BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1.
Kajian Pustaka Yang dimaksud dengan Kajian pustaka adalah proses umum yang
dilakukan peneliti untuk menemukan dan meninjau teori. Bertujuan untuk membantu peneliti dalam mengembangkan pengertian serta wawasan yang mendalam tentang hal-hal yang telah dikerjakan serta kecenderungankecenderungan yang terjadi. Donal Ary dan kawan-kawan(1982:96) menerangkan tentang fungi dari tinjauan pustaka sebagai berikut: 1. Pengetahuan tentang penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, memungkinkan peneliti peneliti menetapkan batas-batas penelitian. 2. Pemahaman
teori
dalam
suatu
bidang
memungkinkan
peneliti
menempatkan masalah dalam perspetif yang tepat. Variabel yang menjadi objek peneliti adalah kualitas program aplikasi MapInfo (variabel indepenten) terhadap kinerja pegawai di Pusat Survei Geologi Bandung (variabel dependen).
12
13
2.1.1. Variabel Independen Menurut Umi Narimawati (2008:40) menjelaskan variabel independen sebagai berikut : “Variabel bebas (Independent variable) merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang variabelitasnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobsevarsi”. Dan menurut salah satu situs variabel independen adalah variabel yang mendahului. Karena itu, pengurutan berdasarkan waktu ini juga dapat dikatakan bahawa variabel lain. Runya dan Harber mengatakan : “Independen variabel; a variabel that is examined in order to determine its effects on an outcome of interest ( the dependent variable)”. (http://faozangea.blogspot.com/Metode Penelitian Sosial /19 April 2011) Dalam penelitian ini yang menjadi variable Independen ( variabel X) yaitu Kualitas Software. Menurut salah satu situs dunia maya yang dikutip dari The Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) mendefinisikan kualitas sebagai The degree to which a system, component or process meets customer or user needs or expectations (IEEE90). “Suatu atribut dari sistem yang berjalan yang sangat erat kaitannya dengan resiko”. (http://janeman.wordpress.com/ Menilai kualitas perangkat lunak/ 11Maret 2011)
14
2.1.1.1. Kualitas Program Aplikasi (Software) Menurut Jogiyanto (2005:358) mengatakan bahwa perangkat lunak (software) adalah: “Teknologi yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi apabila instruksi-instruksi tertentu telah di berikan kepada perangkat keras tersebut. Instruksi-instruksi tersebut disebut dengan perangkat lunak (software).”
Suatu Aplikasi (software) dirancang untuk membantu dan mempermudah pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan keakuratan, ketepatan, dan efisiensi waktu yang tinggi. Maka dari itu, diperlukan software yang memiliki tingkat kehandalan tinggi. Hal ini dinyatakan oleh JD Musa, A. Iannino. and K. Okumoto. 1987. Engineering and Managing Software with Reliability Measures. McGraw-Hill. Australia. Kehandalan software merupakan segi penting dari kualitas perangkat lunak, yang berarti bahwa kemungkinan suatu program komputer terbebas dari kegagalan operasi dalam lingkungan tertentu untuk waktu tertentu. Dalam jurnal International Organization for Standardization (ISO:9126) menurut Roger S. Pressman (2005:746) menyatakan bahwa dalam konteks rekayasa perangkat lunak, kualitas perangkat lunak mengukur seberapa baik perangkat lunak dirancang (kualitas desain), dan seberapa baik perangkat lunak sesuai dengan rancangan tersebut (kualitas kesesuaian). Definisi yang mengkaitkan kualitas software terhadap penggunanya diciptakan
juga
oleh
Gerald
Weinberg.
1992.
Quality
Software
Management:Systems thingking, adalah kualitas adalah nilai ke orang tertentu.
