RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT Pengembangan Sumber Daya Garam & Mineral Air Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan
BAB I PENJELASAN UMUM I.
URAIAN UMUM
A. PENJELASAN UMUM 1. Pemberian pekerjaan meliputi : Mendatangkan, pengolahan, pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, pengadaan semua alat-alat bantu dan sebagainya yang pada umumnya langsung atau tidak langsung termasuk didalam usaha penyelesaian dengan baik dan menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan lengkap. 2. Oleh Pelaksana pekerjaan haruslah diserahkan dengan sempurna dalam keadaan selesai dan sempurna dimana termasuk pembersihanya. 3. Pekerjaan – pekerjaan
persiapan dan perlengkapan untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana harus : a. Pembersihan tanaman mangrove yang berada di lokasi pembuatan lahan tambak garam. b. Penjagaan termasuk juga perawatan dan perbaikan-perbaikan selama berlangsungnya pekerjaan sampai penyerahan. c. Pengadaan air untuk pekerjaan. d. Direksi Keet dengan fasilitas-fasilitas yang diperlukan. e. Membuat Gudang/Los kerja dengan fasilitas-fasilitas yang diperlukan. 4. Pembangunan yang dilaksanakan ialah : Pekerjaan Pembuatan Lahan Tambak Garam, Lokasi di
Desa Padelegan, Kec. Pademawu, Kab.
Pamekasan – Madura, Jawa Timur
B. TEMPAT PROYEK Pekerjaan ini
dilaksanakan/dilakukan di lingkungan proyek seperti pada
lingkup pekerjaan. Selanjutnya akan ditunjukkan pada waktu aanweijzing.
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT Pengembangan Sumber Daya Garam & Mineral Air Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan
C. UKURAN 1. Ukuran- ukuran, patokan-patokan dan ukuran tinggi telah ditentukan dalam gambar dan disesuaikan dengan kondisi existing lapangan. 2. Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar utama dan gambar perincian, maka RENCANA KERJA & SYARAT-SYARATNYA (RKS) yang mula-mula mengikat adalah gambar utama. Namun demikian hal tersebut harus dilaporkan ke Konsultan Pengawas untuk penentuan kebenaranya. 3. Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum dan selama pekerjaan
berlangsung
akan
menjadi
tanggung
jawab
pelaksana
sepenuhnya. 4. Penetapan ukuran dan leveling (titik acuan adalah BM) dipelihara ketelitiannya dengan menggunakan alat-alat waterpass atau theodolith. D. PAPAN NAMA PROYEK 1. Papan nama proyek dibuat dari banner dengan ukuran 1,2 x 1,8 m yang ditempel pada multiplek dengan tebal 8 mm. 2. Warna dasar banner berwarna putih dengan tulisan berwarna hitam. Tiang struktur untuk papan nama proyek menggunakan kayu kontruksi dengan ukuran 5/10 cm. 3. Keseluruhan tinggi papan nama proyek harus sama dengan ketinggian yang telah direncanakan. 4. Setelah selesai pemasangan papan nama proyek, pelaksana harus lapor kepada Konsultan Pengawas untuk pemeriksaan dan persetujuannya. E. DOKUMEN KONTRAK a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :
Surat Perjanjian Pekerjaan
Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Adendum yang disampaikan oleh Pengawas Lapangan selama masa pelaksanaan
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan gambar-gambar
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT Pengembangan Sumber Daya Garam & Mineral Air Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan
pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Pengawas Lapangan. Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah : 1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gambar detail yang diikuti. 2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu. 3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas. 4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya. 5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan. c. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan Pengawas tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain. F. AIR KERJA Pelaksana
harus
memperhitungkan
penyediaan
air
untuk
keperluan
konmstruksi, air minum untuk pekerja dan untuk keperluan lain-nya, baik dengan sumur pompa atau cara-cara lain yang memenuhi syarat.
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT Pengembangan Sumber Daya Garam & Mineral Air Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan
G. PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Pada umumnya, lahan untuk pengerjaan dibersihkan. Sampah yang tertanam dan material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang dikerjakan, harus dihilangkan, atau dibuang dengan cara-cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. 2. Semua daerah urugan harus dibersihkan dari tanaman air. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan. 3. Pembuatan dan pemasangan patok dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis Meranti atau setara tebal 3 cm dengan tiang dari kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8-10 cm dengan jarak 5 meter satu sama lain. Pemasangan harus kuat dan permukaan atasnya rata dan sifat datar (waterpass). 4. Segala
pekerjaan
pengukuran,
persiapan
termasuk
tanggungan
Pelaksana. 5. Pelaksana
harus
menyediakan
alat-alat
ukur
sepanjang
masa
pengukuran
dan
pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman.
