa; Pendidikan merupakan pranata sosial dimana kebudayaan itu berkembang. Dengan demikian antara kebudayaan dan pendidikan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dimana ada kebudayaan di situ ada pendidikan. Di mana ada pendidikan disitu ada kebudayaan.7 Pendidikan yang merupakan implementasi dari kemajuan budaya suatu bangsa. Hasil dari proses pembudayaan
melalui pendidikan mampu menciptakan inovasi baru untuk
kemasalahat umat manusia. Dua hal yang sangat mencerminkan hasil dari kebudayaan melalui pendidikan. 1. Penemuan dan invensi (discovery and invention) Kedua proses ini menempati peranan yang penting sekali di dalam pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan. Tanpa penemuan yang baru dan invensi (ilmu pengetahuan) suatu budaya akan mati. 2. Inovasi mengandalkan adanya pribadi yang kreatif. Dalam setiap kebudayaan terdapat pribadi-pribadi yang inovatif. Dalam masyarakat yang sederhana yang relative tertutup dari pengaruh kebudayaan luar, inovasi berjalan dengan lamban. Dalam masyarakat terbuka kebudayaan kemungkinan untuk inovasi menjadi terbuka karena didorong oleh kondisis budaya yang memungkinkan.8 Kesimpulan dari ketiga pendapat yang telah dipaparkan, bahwa kebudayaan dan pendidikan dalam tatanan kehidupatan masyarakata pada dasarnya adalah saling mendukung. 6
Poerwanto, Hadi, 2010, Kebudayaan Dan Lingkungan Dalam Perspektif Antropologi, Pustaka Pelajar,Yogyakarta, Edisi V, Hlm 50. 7 Tilaar. H.A.R, 2002, Pendidikan Kebudayaan, Dan Masyarakat Madani Indonesia Strategi Reformasi pendidikan Nasional, PT. Remaja Rosdakarya,Hlm. 30 8 Ibid. hlm 60
Kebudayaan tidak pernah bertentangan dengan kebudayaan begitupun sebaliknya, bahwa pendidikan adalah cerminan dari kebudayaan masyarakat itu sendiri. Kebudayaan melalui proses pendidikan dapat menciptakan individu yang kreatif dan inovatif.
2.3.Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Anak Keluarga sebagai pendidikan pertama dan terutama harus terlibat dalam proses pendidikan anak. Tanggung jawab dari orang tua adalah memberikan dorongan kepada anak untuk menjadi lebih baik. Dalam dunia pendidikan dukungan orang tua sangat di perlukan. Partisipasi aktif orang tua tidak hanya bertanggung jawab pada pembiayaan pendidikan anak tetapi juga memberikan dorongan yang positif terhadap pendidikan anak. „‟Peningkatan kesadaran akan pentingnya pendidikan harus pula disertai dengan upaya peningkatan tanggung jawab dan partisipasi orang tua pada keberhasilan pendidikan peserta didik.‟‟9 Biaya dalam pendidikan merupakan elemen penting dalam pertimbangan seseorang untuk melanjutkan pendidikan, karena pendidikan tidak bisa dilepaskan dari biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendidikan. Biaya yang dimaksud adalah seluruh biaya yang dikeluarkan orang tua untuk anak selama menempuh jenjang pendidikan biaya tersebut tentunya yang berkaitan dengan pendidikan. „‟Orang tua tidak memikirkan jenis biaya apa saja yang harus dibayar olehnya untuk menyekolahkan anaknya. Kebanyakan orang tua siswa atau calon siswa berfikir sangat sederhana. orang tua akan bersedia membayar sejumlah dana agar anak mereka bisa masuk sekolah atau perguruan tinggi yang dinginkan. Orang tua menyekolahankan anak pada pendidikan dengan lingkungan terbatas maka konsekuensinya sumber-sumber pendidikan juga terbatas, maka akan terjadi kesesuaian antara biaya yang dikelurkan dengan kemampuan membiayai.‟‟10 Dorongan dari orang tua dalam pendidikan anak menjadi motivasi tersendiri bagi anak, orang tua sebagai motivator karena ada keterikatan batin pada diri anak dan orang tua 9