15
Penekanan pada definisi ini bahwa kualitas secara subjektif. Karena setiap orang memiliki penilaian yang berbeda terhadap kualitas suatu software, definisi ini mengundang pertanyaan-pertanyaan yang perlu dipertimbangkan oleh tim pembuat software, seperti “siapa orang yang menginginkan kami untuk menilai software yang kami buat?” dan “apa yang menjadi amat penting bagi mereka?” Standar pembangunan software yang terdokumentasi dan karakteristik yang ditunjukkan oleh software”. Definisi ini menekankan pada 3 hal yaitu: 1. Kebutuhan software adalah fondasi ukuran kualitas software, jika software tidak sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan maka kualitaspun kurang. 2. Jika menggunakan suatu standar untuk pembangunan software maka jika software tidak memenuhi standar tersebut maka dianggap kurang berkualitas. 3. Seringkali ada kualitas yang secara langsung diutarakan (tersirat) seperti kemudahan penggunaan dan pemeliharaan yang baik. Kualitas software dipertanyakan jika tidak memenuhi kebutuhan ini. Kualitas perangkat lunak dapat dilihat dari sudut pandang proses pengembangan perangkat lunak (process) dan hasil produk yang dihasilkan (product). Dan penilaian ini tentu berorientasi akhir ke bagaimana suatu perangkat lunak dapat dikembangkan sesuai dengan yang diharapkan oleh pengguna. Dari sudut pandang produk, pengukuran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
16
Tabel 2.1 Faktor dan Kriteria Kualitas Perangkat Lunak (Software) Faktor
Kriteria
Ketepatan (correctness)
Kelengkapan, konsistensi, traceability
Keandalan (reliability) Efisiensi (efficiency)
Akurasi, toleransi kesalahan, konsistensi, kesederhaan Efisiensi eksekusi, efisiensi storage
Integritas (integrity)
Kontrol akses, akses audit
Kegunaan (usability)
Komunikasi, pengoperasian, training
Sumber : McCall (1992 :31) Aplikasi atau software adalah sebuah perangkat yang terdiri dari item-item / objek-objek yang merupakan konfigurasi dari : 1. Program : perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan 2. Dokumen : menggambarkan operasi dan kegunaan program 3. Data : struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara proporsional. Berikut di bawah ini akan di tampilkan pula gambar siklus pengolahan data dimana suatu proses pengolahan data terdiri dari 3 tahapan dasar yang disebut dengan siklus pengolahan data (Data Processing Cycle) yaitu input, proses dan output.(Fathansyah 2005:65)
17
Gambar 2.1 Siklus Pengolahan Data Sumber : .Fathansyah (2005:65) 1. Input, Tahap ini merupakan proses memasukan data ke dalam proses komputer lewat alat input (input device). 2. Proses, tahap ini merupakan proses pengolahan dari data yang sudah dimasukan yang dilakukan oleh alat pemroses (processing data) yang berupa proses menghitung, membandingkan, mengklasifikasikan, mengurutkan mengendalikan atau mencari di storage. 3. Output, tahap ini merupakan proses menghasilkan output dari hasil pengolahan data ke alat output (output device) yaitu berupa informasi. Dari teori-teori yang telah dipaparkan tersebut, dapat diasumsikan bahwa penilaian suatu kualitas software lebih menekankan kearah subjektif atau lebih ditekanan kepada penggunanya (user), karena penilaian subjektif lebih mengarah kepada fakta saat penggunaan software tersebut. 2.1.1.2 Aplikasi MapInfo
MapInfo adalah produk perangkat lunak pemetaan yang diproduksi oleh MapInfo
Coorporation.
MapInfo
Professional
memiliki
kemampuan
menggabungkan dan menampilkan peta tunggal, dengan data yang berasal dari
18
berbagai sumber, format, maupun proyeksi. Perangkat lunak ini juga mampu melakukan overlay lapisan raster dan vektor pada peta yang sama. MapInfo cukup populer
baik
pada
sektor
bisnis
maupun
sektor
publik.
(http://id.wikipedia.org/wiki/MapInfo_Professional/ 21 April 2011)
MapInfo Professional merupakan salah satu perangkat lunak dari beberapa perangkat lunak sistem informasi geografis vector-based komersial yang cukup dominan di seluruh dunia. Aplikasi ini sangat handal dalam menangani pekerjaanpekerjaan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan inventarisasi dan analisis-analisis spasial, mudah untuk di pelajari, dan kemudian digunakan (user friendly), dan mudah di integrasikan dengan perangkat lunak lain. Dengan bantuan GPS (Global Positioning System), para peneliti yang bekerja dilapangan dapat dengan mudah, cepat dan akurat dalam memberikan informasi tentang posisi dan lokasi hasil temuan yang didapat di lapangan. Lalu hasilnya dapat langsung di konversikan kedalam peta digital yang dapat di integrasikan kedalam MapInfo.
