BAB II TEORI DASAR GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMUNICATION
2.1
Teori dasar GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu
trend
teknologi seluler yang paling banyak dipakai pada saat ini. GSM merupakan
teknologi seluler generasi-2 (2G) yang menggunakan teknologi modulasi digital, menyediakan kapasitas lebih besar, kualitas suara dan sekuritas yang lebih baik jika dibandingkan teknologi seluler generasi-1 (1G).Pada teknologi ini suatu pita frekuensi tertentu yang lebih lebar dibagi - bagi ke dalam beberapa time slot. Hal ini berarti bahwa beberapa panggilan dapat menggunakan kanal frekuensi yang sama tetapi pada suatu time slot yang berbeda – beda. Pada awalnya teknologi ini dirancang pada frekuensi 900 MHz (GSM 900). Pada perkembangan selanjutnya, teknologi GSM mulai dioperasikan pada frekuensi 1800 MHz atau disebut DCS 1800.Global System for Mobile Communication (GSM) mampu mentrasmisikan voice
dan data, namun bit ratenya masih kecil yaitu sekitar 9,6 kbps. Dimana
dengan bit rate seperti itu hanya data-data yang mempunyai bit rate rendah seperti SMS saja yang bisa dikirimkan. Komunikasi pada GSM berbasiskan circuit switch, artinya pembagian kanal dimana setiap satu kanal itu mutlak dimiliki oleh satu user.
Konsep cell dikenalkan oleh Bell Laboratories di Amerika. Sistem selular yang pertama disebut AMPS (Advance Mobile Phone Service), berdiri tahun 1979 di Chicago, Illinois. Sementara di negara-negara Eropa Utara terdapat jaringan NMT (Nordic Mobile Telephone) yang beroperasi di negara Skandinavia. Jaringan ini beroperasi di Swedia tahun 1981 kemudian di Norwegia, Denmark dan Finlandia. Kedua sistem ini kemudian banyak menjadi acuan untuk diterapkan diberbagai tempat di belahan dunia lainnya. Pada saat ini negara-negara Eropa beroperasi lebih dari satu jaringan sel. Pada awal tahun 1980-an setelah NMT beroperasi
3
dengan suksesnya timbul permasalahan di beberapa negara Eropa, sistem analog yang dipergunakan mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu: 1. Potensi permintaan terhadap jasa komunikasi bergerak sangat besar, sementara kapasitasnya terbatas. 2. Perbedaan sistem yang beroperasi. Sebagai contoh, seorang pengguna TACS tidak bisa mengacu ke jaringan NMT, demikian pula sebaliknya. Pengguna telepon genggam tentunya menginginkan komunikasi yang dilakukannya berjalan lancar dengan kualitas suara yang baik, dimanapun dan kapanpun baik di jalan raya (outdoor)
maupun di dalam gedung (indoor).
Sehingga hal ini menjadi salah satu tujuan dari operator selular untuk meningkatkan kualitas layanannya dalam hal performansi jaringan seluler hal inilah yang penempatan antenna didalam gedung inilah yang dinamakan Inbuilding Coverage Sistem (IBC). CEPT (Confre’nce Europeene des Postes et Tellecomunication) sebagai salah satu lembaga telekomunikasi di Eropa yang beranggotakan lebih dari 20 negara setuju untuk membentuk suatu sistem komunikasi bergerak di Eropa pada frekuensi 900 Mhz. kesepakatan ini kemudian dikenal dengan nama GSM (Group Special Mobile). GSM memberikan banyak keunggulan dibandingkan dengan sistem analog yang ada : a. Dapat melakukan International Roaming. b. Tidak terpaku kepada satu pemasok, sehingga tidak terjadi monopoli. c. Validitas pelanggan diperiksa sebelum hubungan pembicaraan terlaksana. d. Dengan fasilitas frekwensi hoping, tidak ada pihak ke tiga yang secara tidak sah dapat ikut mendengarkan pembicaraan. e. Kualitas suara yang lebih baik dan lebih peka. f. Kapasitas pelanggan yanglebih besar.
