1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salah satu terbentuknya tujuan pendidikan nasional adalah terbentuknya manusia yang sehat jasmani dan rohani, dan salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah melalui pendidikan jasmani (Penjas). Pendidikan Jasmani merupakan suatu proses melalui gerakan aktivitas fisik untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan Jasmani dan sosial serta watak peserta didik. Pendidikan Jasmani tidak hanya melatih dan mendidik fisik peserta didik saja tetapi juga mengembangkan kemampuan intelektual, watak, dan sosial peserta didik yang sangat diperlukan kelak ketika mereka dewasa untuk dapat bersosialisasi dengan lingkungan. Pembinaan dan pengembangan pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah merupakan bagian dari peningkatan kualitas sumber daya manusia. Menurut Butcher dalam Sugiyanto (1972:86) menyatakan: “Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara total yang bertujuan untuk mengembangkan warga negara menjadi segar fisik, mental, emosional dan sosial melalui aktivitas fisik”. Sedangkan menurut Ateng (1992:4) mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai berikut: Pendidikan jasmani merupakan usaha dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Pendidikan jasmani merupakan usaha yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik, neuromuskuler, intelektual dan sosial.
2
Materi atau bahan ajar pada pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam kurikulum tahun 2006/KTSP meliputi beberapa aspek, antara lain permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri/senam, aktivitas ritmik, aktivitas air dan pendidikan luar sekolah (outdoor education). Salah satu kajian dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar ialah standar kompetensi permainan dan olahraga. Standar kompetensi ini memuat berbagai macam permainan dan cabang olahraga. Salah satunya adalah cabang olahraga atletik. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga atau disebut juga “mother of sport”. Cabang olahraga apapun yang mengandung gerakan fisik pasti berdasar pada atletik. Tanpa kita sadari, sejak kecil kita sudah mempraktekan atletik. Hal ini dapat dilihat saat kita berjalan, lari, melempar dan lompat. Atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu athlon dan athlum yang artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan, dan perjuangan, sedangkan orang yang melakukannya dinamakan atlet (athleta). Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan atau diperlombakan. Di dalam perlombaan atletik ada nomornomor yang dilakukan di lintasan (track) dan ada nomor yang dilakukan di lapangan (field). Oleh karena itu atletik di Amerika dinamakan “Track and Field”. Cabang olahraga atletik dibagi menjadi empat nomor yaitu : 1. Nomor lari terdiri dari: lari jarak jauh, lari jarak menengah dan lari jarak pendek (sprint). 2. Nomor lempar terdiri dari: lempar lembing (javelin throw), lempar cakram (discuss throw), tolak peluru (shot put) dan tolak martil (hammer throw).
3
3. Nomor lompat terdiri dari: lompat tinggi (high jump), lompat jangkit (hop step and jump), lompat jauh (long jump) dan lompat galah (pole vault). 4. Nomor jalan yaitu jalan cepat. Salah satu nomor atletik yang akan menjadi fokus masalah ini adalah nomor lompat tinggi. Lompat tinggi adalah gerakan melompat setinggi-tingginya melewati mistar. Dalam lompat tinggi kita mengenal adanya beberapa macam gaya, seperti dijelaskan oleh Tamsir (1982: 61) yaitu : 1. Gaya flop (The Flop Style). 2. Gaya gunting (The Scissor Style). 3. Gaya guling sisi (The Western Roll Style). 4. Gaya guling perut (The Straddle Style). Pada saat melakukan lompat tinggi, sikap badan atau posisi di atas mistar dapat bermacam-macam. Sikap badan tersebut dinamakan gaya lompat tinggi. Untuk dapat melakukan lompat tinggi dengan baik perlu menguasai teknik-teknik lompat tinggi. Teknik dalam lompat tinggi terdiri dari awalan, tolakan, sikap badan di atas mistar, dan sikap mendarat. Lompat adalah melambungkan badan dengan cara menolakkan salah satu kaki ke bidang tolakan dan mendarat lagi dangan satu kaki atau kedua kaki. Loncat adalah dengan menolakkan kedua kaki dan mendarat dengan kedua kaki. Tujuan dari lompat tinggi adalah melambungkan badan secara keseluruhan untuk mencapai lompatan yang setinggi-tingginya. Gaya lompat tinggi yang sering diajarkan di Sekolah Dasar yaitu lompat tinggi gaya gunting dan lompat tinggi gaya straddle. Salah satu gaya lompat tinggi yang akan diambil dari