2.1.2. Variabel Dependen Menurut Umi narimawati (2008:41) menjelaskan variable independen sebagai berikut : “Variabel tergantung (Dependent Variable) adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel tergantung adalah variabel yang variabelitasnya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas”.
19
Dan menurut salah satu situs Variabel dependen merupakan variabel yang di pengaruhi oleh variabel independent. Oleh karena itu, variabel dependen atau terikat bergantung pada variabel independent atau bebas. Menurut Runya dan Harber mengatakan; dependent variable; an outcome of interest that is being observer and measured to assess the effect of the independent variable. (http://faozangea.blogspot.com/Metode Penelitian Sosial /19 April 2011) Variabel dependen atau variabel yang dianggap disimbolkan sebagai variabel Y pada penelitian ini adalah kinerja pegawai pada Pusat Survei Geologi Bandung.
2.1.2.1 Konsep Kinerja Dalam Penelitian ini yang menjadi variable dependen yaitu Kinerja Pegawai. Banyak definisi berkaitan dengan Kinerja Pegawai (Employee Performance) antara lain menurut sebuah situs yang dikutip dari Smith dalam Sedarmayanti.2001 mengatakan bahwa: ”Menyatakan bahwa kinerja merupakan prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja. Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. Kinerja mempunyai hubungan erat dengan masalah produktivitas, karena merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tingggi dalam suatu organisasi”.
(http://itsnasahma.blogspot.com/Kinerja/11 Maret 2011) Sedangkan menurut Mangkunegara.1993 mendefinisikan istilah kinerja karyawan / pegawai adalah : ”hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan. Tercapainya kinerja karyawan yang tinggi akan berpengaruh pada tercapainya kinerja perusahaan yang tinggi pula.Untuk tercapainya kinerja karyawan yang tinggi dibutuhkan karyawan yang memiliki motivasi dan
20
kemampuan kerja yang baik. Pencapaian kinerja yang tinggi dari seseorang sangat dipengaruhi faktor motivasi kerja karyawan itu sendiri.” (http://itsnasahma.blogspot.com/Kinerja/11 Maret 2011) Menurut sebuah situs ada 3 kelompok faktor yang mempengaruhi Kinerja Karyawan. yaitu : 1. Motivasi Motivasi yang berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab orang melakukan suatu perbuatan yang berlangsung secara sadar. Motivasi memiliki hubungan langsung dengan kinerja individual karyawan. Karena kedudukan dan hubungannya itu, maka sangatlah strategis jika pengembangan kinerja individual karyawan dimulai dari peningkatan motivasi kerja. Motivasi merupakan pengatur arah atau tujuan dalam melakukan aktivitas, sehingga motivasi yang tinggi akan diutamakan ketimbang yang lemah. 2. Kemampuan Kemampuan dalam hal ini adalah kemampuan individu dalam bekerja. Apabila kemampuannya tinggi kinerja yang dihasilkan akan tinggi pula namun sebaliknya apabila rendah maka kinerja akan rendah pula. 3. Lingkungan kerja Lingkungan kerja menunjuk pada hal-hal yang berada di sekeliling dan mencakup kerja karyawan di kantor. Kondisi lingkungan kerja lebih banyak tergantung dan diciptakan oleh pimpinan, sehingga suasana kerja yang tercipta tergantung pada pola yang diciptakan pimpinan. Lingkungan kerja dalam perusahaan, dapat berupa struktur tugas, desain
21
pekerjaan, pola kepemimpinan, pola kerjasama, ketersediaan sarana kerja, dan imbalan (reward system). (http://dayeuhluhur-cilacap.blogspot.com/Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja /11 Maret 2011) Dalam penilaian kinerja pun pada dasarnya merupakan salah satu faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien. Penilaian kinerja karyawan dapat dikethui seberapa baik para karyawan dalam mengerjakan suatu tugas dan membuat mereka lebih mudah untuk mengevaluasinya. Menurut Ivancevich dan Faustino Cardoso Gomes dalam Umi Narimawati (2009:71) mengatakan bahwa dalam melakukan penilaian atau pengukuran terhadap kinerja karyawan yang berdasarkan deskripsi prilaku yang spesifik ada delapan dimensi atau kriteria yang perlu mendapat perhatian, yaitu: 1. Quantity of work yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan 2. Quality of work yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syaratsyarat kesesuaian dan kesiapannya. 3. Job Knowledge yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya. 4. Creativeness yaitu keaslian gagasan yang dimunculkan dan tindakantindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul. 5. Cooperation yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain 6. Dependability yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian pekerjaan
