BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakikat Mata Pelajaran Fikih 1. Pengertian Mata Pelajaran Fikih Dalam pengertiannya mata pelajaran fikih berasal dari dua pengertian yaitu mata pelajaran dan fikih. Mata pelajaran dalam bahasa Indonesia diartikan dengan pelajaran yang harus diajarkan, dipelajari untuk sekolah dasar atau sekolah lanjutan.5 Kata yang kedua adalah fikih. Pengertian fikih menurut bahasa berasal dari kata “faqiha – yafqahu – fiqhan” yang berarti “mengerti atau faham”. Dari sinilah ditarik pendekatan fiqh, yang memberi pengertian kepahaman dalam hukum syari’at yang sangat dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Jadi ilmu fiqh ialah suatu ilmu yang mempelajari syari’at yang bersifat amaliah (perbuatan) yang diperoleh dari dalil-dalil hukum yang terinci dari ilmu tersebut.6 Sedangkan menurut Muhammad Abu Zahra, Fikih menurut istilah adalah mengetahui hukum-hukum syara’ yang bersifat amaliah yang dikaji dari dalil-dalilnya yang terinci.7 Adapun menurut kurikulum Madrasah Ibtida’iyah, mata pelajaran Fikih merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang 5
Tim Penyusun , Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, cet 11, 2002), hal 722. A. Syafi’I Karim, Fikih Ushul Fikih, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), hal 11. 7 Dede Rosyada, Hukum Islam dan Pranata Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), hal 4. 6
9
10
fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang caracara pelaksanaan rukun islam dan pembiasaanya dalam kehidupan sehari-hari, serta fikih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjammeminjam. Serta substansial mata pelajaran fikih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempratikkan dan menerapkan hukum islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya.8
2. Dasar dan Tujuan Mata Pelajaran Fikih Dasar mata pelajaran Fikih adalah bahan-bahan yang dipergunakan oleh pikiran manusia untuk membuat materi dalam pelajaran Fikih tersebut atau dapat dikatakan juga sebagai hukum Fikih. Adapun yang menjadi dasar atau bahannya ialah sebagai berikut : a.
Al-Qur’an, menurut para ulama Al-Qur’an adalah Kalam atau Firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad SAW yang membacanya merupakan suatu ibadah.9
8 9
Permenag No. 2 tahun 2008 (BAB IV) Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, (Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2011) hal 17
11
b.
Sunnah Nabi Muhammad SAW (Hadits), hadits menurut istilah ialah apa saja yang disandarkan kepada Nabi Muhammad baik barupa perkataan, perbuatan, persetujuan atau sifat Nabi.10
c.
Rasio (Ra’yu) atau akal, seperti qias dan ijma’ adalah alat yang dipergunakan oleh pikiran manusia untuk membentuk hukum tersebut, akan tetapi dalam perkembangan kemudian, hasil daripada pemikiran rasio (akal) berupa qias dan ijma’ itu diakui sebagai dasar ke-3 dan ke-4 dalam membentuk hukum.11 Tujuan pembelajaran Fikih di MI Mufidah adalah untuk memberikan
bekal pengetahuan dan kemampuan mengamalkan ibadah maupun ajaran muamalah dalam rangka membentuk manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi.
3. Mata Pelajaran Fikih Materi Tata Cara Berjamaah Salat Berjamaah a.
Hakikat Salat Menurut ajaran Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 45 adalah sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan – perbuatan) keji dan munkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar
10 11
Ibid, hal 23 Idris Ramulyo, Asas-Asas Hukum Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 1995) hal 22
12
(keutamaannya dari ibdat-ibadat yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Salat memiliki hikmah dalam kehidupan sosial. Dalam kehidupan sosial salat dapat membina jiwa dan sikap sosial. Salat mampu membukakan jalan bagi jiwa dan mempersiapkannya dengan persiapan khusus supaya menjadi mampu membebaskan diri dari egonya, sifat kikir dan rakus. Orang-orang yang salat dapat memiliki kedisiplinan yang tinggi baik disiplin waktu maupun disiplin taat peraturan. Dalam hadist Nabi disebutkan, bahwa salat itu tiang agama, maka barang siapa melaksanakannya sungguh orang itu telah menegakkan agama. Dan barang siapa meninggalkannya, maka berarti dia telah meruntuhkan agama. Karena amat pentingnya nilai salat, maka bagi siswa harus mampu untuk mengerjakan shalat dengan melalui praktek salat berjama’ah. b. Pengertian Salat Berjamaah Salat berjamaah adalah salat yang dikerjakan secara bersamasama. Salat berjamaah paling sedikit dikerjakan oleh dua orang. Satu orang menjadi imam dan lainnya menjadi makmum. c.