Palekahelu D.T. dan Ferry F. Karwur.loc.cit. hlm 75. Harsono,2007,Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan, PustakaBook Publisher, Yogyakarta. hlm 21
10
(ayah dan ibu). Oranga tua pun menaruh harapan pada anaknya agar dapat dibanggakan oleh mereka. Tingkat pendidikan anak dapat menaikan gengsi bagi orang tua. Seperti pendapat yang mengutarakan bahawa „‟Pendidikan adalah karena dorongan orang tua yaitu hatinuraninya yang terdalam yang mempunyai sifat kodrati untuk mendidik anaknya baik dari segi phisik,social,emosi maupun inteligensinya agar memperoleh keselamatan, kepandaian agar mendapatkan kebahagiaan hidup seperti yang mereka idamidamkan sehingga ada tanggung jawab moral atas hadirnaya anak tersebut yangdiberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk dapat dipelehara dan dididik dengan sebaik-baiknya‟‟11. Kesimpulan dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan adalah perlu peran serta orang tua dan lingkungan sekitar termasuk tokoh adat sebagai panutan masyarakat dan anakanak dalam pendidikan anak, orang tua sebagi guru pertama dalam kehidupan perserta didik sudah seharusnya dapat mendorong anak untuk sekolah sampai pada perguruana tinggi sesuai dengan tututan persaingan global.
2.3.1. Sumber Daya Alam Dan Pendidikan. Keadaan sumber daya alam yang dimiliki oleh masyarakat juga menjadi bahan pertimbangan pemenuhan biaya pendidikan. Orang tua yang tinggal di daerah yang sumber daya alamnya mendudukung penghasilan, akan lebih mudah membiayai pendidikan anakanak mereka. „‟Kondisi sumber daya alam mempengaruhui kebijakan pendidikan. Karena kebjiakan dibuat tidak bisa dilepaskan ada tidaknya, cukup atau tidak dan melimpah atau tidaknya sumber alam sebagai penopangnya. Di negara yang alamnya subur dimana masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan apa yang dibutukan, akan berbeda dengan perumusan kebijakan pendidikan dengan negara yang langka akan sumber alamnya.‟‟12 Pemanfaatan sumber daya alam yang ada di daerah harus terlebih dahulu mempersiapkan pendidikan terlebih dahulu, pendidikan begitu penting dalam pemanfaatan 11
Ahmadi, Abu, H. dan Nur Uhbiyanti, 2007, Ilmu Pendidikan, PT. Rineka Cipta, Jakarta hlm 74
12
Imron, Ali, 2002, Kebijakan Pendidikan Di Indonesia proses, Produk, Dan Masa Depannya. Bumi Aksara, Jakarta. Hal 32
sumber daya alam. Pendidikan penting supaya masyarakat tidak menjadi salah kaprah dalam memanfaatkanya. Menurut Wakil Presiden Boediono saat memberikan arahan pada sambutan pembukaan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) di Depok, Senin (11/2). “Sumber daya manusia yang berkualitas adalah yang terpenting, bahkan apabila disandingkan dengan sumber daya alam (SDA) sekalipun. Sumber daya alam yang terlalu berlimpah justru bisa menjerumuskan. Bukannya menciptakan sesuatu yang baru dan berkreasi, tapi bisa membuat energi suatu bangsa habis untuk memperebutkan sumber daya alam itu. Beda halnya dengan SDM berkualitas yang berlimpah. Hal ini dipastikan akan menjadi motor penggerak bangsa. Untuk itulah, peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan sangat penting. Perihal pendidikan inilah yang menjadi tanggung jawab bersama”13 Sumber daya alam bagi masyarakat Suku Dayak sangat penting keberadaannya. Sejak jaman nenek moyang, sumber daya alam menjadi tumpuan