22
7. Initiative yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya. 8. Personal qualities yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah tamahan, dan integrasi pribadi. (http://elib.unikom.ac.id/Landasan Teori/11 Maret 2011) 2.1.3. Keterkaitan variable Program Aplikasi MapInfo dengan variable Kinerja Pegawai Kemajuan teknologi informasi khususnya software sampai dengan detik ini ada begitu banyak yang diciptakan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini tidak lain peranan software bertujuan untuk meringankan perkerjaan. Untuk itulah saat ini perangkat lunak (software) memegang peranan penting dalam kemajuan suatu perusahaan. Pegawai adalah salah satu bagian dari kemajuan tersebut. Dan dengan diterapkannya penggunaan software pada perusahaan, akan sangat berpengaruh kepada kinerja pegawai. Program Aplikasi MapInfo yang dipakai di Pusat Survei Geologi Bandung saat ini bertujuan memberikan jawaban untuk masalah-masalah yang dialami perusahaan dalam meningkatkan kinerja para pegawai sehingga mencapai tujuan dan sasaran yang telah diterapkan oleh perusahaan. Adapun keterkaitan antara variabel X yaitu Program Aplikasi MapInfo dengan Variabel Y yaitu Kinerja Pegawai ,berdasarkan Jurnal Elsevier Science Inc. yaitu :
23
”We also conclude that information systems (IS) implementation strategies have a significant impact on software quality and project performance. While certain IS implementation strategies - executive commitment and prototyping have a significant impact on both software quality and project performance, training had a significant effect only on software quality and simplicity has a significant effect only on project performance.”
2.2.
Kerangka Pemikiran Yang dimaksud dengan kerangka pemikiran ialah pengambaran alur
pemikiran peneliti dan memberikan penjelasan kepada orang lain. Penulisan kerangka pemikiran harus didasarkan atas para ahli dan hasil – hasil peneliti yang mendahuluinya. a.
Naratif Didasarkan dari data mengenai perbandingan antara sebelum dan sesudah
menggunakan Program Aplikasi MapInfo serta dari hasil wawancara terhadap Kepala
Sistem Informasi di Pusat Survei Geologi Bandung. Penulis
mengasumsikan bahwa Aplikasi MapInfo berdampak pada kinerja karyawan di Pusat Survei Geologi Bandung Menurut McCall dan kawan-kawan pada tahun 1977 dalam Roger (2002:611) telah mengusulkan suatu penggolongan faktor-faktor atau dimensidimensi yang mempengaruhi kualitas suatu software. Pada dasarnya McCall
24
menitikberatkan faktor-faktor tersebut menjadi 3 (tiga) aspek penting, yaitu yang berhubungan dengan : 1. Sifat-sifat operasional dari software (Product Operation). Sifat-sifat operasional suatu software berkaitan dengan hal-hal yang harus diperhatikan oleh para perancang dan pengembang yang secara teknis melakukan penciptaan sebuah aplikasi. Hal yang diukur di sini adalah yang berhubungan dengan teknis analisa, perancangan, dan konstruksi sebuah software. Faktor-faktor McCall yang berkaitan dengan sifat-sifat operasional software adalah : 1. Correctness – sejauh mana suatu software memenuhi spesifikasi dan mission objective dari users, yakni : completeness, consistency, traceability. 2. Reliability – sejauh mana suatu software dapat diharapkan untuk melaksanakan fungsinya dengan ketelitian yang diperlukan, yakni : accuracy, error tolerance, consistency, simplicity. 3. Efficiency – banyaknya sumber daya komputasi dan kode program yang dibutuhkan suatu software untuk melakukan fungsinya, yakni : execution efficiently, storage efficiency. 4. Integrity – sejauh mana akses ke software dan data oleh pihak yang tidak berhak dapat dikendalikan, yakni : access control, access audit. 5. Usability – usaha yang diperlukan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input, dan mengartikan output dari software, yakni : communicativeness, operability, training.
