5
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Spasial a. Pengertian Kemampuan Spasial Menurut Amstrong (dalam Yuliani dan Bambang, 2010), kemampuan
spasial
memvisualisasikan
merupakan
gambar
didalam
kemampuan pemikiran
untuk seseorang.
Sulistyarini dan Santoso (2015), menyatakan bahwa kemampuan spasial merupakan kecerdasan berpikir dalam bentuk visualisasi, gambar
dan
bentuk
tiga
dimensi.
Sedangkan
menurut
Yaumi(2013:16), kemampuan spasial adalah kepekaan pada garis, warna, bentuk, ruang, keseimbangan, pola dan hubungan antar unsur tersebut. Komponen lainnya adalah kemampuan membayangkan, mempresentasikan
ide
secara
visual
dan
spasial
dan
mengorientasikan secara tepat. Komponen inti dari kecerdaan spasial bertumpu pada ketajaman melihat dan ketelitian pengamatan. Dari tiga pendapat pakar diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan spasial merupakan kemampuan menanggapi suatu objek pada posisi yang berbeda dengan memvisualisasi bentuk-bentuk bangun datar dan bangun ruang. Kemampuan tersebut bertumpu pada ketajaman melihat pada bangun ruang pada saat dirotasikan. Dengan mengutamakan ketelitian pengamatan sehingga dapat 5 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
6
mempresentasikan
ide
keruangan
secara
akurat
dan
mengorientasikan secara tepat. Kemampuan spasial menjadi tujuan utama dalam pembelajaran matematika terutama geometri di sekolah. Maier (1996), menyatakan bahwa kemampuan spasial tidak hanya digunakan dalam berbagai tugas matematika sekolah, akan tetapi pada mata pelajaran lainnya dan pada lingkup yang lebih luas seperti dunia kerja. Dalam matematika kemampuan spasial lebih dikaitkan dengan penyelesaian permasalahan geometri. Geometri merupakan salah satu cabang matematika yang mempelajari tentang titik, garis, bidang dan bendabenda
ruang
beserta
sifat-sifatnya,
ukuran-ukurannya
dan
hubungannya antara yang satu dengan yang lain. Di banyak negara pengembangan kemampuan spasial merupakan tujuan utama dari pembelajaran geometri. Yaumi (2013), menyatakan seseorang dengan kemampuan spasial yang baik dicirikan antara lain sebagai berikut : 1. Selalu mengembangkan ide-ide yang menarik 2. Senang mengatur dan menata ruang 3. Senang menciptakan seni dengan menggunakan media yang bermacam-macam 4. Menggunakan graphic organizer sangat membantu dalam belajar dan mengingat sesuatu
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
7
5. Merasa
puas
ketika
mampu
memeperlihatkan
kemampuan seni 6. Senang menggunakan spreadsheet ketika membuat grafik, diagram dan tabel 7. Menyukai teka-teki tiga dimensi 8. Musik video memberikan motivasi dan inspirasi dalam belajar dan bekerja 9. Dapat mengingat kembali berbagai peristiwa melalui gambar-gambar 10. Sangat mahir membaca peta dan denah. b. Indikator Kemampuan Spasial Indikator kemampuan spasial tergantung pada kemampuan untuk menggambar bentuk dan ruang dari suatu objek. Menurut Maier (1996), berikut beberapa indikator kemampuan spasial : 1) Persepsi Keruangan (Spatial Perception) Persepsi keruangan merupakan kemampuan mengamati suatu bangun ruang atau bagian-bagian bangun ruang yang diletakan pada posisi horisontal atau vertikal. Proses mental elemen ini adalah statis artinya hubungan antara subjek (pengamat) dengan objek (benda yang diamati) berubah, sedangkan hubungan keruangan antar bagian dari objek tersebut tidak berubah. Unsur ini bisa dilatih menggunakan water level test dan rod and frame test. (Prabowo dan Ristiani, 2011)
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
8
A
B
D
C
E