Pelaksana
diwajibkan
mengadakan
penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan melengkapi keterangan-keterangan mengenai peil tanah, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenaranya oleh Konsultan Pengawas.
Ketidak-cocokan yang
mungkin terjadi antara gambar dan
keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan keputusanya.
Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass / theodolith.
Pelaksana harus menyediakan waterpass atau theodolith beserta petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Konsultan Pengawas.
Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azaz segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagianbagian kecil yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
6. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda yang menyatakan as atau level dengan warna yang jelas dan tidak mudah hilang jika terkena air atau hujan.
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT Pengembangan Sumber Daya Garam & Mineral Air Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan
7. Material timbunan harus didatangkan dari lokasi yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Bahan urugan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Tanah harus dibersihkan dan tidak mengandung akar, kotoran dan bahan organis lainya. b. Terlebih dahulu diadakan test dan hasilnya harus tertulis serta diketahui oleh Konsultan Pengawas. c. Penimbunan tanah dilakukan sampai peil yang ditentukan pada gambar rencana. 8. Tanah yang digunakan untuk penimbunan adalah tanah lempung dan tanah lempung berpasir yang gradasinya bagus serta bebas dari humus/akar-akaran. 9. Pengukuran dan pemasangan bouwplank, titik acuan adalah BM. Patok – patok berukuran minimal 5/7 cm dan papan bouwplank 3/20 dengan panjang ukuran lebih dari 4 m dan terbuat dari kayu kelas III. Papan patok harus keras dan tidak berubah posisinya, tanda-tanda dan sumbu harus teliti dan jelas, dicat dengan cat menie. 10. Pelaksana harus memasang dan mengukur secara teliti patok monument (BM) pada lokasi tertentu sepanjang proyek untuk memungkinkan review desain, pengukuran sipat datar dari pekerasan atau penentuan titik dari pekerjaan yang dilakukan. Patok monument yang permanen harus dibangun di atas tanah yang tidak akan terganggu/dipindahkan. H. PEMBUATAN RENCANA JADUAL PELAKSANAAN a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang
direncanakan berdasarkan butir-butir komponen
pekerjaan sesuai dengan penawaran. b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas. c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana belum menyelesaikan pembuatan jadual
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT Pengembangan Sumber Daya Garam & Mineral Air Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan
pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus dapat menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan. d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. I.
KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan konstruksi dalam jumlah dan
kualitas
yang
sesuai
dengan
lingkup
pekerjaan
yang
dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini dan Berita
Acara
Rapat
Penjelasan,
maka
bahan-bahan
yang
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia. b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan contoh bahan yang akan digunakan kepada Pengawas Lapangan yang akan diajukan User dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh Pengawas Lapangan tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam. c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas Lapangan ternyata masih dipergunakan oleh Kontraktor, maka Pengawas Lapangan memerintahkan untuk membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Pengawas Lapangan berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT Pengembangan Sumber Daya Garam & Mineral Air Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan
melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. e. Penyimpanan sedemikian pelaksanaan
bahan-bahan rupa
sehingga
pekerjaan
dan
harus tidak
diatur
dan
mengganggu
terhindarnya
dilaksanakan kelancaran
bahan-bahan
dari
kerusakan. f.
Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini, sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.
Air Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.
Semen Portland (PC) Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek untuk penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan komponen bengunan, belum mengeras sebagai atau keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan didalam tempat yang memenuhi syarat sebagai air untuk menjamin kebutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas.
Pasir (Ps) Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas:
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir urug. 2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut pasir pasang 3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat rekomendasi dari laboratorium.
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT Pengembangan Sumber Daya Garam & Mineral Air Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan
Batu Pecah (Split) Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971.
II.
