1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan suatu lembaga pendidikan tingkat dasar bernuansa Islami yang pengelolaannya berada di bawah naungan Departemen Agama. Di Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang terdapat sebanyak 14 MI. MI Karangduren merupakan salah satu MI yang terbilang menonjol prestasi akademiknya, hal ini terbukti dengan diraihnya peringkat pertama nilai rata-rata Ujian Akhir Madrasah atau Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) pada beberapa kurun waktu terakhir secara berturut-turut, yaitu pada tahun pelajaran 2006/2007 dengan nilai rata-rata 6,75, tahun pelajaran 2007/2008 nilai rata-ratanya 7,41 dan tahun pelajaran 2008/2009 dengan nilai rata-rata 7,97 (Dokumen MI Karangduren). Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) merupakan ujian akhir bagi sekolah tingkat dasar yang pengawasannya di bawah Departemen Agama. Istilah Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) baru dilaksanakan pada tahun ajaran 2009/2010, sebelumnya istilah yang digunakan adalah Ujian Akhir Madrasah. Mata pelajaran yang diujikan dalam UAMBN antara lain: Al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlaq, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab. Dalam beberapa materi mata pelajaran tersebut terdapat dalil-dalil yang berasal dari Al-Qur’an
2
maupun Hadits, yang penulisan kalimatnya menggunakan bahasa Arab. Bahasa Arab akan mudah untuk dipahami apabila seseorang telah mempunyai kemampuan membaca Al-Qur’an secara baik. Apabila seseorang memiliki tingkat kemampuan membaca Al-Qur’an yang fasih dan lancar, maka akan berpengaruh besar terhadap kemampuannya dalam memahami dalil-dalil yang diambil dari Al-Qur’an dan Hadits yang terdapat dalam suatu mata pelajaran. Dengan kata lain, jika seseorang memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an yang baik, maka berkecenderungan mendapatkan prestasi belajar yang baik pula. Akan tetapi ada kemungkinan lain seseorang yang kemampuan membaca Al-Qur’annya baik prestasi belajarnya kurang baik, karena ada mata pelajaran yang hanya berupa pengetahuan seperti Sejarah Kebudayaan Islam, sehingga jika pengetahuannya kurang baik maka prestasi belajarnya juga kurang baik. Dari sinilah muncul ketertarikan penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI PADA UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) DI MI KARANGDUREN TAHUN PELAJARAN 2009/2010” B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas maka dapat disampaikan perumusan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas VI di MI Karangduren pada tahun pelajaran 2009/2010 ?
3
2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa kelas VI pada Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) di MI Karangduren pada tahun pelajaran 2009/2010 ? 3. Adakah pengaruh kemampuan membaca Al-Qur’an terhadap prestasi belajar siswa kelas VI pada Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) di MI Karangduren pada tahun pelajaran 2009/2010 ? C. Tujuan Penelitian Segala sesuatu yang dilakukan pasti memiliki tujuan. Begitu pula dengan penelitian ini memiliki tujuan yang ingin diperoleh setelah penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas VI di MI
Karangduren pada tahun pelajaran 2009/2010. 2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas VI pada Ujian Akhir
Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) di MI Karangduren pada tahun pelajaran 2009/2010. 3. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan membaca Al-Qur’an terhadap
prestasi belajar siswa kelas VI pada Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) di MI Karangduren pada tahun pelajaran 2009/2010. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
pertanyaan
penelitian (Azwar, 2007:49). Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis alternatif (ha). Hipotesis alternatif dirumuskan sebagai berikut:
4
“Ada pengaruh kemampuan membaca Al-Qur’an terhadap prestasi belajar siswa kelas VI pada Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) di MI Karangduren Tahun Pelajaran 2009/2010. Maksudnya, semakin tinggi kemampuan membaca Al-Qur’an, maka semakin baik pula prestasi belajarnya”. E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan atau manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Setelah melakukan penelitian ini penulis berharap dapat menemukan kesimpulan mengenai pengaruh kemampuan membaca Al-Qur’an terhadap prestasi belajar siswa. 2. Manfaat Praktis Setelah ditemukannya kesimpulan dari hasil penelitian ini penulis berharap nantinya akan menjadi masukan berharga bagi pembuat kebijakan dalam merancang kurikulum yang lebih teratur dan bagi para pengelola lembaga pendidikan dasar dan para praktisi pendidikan (guru) dapat mengambil hasil penelitian ini sebagai dasar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
5
F. Definisi Operasional dan Penelitian Terdahulu 1. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran pengertian terhadap judul tersebut maka perlu dikemukakan batasan dan penjelasan pada beberapa istilah pokok yang terdapat dalam judul skripsi ini. a. Pengaruh Pengaruh (kata benda), berarti daya yang ada dari sesuatu (orang, benda, dan sebagainya) yang ikut membentuk kepercayaan, watak atau perbuatan seseorang (Fajri & Senja, tt:638). b. Kemampuan membaca Al-Qur’an Kemampuan, berarti kesanggupan, kekuatan untuk melakukan sesuatu; kekayaan yang dimiliki (Fajri & Senja, tt:546). Sedangkan membaca (kata kerja), berarti melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (Fajri & Senja, tt:98). Al-Qur’an adalah wahyu Illahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah disampaikan kepada kita ummatnya dengan jalan mutawatir, yang dihukum kafir orang yang mengingkarinya (Ash Shiddieqy, 1990:3). Jadi yang penulis maksudkan dengan kemampuan membaca AlQur’an adalah suatu kesanggupan seseorang dalam hal melihat dan membunyikan atau mengucapkan rangkaian huruf-huruf hijaiyah yang terdapat dalam Al-Qur’an yang merupakan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan
6
malaikat Jibril, untuk disampaikan kepada umatnya sampai mampu membaca dengan baik, lancar, dan fasih. Kemampuan membaca Al-Qur’an merupakan kecakapan yang diperagakan siswa dalam membaca Al-Qur’an dilihat dari tiga aspek utama, yaitu : makhraj, tajwid, dan tartil (kelancaran bacaan). Untuk variabel ini penulis membatasi dengan indikator sebagai berikut : 1)
Makhraj
2)
Tajwid
3)
Tartil/kelancaran bacaan
c. Prestasi belajar Prestasi (kata benda), berarti hasil baik yang dicapai (Fajri & Senja, tt:670). Sedangkan yang dimaksud dengan belajar adalah berusaha untuk memperoleh ilmu atau menguasai suatu ketrampilan; berlatih (Fajri & Senja, tt:35). Jadi yang penulis maksud dengan prestasi belajar adalah sesuatu yang dicapai seorang siswa sebagai hasil usaha atau pekerjaan yang merupakan akibat dari adanya latihan. Prestasi belajar seorang siswa dapat dilihat dalam daftar nilai pada Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU) yaitu nilai hasil UAMBN atau daftar nilai dalam Ijazah. Berdasarkan kurikulum pendidikan dasar, mata pelajaran yang diajarkan di MI adalah sebagai berikut :
7
1)
Pendidikan Agama yang terdiri dari : a) Al-Qur’an Hadits b) Aqidah Akhlak c) Fiqih d) Sejarah Kebudayaan Islam
2)
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
3)
Bahasa Indonesia
4)
Bahasa Arab
5)
Matematika
6)
Ilmu Pengetahuan Alam
7)
Ilmu Pengetahuan Sosial
8)
Seni dan Budaya
9)
Pendidikan Jasmani dan olahraga
10) Ketrampilan/kejuruan 11) Muatan Lokal Dari daftar mata pelajaran di atas, yang penulis jadikan sebagai indikator dari variabel prestasi belajar adalah mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional antara lain : 1) Al-Qur’an Hadits 2) Aqidah Akhlak 3) Fiqih 4) Sejarah Kebudayaan Islam 5) Bahasa Arab
8
2. Penelitian Terdahulu Berdasarkan pengamatan penulis, penelitian tentang prestasi belajar pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, yaitu oleh Nurul Inayati (2003) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Kinerja Guru terhadap prestasi belajar siswa pada Ujian Akhir Sekolah (UAS) di SDN Karangduren 01 dan MI Karangduren Kecamatan Tengaran tahun 2003”,dia menyimpulkan bahwa ada pengaruh positif antara kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa pada Ujian Akhir Sekolah di SDN Karangduren 01 dan MI Karangduren tahun 2003. Sedangkan penelitian tentang kemampuan membaca Al-Qur’an pernah dilakukan oleh Aniyatul Mufidah (2008) dalam skripsinya yang berjudul “Studi Komparasi Kemampuan Membaca Al Qur’an pada Siswa Kelas IV MI Al Manar Bener dan Siswa Kelas IV SDIT Nurul Islam Butuh Kecamatan Tengaran Tahun Pelajaran 2007/2008”, dia menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang sangat tipis pada hasil tes kemampuan membaca Al Qur’an siswa kelas IV MI Al Manar Bener dan siswa kelas IV SDIT Nurul Islam Butuh. Berdasarkan penelitian di atas tampak bahwa belum ada yang meneliti tentang pengaruh kemampuan membaca Al-Qur’an terhadap prestasi belajar sehingga penulis merasa tertarik untuk meneliti hal tersebut.