Gambar 2.1 Model Tes Untuk Melatih Elemen Persepsi Keruangan Penjelasan : Siswa diminta memilih gambar permukaan air mana yang terbentuk jika kubus tersebut dimiringkan. 2) Visualisasi Keruangan (Spatial Visualisation) Visualisasi
keruangan
sebagai
kemampuan
untuk
membayangkan atau memberikan gambaran tentang suatu bentuk bangun ruang yang bagian-bagiannya mengalami perubahan atau perpindahan. Proses mental elemen ini adalah dinamis, artinya hubungan keruangan antara objek-objek
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
9
berubah. Contohnya bangun ruang identik dengan gambar objek. (Prabowo dan Ristiani, 2011)
A
B
D
C
E
Gambar 2.2 Model Tes Untuk Melatih Elemen Visualisasi Keruangan Penjelasan : siswa diminta menemukan gambar – gambar mana saja yang identik dengan gambar objek 3) Rotasi Pikiran (Mental Rotation) Rotasi pikiran mencakup kemampuan merotasikan suatu bangun dimensi dua ataupun dimensi tiga secara cepat dan tepat. Kemampuan ini sekarang semakin penting karena banyak orang bekerja dengan software grafis. Proses mental elemen ini adalah dinamis. (Prabowo dan Ristiani, 2011)
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
10
A
B
D
C
E
Gambar 2.3 Model Tes Untuk Melatih Elemen Rotasi Pikiran Penjelasan : siswa diminta menemukan bangun yang tepat jika dirotasikan dengan sudut tertentu. 4) Relasi Keruangan (Spatial Relation) Relasi keruangan merupakan kemampuan untuk memahami bentuk suatu benda ataupun bagian-bagian dari benda tersebut serta memahami hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain. Misalnya seseorang harus dapat mengenal identitas suatu benda yang ditunjukan dengan posisi berbeda. Proses mental dari elemen ini adalan statis. (Prabowo dan Ristiani, 2011)
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
11
Dan
A
B
D
C
E
Gambar 2.4 Model Tes Untuk Melatih Elemen Relasi Keruangan. Penjelasan : siswa diminta menemukan dadu yang benar jika dilihat dari berbagai sisi dengan memperhatikan identitas/unsurunsur dari dadu tersebut. 5) Orientasi Keruangan (Spatial Orientation) Orientasi keruangan adalah kemampuan untuk mencari pedoman sendiri secara fisik atau mental di dalam ruang, atau berorientasi dari seseorang di dalam situasi keruangan yang istimewa. Proses mental dari elemen ini adalah dinamis. Contohnya
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
12
sebuah bangun dilihat dari berbagai arah. (Prabowo dan Ristiani, 2011)
A
B
C
D
E
Gambar 2.5 Model Tes Untuk Melatih Elemen Orientasi Keruangan Penjelasan : siswa diminta menentukan wujud yang terlihat dari suatu benda jika dilihat dari berbagai macam arah. Kemampuan
spasial
yang
terdiri
dari
5
indikator
mempuanyai karakteristik masing-masing untuk mengukur kemampuan spasial siswa. Adapun pada indikator pertama kemampuan spasial dapat diukur dengan water level test, kemudian indikator kedua kemampuan spasial siswa dapat dilatih dengan melihat bangun ruang jika bagiannya mengalami perubahan/perpindahan. Lalu indikator ketiga, kemampuan spasial dapat diukur dengan merotasikan bangun dua ataupun
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
13
tiga dimensi secara tepat. Indikator keempat dapat diukur dengan relasi keruangan dimana kemampuan untuk memahami bagian suatu benda jika ditunjukan dengan posisi yang berbeda. Dan indikator yang terakhir dapat diukur dengan melihat suatu benda jika dilihat dari berbagai macam arah. Masing-masing indikator mempunyai karakteristik tes yang berbeda-beda dengan tujuan yang sama yaitu mengukur tingkat kemampuan spasial siswa. c. Geometri di Sekolah Menengah Pertama Untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama/sederajat jenis geometri yang diajarkan lebih kepada geometri ruang yang diajarkan dengan nama “Dimensi Tiga”. Materi ini diajarkan saat kelas VIII. Rincian materi geometri yang tercantum pada kurikulum KTSP 2006 yang berlaku di Indonesia sebagai berikut : Tabel 2.1 Rincian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Geometri Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Geometri 5. Memahami sifat-sifat kubus, 5. 