Syarat-Syarat Salat Berjamaah Syarat-syarat salat berjamaah terbagi menjadi dua, yaitu syarat untuk menjadi imam dan syarat untuk menjadi makmum.
13
1) Syarat Sahnya Menjadi Imam Imam adalah orang yang mempimpin salat berjamaah. Sebagai pemimpin salat, imam harus memiliki kemampuan dan memenuhi syarat-syarat tertentu. Seseorang yang sah menjadi imam adalah: a) Memiliki kemampuan membaca Al-qur’an lebih bagus daripada jamaahnya. b) Mumayyiz. Mumayyiz adalah anak yang belum baligh, tetapi sudah mampu melakukan pekerjaan ringan sendiri, misalnya mandi sendiri, memakai baju sendiri dan makan sendiri. c) Berakal sehat. d) Lak-laki. Syarat ini berlaku pada salat berjamaah yang terdiri dari makmum laki-laki dan perempuan. Apabila makmum hanya perempuan, maka perempuan boleh menjadi imam. e) Bacaannya benar. Bacaan yang benar artinya, bacaannya lancar dan fasih sesuai dengan tuntutan ilmu tajwid. f) Imam bukan orang yang dibenci jamaah. 2) Syarat Sahnya Menjadi Makmum
14
Seorang yang menjadi makmum dalam salat berjamaah harus memperhatikan tata cara melaksanakan salat jamaah dan harus memperhatikan syarat-syarat menjadi makmum, yaitu: a) Makmum hendaknya berniat mengikuti imam b) Makmum hendaknya mengikuti gerakan imam. c) Makmum dapat melihat atau mendengar bacaan imam. d) Makmum dan imam berada satu tempat. e) Tempat berdiri makmum tidak boleh berada di depan imam atau sejajar dengan imam. f) Salat makmum harus sama tata caranya dengan salat imam. g) Laki-laki tidak sah mengikuti imam perempuan. h) Kalau makmum mengetahui imam batal salatnya, maka salah seorang makmum maju ke depan menggantikan imam. i) Apabila imam melakukan kesalahan atau lupa, makmum berkewajiban
mengingatkan
imam
dengan
mengucap
subhanallah (bagi makmum laki-laki). Bagi makmum perempuan cara mengingatkan imam dengan menepuk punggung tangan kanan ke telapak bagian dalam tangan kiri. d. Makmum Masbuk dan Makmum Muwafik 1) Makmum Masbuk Makmum masbuka adalah makmum yang terlambat dalam salat berjamaah, sehingga ia tidak sempat membaca Surah al-
15
Fatihah pada rakaat pertama dengan sempurna. Tata cara makmum
masbuk
dalam
melaksanakan
salat
berjamaah
hendaknya memperhatikan sebagai berikut: a) Makmum masbuk harus segera masuk dalam jamaah salat, takbiratul ihram dan mengikuti gerkan yang sedang dilakukan imam. b) Makmum masbuk yang masih sempat membaca Syrah alFatihah walaupun tidak sempurna, maka makmum tersebut harus mengikuti apa yang dilakukan imam (rukuk) sehingga terhitung mendapatkan satu rakaat, sebab Fatihahnya makmum tercukupi dengan Fatihahnya imam. c) Jika makmum ketinggalan, sedang imam dalam keadaan iktidal, sujud atau tasyahud akhir, maka hendaknya makmum masbuk melakukan takbiratul ihram dan langsung mengikuti gerakan yang dilakukan imam. Itu tidak terhitung satu rakaat. d) Jika makmum mendapat rukuknya imam, sempat rukuk bersama imam, maka terhitung satu rakaat. e) Jika diperkirakan makmum tidak mendapat tumakninah rukuknya imam maka makmum hendaknya mengikuti gerakan setelah rukuk dan tidak terhidung satu rakaat.
16
2) Makmum Muwafik Makmum muwafik adalah makmum yang tidak terlambat, yaitu makmum yang menjumpai takbiratul ihram imam atau menjumpai rakaat pertama dan ia dapat membaca Surah alFatihah dengan sempurna. e.
Pengaturan Shaf Salat Berjamaah Cara mengatur shaf (barisan) dalam salat jamaah yaitu, imam sebagai patokan, shaf diisi dari tengah sampai tepi kanan dan kiri dengan menjaga keseimbangan. Adapun ketentuan mengisi shaf bagi makmum adalah sebagai berikut. 1)
Makmum Seorang Diri Bagi makmum yang hanya seorang diri maka ia berdiri agak mundur sedikit di belakang imam sebelah kanan.
