11
BAB II KEMAMPUAN REPRESENTASI, REPRESENTASI, GENDER, SISTEM PERNAFASAN MANUSIA
A. Kemampuan Representasi Dalam mengungkapkan pengalaman dan pengetahuan kita tentang dunia bergantung pada bahasa-bahasa yang kita gunakan untuk merepresentasikan pengalaman dan pengetahuan kita itu. Sama halnya dalam mempelajari sains terutama Biologi, ilmu tentang kehidupan yang sangat luas ruang lingkupnya. Karena lingkup materi yang dicakupnya, Biologi sering dimasukkan ke dalam ilmu-ilmu yang mengkaji tentang manusia selain sosiologi dan psikologi. Biologi juga termasuk ke dalam studi tentang alam seperti astronomi, geologi, fisika dan kimia. Uniknya Biologi terlibat dalam kedua kelompok yang berbeda seperti yang telah disebutkan diatas (Rustaman et al., 2005: 12). Biologi dengan karakteristik ilmunya terasa lebih bermakna ketika siswa diberikan kesempatan untuk merepresentasikan pengetahuan mereka ke dalam bentuk lain. Ada pernyataan bahwa siswa yang duduk di bangku sekolah menengah pertama
dan
atas
memerlukan
pengetahuan
bagaimana
merepresentasikan
pengetahuan mereka. Dengan merepresentasikan pengetahuan, siswa akan lebih termotivasi dalam aktivitas kegiatan belajar. Selain itu dapat meningkatkan hasil
12
belajar mereka. Hal ini senada dengan pandangan Carolan (Tytler et al., 2009: 21) yang menyatakan bahwa representasi dapat meningkatkan kinerja siswa dalam belajar, serta dapat meningkatkan motivasi, kreativitas serta hasil belajar siswa. Giere dan Moffat (Carolan et al., 2008: 19) menyatakan bahwa dalam mempelajari sains, siswa harus belajar bagaimana menggunakan representasi sebagai alat berpikir untuk memahami, memprediksi bukan hanya sekedar menghafal dalam memahami konsep. Lemke (Carolan et al., 2008: 18) menyatakan bahwa kemampuan representasi adalah bagaimana menginterpretasikan dan membangun hubungan antara objek, representasi dan artinya. Disessa (Carolan et al., 2008: 19) menyatakan bahwa kapasitas interpretasi dipahami sebagai kemampuan representasi. Representasi merupakan sebuah simbol untuk menjelaskan objek kepada seseorang atau pelajar sehingga jelas dengan kemampuan repesentasi yang dimiliki dapat lebih memberikan pemaknaan lebih dalam memahami pengetahuan yang didapat. Adapun untuk jenisjenis representasi dapat dikategorikan secara spesifik yakni model 3D, tabel, grafik, diagram, dan jurnal sains. Adapun bentuk representasi generik yakni bahasa, kerja kelompok, diskusi kelas, poster, perentasi power-point, role play dan debat (Carolan et al., 2008: 18). Creeno dan Hall (Carolan et al., 2008: 18) berpendapat bahwa jenisjenis representasi adalah alat yang berguna untuk membangun pemahaman dan mengkomunikasikaninformasi. Penelitian terbaru dalam ilmu kognitif yang menggunakan beragam gambar menjadi faktor yang mempengaruhi pembelajaran yang efektif. Selain itu, para
13
peneliti menegaskan peran mendasar dari konteks, persepsi, perasaan, perwujudan, analogi dan pola penyelesaian dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa siswa lebih mungkin untuk mempelajari konsep sains dengan efektif jika mereka dapat mengkoordinasikan persepsi dan tindakan, seperti memanipulasi model 3D berdasarkan persepsi yang kemudian dituliskan sebagai aspek-aspek penjelasannya. Representasi dapat digunakan sebagai alat untuk berpikir seperti dalam membuat model untuk membayangkan bagaimana sebenarnya proses yang mungkin terjadi