4
BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1 Tinjauan Tentang Kualitas Pada kenyataannya kualitas merupakan sebuah konsep yang cukup sulit untuk dipahami dan disepakati, dikerenakan kualitas itu sendiri mempunyai beragam interpretasi, tidak dapat didefinisikan secara tunggal, dan sangat bergantung pada sudut pandangnya. Kualitas mempunyai pengertian yang menghimpun kualitas produk atau, kualitas biaya, kualitas penyajian, dan kualitas moral. Menurut Ahmad (dalam kamus bahasa indonesia, 2006: 328) bahwa, kualitas adalah kadar, mutu, atau tingkat baik buruknya sesuatu. Sedangkan menurut Glaser (dalam Uno dkk, 2004: 211) bahwa, kualitas lebih mengarah pada sesuatu yang baik. Berdasarkan uraian diatas kualitas dapat diartikan sebagai tingkat baik buruknya karakteristik suatu produk atau jasa yang dibuktikan dari kemampuan yang dapat memuaskan kebutuhan yang tampak maupun tersembunyi. 2.2 Tinjauan Tentang Kualitas Catatan Siswa Kegiatan pengambilan catatan dapat dianggap sebagai bagian dari menulis di kurikulum yang memiliki dua karakteristik yakni mengambil atau membuat catatan membantu siswa belajar, dan pencatatan membantu siswa belajar menulis. Menurut DePorter dan Hernacki (2000: 146) bahwa, mencatat yang efektif merupakan salah satu kemampuan terpenting yang dipelajari orang dengan alasan untuk meningkatkan daya ingat. Sedangkan menurut Ward dan Tatsukawa (2003:
4
5
2) bahwa, mencatat merupakan teknik untuk melibatkan pikiran siswa dalam meningkatkan pengalaman belajar. Proses mencatat dapat membantu siswa mempelajari materi dan catatan yang dihasilkan dapat berguna ketika dipelajari kembali. Oleh sebab itu, catatan dapat memfasilitasi pembelajaran. Sedangkan menurut Rahayu (2009: 1) bahwa, mencatat merupakan alat yang penting dalam menyikapi informasi dan persepsi seseorang terhadap suatu hal tertentu disekitar kita. Dengan mencatat seseorang dapat berpikir dan bersikap rasional dan menemukan solusi dalam menyelesaikan masalah yang ada pada saat ini dan dimasa yang akan datang. Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa Mencatat merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan daya ingat melalui proses melihat, mendengar dan dirasakan. Mencatat juga dapat diartikan sebagai kemampuan menggunakan bahasa untuk menyatakan ide, pikiran, atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa tulis. Mencatat dilakukan dengan tujuan untuk membantu mengingat suatu informasi yang tersimpan dalam ingatan. Menurut Castello´ dan Monero ( dalam Graves, 2005: 268) bahwa, catatan dapat diartikan sebagai sarana untuk menjelaskan dan menceritakan beberapa informasi untuk diri kita sendiri maupun orang lain berdasarkan apa yang kita baca, dengar dan lihat. Oleh sebab itu, catatan dijadikan sebagai suatu dokumen yang dapat ditinjau kembali. Sedangkan menurut Neville (2006: 3) bahwa, catatan dapat bertindak sebagai ringkasan atau penguatan poin utama dari apa yang kita baca, dengar atau lihat, dan catatan dapat dijadikan sebagai referensi
dari
informasi yang didapat, catatan juga dapat membuat siswa untuk terus belajar,
6
catatan bertindak sebagai bantuan untuk mengingat, catatan berguna untuk tujuan revisi masa depan, terutama dalam persiapan untuk ujian atau tugas menulis. Kemudian Menurut Houshangi dan lazzarino ( dalam jurnal RDD, 2010: 5) bahwa, catatan dapat membantu siswa menyelesaikan tugas-tugas dan berfungsi sebagai landasan bagi siswa untuk persiapan ujian serta dapat meningkatkan pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa catatan merupakan dokumen yang perlu dipelajari kembali. Catatan itu sendiri merupakan tulisan yang dibuat oleh siswa mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran, dengan mencatat dapat membantu siswa untuk berkonsentrasi pada pembelajaran, proses penulisan catatan dapat membantu siswa mengatasi gangguan dan dapat mendorong siswa untuk menjadi seorang pembelajar, lebih aktif, bukan pasif. 