4
2.2
Arsitektur jaringan
Berikut adalah arsitektur GSM Sebuah jaringan GSM dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu: Mobile Station (MS), Base Station Subsystem (BSS), Network and Switching Subsystem (NSS), dan Operation and Maintenance Subsystem (OSS). Gambar 2.1 berikut ini adalah gambar arsitekur jaringan GSM:
2.2.1 Mobile Station (MS) MS merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk dapat memperoleh layanan komunikasi bergerak. MS dilengkapi dengan sebuah smart card yang dikenal dengan SIM ( Subscriber Identity Module ) yang berisi nomor identitas pelanggan.
5
2.2.2 Base Station System (BSS) Terdiri dari tiga bagian: 1. Base Transceiver Station (BTS) BTS merupakan perangkat pemancar dan penerima yang memberikan pelayanan radio pada mobile station (MS). Dalam BTS terdapat kanal trafik yang digunakan untuk komunikasi. 2. Base Station Controller (BSC) BSC membawahi satu atau lebih BTS serta mengatur trafik yang datang dan pergi dari BSC menuju MSC atau BTS. BSC mengelola sumber radio dalam pemberian frekuensi untuk setiap BTS dan mengatur handover ketika mobile station melewati batas antar sel. 3. Transcoding and Rate Adaption Unit (TRAU) TRAU berfungsi untuk pengkodean pembicaraan (speech transcoding) dari BSC ke MSC dan sebaliknya serta melakukan penyesuaian kecepatan (rate adaption) data atau suara dari 64 Kbps yang keluar dari MSC menjadi 16 Kbps yang menuju BSC untuk efisiensi kanal transmisi. 2.3
Switching Sub System Switcing Sub System Merupakan gabungan perangkat-perangkat yang
saling terkait guna mendukung fungsi switching dan database pelanggan, terdiri dari beberapa bagian yaitu : 1. Mobile Switching Center (MSC) MSC mempunyai fungsi utama sebagai sentral penyambungan, yang juga bisa memberikan fungsi-fungsi lain. MSC terhubung ke BSS dan jaringan luar seperti MSC lain, PSTN, PLMN, ISDN dan lain-lain. MSC merupakan bagian dari jaringan GSM untuk switching kanal pembicaraan. MSC juga mengontrol aspek dari faktor keamanan pada sistem GSM, dan lebih besar lagi untuk mengontrol fasilitas yang dipunyai oleh subscriber. MSC dapat menjadi media 6
dalam komunikasinya dengan jaringan telekomunikasi lain, seperti PSTN, dimana fungsinya sebagai Gatway MSC. Pada posisinya MSC menyediakan fungsi-fungsi switching yang dibutuhkan oleh MS originating call maupun terminating call. Fungsi-fungsi lain dari MSC adalah Call processing, Operation and Maintenance Support, Internetwork Internetworking dan Billing. 2. Home Location Register (HLR) HLR
merupakan
database
referensi
untuk
parameter-parameter
dari
subscriber. Beberapa nomor-nomor identifikasi dan alamat akan disimpan di HLR, demikian pula untuk parameter authentication. HLR menyediakan database dari seluruh subscriber pada GSM PLMN (Public Land Mobile Network), dimana database tersebut dapat diakses secara remote oleh seluruh MSC lain dan VLR di jaringan. Hanya terdapat satu database yang tersimpan untuk tiap subscriber. Database ini juga dapat diakses oleh MSC dan VLR di PLMN lain, untuk membolehkan terjadinya hubungan antar sistem dan antar Negara, yaitu Roaming. 3. Visitor Location Register (VLR) VLR berisi informasi yang merupakan duplikasi dari HLR, dimana informasi tersebut merupakan informasi sementara yang akan tetap tampil selama subscriber tetap “aktif” dan berada pada area yang dicakup oleh VLR. VLR menyediakan database lokal sementara untuk subscriber dimana subscriber tersebut berada, walaupun bukan merupakan home system dari subscriber tersebut. Fungsi ini dapat mengurangi lama waktu yang dibutuhkan untuk mencari referensi database tersebut dalam home HLR. Equipment Identity Register (EIR) 4. Authentication Center (AuC) AUC merupakan sistem prosesor yang berfungsi sebagai authentication. Umumnya berlokasi sama dengan HLR dimana membutuhkan akses dan 7
