BAB II DATA ANALISA 2.1 Data 2.1.1 Literatur Buku 1. ‘WHY, Food and Nutrition’ Karya cho, yong-seon 2. ‘Kesalahan – kesalahan Pola makan Pemicu penyakit mematikan’ karya Ainun Hidayah. 3. ‘Super Food for Kids’ Karya Master Jun. 2.1.2 Literatur Artikel 1. http://www.iniunik.web.id/-makanan-favorit-anak-yang-tidak-sehat.html 2. http://health.detik.com/cara-makan-sehat-yang-harus-dibiasakan-sejak-kecil?ld991106763 3. http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2011/02/16/bahaya-jajanan-sekolah-yangselalu-mengancam/ 4. http://indahnyabersabar.wordpress.com/2011/03/17/pengaruh-makanan-sehat-terhadapkecedasan-anak/ 5. http://dkenrekang.wordpress.com/2012/02/13/pengawasan-pangan-jajanan-anak-sekolah-pjasdan-sweeping-pangan-di-pasar-tradisional-di-kabupaten-enrekang-melalui-sistem-pengawasanberlapis/ 6. http://www.ot.co.id/Research_life.aspx?Research_id=13 2.1.3 Data Umum Judul buku : Super Food for Kids – Memacu Otak dan Melejitkan Daya Ingat Anak Penata isi : master@jun Editor : Anjelitan noverina Penerbit : Gramedia Widiasarana Indonesia, anggota IKAPI Tahun Terbit : 2011 Super Food For Kids adalah buku tentang memacu otak dan melejitkan daya ingat anak yang menjelaskan diantaranya yaitu, banyaknya ditawarkan berbagai produk yang mengklaim dapat meningkatkan kecerdasaan anak, sebaiknya anak tetap mengkonsumsi makanan yang alami. Oleh karena itu, peran orang tua sangat di butuhkan untuk memberikan nutrisi seimbang agar otak
anak sehat dan tidak gampang sakit. Dengan begitu anak akan lebih mudah menangkap pelajaran di sekolah dan menunjukan prestasi luar biasa. Menurut Tony Buzan, penulis dan konsultan pendidikan yang mempopulerkan tehnik mind mapping (2002) pernah menulis bahwa otak manusia terdiri dari triliun sel. Setiap sel begitu kompleks dan bercabang. Setiap cabang memiliki koneksi yang lebih canggih dari computer dan saling berhubungan serta member informasi. Kaurnia otak selayaknya kita syukuri, caranya dengan menjaga pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan otak atau masa cepat tumbuhnya terjadi ketika bayi masih dalam kandungan hingga usia 18 bulan. Selanjutnya, kecepatan pertumbuhan otak mulai melambat atau berkurang maksimal usia 40 tahun. Ini memrupakan hasil penelitian National Healt Of Mental Health tahun 2004. Pertumbuhan otak mempengaruhi faktor krturunan (genetis), nutrisi dan lingkungan
(stimulasi). Otak manusia berkaitan erat dengan tingkat kecerdasaan manusia.
Kecerdasaan dipandang sebagai kemampuan seseorang menguasai aneka keterampilan. Orang tua menganggap bahwa anak – anak usia 5-7 sudah tahu kapan mereka harus makan, selain itu anak sudah banyak melakukan kegiatan di luar rumah, sehingga agak sulit untuk mengawasi jenis makanan yang mereka makan. Selain itu, jangan lupa, terkadang kita sebagai orang tua begitu “murah hati” member anak uang jajan yang agak berlebihan tanpa pengetahuan makan apa saja yang akan di beli oleh anak. Jadi, kekurangan kalori banyak terjadi pada anak usia Sekolah Dasar (SD) tak terjadi semata akibat keterbatasan ekonomi. Selain itu, juga terjadi akibat pola asuh kurang baik yang membuat anak terbiasa mengkonsumsi makanan yang tidak sehat. 6 hal yang harus di di perhatikan orang tua untuk anak-anaknya, yaitu: 1.
Usia sekolah Butuh lebih Banyak Energi dan Zat Gizi.
Beberapa penelitian, Jumlah Kalsium serta Zat besi dalam tubuh anak usia sekolah lebih rendah dari yang seharusnya. Terlebih lagi bila anak tersebut jarang minum susu ataupun makan daging. Pengawasan orang tua sangat dibutuhkan, tentu saja ini bukan hal mudah mengingat tren sekarang, dimana ibu dan ayah sibuk bekerja. 2.
Sarapan
Sarapan penting sebagai energy untuk memulai hari, tidak terkecuali bagi anak sekolah. Idealnya sepertiga atau seperempat kebutuhan nutrisi harian harus tercukupi disaat makan pagi. Namun banyak anak sering gagal mencapai target tersebut.
3.
Pilihan Sarapan
Orang tua dianjurkan agar menghindari pemberian makanan yang manis, asin dan gurih (gorengan) sebagai sarapan anak sebab merusa gigi, serta dapat menyebabkan masalahgizi lebih. Berikut ini contoh menu sarapan sehat: •
Dua potong roti tawar dan satu butir telur
•
Satu porsi bubur ayam
•
Sepotong macaroni Schotel dan segelas susu.
•
Jika anak anda tidak suka susu, berikan alternative lainnya, Yogurt rasa coklat atau buah-buahan.
•
Bekal Makan
Bekal anak haruslah padat gizi , menarik, dan enak. Lalu porsinya tidak terlalu banyak dan mesti bisa dihabiskan dalam waktu singkat. Misalnya, roti isi, martabak mie campur telur, atau nasi goreng telur plus sayur . sediakan juga kudapan seimbang gizinya seperti biscuit, wafer, dan susu kemasan yang akan menambah asupan kalori anak. 4.