2.2.1 Pentingnya Catatan Dalam Pembelajaran Catatan mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Karena dengan mencatat dapat membantu siswa berkonsentrasi pada materi yang dipelajari, siswa diperbiasakan membuat catatan yang rapi, teratur dan menarik serta mudah untuk dipelajari dan dipahami sehingga dapat menghilangkan kejenuhan dan kebosanan serta dapat menumbuhkan motivasi atau semangat belajar siswa. Menurut Reder (dalam Bauer , 2008: 13) bahwa, mencatat perlu dilakukan untuk menghindari gangguan, memfokuskan perhatian siswa dan juga dapat mendorong siswa untuk mengidentifikasi komponen-komponen penting atau
7
gagasan penting yang direkam dalam pembelajaran. Sedangkan
menurut
DePorter dan Hernacki (2000: 148) bahwa, mencatat yang efektif perlu dilakukan dengan tujuan untuk menghemat waktu dengan membantu menyimpan informasi secara mudah dan mempelajarinya kembali jika diperlukan. Karena tanpa mencatat dan mengulangi kembali, kebanyakan siswa hanya mampu mengingat sebagian kecil materi yang mereka baca atau dengar. Ditambahkan oleh Neville (2006: 3) menyatakan bahwa, ada tiga alasan utama yang disajikan oleh siswa mengapa mereka menulis catatan yaitu: a. Untuk menghilangkan kebosanan, dan karena tekanan teman sebaya b. Siswa percaya proses ini akan membantu mereka mengingat isi pembelajaran lebih baik di masa depan c. Mereka merasa catatan akan membantu mereka untuk menjadi lebih terorganisir dengan mereka revisi. 2.2.2 Metode Pencatatan Menurut DePorter dan Hernacki (2000: 148) bahwa, catatan memiliki beberapa model pencatatan yang dilihat dari struktur susunannya sebagai berikut. a. Model outline merupakan suatu daftar yang didalamnya tersusun hal pokok atau bagian-bagian yang akan disampaikan dan bagaimana tiap bagian tersebut dihubungkan dengan bagian yang lain secara logis. b. Peta pikiran Peta pikiran merupakan suatu gambar (visual), yang disusun berdasarkan konsep-konsep yang saling berkaitan sebagai hasil pemetaan konsep dan juga dikemukakan oleh DePorter, dkk (2003: 175) bahwa, peta pikiran
8
adalah metode mencatat yang membantu kita mengingat informasi, meningkatkan pemahaman terhadap materi, dan memberikan wawasan baru. c. Catatan tulis susun merupakan cara menerapkan pikiran sadar penulis terhadap materi yang sama secara sadar. Catatan tulis susun memiliki ciri penting yaitu catatan TS memudahkan penulis untuk menulis atau mencatat pemikiran dan kesimpulan pribadi bersama-sama dengan bagianbagian kunci pembicaraan atau materi bacaan. 2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas catatan siswa Menurut Deborah, dkk (dalam Kiewra, 2001: 2) ada beberapa faktor yang mempegaruhi kualitas catatan siswa yaitu: a. Konten materi b. Penggunaan bahasa oleh guru c. Intonasi suara guru d. Durasi atau kecepatan berbicara guru e. Penggunaan media 2.2.4 indikator Kualitas catatan siswa Menurut Allison (2012: 7) bahwa, catatan yang akurat atau berkualitas bercirikan beberapa hal berikut. 1. Terdapat poin-poin penting berupa kata-kata kunci berup teori, definisi, rumus dan fakta 2. Membuat catatan dengan benar dari diagram dan grafik 3. Menuliskan contoh penting yang berhubungan dengan poin-poin utama. 4. Catatan disusun secara terorganisir. 5. Catatan harus singkat dan tidak panjang lebar
9
