BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofisnya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi. Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar. Comprehension atau pemahaman memiliki arti yang sangat mendasar yang meletakkan bagian-bagian belajar pada proporsinya. Tanpa itu, skill pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna. (Sardiman, 2007) Menurut NCTM (2000), untuk mencapai pemahaman yang bermakna maka pembelajaran matematika harus diarahkan pada pengembangan kemampuan koneksi matematik antar berbagai ide, memahami bagaimana ide-ide matematik saling terkait satu sama lain sehingga terbangun pemahaman menyeluruh, dan menggunakan matematik dalam konteks di luar matematika. Konsep menurut Ruseffendi (1998) adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan kita untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan objek atau kejadian yang merupakan contoh dan bukan contoh dari ide tersebut. Menurut Wardhani (2008), pemahaman konsep adalah menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma., secara
6 Analisis Kemampuan Pemahaman …, Juni Setyo Utomo, FKIP UMP, 2016
7
luwes, dan tepat dalam pemecahan masalah. Sedangkan menurut Jihad dan Haris (2010), pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan tepat. Selain itu, pemahaman konsep merupakan pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika (Heruman, 2007). Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis adalah suatu kemampuan mengungkapkan kembali ide abstrak untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan objek atau kejadian yang merupakan contoh dan bukan contoh dari ide tersebut, mengetahui syarat-syarat dan prosedur dari ide tersebut, menyajikan ide tersebut dalam berbagai representasi matematis, dan mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah.
B. Indikator Pemahaman Konsep Matematis Indikator – indikator pemahaman konsep menurut Wardhani (2008), yaitu : 1.
Menyatakan ulang sebuah konsep.
2.
Mengklasifikasikan objek menurut
sifat
tertentu sesuai dengan
konsepnya. 3.
Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep.
4.
Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.
5.
Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep.
Analisis Kemampuan Pemahaman …, Juni Setyo Utomo, FKIP UMP, 2016
8
6.
Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu.
7.
Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah. Indikator – indikator pemahaman konsep menurut Jihad dan Haris
(2010), yaitu : 1.
Menyatakan ulang sebuah konsep.
2.
Mengklasifikasikan objek menurut
sifat
tertentu sesuai dengan
konsepnya. 3.
Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep.
4.
Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.
5.
Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep.
6.
Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau tertentu.
7.
Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah. Indikator–indikator pemahaman konsep menurut Shadiq (2009), yaitu :
1.
Menyatakan ulang sebuah konsep.
2.
Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya).
3.
Memberi contoh dan noncotoh dari konsep.
4.
Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.
5.
Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep.
6.
Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, maka dalam penelitian
ini peneliti mengambil indikator pemahaman konsep matematis yaitu :
Analisis Kemampuan Pemahaman …, Juni Setyo Utomo, FKIP UMP, 2016
9
1. Menyatakan ulang sebuah konsep. Menyatakan ulang sebuah konsep adalah kemampuan siswa untuk mengungkapkan kembali baik lisan maupun tulisan mengenai materi yang telah dikomunikasikan kepadanya. Contoh soal: Apa yang kamu ketahui tentang Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) ? Jawab : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) adalah dua buah persamaan atau lebih yang dapat dinyatakan dengan
dimana
dan adalah bilangan real (nyata). 2. Mengklasifikasikan
objek
menurut
sifat
tertentu
sesuai
dengan
konsepnya. Mengklasifikasikan objek menurut sifat tertentu sesuai dengan konsepnya adalah kemampuan siswa mengelompokkan suatu objek menurut jenisnya berdasarkan sifat-sifat yang terdapat dalam materi. Contoh soal: I.
II.
III.
Analisis Kemampuan Pemahaman …, Juni Setyo Utomo, FKIP UMP, 2016
10
Manakah dari SPLDV di atas yang mempunyai solusi tunggal, solusi banyak, dan tidak mempunyai solusi ? Berikan alasannya ! SPLDV solusi tunggal : II.
SPLDV dikatakan mempunyai solusi tunggal jika :
≠ 0 ( terbukti ) SPLDV solusi banyak : I.
SPLDV dikatakan mempunyai solusi banyak jika : , dan
atau
terbukti SPLDV tidak mempunyai solusi : III.
SPLDV dikatakan tidak mempunyai solusi jika : , dan
atau
terbukti ≠0
Analisis Kemampuan Pemahaman …, Juni Setyo Utomo, FKIP UMP, 2016
11
3. Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep. Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep adalah kemampuan siswa untuk dapat membedakan contoh dan bukan contoh dari suatu materi. Contoh soal: Manakah dari persamaan berikut ini yang merupakan sistem persamaan linear dua variabel? a.