4
penelitian ini adalah lompat tinggi gaya gunting. Penulis melakukan observasi langsung ke SDN Waru Jaya. Dari hasil observasi tersebut, diperoleh sekelompok data yang berupa data awal kemampuan siswa dalam pembelajaran lompat tinggi gaya gunting dan juga kinerja guru dalam proses pembelajaran. Untuk mengetahui kemampuan siswa, dilakukan tes pembelajaran lompat tinggi gaya gunting dengan aspek yang dinilai yaitu awalan, tolakan, sikap badan di atas mistar, dan sikap mendarat. Dari hasil data kemampuan siswa, diperoleh data bahwa dari 25 orang jumlah siswa kelas V yang bisa melakukan pembelajaran lompat tinggi hanya berjumlah 8 orang. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.1 Tabel 1.1 Data Awal Hasil Tes Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Gunting Aspek yang dinilai No
Awalan
Nama Siswa 4
1 Ade Sulityono 2 Ahmad Junadi 3 Ayu Diah 4 Amelia 5 Andita 6 Athur Nugraha 7 Anggi Safitri 8 Didin Permana 9 Dinda Milenia 10 Edo Prayoga 11 Fauzi Agustian 12 Keke Audri 13 M. Yuda Dana 14 M. Rizal 15 Rika Rosdiana 16 Sahrudin 17 Sahrul Sobri 18 Slamet Insani 19 Suci Rahmawa 20 Widia Julianti 21 Wulandari 22 Yayah Fauziah 23 Hasyifa Nisa 24 Farhan Hida 25 Junaedi Jumlah keseluruhan Persentase KKM 70
3 √ √ √ √
2
Tolakan 1
4
3
2
Melayang 1 √ √ √
√ √
4
3
√ √
√ √
√ √ √
√
√
√
√ √ √
√
√
√ √ √
√
√ √ √
√
√ √
√
√ √
√
√
√
√ √ √
√ √ √
√ √
√ √
√
√ √
√ √
√
√
√
√ √ √
√
√
√
√ √ √ √
Jumlah Skor
Nilai Akhir
8 8 8 12 9 9 10 12 7 13 12 10 7 12 7 12 12 8 11 9 10 11 9 12 9 240 60%
50 50 50 75 56 56 63 75 44 81 75 63 44 75 44 75 75 50 67 56 63 67 56 75 56
T
TT
1
√
√
√ √
√
2 √ √ √ √
√
√
√ √ √ √
3
√ √ √
√
√
4
√
√ √
√
1
√ √ √
√
2 √ √ √
Mendarat
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 8 32%
√ 17 68%
5
NA= Nilai Akhir T= Tuntas TT= Tidak Tuntas NA= jumlah skor yang diperoleh
X 100%
Jumlah skor maksimal Dari hasil tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa yang bisa melakukan pembelajaran teknik dasar lompat tinggi gaya gunting hanya 30% atau 8 orang dari jumlah siswa 25 orang sedangkan 70% atau 17 orang tidak dapat melakukan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting. KKM yang ditentukan 70%. Hal tersebut terjadi karena dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut: a. Tidak adanya rencana pelaksanaan pembelajaran sebelum pembelajaran dimulai. b. Guru tidak melakukan modifikasi pembelajaran sehingga membuat anak-anak jenuh. c. Siswa merasa ketakutan sehingga tidak mau untuk melakukan lompatan.. d. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, maka dilakukan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan. Hal tersebut dilakukan supaya siswa tidak merasa takut dalam melakukan lompat tinggi. Selain itu juga, pembelajaran lompat tinggi melalui bermain rintangan dapat memotivasi siswa sehingga memudahkan siswa untuk melakukan lompat tinggi. Selain itu, setelah
6
pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan diharapkan 90% siswa dapat melakukan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Gunting Melalui Bermain Rintangan Pada Siswa Kelas V SDN Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor”. Adapun alasan penulisan tersebut adalah untuk meningkatkan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting pada siswa kelas V SDN Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor. B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, tentang permasalahan yang muncul di kelas V SDN Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan di kelas V SDN Waru Jaya? b. Bagaimana
kinerja
guru
dalam
pembelajaran
untuk
meningkatkan
pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan di kelas V SDN Waru Jaya? c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran untuk meningkatkan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan?