Gambar 1.1 Imam dan makmum seorang diri
17
2)
Makmum Lebih dari Satu Orang Jika makmum terdiri dari dua orang, maka yang seorang di sebelah kanan imam dan seorang lagi di sebelah kiri imam. Jika datang orang ketiga, maka ketiganya berada di belakang imam.
Gambar 1.2 Imam dan makmum yang lebih dari satu orang
3)
Makmum Terdiri dari Laki-Laki Dan Perempuan Makmumyang terdiri dari laki-laki dan perempuan cara menyusun shafnya adalah makmum laki-laki palng depan sedangkan makmum perempuan di belakang. Bagi makmum perempuan yang salat berjamaah bersama laki-laki cara menyusun shafnya adalah: a) Apabila di tempat salat itu ada hijab antar laki-laki dan perempuan, maka shafnya sedikit bergeser di belakang shaf laki-laki.
18
b) Kalau tidak ada hijab maka shaf perempuan di belakang laki-laki dan harus ada jarak untuk memberikan tempat kepada makmum laki-laki yang baru datang.
Gambar 1.3 Imam dan makmum yang terdiri dari laki-laki dan perempuan
4)
Makmum Terdiri dari Laki-Laki, Perempuan DanAnak-Anak Cara menyusun shaf yang makmumnya terdiri dari lakilaki dewasa, anak laki-laki, perempuan dewasa dan anak perempuan, maka aturan shafnya adalah laki-laki dewasa, baru dibelakangnya shaf anak laki-laki, kemudian shaf anak perempuan, dan di belakang shaf anak perempuan adalah shaf perempuan dewasa. Tetapi kalau anak laiki-laki hanya satu atau dua saja maka tidak perlu membuat shaf sendiri, akan tetapi ke shaf laki-laki dewasa begitu pula anak perempuan, kalau hanya
19
satu atau dua saja maka shafnya masuk ke shaf perempuan dewasa.12
Gambar 1.4 Imam dan makmum yag terdiri dari laki-laki, perempuan dan anak-anak
12
Lailatul Mufidah, Fikih Untuk Madrasah Ibtidaiyah, (Sidoarjo: Media Ilmu, 2008) hal 43-55
20
B. Metode Role Playing 1. Pengertian metode role playing Pembelajaran
berdasarkan
pengalaman
yang
menyenangkan
diantaranya adalah role playing (bermain peran). Role playing adalah sutu jenis teknik simulasi yang umumnya digunakan untuk pendidikan sosial dan hubungan antar insani. Teknik itu bertalian dengan studi kasus, tetapi kasus tersebut melibatkan individu manusia dan tingkah laku merekaatau interaksi antar intar individu tersebut dalam bentuk dramatisasi. Para siswa berpartisipasi sebagai pemain dengan peran tertentu atau sebagai pengamat (observer) bergantung pada tujuantujuan dari penerapan teknik tersebut.13 Role playing adalah pemeranan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa digunakan latihan, dilakukan dua orang atau lebih untuk dipakai bahan analisa kelompok. Tujuan metode ini agar siswa-siswa dengan kebebasan sendiri dapat menggambarkan suatu kejadian. Siswa-siswa dapat tugas aktif memerankan situasi dengan bermain sandiwara.14 Role playing adalah suatu metode mengajar yang dilakukan dengan cara mendramatisasikan suatu tindakan atau tingkah laku dalam hubungan sosial. Dengan kata lain guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk 13
Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: Bumi Aksara, 2002) hal 99 14 Roestiyah, Didaktik Metodik, (Jakarta: Radar Jaya Offset, 1994) hal 78
21
melakukan kegiatan atau peran tertentu sebagaimana yang ada dalam kehidupan masyarakat. Hendaknya siswa diberi kesempatan untuk berinisiatif dan kreatif serta diberi bimbingan agar lebih berhasil.15 Dari beberapa pengertian role playing diatas maka yang dimaksud role playing adalah sebuah metode mengajar yang dilakukan dengan cara pemeranan atau mendramatisasikannsuatu tindakan atau tingkah laku sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa menggunakan latihan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Ada beberapa keuntungan penggunaan metode ini di dalam kelas, yaitu pada waktu dilaksanakannya bermain peran, siswa dapat bertindak mengekspresikan peranan dan pendapat tanpa kekhawatiran mendapat sanksi. Mereka dapat pula mengurangi dan mendiskusikan isu-isu yang bersifat manusiawi dan pribadi tanpa ada kecemasan. Bermain peran memungkinkan siswa mengidentifikasikan situasi-situasi dunia nyata dan dengan ide-ide orang lain. Identifikasi tersebut mungkin cara untuk mengubah perilaku dan sikap sebagaimana siswa menerima karakter orang lain. Dengan cara ini, siswa dilengkapi dengan cara aman dan kontrol untuk meneliti dan mempertunjukkan masalah-masalah diantara kelompok/individu-individu.16