1 2 1 2 7 x y 6 dan 2 3 x y 12
b.
2x y 7x 4 y 10 dan 3 2 3 4 xy
c.
1 1 2 3 x y 6 dan x y 8 2 4 3 4
Jawab : Yang merupakan sistem persamaan linear dua variabel adalah persamaan yang c.
1 1 2 3 x y 6 dan x y 8 2 4 3 4
Karena persamaan tersebut terdiri atas dua buah persamaan yang dapat dinyatakan dengan
dimana
adalah bilangan real.
4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis adalah kemampuan siswa memaparkan konsep secara berurutan yang bersifat matematis. Misalkan pada saat siswa diberi permasalahan, siswa mampu menyajikan permasalahan tersebut dalam bentuk tabel, grafik, diagram, model matematika, ataupun yang lainnya.
Analisis Kemampuan Pemahaman …, Juni Setyo Utomo, FKIP UMP, 2016
12
Contoh soal: Harga 3 baju dan 2 kaos adalah Rp 280.000. Sedangkan harga 1 baju dan 3 kaos adalah Rp 210.000. Berapakah harga 6 baju dan 6 kaos ? Jawab : Misal :
= harga 1 baju = harga 1 kaos
Model matematikanya : Harga 3 baju dan 2 kaos adalah Rp 280.000, maka : Harga 1 baju dan 3 kaos adalah Rp 210000, maka : Sistem persamaannya adalah (persamaan 1) (persamaan 2) dengan menggunakan metode eliminasi : x1 x3
Substitusikan (
ke persamaan 2 )
Analisis Kemampuan Pemahaman …, Juni Setyo Utomo, FKIP UMP, 2016
13
Harga 1 baju = Rp 60.000 dan harga 1 kaos = Jadi, jumah harga 6 baju dan 6 kaos (
)
(
)
5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep adalah kemampuan siswa mengkaji mana syarat perlu dan mana syarat cukup yang terkait dalam suatu konsep materi. “Syarat yang perlu dan cukup agar p benar adalah q benar” , atau : “syarat yang perlu agar p benar adalah q benar”, atau : “syarat yang cukup agar p benar adalah q benar”. Ucapan : “q adalah syarat yang perlu untuk p” berarti “jika p maka q” atau : p q. Jika dikatakan “q adalah suatu syarat yang cukup untuk p” maka ini berarti “jika q maka p” atau : q p. Dan jika dikatakan bahwa : “q adalah suatu syarat yang perlu dan cukup untuk p maka ini berarti “p jika dan hanya jika q” atau p q. Contoh soal: Jika diketahui 3 persamaan : I. II. III.
Analisis Kemampuan Pemahaman …, Juni Setyo Utomo, FKIP UMP, 2016
14
Apakah titik potong dari persamaan-persamaan tersebut ada 3 ? Jelaskan ! Jawab : Iya, karena antara persamaan I dan II, persamaan II dan III, dan persamaan I dan III masing-masing mempunyai solusi tunggal dan mempunyai titik potong yang berbeda. Sehingga dapat disimpulkan dari ketiga persamaan di atas mempunyai 3 titik potong. 6. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu adalah kemampuan siswa menyelesaikan soal dengan tepat sesuai dengan prosedur. Contoh soal: Tentukan penyelesaian dari sistem persamaan
dan
! Jawab : dengan metode eliminasi : x4 x2
substitusikan
ke persamaan
Analisis Kemampuan Pemahaman …, Juni Setyo Utomo, FKIP UMP, 2016
15
( )
Jadi,
dan
7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah adalah kemampuan siswa menggunakan konsep serta prosedur dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Contoh soal: Harga 3 sabun mandi dan 2 shampo adalah Rp 13.000, sedangkan harga 4 sabun mandi dan 3 shampo dengan jenis dan merk yang sama adalah Rp 17.500. Tentukan jumlah harga untuk 5 sabun mandi dan 2 shampo? Jawab : Misal : = harga sabun mandi = harga shampo Mode matematikanya : (persamaan 1) (persamaan 2) Ditanya :
...?
Analisis Kemampuan Pemahaman …, Juni Setyo Utomo, FKIP UMP, 2016
16
Eliminasi persamaan 1 dan 2 x4 x3
Substitusi (
ke persamaan 1 )
(
)
(
)
Jadi harga 5 sabun mandi dan 2 sampo adalah Rp 21.000,-.
C. Emotional Quotient (EQ) Kecerdasan Emosional merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk
memotivasi
diri
sendiri
dan
bertahan
menghadapi
frustasi;
mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdo’a. (Goleman , 2000).