update secara kontinyu pada database subscriber yang terdapat pada sistem. Proses authentication umumnya akan dimulai pada saat subscriber mengakses sistem jaringan GSM. 5. Equipment Identity Register (EIR) EIR berisi database yang tersentralisasi untuk keperluan validasi dari International Mobile Equipment Identity (IMEI). Database ini akan memperhatikan semata-mata hanya pada perangkat keras MS dan bukan terhadap subscriber yang menggunakannya. 6. Interworking Function (IWF) IWF menyediakan fungsi-fungsi yang dapat menghubungkan sistem GSM dengan variasi-variasi bentuk jaringan data yang lain. Keistimewaan dari IWF adalah mempunyai Data Rate Adaption dan Protocol Conversion 7. Echo Canceller (EC) Sebuah EC dibutuhkan pada sisi PSTN di MSC untuk seluruh voice circuit yang ada. EC dibutuhkan pada switching karena sudah menjadi sifat dari delay karena prosess call processing, speech encoding dan decoding sistem pada jaringan GSM yang menyebabkan kondisi terjadinya echo (gema). 2.4
Operations and Maintenance System Operation and Maintenance System menyediakan kapabilitas pengaturan
jaringan GSM yang dapat dilakukan secara remote. Operation and Maintenance System terdiri dari dua bagian, yaitu; a. Network Management Centre (MNC) NMC menawarkan kemampuan untuk membuat struktur secara hirarki dari regionalisasi sistem pengaturan jaringan, dimana untuk keperluan network level akan disediakan oleh OMC sebagai pengatur jaringan regional. Sehingga secara hirarki NMC merupakan single logical facility pada kedudukan hirarki yang teratas pada pengaturan jaringan GSM. 8
b. Operation and Maintenance Centre (OMC) OMC menyediakan pusat kontrol dan monitor dari komponen network yang lain (base station, switches, database atau yang lainnya). Terdapat dua tipe dari OMC, yaitu: OMC-R (Operation and Maintenance Centre – Radio) yang mengontrol BSS secara spesifik dan OMC-S (Operation and Maintenance Centre – Switching) yang mengontrol NSS secara spesifik 2.5
Air Interface GSM Sistem GSM memiliki tiga buah antarmuka standar yang terdiri dari
antarmuka udara (Um-interface) yang menghubungkan perangkat MS dan BTS, antarmuka Abis (Abis-interface) yang menghubungkan BTS dan BSC serta antarmuka A (A-interface) berupa PCM line yang menghubungkan BSC dan MSC. Air interface adalah semua aspek interface antara BTS dengan MS. Aspek air interface dari sistem GSM antara lain penggunaan frekuensi, modulasi, multiplexing, coding termasuk di dalamnya kanal fisik dan kanal logic. Pengaruh dari air interface ini dapat mempengaruhi layanan yang diberikan oleh jaringan.
9
Traffic Channel terdiri dari : 1. Half Rate Traffic Channel dengan bit rate 6.5 kb/s 2. Full Rate Traffic Channel dengan bit rate 13 kb/s 3. Enhanced Full Rate Traffic Channel Komunikasi/hubungan dapat terjadi dengan menggunakan media udara (air interface) dari hand phone ke BTS (Base Transceiver Station merupakan station pemancar dan penerima fhisik nya berupa menara atau tower yang dilengkapi dengan peralatannya) dengan kecepatan 22,8 Kb/s, dari BTS kemudian diteruskan ke BSC sebagai induk dari BTS yang kemudian BSC meneruskan ke SSS (Switching Sub System yang terdiri dari : MSC, HLR, VLR, EIR dan AuC 2.6
Proses Komunikasi dalam Jaringan GSM Proses-proses komunikasi yang dilakukan oleh MS dan jaringan terjadi
pada tiga keadaan, yaitu : a.
