BAB II
DASAR TEORI
Dalam perancangan sebuah sistem digital, setidaknya ada 2 cara yang bisa digunakan yaitu dengan mikroprosesor (Embedded System) dan diskrit (Hardwired).
Kedua
cara
tersebut
tentunya
memiliki
kelebihan
dan
kekurangannya masing-masing. Pada tugas akhir ini, penulis memilih cara mikroprosesor (Embedded System) atau yang dalam aplikasinya sering disebut dengan serpih (chip) mikrokontroler. Alasan utama penulis memilih cara ini adalah disebabkan karena kemudahan dalam perancangan yang tidak memerlukan perbaikan di sisi perangkat keras berulang kali. Penulis menggunakan mikrokontroler jenis AVR ATMega8535. Pemilihan ini didasari oleh cara pemakaian yang cukup mudah, baik itu dari segi perangkat keras maupun perangkat lunak. Di samping itu, faktor teknis lain yang mendasari pemilihan mikrokontroler ini adalah ketersediaan fitur dan fasilitas yang cukup lengkap untuk memenuhi kebutuhan perancangan seperti kapasitas memori flash yang menjadi kebutuhan dasar sisi pemrograman, ADC, I2C, dan lain sebagainya. Dalam setiap perancangan yang menggunakan mikrokontroler sebagai perangkat utama, maka mikrokontroler haruslah didukung dengan perangkat atau komponen-komponen lainnya agar hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Oleh karenanya, dalam perancangan tugas akhir yang berjudul 7
Universitas Sumatera Utara
8
“Perancangan Alat Pemberi Makan Ikan Otomatis dan Pemantau Keadaan Akuarium Berbasis Mikrokontroler ATMega8535” ini, penulis menggunakan perangkat-perangkat peripheral yang bisa dikomunikasikan dengan serpih (chip) mikrokontroler ATMega8535. Perangkat-perangkat tersebut diantaranya adalah sensor DI-WLM35TS untuk mengukur suhu air dalam akuarim, RTC (Real Time Clock) yang berfungsi sebagai referensi waktu real bagi mikrokontroler, motor servo sebagai penggerak wadah pakan, LCD (Liquid Crystal Display) dan modem GSM yang berfungsi untuk mengirim SMS. Perangkat-perangkat di atas dapat dengan mudah dikomunikasikan dengan mikrokontroler ATMega8535. Adapun komunikasi yang digunakan diantaranya adalah komunikasi serial USART dan I2C. Jenis-jenis komunikasi ini merupakan fitur unggulan dari mikrokontroler ATMega8535. Selain itu, dalam mengolah data suhu oleh sensor DI-WLM35TS, penulis tidak perlu direpotkan lagi dengan sisi perangkat keras yang cukup kompleks karena ATMega8535 sudah menyediakan fasilitas ADC (Analog to Digital Converter).
2.1 Mikrokontroler 2.1.1
Pengantar Singkat Keluarga Mikrokontroler AVR Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer lengkap dalam satu serpih
(chip). Mikrokontroler lebih dari sekadar sebuah mikroprosesor karena sudah terdiri dari ROM (Read-Only Memory), RAM (Read-Write Memory), beberapa bandar (port) masukan maupun keluaran, dan beberapa peripheral seperti pewaktu/pencacah (timer/counter), ADC (Analog to Digital Converter), DAC (Digital to Analog Converter) dan komunikasi serial.
Universitas Sumatera Utara
9
Salah satu mikrokontroler yang banyak digunakan saat ini yaitu mikrokontroler AVR. Nama AVR sendiri berasal dari "Alf (Egil Bogen) and Vegard (Wollan)'s Risc processor" dimana Alf Egil Bogen dan Vegard Wollan adalah
dua
penemu
berkebangsaan Norwegia yang
menemukan
mikrokontroller AVR yang kemudian diproduksi oleh Atmel. AVR adalah mikrokontroler RISC (Reduce Instuction Set Compute) 8 bit berdasarkan arsitektur
Harvard.
Secara
umum
mikrokontroler
AVR
dapat
dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu keluarga AT90Sxx, ATMega dan ATtiny. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fiturnya.
2.1.2 Mikrokontroler AVR ATMega8535 Mikrokontroler AVR ATMega8535 memiliki fitur yang cukup lengkap. Mulai dari kapasitas memori program dan memori data yang cukup besar, interupsi, timer/counter, PWM, USART, TWI, Analog Comaparator, EEPROM internal, dan juga ADC internal smuanya ada dalam ATMega8535. Sehingga dengan fitur yang cukup lengkap ini kita bisa belajar mikrokontroler keluarga AVR dengan lebih mudah dan efisien, bahkan kita dapat merancang suatu sistem untuk kepentingan komersial mulai dari sistem yang sederhana sampai sistem yang relatif kompleks hanya dengan menggunakan satu IC saja yaitu dengan IC ATMega8535. Selain itu kemampuan kecepatan eksekusi yang lebih tinggi menjadi alasan
bagi
banyak
orang
untuk
beralih
dan
memilih
menggunakan
Universitas Sumatera Utara
10
mikrokontroler jenis AVR ketimbang mikrokontroler pendahulunya yaitu keluarga MCS-51. Dari Gambar 2.1, dapat dilihat bahwa ATMega8535 memiliki bagian sebagai berikut: 1. 32 saluran I/O (Port A, Port B, Port C dan Port D). 2. 10 bit 8 channel ADC (Analog to Digital Converter). 3. 4 Channel PWM. 4. 6 Sleep Modes: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-Down, Standby and Extended Standby. 5. 3 buah timer/counter. 6. Analog Compararator. 7. Watchdog timer dengan osilator internal. 8. 512 Byte SRAM. 9. 512 Byte EEPROM. 10. 8 KB flash memory dengan kemampuan Read While Write. 11. Unit Interupsi (internal dan eksternal). 12. Port antarmuka SPI8535 memory map. 13. Port USART untuk komunikasi serial dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps. 14. 4,5 V sampai 5,5 V operation, 0 sampai 16 MHz.