kehidupan bagi mereka. Hidup mereka sangat dekat dengan alam, sehingga dapat dikatakan alam adalah hidup mereka. Sejak jaman dahulu masyarakat Suku Dayak selalu memanfaatkan hasil alam dalam kehidupan mereka. Kedekatan mereka dengan alam membuat mereka tidak mementingkan hal lain. Alam menyediakan segalanya untuk mereka, dengan hasil alam yang berlimpah membuat mereka merasa cukup dan mengabaikan banyak hal, termasuk pendidikan karena alam telah menyediakan segalanyaSeperti pendapat Djuweng 1992 yang dikutip oleh Paulus Florus. “Sumber daya alam bagi masyarakat Dayak berfungsi sangat vital terhadap seluruh tatanan kehidupan mereka. Fungsi ekonomi dari tanah dan sumber daya alam berkaitan erat dengan nilai-nilai sosial, budaya, kepercayaan, dan politik. Tanah menjadi menghubungkan generasi masa lalu, sekarang, dan yang akan dating”14. Eksploitasi sumber daya alam yang dimiliki daerah untuk kesejahteraan masyarakat setempat. Hasil dari sumber daya alam itu semestinya tidak menghambat masa depan generasi penerus. Pemanfaatan secara optimal oleh masyarakat agar kesejateraan masyarakat
13
http://www.paudni.kemdikbud.go.id/wapres-pendidikan-kunci-kualitas-sumber- dayamanusia.
14
Florus, Paulus. Eat all. 1994. Kebudayaan Dayak aktualisasi dan Tranformasi. Jakarta : PT. Grasindo.
menjadi meningkat. Tidak hanya diukur dari sisi ekonomi tapi juga aspek lain seperti, pendidikan dan kesehatan. Seperti pendapat yang diutarakan oleh Pieter Sambut; “Karakteristik suistanable development (pemabangunan yang berkelanjutan atau ramah lingkungan) merujuk pada kondisi bahwa pengekploitasian sumber daya alam harus memperhatikan aspek kelestariannya, baik kelestarian produksi/ekonomi, kelestarian fungsi ekologi dan kelestarian fungsi sosial sumber daya alam (SDA). Sementara karakteristik resourses prudecen bermaksud agar sumber daya alam yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan rakyat, tanpa harus menggadaikan masa depan”15. Berdasarkan pendapat yang telah dipaparkan dapat ditarik kesimpulan bahwa pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejateraan masyarakat. Merupakan hak masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya yang ada, tanpa mengesampingkan aspek-aspek lain. Aspek lain yang dimasud ialah kelestarian lingkungan hidup dan pendidikan. Pendidikan sangat penting dalam proses eksploitasi sumber daya alam. Dengan sumber daya manusia yang baik dapat menciptakan inovasi untuk mengeksploitasi sumber daya alam. Dengan kata lain pendidikan ditingkatkan kualitasnya terlebih dahulu, baru eksploitasi sumber daya alam, sehingga pengeksplotasian sumber daya alam tidak terhalang dan menghalangi pendidikan masyarakat. 2.4. Pendikan Dalam Era Otonomi Daerah 2.4.1. Pengertian Pendidikan Pendidikan selalu berkaitan erat, dengan pedidikan keduanya sangat berkaitan satu dengan yang lain. Pendidikan dan kebudayaan memiliki peran penting, kerena keduanya saling mendudukung. Pendidikan mendukung budaya begitupun sebaliknya. ‟‟kebudayaan dengan pendidikan sangat erat sekali keduanya saling berkesinambungan dan tidak dapat dipisahkan karena saling dan membutuhkan antara satu sama lainnya. Kebudayaan akan terlestarikan apabila para generasi mudanya sebagai generasi penerus. Transfer nilai-nilai budaya atau cara yang paling efektif dalam mentrasnfer
15
Sambut, Pieter, 2003, Merajut Masa Depan NTT Menuju Masyarakat Yang Mandiri, Maju Dan Sejahtera. NTT: Pemerintah Provinsi NTT, hlm 61.
