BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu sarana penting dalam meningkatkan
kemampuan untuk mengumpulkan dan menjaga kekayaan. Investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Pihak-pihak yang melakukan investasi disebut sebagai investor (Salim, 2010:223). Investasi dapat dilakukan melalui pasar modal. Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk memperoleh dana. Tandelilin (2010:26) menjelaskan bahwa pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham. Ekspektasi investor dalam berinvestasi saham selain menjadi pemilik suatu perusahaan dengan proposional kepemilikan tertentu, saham yang ditanamkan tersebut diharapkan mampu memberikan tingkat pengembalian atau return tertentu (Kristiana & Sriwidodo, 2012). Jogiyanto (2014) menyatakan bahwa return saham adalah nilai yang diperoleh sebagai hasil dari aktivitas investasi. Return saham suatu investasi bersumber dari yield atau dividen dan capital gain (loss). Yield merupakan return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik. Capital gain (loss) adalah return yang diperoleh dari kenaikan (penurunan) nilai surat berharga. Bila harga saham pada akhir periode melebihi harga saham ketika awal periode, maka investor dinyatakan memperoleh capital
1
gain dan investor dikatakan memperoleh capital loss jika terjadi sebalik (Tandelilin, 2010:48). Keuangan adalah salah satu sektor perusahaan yang ikut berperan aktif dalam pasar modal, karena sektor keuangan merupakan penunjang sektor rill dalam perekonomian Indonesia. Salah satu saham yang aktif diperjualbelikan di BEI adalah saham perusahaan perbankan. Subsektor perbankan merupakan perusahaan yang saat ini banyak diminati para investor, karena imbal hasil atau return atas saham yang akan diperoleh menjanjikan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan deposito. Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Ivestasi yang dilakukan para investor diasumsikan selalu didasarkan pada pertimbangan yang rasional, sehingga berbagai jenis informasi diperlukan untuk pengambilan keputusan investasi. Informasi yang diperlukan investor terdiri dari informasi yang bersifat fundamental dan informasi teknikal. Analisis fundamental merupakan analisis yang digunakan untuk memprediksi harga saham diwaktu yang akan mendatang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang berpengaruh terhadap harga saham dan menerapkan hubungan variabel-variabel sehingga diperoleh taksiran harga saham. Bagi pemegang saham, faktor fundamental memberikan gambaran yang jelas dan bersifat analisis terhadap prestasi manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya. Pada tahap analisis terhadap perusahaan dalam pendekatan fundamental, kinerja keuangan menjadi salah satu aspek penilaian yang sangat
2
diperhatikan.
Investor
dapat
mengukur
kinerja
keuangan
perusahaan
rasio
keuangan
perusahaan
menggunakan analisis rasio keuangan. Wiagustini
(2010:77)
menyatakan
dikelompokkan menjadi 5 (lima) bagian yaitu: 1) rasio likuiditas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo; 2) rasio solvabilitas/leverage yang mengukur sampai berapa jauh perusahaan dibiayai oleh dana pinjaman; 3) rasio profitabilitas/rentabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba; 4) rasio aktivitas usaha yang mengukur efektif tidaknya perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya; dan 5) rasio penilaian/pasar yang mengukur pengakuan pasar terhadap kondisi keuangan yang dicapai oleh perusahaan. Sedangkan analisis teknikal adalah sebuah pendekatan yang sifatnya mengamati atau menganalisis dengan mengacu pada grafik dan segala alat bantu (indikator teknikal) yang ada didalamnya dan bertujuan memprediksi harga saham di masa yang akan datang (Tandelilin, 2010:392). Melalui dua pendekatan informasi tersebut diharapkan investor mendapatkan keuntungan yang signifikan ataupun dapat menghindari kerugian yang harus ditanggung (Sakti, 2010). Pada tahap analisis terhadap perusahaan dalam pendekatan fundamental, kinerja keuangan menjadi salah satu aspek penilaian yang sangat diperhatikan. Investor dapat mengukur kinerja keuangan perusahaan menggunakan analisis rasio keuangan. Return on Asset (ROA) adalah salah satu proksi yang dipakai untuk mengukur kinerja perusahaan dari aspek profitabilitas. Return on Assets (ROA) yang merupakan ukuran tentang efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (return) dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
3
Kasmir (2012:202), menyatakan semakin tinggi nilai ROA maka kinerja perusahaan dianggap semakin baik dan demikian pula sebaliknya. Mendukung pernyataan tersebut, Saqafi (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ROA memiliki hubungan dengan tingkat pengembalian (return) dari suatu investasi dimasa yang akan datang. Meningkatnya ROA berarti perusahaan dianggap mampu menghasilkan laba perusahaan yang tinggi dan sebagai dampaknya harga saham perusahaan meningkat. Terjadinya peningkatan harga saham berakibat pula pada peningkatan return saham perusahaan yang diterima pemegang saham. Penelitian yang dilakukan oleh Suriani (2012) dan Gunadi (2015) menyimpulkan bahwa secara parsial diperoleh nilai signifikansi untuk variabel ROA sebesar 0,024. Hal ini menunjukkan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Namun, hasil berbeda didapat dari penelitian Novita (2014) dalam Dwisona (2015) menyimpulkan bahwa ROA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Kasmir (2012:158) menyatakan Debt to Equity Ratio (DER) adalah salah satu proksi yang dipakai untuk mengukur kinerja perusahaan dari aspek solvabilitas. DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan seluruh ekuitas serta mampu memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan perusahaan. Apabila struktur modal semakin rendah maka hal tersebut mencerminkan semakin besar kemampuan perusahaan dalam menjamin hutangnya dengan ekuitas yang dimilikinya atau peningkatan/penurunan struktur modal seharusnya tidak searah (Nurfadilah, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Novita (2015) dan Anwar (2011) menyatakan DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mas’ud
4