Idle Mode Idle mode adalah kondisi saat MS tidak melakukan komunikasi
tetapi tetap “on”. Pada kondisi ini jaringan melalui BTS tetap memberi informasi melalui BTS tetap memberi informasi yang diperlukan oleh MS, informasi ini terdiri atas : 1. Identifikasi dari operator 2. Ijin akses ke jaringan 3. BTS/sel yang dipergunakan dalam sel tersebut 4. Fasilitas-fasilitas pelayanan dari operator b.
Call setup Call stup adalah proses ketika MS mulai melakukan panggilan.
c.
Dedicated Mode Dedicated Mode adalah saat MS melakukan komunikasi. Jika
pelanggan bergerak dari satu daerah ke daerah yang lain dan kebetulan terdapat BTS yang berlainan pula, dan jika tingkatan dan kualitas sinyal yang diterima MS sudah turun dibawah ambang batas yang diperbolehkan, maka MS harus berpindah dari BTS yang melayani sekarang ke BTS yang 10
mempunyai level yang lebih kuat dan kualitas sinyal yang lebih baik. Proses perpindahan ini disebut handover. Handover/Handoff merupakan fasilitas di dalam sistem selular untuk menjamin adanya kontinyuitas komunikasi apabila pelanggan bergerak dari satu sel ke sel yang lain. 2.7.
Proses hand over Handover
adalah proses pengalihan kanal traffic secara otomatis pada MS
yang sedang digunakan untuk berkomunikasi tanpa terjadinya pemutusan hubungan. Hal ini menjelaskan bahwa handover pada dasarnya adalah sebuah ‘call’ koneksi yang bergerak dari satu sel ke sel lainnya. Proses ini memerlukan alat pendeteksi untuk mengubah status dedicated node (persiapan handover) dan alat untuk menswitch komunikasi yang sedang berlangsung dari suatu kanal pada sel tertentu ke kanal yang lain pada sel yang lain.Keputusan untuk sebuah handover dibuat oleh BSC, yaitu dengan mengevaluasi secara permanent pengukuran yang diambil oleh BTS dan MS. Pengukuran rata-rata oleh BSC dibandingkan dengan nilai-nilai ambang batas (treshold) jika Px melebihi nilai threshold maka dimulai proses handover dengan mencari sebuah sel target yang cocok. Handover terjadi karena kualitas atau daya ratio turun di bawah nilai yang dispesifikasikan dalam BSC. Penurunan level sinyal ini dideteksi dari pengukuran yang dilakukan MS maupun BTS. Konsekuensinya handover ditujukan ke sel dengan sinyal lebih besar. Selain itu, handover dapat terjadi apabila traffic dari sel yang dituju sudah penuh. Saat MS melewati sel, dialihkan ke ‘neighbouring cell’ dengan beban traffic yang lebih kecil. Keputusan untuk inter-cell maupun intra-cell handover dilakukan oleh radio resources management yang ada di BSC, hal ini berdasarkan hasil pengukuran dari MS atau BTS. Evaluasi dari target cell merupakan salah satu bagian dari proses handover. Handover di-trigger berdasarkan perbandingan threshold atau berdasarkan perbandingan yang bersifat periodic. Bila satu atau lebih kriteria untuk keputusan handover terjadi, keputusan tersebut akan berdasarkan dari sebab terjadinya handover (handover cause) yang 11
berdasarkan prioritas yang diatur berdasarkan algoritma yang ditetapkan oleh GSM standar, dimana handover lebih tinggi prioritasnya dibanding dengan power control, yang dijelaskan pada skala prioritas seperti berikut : 1. Interference (pada uplink atau downlink) Menggunakan parameter BSS yang mengatur threshold adalah Ho Thresholds InterferenceUL/DL, Ho Thresholds Interference UL/DLPx dan
Ho
Thresholds interference UL/DLNx berlaku berdasarkan parameter BSS EnableIntra HoInterfDL.. 2. Uplink Quality (kualitas sinyal uplink) Menggunakan parameter BSS yang mengatur threshold adalah Ho ThresholdsQualUL bersamaan dengan Ho ThresholdsQualULPx dan Ho ThresholdsQualULNx. 3. Downlink Quality (kualitas sinyal downlink) Menggunakan parameter BSS yang mengatur threshold adalah Ho ThresholdsQualDL bersamaan dengan Ho ThresholdsQualDLPx dan Ho ThresholdsQualDLNx. 4. Uplink Level (level sinyal uplink) Menggunakan parameter BSS yang mengatur threshold adalah Ho ThresholdsLevUL