25
2. Kemampuan software dalam menjalani perubahan (Product revision). Setelah
sebuah
software
berhasil
dikembangkan
dan
diimplementasikan, akan terdapat berbagai hal yang perlu diperbaiki berdasarkan hasil uji coba maupun evaluasi. Sebuah software yang dirancang dan dikembangkan dengan baik, akan dengan mudah dapat direvisi jika diperlukan. Seberapa jauh software tersebut dapat diperbaiki merupakan faktor lain yang harus diperhatikan. Faktor-faktor McCall yang berkaitan dengan kemampuan software untuk menjalani perubahan adalah : 1. Maintainability – usaha yang diperlukan untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan (error) dalam software, yakni : consistency, conciseness, simplicity, modularity, self-document. 2. Flexibility – usaha yang diperlukan untuk melakukan modifikasi terhadap software yang operasional, yakni : expandability, generality, modularity, self-documentation. 3. Testability – usaha yang diperlukan untuk menguji suatu software untuk memastikan apakah melakukan fungsi yang dikehendaki atau tidak, yakni : simplicity, modularity, instrumentation, self-documentation. 3. Daya adaptasi atau penyesuaian software terhadap lingkungan baru (ProductTransition). Setelah integritas software secara teknis telah diukur dengan menggunakan faktor product operational dan secara implementasi telah disesuaikan dengan product Revision, faktor terakhir yang harus diperhatikan adalah faktor transisi,
26
yakni bagaimana software tersebut dapat dijalankan pada beberapa platform atau kerangka sistem yang beragam. Faktor-faktor McCall yang berkaitan dengan tingkat adaptibilitas software terhadap lingkungan baru : 1. Protability – usaha yang diperlukan untuk mentransfer software dari suatu hardware dan/atau suatu sistem software tertentu agar dapat berfungsi pada hardware dan/atau sistem software lainnya, yakni : software
system
independence,
hardware
independence,
self-
documentation, modularity. 2. Reusability – sejauhmana suatu software (bagian dari software) dapat dipergunakan ulang pada aplikasi lainnya, yakni : generality, software system independence, hardware independence, self-documentation, modularity. 3. Interoperability – usaha yang diperlukan untuk menghubungkan satu software dengan lainnya, yakni : communication commonality, data commonality, modularity. (http://aditya-sumantri.blogspot.com/ Jawaban Ujian UAS RPL / 11 Maret 2011) Apa yang telah di kemukakan di atas oleh McCall dan kawan-kawan pada tahun 1977 dalam Roger (2002:611) mengenai faktor-faktor atau dimensi dimensi mengenai kualitas suatu software hanya yang 5 faktor di pakai oleh penulis yaitu: Correctness, Reliability, Efficiency, Integrity, Usability. Dalam halnya penilaian terhadap kinerja karyawan yang berdasarkan deskripsi prilaku yang spesifik menurut Ivancevich dan Faustino Cardoso Gomes
27
dalam Umi Narimawati (2009:71) mengatakan bahwa ada delapan dimensi atau kriteria yang perlu mendapat perhatian, yaitu: 1. Quantity of work yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan 2. Quality of work yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syaratsyarat kesesuaian dan kesiapannya. 3. Job Knowledge yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya. 4. Creativeness yaitu keaslian gagasan yang dimunculkan dan tindakantindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul. 5. Cooperation yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain 6. Dependability yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian pekerjaan 7. Initiative yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya. 8. Personal qualities yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah tamahan, dan integrasi pribadi. (http://elib.unikom.ac.id/Landasan Teori/11 Maret 2011) b. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya Berikut di bawah ini akan di tampilkan dalam tabel 2.1 perbedaan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya terkait dengan Program Aplikasi (variabel independen) dan Kinerja Pegawai (variabel dependen).