1 Mengidentifikasi sifat-sifat balok, kubus, prisma, limas, dan bagianbalok, prisma dan limas serta bagiannya, bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya 5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas Rincian materi dimensi tiga diatas dapat dijabarkan sebagai berikut:a. Rusuk bangun ruang, b. Bidangsisi, c. Diagonalbidang,
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
14
d. Diagonalruang, e. Bidang diagonal, f. Jaring-jaring, g. Luas permukaan dan volume bangun ruang. 2. Cabri 3D Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟,‟perantara‟ atau „pengantar‟. Maka dapat diartikan media berarti sesuatu yang terletak ditengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Menurut Yunus Johan dkk (2015), media digunakan sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Sebagai mana dikemukakan oleh Martin dan Briggs (dalam Wena, 2009), media adalah semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan siswa. Media bisa berupa perangkat keras seperti komputer, televisi, proyektor dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras tersebut. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan panca indera. Selain itu, media pendidikan juga memiliki pengertian non fisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras dan merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa. Menurut Accascina dan Rogora (2006), Cabri 3D merupakan perangkat lunak dinamis-geometri yang dapat digunakan untuk membantu siswa dan guru untuk mengatasi beberapa kesulitan dalam
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
16
Berdasarkan uraian tersebut, media pembelajaran Cabri 3D merupakan media pembelajaran yang digunakan untuk membantu guru dalam pembelajaran geometri khususnya bangun ruang. Selain itu, melalui media Cabri 3D ini dapat membantu materi pelajaran bangun ruang yang terlihat abstrak menjadi lebih mudah untuk dipahami. Adapun kelemahan yang didapat pada cabri 3D antara lain hasil pengukuran kurang akurat karena menggunakan desimal dan kurang baik dalam kepekaan atau keasliannya. 3. Model Learning Cycle a. Pengertian Learning Cycle Menurut Moyer RH (2007:12), pembelajaran siklus atau model Learning Cyclemerupakan salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Siklus belajar merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pembelajar dapat menguasai kompetensikompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran. Siklus belajar pada mulanya terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu fase eksplorasi (exploration), pengenalan konsep (concept introduction), penerapan konsep (concept application). Akan tetapi, Learning Cycle tiga fase saat ini telah dikembangkan dan disempurnakan menajdi lima fase, yakni ditambahkan tahap engagement pada awal siklus dan diakhiri dengan evaluation pada akhir siklus. Pada pembelajaran ini, tahap concept introduction dan concept application masing-masing
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
17