Makan Siang
Sajikan sayuran dan buah dalam bentuk yang menarik, agar anak berselera. Untuk orang tua yang sibuk buatlah perencanaan menu mereka yang tepat. 5.
Makan Malam
Kenalkan anak dengan aneka variasi makanan, anak – anak sudah bisa menerima makanan yang mengandung aneka bumbu, sehingga anak bisa menikmati makanan untuk orang dewasa. 6.
Makanan Selingan
Berikan makanan selingan sebanyak dua kali, diantara makan pagi dan makan siang sekitar pukul 09.00 dan di antara makan siang dan makan malam yaitu pukul 16.00. bisa berupa segelas susu, jus buah atau buah segar dan untuh menambah gizi berikan kue – kue baasah sebagai pilihan. 2.1.4 Analisa Kasus Penelitian Survei Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini yaitu cross-sectional study. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari Survei pada Pejaja Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) dan juga survey ke murid – murid penelitian dari 2 SD yang berbeda di Jakarta
timur yaitu SDN Baru 03 pagi dan SD Swsta yaitu SD Kartika XI-I . Analisis data survey dilakukan bulan Februari 2012. 2.1.5 Jumlah dan Cara Pemilihan Survey Penelitian yang di ambil dengan cara melakukan survey dan membagikan angket ke 2 SD yaitu dengan cara melihat perbandingan antara SD Negeri dan SWASTA. Hasil dari SD Negri Baru 03Pagi kali Sari, Jakarta Timur. Menjelaskan bahwa kurangnya kepedulian dari pihak sekolah terhadap penjaja pangan jajanan anak sekolah dan belum di terapkan kantin sehat. Hasil wawancara dengan murid – murid kelas 6A dan 6B di SDN Negeri Baru 03Pagi kali Sari, Jakarta Timur menyimpulkan banyaknya anak membeli jajan diluar area sekolah karena faktor harga yang murah serta berbagai macam pilihan makanan dan minuman yang di jual. Dan hasil dari angket dari murid di Sd tersebut yang menjelaskan banyaknya keluhan dari Murid - murid setempat setelah mengkonsumsi jajanan – jajanan tersebut yaitu mengalami gejala tenggorokan sakit, batukbatuk, perut sakit merasakan mual serta tidak sedikit yang mengeluh diare setelah jajan di luar area sekolah. Sedangkan Hasil dari SD Swsta yaitu SD Kartika XI-I, sudah di terapkannya kantin sehat. Tetapi masih ada beberapa oknum penjual yang curang dan mencari keuntungan. Di temukannya jajanan-jajanan dari penjual-penjual di luar untuk dijual ke kantin sehat di sekolah tersebut, dengan bahan-bahan yang di ragukan,serta di temukan bumbu – bumbu untuk Cimol yaitu cabai bubuk yang sama di jual oleh pejaja pangan di luar area SDN Baru 03Pagi kali Sari. Walaupun di lakukan kantin sehat, pihak sekolah kurang kesadaran untuk mengecek ulang pangan yang di jual di kantin sehat tersebut. 2.1.6 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Survei Data yang dikumpulkan berupa data sekunder Dalam survei tersebut, dilakukan wawancara dengan teknik face-to-face interview dan observasi langsung terhadap penjaja PJAS di lingkungan sekolah dasar dengan menggunakan instrumen pengumpulan data berupa kuesioner. Data sekunder tersebut meliputi data umum yang meliputi karakteristik penjaja PJAS (pendidikan terakhir, jenis PJAS yang dijual dan sarana penjualan) pengetahuan gizi dan keamanan pangan penjaja PJAS, serta praktik penjaja PJAS meliputi hygienes penjual atau penyaji makanan atau minuman, penanganan dan penyimpanan makanan atau minuman, sarana dan fasilitas, pengendalian hama dan sanitasi tempat serta peralatan. 2.1.7 Hasil Dan Pembahasaan Survei Dari Hasil penelitian di SDN Baru 03Pagi kali Sari yaitu 30 % menggunakan gerobak dorong sebagai sarana penjualan PJAS sedangkan sebanyak 28% dan 25% contoh menggunakan
meja dan warung. Sebanyak 64% menjual makanan sepinggan, 62% menjual makanan ringan, dan 53% menjual minuman. Sedangkan di SD Kartika XI-I Sebanyak 62% penjual – penjual di kantin sehat tidak pernah mengikuti suatu penyuluhan keamanan pangan.Berdasarkan surfey Sarana dan Fasilitas serta Pengendalian Hama, Sanitasi Tempat dan Peralatan yang Benar dari kedua SD tersebut adanya persamaan dan perbedaannya, yaitu: a.
SDN Baru 03Pagi kali Sari :
1. Sarana dan Fasilitas
Kurangnya tempat (wadah) untuk menjual makanan/minuman dalam keadaan bersih
Tidak tersedia tempat cuci tangan
Tidak tersedia lap tangan
Kurangnya lap peralatan
Kurangnya tempat sampah
Tidak tersedia tempat pencucian peralatan dengan suplai air mengalir
2. Pengendalian Hama, Sanitasi Tempat dan Peralatan
Terlihatnya binatang pengerat, serangga dan binatang lainnya ditempat penjualan makanan/minuman
Kurangnya upaya untuk mencegah masuknya hama (kecoak, semut, dll
Banyaknya terdapat bahan pangan yang berserakan
Ada genangan air di sekitar tempat penjualan
Pencucian peralatan dengan menggunakan air yang tidak mengalir.
