BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Di negara industri, masalah utama kesehatan kerja adalah bising. Menurut
WHO (1995), diperkirakan hampir 14% dari total tenaga kerja negara industry terpapar bising melebihi 90 dB di tempat kerjanya. Diperkirakan lebih dari 20 juta orang di Amerika terpapar bising 85 dB atau lebih. Di quebec-Canada, didapatkan data bahwa 55% daerah industri mempunyai tingkat kebisingan di atas 85 dB dan di Indonesia diperkirakan, akibat dari paparan kebisingan dapat menyebabkan kelelahan sebesar 27,43%, gangguan pendengaran 17,14% dan gangguan keseimbangan 27,17% jumlah seluruh gangguan mencapai 72,28% seperti pada pabrik peleburan besi baja yang mempunyai tingkat paparan kebisingan 85-105 dB dan perusahaan plywood di tangerang dengan paparan kebisingan 86,1-88,2 dB. Tingginya kadar kebisingan kerja menjadi masalah di seluruh wilayah dunia, di Amerika Serikat lebih dari 30 juta pekerja terpapar kebisingan berbahaya dan di Jerman 4-5 juta orang (12-15% dari tenaga kerja) terpapar kebisingan (WHO 2004). Di
Polandia 2002 diperkirakan 600.000 dari 5 juta pekerja industri mempunyai risiko terpajan bising dengan perkiraan 25 % dari jumlah yang terpajan terjadi gangguan kelelaan kerja.
Dari
seluruh
penyakit
akibat
kerja
dapat diidentifikasi
penderita kelelahan akibat bising lebih dari 36 kasus baru dari 100.000 pekerja setiap tahun (Soetjipto, 2007). Beberapa temuan perihal kebisingan di lingkungan kerja, sekitar dua juta pekerja di Amerika Serikat terpapar akan kebisingan yang dapat berisiko membuat pekerja tersebut mengalami kelelaan kerja. Pada tahun 2007 terdapat sekitar 23.000
1
kasus yang telah dilaporkan tentang kasus kecelakaan kerja akibat kelelahan .(CDC, 2010). Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh (Tarwaka, 2014). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Irwan Harwanto (2003) yang berjudul pengaruh intensitas kebisingan terhadap kelelahan kerja dengan hasil yang sangat signifikan pada probabilitasnya sebesar P = 0.000, artinya P ≤ 0,001. Penelitian menggunakan metode Uji Statistik dengan Analisis Regresi Linear Sederhana. PT. Cisarua merupakan salah satu perusahaan pengolahan kulit mentah menjadi kulit siap pakai. Di perusahaan terdapat beberapa kegiatan yang tersebar di berbagai unit pencucian kulit mentah, pengepresan kulit dan pengolahan. Salah satu bagian kerja di perusahaan ini adalah Pengepresan kulit mentah, yaitu bagian proses pengurangan air dalam kulit dan meratakan bagian kulit. Dalam proses penekanan (press) sampai terjadi bentuk yang dikehendaki. Ada beberapa mesin press untuk membentuk material, fitter untuk menghaluskan sisi-sisi material manual
ataupun
kompresor,
router
pemotongan
material,
handforming
pembentukan material dengan cara manual, dan semua proses tersebut dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin yang mengeluarkan suara bising. Hasil observasi di lapangan menggambarkan bahwa para pekerja di Bagian Pengepresan/Pengolahan dengan data pengukuran intensitas kebisingan yang di
2
lakukan oleh perusahaan pada tahun 2015 di bagian produksi sebesar 89 dB. Selain itu dari hasil wawancara kepada beberapa tenaga kerja, mengeluhkan mengalami beberapa keluhan seperti letih dan pening (pusing) serta perasaan lelah diseluruh badan bila mereka berada di tempat kerja setelah mesin dibunyikan, padahal mereka belum lama melakukan pekerjaan dan beberapa dari pekerja tampak menguap disaat melakukan pekerjaannya. Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang ada, maka penulis melakukan penelitian mengenai “Hubungan Intensitas Kebisingan
dengan
Kelelahan Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT Cisarua”
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis ingin melakukan penelitian
ini, pentingnya kenyamanan kerja pada bagian produksi di PT Cisarua akibat pemaparan kebisingan, maka perlu dianalisa hubungan kebisingan
terhadap
kelelahan kerja. Pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana gambaran intensitas kebisingan di bagian produksi PT Cisarua Tahun 2016. 2. Bagaimana gambaran kelelahan kerja pada tenaga kerja di bagian produksi PT Cisarua Tahun 2016. 3. Bagaimana hubungan intensitas kebisingan dengan kelelahan kerja pada pekerja bagian produksi di PT Cisarua Tahun 2016. 1.3
Pembatasan Masalah Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah, diperlukan adanya
pembatasan masalah. Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah penelitian
3
terfokus hanya pada hubungan Intensitas Kebisingan dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Produksi Produksi di PT. Cisarua Tahun 2016. 1.4
Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan
Intensitas Kebisingan dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT Cisarua Tahun 2016.” 1.5
Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan intensitas kebisingan dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja bagian produksi di PT. Cisarua tahun 2016
2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui besarnya intensitas kebisingan yang diterima oleh tenaga kerja di bagian produksi di PT. Cisarua Tahun 2016 b. Untuk mengetahui tingkat kelelahan kerja pada tenaga kerja bagian produksi di PT. Cisarua Tahun 2016 c. Untuk menganalisis hubungan intensitas kebisingan dan kelelahan kerja pada tenaga kerja bagian produksi di PT. Cisarua Tahun 2016.
1.6
Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti a. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti mengenai kebisingan di lingkungan kerja
4
b. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti bagaimana akibat kelelahan kerja yang diterima oleh tenaga kerja c. Dapat mengetahui hubungan intensitas kebisingan lingkungan
kerja dan kelelahan kerja pada tenaga kerja di bagian produksi PT. Cisarua 2. Bagi Tenaga Kerja a. Memberikan informasi kepada tenaga kerja mengenai dampak atau efek intensitas kebisingan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja khususnya terhadap kelelahan kerja b. Memberikan masukan pada tenaga kerja agar dapat meminimalisir dampak akibat intensitas kebisingan di lingkungan kerja. 3. Bagi FIKES a. Dapat menambah dan melengkapi kepustakaan khususnya mengenai hubungan intensitas kebisingan di lingkungan kerja dan kelelahan kerja pada tenaga kerja. 4. Bagi Perusahaan a. Mengetahui standar kebisingan yang seharusnya dan dapat mengaplikasikannya di perusahaan tersebut b. Sebagai bahan masukan, dalam melakukan pengendalian lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. c. Untuk karyawan PT Cisarua sebagai bahan informasi, tentang sumber resiko bahaya di lingkungan kerja, terutama yang berhubungan dengan intensitas kebisingan .
5