bersamaan
dengan
Ho
ThresholdsLevULPx
dan
HoThresholdsLevULNx. 5. Downlink Level (level sinyal downlink) Menggunakan parameter BSS yang mengatur threshold adalah Ho ThresholdsLevDL bersamaan dengan Ho ThresholdsLevDLPx dan Ho ThresholdsLevDLNx. 6. MS – BS distance (jarak antara MS dan BS) Menggunakan parameter BSS msDistanceBehaviour, juga. Parameter BSS lain yang berdasarkan nilai timing advance yaitu msMaxDistancein CallSetup, msDistance AveragingParam, sMaxRange, dengan msMax RangePx dan msMax RangeNx, dimana enableMS DistanceProcess (Yes/No) untuk mengaktivasinya. 7. Turn-Around-Corner MS 12
Bila MS bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain dibalik sudut bangunan (turnaround-corner), maka diperkirakan sinyal level akan jatuh ke posisi yang amat rendah. Parameter BSS yang menentukan untuk kasus ini adalah Enhance Rapid Field Drop (EFRD) dengan erfdEnabled deteksi rapid field drop dapat berlangsung baik dari pengukuran uplink dan downlink maupun keduanya. Deteksi Deep Dropping Edge (DDE) dapat dilakukan dengan parameter BSS ddeWindow untuk melihat selisih dari sample dari k sample dengan sample dari (k-ddeWindow) dari pembandingan sinyal level dengan parameter BSS ddeThresholdLev, yang memenuhi kriteria Px dan Nx tertentu. Parameter BSS modifiedAveWinNcell dan modifiedNOZ digunakan untuk mempercepat evaluasi target cell dengan averaging window yang cepat, semakin cepat averaging window dan jumlah zero results yang sedikit akan mempercepat keputuran handover ke chained cell pada tiap neighbor cell yang dipilih oleh chainedAdjacentCell (Yes/No) dengan pembatasan waktu selama efrdOver. 8. Rapid Field Drop Hal ini terjadi bilamana sinyal level dari MS (arah uplink) terlalu cepat jatuh ke
level
yang
rendah.
HoThresholdsRapidLevUL,
Parameter dengan
BSS
yang
digunakan
adalah
hoThresholdsRapidULN
yang
menentukan berapa banyak kejadian sinyal level berada dibawah nilai threshold sebelum handover ke chained cell terjadi. 9. Fast/Slow Moving MS BSC menggunakan informasi kecepatan dari MS untuk keperluannya mengontrol traffic antara layer-layer yang terdapat pada jaringan multi-layer GSM. Fungsi tersebut diatur pada parameter BSS MSSpeedDetectionState. Prinsip dasarnya adalah mengontrol MS yang bergerak cepat akan di-serving oleh upper layer cell dan MS yang bergrak lambat di-serving oleh lower layer cell, dimana diatur oleh parameter BSS AdjCellLayer (same layer, upper layer, atau lower layer) per neighbor cell. Perbandingan threshold berdasarkan waktu diperlukan pada lama waktu MS berada pada sebuah serving cell untuk keputusan handover terjadi diatur oleh FastMovingThreshold. BTS akan mengukur kecepatan sebuah MS dengan threshold parameter BSS 13
LowerSpeedLimit,
UpperSpeedLimit,
MsSpeedThresholdNx,
MsSpeedThresholdPx dan MsSpeedAveraging window size. Keputusan handover secara final ditetapkan oleh parameter BSS HoLevelUmbrella yang mendefinisikan threshold besar level sinyal neighbor cell dari umbrella cell yang dapat dijadikan kandidat handover. 10. Better Cell (berdasarkan power budget atau umbrella) Prosedur dari power budget handover menjamin MS selalu handover ke neighbor cell dengan path loss yang minimum dengan mengaktifkan EnablePowerBudgetHO (Yes/No), dan evaluasi target cell selama interval waktu yang ditentukan oleh HoPeriodPBGT dan RxLevMinCell yang mendefinisikan threshold besar level sinyal neigbor cell yang dapat dijadikan kandidat handover. Sedangkan pada prosedur umbrella handover mengatur jaringan untuk mengarahkan dan mengontrol traffic antara umbrella (macro) cell
dan
microcell.