atau bekerja. Selain itu dapat digunakan untuk merekam dengan tepat pengamatan, mengidentifikasi distribusi jenis, mengklasifikasikan contoh ke dalam kategori serta menunjukkan urutan atau proses. Karena luasnya representasi ini, sehingga timbul pertanyaan dari guru dan siswa bagaimana menilai kemampuan representasi ini (Disesa, 2004 dalam Carolan et al., 2008: 20). Namun kuncinya terletak pada bagaimana siswa memilih representasi yang tepat untuk menjelaskan konsep yang diminta. Selain itu, gurupun harus mengetahui jelas konsep-konsep kunci yang menjadi dasar pengembangan konsep yang
dipelajari (Carolan et al.,
2008: 20). Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa kemampuan representasi itu sangat luas dibandingkan dengan kemampuan komunikasi. Tentunya dengan kemampuan representasi siswa dapat memahami lebih bermakna karena mereka menjelaskan pemahaman mereka ke dalam bentuk lain seperti model 3D, tabel, grafik, diagram, dan jurnal sains. Bentuk representasi generik yakni bahasa, kerja kelompok, diskusi
14
kelas, poster, perentasi power-point, role play dan debat menurut Carolan et al. (2008: 18). Berdasarkan pernyataan diatas, peneliti lebih memfokuskan kemampuan representasi siswa dalam penggunaan gambar, grafik atau diagram, tabel, bagan serta tulisan. Hal inilah yang dijadikan indikator yang digunakan untuk mengetahui dan mengidentifikasi profil kemampuan representasi siswa dalam pembelajaran Biologi pada materi sistem pernafasan manusia. Indikator representasi yang difokuskan peneliti sesuai dengan pendapat Mudzakir (2006); Boediono dan Koster (2004); Newby et al. (2006) , Sadiman (2008) dan Nasution (2005). Indikator representasi terdapat di bagian lampiran. B. Jenis-Jenis Representasi Berikut beberapa jenis representasi : 1. Tabel Tabel atau daftar merupakan kumpulan angka yang disusun menurut kategorikategori atau karakteristik-karakteristik data sehingga memudahkan analisis data. Contohnya jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan lain sebagainya. Terdapat tiga jenis tabel yaitu tabel satu arah atau satu komponen, tabel dua arah atau dua komponen, tabel tiga arah atau tiga komponen. Dalam penyusunan tabel memerlukan identitas seperti judul atau nama tabel, judul baris, judul kolom, badan tabel, catatan dan sumber, atau keterangan yang diperlukan.
15
Tabel 2.1 Contoh Format Tabel
Judul Tabel
Judul Baris
Sel Sel Sel
Sel Sel Sel
Judul Kolom Badan Tabel
Judul tabel atau nama tabel ditulis di bagian paling tengah teratas, dalam beberapa baris, semuanya dengan huruf besar atau semuanya dengan huruf kecil. Judul tabel dibuat sesingkat-singkatnya tetapi mencerminkan keseluruhan keadaan yang digambarkan, mengenai apa, jenis apa, tempat dan waktu. Judul baris sebaiknya ditulis singkat dan jelas, bisa dalam beberapa baris tanpa pemutusan kata. Tiap baris hendaknya menyatakan sesuatu dengan lengkap dan sebaiknya jangan melakukan pemisahan bagian kata, atau kalimat. Judul kolom sebaiknya ditulis singkat dan jelas, bisa dalam beberapa baris tanpa pemutusan kata. Sel tabel adalah untuk tempat menuliskan nilai-nilai data. Sumber dicantumkan menjelaskan darimana data dikutip. Jika tidak terdapat sumber berarti data dalam tabel dianggap dikumpulkan atau dihitung sendiri oleh penulisnya. Adapun beberapa ketentuan lainnya yaitu : a. nama-nama sebaiknya disusun menurut abjad b. waktu disusun secara berurut/kronologis, misalnya 1990,1991,1992 dan seterusnya