Universitas Sumatera Utara
11
Gambar 2.1 Blok Diagram ATMega8535
2.1.3 Arsitektur AVR ATMega8535 AVR termasuk kedalam jenis mikrokontroler RISC (Reduced Instruction Set Computing) 8 bit. Berbeda dengan mikrokontroler keluarga MCS-51 yang
Universitas Sumatera Utara
12
berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). Pada mikrokontroler dengan teknologi RISC semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit (16 bits words) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 clock, sedangkan pada teknologi CISC seperti yang diterapkan pada mikrokontroler MCS-51, untuk menjalankan sebuah instruksi dibutuhkan waktu sebanyak 12 siklus clock. Mikrokontroler
ATMega8535
memiliki
arsitektur
Harvard,
yaitu
memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan untuk kerja paralelisme. Instruksi-instruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur tunggal, di mana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya sudah diambil (prefetched) dari memori program. Konsep inilah yang memungkinkan instruksi-instruksi dapat dieksekusi dalam satu siklus clock.
Gambar 2.2 Arsitektur AVR ATMega8535
Universitas Sumatera Utara
13
Dari Gambar 2.2, 32 x 8-bit register serbaguna digunakan untuk mendukung operasi pada ALU (Arithmetic Logical Unit) yang dapat dilakukan dalam satu siklus. Enam dari regsiter utama dapat digunakan sebagai 3 buah register pointer 16-bit pada mode pengalamatan tak langsung untuk mengambil data pada ruang memori data. Ketika register pointer 16-bit ini disebut dengan register X (gabungan R26 dan R27), register Y (gabungan R28 dan R29) dan register Z (gabungan R29 dan R30).
2.1.4
Konfigurasi Pena ATMega8535 Konfigurasi pena mikrokontroler ATMega8535 dengan kemasan 40 pena
dapat dilihat pada Gambar 2.3. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa ATMega8535 memiliki 8 pena untuk masing-masing bandar A (Port A), bandar B (Port B), bandar C (Port C), dan bandar D (Port D).
Gambar 2.3 Konfigurasi Pena ATMega8535 Penjelasan konfigurasi pena ATMega8535 sebagai berikut: 1. VCC merupakan pena yang berfungsi sebagai pena masukan catu daya.
Universitas Sumatera Utara
14
2. GND merupakan pena ground. 3. Port A (PA0-PA7) merupakan pena I/O dua arah dan pena masukan ADC. 4. Port B (PB0-PB7) merupakan pena I/O dua arah dan pena fungsi khusus untuk Timer/Counter, komparator analog dan SPI. 5. Port C (PC0-PC7) merupakan pena I/O dua arah dan pena khusus untuk TWI, komparator analog, dan Timer Oscilator. 6. Port D (PD0-PD7) merupakan pena I/O dua arah dan pena khusus untuk interupsi eksternal, dan komunikasi serial. 7. RESET merupakan pena yang digunakan untuk me-reset mikrokontroller. 8.
XTAL1 dan XTAL2 merupakan pena masukan clock eksternal.
9. AVCC merupakan pena masukan tegangan untuk ADC. 10. AREF merupkan pena masukan tegangan referensi ADC.
2.1.5
Peta Memori ATMega8535 Mikrokontroler ATMega8535 memiliki 3 jenis memori yaitu memori
program, memori data dan memori EEPROM. Ketiganya memiliki ruang sendiri dan terpisah seperti terlihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Peta Memori ATMega8535
Universitas Sumatera Utara
15
2.1.5.1 Memori Program ATMega8535 memiliki kapasitas memori program sebesar 8 KByte yang terpetakan dari alamat 0000h – 0000Fh di mana masingmasing alamat memiliki lebar data 16 bit. Sehingga organisasi memori program seperti ini sering dituliskan dengan 4K x 16 bit. Memori program ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian program boot dan bagian program aplikasi seperti terlihat pada Gambar 2.5. Jika kita tidak menggunakan fitur boot loader flash maka semua kapasitas memori progam di atas dapat digunakan untuk program aplikasi. Tetapi jika kita menggunkan fitur boot loader flash maka pembagian ukuran kedua bagian ini ditentukan oleh BOOOTSZ fuse.
Gambar 2.5 Peta Memori Program ATMega8535
2.1.5.2 Memori Data SRAM ATMega8535 memiliki kapasitas memori data sebesar 608 byte yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu register serbaguna, register I/O dan SRAM. 32 byte alamat terendah digunakan untuk register serbaguna yaitu R0-R31. 64 byte berikutnya digunakan untuk register I/O yang digunakan
Universitas Sumatera Utara
16
untuk mengatur fasilitas seperti timer/counter, interupsi, ADC, USART, SPI, EEPROM, dan port I/O seperti Port A, Port B, Port C dan Port D. Selanjutnya 512 byte di atasnya digunakan untuk memori data SRAM. Jika register I/O di atas diakses seperti mengakses data pada memori (menggunakan isntruksi LD atau ST) maka register I/O di atas menempati alamat 0020 – 005F. Tetapi jika register-register I/O di atas diakses seperti mengakses I/O pada umumnya (menggunakan isntruksi IN atau OUT) maka register I/O di atas menempati alamat memori 0000h – 003Fh. Gambar 2.6 Menunjukkan peta memori data SRAM.
Gambar 2.6 Memori Data SRAM ATMega8535
2.1.5.3 Memori EEPROM ATMega8535 memiliki memori EEPROM sebesear 512 byte yang terpisah dari memori program maupun memori data. Memori EEPROM ini hanya dapat diakses dengan menggunakan register-register I/O yaitu register
EEPROM
adress
(EEARH-EEARL),
register
EEPROM
Universitas Sumatera Utara
17
EEPROM Data (EEDR) dan register EEPROM Control (EECR). Untuk mengakses memori EEPROM ini diperlukan seperti mengakses data eksternal sehingga waktu eksekusinya relatif lebih lama bila dibandingkan dengan mengakeses data dari SRAM.
2.1.6
Interupsi Interupsi adalah suatu kejadian atau peristiwa yang menyebabkan
mikrokontroler berhenti sejenak untuk melayani Interupsi tersebut. Yang harus diperhatikan untuk menggunakan interupsi adalah kita harus mengetahui sumbersumber interupsi, vektor layanan interupsi dan yang terpenting rutin layanan interupsi, yaitu subrutin yang akan dikerjakan bila terjadi interupsi. ATMega8535 menyediakan 21 macam sumber interupsi yang masingmasing memiliki alamat vektor interupsi seperti pada Tabel 2.1. Setiap interupsi yang aktif akan dilayani segera setelah terjadi permintaan interupsi, tapi jika dalam waktu bersamaan terjadi lebih dari satu interupsi maka prioritas yang akan diselesaikan terlebih dahulu adalah interupsi yang memiliki nomor urut lebih kecil sesuai Tabel 2.1.
