1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dalam melakukan kegiatannya sehari-hari, manusia tidak dapat lepas dari bahasa. Bahasa merupakan alat utama yang digunakan manusia dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Ini tercermin dari fungsi bahasa yang merupakan alat komunikasi utama yang dimiliki oleh manusia. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia dapat menggunakan alat komunikasi selain bahasa, namun tampaknya bahasa merupakan alat komunikasi yang paling baik, paling sempurna dibandingkan alat komunikasi yang lain. Bahasa adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh
para
anggota
kelompok
masyarakat
tertentu
dalam
bekerjasama,
berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri (Ferdinand de Sausure, 1997 : 10). Bahasa dapat juga didefinisikan sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kentjono, 1990 : 2). Kedua pernyataan tentang bahasa memiliki kesamaan arti bahasa sebagai sistem yang digunakan para anggota kelompok
masyarakat
untuk
untuk
bekerjasama,
berkomunikasi,
dan
mengidentifikasi diri. Pada definisi bahasa disebutkan bahwa bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan (Chaer, Abdul dan Leonia Agustina, 2004 : 14). Seperti pada contoh ayah membaca buku di kamar, kalimat ini benar tersusun secara sistem. Sedangkan pada kalimat di ayah kamar buku membaca, bukanlah sebuah kalimat bahasa karena tidak tersusun menurut sistem kalimat suatu bahasa. Oleh karena itu bahasa bersifat sistematis, karena tersusun berdasarkan sistem yang ada pada suatu bahasa. Sistematis artinya bahasa tersusun menurut pola tertentu, tidak tersusun secara acak atau sembarangan. (Chaer, Abdul dan Leonia Agustina, 2004 : 11) Bahasa selain bersifat sistematis, juga bersifat sistemis. Sistemis artinya, sistem bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, melainkan terdiri dari
Univesitas Indonesia
2
sejumlah subsistem, yakni subsistem fonologi, subsistem morfologi, subsistem sintaksis, dan subsistem leksikon (Chaer, Abdul dan Leonia Agustina, 2004: 12). Maka setiap bahasa biasanya memiliki sistem yang berbeda dari bahasa lain. Perbedaan bahasa yang satu dengan yang lain dalam sebuah masyarakat tutur diakibatkan karena keheterogenan penuturnya. Dalam sebuah masyarakat tutur bahasa digunakan oleh beberapa kelompok-kelompok masyarakat yang heterogen, terdiri dari petani, buruh, pekerja sosial, pejabat dan lain-lain. Dengan kata lain mereka yang berinteraksi satu sama lain di berbagai bidang kehidupan menggunakan suatu alat komunikasi yang dinamakan bahasa, walaupun bahasa yang digunakan dalam setiap kelompok masyarakat itu berbeda. Akibat dari perbedaan bahasa yang digunakan sebagai penghubung proses komunikasi, muncullah yang disebut variasi bahasa. Terjadinya variasi bahasa ini bukan hanya disebabkan oleh para penuturnya yang heterogen, tetapi juga karena kegiatan atau interaksi sosial yang mereka lakukan sangatlah beragam. Setiap kegiatan manusia membutuhkan alat komunikasi yaitu bahasa, ini penyebab utama terjadinya variasi bahasa. Meskipun sebuah bahasa memiliki kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena sebuah bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial yang berbeda, maka bahasa menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis maupun pada tataran leksikonnya (Gak, 1986). Variasi bahasa dapat dilihat dari beberapa 4 segi, yaitu berdasarkan penuturnya, berdasarkan pemakainya, berdasarkan keformalannya, dan berdasarkan sarananya. Berdasarkan penuturnya variasi bahasa dapat dibagi menjadi 4 yaitu idiolek, dialek, kronolek dan sosiolek (Chaer, Abdul dan Leonia Agustina, 2004: 62-71). Idiolek merupakan variasi bahasa yang disebabkan karena faktor perseorangan. Sedangkan dialek merupakan variasi bahasa yang berasal dari sekelompok penutur dalam suatu kawasan atau wilayah tertentu. Kedua variasi ini dapat membuat batas-batas variasi bahasa lebih luas dibandingkan kronolek. Kronolek adalah variasi bahasa yang digunakan dikelompok sosial tetentu pada periode tertentu (Chaer, Abdul dan Leonia Agustina, 2004: 63).Yang paling banyak dibahas dalam mempelajari variasi bahasa adalah sosiolek, variasi bahasa yang berkaitan dengan status sosial, golongan sosial, kelas sosial para penuturnya.