9
G. Metode Penelitian 1. Populasi dan Sampel a.
Populasi Populasi adalah keseluruh subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus (Arikunto, 1998:115). Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah seluruh siswa kelas VI di MI Karangduren, Kecamatan Tengaran Tahun Pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 16 orang.
b.
Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel (Arikunto, 1998:117). Untuk sekadar ancer-ancer maka apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 – 15%, atau 20 – 25% atau lebih (Arikunto, 1998:120). Berdasarkan pembatasan di atas, karena jumlah subyek dalam penelitian ini kurang dari 100, maka penulis meneliti semua subyek dalam populasi ini, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.
10
2. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca Al-Qur’an sebagai variabel X dan prestasi belajar siswa sebagai variabel Y. 3. Sumber Data Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden. Apabila peneliti menggunakan metode observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Apabila peneliti menggunakan metode dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber data (Arikunto, 1998:114). Sumber data dan jenis data dalam penelitian ini antara lain: a. Sumber data lapangan, berupa: kondisi siswa, kondisi guru, dan kondisi umum sekolah, data kemampuan membaca Al-Qur’an. b. Sumber data kepustakaan, berupa: dokumen-dokumen, data hasil ujian akhir madrasah berstandar nasional, data siswa, data guru, dan lain-lain. Menurut sumbernya, data penelitian digolongkan menjadi 2, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer, atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data sekunder, atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh lewat fihak lain, tidak langsung diperoleh oleh
11
peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia (Azwar, 2007:91). Demikian juga dalam penelitian ini, menurut sumber datanya, data dalam penelitian ini juga digolongkan menjadi 2, yaitu: a. Data primer, berupa: data kemampuan membaca Al-Qur’an. b. Data sekunder, berupa: kondisi siswa, kondisi guru, dan kondisi umum sekolah, dokumen-dokumen, data hasil ujian akhir madrasah berstandar nasional, dan lain-lain. 4. Metode Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan metode sebagai berikut : a.
Metode Observasi Observasi adalah sebagian pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1995:136). Metode ini dipakai penulis untuk memperoleh data sarana prasarana, struktur organisasi, serta letak geografis sekolah.
b.
Metode Dokumentasi Yaitu metode yang digunakan dengan cara meneliti atau menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk mengetahui hal-hal yang diperlukan pada penelitian ini bersumber/yang ada pada dokumen.
12
Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang keadaan sekolah, keadaan guru dan keadaan siswa. Metode dokumentasi juga penulis gunakan untuk memperoleh data hasil ujian akhir madrasah berstandar nasional. c.
Metode Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 1998:139). Dalam penelitian ini metode tes digunakan untuk menguji kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an. Metode tes yang digunakan yaitu tes lisan (membaca Al-Qur’an) dan tes tertulis (mengerjakan soal-soal tes). Tes membaca Al-Qur’an materinya Surat Al-Baqarah ayat 1 sampai dengan ayat 85. Para siswa secara bergantian mendapat tugas membaca Al-Qur’an surat Al-Baqarah, masing-masing sebanyak 4 sampai 5 ayat dengan pengawasan langsung oleh peneliti. Sedangkan tes tertulis dikerjakan siswa setelah tes membaca Al-Qur’an selesai dilaksanakan. Penilaian tes membaca Al-Qur’an meliputi tiga aspek, yaitu makhraj, tajwid, dan tartil (kelancaran bacaan).
d.
Metode Wawancara Menurut Sutrisno Hadi, wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang
13
dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian (Hadi, 1982:193). Dalam hal ini penulis mewawancarai dewan guru untuk mendapatkan informasi dan data tentang keadaan umum sekolah. 5. Instrumen Penelitian Kemampuan membaca Al-Qur’an merupakan kecakapan yang diperagakan siswa dalam membaca Al-Qur’an dilihat dari tiga aspek utama, yaitu : makhraj, tajwid, dan tartil (kelancaran bacaan). Makhraj adalah tempat keluarnya huruf, hal ini berkaitan dengan pengucapan hurufhuruf hijaiyah secara benar dan jelas. Tajwid adalah ilmu tentang memperbagus bacaan Al-Qur’an. Tartil (kelancaran bacaan) diukur dari kecepatan siswa membaca dan merangkai huruf demi huruf secara benar. Ketiga aspek tersebut dijadikan satu sebagai alat ukur kemampuan membaca Al-Qur’an. Masing-masing aspek penilaian dalam penelitian ini berisi indikator yang secara bertingkat menunjukkan cakupan penguasaan keterampilan dalam membaca Al-Qur’an. Setiap tingkat menunjukkan tingkat kemampuan tertentu baik dalam makhraj, tajwid maupun tartil (kelancaran bacaan). Dalam penelitian ini kriteria penguasaan tajwid hanya mencakup bagian pokok dan yang paling mendasar saja, karena penelitian ini dilakukan pada siswa tingkat sekolah dasar. Komponenkomponen atau aspek utama penilaian tes membaca Al-Qur’an dapat dilihat dalam tabel 1.1 berikut :
14
Tabel 1.1 Komponen/Aspek Penilaian Kemampuan Membaca Al Qur’an Komponen/aspek penilaian
Kriteria
Makhraj 1.
Anak
Tajwid dapat
1.
dapat
1.
Anak
dapat
mengucapkan huruf-
mengucapkan
membaca
huruf
dengan benar hukum
lancar dan benar.
hijaiyah
dengan
bacaan ْنatau tanwin
dengan benar. Tinggi
Anak
Tartil
dan ْ م. 2.
Anak
dapat
Anak
dapat
mengucapkan
merangkai
kata
huruf-huruf hijaiyah
dengan benar bacaan
(kalimah)
yang hampir mirip
mad.
dengan tepat.
membedakan
suara
2.
Anak
dapat
2.
perkata
dengan jelas. 1. Anak kurang tepat
1. Anak tidak lengkap
dalam mengucapkan
mengenal
huruf-huruf hijaiyah.
bacaan ْنatau tanwin
1.
hukum
Anak
dapat
membaca
tetapi
kurang lancar.
dan ْ م. Sedang
2. Anak kurang mampu membedakan
suara
huruf-huruf hijaiyah
2. Anak tidak lengkap mengenal
2.
Anak agak sulit merangkai
bacaan
kata
(kalimah)
mad.
yang hampir mirip
perkata
dengan tepat.
dengan jelas. 1. Anak tidak dapat mengucapkan huruf-
mengucapkan
huruf
tidak
hijaiyah
tahu
dan
1.
Anak
membaca
dengan terbata-bata.
hukum
bacaan ْنatau tanwin
dengan benar. Rendah
1. Anak tidak dapat
dan ْ م. 2. Anak tidak dapat membedakan
suara
2. Anak tidak dapat mengucapkan
huruf-huruf hijaiyah
tidak
yang hampir mirip
mad.
dengan jelas.
tahu
dan bacaan
2. Anak tidak dapat merangkai (kalimah) dengan tepat.
kata perkata
15
Skoring penilaian membaca Al-Qur’an pada masing-masing aspek sebagai berikut : a) Makhraj
: 10 – 35
b) Tajwid
: 10 – 35
c) Tartil
: 10 – 30
Jumlah skor 100. 6. Analisis Data Untuk membuktikan hipotesis yang telah penulis ajukan, maka penulis menganalisa data yang telah terkumpul. a. Analisis pendahuluan Pada tahap ini dilakukan perhitungan nilai prosentase masingmasing variabel. Rumus yang digunakan adalah Prosentase :
Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi nilai N = Jumlah responden b. Analisa lanjutan Pada tahap ini bertujuan untuk menguji hipotesis berdasarkan variabel yang telah ditentukan. Analisa ini menggunakan rumus “korelasi product moment” sebagai berikut :
16
Keterangan : rxy
: Koefisien korelasi antara x dan y
xy
: Perkalian dari x dan y
x
: Variabel kemampuan membaca Al-Qur’an
y
: Variabel prestasi belajar siswa
N
: Jumlah sampel yang diteliti : Sigma atau jumlah
H. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mempermudah dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis mengajukan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas tentang gambaran global langkah-langkah penelitian, meliputi: A. Latar belakang masalah B. Rumusan masalah C. Tujuan penelitian D. Hipotesis penelitian E. Kegunaan penelitian F. Definisi operasional dan penelitian terdahulu G. Metode penelitian H. Sistematika penulisan skripsi
17
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan pembahasan skripsi yang berlandaskan pada pendekatan teoritis yang diambil dari pendapat para ahli, khususnya yang berkaitan dengan variabel penelitian yaitu:
A. Kemampuan Membaca Al-Qur’an 1.
Macam-macam Keterampilan Bahasa
2.