Universitas Sumatera Utara
18
Tabel 2.1 Alamat Vektor Interupsi ATMega8535
Pada AVR terdapat 3 pena interupsi eksternal, yaitu INT0,INT1,dan INT2. Interupsi eksternal dapat dibangkitkan apabila ada perubahan logika baik transisi naik (Rising Edge) maupun transisi turun (Falling Edge) pada pena interupsi. Pengaturan kondisi keadaan yang menyebabkan terjadinya interupsi eksternal diatur oleh 2 buah register I/O yaitu MCUCR dan MCUCSR.
2.1.7
USART (Universal Syschronous Asynchronous Receiver/Transmitter) USART (Universal Syschronous Asynchronous Received/Transmitter)
merupakan salah satu mode komunikasi yang dimiliki oleh Mikrokontroler ATMega8535. USART memiliki 2 pena (RxD dan TxD) untuk asynchronous dan 3 bit TxD, RxD, xCK untuk synchronous.
Universitas Sumatera Utara
19
Komunikasi serial menggunakan RS232 untuk berhubungan dengan perangkat lainnya. Seperti yang terlihat pada Tabel 2.2, RS232 mempunyai 9 pena. Tabel 2.2 Fungsi Masing-masing Pena RS232 RS232 Pin Assignments (DB9 PC signal set) Receive Line Signal Pena 1 Detector (Data Carrier) Pena 2
Receive Data
Pena 3
Transmit Data
Pena 4
Data Terminal Ready
Pena 5
Signal Ground
Pena 6
Data Set Ready
Pena 7
Request To Send
Pena 8
Clear To Send
Pena 9
Ring Indicator
Untuk mengatur komunikasi USART dilakukan melalui register UCSRA, UCSRB, UCSRC, UBRRH, UBRRL, dan UDR.
2.1.8
ADC (Analog to Digital Converter) AVR ATMega8535 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8
saluran ADC internal dengan resolusi 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC dapat dikonfigurasi, baik single ended input maupun diftere differential input. Selain itu, ADC ATMega8535 memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan referensi, mode
Universitas Sumatera Utara
20
operasi, dan kemampuan filter derau (noise) yang sangat fleksibel sehingga dapat dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan dari ADC itu sendiri. ADC pada ATMega8535 memiliki fitur-fitur antara lain : -
Resolusi mencapai 10 bit.
-
Akurasi mencapai ± 2 LSB.
-
Waktu konversi 13-260 µs.
-
8 saluran ADC dapat digunakan secara bergantian.
-
Jangkauan tegangan input ADC bernilai dari 0 hingga VCC.
-
Disediakan 2,56V tegangan referensi internal ADC.
-
Mode konversi kontiniu atau mode konversi tunggal.
-
Interupsi ADC complete.
-
Sleep Mode Noise canceler. Proses inisialisasi ADC meliputi proses penentuan clock, tegangan
referensi, formal data keluaran, dan modus pembacaan. Register-register yang perlu diatur adalah sebagai berikut: ADCSRA, ADMUX, ADCL, ADCH dan SFIOR.
2.1.9
I2C (Inter-Integrated Circuit) Antarmuka serial 2 kabel atau TWI (Two Wire Seraial Interface) sangat
ideal untuk diterapkan pada aplikasi menggunakan mikrokontroler. Protokol ini mengizinkan desain sistem untuk salin berkoneksi sampai 128 piranti yang berlainan hanya dengan menggunakan 2 jalur dua arah, satu untuk clock (SCL) dan satunya untuk data (SDA). Perangkat keras yang diperlukan pada jaringan ini adalah resistor pull-up tunggal untuk setiap jalur bus TWI. Setiap piranti memiliki
Universitas Sumatera Utara
21
alamatnya masing-masing serta mekanisme pengaturan bus yang berkemungkinan saling bertabrakan akibat memiliki jalur yang sama. Hubungan interkoneksi antarpiranti dalam porotokol TWI ditunjukkan pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Interkoneksi Antarpiranti dalam Porotokol TWI Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, banyak perusahaan semikonduktor yang mengembangkan cara berkomunikasi antar IC agar mampu berkomunikasi secara paralel (paralel bus) dengan memakai konsep TWI. Salah satu metode yang dipakai secara luas adalah I2C (Inter-Integrated Circuit) yang dikembangkan oleh Philips Semiconductor sejak tahun 1992 dengan konsep dasar komunikasi 2 arah dan/atau antarsistem secara serial menggunakan 2 kabel. Pada komunikasi I2C terdapat perangkat master dan slave. Master adalah perangkat yang mengatur jalur clock SCL. Sedangkan slave adalah perangkat yang merespon perintah master. Master dapat melakukan pengiriman sinyal untuk mentransfer data pada jalur I2C sedangkan Slave hanya bisa menerima data dari master. Ketika master (kontroler) ingin berkomunikasi dengan slave, master akan mulai mengirim start sequence pada bus I2C. Start sequence adalah salah satu dari dua sequence spesial pada bus I2C, sequence spesial lainnya adalah stop.
Universitas Sumatera Utara
22
Start sequence dan stop sequence merupakan tahap spesial di mana merupakan kondisi dimana SDA (jalur data) boleh berubah ketika SCL (jalur clock) dalam kondisi high (1). Start sequence menandai awal dari transaksi data dengan perangkat slave. Stop sequence menandai akhir transaksi data dengan perangkat slave. Data bit dikirim/diterima melalui SDA, sedangkan sinyal clock dikirim/diterima melalui SCL, di mana dalam setiap transfer data bit satu sinyal clock dihasilkan, transfer data bit dianggap valid jika data bit pada SDA tetap stabil selama sinyal clock high. Data bit hanya boleh berubah jika sinyal clock dalam kondisi low. Transfer data bit pada I2C bus dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Transfer Data Bit Pada Bus I2C
2.1.10 Timer/Counter Pada sebuah ATMega8535 terdapat 3 buah timer, yaitu Timer/Counter 0 (8 bit), Timer/Counter 1 (16 bit) dan Timer/Counter 2 (8 bit). Ketiga Timer/Counter ini dapat diatur dengan mode yang berbeda tanpa mempengaruhi satu sama lain. Salin itu Timer/Counter ini juga bisa difungsikan sebagai sumber interupsi. Masing-masing Timer/Counter ini memiliki register-register untuk
Universitas Sumatera Utara
23
mengatur mode kerjanya. Namun ada 2 register yang digunakan secara bersamasama yaitu register TIMSK, TIFR dan SFIOR.