Parameter BSS untuk
mengaktifkannya
adalah
EnableUmbrellaHO (Yes/No) dengan evaluasi target cell selama interval waktu yang ditentukan oleh HOPeriodUmbrella dan HOLevelUmbrella yang mendefinisikan threshold minimum level sinyal neighbor cell dari umbrella cell yang dapat dijadikan kandidat handover. Kedua prosedur power budget dan umbrella handover dapat diaktifkan bersamaan untuk mendapatkan kombinasi dari keduanya, BSC hanya akan melakukan power budget handover pada layer yang sama dari AdjCellLayer dan prioritas umbrella handover mempunyai prioritas yang lebih tinggi dibanding power budget handover. 11. Power Control karena Lower Quality Threshold (uplink atau downlink) 12. Power Control karena Lower Level Threshold (uplink atau downlink) 13. Power Control karena Upper Quality Threshold (uplink atau downlink) 14. Power Control karena Upper Level Threshold (uplink atau downlink) Bila terdapat satu atau lebih indikasi handover cause untuk kriteria 1 hingga 9 terjadi bersamaan, seperti contohnya Uplink Quality dan Uplink Level, maka BSC akan melakukan evaluasi target cell hanya berdasarkan kriteria yang mempunyai nilai prioritas tertinggi, dalam hal ini adalah Uplink Quality.
14
Tujuan dari Handover 1. As imperceptible to user as possible.
Sedapat mungkin tidak dirasakan
oleh pemakai dengan cara meminimisasi waktu handoff dengan menggunakan teknik interpolasi suara 2. As successfully as possible.
Dengan meminimisasi error pada saat
estimasi kebutuhan handoff 3. As infrequently as possible.
MSC melakukan assign (sharing) pada kanal
yang sama pada cell tetangga dan meminjam kanal lain dari cell tetangga pada cell sebelumnya (MSC assigns same channel in the second cell and ‘rents’ another channel from the second to the first cell) Mobile Station ( MS ) bergerak menjauhi suatu cell maka daya yang diterima oleh MS akan berkurang. Jika MS bergerak semakin menjauhi Base Station ( Cell ) maka daya pancar akan semakin berkurang. Menjauhnya MS pada cell asal menjadikan MS mendekati cell lainya. Cell lainnya dikatakan sebagai cell kandidat yaitu cell yang akan menerima pelimpahan MS dari cell sebelumnya. MSC melalui Cell kandidat akan memonitor pergerakan MS dan menangkap daya pancar MS. Diantara cell kandidat yang menerima daya pancar MS terbesar maka pelimpahan MS akan berada pada cell tersebut. Cell kandidat yang menerima pelimpahan MS akan melakukan monitoring. Proses monitoring dilakukan oleh MSC dan menginstruksikan pada cell kandidat tersebut. Pada saat Handoff, supervisi dipersingkat. MSC melakukan prioritas pendudukan kanal pada MS yang akan mengalami Handoff. Cell kandidat dibuat urutan prioritas. 2.2.1 Permasalahan pada Handoff Pada saat mobile station ( MS ) bergerak dari satu cell ke cell lainnya , traffik pada cell sebelumnya harus diubah ke kanal dengan traffik dan kanal kontrol cell yang baru. Apabila terjadi kegagalan handover akan berakibat dropcall yaitu terputusnya hubungan saat percakapan sedang berlangsung. Faktorfaktor penyebab gagalnya handover antara lain : 1. Interferensi yang tinggi 2. Setting parameter yang tidak baik 15
3. Kerusakan Hardware 4. Area cakupan radio jelek 5. Neghbouring cell relation yang tidak perlu 6. Masalah antenna receiver atau hardware BTS 2.2.2 Prioritas Handoff MSC melakukan pencarian kanal baru bagi MS yang akan melakukan Handoff dan Internal Call. Langkah terbaik adalah melakukan blocking MS yang baru akan aktif daripada MS yang sedang aktif. Ada beberapa macam tipe handover : 1. Intra cell handover,
pemindahan informasi yang dikirim dari satu kanal ke
kanal yang lain pada sel yang sama. Dilakukan karena terjadi gangguan interferensi atau operasi pemeliharaan. 2.