Analisis Kemampuan Pemahaman …, Juni Setyo Utomo, FKIP UMP, 2016
17
Menurut Saphiro, istilah kecerdasan emosi pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh dua orang ahli, yaitu Peter Salovey dan John Mayer untuk menerangkan jenis-jenis kualitas emosi yang dianggap penting untuk mencapai keberhasilan. Jenis-jenis kualitas emosi yang dimaksudkan antara lain : (1) empati, (2) mengungkapkan dan memahami perasaan, (3) mengendalikan amarah, (4) kemampuan kemandirian, (5) kemampuan menyesuaikan diri, (6) diskusi, (7) kemampuan memecahkan masalah antarpribadi, (8) ketekunan, (9) kesetiakawanan, (10) keramahan, dan (11) sikap hormat. Teori lain dikemukakan oleh Reuver Bar-On, sebagaimana dikutip oleh Steven J. Stein dan Howard E. Book, ia menjelaskan bahwa kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan, kompetensi, dan kecakapan nonkognitif yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan. Selanjutnya, Steven J. Stein dan Howard E. Book menjelaskan pendapat Peter Salovey dan John Mayer, pencipta istilah kecerdasan emosional, bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan
perasaan
secara
mendalam
sehingga
membantu
perkembangan emosi dan intelektual. Dengan kata lain, menurut Stein dan Book, EQ adalah serangkaian kecakapan yang memungkinkan kita melapangkan jalan di dunia yang rumit, mencakup aspek pribadi, sosial, dan pertahanan dari seluruh kecerdasan, akal
Analisis Kemampuan Pemahaman …, Juni Setyo Utomo, FKIP UMP, 2016
18
sehat yang penuh misteri, dan kepekaan yang penting untuk berfungsi secara efektif setiap hari. Dalam bahasa sehari-hari, kecerdasan emosional biasanya kita sebut sebagai “streets smarts”, atau kemampuan khusus yang kita sebut “akal sehat”, terkait dengan kemampuan membaca lingkungan politik dan sosial, dan menatanya kembali; kemampuan memahami dengan spontan apa yang diinginkan dan dibutuhkan orang lain, kelebihan dan kekurangan mereka; kemampuan untuk tidak terpengaruh tekanan; dan kemampuan untuk menjadi orang yang menyenangkan, yang kehadirannya didambakan orang lain. Kecerdasan emosional memotivasi seseorang untuk mencari manfaat dan mengaktifkan aspirasi dan nilai-nilai yang paling dalam, mengubah apa yang dipikirkan menjadi apa yang dijalani. Kecerdasan emosional menuntut seseorang belajar mengakui dan menghargai perasaan pada dirinya dan orang lain untuk menanggapi dengan tepat, menerapkan dengan efektif informasi dan energi, emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. Jadi, kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional (Emotional Quotient) adalah kemampuan siswa untuk mengenali emosi diri sendiri dan orang lain, mengelola emosi diri sendiri, memotivasi diri sendiri, dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.
Analisis Kemampuan Pemahaman …, Juni Setyo Utomo, FKIP UMP, 2016
19
D. Indikator Emotional Quotient (EQ) Steven J. Stein dan Howard E. Book menjelaskan penemuan Reuver Bar-On yang merangkum kecerdasan emosional dan dibaginya ke dalam lima area atau ranah yang menyeluruh, dan 15 subbagian atau skala. Kelima area atau ranah kecerdasan tersebut, yaitu (1) ranah intrapribadi, (2) ranah antarpribadi, (3) ranah penyesuaian diri, (4) ranah pengendalian stres, dan (5) ranah suasana hati umum. Dari kelima area atau ranah kecerdasan emosional yang termuat dalam gambar tersebut, kemudian muncul 15 skala atau subbagian kecerdasan emosional. Selanjutnya, Stein dan Book menjelaskan hakikat kelima ranah dan 15 subbagian atau skala kecerdasan emosional tersebut. 1. Ranah Intrapribadi Ranah intrapribadi terkait dengan kemampuan kita untuk mengenal dan mengendalikan diri sendiri. Ranah kecerdasan emosional ini terkait pula dengan apa yang biasanya disebut sebagai “ inner-self “ (diri terdalam,
batiniah).
Dunia
intrapribadi
menentukan
seberapa
mendalamnya perasaan kita, seberapa puas kita terhadap diri sendiri dan prestasi kita dalam hidup. Ranah intrapribadi ini melingkupi lima subbagian atau skala, yaitu sebagai berikut. a.