16
c. kategori dicatat menurut kebiasaan, misalnya laki-laki dulu baru perempuan, besar dulu baru kecil, untung dulu baru rugi, dan sebagainya. Ket : (Ketentuan-ketentuan diatas itu perlu dilakukan, selain karena memang biasa dipakai, juga untuk memudahkan pencarian, pembacaan dan analisis) (Boediono dan Koster, 2004 : 20-21). Berikut beberapa jenis Tabel : a. Tabel Satu Arah Tabel satu arah atau tabel satu komponen adalah tabel yang hanya terdiri dari satu kategori atau karakteristik data. Misalnya untuk data daerah, yaitu daerah berdasarkan luas daerahnya. Untuk memperjelas pengertian tabel satu arah berikut ini diberikan contoh : Tabel 2.2 Contoh Tabel Satu Arah TABEL 1.1 Luas Daerah Jawa (Dalam Kilometer Persegi) Tahun 1990 Daerah Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Yogyakarta Jumlah Sumber : Biro Pusat Statistik 1990
Luas 560 46.317 34.206 3.169 84.252
17
b. Tabel Dua Arah Tabel dua arah atau dua komponen menunjukkan dua kategori atau dua karakteristik data. Misalnya : data pegawai, yaitu jumlah pegawai berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Untuk memperjelas pengertian tabel dua arah berikut ini diberikan contoh : Tabel 2.3 Contoh Tabel Dua Arah TABEL 1.2 Jumlah Pegawai menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan Perusahaan A 1995 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Sumber : Data Buatan
SMU 30 20 50
Sarjana S-1 200 125 325
Sarjana S-2 5 3 8
Jumlah 235 148 383
c. Tabel Tiga arah Tabel tiga arah atau tiga komponen menunjukkan tiga kategori atau tiga karakteristik data. Misalnya : data pegawai, yaitu data pegawai berdasarkan umur,golongan, dan pendidikan (Boediono dan Koster, 2004 : 21-27). Berikut contohnya :
18
Tabel 2.4 Contoh Tabel Tiga Arah TABEL 1.3 Jumlah Pegawai menurut Umur, Golongan, dan Pendidikan Departemen A 1995
Golongan I II III IV Jumlah
Umur (Tahun) 25-35 >35 400 500 450 520 1.200 2.750 0 250 2.050 4.020
Pendidikan Bukan Sarjana Sarjana 900 0 970 0 1.850 2.100 0 250 3.720 2.350
3. Grafik atau Diagram Secara visual, grafik merupakan gambar-gambar yang menunjukkan data berupa angka dan biasanya dibuat berdasarkan tabel yang telah ada sebelumnya. Terdapat beberapa jenis grafik yaitu : grafik garis (line chart), grafik batang/balok (bar chart), grafik lingkaran (pie chart), dan grafik gambar (pictogram) (Boediono dan Koster, 2004 : 27). Berikut pejelasannya : a. Grafik Garis Grafik garis atau diagram garis dipakai untuk menggambarkan suatu keadaan berupa data berkala. Diagram garis ini sangat cocok untuk menyajikan data yang berbentuk serba terus atau berkesinambungan (Usman dan Akbar, 2003: 44). Misalnya jumlah kelahiran tiap tahun, pertumbuhan ekonomi tiap tahun dll. Untuk menggambar diagram garis, diperlukan sumbu tegak dan sumbu datar yang berpotongan tegak lurus. Sumbu tegak maupun sumbu datar dibagi menjadi
19