diistilahkan menjadi explanation dan elaboration, sehingga Learning Cycle saat ini sering disebut dengan “Learning Cycle 5E” b. Tahap Pembelajaran siklus (Learning Cycle) 1) Fase Engagement (Pendahuluan) Tahap pembangkitan minat merupakan tahap awal dari siklus belajar. Fase ini bertujuan untuk mempersiapkan diri pembelajar agar terkondisi dalam menempuh fase berikutnya. Pada tahap ini, guru berusaha membangkitkan dan mengembangkan minat serta keingintahuan (curiosity) siswa tentang topik yang akan diajarkan. (Wena, 2009) Pengetahuan awal siswa tentang penguasaan terhadap kompetensi sebelumnya akan berkaitan dengan kompetensi yang akan diajarkan dan akan digali kembali dengan menambahkan ilustrasi masalah kehidupan sehari-hari yang dapat
diselesaikan
dengan
menghubungkan
masalah
tersebut dengan matematika. 2) Fase Exploration (Eksplorasi) Pada tahap eksplorasi akan dibentuk kelompokkelompok kecil antara 2-4 siswa, kemudian masing-masing siswa dengan kelompoknya diberi kesempatan untuk bekerja sama tanpa pembelajaran langsung dari guru. Pada dasarnya tujuan dari tahap ini adalah mengecek pengetahuan yang
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
18
dimiliki siswa apakah sudah benar, masih salah atau mungkin sebagian salah, sebagian benar. Dengan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator. (Wena, 2009). Fase
exploration
prediksi-prediksi
yang
memungkinkan siswa
siswa
dapatkan
menguji
pada
fase
sebelumnya. Pengujian tersebut dapat dilakukan siswa dengan bekerja sama mendiskusikan pikiran-pikiran siswa tentang kaitan antar topik matematika yang sedang dibahas dengan mengkaitkan masalah dikehidupan sehari-hari. Peran guru adalah sebagai fasilitator dengan memberikan petunjuk apabila ada siswa yang belum paham dalam menjawab soal yang diberikan pada Lembar Kerja Siswa. Dan sekaligus guru menajdi motivator dengan terus mengeksplorasi dirinya dan mendorong semangat siswa untuk tidak mudah menyerah. 3) Fase Explaination (Penjelasan) Pada tahap ini, guru dituntut untuk mendorong siswa menjelaskan suatu konsep dengan kalimat/pemikiran sendiri, meminta bukti dan klarifikasi atas penjelasan siswa, dan saling mendengar secara kritis penjelasan antar siswa atau guru. (Wena, 2009). Siswa menjelaskan konsep-konsep hasil pemikiran diskusi baik dalam hal kaitan anatar topik matematika
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
19
maupun penjelasan yang berkaitan dengan masalah seharihari dengan konsep matematika. Siswa menjelaskan konsep tersebut dengan cara mempresentasikan hasil diskusi kepada anggota kelompok lain. 4) Fase Elaboration (Perluasan) Pada tahap ini siswa menerapkan konsep dan ketrampilan yang telah dipelajari dalam konteks yang berbeda. Dengan demikian siswa akan dapat belajar secara bermakna
karena
telah
dapat
menerapkan
atau
mengaplikasikan konsep yang baru dipelajarinya dalam situasi yang baru (Wena, 2009) Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru secara individu. Soal yang diberikan berupa kaitan konsep yang telah diketahui siswa dahulu dalam menyelesaikan masalah sehingga akan tetap teringat oleh siswa akan konsep yang dulu pernah siswa terima 5) Fase Evaluation (Evaluasi) Pada fase ini, guru mendorong siswa melakukan evaluasi diri, memahami kekurangan dan kelebihan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan melakukan evaluasi diri, siswa dapat mengambil keputusan lanjut atau situasi belajar yang dilakukannya. Siswa mampu melihat dan menganalisis
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
20
kekurangan dan kelebihannya dalam kegiatan pembelajaran saat itu. (Wena, 2009). Pada fase ini, dilakukan pengkoreksian bersama terhadap hasil pekerjaan siswa yang telah dikerjakan siswa pada fase elaboration. Pengkoreksian hasil pekerjaan siswa dilakukan agar siswa melakukan evaluasi diri dengan menganalisis kekurangan dan kelebihannya dalam kegiatan pembelajaran.
