BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Dalam model pembelajaran kooperatif TSTS ini memiliki tujuan dimana Siswa di ajak untuk bergotong royong dalam menemukan suatu konsep. Penggunaan model pembelajaran kooperatif TSTS akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Selain itu, alasan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray ini karena terdapat pembagian kerja kelompok yang jelas tiap anggota kelompok, siswa dapat bekerjasama dengan temannya, dapat mengatasi kondisi siswa yang ramai dan sulit diatur saat proses belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran dengan model two stay two stray, secara sadar ataupun tidak sadar, siswa akan melakukan salah satu kegiatan berbahasa yang menjadi kajian untuk ditingkatkan yaitu keterampilan menyimak. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif TSTS seperti itu, siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan menyimak secara langsung, dalam artian tidak selalu dengan cara menyimak apa yang guru utarakan yang dapat membuat siswa jenuh. Dengan penerapan model pembelajaran TSTS, siswa juga akan terlibat secara aktif, sehingga akan memunculkan semangat siswa dalam belajar (aktif). Karena itu dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Djamarah (2006:75), guru sebaiknya menggunakan model yang dapat menunjang kegiatan belajar 5
mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran. Adapun langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe TSTS adalah sebagai berikut : a. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa. b. Setelah selesai, dua siswa dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain. c. Dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. d. Tamu mohon diri dan ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. e. Kelompok mencocokan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. Sehingga dapat dijabarkan bahwa pembelajaran dua tinggal dua tamu terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut : 1. Persiapan Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan guru adalah membuat silabus dan sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas siswa dan membagi siswa dalam satu kelas ke dalam beberapa kelompok dengan masing-masing anggota 4 siswa dan setiap anggota kelompok harus heterogen dalam hal jenis kelamin dan prestasi akademik siswa. Setelah itu, siswa diberi pra tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa. 2. Prestasi guru
6
Pada tahap ini, guru menyampaikan indikator pembelajaran, mengenal dan menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. 3. Kegiatan kelompok Dalam kegiatan ini, pembelajaran menggunakan lembar kegiatan yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap siswa dalam satu kelompok. Setelah menerima lembar kegiatan yang berisi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan konsep materi dan klasifikasinya, siswa mempelajarinya dalam kelompok kecil yaitu mendiskusikusikan masalah tersebut bersama-sama anggota kelompoknya. Masing-masing kelompok menyelesaikan atau memecahkan masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri. Kemudian 2 dari 4 anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertemu dengan kelompok yang lain, sementera 2 anggota yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. Setelah memperoleh informasi dari dua anggota yang tinggal, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuannya dari kelompok lain tadi serta mencocokan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. 4. Formalisasi Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan, salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa ke bentuk formal. 5. Evaluasi Kelompok dan Penghargaan
7
Pada tahap evaluasi ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif model TSTS. Masing-masing siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari hasil pembelajaran dengan model TSTS, yang selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi. Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa kelebihan model TSTS adalah siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Kekurangan model pembelajaran TSTS adalah teknik ini membutuhkan persiapan yang matang karena proses belajar mengajar dengan model TSTS membutuhkan waktu yang lama dan pengelolaan kelas yang optimal. Selain itu berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat disarankan bahwa dalam menerapkan model Two Stay Two Stray hendaknya disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan oleh guru. 2.2. Model Pembelajaran Langsung Pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan sebutan active teaching. Pembelajaran langsung juga dinamakan whole-class teaching. Penyebutan ini mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas. Teori pendukung pembelajaran langsung adalah teori behaviorisme dan teori belajar social. Berdasarkan kedua teori tersebut, pembelajaran langsung menekankan belajar sebagai proses stimulus-respons bersifat mekanis, maka teori 8