Timer/Counter 0 Merupakan 8 bit Timer/Counter. Pengaturan Timer/Counter 0 diatur oleh
TCCR0, TCNT0, dan OCR0 serta TIMSK dan TIFR.
Timer/Counter 1 Merupakan 16-bit timer/counter sehingga terdapat perbedaan cara
pengaksesannya dengan 8-bit timer/counter. 16-bit (1 word) timer/counter harus diakses dengan 8 bit high dan 8 bit low. Pengaturan Timer/Counter1 juga diatur oleh register TCCR1A, TCCR1B, TCNT1H, TCNT1L, OCR1AH, OCR1AL, OCR1BH, OCR1BL, serta TIMSK dan TIFR.
Timer/Counter 2 Timer/Counter2
adalah
8-bit
Timer/Counter,
pengaturan
pada
Timer/Counter2 diatur oleh register TCCR2, TCNT2 dan OCR2 serta TIMSK dan TIFR.
2.2 Layanan Pesan Singkat (Short Message Service) 2.2.1 Pengenalan layanan Pesan Singkat SMS merupakan salah satu fitur messaging yang diterapkan oleh standar ETSI (European TelecommunICations Standards Institute), pada dokumentasi GSM 03.40 dan GSM 03.38. SMS semula hanyalah merupakan layanan yang bersifat komplementer terhadap dua layanan utama sistem GSM (atau sistem 2G pada umumnya) yaitu layanan voice dan switced data. Namun karena keberhasilan SMS yang tidak
Universitas Sumatera Utara
24
terduga, dengan LED akan pelanggan yang mempergunakannya, menjadikan SMS sebagai bagian yang sangat penting dari layanan sistem. SMS adalah layanan untuk mengirim dan menerima pesan tertulis (teks) dari maupun kepada perangkat bergerak (mobile device). Pesan teks yang dimaksud tersusun dari huruf, angka, atau karakter alfanumerik. Pesan teks dikemas dalam satu paket (frame) yang berkapasitas maksimal 160 byte yang dapat direpresentasikan berupa160 karakter huruf latin atau 70 karakter alfabet non-latin seperti alfabet Arab atau Cina. Pengiriman pesan SMS secara store and forward berarti pengirim pesan SMS menuliskan pesan dan nomor telepon tujuan dan kemudian mengirimkannya (store) ke server SMS (SMS-Center) yang kemudian bertanggung jawab untuk mengirimkan pesan tersebut (forward) ke nomor telepon tujuan. Hal ini mirip dengan mekanisme store and forward pada protokol SMTP yang digunakan dalam pengiriman e-mail internet. Keuntungan mekanisme store and forward pada SMS adalah penerima tidak perlu dalam status online ketika ada pengirim yang bermaksud mengirimkan pesan kepadanya, karena pesan akan dikirim oleh pengirim ke SMSC (SMS-Center) yang kemudian dapat menunggu untuk meneruskan pesan tersebut ke penerima ketika ia siap dan dalam status online di lain waktu. Ketika pesan SMS telah terkirim dan diterima oleh SMSC, pengirim akan menerima pesan singkat (konfirmasi) bahwa pesan telah terkirim (message sent). Hal-hal inilah yang menjadi kelebihan SMS dan populer sebagai layanan praktis dari sistem telekomunikasi bergerak.
Universitas Sumatera Utara
25
2.2.2 Mengirim dan Menerima SMS Dalam pengiriman dan penerimaan SMS ada dua mode yakni mode teks dan mode PDU (Protocol Data Unit).
Mode Teks Mode ini adalah cara termudah untuk mengirim pesan. Pada mode teks
pesan yang kita kirim tidak dilakukan konversi. Teks yang dikirim tetap dalam bentuk aslinya dengan panjang mencapai 160 (7 bit default alphabet) atau 140 (8 bit)
karakter.
Sesungguhnya,
mode
teks
adalah
hasil
enkode
yang
direpresentasikan dalam format PDU. Kelemahannya, kita tidak dapat menyisipkan gambar dan nada dering ke dalam pesan yang akan dikirim serta terbatasnya tipe encoding.
Mode PDU (Protocol Data Unit) Mode PDU adalah format pesan dalam bentuk oktet heksadesimal dan
oktet semi-desimal dengan panjang mencapai 160 (7 bit default alphabet) atau 140 (8 bit) karakter. Kelebihan menggunakan mode PDU adalah kita dapat melakukan encoding sendiri yang tentunya harus pula didukung oleh hardware dan operator GSM, melakukan kompresi data, menambahkan nada dering dan gambar pada pesan yang akan dikirim. Pada mode PDU dapat juga ditambahkan header ke dalam pesan yang akan dikirim, seperti timestamp, nomor SMSC dan informasi lainnya.
Universitas Sumatera Utara
26
2.2.3 Perintah AT (ATCommand) ATCommand berasal dari kata attention command. Attention berarti peringatan atau perhatian, command berarti perintah atau instruksi. Maksudnya ialah perintah atau instruksi yang dikenakan pada modem atau handset. ATCommand adalah perintah-perintah yang digunakan dalam komunikasi dengan serial port. Dengan ATCommand dapat diketahui vendor dari handphone yang digunakan, kekuatan sinyal, membaca pesan yang ada pada SIM Card, megirim pesan, mendeteksi pesan SMS baru yang masuk secara otomatis, menghapus pesan pada SIM Card dan masih banyak lagi. Beberapa perintah ATCommand yang digunakan untuk keperluan SMS (pengiriman/penerimaan) adalah sebagai berikut : -
AT+CMGS Perintah AT Command ini digunakan untuk mengirimkan SMS. Format yang digunakan adalah “AT+CMGS =
”. Apabila pengiriman sukses dilakukan, format respon yang diterima adalah “+CMGS : <mr>”, dengan “<mr>” adalah message reference dari SMSC. Sedangkan jika pengiriman gagal dilakukan, respon yang diterima adalah “+CMS error”.