Intra-BSC handover, yaitu handover yang dikontrol oleh BSC .BTS yang lama dan baru sama-sama dibawah kendali sebuah BSC .Handover ditangani seluruhnya oleh BSC. MSC menerima informasi lokasi sel baru yang digunakan MS dari BSC.
3.
Intra-MSC Handover (handover yang terjadi dalam sebuah MSC) BTS lama yang baru berada dibawah sebuah MSC tapi dikendalikan oleh BSC yang berbeda.
4.
Inter- MSC handover (handover antar dua MSC). BTS lama dan yang baru berada pada MSC area yang beda. Ada beberapa tipe handoff: soft, softer, dan hard handoff. Proses handoff
dimulai ketika mobile MS mendeteksi sinyal pilot yang secara signifikan lebih kuat dibandingkan kanal trafik forward lainnya yang ditujukan kepadanya. MS tersebut akan mengirimkan pesan pilot measurement ke base station kandidat dengan sinyal terkuat tadi sekaligus menginstruksikan untuk memulai proses handoff. Cell site tersebut akan mengirimkan pesan handoff direction ke MS, mengarahkannya untuk melakukan handoff. Setelah mengeksekusi pesan handoff direction tersebut, MS akan mengirim pesan handoff completion pada kanal trafik reverse yang baru. 16
Soft handoff
melibatkan inter-cell handoff dan termasuk tipe make before-break
connection. Koneksi antara MS dan cell site dilakukan oleh beberapa cell site selama proses handoff. Soft handoff hanya terjadi jika sel asal dan sel tujuan beroperasi pada kanal frekuensi yang sama. Softer handoff
adalah intracell-handoff yang terjadi antar sector dalam suatu cell
site, dan termasuk tipe koneksi make-before-break. Hard handoff
memungkinkan MS untuk berpindah dari CDMA ke system lainnya,
dan termasuk tipe koneksi break-before-make. Hard handoff juga bisa terjadi untuk 2 sel CDMA yang beroperasi pada frekuensi yang berbeda. Handover bisa terjadi untuk satu atau beberapa alasan. Misalnya karena propagasi radio, distribusi trafik, aktivitas GSM, kegagalan peralatan. Pembagian ini juga bisa dilakukan berdasarkan bagian yag mengkontrol handover ,eksternal dan internal handover. Eksternal handover dikontrol oleh MS asal (nter-BSS & inter-MSC handover). Informasi pengukuran dilaporkan dari MS melalui kanal radio khusus dan diterima oleh BSS. Setelah dilakukan diproses pendahuluan hasilnya dikirim ke MSC. Internal handover diinisiasi dan dilakukan dalam BSS tanpa referensi ke MSC asal (controlling MSC). Disini MSC hanya diinformasikan bahwa sebuah proses handover internal otomatis telah selesai dilakukan. Internal handover hanya terjadi antar sel pada BSS yang sama BSS dengan multi sel /multi BTS. 2.8 Optimasi jaringan Penurunan nilai CSR (CSSR) dan CCR (CCSR) pada jaringan GSM. Kedua nilai parameter itu cenderung menurun dalam beberapa minggu ini, dan menjadi tugasku untuk mengamati dan menemukan problem, kenapa nilainya jelek. Ada beberapa faktor yang biasanya berpengaruh langsung pada besar kecilnya nilai parameter tersebut ketika kita melakukan measurement/pengukuran di MSC kita. CSR atau biasa disebut CSSR adalah kependekan kata dari Call Setup Success Rate. Nilai ini digunakan untuk mengukur tingkat availability jaringan dalam memberikan pelayanan baik berupa panggilan voice maupun untuk trafik sms dan 17