beberapa skala bagian yang sama. Pada bagian bawah sumbu datar dituliskan atribut atau waktu dan pada sumbu tegak dituliskan kuantum atau nilai data. Ada beberapa jenis grafik garis yaitu : b. Grafik Garis Tunggal (single line chart) Grafik garis tunggal adalah grafik yang terdiri atas satu garis yang menggambarkan perkembangan suatu keadaan atau kejadian berupa data berkala dari waktu ke waktu. Untuk menggambarkan grafik garis diperlukan sumbu datar (sb X) dan sumbu tegak (sb Y). c. Garis Berganda (multiple line chart) Grafik garis ganda adalah grafik yang terdiri atas beberapa garis yang menggambarkan perkembangan beberapa keadaan dari waktu ke waktu. Misalnya grafik yang menggambarkan penjualan produk A dan produk B sejak tahun 19851994 (dalam jutaan dollar) dari perusahaan X. Ada Grafik Garis Komponen Berganda (multiple component line chart),Grafik Garis Komponen Persentase Berganda (multiple percentage component line chart) , Grafik Garis Berimbang (net balanced line chart) d. Grafik Batang Diagram batang atau grafik batang sangat cocok untuk mneyajikan data yang berbentuk kategori atau atribut, dan data tahunan yang tahunnya tidak terlalu banyak. Untuk menggambarkan diagram batang diperlukan sumbu tegak dan
20
sumbu datar yang berpotongan tegak lurus. Sumbu tegak mamupun sumbu datar dibagi menjadi beberapa skala bagian yang sama. Pada bagian bawah sumbu datar dituliskan atribut atau waktu dan pada sumbu tegak dituliskan kuantum atau nilai data (Usman dan Akbar, 2003: 44). Cara menggambar grafik batang caranya hampir sama dengan menggambarkan grafik garis. Hanya di dalam grafik batang untuk mengatakan suatu keadaan digunakan batang/balok bukan garis. Seperti juga pada grafik garis, grafik batang pun terdiri atas beberapa jenis, di antaranya grafik batang tunggal dan grafik batang ganda (Boediono dan Koster, 2004: 31) e. Grafik Lingkaran Diagram lingkaran sangat cocok untuk menyajikan data yang berbentuk kategori atau atribut dalam persentase. Untuk membuat diagram lingkaran, maka lingkaran dibagi-bagi menjadi beberapa sektor. Setiap sektor melukiskan kategori data yang terlebih dahulu diubah ke dalam derajat dengan menggunakan busur derajat (Usman dan Akbar, 2003: 54). f. Grafik Gambar Grafik gambar adalah grafik berupa gambar atau lambang. Grafik gambar sering dipakai untuk mendapatkan suatu gambaran yang agak kasar mengenai suatu keadaan dan merupakan alat visual agak kasar mengenai suatu keadaan dan merupakan alat visual bagi orang awam. Grafik gambar dapat menampilkan suatu
21
keadaan dengan cara yang sangat menarik, lebih-lebih bila lambang atau gambar yang dipilih bagus dan menarik (Boediono dan Koster, 2004 : 27-36). 4. Gambar Media visual merupakan media 2D (2 dimensi) untuk mengkomunikasikan pesan atau informasi. Dengan media 2D ini dapat memperlihatkan item-item yang abstrak,
ilustrasi
prosedur,
mengidentifikasi
menggambarkan beragam variasi objek.
bagian-bagian,
atau
dengan
Salah satu media visual yakni gambar.
Dengan gambar, terasa lebih efisien dalam merepresentasikan hal karena dalam satu bentuk yang dapat menggantikan ratusan bahkan ribuan kata serta dapat meningkatkan perhatian dalam pembelajaran. Menurut Newby et al. (2006: 121) gambar termasuk dalam media visual bentuk cetakan (Printed Visual). Gambar merupakan gambaran dari suatu objek. Gambar ini dapat diperoleh melalui berbagai sumber yakni dari teksbook, referensi materi lainnya, koran, majalah maupun dibuat oleh tangan sendiri (Nasution, 2005: 102). Adapun beberapa prinsip penggunaan gambar ini yakni a. hendaknya menggunakan penampilan gambar yang sederhana tetapi orang dapat melihat dan mengerti apa yang digambarkan, b. cantumkan juga keterangan bila diperlukan untuk memberikan informasi tambahan mengenai gambar yang disajikan terutama untuk menjelaskan aspekaspek penting dari gambar tersebut.