nilai-nilai budaya adalah dengan cara proses pendidikan, karena keduanya sangat erat hubungannya”16. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia sebagai makhluk pendidikan dalam keadaan sadar untuk memperoleh pengetahuan dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang No. 20 tahu 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah. “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara‟‟17 Pendidikan dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi, Berdasakan PP. Nomor 66 Tahun 1999, BAB I ayat 1 bahawa pendidikan tinggi memiliki pengertian. “Pendidikan Tinggi adalah pendidikan pada jalur pendidikan sekolah pada jenjang yang lebih tinggi dari pada pendidikan menengah pada jalur pendidikan sekolah. Sedangkan Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggaraan pendidikan tinggi.”18 Pengertian pendidikan tinggi dipertegas dengan keluarnya undang-undang sistem pendidikan nasional pada tahun 2003, sebagai pondasi sistem pendidikan di Indonesi dalam Bagian keempat UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional di bagian Keempat pasal 19 dan 20 dikatakan dengan jelas pengertian pendidikan tinggi. Pasal 19 berbunyi ; 1. Pendidikan Tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. 2. Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka. Pasal 20 yang berbunyi;
16 17
http://hadirukiyah.blogspot.com/2010/07/hubungan-kebudayaan-dengan-pendidikan.html
Undang-undang No.20 tahu 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab VI pasal 13) 18 PP. Nomor 66 Tahun 1999, BAB I ayat 1).
1. Perguruan Tinggi dapat berbentuk Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut, atau Universitas. 2. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. 3. Perguruan Tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi. 4. Ketentuan mengenai Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat satu, duadan tiga diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.”19 2.4.2. Otonomi Pendidikan Otonomi daerah adalah pemberian wewenang dari pusat kepada daerah sehingga daerah dapat mengatur sendiri daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan keariban lokal yang dimiliki oleh daerah tersebut, seperti pendapat yang diutarakan oleh Hasbullah. “Desentralisasi atau otonomi daerah merupakan penyerham kewenangan urusanurusan yang semula menjadi kewenangan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan-urusan yang semula menjadi urusan pemerintah pusat.”20 Pendidikan dalam era otonomi daerah merupakan penyerahan kekuasaan yang dilimpahkan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk menyelenggarakan, mengelola, dan mengawasi pendidikan di daerah sehingga diharapkan pendidikan dapat mengadopsi kebudayaan lokal yang dimiliki oleh daerah tersebut, seperti pendapat Mulyasa yang dukutip oleh Hisbullah yang berpendapat bahwa „‟Desentrsalisasi manajemen pendidikan adalah kewenagan yang lebih besar diberikan kepada kabupaten dan kota untuk mengelola pendidikan sesui dengan potensi dan kebutuhan daerahnya, perubahan kelembagaan untuk memenuhi kebutuhan dan peningkatan efisiensi serta efektivitas dalam perencanaan dan pelaksanaan pada unit-unit kerja daerah, kepegawaian yang menyangkut perubahan dan pemberdayaan sumber daya manusia yang menekankan pada profesionalisme, serta perubahan-perubagan anggaran pembangunan pendidikan‟‟21 Otonomi daerah mengatur pula pembagian urusan antara pemerintah pusat dan pemerintah dareah. Pembagian urusan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007. Pembagian urusan ini 19
UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bagian Keempat pasal 19 dan 20. Hasbullah, 2006, Otonomi Pendidikan Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm 11