28
Tabel 2.2 Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu
No
1.
2.
Nama Peneliti dan Tahun Fani Reza Pradipta (2011)
Yanwadi Permana (2010)
Judul
Hasil Pnelitian
Perbedaan
Implementasi Sistem Informasi CM@X Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja pegawai dalam
Perbedaan penelitian terdahulu terletak pada variabel kualitas Software Sistem Informasi C-M@X
Pt. Pln (persero) UPJ pamanukan
menggunakan Software Sistem Informasi C-M@X
Analisis Kualitas Software Human Resource
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor – faktor apa saja yang Information mempengaruhi Sistem (HRIS) kinerja pegawai Dampaknya dalam Terhadap menggunakan Kinerja Software Human Karyawan pada Resource PT. East West Information Sistem Seed (HRIS) Indonesia Farm Lembang
Perbedaan penelitian terdahulu terletak pada variabel kualitas Software Human Resource Information Sistem (HRIS).
29
3.
c.
Adrian Rizkal Pratama (2010)
Analisis kualitas Software Sistem Informasi Monitoring Pengadaan (SIMONIDA) Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan PT.Telkom DCS III Regional Barat Bagian Logistik
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas software SIMONIDA terhadap kinerja pegawai yang bekerja pada PT. Telom DCS III Regional Barat Bagian Logistik.
Perbedaan penelitian terdahulu terletak pada variabel kualitas software SIMONIDA
Badan kerangka pemikiran Berdasarkan uraian kerangka pemikiran dan teori keterkaitan antara
variabel Program Aplikasi MapInfo dengan Variabel Kinerja Pegawai menurut Jurnal diatas, maka dapat dirumuskan paradigma mengenai Kualitas Program Aplikasi MapInfo berdampak terhadap Kinerja Pegawai di Pusat Survei Geologi Bandung, dalam bentuk skema kerangka pemikiran sebagai berikut:
30
Program Aplikasi MapInfo
Kinerja Pegawai
(Variabel X)
(Variabel Y)
penggolongan faktor-faktor
terdapat delapan dimensi atau
atau dimensi-dimensi yang
kriteria yang perlu mendapat
mempengaruhi kualitas suatu
perhatian dalam melakukan
software yaitu:
penilaian terhadap kinerja karyawan yang berdasarkan
1. Correctness
deskripsi prilaku yang
2. Reliability
spesifik, yaitu:
3. Efficiency 1. Quantity of work
4. Integrity
2. Quality of work
5. Usability
3. Job Knowledge 4. Creativeness 5. Dependability 6. Cooperation 7. Initiative 8. Personal qualities (McCall
dan
(Menurut
kawan-kawan
Ivancevich Cardoso
dan
pada tahun 1977)
Faustino
(http://aditya-sumantri.
dalam
blogspot.com/ Jawaban Ujian
(2009:71)
UAS RPL / 11 Maret 2011)
(http://elib.unikom.ac.id/Land
Umi
Gomes
Narimawati
asan Teori/11 Maret 2011)
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran
31
2.3
Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara yang diberikan peneliti yang
diungkapkan dalam pernyataan yang dapat diteliti mengenai hubungan antar variabel yang akan diuji kebenarannya. Menurut Karlinger (1973) dalam Moh. Nazir, ph. D (2003:151) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan dua atau lebih variabel. Karena sifatnya dugaan, maka hipotesis hendaknya mengandung implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian hubungan yang dinyatakan. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diungkapkan diatas penulis memberikan hipotesis sebagai berikut : ”Program Aplikasi MapInfo Berdampak Terhadap Kinerja Karyawan di Pusat Survei Geologi Bandung”.