PEKERJAAN LAHAN
A. BOSEM Bosem atau biasa disebut embung adalah kolam penampungan air baku. Air baku digunakan sebagai bahan baku pembuatan garam dalam system produksi garam dilahan. Air ini diambil dari laut atau resapan air laut yang mempunyai kadar garam setara dengan air laut. Resapan air laut biasa digunakan oleh petambak garam sekitar UPT karena salinitas yang lebih tinggi dan cemaran sedimen yang lebih rendah. Memang perlu kajian lebih mendalam penggunaan air resapan ini, oleh karena itu air baku pada bosem diambil dari dua sumber. langsung dari air laut (ditampung pada saat pasang) dan air resapan melalui pompa. Kegunaan bosem atau embung adalah sebagai tahap pertama penjernihan air baku melalui gravitasi bumi dan penuaan air sebelum didistribusikan kedalam petak peminihan air tua. Embung dibuat dengan dimensi 2.000 x 5.000 cm dan kedalaman 100 cm. Kedalaman diukur dari kondisi permukaan tanah existing. Dengan dimensi tersebut didapat air baku 1.000 m3. Dasar bosem adalah tanah tanpa perkerasan.
B. PETAK PEMINIHAN Petak peminihan dibuat empat petak dengan ukuran 4.525 x 1.440 cm dengan dasar tanah lempung berpasir yang dipadatkan. Dasar petak ini diupayakan bebas dari akar sisa vegetasi untuk menghindari kebocoran air tua. Pemadatan petak dilakukan dengan menggunakan silinder pemadat (guluk) sampai kondisi dasar padat dan rata. Dari Petak 1, 2, 3 dan 4 akan dihasilkan air tua 300 permil (dalam kebiasaan petambak setara dengan 30 BE) sebanyak 1200 mᵌ dalam waktu 5 hari.
C. PETAK / MEJA KRISTALISASI Petak kristalisasi dibuat satu petak dengan ukuran. Meja kristalisasi digunakan untuk mengkristalkan air tua. Dasar petak ini diupayakan bebas dari akar sisa vegetasi untuk menghindari kebocoran air tua. Pemadatan petak dilakukan dengan menggunakan silinder pemadat (guluk) sampai
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT Pengembangan Sumber Daya Garam & Mineral Air Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan
kondisi dasar padat dan rata. Komposisi tanah adalah lempung berpasir. Petak dibuat rata di tengah dan pinggir agak dalam. dengan kedalaman air tua 10 cm. Petak ini memiliki dimensi 4.525 x 1.440 cm, sehingga dapat menampung air tua sebanyak 52,128 mᵌ dengan asumsi ketebalai air tua 8 cm.
D. PETAK AIR TUA (BITTEN) Petak air tua digunakan untuk menyimpan air tua diatas 30 BE. Biasanya air ini dihasilkan dari sisa air setelah garam dipanen. Dasar petak ini diupayakan bebas dari akar sisa vegetasi untuk menghindari kebocoran air tua. Pemadatan petak dilakukan dengan menggunakan silinder pemadat (guluk) sampai kondisi dasar padat. Komposisi tanah adalah lempung berpasir. Petak ini memiliki dimensi 1.600 x 500 cm dengan kedalaman 100 cm dari tanah exiting (el = -420 cm), sehingga dapat menampung air bitten sebanyak 80 mᵌ.
E. POMPA Terdapat dua buah pompa air, yaitu pumpa induk dan pompa distribusi. Pompa induk berfungsi untuk memindahkan air laut ke dalam bosem sebagai bahan baku ketika kondisi pasang air laut tidak dapat masuk melalului pintu air (pasang tidak terlalu tinggi). Pompa distribusi digunakan untuk memindahkan bahan baku air dari bosem ke saluran disitribusi dan. Selain itu, pompa distribusi dapat digunakan untuk memindahkan air dari peminihan yang satu ke peminihan yang lain dan dari peminihan ke meja kristalisasi ketika kondisi angin tidak terlalu kencang. Spesifikasi masing-masing pompa berbeda. Pompa induk menggunakan mesin diesel ukuran 20 PK dan pompa ukuran 6”. Sedangkan pompa distribusi menggunakan mesin dengan ukuran 5,5 PK dan pompa 3”. Ketika kondisi angin memungkinkan, maka untuk memindahkan air dapat menggunakan pompa tenaga angin yang terdiri dari 1(satu) pompa air baku dan 1(satu) pompa distribusi. Pompa tenaga angin menggunakan empat bilah baling-baling kayu dengan dimensi 200 x 20 x 2 cm. Poros menggunakan besi pejal diameter 1” menyatu dengan poros engkol yang mempunyai tinggi langkah 20 cm. Tenaga dihubungkan ke pompa dengan kayu 4 x 6 x 250 cm. Titik-titik penghubung tenaga dibuat dengan bantalan bearing.