20
21
Ibid hlm 35
mencangkup berbagai urusan yang harus dikekola oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah daerah diberi tugas untuk mengelola pendidikan di daerah ( provinsi dan kabupaten/kota). Aturan tersebut tertuang dalam PP nomor 38 tahun 2007 bab 3 pasal 7 ayat 1 dan 2 yang berbunyi: „‟Ayat (1 )Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. Ayat (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, pekerjaan umum, penataan ruang, perencanaan pembangunan, perumahan, kepemudaan dan olahraga, penanaman modal,koperasi dan usaha kecil dan mkoperasi dan usaha kecil dan menengan, kependudukan dan catatan sipil, ketenagakerjaan, ketahanan pangan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, perhubungan, komunikasi dan informatika, pertanahan, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi, keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian, pemberdayaan masyarakat dan desa, sosial, kebudayaan, statistic, kearsipan dan perpustakaan.‟‟22 Pembiayaan pendidikan yang merupakan tanggung jawab pemerintah dan atau pemerintah daerah meliputi biaya pengelolaan pendidikan, penyelenggaraan, dan biaya pribadi peserta didik. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang pendanaan pendidikan. “Pedanaan pendidikan disebutkan bahwa biaya pendidikan meliputi: biaya satuan pendidikan, biaya penyelenggaraan dan atau pengelolaan pendidikan, biaya pribadi peserta didik. Adapun cangkupan biaya pendidikan meliputi: 1. Biaya satuan pendidikan meliputi; a. Biaya investasi yang terdiri dari biaya investasi lahan dan biaya selain lahan pendidikan b. Biaya operasional yang terdiri dari biaya personalia dan biaya non personalia c. Bantuan biaya pendidikan. d. Beasiswa, 2. Biaya penyelengaraan dan atau pengelolaan pendidikan meliputi; a. Biaya investasi, yang terdiri atas biaya investasi lahan pendidikan dan biaya investasi selain lahan pendidikan. b. Biaya opersional, yang terdiri atas;
22
PP nomor 38 tahun Tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antar Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Bab 3 pasal 7 ayat 1 dan 2.
1. Biaya personalia meliputi; gaji pokok pegawai pada satuan pendidikan, tunjangan yang melekat pada gaji bagi pegawai pada satuan pendidikan, tunjangan struktural bagi pejabat structural pada satuan pendidikan 2. Biaya non personalia‟‟23. Berdasaran pendapat yang telah diutarakan dapat disimpulkan bahwa pemerintah daerah mempunyai andil yang cukup besar dalam pengelolaan pendidikan di daerah. Hal ini dilakukan karena pendidikan diharapkan dapat mengadopsi kekayaan-kekayaan budaya dan keariban lokal. Karena untuk mengadopsi segala kebudayaan lokal hanya mampu dikoordinir oleh pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan.
2.5. Faktor Peneyebab Putus sekolah Keadaan ekonomi orang tua merupakan alasan sebagian besar siswa putus sekolah, atau tidak melanjutkan sekolah. Kemampuan orang tua untuk membiayai pendidikan, menjadi alas paling dominan penyumbang terbesar banyaknya siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikannya. Seperti data yang dilasir oleh Susesnas yang dikutip oleh M. Ali berikut ini; „‟Menurut data dari (Sumber Social Ekonomi Nasional (SUSESNAS 2003 dalam M. Ali 2009) menunjukan bahwa faktor ekonomi (75,7%) merupakan alasan utama anak putus sekolah atau tidak melanjutkan kependidikan tinggi bagi masyarakat yang tinggal di Desa, baik karena tidak memiliki biaya sekolah (67,0%) maupun karena harus bekerja (8,7%). Hal ini menujukan bahwa tingginya APS(Angka Partisipasi Sekolah) tinggi bagi masyarakat kota dan penduduk kaya dikarenakan tingkat pendapatan merekan lelatif lebih tinggi dibanding dengan penduduk yang ada di Desa dan masyarakat yang miskin‟‟24 Lingkungan sosial sangat mempengaruhui kehidupan anak, kepribadian anak banyak atau sedikit mencerminkan lingkungan sosial yang ditempatinya, kreativitas berpikir anak dibentuk oleh lingkungan hidupnya. “Kondisi ekonomi yang yang kokoh, keluarga akan mampu melaksanakan fungsi-fungsi keluarga dalam meningkatkan kualitas manusia dalam bidang pendidikan pendidikan, 23