22
5. Bagan Bagan atau chart termasuk media visual. Adapun fungsinya yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi (Sadiman, 2008: 35). Pesan yang akan disampaikan biasanya berupa ringkasan visual suatu proses, perkembangan atau hubungan-hubungan penting. Di dalam bagan sering kali kita jumpai jenis media grafis yang lain, seperti gambar, diagram,kartun atau lambanglambang verbal. Sebagai media yang baik bagan haruslah : a. dapat dimengerti anak b. sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelit-belit c. diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain tetap termasa (up to date) juga tak kehilangan daya tarik. Beberapa jenis bagan secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua yaitu bagan yang menyajikan pesan secara bertahap dan bagan yang menyajikan pesannya sekaligus. Bagan yang dapat menyajikan pesan sekaligus ada beberapa macam antara lain bagan pohon (tree chart), bagan arus (flow chart) dan bagan garis waktu (time line chart) dan stream chart.
23
Bagan pohon (tree chart) ibarat sebuah pohon yang terdiri dari batang, cabang-cabang dan
ranting-ranting.
Biasanya
bagan
pohon
dipakai
untuk
menunjukkan sifat, komposisi atau hubugan anatar kelas/turunan. Silsilah termasuk bagan pohon. Bagan arus (flow chart) menggambarkan arus suatu proses atau dapat pula menelusuri tanggung jawab atau hubungan kerja antar berbagai bagian atau seksi suatu organisasi. Tanda panah sering kali untuk menggambarkan arah arus tersebut. Stream chart adalah kebalikan dari bagan pohon. Jika pada bagan pohon dimulai dari satu hal kemudian memecah menjadi berbagai hal/bagian, maka dalam stream chart berbagai hal tersebut pada ujung akhirnya menyimpul atau menuju ke satu hal yang sama. Sesuatu produk dihasilkan dari bebagai bahan maentah bisa saja kita ceritakan secara verbal. Pesan akan lebih jelas dan mudah ditangkap kalau kita pergunakan stream chart. Bagan garis waktu (time line chart) bermanfaat untuk menggambrkan hubungan antara peristiwa dan waktu. Pesan-pesan tersebut disajikan bagan kronologis. Kalau misalnya kita akan menunjukkan kapan sesuatu peristiwa sejarah mulai dan berakhir peristiwa-peristiwa apa yang terjadi lebih dahulu dan peristiwa apa pula yang terjadi kemudian, kita dapat perjelas dengan menggunakan bagan garis waktu.
24
C. Gender Istilah gender dengan seks itu ternyata berbeda namun seringkali seks (jenis kelamin) diartikan sama dengan gender. Hal ini disebabkan karena istilah gender belum dipahami secara benar dan luas. Pengertian seks (jenis kelamin) berhubungan dengan perbedaan biologis antara perempuan dan laki-laki. Karena seks maka kita disebut sebagai laki-laki dan perempuan. Sedangkan gender berkaitan dengan peran dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan. Hal ini ditentukan oleh nilainilai sosial budaya yang berkembang. (Makarao, 2009: 14). Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam cara berpikir serta dalam memecahkan masalah. Hal ini dapat dipahami karena struktur otak perempuan dan laki-laki berbeda. Hal ini sesuai dengan pernyataan Makarao (2009: 60) yang menyatakan bahwa perbedaan perempuan dan laki-laki diantaranya dalam struktur fisik, organ reproduksi, cara berpikir dan dalam memecahkan masalah. Otak manusia adalah massa protoplasma yang paling kompleks yang pernah dikenal di alam semesta ini (Deporter & Hernacki, 1999: 26). Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa otak manusia terdiri dari bermilyar-milyar sel aktif. Disebutkan minimal terdiri dari 100 milyar sel otak sejak lahir. Masing-masing sel dapat membuat jaringan sampai 20.000 sambungan tiap detik (Makarao, 2009: 62). Pendapat lain mengenai otak yang sangat populer selama dua puluh tahun terakhir ini adalah teori Otak Triune (“Triune” berarti Three in one”). Menurut teori ini otak manusia mempunyai tiga bidang spesialisasi yang terpisah (meskipun saling
25
berhubungan) (Makarao, 2009: 65). Hal ini senada dengan pernyataan Deporter dan Hernacki (1999: 26) yang menyatakan bahwa otak manusia itu mempunyai 3 bagian dasar yakni batang atau “otak reptil”, sistem limbik atau “otak manusia”, dan neokorteks. Setiap bagiannya berkembang pada waktu yang berbeda dalam sejarah evolusi kita. Masing-masing bagian juga mempunyai struktur syaraf tertentu dan mengatur tugas-tugas yang harus dilakukan. Laki-laki cenderung lebih pada otak reptil. Otak reptil
berkaitan dengan
insting mempertahankan hidup, dorongan untuk berkembang. Ketika merasa pada zona yang tidak aman, otak reptil ini bangkit dan bersiaga atau melarikan diri dari bahaya (Deporter dan Hernacki, 1999: 28). Sedangkan perempuan lebih cenderung pada sistem limbik. Sistem limbik ini fungsinya bersifat emosional dan kognitif; yaitu menyimpan perasaan, dan kemampuan belajar. Dengan adanya dominasi struktur pada laki-laki yang demikian, dapat menjelaskan laki-laki dapat lebih bersikap logis dan lebih kasar dibanding perempuan sedangkan perempuan lebih dominan menggunakan perasaan serta memiliki kemampuan lebih ulet dalam belajar.
Perbedaan anatomis otak perempuan dan laki-laki terdapat di Lobus parietal bawah, Hipotalamus, Korpus Kallosum dan lokasi bicara. Dengan demikian implikasi terjadi terhadap cara dan gaya melakukan sesuatu dari perempuan dan laki-laki, yang menunjukkan perbedaan dalam beberapa hal : visiospasial, emosi, tingkah laku, kemampuan spasial, dan problem matematis. (Makarao, 2009: 61)
26
Daerah korteks otak laki-laki lebih banyak tersedot untuk melakukan fungsifungsi spasial (kemampuan perancangan mekanis, pengukuran penentuan arah abstraksi, dan manipulasi benda-benda fisik) dan cenderung memberi porsi sedikit pada daerah korteksnya untuk memproduksi dan menggunakan kata-kata. Kumpulan saraf yang menghubungkan otak kiri-kanan atau corpus collosum otak laki-laki lebih kecil seperempat dibandingkan dengan otak perempuan. Hal inilah yang menyebabkan perempuan lebih banyak bicara ketimbang laki-laki.
Menurut Doren (Makarao, 2009: 97) kecepatan persepsi perempuan lebih baik dari laki-laki. Tugas ini menyangkut kecepatan mencocokkan sebuah objek yang diperlihatkan dengan cepat. Misalnya memasangkan gambar yang sama atau cocok. Perempuan juga lebih baik dalam tes-tes yang berhubungan dengan kelancaran idea tau verbal, koordinasi motorik, menyelesaikan hitungan matematis dibandingkan dengan laki-laki. Untuk tugas spasial, laki-laki lebih baik dalam mengerjakannya. Laki-laki dapat melakukan pembayangan secara mental suatu objek. Misalnya memanipulasi atau merotasi suatu objek tiga dimensi Doren (Makarao, 2009: 100). Laki-laki lebih baik dalam melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan keterlampilan motorik dan lebih baik dalam menyelesaikan tugas matematis yang berhubungan dengan penalaran.