video call. Jaringan yang baik mampu memberikan kanal kapanpun pelanggan hendak melakukan panggilan, pada saat siang maupun malam, tidak mengenal jam sibuk maupun pada jam santai. Nah dengan mengukur nilai CSR ini kita bisa mengerti seberapa handal jaringan kita dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Biasanya nilai yang diukur dalam persen sehingga nilai yang paling baik adalah 100% Bagaimana cara untuk menghitung CSSR? Beberapa metode ditentukan tergantung kebutuhan dan tingkat akurasi yang diinginkan. Rumus yang biasa aku gunakan adalah jumlah call attempt - block call dibagi dengan jumlah call attempt dikalikan dengan 100%. CCSR =(Call setups-blocked calls)/call setups * 100% Berikutnya adalah CCR, Call Completion Success Rate yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat kualitas jaringan dalam meng-handle trafik pembicaraan maupun sms. Jika CSSR digunakan untuk mengukur kualitas jaringan dalam memberikan pelayanan, dalam kata lain membuka jalan untuk komunikasi, maka CCSR adalah parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas jaringan untuk mengelola dan menjaga agar pembicaraan tidak jatuh atau drop call ketika kita sedang melakukan pembicaraan mengunakan HP CCR bisa dihitung dengan rumusan hasil pengurangan jumlah call establish dikurangi jumlah dropped call dibagi dengan call establish dikalikan dengan 100%. Akan didapat angka dalam kisaran 0 - 100% yang menunjukkan kualitas jaringan kita. Biasanya tiap perusahaan menentukan target nilai CSSR dan CCSR yang berbeda-beda, Secara logika yang berpengaruh pada nilai CSSR adalah kapasitas sistem, Coba kita analogikan jika kita mempunyai roti 10 potong, tentu hanya 10 orang saja yang akan menikmati, dengan catatan satu roti hanya untuk satu orang. Kalo misalnya ada 12 orang yang pengen makan roti, terpaksa 2 orang harus di TOLAK, nah dalam dunia telekomunikasi ada opsi untuk menolak langsung alias blocked call, atau menahan dia sebentar sampai ada roti atau kanal baru yang siap digunakan. Terkait dengan kapasitas sistem ini dalam jaringan telekomunikasi tidak hanya terkait dengan kapasitas sistem milik operator bersangkutan. Misal 18
operator A memiliki kapasitas yang besar dan pelanggannya melakukan panggilan tetapi ke nomor operator lain yang notabene kapasitas trunk ke jaringan operator lain itu kecil, sehingga terjadi bottleneck dan panggilan pelanggan itu DITOLAK lagi. Ternyata kapasitas sistem milik jaringan operator lain juga berpengaruh. Tapi pelanggan tetap menyalahkan operator yang mereka gunakan. Selain soal kapasitas sistem, bisa juga kesalahan atau problem ada di perangkat BTS milik operator. Misal BTS A tidak mengindikasikan adanya alarm bahwa salah satu perangkat/modulnya bermasalah dalam menangani trafik tetapi ternyata pas ada call originating dia gak bisa meng-handle. Itu akan berpengaruh pada nilai CSSR karena masuk dalam hitungan call attempt yang gagal untuk mencapai fase call setup dan call establish. Biasanya kapasitas masih bisa ditambah dengan mengaktifkan Half rate atau yang bisa disebut dengan Cell splitting yaitu pembagian satu kanal menjadi 2 artinya bahwa satu kanal dipakai oleh dua user. Bisa juga kita menggunakan sistem antrian, panggilan yang masuk namun tidak mendapatkan kanal tidak langsung ditolak namun kita tampung dulu beberapa saat sampai ada kanal yang idle dan bisa dipakai..
19