-
AT+CMGR Perintah ini digunakan untuk membaca sebuah SMS pada indeks tertentu. Format yang digunakan adalah “AT+CMGR = ”. Apabila perintah ini berhasil diesekusi, format respon yang diterima adalah “+CMGR: <stat>,,”. “<stat>” berarti status, parameter status pesan adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
27
0 : pesan yang diterima dan belum dibaca, merupakan parameter standar. 1 : pesan yang diterima dan sudah dibaca. 2 : pesan tersimpan pada memory SMS yang tidak terkirim. 3 : pesan tersimpan pada memory SMS yang berhasil dikirimkan. 5 : semua pesan pada memory SMS. -
AT+CMGD Perintah ini digunakan menghapus sebuah SMS pada memory SMS. Format yang digunakan
adalah “AT=CMGD=”, respon yang
diterima adalah “OK/ERROR/+CMS ERROR” -
AT+CMGL Perintah ini digunakan untuk membaca daftar SMS sesuai parameter tertentu. Format yang digunakan adalah “AT+CMGL [=<stat>]”. Parameter status pesan adalah sebagai berikut: 0 : pesan yang diterima dan belum dibaca, merupakan parameter standar. 1 : pesan yang diterima dan sudah dibaca. 2 : pesan tersimpan pada memory SMS yang tidak terkirim. 3 : pesan tersimpan pada memory SMS yang berhasil dikirimkan. 4 : semua pesan pada memory SMS.
2.3 Bahasa C Pembuat bahasa C adalah Brian W. Kernighan dan Dennis M. Ritchie pada sekitar tahun 1972. Bahasa C adalah bahasa pemrograman terstruktur, yang membagi program dalam bentuk sejumlah blok. Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam pembuatan dan pengembangan program. Program yang
Universitas Sumatera Utara
28
ditulis dengan mengunakan bahasa C mudah sekali untuk dipindahkan dari satu jenis mesin ke jenis mesin lainnya. Hal ini berkat adanya standarisasi bahasa C yaitu berupa standar ANSI (American National Standards Institute) yang dijadikan acuan oleh para pembuat kompiler C.
2.3.1 Kompilasi Program Agar suatu program dalam bahasa pemrograman dapat dimengerti oleh komputer, program harus diterjemahkan dahulu ke dalam kode mesin. Adapun penerjemah yang digunakan bisa berupa interpreter atau compiler . Interpreter adalah suatu jenis penerjemah yang menerjemahkan baris per baris instruksi untuk setiap saat. Proses awal dari bentuk program sumber C (source program, yaitu program yang ditulis dalam bahasa C) hingga menjadi program yang executable (dapat dieksekusi secara langsung) ditunjukkan pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Kompilasi Linking dari Program C
Universitas Sumatera Utara
29
2.3.2 Bentuk Dasar Program C Sebuah program dalam bahasa C setidaknya harus memiliki sebuah fungsi. Fungsi dasar ini disebut dengan fungsi utama (fungsi main) dan memiliki kerangka program sebagai berikut: void main (void) { } // pernyataan-pernyataan Jika kita memiliki beberapa fungsi yang lain maka fungsi utama inilah yang memiliki kedudukan paling tinggi dibandingkan fungsi-fungsi yang lain sehingga setiap kali program dijalankan akan selalu dimulai dari memanggil fungsi utama terlebih dahulu. Fungsi-fungsi yang lain dapat dipanggil setelah fungsi utama dijalankan melalui pernyataan-pernyataan yang berada didalam fungsi utama. Contoh: // prototype fungsi inisialisasi port Void inisialisasi_port (char A, char B, char C, char D) { DDRA = A ; DDRB = B ; DDRC = C ; DDRD = D ; } // fungsi utama void main (void) { Inisialisasi_port (0xFF, 0xF0, 0x0F, 0x00) ; }
Universitas Sumatera Utara
30
2.3.3 Pengenal (Identifier) Pengenal (identifier) merupakan sebuah nama yang diisikan oleh pemrogram untuk menunjukkan identitas dari sebuah konstanta, variable, fungsi, label atau tipe data khusus. Pemberian nama sebuah pengenal dapat ditentukan bebas sesuai keinginan pemrogram tetapi harus memenuhi aturan berikut: a. Karakter pertama tidak boleh mengunakan angka. b. Karakter kedua dapat berupa huruf, angka atau garis bawah. c. Tidak boleh menggunakan spasi. d. Case sensitive, yaitu huruf kapital dan huruf kecil dianggap berbeda. e. Tidak boleh menggunakan kata-kata yang merupakan operator dalam pemrograman C, misalnya: void, short, const, if, bit, long, case, do, switch, char, float, for, else, break, int, double, include, while.
2.3.4
Variabel Variabel Merupakan suatu tempat untuk menampung data atau konstanta
di memori yang mempunyai nilai atau data yang dapat berubah-ubah selama proses program. Dalam Bahasa C, kitapun akan menemukan dan menggunakan variabel dalam penulisan program. Dalam pemberian variabel terdapat ketentuan – ketentuan sebagi berikut: 1. Tidak boleh ada spasi (contoh : recky suharmon), dan dapat menggunakan garis bawah (_) sebagai pengubung. Contoh: recky_suharmon. 2. Tidak boleh diawali oleh angka dan mengggunakan operator aritmatika. Ada dua jenis variabel yaitu:
Universitas Sumatera Utara
31
1. Variabel Numerik terdiri dari : a. Bilangan bulat. b. Bilangan desimal bepresisi tunggal atau floating point. c. Bilangan desimal berpresisi ganda atau double precision. 2. Variabel teks terdiri dari: a. Character (karakter tungggal). b. String (untaian rangkaian karakter).