Master Plan-Pendidikan Kabupaten Semarang Tahun 2013-2017. Hlm 117
24
Ali, M, 2009, Pendidkan Untuk Pembanganan Nasiional. Bandung: IMTIMA
kesejahteraan kemudian mampu bersama pemerintah membangun gerakan secara luas” Gerakan Ekonomi Keluarga” dengan program-program.‟‟25 Selain faktor ekonomi penyebab lulusan SMA/SMK tidak melanjutkan pendidikan mereka ke perguruan tinggi adalah digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan ekseternal. Seperti yang dilasir oleh anggunnov.blogspot. com/2012/01. Faktor Internal penyebab lulusan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. 1. Kurangnya minat belajar siswa terhadap dunia pendidikan dalam perguruan tinggi 2. Kurangnya harapan dari diri sendiri untuk menjadi lebih maju dan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik. Faktor eksternal penyebab lulusan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. 1. Kondisi ekonomi orang tua yang kurang atau bahkan tidak memadai 2. Kurangnya motivasi dari orang tua untuk meningkatkan pendidikan anaknya 3. Tidak terpenuhinya persyaratan yang ditetapkan perguruan tinggi yang diinginkan 4. Tingginya biaya-biaya di pendidikan tinggi dan kurangnya peran pemerintah untuk memberikan subsidi. 5. Lingkungan Masyarakat yang Kurang Mendukung26 Kesimpulan dari pendapat yang telah dipaparkan, faktor yang paling dominan, penyumbang angka putus sekolah adalah masalah ekonomi orang tua siswa. Ini berkaitan dengan kemampuan pembiayaan oleh orang tua dalam proses pendidikan anak. Selain faktor ekonomi adalah faktor internal siswa itu sendiri seperti kurangnya minat belajar dan harapan dari siswa itu sendiri. Tidak kalah penting juga adalah faktor eksterna yaitu berkaitan dengan lingkungan dimana siswa itu berada, seperti motivasi dari orang tua dan motivasi dari lingkungan masyarakat yang kurang mendukung. Dengan kata lain lingkungan dapat mempengaruhi pola pikir siswa, pola pikir siswa pada umumnya mengambarkan lingkungan keberadaanya.
2.6.Penelitian Terdahulu 25
Tewu, Denny, ML, 2011, Membangun Papua Dengan Hati Dan Kasih Menuju Masyarakat Papua Yang Damai Sejahtera.,Verbum Publishing, Jakarta. Hlm 137
26
http://anggunnov.blogspot.com/2012/01/makalah-penyebab-banyaknya-lulusan-slta.html
Bedasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hamid Darmadi Kabupaten Sintang Kalimantan Barat pada tahun 2006 dengan judul penelitian ’’Korelasi Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Kualitas Pembelajaran Siswa di Sekolah (Studi Kasus di Desa Sungai Pukat Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang Kalimantan Barat)’’ menghasilkan kesimpulan 1. Terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan kegiatan
belajar. 2. Terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi
belajar. 3. Tidak ada hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dengan kegiatan belajar siswa 4. Tidak ada hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dengan prestasi siswa. 5. Terdapat hubungan positif antar pendapatan orang tua dengan kegiatan belajar
siswa. Terdapat hubungan positif antara pendapatan orang tua dengan prestasi belajar siswa di sekolah. 7. Terdapat hubungan positif antara pendapatan orang tua dengan perlengkapan siswa di sekolah.27 6.