Sedangkan menurut Walvoord, dkk (2005: 6) bahwa, catatan dapat dikatakan baik apabila bercirikan hal-hal sebagai berikut. 1. Terdapat kata kunci 2. Relevan 3. Terorganisir 4. Terdapat kutipan 5. Kuantitas catatan Berdasarkan kedua teori diatas maka perlu disusun indikator catatan guna menilai keakuratan suatu catatan agar diterima sebagai suatu catatan yang berkualitas. Diantaranya sebagai berikut. 1. Kelengkapan catatan Menurut Ahmad (dalam kamus bahasa Indonesia, 2006: 273) bahwa, kelengkapan merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan materi telah terpenuhi. Misalnya, Poin-poin penting yang dicantumkan dalam catatan baik berupa pengertian kuat arus, daya listrik, hukum kirchoff I, hukum kirchoff II, persamaan-persamaan dan keterangan serta contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari. Catatan yang lengkap akan memebantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru pada saat catatan tersebut dipelajari kembali. 2. Penyajian informasi yang benar Menurut Ahmad (dalam kamus bahasa Indonesia, 2006: 256) bahwa, informasi yang benar yaitu keterangan yang disampaikan oleh seseorang atau badan tidak salah atau sudah betul. Mempelajari dengan tepat serta memahami informasi yang dibaca maupun yang didengar, akan menghasilkan suatu catatan
10
yang menyajikan informasi yang benar. Informasi yang benar berupa informasi yang relevan (konten yang dicantumkan sesuai dengan topik), akurat (tepat,tidak ada kesalahan dan mempunyai maksud dan tujuan yang jelas) dan logis. 3. Penyajian ilustrasi atau gambar Menurut Ahmad (dalam kamus bahasa Indonesia, 2006: 234) bahwa, Ilustrai merupakan gambar atau keterangan yang bertujuan untuk memperjelas uraian. Membuat catatan fisika, ilustrasi atau gambar perlu dicantumkan agar supaya ilustrasi tersebut dapat mendukung dan mempermudah memahami konsep-konsep dari kuat arus listrik, daya listrik, hukum kirchoff I, hukum kirchoff II dan alat ukur listrik. 4. Kesesuaian bahasa Bahasa yang sesuai dalam membuat catatan yaitu catatan yang penyusunan kata maupun kalimat sudah sesuai dengan kosa kata yang benar. Membuat catatan perlu diperhatikan penggunaan kosa kata yang tepat atau penyusunan kalimat yang sempurna sehingga akan sangat mendukung dalam membuat catatan yang berkualitas. Informasi yang dicantumkan harus
menggunakan bahasa baku,
simbol-simbol yang digunakan sesuai dengan simbol fisika dan informasi yang dicantumkan tidak rancu. 5. Terorganisir Penyusunan catatan yang terorganisir yaitu catatan yang disusun secara teratur atau terstuktur mulai dari topik sampai sub topik dan uraian materinya. Catatan yang terorganisir memudahkan siswa dalam belajar dan memahami materi pelajaran. Catatan yang terorganisir misalnya mulai dari judul materi jelas,
11
sub-sub-sub materi, uraian materi, persamaan dan keterangannya serta contohcontoh. 6. Originalitas Originalitas yang dimaksud disini yakni, semua Informasi yang tulis didalam catatan menggunakan kalimat sendiri sesuai dengan bahasa baku dan istilah fisika serta dapat diketahui maksud dan tujuannya. 7. Rapi Menurut Ahmad (dalam kamus bahasa Indonesia, 2006: 322) bahwa, rapi berarti tidak acak-acakan, teratur dan bersih. Catatan yang rapi akan lebih menarik minat siswa ketika membaca dan belajar serta mempermudah transfer ilmu pengetahuan yang terkandung di dalamnya. Kerapian yang dimaksud disini catatan yang ditulis oleh siswa yaitu ditulis secara jelas dan teratur misalnya tulisan tersebut indah, dapat dibaca, kalimat-kalimat dalam alenia tersusun rapi dan tidak tumpang tindih. Belajar dari catatan yang dibuat sendiri akan lebih memudahkan pemahaman terhadap suatu materi pelajaran, dan hendaknya catatan juga dapat dipahami oleh orang lain sebagai bacaan yang ilmiah yaitu dengan menggunakan kata-kata dan kalimat-kalimat yang dimengerti. 1.2.5 Fungsi Catatan Menurut Boch dan Piolat (2005: 101) bahwa, catatan mempunyai 2 fungsi yakni untuk merekam informasi dan sebagai persiapan untuk mengingat kembali materi sebelumnya. Sedangkan menurut Ward dan Tatsukawa (2003: 2)bahwa membuat catatan mempunyai fungsi untuk menstabilkan meningkatkan dan pengetahuan.