belajar social beraksentuasi pada perubahan perilaku bersifat organis melalui peniruan. Adapun sintak model pembelajaran langsung yaitu : a) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik b) Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan c) Membimbing pelatihan d) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik e) Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan. 2.3. Hasil Belajar Kegiatan belajar mengajar terjadi karena adanya proses interaksi edukatif antara guru dan peserta didik di sekolah menghasilkan perubahan-perubahan dipihak siswa, yang sebelumnya belum pernah dimiliki, dan kemampuankemampuan itu dihasilkan karena usaha belajar. Dengan kata lain, bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita (Sudjana, 2009:22). Jadi kemampuan yang diperoleh dari usaha belajar inilah yang disebut dengan hasil belajar. Hasil belajar serigkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Pengukuran demikian dimungkinkan
9
karena pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai bidang termasuk pendidikan. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (produk) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Belajar dalam arti luas adalah semua persentuhan pribadi dengan lingkungan yang menimbulkan perubahan perilaku. Pengajaran adalah usaha yang memberi kesempatan agar proses belajar terjadi dalam diri siswa. Oleh karena belajar dapat terjadi ketika pribadi bersentuhan dengan lingkungan maka pembelajaran terhadap siswa tidak hanya dilakukan di sekolah, sebab dunia adalah lingkungan belajar yang memungkinkan perubahan perilaku. (Purwanto. 2008:44) Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar. Tujuan pendidikan bersifat ideal, sedang hasil belajar bersifat aktual. Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan pendidikannya. Hasil belajar perlu dievaluasi. Evaluasi dimaksudkan sebagai cermin untuk melihat apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah proses belajar mengajar telah berlangsung efektif untuk memperoleh hasil belajar (Purwanto.2008:47). 2.4. Tinjauan Materi 1. Indera Penglihat (Mata)
10
Mata adalah sistem optik terpenting, dan merupakan anugerah Tuhan yang tak ternilai harganya, serta tidak dapat diganti dengan mata buatan. Bola mata terletak di dalam rongga mata, dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak. Bola mata berdiameter 20-23 mm (Gabriel, 1996). Mata adalah organ indera yang menerima informasi dalam bentuk berkas cahaya yang memantul dari sesuatu yang dilihat. Mata dapat mengubah berkas cahaya menjadi pesan listrik yang dapat dipahami oleh otak. Bagian-bagian mata (sederhana) yaitu: kornea, lensa mata, iris dan pupilnya, retina, bintik kuning (macula lutea), otot siliari, dan saraf optik. Bagian-bagian mata :
Kornea Mata Kornea atau selaput bening merupakan bagian mata paling luar. Tebal kornea 0,5 mm (Gabriel, 1996). Kornea menerima cahaya dari sumbernya (yang terpantul, dan yang langsung dari benda), dan meneruskannya ke pupil. Fungsi utama kornea adalah meneruskan cahaya yang masuk ke dalam mata. Cahaya tersebut diteruskan ke bagian mata yang lebih dalam dan berakhir pada Retina.
Lensa mata Lensa mata terdiri atas kristal lunak dan bening. Lensa mata mempunyai dua permukaan dengan jari-jari kelengkungan 7,8 mm (Gabriel, 1996). Bentuk lensa kristal dapat diubah sedikit oleh otot siliari. Otot siliari mampu menyesuaikan ketebalan lensa dengan berelaksasi atau berkontraksi. Otot tersebut dimanfaatkan untuk memfokuskan cahaya pada objek yang dekat 11
(sesuai jarak dekat mata seseorang) atau sangat jauh (sesuai jarak jauh mata). Lensa mata menerima cahaya yang melewati pupil dan meneruskannya pada retina. Lensa dapat ikut membiaskan cahaya yang masuk. Lensa mata berfungsi mengatur pemfokusan cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat pada bintik kuning (macula lutea). Untuk melihat objek yang jauh (cahaya datang dari jauh), lensa mata akan menipis. Untuk melihat objek yang dekat (cahaya datang dari dekat), lensa mata akan menebal. Proses menipis dan menebal lensa diatur oleh otot siliari. Apabila objek didekatkan, otot siliari akan meningkatkan kelengkungan lensa dan mengurangi panjang fokus agar bayangan tetap difokuskan ke retina. Proses ini disebut akomodasi. Daya akomodasi tergantung pada umur seseorang. Jika umur makin tua, maka daya akomodasi makin menurun. Hal ini disebabkan elastisitas lensa mata makin berkurang. Jarak benda terdekat yang masih dapat terlihat jelas oleh mata disebut jarak dekat mata. Anak-anak dapat memfokuskan benda yang terletak pada jarak 10 cm. Seseorang makin tua, kemampuan berakomodasi makin kurang dan jarak dekat matanya bertambah panjang. Jarak jauh mata adalah jarak terjauh benda yang masih dapat terlihat jelas oleh mata. Mata normal memiliki jarak dekat 25 cm dan jarak jauh takhingga.