2.3.5
Pengarah Preprosesor Pengarah preprosesor digunakan untuk mendefenisikan prosesor yng
digunakan, dalam hal ini adalah untuk mendefenisikan jenis mikrokontroler yang digunakan. Dengan pengarah preprosesor ini maka pendeklarasian registerregister dan penamaanya dilakukan pada file lain yang disisipkan dalam program utama dengan sintaks #include . Contoh: #include <mega8535.h>
2.3.6
Fungsi Pustaka Bahasa C memiliki sejumlah fungsi pustaka yang berada pada file-file
tertentu dan sengaja disediakan untuk menangani berbagai hal dengan cara memanggil fungsi-fungsi yang telah dideklarasikan dalam file tersebut. Dalam banyak hal, pustaka-pustaka yang tersedia tidak berbentuk kode sumber melainkan dalam bentuk yang telah dikompilasi. Penggunaan fungsi pustaka ini adalah sebagai berikut: #include
Universitas Sumatera Utara
32
Contoh: #include Beberapa fungsi pustaka yang telah disediakan oleh CodeVisionAVR antara lain: 1. Fungsi Standar I/O (stdio.h). 2. Fungsi Tunda (delay.h). 3. Fungsi LCD (lcd.h). 4. Fungsi I2C (i2c.h), Fungsi SPI (SPI.h). 5. Fungsi Real Time Clock (RTC) (ds1302.h, ds1307.h).
2.3.7
Tipe Data Bahasa C Tipe data merupakan bagian yang paling penting karena tipe data
mempengaruhi seriap instruksi yang akan dilaksanakan oleh komputer. Misalnya saja 5 dibagi 2 bisa saja memberikan hasil yang berbeda tergantung pada tipe datanya. Jika 5 dan 2 bertipe integer, akan menghasilkan nilai 2. Namun jika keduanya bertipe float maka akan memberikan nilai 2.5000000. Pemilihan tipe data yang tepat akan membuat proses operasi data menjadi lebih efisien. Tipe data pada bahasa C dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Tipe Data Dalam Bahasa C No.
Tipe Data
Ukuran (byte)
Format
Keterangan
1
char
1
%c
Karakter / String
2
int
2
%i %d
Bilangan Bulat (integer)
3
float
4
%f
Bilangan pecahan (float)
4
double
8
%lf
Pecahan presisi ganda
5
void
0
-
Tidak bertipe
Universitas Sumatera Utara
33
2.3.8 Struktur Pemilihan -
If Perintah if sering digunakan untuk menyeleksi suatu kondisi tunggal. Bila
proses yang diseleksi terpenuhi atau bernilasi benar, maka pernyataan yang berada dalam blok akan dieksekusi. -
if else Dalam struktur ini minimal terdapat dua pernyataan. Jika kondisi
yangdiperiksa bernilai benar atau terpenuhi maka pernyataan pertama yang diproses dan jika kondisi yang diperiksa bernilai salah maka pernyataan yang kedua yang diproses. -
switch case Jika terdapat kemungkinan yang cukup banyak, dengan menggunakan
struktur if kita akan menuliskan cukup banyak perintah if. Untuk itu, kita dapat menggunakan struktur switch case.
2.3.9 -
Struktur Pengulangan for Perintah for sangat cocok digunakan untuk perulangan karena jumlah
pengulangan sudah diketahui. Begitu juga awal dan akhir pengulangan sudah diketahui. Bentuk pengulangan dengan perintah for relatif lebih mudah digunakan. -
while Perintah while sama halnya dengan perintah for, yaitu melakukan
perulangan selama kondisi berhenti dipenuhi. Perintah while akan memeriksa
Universitas Sumatera Utara
34
apakah kondisi sudah terpenuhi atau belum. Jika belum maka proses akan dilaksanakan. Namun, jika sudah terpenuhi maka proses dihentikan. -
do while Pada perintah for dan while, pengecekan dilakukan sebelum melakukan
perulangan. Namun, pada perintah do while, proses akan dijalankan terlebih dahulu kemudian dilakukan pengecekan terhadap kondisi. Jadi perintah ini paling tidak melakukan satu kali proses.
2.4 CodeVisionAVR CodeVisionAVR merupakan salah satu software compiler yang khusus digunakan untuk mikrokontroler keluarga AVR. CodeVisionAVR merupakan yang terbaik bila dibandingkan dengan compiler yang lain karena beberapa kelebihan yang dimiliki oleh CodeVisionAVR antara lain: 1. Menggunakan IDE (Integrated Development Environment). 2. Fasilitas yang disediakan lengkap (mengedit program, meng-compile program, men-download program) serta tampilannya terlihat menarik dan mudah dimengerti. Kita dapat mengatur settingan editor sedemikian rupa sehingga memudahkan kita dalam penulisan program. 3. Mampu
membangkitkan
kode
program
secara
otomatis
dengan
menggunakan fasilitas CodeWizardAVR. 4. Memiliki
fasilitas
untuk
men-download
program
langsung
dari
CodeVisionAVR dengan menggunakan hardware khusus seperti Atmel STK500, Kanda System STK200+/300 dan beberapa hardware lain yang telah didefenisikan oleh CodeVisionAVR.
Universitas Sumatera Utara
35
5. Memiliki fasilitas debugger sehingga dapat menggunakan software compiler lain untuk mengecek kode assembler nya, contohnya AVRStudio. 6. Memiliki
terminal
komunikasi
serial
yang
terintegrasi
dalam
CodeVisionAVR sehingga dapat digunakan untuk membantu pengecekan program yang telah dibuat khususnya yang menggunakan fasililtas komunikasi serial UART. Salah satu kelebihan dari CodeVisionAVR adalah tersedianya fasilitas untuk men-download program ke mikrokontroler yang telah terintegrasi sehingga demikian CodeVisionAVR ini selain dapat berfungsi sebagai software compiler juga dapat berfungsi sebagai software programmer/ downloader. Jadi kita dapat melakukan
proses
download
program
yang
telah
dikompilasi
dengan
menggunakan software CodeVisionAVR juga.
2.5 Motor Servo Motor servo adalah sebuah motor dengan sistem closed feedback di mana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor DC, serangkaian gear, potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor. Semakin lebar pulsa OFF maka akan semakin besar gerakan sumbu ke arah jarum jam dan semakin kecil pulsa OFF maka akan semakin besar gerakan sumbu ke
Universitas Sumatera Utara
36
arah yang berlawanan dengan jarum jam. Gambar 2.10 memperlihatkan tampilan fisik dari sebuah motor servo.