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT Pengembangan Sumber Daya Garam & Mineral Air Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan
F. SALURAN AIR BAKU/PINTU AIR Saluran air baku dibuat dari laut menuju embung. Kedalaman sejajar dengan kedalaman embung. Pintu air dibuat dari susunan batu belah dengan perekatan PC. Daun pintu air berbahan kayu setara bengkirai yang dapat di gerakkan naik untuk memasukkan air baku dan turun untuk menahan air baku tidak kembali ke laut.
G. SALURAN DISTRIBUSI AIR BAKU ( INLET ) saluran air baku dibuat diantara tanggul petak peminihan/petak kristalisasi dengan tanggul air pasang. saluran ini berfungsi untuk mengalirkan air bahan baku dari bosem menuju peminihan. Kedalaman saluran distribusi air baku sejajar dengan dasar petak peminihan/petak kristalisasi atau elevasinya sama yaitu – 320 cm.
H. SALURAN PEMATANG Saluran pematang merupakan saluran yang berfungsi untuk mengalirkan air dari peminihan yang satu ke peminihan lainnya dan dari peminihan ke meja kristalisasi. Saluran ini dibuat dengan lebar 75 cm dan kedalamannya rata dengan dasar petak peminihan/kristalisasi.
I.
TANGGUL AIR PASANG DAN BOSEM Tanggul air pasang merupakan tanggul yang berfungsi untuk mengamankan area tambak garam dan bosem dari pengaruh pasang air laut. Dengan adanya tanggul ini air pasang tidak dapat masuk ke dalam area tambak garam. Tanggul bagian luar ditahan dengan gedek (anyaman bambu) berpenyangga/penguat bonggol bambu. Penyangga ditanam dengan kedalaman 100 cm dibawah dasar bosem Sehingga pada tanggul ini tidak boleh terdapat kebocoran dan harus padat. Adapurn kriterianya adalah sebagai berikut: 1. Tanah
Jenis tanah
: Lempung
2. Dimensi melintang
Lebar atas
: 150 cm
Lebar bawah
: 200 cm
Elevasi
: - 120 cm
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT Pengembangan Sumber Daya Garam & Mineral Air Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan
3. Anyaman Bambu
Jenis Bambu
: Bambu Ori
Tebal
: 0,5 - 1 cm
4. Penahan Anyaman Bambu
Jenis Bambu
: Bambu Ori
Bagian Bambu bambu)
: Tonggak (1/3 bagian bawah batang
Panjang
:3–4m
Jarak
:1m
Diameter
: 10 cm
J. TANGGUL PETAK PEMINIHAN / KRISTALISASI DAN PETAK AIR TUA Tanggul petak pemiihan /kristalisasi merupaka tanggul pemisah antar petak peminihan/kristalisasi. Bahan baku tanggul ini berupa tanah lempung berpasir dan diupayakan bebas dari akar sisa vegetasi untuk menghindari kebocoran air tua. Tinngi tanggul ini 30 cm dari dasar petak (elevasinya -290 dari BM) dan lebarnya 100 cm.
K. TEMPAT PENIMBUNAN HASIL Hasil panen garam diletakkan di tempat penimbunan garam dengan dimensi 1.000 x 1.000 cm dan elevasinya -250 dari BM. Tempat ini dibuat dari tumpukan tanah lempung berpasir hingga rata dan dipadatkan.
L. TANGGUL PENGHUBUNG MEJA GARAM DENGAN PENIMBUNAN GARAM Tanggul ini dibuat sebagai jalan untuk mempermudah mengangkut hasil panen garam dari meja kristalisasi menuju tempat penimbunan garam. Tanggul ini dibuat dengan lebar 150 cm dan elevasinya – 290 cm.
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT Pengembangan Sumber Daya Garam & Mineral Air Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan
M. SARANA PENDUKUNG 1. Guluk Guluk merupakan alat pemadat dasar peminihan dan meja kristalisasi. Guluk tebuat dari pipa PVC dengan diameter 8” yang diisi dengan adukan cor dan poros terbuat dari kayu bulat dengan diameter 1”. 2. Alat Pengais Alat pengais digunakan untuk memanen garam hasil kristalisasi. Alat pengasi dibuat dari kayu bengkirai dengan dimensi 60 x 20 x 2 cm dengan pegangannya terbuat dari bambu dengan panjang 300 cm
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT Pengembangan Sumber Daya Garam & Mineral Air Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan
BAB II KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
III.