Guru
juga
melakukan
pengambilan
kesimpulan untuk kompetensi yang telah dipelajari. Berdasarkan
tahapan
dalam
pembelajaran
siklus
(Learning Cycle) yang telah dipaparkan, siswa diharapkan tidak hanya terfokus oleh penjelasan yang guru berikan, namun
juga
ikut
berperan
aktif
dalam
menggali,
menganalisis dan mengevaluasi pemahamannya mereka terhadap konsep-konsep yang telah dipelajari. (Wena, 2009). c. Kelebihan dan Kekurangan model Learning Cycle (Shoimin A, 2014:61) Dilihat dari dimensi pembelajar, penerapan strategi ini memberikan keuntungan sebagai berikut : 1) Meningkatkan motivasi belajar karena pembelajar dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran (student centered) 2) Menghindarkan siswa dari cara belajar tradisional yang cenderung menghafal
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
21
3) Pembelajaran menjadi lebih bermakna karena mengutamakan pengalaman nyata 4) Siswa akan mengilustrasikan pengetahuan lewat pemecahan masalah dan informasi yang didapat Disamping kelebihan yang bisa didapat dalam Learning Cycle juga terdapat kekurangan, yaitu : 1) Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran 2) Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran 3) Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi 4) Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan melaksakan pembelajaran d. Langkah – langkah model Learning Cycle Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut : 1) Tahap engagement (pendahuluan) Pada tahap ini diberikan motivasi untuk menggali minat dan rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
22
2) Tahap exploration (eksplorasi) Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya, serta guru hanya berperan sebagai fasilitator 3) Tahap explaination (penjelasan) Pada tahap ini siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan kalimat mereka sendiri dan guru mengarahkan jalannya diskusi 4) Tahap elaboration (perluasan) Pada tahap ini guru memberikan latihan soal pada siswa 5) Tahap evaluation (evaluasi) Pada tahap ini siswa diminta melakukan evaluasi diri untuk memahami kekurangan dan kelebihannya selama proses pembelajaran Berdasarkan penjelasan tentang model Learning Cycle, dapat disimpulkan bahwa model belajar siklus atau model Learning berdasarkan
Cycle pada
merupakan pandangan
suatu
pembelajaran
kontruktivisme
yang dimana
pengetahuan siswa dibangun dari pengetahuan yang siswa miliki. Sehingga proses belajar mengajar lebih berpusat pada siswa (student centered) daripada teacher centered.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
23
4. Pokok Bahasan Sesuai
dengan
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan (KTSP), materi geometri dan pengukuran mencakup beberapa sub pokok bahasan, yaitu : a. Mengenal bangun ruang b. Unsur-unsur kubus dan balok yang terdiri dari rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal c. Jaring-jaring kubus dan balok d. Rumus luas permukaan kubus dan balok e. Rumus volume kubus dan balok
B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan Tambunan (2006) yang berjudul “Hubungan antara Kemampuan Spasial dengan Prestasi Belajar Matematika”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara kemampuan spasial dengan prestasi belajar matematika. Penelitian ini mengambil sampel 220 anak usia sekolah 7-11 tahun dengan memberikan tes kemampuan spasial yang terdiri dari hubungan spasial topologi, proyektif, euclids dan tes matematika. Hasil penelitian bahwa terdapat hubungan antara kemampuan spasial total, topologi dan euclids dengan prestasi belajar matematika, tetapi tidak terdapat hubungan antara kemampuan spasial proyektif dengan prestasi belajar matematika.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
24
Menurut Runisah (2017), meneliti mengenai model Learning Cycle dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa keals VIII SMP di Indramayu.