Pengertian Membaca
3.
Tahap perkembangan membaca
4.
Pengertian Al-Qur’an
5.
Keutamaan membaca Al-Qur’an
6.
Adab membaca Al-Qur’an
B. Prestasi Belajar 1.
Pengertian prestasi belajar
2.
Prinsip-prinsip belajar
3.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar
4.
Pengaruh kemampuan membaca terhadap prestasi belajar
BAB III HASIL PENELITIAN Dalam bab ini memuat hasil penelitian yang meliputi: A.
Gambaran umum kondisi MI Karangduren yang berisi tentang sejarah berdirinya, lokasi dan sarana, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa.
18
B.
Data-data penelitian, yaitu data tentang kemampuan membaca Al-Qur’an dan data tentang prestasi belajar Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN).
BAB IV ANALISIS DATA Bab ini memuat dua bagian, yaitu: A.
Analisis terhadap tiap-tiap variabel
B.
Pengujian hipotesis
BAB V PENUTUP Untuk mengakhiri penulisan skripsi, pada bab ini akan diuraikan tentang: A.
Kesimpulan
B.
Saran-saran
C.
Penutup
19
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Dalam
kamus
bahasa
Indonesia,
kemampuan
diartikan
“kesanggupan, kekuatan untuk melakukan sesuatu; kekayaan yang dimiliki” (Fajri & Senja, tt:546). Kemampuan yaitu kesanggupan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau aktivitas tertentu. Kemampuan juga dapat dikatakan sebagai suatu ketrampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam melakukan segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun non fisik.. 1. Macam-macam Keterampilan Bahasa Keterampilan berbahasa seseorang bermacam-macam. Di saat masih kecil, keterampilan bahasa yang dimiliki manusia hanya keterampilan menyimak (mendengar). Baru setelah berusia sekitar 2 tahun mulai belajar membaca. Perkembangan keterampilan manusia terus meningkat seiring dengan pertambahan usia dan pengalamannya dalam lingkungan. Macam-macam keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia antara lain : a.
Keterampilan Menyimak (mendengarkan) Menyimak adalah mendengarkan atau memperhatikan secara seksama terhadap sesuatu yang diucapkan atau dibicarakan oleh orang lain.
20
Ketrampilan menyimak dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
b.
1)
Menyimak kritis
2)
Menyimak konsentratif
3)
Menyimak kreatif
4)
Menyimak interofraktif
5)
Menyimak eksploratori (Fajri & Senja, tt:947).
Kemampuan Membaca (bahasa lisan) Membaca merupakan suatu keterampilan bahasa dalam bentuk kegiatan melihat serta memahami isi tulisan, baik dengan cara diujarkan maupun hanya dalam hati. Kegiatan membaca dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, di antaranya ialah : 1)
Membaca nyaring , adalah kegiatan membaca yang ditandai dengan ujaran secara lengkap dan menggunakan intonasi baca yang baik agar isi bacaan tersebut dapat didengar dan dipahami orang lain.
2)
Membaca dalam hati, yaitu membaca dengan cara tidak mengeluarkan ujaran tetapi cukup dalam hati.
3)
Membaca pemahaman, yaitu suatu kegiatan membaca yang dilakukan pembaca agar tercipta suatu pemehaman terhadap isi yang terkandung dalam bacaan.
21
4)
Membaca kritis, adalah suatu kegiatan membaca yang menuntut pembaca mampu mengerti, memahami dan kemudian mengemukakan suatu pertanyaan “apa dan bagaimana” pokok pikiran yang terkandung dalam suatu bacaan.
5)
Membaca ide, yaitu suatu kegiatan membaca yang bertujuan mencari, mendapatkan dan memanfaatkan ide-ide yang terkandung dalam bacaan (Fajri & Senja, tt: 949).
c.
Kemampuan Berbicara (bahasa lisan) Berbicara adalah suatu kegiatan berbahasa yang melahirkan ujaran dan ide untuk disampaikan (didengar) orang lain. Keterampilan berbahasa berupa kegiatan berbicara terdiri dari berbagai macam, di antaranya adalah sebagai berikut : 1)
Berpidato
2)
Ceramah
3)
Diskusi
4)
Debat
5)
Seminar
6)
Simposium (Fajri & Senja, tt:950).
Selain beberapa macam keterampilan berbicara di atas, masih ada lagi keterampilan berbicara yang lain, yaitu: 1)
Kemampuan bertelepon
22
Kegiatan bertelepon merupakan bentuk penggunaan petunjuk alat komunikasi. Bertelepon dilakukan secara dialog, yaitu percakapan antara dua orang atau lebih. 2)
Wawancara Wawancara adalah kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk menggali informasi dari seseorang atau narasumber (Atmaja, 2010:19).
d.
Keterampilan Menulis (bahasa tulis) Keterampilan menulis ialah bagian bahasa yang berupa tulis menulis dalam rangka menyampaikan/mengungkapkan gagasan terhadap pembaca. Keterampilan menulis untuk tingkat dasar meliputi menentukan paragraf, jenis karangan, laporan, buku harian, surat-menyurat, pengumuman, memo, artikel, tajuk rencana, ringkasan, ikhtisar, resensi, dan daftar pustaka (Atmaja, 2010:1). Berdasarkan tujuannya, tulisan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain: 1)
Tulisan ilmiah, adalah bentuk tulisan yang berisi uraian tentang ilmu pengetahuan.
2)
Tulisan non ilmiah, ialah bentuk tulisan yang tidak baku dan mungkin berupa campuran antara fiktif (khayalan) dan cerita biasa.
23
3)
Tulisan narasi, adalah bentuk tulisan yang berupa paparan (cerita) dan bersifat fiktif (khayalan).
4)
Eksposisi, adalah tulisan berbentuk paparan tetapi dilengkapi dengan data-data kesaksian seperti gambar, grafik, foto-foto dengan tujuan memperjelas informasi yang disampaikan.
5)
Argumentasi, adalah bentuk tulisan yang sarat dengan gagasan yang bersifat pendapat dari penulis.
6)
Persuasi, adalah tulisan yang disampaikan dengan cara tertentu secara ringkas, menarik dan berusaha mempengaruhi pembaca.
7)
Ringkasan, adalah tulisan reproduksi dari naskah (tulisan asli) yang disingkat atau disederhanakan.
8)
Resensi, ialah jenis tulisan reproduksi berupa alasan tentang nilai sebuah buku (karangan). (Fajri & Senja, tt:951).
2. Pengertian Membaca Membaca merupakan suatu keterampilan berbahasa dalam bentuk kegiatan melihat serta memahami isi tulisan, baik dengan cara diujarkan maupun hanya dalam hati (Fajri & Senja, tt:949). Dengan membaca, pengetahuan dan wawasan keilmuan seseorang akan bertambah luas karena membaca merupakan suatu keterampilan dasar yang berguna untuk menguasai berbagai bidang studi. Membaca mencakup pengenalan huruf dalam bacaan, pengenalan unsur bahasa, pengenalan hubungan antara intonasi dan huruf, serta
24
kecepatan dalam hati. Membaca juga merupakan kemampuan untuk memahami bacaan secara sederhana, memahami makna yang tersirat dalam bacaan dan penyesuaian tanda baca atau intonasi dengan kecepatan membaca. Dari pengertian membaca di atas, yang penulis maksudkan dengan membaca di sini adalah keterampilan seseorang dalam hal melihat dan membunyikan atau mengucapkan rangkaian huruf-huruf yang berupa tulisan tanpa dituntut untuk memahami isi yang terkandung dalam tulisan atau bacaan. 3. Tahap Perkembangan Membaca Menurut Harris seperti dikutip oleh Mercer, ada lima tahap perkembangan membaca, yaitu: a. Kesiapan Membaca Tahap perkembangan kesiapan membaca mencakup rentang waktu dari sejak dilahirkan hingga pelajaran membaca diberikan, umumnya pada saat anak masuk kelas 1 Sekolah Dasar (SD). Kesiapan menunjukkan pada taraf perkembangan yang diperlukan untuk belajar secara efisien. b. Membaca Permulaan Tahap perkembangan membaca permulaan umumnya dimulai sejak anak masuk kelas 1 SD, yaitu saat anak berusia 6 tahun.