(2008) menyatakan DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Mulyadi dalam Sisca (2010:9) menyatakan bahwa variabel DER menggambarkan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendanaan. DER mengungkapkan bagaimana penggunaan pendanaan perusahaan dari struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari utang jangka panjang dan modal yang berasal dari ekuitas. Tingkat hutang perusahaan yang tinggi jika penggunaannya dioptimalkan seperti melakukan pengelolaan aset, maka perusahaan berkesempatan mengalami peningkatan penjualan. Peningkatan penjualan mengakibatkan perolehan laba perusahaan juga semakin tinggi. Informasi tersebut akan menarik minat investor untuk melakukan investasi sehingga akan berakibat pada peningkatan harga saham dan return saham yang diterima pemegang saham. Penelitian yang dilakukan oleh Ircham (2014) dan Sari & Hutagaol (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, berbeda dengan penelitian Sunarwi (2010) dalam Winarno (2012) yang menyimpulkan bahwa DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Inflasi didefinisikan sebagai
suatu proses meningkatnya harga-harga
secara umum dan terus menerus dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang (Maksum dan Earlyanti, 2011). Inflasi merupakan suatu keadaan senantiasa turunnya nilai uang karena meningkatnya jumlah uang yang beredar tidak diimbangi dengan persediaan barang. Inflasi yang meningkat akan menyebabkan nilai riil tabungan merosot, karena masyarakat akan mempergunakan hartanya untuk mencukupi biaya pengeluaran akibat naiknya
5
harga-harga barang, hal ini akan mempengaruhi profitabilitas perbankan. Penelitian yang dilakukan Khizer Ali (2011), menyatakan bahwa inflasi berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas. Namun penelitian Kalengkongan (2013) menyatakan bahwa inflasi berbengaruh positif terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan oleh Albeta (2006) menemukan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap IHSG. Hal ini dikarenakan tingkat inflasi dalam keadaan stabil tidak mempengaruhi minat investor dalam berinvestasi di pasar modal. Sementara hasil penelitian Paramithasari (2009) inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Pujawati dkk (2015), menguji pengaruh nilai tukar rupiah terhadap return saham dengan ROA sebagai variabel intervening dan menyimpulkan pengaruh langsung lebih besar dari pengaruh tidak langsung. Hal ini berati ROA tidak mampu memediasi hubungan nilai tukar dengan return saham. Peneliti menggunakan periode 2011-2014 karena investor membutuhkan informasi terbaru dalam pengambilan keputusan investasi baik informasi internal perusahaan maupun informasi eksternal perusahaan untuk menghasilkan return. Fenomena return saham, ROA, inflasi, dan DER pada perusahaan keuangan sektor perbankan di BEI periode 2011-2014 serta adanya research gap pada penelitian terdahulu mendorong untuk melakukan pengujian dampak struktur modal dan inflasi terhadap profitabilitas dan return saham perusahaan keuangan sektor perbankan di BEI.
6
1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka pokok permasalahan yang ada dalam penelitian ini yaitu: 1) Apakah struktur modal berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas? 2) Apakah inflasi berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas? 3) Apakah struktur modal berpengaruh signifikan tehadap return saham? 4) Apakah inflasi berpengaruh signifikan terhadap return saham? 5) Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap return saham?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan dari uraian permasalahan yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas. 2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh inflasi terhadap profitabilitas. 3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh struktur modal terhadap return saham. 4) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh inflasi terhadap return saham. 5) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh profitabilitas terhadap return saham.
7
1.4 Kegunaan Penelitian Dari uraian diatas adapun beberapa kegunaan dari penelitian ini yaitu: 1.4.1 Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi (bukti empiris) bagi para peneliti berikutnya yang meneliti topik yang sejenis dibidang perbankan dan pasar modal.
1.4.2 Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam melakukan prediksi harga saham dan return saham, yang pada akhirnya dapat memberikan sumbangan informasi bagi pihak investor untuk mengambil keputusan membeli atau tidak saham tersebut. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi pihak manajemen perbankan dalam meningkatkan kinerjanya.
8
1.5 Sistematika Penulisan Laporan penelitian ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan yang lainnya dan disusun secara sistematis dan rinci untuk memberi bagaimana gambaran yang ada dan mempermudah pembahasan tentang penelitian ini. Adapun sistimatika dari penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan Bab ini memuat latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II. Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini memuat teori-teori yang berasal dari berbagai literatur yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diangkat untuk dapat mengakomodasi
argumentasi
yang
akurat
sesuai
dengan
pokok
permasalahan yang ada serta dengan menyusun hipotesis yang digunakan. Bab III. Metode Penelitian Bab ini memuat metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV. Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menyajikan hasil-hasil penelitian yang diperoleh secara sistematis setelah dianalisis dengan menggunakan metode analisis yang sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu disajikan pula hasil pengujian hipotesis yang selanjutnya dibahas berdasarkan atas semua hasil
9
penelitian serta pengujian hipotesis yang telah ada tersebut, yaitu membandingkan hasil yang diperoleh dengan teori yang dipakai acuan dan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Bab V. Simpulan dan Saran Bab ini merupakan bagian akhir dari skripsi ini yang menguraikan mengenai simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dan saran-saran bagi berbagai pihak yang memiliki kepentingan (stakeholder) terkait dengan topik penelitian yang telah dihasilkan ini.
10
11