Penelitian
tersebut
menggunakan
metode
eksperimen
dengandesain kelompok kontrol pretest-posttest.Pada penelitian yang dilakukan Rusinah juga menunjukan bahwa siswa yang menerima pembelajaran dengan Learning Cycle lebih baik dari siswa yang menerima pembelajaran konvensional. Adapun sampel yang diambil terdiri dari tiga kelas siswa kelas VIII dari sekolah level tinggi dan tiga kelas dari sekolahlevel sedang. Hasil menunjukan bahwa tidak ada pengaruhinteraksi antara model pembelajaran dan level sekolah terhadap peningkatan dan pencapaiankemampuan berpikir kritis matematis siswa. Penelitian yang dilakukan Irsadi dan Lusiana (2012) dengan judul “Penggunaaan Perangkat Lunak Cabri 3D Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung Di Kelas IX SMP Negeri 24 Palembang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep belajar matematika siswa kelas IX SMP 24 Palembang pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung setelah penggunaan perangkat lunak Cabri 3D. Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dimana pertemuan pertama dan kedua adalah pemberian materi sedangkan pertemuan ketiga yaitu tes akhir untuk melihat hasil akhir dari penelitian. Penelitian ini dilakukan di kelas IX 5 yang terdiri atas 17 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis yang digunakan untuk memperoleh data mengenai indikator kemampuan pemahaman konsep siswa
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
25
setelah pembelajaran menggunakan media komputer. Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh positif pembelajaran menggunakan perangkat lunak Cabri 3D kepada siswa kelas IX 5 SMP Negeri 24 Palembang pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung. Dimana kemampuan pemahaman konsep berdasarkan indikator pemahamn konsep dengan hasil penilaian presentasenya dikategorikan sangat tinggi dengan rata-rata presentase skor dari 7 indikator pemahaman konsep sebesar 82,85%. Penelitian yang berkaitan dengan kemampuan spasial merupakan penelitian untuk menguji hubungan kemampuan spasial dengan prestasi belajar siswa. Adapun penelitian yang dilakukan Runisah menunjukan bahwa pembelajaran dengan Learning Cycle lebih baik dari pada pembelajaran dengan konvensional. Penelitian tersebut dilakukan kepada siswa kelas VIII SMP di Indramayu. Sedangkan perangkat lunak Cabri 3D mampu menunjukan adanya pengaruh positif pada hasil belajar siswa kelas IX SMP 24 Palembang pada materi bangun ruang sisis lengkung. Sedangkan pada penelitian yang akan saya lakukan akan membahas mengenai bangun ruang sisi datar dengan berbantuan aplikasi Cabri 3D. Mayoritas penelitian tersebut menggunakan metode kuantitatif. Sehingga peneliti lebih tertarik menggunakan metode kualitatif dimana peneliti dapat melihat secara lebih detail bagaimana gambaran kemampuan spasial siswa SMP meliputi lima unsur kemampuan spasial menggunakan media flash Cabri 3D dengan model Learning Cycle.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
26
C. Kerangka Pikir Berdasarkan
landasan
teori
dapat
dibuat
diagram
dan
dapat
dideskripsikan. Adapun diagramnya sebagai berikut: Kondisi awal siswa : 1. Hasil pretes masih rendah dengan rata-rata siswa baru mencapai kategori cukup dan kurang pada setiap indikator 2. Dari 32 siswa, hanya 50% yang mampu mencapai nilai diatas rata-rata dan masuk pada kategori baik
Indikator Kemampuan Spasial
a. Persepsi Keruangan ( Spatial Perception) b. Visualisasi Keruangan (Spatial Visualitation) c. Rotasi Pikiran (Mental Rotation) d. Relasi Keruangan (Spatial Relation) e. Orientasi Keruangan (Spatial Orientation)
Dari permasalahan yang terlihat diberikan sebuah solusi menggunakan model Learning Cycle. Adapun langkap-langkah sebagai berikut : a. Tahap Engagement Guru memberikan motivasi kepada siswanya b. Tahap Exploration Guru memberikan kesempatan kepada siswanya untuk berdiskusi dalam kelompoknya c. Tahap Explaination Guru mendorong siswa untuk menjelaskan konsep d. Tahap Elaboration Guru memberikan latihan soal e. Tahap Evaluation Guru mendorong siswanya melakukan