25
c. Keterampilan Membaca Cepat Tahap keterampilan membaca cepat atau lancar biasanya terjadi pada saat anak-anak duduk di kelas 2 atau kelas 3 SD. d. Membaca Luas Tahap ini biasanya terjadi pada saat anak-anak duduk di kelas 4 atau kelas 5 SD. e. Membaca Yang Sesungguhnya Tahap membaca yang terakhir adalah tahap membaca yang sesungguhnya (refinement of reading stage). Umumnya terjadi ketika anak-anak sudah duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan berlanjut hingga usia dewasa. (Abdurrahman, 2003:201). Tahap perkembangan membaca seseorang bermula sejak ia dilahirkan dan terus berkembang sesuai pertambahan usia. Tahapan ini berawal dari kesiapan yaitu sejak dilahirkan hingga saat masuk kelas 1 SD, kemudian berkembang menjadi tahap permulaan yaitu pada saat anak berusia 6 tahun. Setelah tahap permulaan, kemudian berkembang menjadi tahap keterampilan membaca cepat. Hal ini terjadi ketika anak-anak duduk di kelas 2 atau kelas 3 SD. Saat anak duduk di kelas 4 atau kelas 5 SD, tahap perkembangan membacanya sudah lebih tinggi, yaitu tahap membaca luas. Dan tahap membaca yang terakhir adalah tahap membaca
26
yang sesungguhnya, yang biasanya terjadi pada saat anak duduk di SMP dan berlanjut hingga dewasa. 4. Pengertian Al-Qur’an Kata
“Al-Qur’an”
secara
harfiah
berarti
“bacaan
yang
sempurna”. Nama pilihan Allah bagi Kitab Suci-Nya ini sungguh tepat karena tiada satu bacaan pun sejak manusia mengenal baca-tulis lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Qur’anul Karim, bacaan yang sempurna lagi mulia itu (Syarifuddin, 2004:17). Al-Qur’an didefinisikan sebagai kalam Allah SWT, yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan
malaikat
Jibril,
yang
merupakan
mukjizat,
yang
diriwayatkan secara mutawatir, yang ditulis di mushaf, dan membacanya adalah ibadah (Syarifuddin, 2004:16). Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca Al-Qur’an adalah suatu kesanggupan seseorang dalam hal melihat dan membunyikan atau mengucapkan rangkaian huruf-huruf hijaiyah yang terdapat dalam Al-Qur’an yang merupakan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan malaikat Jibril, untuk disampaikan kepada umatnya sampai mampu membaca dengan baik, lancar, dan fasih.
27
5. Keutamaan Membaca Al-Qur’an Rasulullah Muhammad SAW menganjurkan kepada kita agar senantiasa membaca Al-Qur’an dan mempelajari serta mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an. Imam An-Nawawi di dalam Riyadhush Shalihin menyebutkan beberapa keutamaan membaca Al-Quran sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis berikut:
Artinya: “Bukhari meriwayatkan dari „Utsman ra, ia berkata: “Rasulullah saw bersabda: „Sebaik-baik kalian adalah orang yang mau mempelajari AlQur‟an dan mengajarkannya kepada orang lain.‟” (HR. Bukhori,no. 5027)
Artinya: “Muslim meriwayatkan dari Abu Umamah ra, ia berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: „Bacalah Al-Qur‟an, sebab kelak pada hari Kiamat dia akan datang memberikan syafa‟at kepada pembacanya.‟”(HR. Muslim, no. 804)
28
Artinya: “Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: “Rasulullah saw bersabda: „Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah, lalu membaca kitab Allah dan mempelajarinya, melainkan akan turun ketenangan kepada mereka; mereka akan diliputi rahmat; mereka akan dinaungi para malaikat; dan Allah akan membanggakan mereka di hadapan malaikat yang ada di sisi-Nya.‟” (HR.Muslim, no 2699) (Nawawi, 2006:160) 6. Adab Membaca Al-Qur’an Al-Qur’an adalah kitab suci, wahyu Illahi, dan pedoman hidup bagi umat manusia. Al-Qur’an merupakan lambang agama Islam. Jadi sudah sepantasnya jika kita menghormati dan mengagungkan lambang agama tersebut dengan adab-adab (tata krama) dalam membaca dan mengkajinya. Di antara adab-adab dalam membaca Al-Qur’an adalah sebagai berikut: a. Berpenampilan bersih dan rapi. Ketika hendak membaca Al-Qur’an hendaknya berpakaian bersih dan rapi karena yang akan dibaca adalah Kitab Suci, bukan sembarang bacaan. Sebagai bagian dari berpenampilan bersih dan rapi yaitu dengan berwudhu terlebih dahulu. Sebagaimana firman Allah SWT,
Artinya: “Tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan.” (alWaqi’ah:79)
29
b. Membersihkan mulut. Mulut sebagai tempat keluarnya bacaan AlQur’an hendaknya terlebih dahulu dibersihkan dengan menggosok gigi (bersiwak) dan berkumur-kumur. c. Di tempat yang bersih. Dalam rangka memuliakan Al-Qur’an, membacanya hendaklah dilakukan di tempat yang bersih, seperti di rumah, di mushola, di surau, dan di tempat-tempat lain yang dianggap bersih. Tapi, tempat yang utama adalah di masjid seraya duduk dengan tenang, menghadap kiblat, memegang mushaf dengan tangan kanan, dan meletakkan mushaf di atas tempatnya. d. Diawali membaca ta’awudz. Setiap kali membaca Al-Qur’an hendaknya diawali dengan membaca ta’awudz, yaitu ungkapan meminta perlindungan kepada Allah SWT dari godaan setan yang terkutuk. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT dalam surat AnNahl ayat 98 yang berbunyi:
Artinya: “Apabila kamu membaca Al-Qur‟an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. ” (An-nahl:98) e. Membaca basmalah tiap awal surah. Disamping membaca ta’awudz, ketika membaca Al-Qur’an ditekankan pula memulai dengan membaca basmalah di setiap awal surah, kecuali pada awal surah Bara’ah atau at-Taubah tidak diperkenankan mengawalinya dengan membaca basmalah.
30
f. Dengan suara yang bagus. Agar keagungan Al-Qur’an lebih dapat merasuk ke dalam jiwa, ditekankan membaca Al-Qur’an dengan suara yang bagus, indah, dan enak yang dimiliki masing-masing orang. g. Bertajwid. Tajwid ialah memperbaiki bacaan Al-Qur’an dalam bentuk
mengeluarkan
huruf-huruf
dari
tempatnya
dengan
memberikan sifat-sifat yang dimilikinya, baik yang asli maupun yang datang kemudian. h. Konsentrasi. Membaca atau mendengarkan Al-Qur’an hendaknya ditekankan untuk khusyu’, tenang dan memusatkan pikiran serta perhatian (konsentrasi) hanya pada Kitab Suci Al-Qur’an. Allah SWT berfirman:
Artinya: “Dan apabila dibacakan Al-Qur‟an, maka dengarlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (alA’raaf:204) i.
Tidak melalaikan bacaan. Bacaan maupun hafalan Al-Qur’an yang telah dimiliki harus dilestarikan sepanjang hayat sebagai bekal mati. Melalaikan bacaan Al-Qur’an, menurut an-Nawawi, merupakan suatu dosa besar.
j.
Memuliakan mushaf. Mushaf Al-Qur’an adalah lembaran-lembaran yang di dalamnya tertulis ayat-ayat Al-Qur’an, menuntut untuk dihormati dan dimuliakan. Penghormatan dan kemuliaan merupakan
31
hak mushaf karena ia memuat firman Allah SWT (Syarifuddin, 2004:87). B.
Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha” (Arifin, 1988:2). Dalam kamus bahasa Indonesia, prestasi secara etimologi merupakan kata benda yang mempunyai arti hasil baik yang dicapai (Fajri & Senja, tt:670). Untuk pengertian belajar, beberapa ahli pendidikan memberikan batasan yang berbeda-beda. Berikut beberapa pendapat para ahli pendidikan tentang pengertian belajar: a. Drs. Oemar Hamalik Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Hamalik, 1990:21). b. Drs. Slameto Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan dengan sengaja yang kemudian menimbulkan perubahan yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya (Slameto, 1987:2)
32
c. R. Gagne Menurut R. Gagne, pengertian belajar ada dua, yang pertama; belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Sedangkan yang kedua; belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi (Slameto, 1987:15) Dari beberapa definisi di atas, dapat penulis simpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman. Sedangkan yang penulis maksud dengan prestasi belajar di sini adalah hasil baik yang dicapai oleh seorang siswa dari suatu usaha dalam merubah tingkah laku atau keterampilan maupun pengetahuannya. 2. Prinsip-prinsip Belajar Adapun bentuk prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut: a. Menurut Drs. Oemar Hamalik Prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut: 1) Belajar adalah suatu proses aktif di mana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungannya. 2) Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa. 3) Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang murni yang bersumber dari dalam dirinya sendiri. 4) Senantiasa ada rintangan dan hambatan dalam belajar, karena itu siswa harus sanggup mengatasinya secara tepat.
33
5) Belajar memerlukan bimbingan, baik dari guru/dosen atau tuntunan dari buku pelajaran 6) Jenis belajar yang paling utama ialah belajar untuk berpikir kritis, lebih baik dari pada pembentukan kebiasaan-kebiasaan mekanis. 7) Cara belajar yang paling efektif adalah dalam bentuk pemecahan masalah melalui kerja kelompok asalkan masalah-masalah tersebut telah disadari bersama. 8) Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian. 9) Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasai. 10) Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan/hasil. 11) Belajar dianggap berhasil apabila si pelajar telah sanggup mentransferkan atau menerapkannya ke dalam bidang praktek sehari-hari (Hamalik, 1990:28). b. Menurut Drs. Slameto Prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut: 1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.
34
2) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya. 3) Belajar harus dapat meningkatkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional. 4) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya. 5) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery. 6) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya. 7) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang. 8) Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif. 9) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. 10) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian
yang
diharapkan.
Stimulus
menimbulkan respons yang diharapkan.
yang
diberikan
35
11) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa (Slameto, 1987:29). Dari dua pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan atau disederhanakan bahwa prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut: a) Belajar adalah suatu proses aktif yang memiliki tujuan dan memerlukan latihan serta bimbingan secara kontinyu dalam mengatasi suatu hambatan atau masalah yang ada. b) Belajar akan lebih efektif apabila didasari dorongan atau motivasi yang kuat dalam mengatasi masalah yang dihadapi dan dengan mengembangkan kemampuan bereksplorasi dan berpikir yang kritis. c) Belajar perlu latihan dan ulangan berkali-kali, agar hal-hal yang dipelajari dapat tertanam pada diri siswa dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga proses belajar bisa dianggap berhasil. C.
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut. Adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut: 1.
Faktor Internal Di sini penulis akan membahas faktor internal dalam tiga jenis faktor yaitu faktor jasmani, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
36
a.
Faktor jasmani, meliputi : 1) Faktor kesehatan Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya, proses belajar akan terganggu bila kesehatan seseorang terganggu. 2) Cacat tubuh Siswa yang cacat, belajarnya juga terganggu. Jika ini terjadi, hendaknya ia belajar di lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu yang dapat mengurangi pengaruh kecacatannya.
b.
Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri atas : 1) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki. 2) Faktor nonintelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.
c.
Faktor kelelahan Faktor ini meliputi kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga peredaran darah pada bagian-bagian tertentu kurang lancar. Kelelahan rohani disebabkan karena memikirkan
37
hal-hal yang berat atau mengerjakan sesuatu karena terpaksa. Hal ini menyebabkan siswa kurang berkonsentrasi. 2.
Faktor Eksternal Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar meliputi: a.
Faktor sosial yang terdiri atas : 1) Lingkungan keluarga 2) Lingkungan sekolah 3) Lingkungan masyarakat 4) Lingkungan kelompok
b.
Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.
c.
Faktor lingkungan fisik, sperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar.
d.
Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan (Usman & Setiawati, 1993:10)
Dari uraian di atas tentang faktor internal dan faktor eksternal dalam belajar, dapat kita ketahui bahwa prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh dua faktor tersebut. Faktor internal sebagai sifat bawaan siswa dan faktor eksternal sebagai faktor pendukung dari luar. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sifat bawaan seseorang mempunyai pengaruh yang besar menentukan prestasi belajar.
dalam
38
D.
Pengaruh Kemampuan Membaca terhadap Prestasi Belajar Prestasi belajar seorang siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Ada faktor yang berasal dari siswa itu sendiri atau yang sering disebut dengan faktor internal dan ada pula faktor yang berasal dari luar atau yang sering disebut dengan faktor eksternal. Faktor internal atau faktor yang bersumber dari diri sendiri tidak lain adalah siswa itu sendiri. Faktor ini sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan/prestasi belajar. Faktor ini seringkali tidak disadari oleh siswa yang bersangkutan atau terkadang dianggap remeh. Salah satu faktor intern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah bakat seorang siswa. Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah: “the capacity to learn”. Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Orang yang berbakat mengetik, misalnya akan lebih cepat dapat mengetik dengan lancar dibandingkan dengan orang lain yang kurang/tidak berbakat di bidang itu (Slameto, 1987:59). Begitu halnya dengan membaca. Membaca merupakan suatu kemampuan berbahasa dalam bentuk kegiatan melihat dan memahami isi tulisan. Orang yang memiliki bakat membaca, ia akan mampu menafsirkan lambang-lambang tulisan dan mampu memahami isi yang terkandung dalam bacaan dengan cepat, sehingga tingkat pengetahuannya akan lebih banyak dibandingkan orang yang kurang berbakat dalam membaca.
39
Dengan membaca, pengetahuan/wawasan siswa akan semakin luas. Oleh karena itu, kemampuan membaca dapat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai oleh seorang siswa. Demikian juga dengan kemampuan membaca Al-Qur’an, seseorang yang mempunyai kemampuan membaca AlQuran dan ia dapat mengamalkannya sepanjang siang dan malam, maka ia akan menjadi sukses. Kesuksesan ini di pandang dari segi karier. Orang bisa dianggap sukses bila mampu menempuh pendidikan tinggi sampai S3 dengan sederet gelar di belakang dan di depan namanya. Orang sukses tergambar dari jabatannya dalam berbagai organisasi atau instansi yang bergengsi (Kusnaedi, 2009:9). Bagi seorang siswa, kesuksesan tersebut dapat terlihat ketika ia memiliki prestasi belajar yang baik dengan memperoleh nilai yang tinggi.
43
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Karangduren 1. Visi dan Misi MI Karangduren a.
Visi Madrasah Berakhlak mulia, terdidik berdasarkan Imtaq dan Iptek.
b. Misi Madrasah : 1) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam. 2) Membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatif, inovatif sesuai dengan perkembangan zaman. 3) Membentuk
citra
sekolah
sebagai
mitra
terpercaya
di
masyarakat. 2. Letak Geografis MI Karangduren Madrasah Ibtidaiyah Karangduren terletak di Dusun Wedilelo, Desa Karangduren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Adapun batas-batas wilayahnya sebagai berikut: a.
Sebelah timur dengan batas area rumah Bapak H. Mundiri
b.
Sebelah selatan dengan batas area rumah milik Bapak Chumaidi
44
c.
Sebelah barat dengan batas tanah milik Bu Nurul
d.
Sebelah utara dengan batas tanah milik Bapak H. Mundiri
3. Identitas MI Karangduren a.
Nomor Statistik Sekolah
: 112332202018
b.
Alamat
:
1) Dusun
: Wedilelo
2) Desa
: Karangduren
3) Kecamatan
: Tengaran
4) Kabupaten
: Semarang
5) Provinsi
: Jawa Tengah
Status
: Swasta Terakreditasi A
c.
4. Sejarah Singkat Berdirinya MI Karangduren Madrasah Ibtidaiyah Karangduren berdiri pada tahun 1961 dengan nama MWB (Madrasah Wajib Belajar) Karangduren. Pada awal berdirinya, jam masuk sekolah di madrasah ini adalah siang hari dan bertempat di masjid dan rumah-rumah warga. Para tokoh pendirinya adalah tokoh masyarakat setempat di antaranya : a.
Bp. KH. Nur salim
b.
Bp. Asyhuri
c.
Bp. Masyhuri
d.
Tokoh masyarakat yang lainnya.