Iris dan pupil Iris adalah bagian mata yang berwarna. Iris disebut selaput pelangi. Selaput ini memberikan pola warna pada mata manusia. Iris ada yang berwarna hitam, cokelat, abu-abu, biru atau hijau (Ibrahim, 2004: 18). Iris berwarna 12
karena mengandung pigmen, berbentuk bulat seperti piring dengan penampang 12 mm dan tebal 0,5 mm (Suharno, 2006: 8.29). Iris berfungsi sebagai diafragma (Wikipedia, 2008), yaitu mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk ke mata. Pupil adalah lubang pada iris. Pupil terdapat di tengah-tengah iris. Pupil berfungsi mengatur cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata melebar jika kondisi ruangan gelap atau cahaya yang diterima sedikit. Pupil menyempit (menguncup) jika kondisi ruangan terang atau cahaya yang diterima banyak. Lebar pupil dipengaruhi oleh iris di sekelilingnya
Retina Retina atau selaput jala terdiri atas serangkaian sel-sel saraf yang meliputi hampir seluruh dinding dalam, tetapi hanya di bagian bintik kuning terdapat sel-sel saraf sebagai fotoreseptor. Fotoreseptor adalah reseptor yang peka terhadap cahaya. Jaringan reseptor utamanya adalah sel-sel sensoris yang berbentuk batang (rods) dan kerucut (cones), terdapat pada lapisan jaringan saraf atau lapisan sebelah dalam retina. Reseptor berfungsi mengubah energi cahaya menjadi pulsa listrik yang merambat sepanjang saraf optik ke otak. Reseptor berbentuk batang peka terhadap cahaya lemah. Reseptor berbentuk kerucut peka terhadap rangsang cahaya yang cukup kuat. Dengan demikian fungsi retina adalah sebagai layar penangkap bayangan pada mata. 13
2. Cacat Mata Rabun jauh (myopi) Rabun jauh (myopi atau miopia) adalah mata yang hanya dapat memfokuskan pada benda dekat. Mata miopia disebut mata pelihat dekat atau mata dekat. Jarak jauh lensa mata ini tidak berada pada takhingga, tetapi pada jarak lebih dekat. Sebagai akiatnya benda jauh tidak terlihat jelas. Hal ini disebabkan berkas sinar difokuskan sebelum mencapai retina, akibat bola mata terlalu lonjong. Rabun dekat (hyperopia atau hypermetropia) Rabun dekat (hyperopia atau hypermetropia) adalah mata yang tidak dapat memfokus pada benda dekat. Mata hipermetropia disebut mata pelihat jauh atau mata jauh. Walaupun benda-benda jauh terlihat jelas, jarak dekat mata agak lebih besar dari pada normal (25 cm) yang menyebabkan sulit membaca dekat (hyperopia). Presbyopia (mata tua) serupa dengan hyperopia (rabun dekat) adalah berkurangnya kemampuan mata untuk berakomodasi. Presbyopia adalah istilah untuk melukiskan kesalahan akomodasi pada mata orang lanjut usia. Elastisitas lensa mata orang lanjut usia berkurang, sehingga tidak dapat memfokuskan bayangan sebuah benda yang dekat dengan mata. Umur seseorang bertambah menyebabkan jarak dekat matanya bertambah jauh. Penglihatan jauh mata presbyopia tetap baik. Lensa konvergen mampu mengoreksi kelainan ini. Mata presbyopia ini dapat juga menggunakan kacamata bifokus, di mana bagian atas adalah lensa untuk melihat jauh dan bagian bawah adalah lensa untuk melihat dekat. 14
3. Alat Optik Kaca Pembesar (Lup) Kaca pembesar atau lup adalah lensa cembung (konvergen) untuk mengamati benda-benda kecil. Benda akan tampak besar bergantung pada sudut yang dibentuk oleh benda pada mata (sudut lihat). Apabila kita mendekatkan benda ke mata sehingga benda tersebut membentuk sudut yang lebih besar, maka benda tersebut akan tampak lebih besar. Kamera Sederhana Kamera dan mata beroperasi berdasarkan prinsip yang sama. Komponenkomponen dasar kamera adalah lensa, kotak tidak tembus cahaya, penutup (shutter) dan film. Lensa mata dan lensa kamera berfungsi memfokuskan cahaya. Bayangan terbentuk pada film kamera. Pemfokusan Pemfokusan adalah peletakan lensa pada posisi yang benar relatif terhadap film untuk memperoleh bayangan yang paling tajam. Jarak bayangan minimum untuk benda pada jarak takhingga sama dengan panjang fokus. Untuk benda-benda yang lebih dekat, jarak bayangan lebih besar dari panjang fokus. Kamera Digital Kamera digital adalah kamera yang menggunakan perekaman digital. Perbedaan antara kamera digital dengan kamera biasa (sederhana) hanya berbeda cara merekam. Kamera biasa (sederhana) menggunakan media
15
film sebagai media penerima gambar. Kamera digital merekam gambar dengan sensor elektronik sebagai pengganti pita film. Kamera digital mempunyai banyak fungsi yaitu menyimpan foto, gambar video, atau pun rekaman suara. Mikroskop Mikroskop berasal dari bahasa Yunani, yaitu micron = kecil dan scopos = tujuan adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang (Wikipedia, 2008). Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk memperbesar benda yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (Wikipedia, 2008). 2.5. Hipotesis Penelitian Istilah hipotesis merupakan gabungan dari “hipo” artinya “di bawah” dan “tesis” artinya “kebenaran”. Kebenaran yang masih berada di bawah (belum tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai dengan bukti-bukti. ( Arikunto 2010:45). Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran tipe Two stay two stray (TSTS) dan siswa yang diberi pembelajaran dengan pembelajaran langsung.
16
2.6. Kerangka Berpikir
Kurang aktifnya peserta didik belajar secara efektif disebabkan beberapa hal termasuk metode pembelajaran, model pembelajaran, dan tekhnik yang digunakan kurang tepat sehingga hasil belajar siswa hanya sampai kepada tingkat pengetahuan saja dimana siswa hanya belajar dengan tekhnik menghafal apa yang dicatat dan dipelajari atau dijelaskan oleh guru.
Guru dapat menerapkan strategi pembelajaran tipe two stay Two Stray (TSTS)
Proses pembelajaran yang dilakukan
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Pemggunaan model pembelajaran tipe Two Stay Two Stray (TSTS)
Pembelajaran langsung pretest
Posttest
Posttest
Hasil belajar
17
18