Cabri 3D Cabri 3D merupakan perangkat lunak dinamis-geometri yang dapat digunakan untuk membantu siswa dan guru untuk mengatasi beberapa kesulitan dalam pembelajaran geometri ruang dan membuat belajar geometri dimensi tiga (geometri ruang) menjadi lebih mudah dan lebih menarik.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
27
Dengan adanya perlakuan Learning Cycle berbantuan Cabri 3D, kemampuan spasial siswa kelas VIII F SMP Muhammadiyah Ajibarang meningkat
Adapun kerangka pikirnya yaitu kemampuan spasial merupakan kemampuan berpikir dalam bentuk visualisasi, gambar dan bentuk tiga dimensi menggunakan bentuk-bentuk bangun datar dan bangun ruang. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas VIII F SMP Muhammadiyah Ajibarang dengan perwujudan dari indikator – indikator kemamuan spasial siswa masih rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan perlakuan yang tepat yaitu dengan model Learning Cycle berbantuan Cabri 3D. Dengan model Learning Cycle menggunakan Cabri 3D diharapkan dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan spasial siswa. Untuk meningkatkan kemampuan dengan menggunakan Learning Cycle berbantuan Cabri 3D yaitu dengan langkah sebagai berikut: Tahap I, engagement, proses mengidentifikasi masalah yang berguna untuk menentukan hal-hal yang diketahui dan ditanyakan. Didalam tahapan ini siswa dituntut untuk berfikir dan menganalisa sebuah permasalahan yang ada, apa saja yang diketahui dan yang harus dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan. Pada tahap ini dapat meningkatkan indikator persepsi keruangan.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
28
Tahap II, exploration, jadi siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan kelompoknya dan merencanakan penyelesaian masalah dalam soal. Pada tahap ini siswa dituntut untuk bekerja secara berkelompok. Dalam kegiatan diskusi ini diharapkan siswa lebih memahami materi yang sedang dikerjakan. Pada tahap ini dapat meningkatkan indikator visualisasi keruangan, rotasi pikiran, relasi keruangan dan orientasi keruangan. Tahap III, explaination, guru meminta kepada pasangan yang telah ditentukan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas tentang apa yang telah mereka diskusikan dengan cara presentasi dan jika ada pasangan lain yang mempunyai jawaban yang berbeda maka pasangan itu diminta untuk mempresentasikan jawabannya. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat mengkomunikasikan jawaban dari hasil diskusinya dengan kelompok lain. Selain itu pada tahapan ini dimungkinkan ada jawaban yang berbeda maka mendorong siswa yang gagal untuk memperbaiki jawabannya di kemudian hari. Pada tahap ini dapat meningkatkan indikator persepsi keruangan, visualisasi keruangan, rotasi pikiran, relasi keruangan dan orientasi keruangan. Tahap IV, elaboration, setelah siswa menemukan solusi dalam memecahkan masalah maka siswa dituntut untuk melaksanakan rencana tersebut melalui latihan soal secara mandiri tidak tergantung dengan orang lain. Pada tahap ini dapat meningkatkan indikator persepsi keruangan, visualisasi keruangan, rotasi pikiran, relasi keruangan dan orientasi keruangan.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017
29
Tahap V, evaluation, mengkaji kembali kebenaran hasil dan proses sehingga siswa dibiasakan untuk memeriksa kembali jawaban yang diperoleh. Dalam tahap ini siswa diharapkan dapat lebih teliti dalam mengerjakan suatu permasalahan. Pada tahap ini dapat meningkatkan indikator persepsi keruangan, visualisasi keruangan, rotasi pikiran, relasi keruangan dan orientasi keruangan. D. Hipotesis Berdasarkan kerangka pikir diatas, hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : Melalui pembelajaran bersiklus (Learning Cycle) dengan berbantuan aplikasi Cabri 3D,kemampuan spasial siswa SMP Muhammadiyah Ajibarang meningkat dari siklus I ke siklus selanjutnya
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...,RIZQI MUJI PRISNAINI, PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP, UMP 2017