45
Sekolah ini berdiri di atas tanah wakaf atas nama Bp. Tohari. Seiring dengan
perkembangan zaman, pada tahun 1967 sekolah ini
diganti dengan nama MI (Madrasah Ibtidaiyah) Karangduren, karena MI ini terletak di Desa Karangduren, dengan jenjang pendidikan selama 6 tahun dan jam masuk sekolah pada pagi hari. Selanjutnya, Madrasah Ibtidaiyah Karangduren adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan ilmu-ilmu umum, sosial, dan ilmu-ilmu agama. Madrasah Ibtidaiyah Karangduren merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar yang sederajat dengan SD (Sekolah Dasar). Sejak berdiri sampai dengan saat ini, jabatan kepala sekolah di MI Karangduren sudah mengalami pergantian sebanyak 6 kali. Sekarang kepemimpinan sekolah dijabat oleh Ibu Umi Irtifaiyah Mahmud, S.Pd satu-satunya guru negeri di MI tersebut. 5. Keadaan Gedung MI Karangduren Jumlah gedung MI Karangduren Tengaran sudah layak dan memadai sebagai salah satu sarana pendidikan. MI Karangduren, Kecamatan Tengaran telah memiliki gedung yang meliputi; a.
Enam lokal kelas untuk kelas I - VI dengan ukuran 8 x 8m²
b.
Satu lokal ukuran 8x8m² terbagi menjadi ruang kepala sekolah dan ruang guru serta ruang computer.
c.
Halaman sekolah
46
d.
Tempat Ibadah (Mushola)
e.
Tiga lokal WC dan kamar mandi, diantaranya 4 kamar mandi/WC di sebelah selatan,1 kamar mandi di sebelah utara, dan 1 kamar mandi khusus guru di sebelah selatan bersebelahan dengan mushola.
6. Keadaan Guru MI Karangduren Tenaga pendidik atau guru yang mengajar di MI Karangduren, Kecamatan Tengaran seluruhnya berjumlah 9 orang dan memiliki latar belakang pendidikan keguruan. Namun ada seorang guru yang latar belakang pendidikannya sarjana hukum, tetapi telah menempuh pendidikan akta IV. Mereka kebanyakan lulusan S1, tetapi ada juga guru yang lulusan D II dan saat ini sedang menempuh pendidikan S1. Selain bertugas secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, para guru juga bertanggung jawab terhadap program ekstra kulikuler. Untuk lebih jelasnya mengenai data guru MI Karangduren, Kecamatan Tengaran dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut :
47
Tabel 3.1 Keadaan Guru MI Karangduren Tahun Pelajaran 2009/2010
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Nama/NIP Umi Irtifaiyah Mahmud, S. Pd NIP: 197312282005012002 Nur Sikah, S. Ag NIP: - - Alfi Nugrahani, Ama NIP: - - Khumasiatul Arifah, S. PdI NIP: - - Muhammad Muin, S. PdI NIP: - - Supadi, S. HI NIP: - - Fitriyah, Ama NIP: - - Puji Sahri, S. PdI NIP: - - Ruqoyyah NIP: - - -
Pendidikan
Jabatan
S 1/03
Kepala Sekolah
S 1/ 03
Guru
D II/01
Guru
S 1/09
Guru
S 1/09
Guru
S 1/07
Guru
D II/05
Guru
S 1/03
Guru
SPG/08
Guru
7. Keadaan Siswa MI Karangduren Jumlah siswa MI Karangduren, Kecamatan Tengaran yang terdiri dari siswa kelas I sampai dengan siswa kelas VI pada tahun pelajaran 2009/2010 adalah sebanyak 152 orang. Siswa laki-laki berjumlah 76 orang, dan siswa perempuan juga berjumlah 76 orang. Sebagian besar siswa MI Karangduren berasal dari keluarga petani dan pedagang dengan latar belakang pendidikan yang rendah. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :
48
Tabel 3.2 Keadaan Siswa MI Karangduren Tahun Pelajaran 2009/2010
Kelas I II III IV V VI Jumlah
Jumlah Siswa Lk 15 17 13 11 8 12 76
Pr 19 11 15 18 9 4 76
Jumlah 34 28 28 29 17 16 152
B. Data Hasil Penelitian Karena yang penulis teliti adalah pengaruh kemampuan membaca AlQur’an terhadap prestasi belajar siswa pada Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional, maka yang menjadi obyek penelitian adalah seluruh siswa kelas VI di MI Karangduren. 1. Data Tentang Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an, maka penulis mengadakan tes kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa MI Karangduren baik secara lisan maupun secara tertulis. Hasil tes kemampuan membaca Al-Qur’an siswa MI Karangduren dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut:
49
Tabel 3.3 Hasil Tes Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa MI Karangduren Tahun Pelajaran 2009/2010
No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nilai Tes Lisan 66 73 87 74 57 91 90 67 61 86 82 88 95 84 67 63
Nilai Tes Tertulis 90 60 90 75 65 90 70 60 45 100 85 85 85 100 80 85
Nilai Rata-Rata 78.0 66.5 88.5 74.5 61.0 90.5 80.0 63.5 53.0 93.0 83.5 86.5 90.0 92.0 73.5 74.0
2. Data Tentang Prestasi Belajar Untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional, disini penulis menyajikan hasil perolehan nilai Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional tahunpelajaran 2009/2010 pada mata pelajaran yang diujikan dalam UAMBN. Penyajian hasil perolehan nilai UAMBN akan penulis sajikan pada tabel 3.4 sebagai berikut:
50
Tabel 3.4 Daftar Nilai Ujian Akhir Berstandar Nasional MI Karangduren Tahun Pelajaran 2009/2010
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama Siswa Ahmad Khoirul Sholeh Riza Saputra Muhammad Abidin Muhammad Zadid Maulana Nuriyah Mohammad Ridwan Ruba'i Muhammad Syaiful Atiq Mohammad Wildan Tamimi Aditiya Fahmi Maulana Faizatul Mukaromah Riyan Kusnadi Yusuf Ubaidillah Muhammad Sofyan Sulistyowati Miftakhul Suhri Arista Triyansa Rata-Rata Kelas
QH 8.00 7.40 8.00 7.00 7.20 8.40 8.60 7.80 8.00 10.00 9.00 9.80 9.20 9.60 9.40 6.00 8.34
Catatan: QH = Al-Qur’an Hadits AA = Aqidah Akhlak Fqh = Fiqih SKI = Sejarah Kebudayaan Islam B. Arab = Bahasa Arab
Pencapaian Nilai JML Ratarata AA Fqh SKI B.Arab 6.80 6.40 7.00 6.60 34.80 6.96 8.40 7.60 6.80 6.00 36.20 7.24 8.60 6.60 6.80 7.20 37.20 7.44 6.80 7.40 6.00 6.40 33.60 6.72 8.00 7.60 7.20 6.20 36.20 7.24 9.00 7.40 7.00 8.60 40.40 8.08 8.60 7.00 7.40 7.80 39.40 7.88 8.00 6.80 8.40 6.20 37.20 7.44 9.00 7.60 7.80 6.00 38.40 7.68 9.80 9.40 9.60 9.80 48.60 9.72 8.40 7.60 9.20 8.40 42.60 8.52 9.40 8.20 9.00 9.40 45.80 9.16 8.40 7.80 6.00 7.00 38.40 7.68 9.40 8.40 8.60 9.80 45.80 9.16 9.00 8.40 8.20 6.60 41.60 8.32 7.80 7.60 7.00 5.60 34.00 6.80 8.46 7.61 7.63 7.35
51
BAB IV ANALISIS DATA Setelah data terkumpul, maka langkah yang ditempuh selanjutnya adalah menganalisis data. Analisis data merupakan langkah yang penulis lakukan guna membuktikan hipotesis yang telah diajukan dengan cara mengklasifikasikan data sesuai dengan tujuan penelitian, antara lain: 1.
Untuk mengetahui kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas VI di MI Karangduren pada tahun pelajaran 2009/2010.
2.
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas VI pada Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) di MI Karangduren pada tahun pelajaran 2009/2010.
3.
