12
BAB II DEFENISI, ETIOLOGI, TANDA DAN GEJALA, DIFERENSIAL DIAGNOSA
2.1 Defenisi Pycnodysostosis berasal dari bahasa Yunani, Pycno (padat), dys (cacat) dan ostosis (tulang). Pycnodysostosis merupakan kelainan genetik pada tulang yang ditandai dengan sklerosis tulang. Istilah Pycnodysostosis pertama kali dijelaskan oleh Maroteaux and Lamy pada tahun 1962.
1,2,3,4,5
Di Jepang, Aoike dan Ishuzuka pada
tahun 1945 juga menjelaskan bahwa Pycnodysostosis sebagai suatu varian yang berbeda dari Osteopetrosis dan Dysostosis cleido-cranial. 18 Penyakit ini sangat jarang terjadi, Elmore melaporkan hanya terdapat 33 pasien dari kasus yang ada pada tahun 1967.11 Hall et al,20 pada tahun 2002 melaporkan terdaftar lebih dari 200 displasia berbeda diklasifikasikan berdasarkan temuan klinis dan radiologis. Salah satunya adalah Pycnodysostosis, yang menunjukan kondisi dengan kepadatan tulang yang meningkat yang diakibatkan oleh keabnormalan komposisi tulang. Pycnodysostosis juga dikenal dengan nama Toulouse-Lautrect Syndrome, yang merupakan nama dari seniman asal Perancis, yaitu Henri De Toulouse Lautrect yang diduga penderita Pycnodysostosis dengan ciri-ciri bertubuh pendek dan memiliki kepala yang besar.1-5,11,19
Universitas Sumatera Utara
13
2.2 Etiologi Penyebab dari Pycnodysostosis adalah gangguan autosomal-resesif. Gen yang terkena pada kromosom 1q21. Gelb et al menemukan anomali ini terdiri dari 12 mutasi yang berbeda dan menghasilkan perubahan mutasi dalam protase sistein lisosomal-chatepsin K. Cathepsin K adalah protease lisosomal dengan aktivitas yang tinggi pada osteoklas, yang mengeluarkan enzim untuk degradasi matriks tulang. Oleh karena itu, Mutasi gen ini menyebabkan hilangnya enzim pada proses osteoklas dalam memetabolisme sistem skletal untuk remodeling dan reabsopsi cacat tulang serta berbagai anomali lainnya.1-5,7-9 Pada tahun 1996 Soliman et al melaporkan bahwa Pycnodisostosis memiliki kosentrasi yang rendah seperti faktor pertumbuhan insulin 1 ( Insulin Growht factor 1 (IGF 1)) dalam 5 dari 6 pasien dan mencatat peningkatan pertumbuhan linear dan tingkat antibodi dengan pergantian hormon pertumbuhan.1-3,5,8,9 Dilaporkan 30 % dari kasus, Pycnodisostosis dapat disebabkan oleh faktor keturunan.2,5-7,13 Pada umumnya Pycnodisostosis diwariskan secara autosomal resesif. Namun, ada laporan menunjukan bahwa penyakit ini juga dapat diwariskan secara dominan (Elmore, Nance, mcGee, Engel-d montmollin dan Engel, 1966).14
2.3 Tanda Dan Gejala Tanda dan gejala dari penyakit ini sudah dapat terlihat sejak usia dini. Adaupun tanda dan gejala dari pycnodysostosis adalah sebagai berikut: 1-10
Universitas Sumatera Utara
14
1. Kepala Kepala besar dengan adanya penonjolan pada frontal dan parietal (seperti “kepala helm”). Muka yang kecil, sklera mata berwarna biru, hidung berparuh, dan dagu kecil. 2. Rongga mulut Palatum tinggi dan beralur, hipodonsia, anomali beberapa gigi, malposisi gigi, dan persistensi gigi desidui. 3. Extremitas atas Adanya displasia klavikula yang menyebabkan bahu sempit pada penderita. Kyphoscoliosis, dan hyperlordosis lumbal kadang terlihat pada penderita penyakit ini. Pycnodisostosis menyebabkan tulang rapuh sehingga mudah terjadi fraktur. Tulangtulang dikaki mudah patah. Rahang dan klavikula juga sangat rentan terhadap fraktur. Jari tangan dan kaki pendek. Kelainan kuku seperti dystrophia, dan kulit pada dorsum jari berkerut. 4. Pertumbuhan fisik dan mental.