Banyaknya tumpukan sampah atau kotoran di dekat tempat berjualan
Berdekatan dengan saluran pembuangan air
Tempat penjualan (gerobak, meja, dll) kurang terawat dan tidak bersih
Jika peralatan dikeringkan dengan lap, kurangnya tersedia lap bersih dan kering
b.
SD Kartika XI-I
1.
Sarana dan Fasilitas
Tempat (wadah) untuk menjual makanan/minuman dalam keadaan bersih
Tersedia tempat cuci tangan
Tidak tersedia lap tangan
Tersedia lap peralatan
Tersedia tempat sampah
Tersedia tempat pencucian peralatan dengan suplai air mengalir
2.
Pengendalian Hama, Sanitasi Tempat dan Peralatan
Terlihat binatang pengerat, serangga dan binatang lainnya ditempat penjualan makanan/minuman
Ada upaya untuk mencegah masuknya hama (kecoak, semut, dll
Terlihat bahan pangan yang berserakan
Tidak terdapat air tergenang di sekitar tempat penjualan
Sampah dibuang secara teratur
Pencucian peralatan dengan menggunakan air mengalir/selalu diganti
Tidak terdapat tumpukan sampah atau kotoran di dekat tempat berjualan
Berdekatan dengan saluran pembuangan air
Tempat penjualan (gerobak, meja, dll) terawat dan bersih
Peralatan tersimpan dalam keadaan bersih dan kering
Jika peralatan dikeringkan dengan lap, tersedia lap bersih dan kering
Gelas/mangkok/sendok selalu dikeringkan dengan lap yang bersih sebelum digunakan untuk menyajikan minuman
2.2 Analisa 2.2.1 Analisis kandungan makanan yang mengandung bahan berbahaya 2.2.1.1 Makanan Jajanan Anak yang Mengandung Pemanis Sintetis Pemanis sintetis atau pemanis non kalori merupakan zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau dapat meningkatkan rasa manis, sedangkan kalori yang dihasilkannya jauh lebih rendah dari pada gula. Pemanis sintetik hanya terkandung 2 persen kandungan kalori gula, artinya kandungan kalorinya jauh lebih rendah dari gula. Tingkat kemanisan pemanis sintetis berkisar 50 3.000 kali lebih manis dari gula. Beberapa jenis pemanis sintetik yang beredar di pasaran yaitu sakarin, aspartam dan siklamat. Zat pemanis berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Zat pemanis dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Zat Pemanis Alami Pemanis ini dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren. Selain itu, zat pemanis alami dapat pula diperoleh dari buah buahan dan madu. Zat pemanis alami berfungsi juga sebagai sumber energi. Jika kita mengkonsumsi pemanis alami secara berlebihan, kita akan mengalami risiko kegemukan. b. Zat Pemanis Sintetik Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki penyakit kencing manis (diabetes
melitus) biasanya mengkonsumsi pemanis sintetik sebagai pengganti pemanis alami. Contoh pemanis sintetik, yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam dan dulsin. Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami. Garam-garam siklamat memiliki kemanisan 30 kali lebih tinggi dibandingkan kemanisan sukrosa. Namun, kemanisan garam natrium dan kalsium dari sakarin memiliki kemanisan 800 kali dibandingkan dengan kemanisan sukrosa 10%. Walaupun pemanis buatan memiliki kelebihan dibandingkan pemanis alami, kita perlu menghindari konsumsi yang berlebihan karena dapat memberikan efek samping bagi kesehatan. Misalnya, penggunaan sakarin yang berlebihan selain akan menyebabkan rasa makanan terasa pahit juga merangsang terjadinya tumor pada bagian kandung kemih. Contoh lain, garam-garam siklamat pada proses metabolisme dalam tubuh dapat menghasilkan senyawa sikloheksamina yang bersifat karsinogenik (senyawa yang dapat menimbulkan penyakit kanker). Garam siklamat juga dapat memberikan efek samping berupa gangguan pada sistem pencernaan terutama pada pembentukan zat dalam sel. Siklamat adalah garam natrium dan kalsium siklamat yang mempunyai kemanisan 30 kali lebih tinggi dari gula, siklamat sangat disukai rasanya yang murni tanpa ada cita rasa tambahan. Siklamat mampu memberikan kemanisan lebih tinggi jika dicampur dengan sakarin, sekaligus menutupi rasa pahit dari sakarin. Sedangkan sakarin merupakan pemanis sintetik yang paling banyak digunakan dalam bahan makanan. Perpaduan garan natrium dan kalium sakarin ini pada kosentrasi 10 persen dalam larutan mempunyai tingkat kemanisan 300 kali lebih tinggi dari pada gula, namun sakarin mempunyai rasa tambahan sedikit pahit makanya sering ditambahkan dengan siklamat. Aspartam pertama sekali ditemukan oleh James Schslatte pada tahun 1965 sebagai hasil percobaan yang gagal. Aspartam yang tingkat kemanisannya 200 kali dari gula tidak mempunyai rasa tambahan. Secara kimia asapartam merupakan campuran dua asam amino alami yaitu asam asapartam dan fenilalanin. Dari segi gizi aspartam dapat diurai oleh tubuh menjadi kedua asam amino tersebut dan termaksud pemanis nurtritif, aspartam tidak tahan suhu tinggi dan aspartam sering dipakai pada minuman, es krim dan yoghurt dan apabila di dicerna oleh tubuh aspartam akan menghasilkan asam aspartam dan fenilalanin (Anonim, 2007). Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pemanis buatan pangan rendah kalori dan pangan tanpa penambahan gula. Sampel-sampel yang diteliti LKJ meliputi produk jelly, permen, dan minuman. Ada 25 merek jelly, 16 merek minuman serbuk, dan delapan merek permen. Kelebihan zat pemanis ditemukan bukan hanya pada merek-merek tak terkenal, tetapi juga brandbrand yang sering tampil di layar televisi. Beberapa produk, seperti Okky Jelly Drink, Okky Bolo Drink, Happydent White, Yulie Jelly, Donna Jelly, Lotte Juicy Fresh, Vidoran Freshdrink,