Kesadaran diri, yaitu kemampuan untuk mengenal dan memilah-milah perasaan, memahami hal yang sedang kita rasakan dan mengapa hal
Analisis Kemampuan Pemahaman …, Juni Setyo Utomo, FKIP UMP, 2016
20
itu kita rasakan, dan mengetahui penyebab munculnya perasaan tersebut, serta pengaruh perilaku kita terhadap orang lain. b.
Sikap asertif, yaitu kemampuan menyampaikan secara jelas pikiran dan perasaan kita, membela diri dan mempertahankan pendapat.
c.
Kemandirian,
yaitu
kemampuan
untuk
mengarahkan
dan
mengendalikan diri sendiri dalam berpikir dan bertindak, serta tidak merasa bergantung pada orang lain secara emosional. d.
Penghargaan diri, yaitu kemampuan untuk menghormati dan menerima diri sendiri sebagai pribadi yang pada dasarnya baik.
e.
Aktualisasi diri, yaitu kemampuan mewujudkan potensi yang kita miliki dan merasa senang (puas) dengan prestasi yang kita raih di tempat kerja maupun dalam kehidupan pribadi.
2. Ranah Antarpribadi Ranah antarpribadi berkaitan dengan “keterampilan bergaul” yang kita miliki, kemampuan kita beratraksi dan bergaul baik dengan orang. Ranah kecerdasan emosional ini juga berhubungan dengan apa yang dikenal sebagai keterampilan beratraksi. Mereka yang berperan dengan baik dalam ranah ini biasanya bertanggung jawab dan dapat diandalkan. Ranah antarpribadi ini terdiri dari tiga skala, yaitu sebagai berikut. a.
Empati, yaitu kemampuan untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain, kemampuan untuk melihat dunia dari sudut pandang orang lain.
Analisis Kemampuan Pemahaman …, Juni Setyo Utomo, FKIP UMP, 2016
21
b.
Tanggung jawab sosial, yaitu kemampuan untuk menjadi anggota masyarakat yang dapat bekerja sama dan bermanfaat bagi kelompok masyarakat.
c.
Hubungan antarpribadi, yaitu kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan, dan ditandai oleh saling memberi dan menerima serta rasa kedekatan emosional.
3. Ranah Penyesuaian Diri Ranah penyesuaian diri berkaitan dengan kemampuan untuk bersikap lentur dan realistis, dan untuk memecahkan aneka masalah yang muncul. Dalam pengertian lain, ranah kecerdasan emosional berkaitan dengan kemampuan kita untuk menilai dan menanggapi situasi sulit. Ranah penyesuaian diri meliputi tiga skala, yaitu sebagai berikut. a.
Uji realitas, yaitu kemampuan untuk melihat sesuatu sesuai dengan kenyataannya, bukan seperti yang kita inginkan atau takuti.
b.
Sikap fleksibel, yaitu kemampuan untuk menyesuaikan perasaan, pikiran, dan tindakan kita dengan keadaan yang berubah-ubah.
c.
Pemecahan masalah, yaitu kemampuan untuk mendefinisikan permasalahan, kemudian bertindak untuk mencari dan menerapkan pemecahan yang jitu dan tepat.
4. Ranah Pengendalian Stres Ranah pengendalian stres terkait dengan kemampuan kita untuk tahan menghadapi stres dan mengendalikan impuls. Penjelasan lebih luas mengenai
kecerdasan
emosional
ini
terkait
dengan
kemampuan
Analisis Kemampuan Pemahaman …, Juni Setyo Utomo, FKIP UMP, 2016
22
menanggung stres tanpa harus ambruk, hancur, kehilangan kendali, atau terpuruk. Ranah pengendalian stres ini memiliki dua skala berikut. a.
Ketahanan menanggung stres, yaitu kemampuan untuk tetap tenang dan bekonsentrasi, serta secara konstruktif bertahan menghadapi kejadian yang gawat dan tetap tegar menghadapi konflik emosi.
b.
Pengendalian impuls, yaitu kemampuan untuk menahan atau menunda keinginan untuk bertindak.
5. Ranah Suasana Hati Umum Ranah kecerdasan emosional ini berkaitan dengan pandangan kita tentang kehidupan, kemampuan kita bergembira sendirian dan dengan orang lain, serta keseluruhan rasa puas dan kecewa yang kita rasakan. Ranah suasana hati umum memiliki dua skala, yaitu sebagai berikut. a.
Optimisme, yaitu kemampuan untuk mempertahankan sikap positif yang realistis, terutama dalam menghadapi masa-masa sulit.
b.