27
D. Sistem Pernafasan Manusia 1. Pengertian sistem pernafasan yaitu sistem tubuh yang berfungsi dalam pertukaran gas antara darah dan atmosfer (Kurnadi, 2008: 45) 2. Sistem Pernafasan Manusia Deskripsi detail tentang materi sub-sub konsep utama pada konsep sistem pernafasan manusia sebagai berikut : a. Rongga Hidung
Gambar 2.1 Struktur anatomi Hidung Hidung merupakan muara keluar-masuknya udara pernapasan. Struktur berongga yang disebut dengan rongga hidung (cavum nasalis). Di daerah lubang hidung, permukaan rongga hidung diliputi oleh epithel berlapis pipih dengan rambutrambut kasar yang berfungsi untuk menyaring debu-debu kasar dan serangga sehingga udara yang masuk ke hidung akan disaring dulu oleh rambut hidung, sehingga debu dan partikel kotoran tidak masuk ke dalam paru-paru. Di sebelah dalam, rongga hidung diselaputi oleh epithel berlapis semu bersilia bersel goblet
28
yang dibawahnya banyak mengandung kapiler (Kurnadi, 2008 : 46). Udara dihangatkan oleh kapiler darah yang ada di dalam hidung, sehingga suhunya sesuai dengan suhu tubuh. Udara dilembapkan oleh lapisan lendir yang ada di dalam rongga hidung. b. Faring
Gambar 2.2 Anatomi Faring Faring merupakan saluran sepanjang 12,5–13 cm sebagai kelanjutan dari saluran hidung yang meneruskan udara ke laring. Faring terletak di antara saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Faring terdiri dari 3 bagian yaitu : •
Nasofaring adalah bagian pertama faring yg berlanjut sebagai orofaring
•
Orofaring terletak di rongga mulut, di antara langit-langit lunak sampai tulang hyoid
•
Laringofaring terletak di antara tulang hyoid sampai belakang laring (Kurnadi, 2008 : 47-48)
29
c. Laring
Gambar 2.3. Anatomi Laring Laring atau tekak (jakun) terdapat di bagian belakang (posterior) faring. Organ ini terdiri atas 9 susunan tulang rawan (kartilago) yang berbentuk kotak. Laring diselaputi oleh membran mukosa yang terdiri dari epithel berlapis pipih tidak berkeratin. Epitel berlapis ini cukup tebal dan kuat untuk menahan getaran-getaran suara pada laring (Kurnadi, 2008 : 48). d. Trakhea
Gambar 2.4. Anatomi Trakhea
30
Terletak pada garis sagital (tengah) tubuh di bawah laring yang bercabang menjadi dua menjadi bronchus primer kiri dan kanan. Fungsi utama untuk menangkap dan mengembalikkannya ke hulu saluran pernafasan benda-benda asing yang akan masuk ke paru-paru bersama udara pernafasan e. Bronkhus
Gambar 2.5. Anatomi Bronkhus Cabang batang tenggorok. Cabang ini terdapat kira-kira setinggi tulang rusuk yang pertama. Jumlahnya sepasang, yaitu yang satu menuju ke paru-paru kanan dan yang satu lagi menuju paru-paru kiri. Dinding bronkus lebih tipis dibanding dengan dinding trakhea.
31
f. Bronkhiolus
Gambar 2.6. Anatomi Bronkhiolus Bronkhiolus merupakan cabang dari bronkus. Salurannya lebih kecil dan dindingnya lebih tipis. Bronkiolus Tidak memiliki tulang rawan maupun kelenjar dalam mukosanya. Bronkiolus yang paling ujung disebut bronkiolus respirasi. Pada bronkiolus respirasi terdapat gelembung-gelembung alveolus. Alveolus merupakan tempat terjadinya pertukaran gas antara darah (di dalam pembuluh darah) dengan udara bebas. (Idawati, 2008) Oksigen dari udara berdifusi ke dalam darah sedangkan karbon dioksida dan uap air dari darah berdifusi ke udara.