Naturade Gold, dan Mariteh Instant tidak mencantumkan batas maksimum penggunaan pemanis buatan Aspartam. Riset European Ramazzini Foundation tahun 2008 membuktikan bahwa pemanis buatan Aspartam berisiko memicu kanker dan leukimia pada tikus percobaan bahkan pada dosis pemberian Aspartam hanya 20mg/kg BB (Anonim, 2007). Secara anatomis tikus mirip dengan manusia apa yang terjadi tikus sangat mungkin terjadi pula pada manusia, karena itu pencantuman komposisi pemanis pada produk amat penting, sebab ada Acceptable Daily Intake (ADI) atau batas jumlah pemanis yang boleh dikonsumsi seseorang sepanjang hidup. Dari riset BPOM pada November-Desember 2002 sudah menunjukkan bahwa konsumsi Siklamat sudah mencapai 240 persen ADI, sementara sakarin pemanis buatan pemicu kanker kemih sebanyak 12,2 persen nilai ADI (Anonim, 2007). c. Zat formalin Formalin adalah larutan yang tidak berwana dan baunya sangat menusuk. Di dalam Formalin terkandung sekitar 37 % formaldehid dalam air. Biasanya ditambah metanol hingga 15 % sebagai pengawet. Barang ini biasa digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis dan disinfektan untuk peralatan rumahsakit serta untuk pengawet mayat. Formalin juga dilerang keras digunakan untuk pengawet makanan. Bahaya formalin jika terhirup, mengani kulit dan tertelan, bisa menyebabkan luka bakar, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi, dan bahaya kanker pada manusia. Bila tertelan sebanyak 2 sendok makan saja atau 30 mL formalin bisa menyebabkan kematian. Gejala yang ditimbulkan jika formalin tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah, diare, kemungkinan terjadi perdarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi, kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu, juga bisa menyebabkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal. Beberapa makanan yang ditemukan mengandung formalin sebagai pengawet di anataranya mie basah, tahu, baso, ayam dan ikan serta beberapa hasil laut lainnya. Untuk mengetahui apakah beberapa makanan seperti mie, tahu dan baso berformalin, berikut ciricirinya: •
Ciri-ciri mie basah berformalin: tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar
(25 derajat celcius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celsius). Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal. Bau agak menyengat seperti bau formalin. •
Ciri-ciri tahu berformalin: Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar 25 derajat
Celsius dan bisa tahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celsius). Tahu terlampau keras, kenyal namun tidak padat. Bau agak menyengat. •
Ciri-ciri ikan segar atau hasil laut berformalin: tidak rusak sampai 3 hari pada
suhu kamar (25 derajat C). Warna insang merah tua tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih. Bau formalin atau agak menyengat.
•
Ciri-ciri ikan asin berformalin: tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu
25 derajat celsius. Bersih cerah dan tidak berbau khas ikan asin. Tidak dihinggapi lalat di area berlalat. •
Ciri-ciri baso berformalin: Tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar 25
derajat celsius, teksturnya sangat kenyal dan bau formalin agak menyengat. Ciri-ciri ayam berformalin: Tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar 25 derajat Celsius, teksturnya kencang dan bau formalin tercium.
Mengapa perlu diwaspadai ???
a.
Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika
kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada tubuh. b.
Selain itu, kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh juga menyebabkan
iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan bersifat mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan), serta orang yang mengonsumsinya akan muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah. c.
Formalin bila menguap di udara, berupa gas yang tidak berwarna, dengan bau
yang tajam menyesakkan, sehingga merangsang hidung, tenggorokan, dan mata.
Dampak formalin pada kesehatan manusia
a.
Akut : efek pada kesehatan manusia langsung terlihat : seperti iritasi, alergi,
kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing.
b.
Kronik : efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka
waktu yang lama dan berulang : iritasi kemungkinan parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, system saraf pusat, menstruasi dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung formalin, efek sampingnya terlihat setelah jangka panjang, karena terjadi akumulasi formalin dalam tubuh. d. Zat Boraks
Boraks adalah senyawa berbentuk kristal, warna putih, tidak berbau dan stabil pada suhu
tekanan normal. Boraks merupakan senyawa kimia berbahaya untuk pangan dengan nama kimia natrium tetrabonat (NaB4O7 10H2O). Dapat dijumpai dalam bentk padat dan jika larut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks atau asam borat biasa digunakan sebagai bahan pembuat deterjen, bersifat antiseptik dan mengurangi kesadahan air. Bahaya boraks jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan bisa menyebabkan iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi mata dan kerusakan ginjal. Jika boraks 5-10 gram tertelan oleh anak-anak bisa menyebabkan shock dan kematian. Efek Akut dari boraks bisa menyebabkan badan berasa tidak enak, mual, nyeri hebat pada perut bagian atas, perdarahan gastro-enteritis disertai muntah darah, diare, lemah, mengantuk, demam dan sakit kepala. Penyelahgunaan boraks untuk makanan telah ditemukan pada mie basah, baso, kerupuk dan jajanan lainnya.Untuk mengetahui makanan yang mengandung borak,sebagai berikut:
a. Ciri-ciri mie basah mengandung boraks: Teksturnya kenal, lebih mengkilat, tidak lengket, dan tidak cepat putus. b. Ciri baso mengandung boraks: Teksturnya sangat kenal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan daging namun lebih cenderung keputihan. c. Ciri-ciri jajanan (seperti lontong) mengandung boraks: Teksturnya sangat kenyal, berasa tajam, seprti sangat gurih dan membuat lidah bergetar dan meberikan rasa getir. d. Ciri-ciri kerupuk mengandung boraks: Teksturnya renyah dan bisa menimbulkan rasa getir. f.Rhodamin B Rhodamin B merupakan pewarna sintetis berbentuk serbuk kristal warna merah yang biasa digunakan untuk industri tekstil dan kertas.Bahan ini biasa disalahgunakan untuk pewarna makanan jenis es puter, kerupuk dan jajanan berwarna merah. Ciri-ciri umum pangan mengandung Rhodamin B adalah pangan tersebut memiliki warna merah mencolok dan cenderung berpendar dengan titik warna yang tidak homogen.