Untuk mengetahui pengaruh kemampuan membaca Al-Qur’an terhadap prestasi belajar siswa kelas VI pada Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) di MI Karangduren pada tahun pelajaran 2009/2010. Dari ketiga tujuan di atas, maka langkah yang penulis tempuh dalam
menganalisis data menggunakan dua cara. Untuk menganalisis tujuan pertama dan kedua menggunakan rumus prosentase sebagai berikut:
Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi nilai N = Jumlah responden
52
Sedangkan untuk menganalisis tujuan ketiga dari penelitian ini sekaligus menguji hipotesis berdasarkan variabel yang telah ditentukan, tehnik analisis yang digunakan adalah tehnik korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan : rxy
: Koefisien korelasi antara x dan y
xy
: Perkalian dari x dan y
x
: Variabel kemampuan membaca Al-Qur’an
y
: Variabel prestasi belajar siswa
N
: Jumlah sampel yang diteliti : Sigma atau jumlah
Langkah selanjutnya adalah menyediakan tabel data tentang kemampuan membaca Al-Qur’an, tabel data prestasi nilai Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional dan tabel kerja untuk mencari koefisien korelasi antara variabel kemampuan membaca Al-Qur’an terhadap prestasi nilai Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional. A. Analisis terhadap Tiap-Tiap Variabel 1. Analisis Data tentang Kemampuan Membaca Al-Qur’an Analisis data tentang kemampuan membaca Al-Qur’an diperoleh dari hasil tes kemampuan membaca Al-Qur’an baik secara lisan maupun
53
secara tertulis. Pada masing-masing siswa diambil nilai rata-rata antara hasil tes lisan dengan hasil tes tertulis. Untuk menentukan skala tingkatan kemampuan membaca AlQur’an
maka
ditempuh
jalan
penentuan
lebar
interval
dan
pengklasifikasian nominasi pada kategori tinggi, sedang dan rendah. Penentuan lebar interval dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: i
: Interval
Nt
: Nilai tertinggi
Nr
: Nilai terendah
Ki
: Kelas interval
Berdasarkan rata-rata nilai terendah dan rata-rata nilai tertinggi pada hasil tes kemampuan membaca Al-Qur’an, maka lebar intervalnya adalah :
= 40 + 1 3 = 41 3 = 13,67 (dibulatkan menjadi 14)
54
Kemudian dari nilai rata-rata dan lebar interval tersebut dikategorikan menjadi nominasi tinggi, sedang dan rendah dengan rentang sebagai berikut: Nominasi A (tinggi) dengan nilai rata-rata 81 – 94 Nominasi B (sedang) dengan nilai rata-rata 67 – 80 Nominasi C (rendah) dengan nilai rata-rata 53 – 66
Tabel 4.1 Interval tentang Kemampuan Membaca Al-Qur’an No
Interval
Jumlah Siswa
Nilai Nominasi
1
81 – 94
7
A
2
67 – 80
5
B
3
53 – 66
4
C
Jumlah
16
Dengan demikian dapat diketahui, bahwa: a. Untuk kemampuan membaca Al-Qur’an yang termasuk dalam kategori tinggi mendapat nilai antara 81 – 94 sebanyak 7 siswa. b. Untuk kemampuan membaca Al-Qur’an yang termasuk dalam kategori sedang mendapat nilai antara 67 – 80 sebanyak 5 siswa. c. Untuk kemampuan membaca Al-Qur’an yang termasuk dalam kategori rendah mendapat nilai antara 53 – 66 sebanyak 4 siswa. Setelah diketahui skala tingkat kemampuan membaca Al-Qur’an siswa berdasarkan nilai rata-rata dan interval kelas, maka klasifikasi nilai kemampuan membaca Al-Qur’an siswa secara individu dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:
55
Tabel 4.2 Nilai Nominasi Kemampuan Membaca Al-Qur’an Nilai Tes
Nilai Tes
Nilai Rata-
Nilai
Lisan
Tertulis
Rata
Nominasi
1
66
90
78
B
2
73
60
66.5
C
3
87
90
88.5
A
4
74
75
74.5
B
5
57
65
61
C
6
91
90
90.5
A
7
90
70
80
B
8
67
60
63.5
C
9
61
45
53
C
10
86
100
93
A
11
82
85
83.5
A
12
88
85
86.5
A
13
95
85
90
A
14
84
100
92
A
15
67
80
73.5
B
16
63
85
74
B
No Responden
Setelah diketahui kemampuan membaca Al-Qur’an siswa dengan kategori tinggi, sedang dan rendah, kemudian dipresentasikan dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi nilai N = Jumlah responden
56
a. Untuk kemampuan membaca Al-Qur’an yang termasuk dalam kategori tinggi mendapatkan A sebanyak 7 siswa. 7 x 100% = 43,75 % 16 b. Untuk kemampuan membaca Al-Qur’an yang termasuk dalam kategori sedang mendapatkan B sebanyak 5 siswa. 5 x 100% = 31,25 % 16 c. Untuk kemampuan membaca Al-Qur’an yang termasuk dalam kategori rendah mendapatkan C sebanyak 4 siswa. 4 x 100% = 25 % 16
Dari hasil penghitungan prosentase kemampuan membaca Al-Qur’an siswa, dapat penulis sajikan tabel prosentase sebagai berikut: Tabel 4.3 Prosentase Kemampuan Membaca Al-Qur’an No
Tingkat Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Interval
Jumlah Siswa
Prosentase
1
Tinggi
81 – 94
7
43,75 %
2
Sedang
67 – 80
5
3
Rendah
53 – 66
4
31,25 % 25 %
Jumlah
16
100
%
57
2. Analisis Data tentang Prestasi Belajar Siswa Analisis data mengenai prestasi belajar siswa diperoleh dari hasil Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional. Untuk menentukan klasifikasi prestasi nilai ujian maka ditempuh jalan penentuan lebar interval dan pengklasifikasian nominasi pada kategori tinggi, sedang dan rendah. Penentuan lebar interval dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: i
: Interval
Nt
: Nilai tertinggi
Nr
: Nilai terendah
Ki
: Kelas interval
Berdasarkan rata-rata nilai terendah dan rata-rata nilai tertinggi pada nilai ujian, maka lebar intervalnya adalah :
=3+1 3 = 4. 3 = 1,3 (dibulatkan menjadi 1) Kemudian dari nilai rata-rata dan lebar interval tersebut dikategorikan menjadi nominasi tinggi, sedang dan rendah dengan rentang sebagai berikut:
58
Nominasi A (tinggi) dengan nilai rata-rata 8,72 – 9,72 Nominasi B (sedang) dengan nilai rata-rata 7,72 – 8,72 Nominasi C (rendah) dengan nilai rata-rata 6,72 – 7,72
Tabel 4.4 Interval tentang Prestasi Belajar Siswa dalam UAMBN No
Interval
Jumlah Siswa
Nilai Nominasi
1
8,72 – 9,72
3
A
2
7,72 – 8,72
4
B
3
6,72 – 7,72
9
C
Jumlah
16
Dengan demikian dapat diketahui, bahwa: a. Untuk prestasi belajar siswa dalam UAMBN yang termasuk dalam kategori tinggi mendapat nilai antara 8,72 – 9,72 sebanyak 3 siswa. b. Untuk prestasi belajar siswa dalam UAMBN yang termasuk dalam kategori sedang mendapat nilai antara 7,72 – 8,72 sebanyak 4 siswa. c. Untuk prestasi belajar siswa dalam UAMBN yang termasuk dalam kategori rendah mendapat nilai antara 6,72 – 7,72 sebanyak 9 siswa. Setelah diketahui skala tingkat kategori prestasi belajar siswa dalam UAMBN berdasarkan nilai rata-rata dan interval kelas, maka klasifikasi nilai siswa secara individu dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:
59
Tabel 4.5 Klasifikasi Prestasi Nilai UAMBN No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nilai Rata-rata 6.96 7.24 7.44 6.72 7.24 8.08 7.88 7.44 7.68 9.72 8.52 9.16 7.68 9.16 8.32 6.80
Karakteristik C C C C C B B C C A
B A C A
B C
Setelah diketahui prestasi belajar siswa dalam UAMBN dengan kategori tinggi, sedang dan rendah, kemudian dipresentasikan dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi nilai N = Jumlah responden
60
a. Untuk prestasi belajar siswa dalam UAMBN yang termasuk dalam kategori tinggi mendapatkan A sebanyak 3 siswa. 3 x 100% = 18,75 % 16 b. Untuk prestasi belajar siswa dalam UAMBN yang termasuk dalam kategori sedang mendapatkan B sebanyak 4 siswa. 4 x 100% = 25 % 16 c. Untuk prestasi belajar siswa dalam UAMBN yang termasuk dalam kategori rendah mendapatkan C sebanyak 9 siswa. 9 x 100% = 56,25 % 16
Dari hasil penghitungan prestasi belajar siswa dalam UAMBN, dapat penulis sajikan tabel prosentase sebagai berikut: Tabel 4.6 Prosentase Kemampuan Membaca Al-Qur’an No
Tingkat Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Interval
Jumlah Siswa
Prosentase
1
Tinggi
8,72 – 9,72
3
18,75 %
2
Sedang
7,72 – 8,72
4
25
3
Rendah
6,72 – 7,72
9
56,25 %
16
100
Jumlah
% %
61
B. Pengujian Hipotesis Setelah masing-masing variabel dalam penelitian ini dianalisis, maka langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis berdasarkan variabel yang telah ditentukan. Adapun tehnik analisa yang digunakan dalam menganalisa data ini adalah dengan menggunakan tehnik korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan : rxy