Hasil penelitian lain yang berkaitan dengan pendidikan dikalimantan barat dilakukan oleh Witarsa di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat pada tahun 2011 dengan judul “Pengaruh Kinerja Kepemiminan Pendidikan Berbasis Nilai Terhadap Pengembangan Budaya Sekolah Di Wilayah Perbatasan Indonesia Malaysia (Studi di SD, SMP, dan SMK Kabupaten Sanggau) yang dilakukan oleh Witarsa dengan temuan penelitian dari hasil uji hipotesis adalah „‟ Variabel nilai merupakan variabel yang dominan pengaruhnya terhadap pengembangan budaya sekolah, dan ditemukan model kinerja pendidikan berbasis nilai terhadap pengembangan budaya sekolah di wilayah perbatasan IndonesiaMalaysia.‟‟28 Hasil dari penelitian lain sebagai pembanding yaitu penelitian tesis yang dakukan oleh Rendi Talehala pada tahun 2009 di Kabupaten Halmahera Utara dengan judul “ Pembangunan Sumber Daya Manusia Bidang Pendidikan “ ( Suatu Studi Evaluasi
27
http://jurnal.upi.edu/mimbar-pendidikan/view/363/korelasi-antara-status-sosial-ekonomi-orang- tuadengankualitas-pembelajaran-siswa-di-sekolah-studi-kasus-di-desa-sungai-pukat-kecamatan-kelampermaikabupaten-sintang-kalimantan-barat-.html
28
http://jurnal.upi.edu/penelitian-pendidikan/view/441/pengaruh-kinerja-kepemimpinan-pendidikanberbasis-nilai-terhadap-pengembangan-budaya-sekolah-di-wilayah-perbatasan-indonesia-malaysiastudi-di-sd,-smp,-dan-smk-kabupaten-sanggau-.html
Terhadap Implementasi Program Pembangunan SDM Bidang Pendidikan Formal Oleh Pemerintah Daerah Halmahera Utara) penelitian ini menghasilkan kesimpulan: 1. Pemerataan Pendidikan di Halmahera Utara yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan Halmahera Utara hingga saat ini masih belum terealisasi dengan maksimal seluruh daerah-daerah yang ada di Halmahera Utara. Dalam hal ini pemerataan pendidikan hanya terjadi di daerah-daerah yang dapat dijangkau oleh Pemerintah Daerah, sedangkan bagi daerah-daerah yang sulit untuk dijangkau masih belum mendapat pemerataa pendidikan secara layak 2. Upaya Pemerintah Daerah Melaui Dinas Pendidikan Halmahera Utara untuk meningkatkan kualitas Pendidikan di Halmahera Utara secara menyeluruh, hingga sampai saat ini belum sampai pada hasil maksimal, itu berarti bahwa upaya Pemerintah Daerah Melaui Dinas Pendidikan Daerah belum sepenuhnya dikatakan berhasil untuk mengatasi persoalan meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh. 3. Hingga sampai saat ini relevansi pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja di Halmahera Utara belum memberikan kontribusi yang besar dalam dunia kerja, maksudnya ialah sebagian besar siswa lulusan pendidikan menengah keatas tidak semuanya memiliki keterampilan dan kelebihan-kelebihan yang dibutuhkan dalam dunia kerja di Halmahera Utara. Dengan demikian hampir sebagian besar para lulusan pendidikan menengah keatas tidak memliki kesempatan memasuki dunia kerja disebabkan karena tidak memenuhi kreteria dan kelebihan-kelebihan dan persyaratan yang ditetapkan dan digunakan didalam dunia kerja di Halmahera Utara. 4. Persoalan efisiensi pendidikan di Halmahera Utara hingga saat inipun Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan Daerah belum mendapat solusi yang tepat, hal ini berarti bahwa efisiensi pendidikan yang terjadi di Kabupaten Halmahera Utara masih jauh dari harapan masyarakat Halmahera Utara yang menyangkut dengan biaya pendidikan yang semakin tinggi secara drastis pada setiap tahunnya. 5. Kurangnya tenaga terdidik yang profesional di Halmahera Utara juga mrnjadi salah satu faktor yang sangat mempngaruhi pembangunan pendidikan, itu artinya bahwa kemajuan pendidikan diberbagai jenjang di Halmajera Utara secara menyeluruh tidak mengalami peningkatan dan kemajuan yang pesat dikarenakan kurangnya tenaga pendidik yang profesional dan memilki standar kompetensi mengajar29.