g. Methanil Yellow Methanil Yellow adalah zat pewarna sintetis yang biasa digunakan untuk pewarna tekstil dan cat. Bahan ini biasa disalahgunakan untuk pewarna krupuk dan jajanan berwarna kuning. Ciriciri umum pangan mengandung Methanil Yellow adalah pangan tersebut memiliki warna kuning mencolok dan cenderung berpendar dengan titik warna yang tidak homogen. 2.2.2 Definisi Makan Jajanan Makanan jajan (street food) yaitu makanan dan minuman yang dipersiapkan dan atau dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan atau di tempat-tempat keramaian umum lainnya yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan yang lebih lanjut. Sedangkan Supriasa (2001) mendefinisikan makanan jajanan yaitu merupakan campuran dari berbagai hal bahan makanan yang dianalisis secara bersamaan dalam bentuk olahan.
Jenis Makanan Jajanan Anak
Menurut Winarno jenis makanan jajanan dibagi atas 4 kelompok yaitu: 1. Makanan utama, seperti rames, nasi pecel, bakso, mi ayam, dan sebagainya. 2. Snack atau makanan penganan seperti kue-kue, onde-onde, pisang goreng dan sebagainya. 3. Golongan minuman seperti cendol, es krim, es teler, es buah, es teh, es dawet dan sebagainya. 4. Buah-buahan segar. Pada saat jajan, anak umumnya membeli makanan berat atau makanan kecil padat energi terbuat dari karbohidrat (tepung-tepungan), gorengan banyak lemak dan harganya murah. Makanan jenis ini tidak cukup mengantikan makan siang yang biasanya memperhatikan konsep sehat (nasi, lauk, sayur dan buah). Anak-anak tertarik dengan jajanan sekolah karena warnanya menarik, rasanya yang menggugah selera berasa manis dan harganya terjangkau misalnya makanan ringan, sirup, bakso, mi ayam dan sebagainya Salah satu yang perlu diwaspadai adalah permen mempunyai aneka cita rasa maupun bentuk kesukaan setiap anak. Permen tidak memberikan kontribusi gizi yang berarti karena kandungan gizinya yang hampir nol, kecuali energi. Oleh karena itu, mengkonsumsi permen secara berlebihan dan menjadi pola makan hanya akan menambah masukan energi ke dalam tubuh tanpa memberi zat gizi. Jenis makanan atau minuman yang disukai anak-anak adalah makanan yang mempunyai rasa manis, enak, dengan warna yang menarik dan tekstur yang lembut. Jenis makanan jajanan anak seperti coklat, permen, jelly dan biskuit serta makanan ringan merupakan produk makanan favorit bagi sebagian anak-anak. Kelompok produk minuman dikenal dengan
berbagai minuman warna-warni dalam kemasan maupun es sirop tanpa label, minuman jelly, es susu, milk ice dan minuman ringan (soft drink). Minuman ringan (soft drink) umumnya hanya kaya kalori tetapi kandungan gizinya sangat rendah. Berbagai jenis keripik atau chips yang termasuk ke dalam junk food umunya disukai oleh anak-anak. Chips terbuat dari umbi umbian ( kentang) atau serealia (jagung) digoreng dan ditambahkan dengan penyedap rasa. Junk food yang kaya kalori dan rendah gizi ini bisa dimakan sebagai makanan selingan. Karena kandungan kalori yang tinggi, sering anak-anak yang baru makan chips menjadi tidak mau makan karena merasa kenyang. Dalam hal ini perlu disadari bahwa berapapun bungkus chips yang dimakan tidak bisa menggantikan makanan lengkap yang tersaji di meja keluarga. Oleh kerena itu orang tua harus mengizinkan anaknya untuk makan chips sesudah makan makanan utama. 1.
Aspek Negatif mengkonsumsi jajanan Makanan tidak sehat :
Kontamilasi Makanan jajajnan yang di akibatkan oleh pertumbuhan mikroba dan kimiawi, yang terjadi dari pengguna bahan baku
Kontamilasi makanan jajanan yang di akibatkan oleh cara pengolahan dan penyimpanan (baik dirrumah pedagang makanan jajanan setelah siap di olah atau di tempat penjajaan). Karena rata – rata setelah enam jam penolahan atau masa jual ada kemungkinan terjadi peningkatan jumblah bakteri serobik mesofilik dalam makanan (seperti gado-gado dan cemdol)
Makanan jajanan yang dijual di pinggir jalan secara terbuka, tanpa penutup, akan mudah terkontaminasi oleh debu dan asap kendaraan bermotor dan mengingkatkan kosentrasi timah hitam (Pb) pada makanan.