PENJELASAN UMUM Kesehatan kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor potensial yang mempengaruhi kesehatan pekerja. Program kesehatan kerja diarahkan untuk : 1.
Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
pekerja di semua lapangan pekerjaan ke tingkat yang setinggi-tingginya, baik secara fisik, mental, maupun sosial. 2.
Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja
yang diakibatkan oleh tindakan dan kondisi lingkungan kerja. 3.
Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari
kemungkinan
bahaya
yang
disebabkan
oleh
faktor-faktor
yang
membahayakan kesehatan. 4.
Menempatkan dan memelihara pekerjaan di suatu lingkungan
kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3) merupakan persoalan yang sangat kompleks. Pada prinsipnya problem K-3 merupakan akibat hubungan interaktif antara tiga komponen, yaitu : 1.
Kapasitas kerja, antara lain meliputi status kesehatan pekerja, gizi
kerja, ketrampilan pekerja. 2.
Beban kerja, baik berupa fisik maupun mental.
3.
Beban tambahan, berasal dari lingkungan kerja, antara lain :
kebisingan, panas, debu, parasit, dll.
Lingkup K-3 meliputi prinsip : prevensi, proteksi, promosi, dan kesesuaian penempatan. Prevensi dan proteksi, merupakan upaya yang dilakukan agar kecelakaan tidak terjadi, kalau memang harus terjadi diharapkan seringan
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT Pengembangan Sumber Daya Garam & Mineral Air Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan
mungkin dampak yang ditimbulkan. Promosi, upaya yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan pekerja proyek.
IV. JENIS – JENIS KECELAKAAN KERJA Bentuk
kecelakaan
bermacam-macam
dan
yang
terjadi
merupakan
pada
dasar
dari
pelaksanaan
proyek
penggolongan
atau
pengklasifikasian jenis kecelakaan. Macam– macam kecelakaan kerja dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu :
• Terbentur (struck by) Kecelakaan ini terjadi pada saat seseorang yang tidak diduga ditabrak atau ditampar sesuatu yang bergerak atau bahan kimia. Contohnya: terkena pukulan palu, ditabrak kendaraan, benda asing misal material.
• Membentur (struck against) Kecelakaan yang selalu timbul akibat pekerja yang bergerak terkena ataubersentuhan
dengan
beberapa
objek
atau
bahan-bahan
kimia.Contohnya: terkena sudut atau bagian yang tajam, menabrak pipa– pipa.
• Terperangkap (caught in, on, between) Contoh dari caught in adalah kecelakaan yang akan terjadi bila kakipekerja tersangkut di antara papan–papan yang patah di lantai. Contohdari caught on adalah kecelakaan yang timbul bila baju dari pekerja terkena
pagar
kawat,
sedangkan
contoh
dari
caught
between
adalahkecelakaan yang terjadi bila lengan atau kaki dari pekerja tersangkut bagian mesin yang bergerak.
• Jatuh dari ketinggian (fall from above) Kecelakaan ini banyak terjadi, yaitu jatuh dari tingkat yang lebih tinggike tingkat yang lebih rendah. Contohnya jatuh dari tangga atau atap.
• Jatuh pada ketinggian yang sama (fall at ground level) Beberapa kecelakaan yang timbul pada tipe ini seringkali berupa tergelincir, tersandung, jatuh dari lantai yang sama tingkatnya.
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT Pengembangan Sumber Daya Garam & Mineral Air Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan
• Pekerjaan yang terlalu berat (over-exertion or strain) Kecelakaan ini timbul akibat pekerjaan yang terlalu berat yang dilakukan pekerja seperti mengangkat, menaikkan, menarik benda atau material yang dilakukan di luar batas kemampuan.
• Terkena aliran listrik (electrical contact) Luka yang ditimbulkan dari kecelakaan ini terjadi akibat sentuhan anggota badan dengan alat atau perlengkapan yang mengandung listrik.
• Terbakar (burn) Kondisi ini terjadi akibat sebuah bagian dari tubuh mengalami kontak dengan percikan, bunga api, atau dengan zat kima yang panas
V.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN KERJA Pertolongan pertama (First Aid) di tempat kerja merupakan usaha pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera di temapat kerja dengan penanganan medis dasar.