32
g. Paru-paru
Gambar 2.7. Paru-paru Paru-paru manusia berjumlah sepasang, kanan dan kiri. Masing-masing dibungkus oleh selaput pembungkus paru-paru yang dikenal dengan pleura. Pleura ini merupakan selaput tipis rangkap dua. Diantara selaput tersebut dengan paru-paru terdapat cairan limfa, yang berfungsi untuk melindungi paru-paru dari gesekan pada waktu mengembang dan mengempis. 3. Mekanisme Pernafasan Proses masuk (inspirasi) dan keluarnya udara (ekspirasi) pada pernapasan berkaitan erat dengan perbedaan volume dan tekanan udara. Proses inspirasi dan ekspirasi diatur oleh kerja otot-otot diafragma dan otot-otot antartulang rusuk. Mekanisme pernapasan pada manusia ada dua macam yaitu pernapasan perut dan
33
pernapasan dada. Secara ringkas proses inspirasi dan ekspirasi pada pernapasan dada dan pernapasan perut dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 2.8 Mekanisme Pernafasan a. Pernafasan dada Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut : 1) Fase inspirasi : berkontraksinya otot antartulang rusuk(kontraksi ini membuat rusuk naik terangkat), terangkatnya rusuk membuat rongga dada membesar akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk 2) Fase ekspirasi : fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbondioksida keluar.
34
b. Pernapasan Perut Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut. 1) Fase Inspirasi : pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk. 2) Fase Ekspirasi : otot diafragma kembali relaksasi (kendur), sehingga diafragma melengkung ke atas dan volume rongga dada mengecil, akibatnya tekanan udara membesar sehingga udara keluar dari paru-paru. 4. Kelainan pada Sistem Pernapasan Alat-alat pernapasan dapat mengalami gangguan karena penyakit atau kelainan. Beberapa gangguan yang sering terjadi pada saluran pernapasan manusia adalah sebagai berikut : a. Laryngitis ialah radang larynk yang sering disebabkan oleh infeksi mikroorganisme ataupun oleh asap rokok pada perokok. b. Diptheria merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh Corynebacterium-diphteria yang menyerang mukosa saluran pernafasan bagian atas.
35
c. Asma, merupakan reaksi saluran pernapasan terhadap rangsangan pada otot polos di bronkus atau bronkiolus. Asma juga sering disertai produksi lendir yang berlebihan dan radang. Jalan napas menjadi sesak dan membuat bunyi “mengi” (wheezing). Hal ini karena penderita berusaha bernapas sedalamdalamnya, sehingga menggetarkan lender pada bronkus yang menyempit. Penyebab asma dapat berupa debu, serbuk sari, jamur, dan partikel lain yang terbawa udara. Asma juga dapat disebabkan oleh makanan dan infeksi saluran pernapasan. d. Selesma, disebabkan oleh virus yang menginfeksi saluran pernapasan. Masa inkubasi antara 1 – 3 hari yang ditandai gejala berupa lesu, sakit di tenggorokan, dan suhu tubuh tidak normal. Pada awalnya lendir pilek yang dihasilkan cair, kemudian menjadi kental kehijauan. Penularan lewat udara dan kontak langsung dengan hidung. e. Influenza atau flu, disebabkan oleh virus. Masa inkubasinya 2 hari dengan gejala demam, pegal linu, lesu, dan batuk pilek. Bila tidak ada komplikasi biasanya sembuh dalam 3 – 5 hari. f. TBC paru-paru, ditimbulkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosa. Penyakit ini menular lewat udara dan merusak jaringan paru-paru sehingga menjadi berongga. TBC juga dapat diakibatkan oleh gizi yang buruk, usia tua, dan tempat yang kotor. Umumnya penderita TBC mempunyai tingkat
36
ekonomi yang rendah. Gejala penyakit berupa berat badan turun drastis, batuk berdahak sampai berdarah, sesak napas, dan berkeringat pada malam hari. g. Kanker paru-paru (Bronchogenic carcinoma). Berasal dari sel-sel epithelium yang salah satu penyebabnya dari polutan penimbul kanker yaitu rokok, asapasap, debu-debu yang berhubungan dengan pekerjaan misalnya asbes, chrom, nikel,gas beracun, ether, dan asap batubara. h. Emphysema merupakan keadaan alveoli menjadi kaku, mengembang dan terus menerus terisi udara meskipun setelah ekspirasi. Dengan kondisi hal ini, pertukaran udara menjadi terganggu.