: Koefisien korelasi antara x dan y
xy
: Perkalian dari x dan y
x
: Variabel kemampuan membaca Al-Qur’an
y
: Variabel prestasi belajar siswa
N
: Jumlah sampel yang diteliti : Sigma atau jumlah
Sebelum menggunakan rumus tersebut, penulis akan menyajikan tabel 4.7 sebagai tabel kerja untuk mencari koefisien korelasi antara variabel x (kemampuan membaca Al-Qur’an) dengan variabel y (prestasi belajar). Tabel kerja koefisien korelasi yang dapat penulis sajikan adalah sebagai berikut:
62
Tabel 4.7 Tabel Kerja untuk Mencari Koefisien Korelasi antara Variabel X (Kemampuan Membaca Al-Qur’an) dengan Variabel Y (Prestasi Belajar). No
x
y
x2
y2
xy
1
78
6.96
6084
48.4416
542.88
2
66.5
7.24
4422.25
52.4176
481.46
3
88.5
7.44
7832.25
55.3536
658.44
4
74.5
6.72
5550.25
45.1584
500.64
5
61
7.24
3721
52.4176
441.64
6
90.5
8.08
8190.25
65.2864
731.24
7
80
7.88
6400
62.0944
630.4
8
63.5
7.44
4032.25
55.3536
472.44
9
53
7.68
2809
58.9824
407.04
10
93
9.72
8649
94.4784
903.96
11
83.5
8.52
6972.25
72.5904
711.42
12
86.5
9.16
7482.25
83.9056
792.34
13
90
7.68
8100
58.9824
691.2
14
92
9.16
8464
83.9056
842.72
15
73.5
8.32
5402.25
69.2224
611.52
16
74
6.8
5476
46.24
503.2
1248
99587
1004.83
9922.54
126.04
Dari tabel kerja di atas dapat diketahui: N
: 16
x
: 1248
y
: 126,04
x2
: 99587
y2
: 1004,83
xy
: 9922,54
63
Setelah tabel kerja tersedia dan diketahui nilai kelompok antara variabel x, y, x2, y2, dan xy, langkah selanjutnya adalah mencari r xy. Untuk mencari rxy penulis menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi product moment dan diperoleh rxy
=
0,558 kemudian dikonsultasikan dengan tabel r
product moment dengan N= 16, dan diperoleh nilai r taraf signifikansi 5% sebesar
64
0,497. Jadi rxy > rt sehingga menunjukkan adanya pengaruh yang sangat signifikan pada r taraf signifikansi 5%. Sedangkan jika rxy
=
0,558 dikonsultasikan dengan nilai r pada taraf
signifikansi 1% sebesar 0,623, maka rxy < rt sehingga hal itu menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan pada r taraf signifikansi 1% kalaupun ada pengaruh hanya kecil. Dari analisis di atas kita mengetahui bahwa kemampuan membaca AlQur’an berpengaruh sangat signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada taraf signifikansi 5% dan tidak ada pengaruh yang signifikan pada taraf signifikansi 1%, kalaupun ada nilai r kecil. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif antara kemampuan membaca Al-Qur’an terhadap prestasi belajar siswa pada UAMBN di MI Karangduren Tahun Pelajaran 2009/2010.
65
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian dan analisis di atas, baik teoritik maupun empirik, maka dapat penulis simpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Tingkat kemampuan membaca Al-Qur‟an siswa kelas VI MI Karangduren tahun pelajaran 2009/2010 bervariasi yaitu untuk kategori tingkat kemampuan membaca Al-Qur‟an tinggi mendapat nilai antara 81 – 94 sebanyak 7 siswa mencapai presentase 43,75 %. Untuk kategori tingkat kemampuan membaca Al-Qur‟an sedang mendapat nilai antara 67 – 80 sebanyak 5 siswa mencapai presentase 31,25 %. Untuk kategori tingkat kemampuan membaca Al-Qur‟an rendah mendapat nilai antara 53 – 66 sebanyak 4 siswa mencapai presentase 25 %. 2. Tingkat prestasi belajar siswa kelas VI MI Karangduren pada Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional tahun pelajaran 2009/2010 bervariasi yaitu kategori prestasi belajar tinggi mendapat nilai rata-rata antara 8,72 – 9,72 sebanyak 3 siswa mencapai presentase 18,75 %. Untuk kategori prestasi belajar sedang mendapat nilai rata-rata antara 7,72 – 8,72 sebanyak 3 siswa mencapai presentase 25 %. Untuk kategori prestasi belajar rendah mendapat nilai rata-rata antara 6,72 – 7,72 sebanyak 9 siswa mencapai presentase 56,25 %.
66
3. Setelah data dianalisis dengan rumus product moment diketahui bahwa ada pengaruh positif antara kemampuan membaca Al-Qur‟an dengan prestasi belajar siswa kelas VI MI Karangduren pada Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional tahun pelajaran 2009/2010. Hal ini terbukti pada bilangan yang tertera pada analisis data yaitu dengan diperoleh rxy sebesar 0,558 lebih besar dari pada nilai r taraf signifikansi 5% sebesar 0,497. Dengan demikian, hipotesis penulis yang menyatakan bahwa “ada pengaruh positif antara kemampuan membaca Al-Qur‟an dengan prestasi belajar siswa kelas VI MI Karangduren pada Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional tahun pelajaran 2009/2010” dapat diterima. B. Saran-saran Berdasar pada hasil penelitian, penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Para praktisi pendidikan (khususnya guru agama Islam atau guru MI) dapat mengambil hasil penelitian ini sebagai dasar untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur‟an pada siswa demi tercapainya tujuan pembelajaran Al-Qur‟an. 2. Bagi para guru dapat mengambil manfaat dari penelitian ini sebagai salah satu tolok ukur dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. 3. Para peneliti selanjutnya, untuk meningkatkan kualitas penelitian lebih lanjut khususnya yang berkaitan dengan kemampuan membaca Al-Qur‟an,
67
peneliti lain diharapkan dapat lebih menyempurnakan hasil penelitian ini dengan menambah variabel lain yang belum diungkap dalam penulisan skripsi ini. C. Penutup Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akademik yaitu penulisan skripsi sebagai syarat untuk meraih gelar sarjana S1 di jurusan Tarbiyah Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Mengingat kemampuan yang ada, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Sehingga apabila ada kebenaran itu semata-mata hidayah dari Allah SWT, namun apabila ada kesalahan, maka semua itu merupakan kekhilafan penulis. Untuk itu saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sebagai perbaikan selanjutnya sangat diharapkan. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan juga bagi pembaca umumnya di dunia dan akhirat amiiin Allah ya robbal „alamin.
تم بحمد اهلل
68
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta Arifah, Khumasiatul, 2009. Pengaruh Keteladanan Orang Tua Terhadap Akhlaqul Karimah Anak pada Siswa Kelas IV, V, dan VI MI Karangduren Kec. Tengaran, Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. Arifin, Zainal. 1988. Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik-Prosedur. Bandung: Remadja Karya. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Revisi IV. Jakarta : Rineka Cipta. Ash Shiddieqy, Hasbi. 1990. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al Qur’an/Tafsir. Jakarta: Bulan Bintang. Atmaja, Jati F. 2010. Buku Lengkap Bahasa Indonesia dan Peribahasa. Yogyakarta: Pustaka Widyatama. Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Depag RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung : PT Syammil Cipta Media. Fajri, Em Zul & Ratu Aprilia Senja. Tt. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Difa Publiser. Edisi Revisi V. Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research. BPF Psikologi UGM, Yogyakarta. ______________ 1986. Statistik. Yogyakarta: Andi Offset. Hamalik, Oemar. 1990. Metoda Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito. ______________ 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Humam, As’ad. 2005. Cara Cepat Belajar Tajwid Praktis. Yogyakarta: Team Tadarus Angkatan Muda Masjid & Mushola (AMM). Kusnaedi. 2009. Al-Qur’an The Road to Succes. Bekasi: Duta Media Tama Nawawi, Imam. Tt. Ringkasan Riyadhush Shalihin. Terjemahan oleh Abu Khodijah Ibnu Abdurrohim. 2006. Bandung: Irsyad Baitus Salam.
69
Slameto. 1987. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Semarang: Rineka Cipta. Syarifuddin, Ahmad. 2004. Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai AlQur’an. Jakarta: Gema Insani Press. Usman, Moh. Uzer & Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.