12
2.2.6 Manfaat Catatan Menurut Sri (2012: 16) bahwa, pembuatan catatan mempunyai beberapa manfaat bagi peserta didik sebagai berikut. “(1) Pencatat dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya. Dengan mencatat, pencatat dapat mengetahui sampai di mana pengetahuannya tentang suatu topik. (2) Pencatat dapat berlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan. Dengan mencatat, pencatat dapat bernalar, menghubunghubungkan, serta membanding-bandingkan fakta untuk mengembangkan berbagai gagasannya. (3) Pencatat dapat lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang dicatat. Kegiatan mencatat dapat memperluas wawasan. (4) Pencatat dapat berlatih dalam mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat. Dengan mencatat, pencatat dapat menjelaskan permasalahan yang semula masih samar. (5). Dengan mencatat sesuatu di atas kertas, pencatat akan lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret. (6) Dengan mencatat, pencatat terdorong untuk terus belajar secara aktif. Pencatat menjadi penemu sekaligus pemecah masalah. (7) Dengan kegiatan mencatat yang terencanakan membiasakan penulis berpikir serta berbahasa secara tertib dan teratur”. 2.3 Tinjauan Hasil Belajar Pengalaman yang diperoleh siswa dapat dikatakan sebagai hasil belajar siswa. Dalam hal ini seseorang akan memiliki kemampuan setelah mengikuti proses belajar yaitu dari yang tidak tahu menjadi tahu. Menurut Dimiyati dan Mujiono (2009: 3) bahwa, hasil belajar merupakan hasil dari suatu keterkaiatan antara tindak belajar dan tindak mengajar kemudian diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Sedangkan menurut Purwanto (2011: 46) hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Kemudian menurut Bloom (dalam Sudjana, 2008: 22) bahwa, ada tiga ranah yang berkaitan dengan hasil belajar yaitu:
13
1. Ranah Kognitif Ranah Kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek, diantaranya: a. Pengetahuan, diartikan sebagai ingatan terhadap suatu fakta, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun danrumus pernah dipelajari sebelumnya. b. Pemahaman, diartikan kemampuan dalam menyerap suatu arti atau makna dari materi atau bahan yang dipelajari. c. Aplikasi, diartikan sebagai suatu kemampuan menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. d. Analisis, diartikan sebagai kesanggupan dalam menentukan bagianbagian dari suatau masalah, atau gagasan dan menunjukkan hubungan antar bagian tersebut. e. Sintesis, diartikan sebagai penggabungan atau perpaduan dari berbagai informasi menjadi satu kesimpulan atau konsep. f. Evaluasi, diartikan sebagai kemampuan untuk mempertimbangkan dan menilai, baik buruk, benar salah dan bermanfaat tidak bermanfaat. 2. Ranah Afektif Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu: a. Penerimaan, yakni kesediaan menerima rangsangan dengan memberikan perhatian kepada rangsangan yang datang padanya.
14
b. Responsi, yakni kesediaan memberikan perhatian aktif dalam melakukan suatu kegiatan. c. Acuan Nilai, yakni kesediaan untuk menunjukkan konsistensi perilaku yang mengandung nilai. d. Organisasi, yakni kesediaan mengorganisasikan nilai-nilai yang relevan ke dalam satu sistem. e. Karakterisasi, yakni keterpaduan dari sistem nilai yang menjadi karakter, yang dimiliki seseorang dan mempengaruhi pola pikirnya. 3. Ranah Psikomotor Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni : a. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar) b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar c. Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
15
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang telah dicapai siswa baik kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik setelah mengalami proses belajar. 2.4 Tinjauan Tentang Listrik Dinamis 1. Arus Listrik Arus listrik didefinisikan sebagai jumlah total muatan yang melewati suatu penghantar
persatuan waktu. Besarnya aliran listrik disebut kuat arus listrik,
secara matematis dapat ditulis: I
Q t
(Giancoli, 2001: 65) Dimana: I
= Kuat arus (Ampere)
Q
= Jumlah muatan (Coulomb)
t
= Jumlah waktu (sekon)
2. Hukum Ohm Georg Simon Ohm (1787-1854), berdasarkan penelitiannya menemukan hubungan antara sumber tegangan dan kuat arus listrik. Ohm menyatakan bahwa “Kuat arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar berbanding lurus dengan besarnya beda potensial (tegangan) pada ujung-ujung penghantar”. Pernyatan Ohm tersebut dikenal sebagai Hukum Ohm dan secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut. V
I R
(Giancoli, 2001: 67) Dimana:
V = Tegangan listrik (Volt) I = Kuat Arus (Ampere)
16
R= Hambatan (Ohm = Ω) 3. Hukum Kirchhoff a. Hukum I Kirchhoff Hukum ini berbunyi bahwa “pada setiap titik cabang, jumlah semua arus yang memasuki cabang harus sama dengan semua arus yang meninggalkan cabang tersebut”. Secara matematis hukum I kirchhoff dapat dinyatakan dengan: I masuk
I keluar
b. Hukum II Kirchhoff Hukum ini berbunyi bahwa “jumlah perubahan potensial mengelilingi lintasan tertutup pada satu rangkaian harus nol”. (Giancoli, 2001: 106) 4. Alat Ukur Listrik a. Amperemeter Alat ini digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Pada alat ini memeiliki dua bagian utama yaitu skala pengukuran dengan jarum penunjuk dan batas ukur. Pembacaan hasil pengukurannya disesuaikan dengan batas ukur yang digunakan. b. Voltmeter Alat ini digunakan untuk beda potensial antara dua titik (tegangan listrik). Cara pembacaan skala untuk alat ini sama dengan pembacaan pada amperemeter. Perbedaan yang perlu diingat adalah cara merangkai alatnya. Jika amperemeter dipasang seri maka voltmeter dipasang pararel.