15 16
Sriyoto, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999) hal 77 Oemar, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) hal 214
22
2. Langakah-Langkah Metode Role Playing Langkah-langkah metode ini adalah: a. Guru memberi penjelasan singkat mengenai materi hari ini b. Guru berceritadan menceritakan peristiwa yang ada pada materi yang akan dipelajari. c. Guru menjelaskan teknik bermain peran. d. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. e. Guru memberikan intruksi khusus kepada siswa yang bermain peran setelah menjelaskan penjelasan pendahuluan kepada keseluruhan kelas. Penjelasan tersebut meliputi latar belakang dan karakterkarakter dasar melalui tulisan atau penjelasan lisan. Siswa diberi kebebasan untuk menggariskan peran. Apabila siswa pernah mengamati dalam situasi nyata maka situasi bermain peran akan lebih mudah dilakukan. f. Guru memberitahukan peran-peran yang akan dimainkan serta memberikan intruksi-intruksi pada para siswa. g. Sebelum pelaksanaan bermain peran, siswa harus mengikuti latihan pemanasan, latihan-latihan ini diikuti oleh semua siswa. Latihan ini dirancang
untuk
mengembangkan
imajinasinya
membentuk kekompakan kelompok dan interaksi.
dan
untuk
23
h. Selama melakukan latihan, guru dapat bekeliling untuk memebantu siswa dalam mempersiapkan demonstrasi peran. Guru juga dapat melakukan pengamatan (observasi) i. Setelah
melakukan
latihan,
guru
mendemonstrasikan
bermain
peran
meminta di
depan
siswa
untuk
kelas
secara
berkelompok. j. Siswa yang tidak mendapat giiran untuk mendoemonstrasikan peran, maka dapat memperhatikan dan memberi komentar jika telah selesai.
3. Syarat-Syarat Supaya Metode Role Playing Efektif Syarat-syarat yang dapat membuat metode role playing berjalan efektif, yaitu: a.
Masalah yang akan diperankan menyangkut antar relasi manusia.
b.
Masalah yang akan diperankan terletak dalam bidang perhatian siswa.
c.
Penonton atau pendengar yakni siswa-siswa yang sedang tidak memerankan, tetapi tahu apa kewajibannya.
d.
Guru melukiskan masalah yang akan diperankan secara jelas.
4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Role Playing Keunggulan dari metode ini antara lain: a. Segera mandapat perhatian,
24
b. Dapat dipakai pada kelompok besar atau kecil, c. Membantu anggota untuk menganalisa situasi, d. Menambah percaya diri pada peserta didik, e. Membantu peserta didik menyelami orang lain. f. Membantu anggota mendapat pengalaman yang ada pada pikiran orang lain, g. Membangkitkan kreatifitas saat pemecahan masalah. Kekurangannya adalah: a. Mungkin masalahnya disatukan dengan pemerannya, b. Banyak yang tidak senang memerankan sesuatu, c. Membutuhkan pimpinan yang terlatih, d. Terbatas pada beberapa situasi saja, e. Ada kesulitan dalam memerankan.17
17
TIM LAPIS-PGMI, Stretegi Pembelajaran, (Surabaya: Amanah Pustaka) paket 11
25
C. Keterampilan Salat Berjamaah Keterampilan berasal dari kata “terampil” yang berarti cekatan. Jadi keterampilan adalah kecekatan, kecakapan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat (dengan keahlian).18 Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak kegiatan jasmaniah. Di samping itu, menurut Reber keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu.19 Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakangerakan motorik. Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Yang termasuk dalam jenis ini adalah semisal pada pelajaran agama, seperti ibadah dan haji.20 Salat berjamaah adalah salat yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama, seorang menjadi imam dan yang lainnya menjadi makmum dengan syarat-syarat yang ditentukan.21
18
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta: Balai pustaka, 2000), vol. 3 hal 1180 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, hal 118 20 Ibid, hal 122 21 Baihai A.K, Fiqih Ibadah, (Bandung: M2S, 1996) hal 66 19
26
Hukum salat berjamaah adalah sunnah muakkad artinya dikuatkan sangat dianjurkan. Pahala salat berjamaah dilipat gandakan menjadi 27 kalidari pahala salat sendirian. Jadi keterampilan salat berjamaah adalah kecakapan, kemampuan atau kecermatan saat melakukan tata cara salat berjamaah sesuai dengan keadaan untuk mencapai hal tertentu.