2.7.Kerangka Penelitian Dukungan dari orang tua menjadi factor sangat penting dalam pendidikan anak, ormenurut Dharmaputra T. Palekahelu dan Ferry F. Karwur
29
Rendi Talehala pada tahun 2009 di Kabupaten Halmahera Utara dengan judul “ Pembangunan Sumber Daya Manusia Bidang Pendidikan “ ( Suatu Studi Evaluasi Terhadap Implementasi Program Pembangunan SDM Bidang Pendidikan Formal Oleh Pemerintah Daerah Halmahera Utara)
„‟peningkatan kesadaran akan pentingnya pendidikan harus pula disertai dengan upaya peningkatan tanggung jawab dan partisifasi orang tua pada keberhasilan pendidikan peserta didik.‟‟30 Selain partisipasi dari orang tua yang tidak kalah penting adalah kemaun keras dari anak untuk bersekolah, ini menjadi faktor yang sangat penting, karena semua berasal dari anak. Pola pikir orang tua dan anak untuk bersekolah mempertimbangkan biaya pendidikan anak, sistem pendidikan, dan lingkungan budaya diman dia tinggal. Menurut Harsosno „‟orang tua menyekolahankan anak pada pendidikan dengan lingkungan terbatas maka konsekuensinya sumber-sumber pendidikan juga terbatas, maka akan terjadi kesesuaian antara biaya yang dikelurkan dengan kemampuan membiayai. „‟31 Kondisi sumber daya alam yang dimiliki suatu wilayah menjadi pertimbangan dalam kebijakan pendidikan, serta menjadi pertimbangan orang tua dalam menyekolahkan anakanaknya. Masyarakat dengan sumber daya alam yang baik dapat memberikan penghasilan yang baik sehingga masyarakat mempunyai peluang untuk menyekolahkan anak-anak mereka sampai pada perguruan tinggi. „‟Kondisi sumber daya alam mempengaruhui kebijakan pendidikan. Karena kebjiakan dibuat tidak bisa dilepaskan ada tidaknya, cukup atau tidak dan melimpah atau tidanya sumber alam sebagai penopangnya. Pertimbagan – pertimbangan tesebut sebagai acuan berpikir orang tua dan anak dalam menentukan pilihan.‟‟32 Lulusan SMA/SMK setelah lulus dari sekolah dalam mentukan pilihan untuk ke perguruan tinggi memerlukan peran orang tua, pemerintah melaui dinas pendidkan memberikan fasiltas pendidikan, serta kebudayaan dalam menanamkan nilai melaui adat istiadat. Orang tuan berperan aktif dalam mendorong anak untuk sekolah dengan menyediakan biaya pendidikan dan memberikan dorongan mental kepada anak. Pemerintah daerah melaui Dinas Pendidikan bertanggung jawab untuk menyediakan fasilitas penunjang,
30
Palekahelu D.T. dan Ferry F. Karwur, 2012. Kodisi Dan Permasalahan Pedidikan Di Kabupaten Sumba Timur, FTI UKSW, Salatiga. Hlm 75
31
Harsono, 2007,Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan, PustakaBook Publisher, Yogyakarta hlm 21
32
Imron, Ali, 2002, Kebijakan Pendidikan Di Indonesia proses, Produk, Dan Masa Depannya. Bumi Aksara, Jakarta. 32
dan kebudayaan menanamkan nilai-nilai luhur kepada anak dalam menempuh pendidikan. Peran dari ketiga elemen itu diharapakan dapat memberikan pertimbangan pada anak untuk memilih melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau berhenti. Jika berhenti apa yang menjadi penyebab pilihan jatuh pada kepetusan untuk tidak melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi dilakalangan lulusan SMA/SMK Suku Dayak di Kecamatan Sungai Melayu Rayak .
Skema 2.1. Kerangka Berfikir
Lulusan SMA/SMK
Peran orang tua/motivasi
Peran Birokrasi/Pe merintah
Peran Budaya
Minat melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi
Kuliah
Tidak Melanjutkan
Faktor Penyebab tidak melanjutkan pendidikan