17
Tegangan listrik maupun kuat arus listrik dapa diukur dengan alat yang dinamakan Multitester dan nama lain dari alat ini adalah AVO meter yaitu Amper, Volt dan Ohm meter. (Giancoli, 2001: 116) 2.5 Kajian Penelitian Yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Kartika Sri Wulandari Salihi pada tahun 2008 dengan judul penelitian Deskripsi catatan kuliah mahasiswa pada mata kuliah fisika kuantum dengan indikator penelitian yang digunakan yaitu kelengkapan catatan, organisasi catatan, kerapian catatan, dan keterbacaan catatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa catatan kuliah sangat bermanfaat dan membantu mahasiswa dalam mendalami materi serta dapat menambah ilmu pengetahuan. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni Darmayati pada tahun 2012 dengan judul penelitian peningkatan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan teknik ubah catatan harian pada siswa Kelas X D SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul (Thesis). Dengan instrumen penelitian angket, lembar observasi, catatan lapangan, tes menulis puisi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknik ubah catatan harian mampu me ningkatkan keterampilan menulis puisi siswa aktivitas dan situasi kegiatan pembelajaran keterampilan menulis puisi meningkat lebih baik dan mencapai kriteria keberhasilan. Hal ini terlihat dari skor rata-rata keterampilan menulis puisi siswa sebelum dikenai tindakan adalah 21,06, pada siklus I 24,68, dan setelah dikenai tindakan pada akhir siklus II skor rata-rata menjadi 27,47.
18
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian pertama yaitu
pada jenis
penelitian, indikator yang digunakan, instrumen penelitian dan subjek penelitian dan materi penelitian. Peneliti sebelumnya mengambil jenis peneltian deskriptif dengan empat indikator pada materi fisika kuantum dengan menggunakan instrumen penelitian teks wawancara dan subjek penelitiannya mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan ini jenis penelitian survei dengan teknik korelasional dengan tujuh indikator pada materi listrik dinamis dengan menggunakan instrumen penelitian lembar penilaian dan subyek penelitiannya pada siswa SMA Negeri 3 Gorontalo. Kemudian pada penelitian kedua yaitu pada jenis, instrumen penelitian, tempat penelitian dan subjek penelitian. Peneliti sebelumnya mengambil jenis peneltian tindakan kelas dengan instrumen penelitiannya yaitu penelitian angket, lembar observasi, catatan lapangan, tes menulis puisi dan wawancara, tempat penelitian di SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul dan subjek penelitiannya siswa kelas XD di SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan ini, jenis penelitian survei dengan teknik korelasional dengan menggunakan instrumen penelitian lembar penilaian, tempat penelitian di SMA Negeri 3 Gorontalo dan subjek penelitiannya siswa kelas X s di SMA Negeri 3 Gorontalo. 2.6 Kerangka Berpikir Mencatat merupakan suatu kegiatan yang tidak lepas dari proses belajar mengajar dan mencatat juga merupakan perilaku umum untuk siswa saat membaca dan sementara menghadiri kelas. Kegiatan mencatat merupakan kegiatan menghasilkan bahasa dan mengorganisasikan pikiran secara tertulis.
19
Buku catatan merupakan salah satu sumber belajar yang sering digunakan oleh peserta didik untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Keberadaan buku catatan bagi peserta didik sangatlah penting untuk membantu dalam pemahaman materi pelajaran khususnya fisika. Buku catatan yang berkualitas merupakan salah satu faktor dalam membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiiki siswa setelah melewati proses belajar mengajar. Hasil belajar yang baik merupakan suatu proses belajar yang dilakukan apabila seseorang memutuskan untuk belajar berdasarkan apa yang dibaca pada tulisannya yang terdahulu atau melalui catatan yang dibuatnya. Berdasarkan Uraian di atas dapat digunakan sebagai arahan berpikir, bahwa antara kualitas catatan dengan hasil belajar fisika siswa secara bersama-sama terdapat hubungan yang positif. 2.7 Hipotesis Penelitian Berdasarkan bentuk permasalahan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas catatan dengan hasil belajar siswa yaitu jika catatan berkualitas maka hasil belajar siswa meningkat pada mata pelajaran fisika di SMA Negeri 3 Gorontalo.