Univesitas Indonesia
3
Variasi bahasa berdasarkan sosiolek ini lebih produktif dan lebih menarik untuk dikaji karena melibatkan masyarakat sosial yang heterogen. Sehubungan dengan variasi bahasa dalam sosiolek yang berkaitan dengan tingkat, golongan status dan kelas sosial para penuturnya, maka akan muncul pembahasan mengenai akrolek, basilek, vulgar, slang, kolokial, jargon, argot dan ken (Chaer,Abdul dan Leonia Agustina 2004: 66). Ke delapan variasi ini merupakan bentuk variasi bahasa yang disebabkan karena faktor sosial dalam suatu masyarakat. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari dalam bermasyarakat biasanya variasi bahasa digunakan dalam proses berkomunikasi. Jadi terdapat beberapa variasi bahasa yang sering digunakan sebagai alat komunikasi dalam suatu kelompok masyarakat. Variasi bahasa yang kerap kali dijumpai pada suatu kelompok tertentu, kadang disebut sebagai bahasa suatu kelompok. Bahasa kelompok dalam suatu komunitas sering di istilahkan sebagai jargon, argot atau slang. Menurut kamus Larousse (2003: 25 in Gracev , Mokienko, 2005 : 8) , jargon adalah kosakata khusus yang digunakan oleh kalangan tertentu berdasarkan profesi atau kelas sosial. Jargon bisa juga berarti bahasa yang digunakan oleh para pelaku tindak kriminal dan pengguna obat-obat terlarang agar mereka bisa berkomunikasi secara bebas tanpa dipahami oleh orang-orang di luar kelompok, supaya kelompok tersebut dapat merahasiakan topik pembicaraan mereka. Jadi penggunaan jargon biasanya dikelompokan menurut profesi atau kelas-kelas sosialnya. Jargon dalam sebuah kelas sosial biasanya digunakan untuk merahasiakan suatu topik pembicaraan. Oleh karena itu jargon sering digunakan adalah dengan cara membolak-balik suku katanya, memberikan perumpamaan dengan suatu benda yang menyerupai ataupun tidak sama sekali (hanya sebagai simbol dari suatu benda). Sehingga orang lain di luar kelompok tersebut tidak dapat memahami pembicaraan. Beberapa jargon yang digunakan dalam sebuah kelompok sosial merupakan kata-kata yang tidak terdapat dalam kamus, tetapi layaknya bahasa-bahasa percakapan lainnya di dunia seperti bahasa percakapan masyarakat Inggris dan Amerika atau bahasa percakapan masyarakat Jakarta, jargon sudah menjadi bagian dari bahasa sehari-hari masyarakat Rusia. Maka, kalau ingin tinggal atau kuliah di Rusia, otomatis harus bisa dan mengerti bahasa
Univesitas Indonesia
4
penduduknya, apa yang mereka ucapkan di pasar, di jalan, saat mengobrol di kafe, di kampus, di metro, di toko, di bank dan kegiatan-kegiatan sehari-hari lainnya. Topik jargon sangat menarik para linguis untuk dikaji. Menurut beberapa buku kata-kata jargon merupakan kata-kata yang sangat produktif. Banyak jargon yang lambat laun dimasukan menjadi kata baku dalam sebuah bahasa. Ini dikarenakan tidak ada kata dalam bahasa tersebut yang ekuivalen. Di Rusia jargon menjadi konsumsi masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan jargon lebih dominan daripada bahasa penutur aslinya, baik di pasar, di metro, di toko, dan lain lain. Begitupun dengan pengaruh jargon di kalangan mahasiswa. Dari pengamatan penulis selama berada di dalam komunitas mahasiswa di Moskow, jargon merupakan bahasa yang sering digunakan oleh mahasiswa dalam berkomunikasi dengan sesamanya. Berdasarkan hasil studi kasus penulis tertarik untuk meneliti penggunaan jargon pada kalangan mahasiswa S1 dan S2 dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan percakapan sehari-hari dengan pendekatan teori jargon. Penulis tertarik untuk meneliti penggunaan jargon pada kalangan mahasiswa yang tergolong dalam jargon anak muda karena jargon ini merupakan jargon yang paling produktif. Dalam jargon mahasiswa juga terdapat penggunaan jargonjargon lain seperti jargon politik, jargon ekonomi, dan jargon budaya. Karena mahasiswa berada pada ruang lingkup yang sangat luas dalam pergaulan dan percakapan dengan sesamanya.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas penulis akan meneliti tentang penggunaan jargon mahasiswa dan penyebab dari penggunaan jargon tersebut.