Gambar 2.10 Motor Servo Motor servo mampu bekerja dua arah yaitu searah jarum jam dan berlawanan arah jarum jam dimana arah dan sudut pergerakan rotornya dapat dikendalikan hanya dengan memberikan pengaturan duty cycle sinyal PWM dari mikrokontroler pada bagian pena kontrolnya. Dalam aplikasinya, motor servo tidak memerlukan rangkaian driver karena yang diperlukan hanya sinyal PWM dengan range 0V-5V. Motor servo secara umum terbagi ke dalam 2 jenis: 1. Motor Servo Standar 180°. Motor servo jenis ini hanya mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) dengan defleksi masing-masing sudut mencapai 90° sehingga total defleksi sudut dari kanan – tengah – kiri adalah 180°. 2. Motor Servo Continuous Motor jenis ini mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) tanpa batasan defleksi sudut putar (dapat berputar secara kontinyu). Operasional motor servo dikendalikan oleh sebuah pulsa selebar ± 20 ms, dimana lebar pulsa antara 0.5 ms dan 2 ms menyatakan akhir dari range sudut maksimum. Apabila motor servo diberikan pulsa dengan besar 1.5 ms mencapai
Universitas Sumatera Utara
37
gerakan 90°, maka jika kita berikan pulsa kurang dari 1.5 ms maka posisi mendekati 0° dan jika kita berikan pulsa lebih dari 1.5 ms maka posisi mendekati 180°. Gambar 2.11 memperlihatkan pensinyalan sebuah motor servo.
Gambar 2.11 Pensinyalan Sebuah Motor Servo
2.6 LCD (Liquid Crystal Display) LCD 16x2 adalah Liquid Crystal Display dot matrix yang mampu menampilkan 16x2 karakter atau 16 kolom dan 2 baris. Alat ini membutuhkan daya yang kecil dan dilengkapi panel LCD dengan tingkat kontras yang cukup tinggi serta kontroler LCD CMOS yang telah terpasang dalam modul tersebut. Kontroler ini memiliki ROM/RAM dan display data RAM. Semua fungsi display dikontrol dengan instuksi khusus. Modul LCD ini juga dapat dengan mudah dihubungkan dengan unit mikrokontroler. Secara fisik, LCD 16x2 dapat dilihat dari Gambar 2.12 berikut:
Gambar 2.12 LCD 16x2
Universitas Sumatera Utara
38
Adapun konfigurasi dan deskripsi dari pena-pena LCD ini antara lain: 1. Pena 1 dihubungkan ke ground. 2. Pena 2 dihubungkan ke VCC (+5V). 3. Pena 3 dihubungkan ke bagian tengah potensiometer 10 KOhm sebagai pengatur kontras. 4. Pena 4 untuk RS (Register Selection). Jika diberi nilai logika 1 (High) = display data dan jika diberi nilai logika 0 (Low) = Write Operational. 5. Pena 5 digunakan untuk mengatur fungsi LCD. Jika di set ke logika 1 (high, +5V) maka LCD berfungsi untuk membaca data, jika pena ini di set ke logika 0 (low, 0V) akan berfungsi untuk menulis data. 6. Pena 6 adalah terminal enable (Enable Signal). Berlogika 1 setiap kali pengiriman atau pembaca data. 7. Pena 7 – pena 14 adalah saluran dua arah (bi-directional) data 8 bit dan 4 bit bus data (untuk 4 bit pena data yang digunakan Pena 11 – pena 14). 8. Pena 15 dan pena 16 adalah tegangan untuk menyalakan lampu LCD. Pena-pena LCD yang dihubungkan ke mikrokontroler antara lain pena 4, 5 dan 6 sebagai pena kontrol logika tulis dan baca serta pena 11-14 sebagai pena data 4 bit seperti yang dijelaskan dalam konfigurasi dan deskripsi pena-pena LCD di atas. Dari sisi perangkat lunak, cara mengakses LCD dilakukan dengan menyisipkan fungsi pustaka lcd.h yang telah disediakan oleh software CodeVisionAVR.
Universitas Sumatera Utara
39
2.7 Relay Relay adalah saklar mekanik yang dikendalikan atau dikontrol secara elektronik (elektromagnetik). Saklar pada relay akan terjadi perubahan posisi OFF ke ON pada saat diberikan energi elektromagnetik pada armatur relay tersebut. Relay pada dasarnya terdiri dari 2 bagian utama yaitu bagian kumparan dan contact point. Ketika kumparan diberikan tegangan DC atau AC, maka akan terbentuklah medan elektromagnetik yang mengakibatkan contact point akan mengalami switch ke bagian lain. Keadaan ini akan bertahan selama arus masih mengalir pada kumparan relay. Contact point akan kembali switch ke posisi semula jika tidak ada lagi arus yang mengalir pada kumparan relay. Relay memiliki kondisi contact point dalam 2 posisi. Kedua posisi ini akan berubah pada saat relay mendapat tegangan sumber pada kumparan. Kedua posisi tersbut adalah : 1. Posisi NO (Normally Open), yaitu posisi contact point yang terhubung ke terminal NO (Normally Open). Kondisi ini akan terjadi pada saat relay mendapat tegangan sumber pada elektromagnetnya. 2. Posisi NC (Normally Colse), yaitu posisi contact point yang terhubung ke terminal NC (Normally Close). Kondisi ini terjadi pada saat relay tidak mendapat tegangan sumber pada elektromagnetnya. Dilihat dari desain saklarnya maka relay dibedakan menjadi: 1. SPST (Single Pole Single Throw), relay ini memiliki 4 terminal yaitu 2 terminal untuk input kumparan elektromagnet dan 2 terminal saklar. Relay ini hanya memiliki posisi NO (Normally Open) saja.
Universitas Sumatera Utara
40
2. SPDT (Single Pole Double Throw), relay ini memiliki 5 terminal yaitu terdiri dari 2 terminal untuk input kumparan elektromagnetik dan 3 terminal saklar. relay jenis ini memiliki 2 kondisi NO dan NC. 3. DPST (Double Pole Single Throw), relay jenis ini memiliki 6 terminal yaitu terdiri dari 2 terminal untuk input kumparan elektromagnetik dan 4 terminal saklar untuk 2 saklar yang masing-masing saklar hanya memilki kondisi NO saja. 4. DPDT (Double Pole Double Throw), relay jenis ini memiliki 8 terminal yang terdiri dari 2 terminal untuk kumparan elektromagnetik dan 6 terminal untuk 2 saklar dengan 2 kondisi NC dan NO untuk masingmasing saklarnya. Pada tugas akhir ini, penulis menggunakan realy dengan catuan tegangan 12V DC berjenis SPDT (Single Pole Double Throw) serpeti yang terlihat pada Gambar 2.13.