Penggunaaan
bahan
tambahan
makanan
seperti
sari
gula,
pengeras,
penambah
rasa,pengawet,dan pewarna berlebihan.
Penggunahaan bahan mentah misalnya sayuran dan buah – buahan dapat terkontaminai oleh residu pestisida juga akan menimbulkan suatu masalah kesehatan.
Penggunaan jenis plastic sebagai alat pembungkus, pelastik – plastic pembungkus ini lambat laun dapat meresan bahan aslinya ke dalam makanan.
2.
Jenis makanan jajanan berdasarkan hubungan dengan kesehatan:
Jenis makanan jajanan yang aman di konsumsi yaitu makanan jajanan yang di sajikan dalam keadaan panas misalnya bakso, soto,,bubur, dan makanan yang di bakar.
Jenis makanan yang tidak aman di konsumsi
a.
Makanan jajanan yang di sajikannya dalam keadaan tidak panas
b.
Misalnya : gado-gado, ketoprak, pecel, ketupat tahu, nasi remes, dan nassi uduk karena lebih berprluang dan terkontaminasi olah mikroba dan kimis.
c.
Makanan jajanan yang berair dan tidak dipanaskan:
d.
Misalnya : es cendol, es campur.es cincau es puter, es klapa, agar- agar, asinan dan rujak mempunyai resiko tinggi pada terkontaminasi.
e.
Aneka ragam kue kue tradisional yang tidak di bungkus
f.
Misalnya getuk -, ondol ondo, cenel, lupis dll juga mempunyai resiko tinggi terkontaminasi. 2.2.1.2 Faktor – Faktor menyebabkan Anak suka Jajan
1. Faktor Sosial Ekonomi Keluarga Membekali anak dengan uang jajan sebagai pengganti sarapan pagi, sebenarnya kurang baik karena sulit mengontrol anak dalam menggunakan uang jajannya. Mungkin anak membeli makanan jajanan yang tidak menguntungkan dan tidak terjamin keamanannya. Dampak yang lebih lanjut dari seringnya anak jajan di luar rumah menyebabkan banyaknya ibu-ibu mengeluh, dimana kelompok usia sekolah ini mempunyai nafsu makan yang kurang untuk mengkonsumsi makanan di rumah (Sediaoetama, A.D.1991). Timbulnya kebiasaan jajan akan mempengaruhi konsumsi makan di rumah. Bila anak terlalu banyak jajan dan dilakukan pada saat yang seharusnya untuk makan di rumah akan dapat menurunkan nafsu makan anak. Pendapatan keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan, dimana terdapat hubungan yang positif antara pendapatan dan gizi karena pendapatan merupakan faktor penting bagi pemilihan kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi. Keluarga yang berpendapatan rendah sering kali tidak mampu membeli panagn dalam jumlah yang diperlukan sehingga kebutuhan gizi anggota keluarga kurang tercukupi (Berg, 1986). Hal senada diungkapakan oleh Soehardjo (1989) bahwa jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi keluarga dipengaruhi oleh status ekonomi. Suriyati (2005) mengatakan kegemaran jajan pada anak tidak terlepas dari keadaan ekonomi dan kebiasaan makan keluarga, karena pada hakikatnya kebiasaan makan juga tidak lepas kaitanya dengan kehidupan ekonomi keluarga pada umumnya Walaupun tidak berlaku secara umum, kebiasaan jajan anak salah satunya dikarenakan anak mendapatkan uang saku dari orang tua. Jika anak terbiasa mendapat uang jajan yang berlebihan dapat memberikan dampak negatif pada anak. Anak cenderung menjadi pemboros dan membuka peluang untuk mengerjakan hal-hal yang tidak bermanfaat. Dan kebutuhan yang diberikan kepada anak juga harus sesuai dengan kemampuan orang tua. Jadi mencukupi kebutuhan anak tidak harus dengan makanan yang mahal-mahal, tetapi dengan makanan yang gizinya baik, bersih, terjangkau dan disukai anak
3.
Faktor dalam keluarga Kebiasaan makan yang baik bagi anak di muali dari rumah, atas bimbingan dari orang tua, baik ibu,ayah, atau anggota keluarga yang lainnya. Peran ibu yang biasa paling banyak mempengaruhi pembentukan kebiasaan anak-anak di dalam rumah karena ibulah yang mempersiapkan makanan, mulai dari mengatur menu berbelanja, memasak, menyiapkan, menghidangkan makanan, mendistribusikan makanan serta mengajarkan tata cara makan terhadap anak – anaknya.
a.
Faktor Ibu yang tidak Bijaksana Pengetahuan serta kesukaan ibu terhadap jenis – jenis makanan tertentu sangat menentukan keanekaragamaan hidangan keluarga yang di sajikan setiap hari. Tanpa pengetahuan yang memadai adan membawa akibat buruk bagi kebiasaan dari sisi anak. Anggapan kesukaan ayah harus di utamakan karena ayah yang berkerja sebagai pencari nafkah mendapatkan gixi kurang bagi anak-anak apabila pendistribusiannya tidak diperhatikan oleh ibu yang tidak bijaksana.
b.