1.3 Pembatasan Masalah Penulis meneliti jargon dalam bentuk tulisan yang digunakan oleh mahasiswa S1 dan S2 yang tinggal di asrama Moskow State University, Moskow, Rusia dalam berkomunikasi dengan sesamanya melalui blog internet lokal periode SeptemberDesember 2008 dengan kurang lebih 70 mahasiswa yang aktif dalam blog ini.
Univesitas Indonesia
5
1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan utama dalam penelitian ini adalah 1. Menjelaskan jargon-jargon yang digunakan oleh mahasiswa Moskow State University, Rusia dalam berkomunikasi dengan sesamanya. 2. Menjelaskan alasan/penyebab digunakannya jargon oleh mahasiswa dalam berkomunikasi. 3. Menganalisis perbandingan makna kata pada jargon dan makna kata yang terdapat dalam kamus umum bahasa Rusia . 1.5 Metode penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang menggunakan metode kuantitatif dengan alat kuesioner sebagai rujukan untuk mengetahui penyebab pemakaian jargon dan makna jargon yang tidak terdapat dalam kamus jargon. Penggambaran dalam penelitiannya menggunakan penggambaran deskriptif yaitu penelitian berdasarkan lingkungan alamiah sesuai apa yang terjadi di lapangan. Metode kuantitatif digunakan untuk memperkuat interpretasi masalah yang akan dianalisis dengan menggunakan data interpretatif dalam bentuk blog internet lokal. Studi kasus merupakan penelitian yang memusatkan diri pada keutuhan sebuah objek tertentu, dengan mempelajarinya sebagai suatu kasus. Dalam studi kasus data yang dipelajari, dikumpulkan, disusun dan dihubungkan yang satu dengan yang lain secara menyeluruh dan integral, agar menghasilkan gambaran umum dari kasus yang diselidiki (Husaini dan Setiady Akbar, 2003).
1.6 Pelaksanaan penelitian lapangan Penelitian ini dilaksanakan dalam menganalisis bahasa tulis di internet lokal dalam bentuk blog asrama mahasiswa Moskow State University, Rusia. Populasi dan sampel, dalam penelitian ditetapkan mahasiswa asrama Moskow State University, sebagai populasi. Di Asrama Moskow State Unversity terdaftar sebanyak 22069 mahasiswa dari seluruh jurusan yang ada di Moskow State University dan terdapat 70 mahasiswa yang aktif dalam blog internet lokal. Internet lokal dijadikan sebuah sampel data karena setiap kamar memiliki jaringan internet lokal sebagai alat
Univesitas Indonesia
6
komunikasi efektif. Sebuah sample dalam internet lokal diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi dapat dievaluasi secara objektif. Data yang diharapkan adalah jargon yang terdapat dalam blog tersebut.
1.7 Sumber Data Subjek penelitian merupakan perwakilan dari suatu populasi tertentu. Subjek penelitian studi kasus ini adalah mahasiswa yang tinggal di asrama Moskow State University yang sedang menjalani studi S1 maupun S2 dan berusia antara 18-25 tahun. Subjek data dalam bentuk blog yang diambil dari internet lokal asrama mahasiswa Moskow State University. Internet lokal diambil sebagai sumber data karena merupakan wadah bagi mahasiswa Moskow State University untuk berdiskusi dan berkomunikasi tulis, didukung dengan banyaknya pemakaian bahasa jargon di dalamnya. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang ringan, santai dan komunikatif. Rujukan yang digunakan untuk menentukan data jargon, menggunakan 3 rujukan : 1. kamus jargon, yaitu a. тольковый словарь / tol’kovyi slovar’/ oleh H. valter, B.M Mokienko, T.G Nikitina; b русский жаргон словарь XXI века /russkii zargon slovar’ XXI veka/ ’kamus jargon Rusia abad XXI’ oleh M.A Gracev dan B.M Mokienko; c. Dictionary of Russian Slang oleh Vladimir Shlyakhov dan Eve Adler. 2. kamus umum bahasa Rusia, a.
Индонезийско-русский
и
русско–индонезийский
словарь
/indonezisko-russkii i rusko-indoneziiskii slovar’/ kamus indonesia-rusia dan rusia-indonesia oleh Pogadaev V.А, 2008; b. Pусско–индонезийский словарь / rusko-indoneziiskii slovar’ / ’ kamus rusia-indonesia’ oleh Syahrul Syarif, 1972 3. 30 responden mahasiswa yang tinggal di asrama Moskow State University, Rusia melalui kuesioner. Kuesioner merupakan rujukan beberapa kata yang tidak terdapat dalam kamus dan untuk mengetahui penyebab pemakaian jargon.