7
d. Bagaimana peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran untuk meningkatkan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan? 2. Pemecahan Masalah Berdasarkan pada permasalahan yang muncul, maka untuk meningkatkan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting pada siswa kelas V SDN Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor penulis mengajukan pemecahan masalah melalui bermain rintangan. Adapun pelaksanaan pembelajarannya sebagai berikut: Pada tahap awal para siswa diberikan informasi tentang pembelajaran teknik dasar lompat tinggi, kemudian di tes untuk melakukan lompat tinggi dengan menggunakan bilah bambu dan tali karet untuk mengetahui kemampuan awal siswa secara umum. Pada siklus I siswa melakukan pembelajaran teknik dasar lompat tinggi dengan menggunakan media kardus yang ditumpuk mulai dari 1 kardus sampai dengan 3 kardus. Pada siklus II siswa melakukan pembelajaran lompat tinggi dengan media rintangan gawang atau paralon yang berjumlah 4 tiang dengan tinggi 60cm dan lebar 80cm. Pada siklus III siswa melakukan pembelajaran lompat tinggi dengan media karet dan bilah bambu. Ketinggian tiap rintangan tali karet berbeda-beda mulai dari ketinggian 40cm, 60cm, 80cm, dan 100cm. Target penelitian diharapkan mencapai 90%. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan.
8
2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran untuk meningkatkan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan. 3. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran untuk meningkatkan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bemain rintangan. 4. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru a. Dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran penjelajahan sebagai upaya meningkatkan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting. b. Memberikan informasi dan masukan kepada guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam meningkatkan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan. c. Menambah wawasan tentang cara yang sesuai dengan tuntutan tujuan pembelajaran dan terciptanya suatu teknik pembelajaran lompat tinggi yang tidak menyulitkan siswa. 2. Bagi Siswa a. Bahan masukan bagi siswa untuk memanfaatkan pembelajaran lompat lompat tinggi melalui berbagai rintangan.
9
b. Siswa dapat melakukan pembelajaran teknik dasar lompat tinggi dengan mudah. c. Meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. 3. Bagi Sekolah. a. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran khususnya pelajaran pendidikan jasmani. b. Dapat meningkatkan kualitas di tingkat pendidikan. c. Sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut yang mempunyai relevansinya. 4. Bagi Peneliti Dapat menambah pengalaman mengajar dalam pembelajaran teknik dasar lompat tinggi. E. Batasan Istilah Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, perlu penulis jelaskan istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini. Adapun istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Muhamad, 2003:210).
10
2. Teknik dasar Teknik dasar adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.(KBBI:2005:565) 3. Lompat tinggi Lompat tinggi adalah suatu bentuk gerakan melompat ke atas dengan cara mengangkat kaki ke depan ke atas dalam upaya membawa titik berat badan setinggi mungkin dan secepat mungkin jatuh (mendarat) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada salah satu kaki untuk mencapai suatu ketinggian tertentu. ( Aip Syaripudin, 1992:106 ). 4. Bermain rintangan Bermain merupakan salah satu bentuk kegiatan olahraga yang dilakukan melalui berbagai rintangan atau gangguan. (Suwarya, 2007:47)