Faktor ibu yang bekerja Disamping masalah Ibu yang tidak bijaksana adalagi yang perlu diperhatikan yaitu ibu yang berperan sebagai iburumah tangga juga berperan sebagai pencar nafkah. Karena peran ibu ganda makan timbul beberapa perbedaan dalam pembentukan kebiasaan makan bagi anakanak. Karena seorang ibu yang bekerja sebagai pencari nafkah di luar rumah berarti sebagian dari waktunya tersita sehingga perannya dalam hal mempersiapkan makanan terpaksa di kerjakan ileh orang lain, demikian juga maka terhadap anak-anaknya.
4.
Faktor dari anak sendiri Dari faktor-faktor yang ada dalam kluarga, maka ada kenyataan sehari-hari seringkali kita jumpai anak – anak yang kurang suka selera makan.
Ada 3 faktor yang mempengaruhi anak-anak tidak suka makan: a.
Faktor kejiwaan
Bila anak sering merasa gelisah murung dapat di pengaruhi selera makannya. Biasanya murung dan gelsah di ikuti dengan perasaan lekas lelah,selera makannya juga ikut menurun.
c.
Faktor Makanan
Adanya beberapa anaj yang sulit sekali di atur makannya. Banyak amkanan yang sebenarnya bergizi tinggi, tetapi tidak sisukainya. Ia lebih suka makanan yang sedikit gizinya. d.
Faktor Selera Yang berbeda-beda
Seleras makan ikut pula berpengaruh pasa berat anak. Selera anak berbeda-beda,dan perbedaan ini masih wajar kalau anak dalam kondisi sehat.
Hubungan prilaku anak dengan suka jajan
Pada awal usia 6 tahun mulai masuk sekolah. Anak-anak mulai masuk dunia baru, dimana anak mulai banyak berhubungan dengan orang-orang di luar keluarganya, dan anak mulai berkenalan dengan suasan dan liungkungan baru dalam kehidupannnya. Dalam usia ini anak-anak gemar sekali jajan. Mungkin sudah menjadi kebiasaaan di rumahnya, tetapi mungkin akibat pengaruh kawannya. Kadang – kadang anak- anak ini menolak untuk makan pagi dan sebagai pegantinya uang untuk jajan. Anak – anak pada usia SD belum dapat memilih jenis – jenis makanan yang bermanfaat. Sudah jelas umumnya mereka hanya mau membeli jajajn atau makanan yang mereka senangi saja, misalnya es, gula- gula, makanan makanan yang verwarna menarik padahal kurang nilai gizinya. Bahkan telah diteliti zat pewarna yang membahayakan. Jajan merupakan kebiasaan- kebiasan kecil ang terbentuk dari tumah angga sehingga menjadikan anaj mempunyai hobi jajan sampai anak mask usia dewasa. Kelemahan – kelemahan yang timbul dari kebiasaan jaja, yaitu : a.
Kue yang di beli untuk jajan ini biasanya dibuat dari tepung dan gulaa. Semata – mata mengandung hidrat arang. Dengan demikian daei jajan ini anaj-anak semata-mata mendapatkan tambahan kalori. Walaupun ada zat-zat makanan lain seperti protein tapi sangat minum jumlahnya.
b.
Dengan jajan, sering anaj merasa terlalu kenyangt, lebih – lebih jika jajan itu diberikan berulang kali dalam sehari. Akibatnya anak tidak mau lagi makan dirumah yang terencana nilai gizinya atau jika mau jumblah porsi yang di habiskan sedikit sekali.
c.
Kebersihan dari jajanan itu sangat diragukan, lebih – lebih jika kue yang di sajikan dibiarkan terbuka.
d.
Jika sesekali keinginan anak untuk jajan tidak dipenuhi, maka anak anakan menagis dan menolah untuk makan.
e.
Dari segi pendidikan, kebiasaan jaja itu tidak dapat dianggap baik bila damaai
terbentuk watak suka jajan, lebih – lebih jika kepada anak hanya diberi uang dan memebeli sendiri makanan iyu yang berakibat membiasakan boros.
5.
Media Massa
Media massa sangat berperan dalam menampilkan produk-produk makanan yang banyak beredar di pasaran terutama makanan jajanan. Banyaknya makanan yang kurang menampilkan perilaku dan pola makan yang benar dalam aspek gizi dan kesehatan akan memberikan dampak bagi anak-anak yang menontonnya, karena mereka ingin mencoba makanan tersebut 6.
Biologis dan Lingkungan Anak
Kebiasaan jajan anak tidak terlepas dari kebutuhan biologis anak yang perlu dipenuhi. Dengan jajan berarti kebutuhan biologis anak terpenuhi, yaitu rasa lapar atau haus yang disebabkan kegiatan fisik di sekolah yang memang membutuhkan tambahan energi. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya yang mempengaruhi kebiasaan jajan anak adalah lingkungan, misalkan saja karena perasaan gengsi atau dorongan teman, maka mendorong anak tersebut untuk jajan sehingga memberikan perasaan meningkat status atau gengsi. Jajan juga memberikan keasyikan tersendiri, makanan apapun jika dimakan beramai-ramai dengan teman akan terasa enak. Di sekolah, anak-anak menemukan makanan yang lain dari yang ada di rumah dan mendapatkan suasana yang lain dengan menikmati makanan jajanan. Jadi, dalam hal ini anak ikut terbawa dengan temannya untuk membeli makanan jajanan. Karena adanya kelima faktor tersebut sangat menyulitkan bagi ibu dalam pemberian makanan kepada anak. Bagi ibu-ibu yang senang mencari mudahnya pekerjaan dan ingin praktisna maka sebagai penggantinya selalu memberikan makanan jajanan pada anak-anaknya dari warung atau penjaja. Serta media masa yang kemasan menarik atau iklan yang menjanjikan hadiah- hadiah lucu, membuat anak-anak menjadi tertarik mengkonsumsi jajanan. 2.2.1.3 Menanggulangi agar jajan jadi positif 1. Peran Kluarga Kebiasaan jajan dapat dihindari dengan pendidikan rumah tangga. Peran keluarga sangat penting dalam hal ini, yaitu : a.