Kebahagiaan, yaitu kemampuan untuk mensyukuri kehudupan, menyukai diri sendiri dan orang lain, dan untuk bersemangat serta bergairah dalam melakukan setiap kegiatan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditentukan indikator Emotional Quotient (EQ) dari kelima ranah Emotional Quotient (EQ), yaitu : 1.
Ranah Intrapribadi Indikator dari ranah intrapribadi antara lain kesadaran diri, sikap asertif, kemandirian, penghargaan diri, dan aktualisasi diri.
Analisis Kemampuan Pemahaman …, Juni Setyo Utomo, FKIP UMP, 2016
23
2.
Ranah Antarpribadi Indikator dari ranah antarpribadi antara lain empati, tanggung jawab sosial, dan hubungan antar pribadi.
3.
Ranah Penyesuaian Diri Indikator dari ranah penyesuaian diri antara lain uji realitas, sikap fleksibel, dan pemecahan masalah.
4.
Ranah Pengendalian Stres Indikator dari ranah pengendalian stres antara lain ketahanan menanggung stres, dan pengendalian impuls.
5.
Ranah Suasana Hati Umum Indikator dari ranah suasana hati umum antara lain optimisme dan kebahagiaan.
E. Penelitian Relevan Nurdianingsih
(2015)
dalam
penelitiannya
tentang
analisis
pemahaman konsep matematis siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Majenang. Hasil penelitian menemukan bahwa siswa dengan kategori kemampuan pemahaman konsep tinggi dapat menguasai materi dengan baik. Sedangkan siswa dengan kategori rendah kurang dalam hal penguasaan materi. Alfiana (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa siswa dengan pemahaman konsep matematis tinggi memiliki kemampuan pemahaman matematis yang baik dan dapat menjawab soal dengan tepat. Siswa dengan
Analisis Kemampuan Pemahaman …, Juni Setyo Utomo, FKIP UMP, 2016
24
kemampuan pemahaman konsep matematis sedang memiliki pemahaman konsep matematis cukup baik namun kadang masih kurang teliti dalam menjawab soal. Sedangkan siswa dengan kemampuan pemahaman konsep matematis rendah tidak memiliki kemampuan pemahaman konsep matematis yang baik dan tidak menguasai materi bilangan bulat. Persamaan
penelitian
ini
adalah
sama-sama
mengacu
pada
kemampuan pemahaman konsep matematis. Perbedaan penelitian ini adalah penelitian ini pengkategorian siswanya berdasarkan tingkat Emotional Quotient (EQ), sedangkan pada penelitian tersebut murni pengkategorian siswanya berdasarkan kemampuan pemahaman konsep matematis.
F. Kerangka Pikir Kerangka berfikir merupakan kerangka pemikiran yang bertujuan untuk memperoleh kejelasan mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Variabel yang akan diteliti adalah kemampuan pemahaman konsep matematis dan Emotional Quotient (EQ). Kemampuan pemahaman konsep matematis merupakan suatu kemampuan untuk menguasai makna, filosofis, dan maksud dari suatu pokok bahasan dalam materi matematika secara luwes, akurat, efisien, dan tepat. Pemahaman konsep sangatlah penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman konsep juga
Analisis Kemampuan Pemahaman …, Juni Setyo Utomo, FKIP UMP, 2016
25
merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan. Kemampuan pemahaman konsep terdiri dari 7 indikator, yaitu menyatakan ulang sebuah konsep, mengklasifikasikan objek menurut sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep, menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah. Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient) adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk memotivasi diri sendiri, mengenali emosi diri sendiri dan orang lain, dan mengolah emosi tersebut dengan baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Kecerdasan emosional dibagi dalam 5 ranah, yaitu ranah intrapribadi, ranah antarpribadi, ranah penyesuaian diri, ranah pengendalian stress, dan ranah suasana hati umum. Pembelajaran di sekolah khususnya pada pembelajaran matematika perlu mendapat perhatian guru. Setiap siswa di kelas memiliki karakter yang berbeda-beda. Hal ini berarti memungkinkan siswa yang memiliki EQ tinggi, sedang, dan rendah mempunyai kemampuan pemahaman konsep yang berbeda pula.
Analisis Kemampuan Pemahaman …, Juni Setyo Utomo, FKIP UMP, 2016
26
Kemampuan pemahaman konsep akan dianalisis berdasarkan kategori Emotional Quotient (EQ) siswa yaitu kategori Emotional Quotient (EQ) tinggi, Emotional Quotient (EQ) sedang, dan Emotional Quotient (EQ) rendah.
Analisis Kemampuan Pemahaman …, Juni Setyo Utomo, FKIP UMP, 2016