Gambar 2.13 Relay Tipe SPDT (Single Pole Double Throw)
2.8 RTC (Real Time Clock) DS1307 RTC (Real Time Clock) DS1307 adalah IC yang dibuat oleh perusahaan Dallas Semiconductor. DS1307 merupakan sebuah IC yang dapat digunakan sebagai pengatur waktu yang meliputi detik, menit, jam, hari, tanggal, bulan dan tahun. Pengaksesan data dilakukan dengan sistem serial sehingga hanya
Universitas Sumatera Utara
41
membutuhkan dua jalur untuk berkomunikasi yaitu jalur clock untuk membawa informasi data clock dan jalur data yang membawa data atau yang sering disebut dengan I2C (Inter-integrated Circuit). Susunan kaki-kaki dari IC DS1307 diperlihatkan pada Gambar 2.14.
Gambar 2.14 Pena RTC DS1307 Penjelasan dari masing-masing pena adalah sebagai berikut : 1.
X1 dan X2 adalah pena yang dihubungkan dengan kristal 32.768 KHz.
2.
VBAT adalah pena yang dihubungkan masukan baterai +3V.
3.
GND adalah pena yang dihubungkan ground.
4.
SDA adalah pena yang difungsikan sebagai jalur data.
5.
SCL adalah pena yang fungsikan sebagai jalur clock.
6.
SQW/OUT adalah pena yang digunakan sebagai keluaran sinyal kotak.
7.
VCC adalah pena untuk mencatu tegangan 5V. Untuk berkomunikasi dengan mikrokontroler ATMega8535, RTC DS1307
menggunakan jenis komunikasi serial I2C. Fungsi pustaka yang digunakan adalah i2c.h. Dengan fungsi ini kita tidak perlu direpotkan lagi dengan pendefinisian protokol komunikasi serial I2C, tetapi cukup memanggil beberapa fungsi yang telah disediakan oleh CodeVisionAVR. Adapun fungsi utama yang digunakan dalam menginisialisasi I2C dalam CodeVisionAVR adalah i2c_init (void). Fungsi ini dilakukan sebelum memanggil fungsi-fungsi I2C RTC lainnya.
Universitas Sumatera Utara
42
2.9 DI-WLM35TS (DI-Waterproof LM35 Temperature Sensor) Sensor ini dimodifikasi oleh perusahaan Depok Instruments. Komponen utamanya memakai sensor suhu tipe LM35DZ. Namun, pada setiap kaki-kakinya telah dipasang kabel sepanjang 300 mm yang tahan terhadap air dan suhu panas. Kelebihan sensor ini sama dengan kelebihan yang dimiliki oleh sensor LM35DZ yaitu 1.
Terkalibrasi dalam satuan celcius.
2.
Faktor skala yang linear 10 mV/ºC.
3.
Daerah pengukuran 0ºC – 100ºC.
4.
Tegangan sumber 4VDC – 30VDC. Selain itu, sensor ini dilapisi dengan 3 lapisan, sehingga sensor tetap dapat
bekerja dengan baik di dalam air. Secara fisik, sensor ini dapat dilihat pada Gambar 2.15.
Gambar 2.15 DI-WLM35TS Fungsi setiap kaki sama dengan fungsi kaki yang dimiliki oleh sensor LM35DZ, namun karena sudah disambung dengan kabel berwarna, maka fungsi kaki-kakinya dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Universitas Sumatera Utara
43
Tabel 2.4 Konfigurasi Pena DI-WLM35TS Kabel
2.10
Fungsi
1
Kelabu / Kuning / Jingga
VCC
Sumber (+)
2
Putih / Hijau / Merah
Vout
Output Sensor
3
Hitam / Biru / Coklat
GND
Sumber (-)
Wavecom M1306B Q2406B Wavecom M1306B Q2406B TCP/IP adalah GSM/GPRS modem yang
siap digunakan sebagai modem untuk suara, data, fax dan SMS. Kelas ini juga mendukung
10
tingkat
kecepatan
transfer
data.
Wavecom
M1306B Q2406B TCP/IP dengan mudah dikendalikan dengan menggunakan perintah AT untuk semua jenis operasi karena mendukung fasilitas koneksi RS232 dan juga fasilitas TCP/IP stacked. Dapat dengan cepat terhubung ke port serial komputer desktop atau notebook. Casing logam Wavecom M1306B Q2406B TCP/IP menjadi solusi yang tepat untuk aplikasi berat seperti telemetri atau Wireless Local Loop (PLN metering & Telepon Umum). Ukurannya yang kecil memudahkan dalam peletakan di berbagai macam area, indoor/outdoor. Secara fisik, Wavecom M1306B Q2406B dapat dilihat pada Gambar 2.16.
Gambar 2.16 Modem Wavecom M1306B Q2406B
Universitas Sumatera Utara
44
Secara teknis, modem Wavecom M1306B Q2406B mempunyai spesifikasi sebagai berikut: -
Dualband GSM 900/1800 MHz.
-
Mendukung data/ SMS/ voice/ fax.
-
Max Power Output: 2W (900 MHz), 1 W (1800 MHz).
-
Tegangan masukan: 5V-24V DC (not applicable for USB interface).
-
Arus masukan: 1-2A.
-
Mendukung Group 3 Fax (Kelas 2) GPRS # Kelas B, Kelas 10.
-
SimToolKit Kelas 2.
-
ATCommand set (GSM 07,05, 07,07 dan fungsi AT pada GSM WAVECOM).
-
Protokol TCP/IP stack tersedia untuk data dan internet.
-
Maksimum tingkat pengaturan baudrate: 115200 bps. Untuk berkomunikasi dengan mikrokontroler ATMega8535, modem
Wavecom M1306B Q2406B menggunakan jenis komunikasi serial USART. Konfigurasi pena yang digunakan sama dengan konfigurasi pena komunikasi serial USART pada umumnya yaitu pena RX, TX, dan ground karena modem Wavecom M1306B Q2406B sudah mendukung fasilitas keluaran RS232.
Universitas Sumatera Utara