Melatih anak memilih makanan yang berfaedah
Dalam usia anatar 1 tahun sampai dengan 5 tahun hal yang sangat penting ialah mengajar anak memilih bahan makanan yang bernilai. Hal itu dapat diupayakan dengan membiasajan makan
makanan terpilih di rumah. Untuk ini terlebih dahulu pada waktu makan diciptakan suasana riang dan tenang sehingga waktu menghadapi meja makan merupakan saat saat gembira dan dnanti – nanti oleh anak. Dengan demikian hidangannyapun menjadi kesukaan yang akhirnya menjadi pola prilakunya anak kelak. b. Anak – anak senang sekali meniru 1.
Anak – anak senang sekali meniru kebiasaan atau tingkah laku orang tua atau
kakaknya. Makanan yang disenangi orang tua akan disenangi juga, karena itu orang tua harus member contoh lebih dahulu makan bahan – bahan makanan yang di anjurkan untuk anak – anak. 2.
Waktu makan sebaiknya sudah mulai di sesuaikan dengan waktu keluarga dan
anak diajak makan bersama dama dengan anggota keluarga yang lain. Dengan demikian anak dapat menghabiskan porsi makanan yang seharusnya dihabiskan. 3.
Waktu makan dibiassakan teratur
4.
Ibu sering membuatkan makanan selingan sore haru berupa kue – kue, asal
makana selingan itu tidak membuat anak terlalu kenyang juga menekan atau menghilakan keinginan jajan. 5.
Membiasakan anak menyediakan waktu yang cukup untuk makan pagi.
Makanan pagi biasanya tidak mengandung unsure – unsure gizi kecuali kalori yang memang diperlukan untuk anak anak menahan rasa lapar di sekolah hingga mengurangi keinginan jajan. 6.
Ibu menyediakanbekal sekolah
7.
Memberikan bekal makanan kepada anak anak membawa beberapa keuntungan,
antara lain: 8.
Anak- anak daoat dihindarkan dari gangguang rasa lapar
9.
Karena makan pagi sering di lakukan terburu –buru, kemungkinan makanan ini
tidak dapat memberikan kalori yang di perlukan selama anak – anak itu berada disekolah. Bermain – main waktu istirahat akan banyak mengambil energy anak –a ank sehingga pemberian bekal dapat menghindarkan anak dari kekuragngan kalori. 10.
Pemberian bekal dapat menghindarkan anak –a ank kebiasaaan jajan yang
sekaligus berarti menghindarkan anak – anak itu dari gangguang penyakit akibat makanan yang tidak bersih.
2.3
Judul Film
“sehatkah jajanan buah hati kita?”
2.3.1 Sinopsis Cerita Jam istirahat sekolah tiba, anak – anak berbondong – bonding menuju ke luar pagar sekolah yang di luar sekolah banyak penjaja yang menjual jajanan, seperti cimol, cakwe, bakso tusuk, sosis mie, gulali, lidi-lidian dan masih banyak lagi. Warnanya yang mencolok dan harganya yang murah membuat anak – anak bayak yang membeli. Makanan - makanan tersebut banyak menggunakan bahan – bahan zat kimia berbahaya, seperti formalin, boraks, gula biang dan pewarna tekstil. Bila mengkonsumsi makanan yang mengandung zat – zat tersebut akan merasakan mata berair, mual, batuk, sariawan, pusing , diare dan merusak organ jantung, ginjal dan hati. Untuk menghindari makanan – makanan seperti ini, sebaiknya ibu member bekal sehat, seperti roti isi keju, biscuit, ataupun susu kemasan. 2.3.1.1 Faktor Pendukung dan Penghambat A.
Faktor Pendukung:
•
Masih jarangnya film PSA di Indonesia yang mengangkat informasi atau tips mencegah jajanan berbahaya.
•
Animasi kini banyak diminati masyarakat sehingga membuat film animasi berupa elearning dapat menjadi salah satu daya tarik tersendiri untuk orang tua dan anak.
•
Menjadi salah satu pilihan tontonan alternatif sebagai hiburan sekaligus membuka wawasan tentang tentang mencegah jajanan yang tidak sehat.
B.
Faktor Penghambat :
•
Kurangnya perngawasa orang tua dalam menangani gizi anak.
•
Kurangnya peranan sekolah (guru) untuh memberikan informasi-informasi seputar makanan yang mengandung bahan berbahaya.
•
Maraknya media masa yang mengiklankan makanan sepat saji yang merugikan kesehatan anak-anak.
•
Karena keterbatasan waktu, Kurangnya informasi – informasi secara keseluruhan.
2.3.1.2 Target Audiens 1. Demogarfi •
Orang tua 25-45 tahun
•
Anak – anak sekolah dasar 6-11
•
Warga Negara inodnesia & pinggiran kota
2. Geografi Untuk seluruh anak sekolah dan orang tua murid di selurh indonesia dan khususnya untuk anak – anak sekolah dan orang tua murid di daerah pinggiran kota dimana kurangnya pengawasan PJAS (pangan jajan anak sekolah) yg berbahaya dan kurang sehat. 3. Pisikografi Memiliki ketertarikan tentang E-Learning animation yang merancang visual cerita animasi berdurasi panjang dalam ruang lingkup pembelajaran informasi, serta pengetahuan secara khusus.