Tujuan pertolongan pertama di tempat kerja adalah : 1. Menyelamatkan jiwa di tempat kerja. 2. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan. 3. Mencegah terjadinya hal yang lebih buruk pada korban. 4. Menenangkan penderita atau korban yang terluka di tempat kerja.
Secara umum tahap yang harus dikerjakan
dalam memberikan
pertolongan pertama adalah : 1. Memastikan keselamatan penolong. 2. Penolong harus memperkenalkan diri bila memungkinkan, yaitu nama penolong, nama organisasi/pekerjaan, permintaan izin untuk menolong kepada penderita atau orang sekitar.
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT Pengembangan Sumber Daya Garam & Mineral Air Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan
3. Menentukan keadaan umum kejadian dan mulai melakukan penilaian dini dari penderita. 4. Mengenali dan mengatasi cedera yang mengancam nyawa. 5. Menstabilkan penderita dan meneruskan pemantauan. 6. Meminta bantuan bila dianggap perlu. 7. Menghentikan pendarahan dengan cara menekan langsung di atas luka. 8. Jangan memberi apapun kepada korban lewat mulut bila korban tidak sadar atau setengah sadar 9. Menenangkan kondisi korban dengan cara yang tepat dan penolong harus dalam keadaan tenang pula. 10. Mengupayakan bantuan medis dengan cepat.
VI. Perlengkapan dan Peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri selanjutnya disebut APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh dan atau sebagian tubuh dari adanya kemungkinan potensi bahaya dan kecelakaan kerja (Peraturan Menteri Tenaga Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Mengingat karakter lokasi proyek konstruksi yang pada umumnya mencerminkan kondisi yang keras maka selayakya pakaian kerja yang digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang dikenakan oleh karyawan yang bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti betul masalah ini umumnya menyediakan sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunnya.
2. Sepatu Kerja Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja proyek perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh bendabenda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT Pengembangan Sumber Daya Garam & Mineral Air Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan
muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.
3. Kacamata Kerja Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu, atau serpih besi yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya mata perlu diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata adalah mengelas.
4. Sarung Tangan Sarung
tangan
sangat
diperlukan
untuk
beberapa
jenis
pekerjaan. Tujuan utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti mendorong gerobak cor secara terus-menerus dapat mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada gerobak.
5. Helm Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai pelindung kepala, dan sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk menggunakannya dengan benar sesuai peraturan. Helm ini digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan atau material konstruksi yang jatuh dari atas. Memang, sering kita lihat kedisiplinan para pekerja untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat membahayakan diri sendiri.
6. Sabuk Pengaman Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada ketinggian tertentu atau pada posisi yang membahayakan wajib mengenakan tali pengaman atau safety belt. Fungsi utama tali pengaman ini adalah menjaga seorang pekerja dari kecelakaan kerja
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT Pengembangan Sumber Daya Garam & Mineral Air Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan
pada saat bekerja, misalnya saja kegiatan erection baja pada bangunan tower.
7. Masker Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat kondisi lokasi proyek itu sediri. Berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong, mengamplas, mengerut kayu. 8. Tangga Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum digunakan. Pemilihan dan penempatan alat ini untuk mecapai ketinggian tertent pertimbangan utama.
9. P3K Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun berat pada pekerja konstruksi, sudah seharusnya dilakukan pertolongan pertama di proyek. Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat-obatan yang digunakan untuk pertolongan pertama. Adapun isi dari kotak P3K antara lain : 50 gram kapas putih
1 gunting Kecil
100 gram kapas gemuk
Obat merah (Betadhine)
2 rol pembalut gulung lebar 5 cm
Obat tetes mata
10 buah kassa steril ukuran 5×5
Alcohol
cm 1 rol plester lebar 1 cm
Revanol (Obat Kuning )
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT Pengembangan Sumber Daya Garam & Mineral Air Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan
BAB III PENUTUP 1.
Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi didalam pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan setelah ada perintah tertulis dari Pemimpin Proyek dan akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambahan.
2.
Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana perlu dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi menurut pertimbangan Pemberi Tugas yang dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu lagi dilaksanakan, maka atas perintah tertulis dari Pemberi Tugas pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan dan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurangan.
3.
Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran Biaya, maka sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih dahulu untuk mendapatkan kepastian.