Univesitas Indonesia
7
1.8 Landasan teori Berkaitan dengan jargon yang digunakan dalam sebuah kalangan masyarakat maka landasan teori nya pun tidak lepas dari teori jargon yang merupakan bagian dari ilmu bahasa. Teori jargon yang diuraikan merupakan teori jargon dalam sebuah kalimat yang terdapat di Rusia. Bagaimana jargon menjadi alat komunikasi sebuah kalangan masyarakat dalam lingkungan sosialnya berinteraksi dan berkomunikasi. Dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia sejak lahir sampai meninggal tentu tidak akan lepas dari penggunaan bahasa. Oleh karena itu apa pun rumusan dan penjelasan mengenai bahasa pun tak akan lepas dari persoalan hubungan bahasa dengan masyarakat. Masyarakat dan bahasa merupakan hal yang berkaitan satu sama lain. Menurut J.A Fishman, ciri khas bahasa, fungsi-fungsi bahasa dan pemakai bahasa merupakan ketiga unsur yang selalu berinteraksi dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur. Masyarakat tutur adalah suatu kelompok orang atau suatu masyarakat mempunyai bahasa yang relatif sama serta mereka mempunyai penilaian yang sama terhadap norma-norma pemakaian bahasa yang digunakan didalam masyarakat itu (Fishman, 1976: 28). Ketiga unsur bahasa dijelaskan dalam pembahasannya yang berkaitan dengan dua aspek yaitu penggunaan bahasa dan tingkah laku sosial. Kedua aspek ini kemudian dirangkum dalam sebuah teori bahasa yang mengkhususkan kajiannya pada bagaimana sebuah bahasa berfungsi di tengah-tengah masyarakat dan bagaimana kemampuan manusia meggunakan aturan-aturan berbahasa secara tepat dalam situasi-situasi yang bervariasi. Selain ketiga unsur di atas, bahasa juga diuraikan sebagai sistem yang berkembang dan maju perlahan-lahan sebagai satu sistem komunikasi. Bahasa pun memiliki aspek-aspek kreatif dan interpretatif. Ini dapat terlihat dari penggunaan kata dalam sebuah kalimat yang begitu kreatif sehingga dapat menimbulkan arti baru pada sebuah kata. Perkembangan bahasa yang seiring dengan aspek-aspek kreatif serta kedudukan bahasa dalam masyarakat, menyebabkan munculnya variasi bahasa. Variasi bahasa ini dapat diuraikan lagi menurut klasifikasi masyarakat pada keberadaan kelompok-kelompok masyarakat yang hererogen dalam sebuah komunitas.
Univesitas Indonesia
8
1.9 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi terdiri dari empat bab: Bab I Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, penelitian lapangan, sumber data, landasan teori, Sistematika penulisan dan translitrasi. Bab II Kerangka Teori Bab III Analisis Data Bab IV Kesimpulan dan penutup
Univesitas Indonesia
9
Sistem Alih Aksara Tabel transliterasi menurut Barentsen (B. Comrie and G. Corbett, 1993 : 207) No.
Bahasa Rusia
Transliterasi
Realisasi
1
А
А
A
[a] atau [α]
2
Б
Б
B
[b] atau [b’]
3
В
В
V
[v] atau [v’]
4
Г
Г
G
[g] atau [g’]
5
Д
Д
D
[d] atau [d’]
6
Е
Е
E
[(j) e] atau [ι]
7
Ё
Ë
Ë
[(j) o]
8
Ж
Ж
Ž
[ž] atau [ž ‘]
9
З
З
Z
[z] atau [ž’]
10
И
И
I
[i] atau [ι]
11
Й
Й
J
[j]
12
К
К
K
[k] atau [k’]
13
Л
Л
L
[l] atau [l’]
14
М
М
M
[m] atau [m’]
15
Н
Н
N
[n] atau [n’]
16
О
О
O
[o] atau [α]
17
П
П
P
[p] atau [p’]
18
Р
Р
R
[r] atau [r’]
19
С
С
S
[s] atau [s’]
20
Т
Т
T
[t] atau [t’]
21
У
У
U
[u]
22
Ф
Ф
F
[f] atau [f’]
23
Х
Х
X
[x] atau [x’]
24
Ц
Ц
C
[ts] atau [t’s’]
25
Ч
Ч
Č
[t š] atau [t’ š}
26
Ш
Ш
Š
[š] atau [š ‘]
27
Щ
Щ
Šč
[sčš]
Univesitas Indonesia
10
28
Ъ
Ъ
“
Penanda keras
29
Ы
Ы
Y
[y]
30
Ь
Ь
‘
Penanda lunak
31
Э
Э
Ė
[e] atau [ι]
32
Ю
Ю
Ju
[(j) u]
33
Я
Я
Ja
[(j) a]
Univesitas Indonesia