Berperawakan pendek (134 - 152 cm), tinggi laki-laki dewasa hanya mencapai 150 cm, dan perempuan dewasa bisa terlihat lebih pendek lagi. Intelejensi normal, namun ditemukannya 6 pasien dari 33 kasus memiliki keterbelakangan mental.
2.4 Diferensial Diagnosa Diferensial diagnosa dari penyakit ini harus dipertimbangkan, karena banyaknya gambaran klinis dan gambaran radiografis yang hampir sama dengan
Universitas Sumatera Utara
15
Pycnodysostosis. Berbagai penyakit tulang harus diperhatikan seperti Osteopetrosis, Cleido cranial Dysostosis, dan idiopatik acroosteolysis.1,3,6,11,13 Osteopetrosis adalah kombinasi dari gejala yang disebabkan genetik dikelompokkan sebagai salah satu gangguan. Pada Osteopetrosis dijumpai peningkatan kepadatan tulang dan tulang rapuh yang merupakan karakteristik dari Pycnodysostosis. Osteopetrosis diwariskan sebagai sifat autosomal dominan, sedangkan Pycnodysostosis diwariskan sebagai sifat autosomal resesif. Terminal phalanges yang normal, tidak terbukanya sutura kranial yang terbuka, fontenela yang bersar, atau sudut mandibula tumpul yang biasanya selalu hadir pada penderita Pycnodysostosis. Osteopetrosis biasanya dikaitkan dengan beberapa derajat anemia, tetapi pada Pycnodysostosis anemia belum pernah dilaporkan. Biasanya, pasien dengan Osteopetrosis pada akhirnya akan mengalami Hepatosplenomegali yang disebabkan tidak adanya ruangan sum-sum hematopoiesis dan dijumpai anemia yang biasanya menyebabkan kematian dini. Usia pada Pycnodysostosis tidak terancam oleh adanya kelainan darah. Saraf kranial tidak terpengaruh pada Pycnodisostosis, tetapi pada Osteopetrosis tuli dapat berkembang. Tinggi badan pada Osteopetrosis menunjukkan keadaan yang normal, sedangkan pada Pycnodysostosis memiliki ukuran tubuh yang pendek.1,3,6,11,13 Cleidocranial dysostosis adalah Penyakit yang ditandai dengan anomali tengkorak (fontanela terbuka, tulang wormian ganda) yang gambarannya hampir sama dengan Pycnodysostosis. Tetapi, Pycnodysostosis berbeda dari Cleidocranial dysostosis karena tulang yang padat, dan rapuh yang tidak dijumpai pada Cleidocranial dysostosis. Pada Cleidocranial Dysostosis tidak dijumpai pemendekan
Universitas Sumatera Utara
16
terminal phalanges. Ujung distal klavikula mungkin tidak hadir atau mengalami hipoplasia. Pada Pycnodysostosis klavikula hadir walaupun terkadang terjadi hipoplasia. Cleidocranial Dysostosis diturunkan secara autosomal dominan, sedangkan pada Pycnodysostosis diturunkan sebagai sifat autosomal resesif.1,3,6,11,13 Idiopatik acro-osteolysis merupakan penyakit langka lainnya dengan beberapa karakteristik dari Pycnodysostosis, yang termasuk tinggi badan yang terhambat tidak adanya sinus Frontalis, Osteolysis pada terminal phalanges dari tangan dan kaki, manifestasi cranial dysostosis dengan terpisahnya sutura kranial, dan pola tulang Wormian dalam tengkorak. Kurangnya tubulasi dan remodeling pada diaphysis dan distal pada tulang panjang dan frekuensi fraktur juga karakteristik dari penyakit ini, tapi kepadatan tulang tidak meningkat dan sudut mandibula normal yang membedakannya dengan penyakit Pycnodysostosis.1,3,6,13
Universitas Sumatera Utara