BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat- alat komunikasi mekanis seperti surat, film, radio, dan televisi. Hal ini menunjukkan bahwa ada dua jenis media massa, yaitu media cetak (surat kabar dan majalah) dan media elektronik (televisi dan radio). Media massa digunakan dalam proses komunikasi apabila komunikan berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh (Kuswandi, 1996: 14). Komunikasi media massa televisi adalah proses antar komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu televisi dan bersifat periodik. Dalam komunikasi media massa tersebut, lembaga penyelengara komunikasi bukan secara perorangan tetapi melibatkan banyak orang dengan organisasi kompleks serta pembiayaan yang cukup besar. Pesan- pesan di televisi bukan hanya didengar, tetapi juga dapat dilihat dalam gambar yang bergerak (Kuswandi, 1996: 16). Televisi merupakan salah satu media massa yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision (tampak), jadi televisi berarti tampak atau dapat dilihat dari jauh. Secara sederhana kita dapat mendefinisikan televisi sebagai media massa yang menampilkan siaran berupa gambar dan suara dari jarak jauh.
Jika pada awalnya televisi berfungsi sebagai media penyampai informasi, kini televisi lebih berperan sebagai media hiburan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) diketahui, bahwa 70% tayangan televisi swasta lebih banyak menampilkan unsur hiburan daripada pendidikan dan informasi (sumber: http://www.kpi.go.id). Televisi telah menghadirkan berbagai bentuk acara ditengah-tengah masyarakat. Mulai dari tayangan sinetron, film, situasi komedi, talkshow, tayangan berita, infotainment, reality show, kuis, iklan, program olahraga, dll. Kemampuan televisi dalam menarik perhatian masih menunjukkan bahwa media tersebut telah menguasai jarak secara geografis dan sosiologis, pengaruh acara televisi sampai saat ini masih terbilang kuat dibandingkan dengan radio dan surat kabar. Hal ini terjadi karena kekuatan audiovisual televisi menyentuh segisegi kejiwaan pemirsa. Terlepas dari pengaruh positif atau negatif, pada intinya media televisi menjadi cerminan budaya tontonan bagi pemirsa dalam era informasi dan komunikasi yang semakin berkembang pesat sehingga sampai saat ini televisi menjadi media yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Saat ini terdapat sepuluh stasiun televisi swasta selain TVRI sebagai stasiun Televisi Nasional. Kesepuluh stasiun televisi swasta tersebut adalah RCTI, TPI, SCTV, Indosiar, ANTV, Global TV, Tv One, Metro TV, Trans TV dan Trans 7. Televisi swasta berlomba-lomba menghadirkan tayangan hiburan dan informasi yang lebih menarik, aktual, inovatif, baru dan segar. Seluruhnya berusaha memberikan kepuasan bagi pemirsanya dengan menayangkan acara yang menjadi unggulan masing-masing.
Trans TV (PT. Televisi Transformasi Indonesia) adalah sebuah stasiun televisi swasta yang memperoleh izin mengudara secara nasional di Indonesia. Memperoleh izin siaran pada bulan Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar departemen pemerintah, maka sejak tanggal 15 Desember 2001, Trans TV memulai siaran secara resmi. Trans TV adalah stasiun televisi yang makin hari makin dewasa dan makin komunikatif serta variatif. Trans TV membuat suatu gebrakan dengan membuat acara film-film produksi luar negeri, acara talkshow yang menarik, variety show yang atraktif, serta liputan-liputan berita yang dikemas dalam bentuk feature yang disajikan dengan santai dan menarik seperti Good Morning, Jelang Siang, dan sebagainya. Trans TV juga membuat sebuah program terbaru yang bergenre talent show yang saat ini sedang menjadi pembicaraan dan menjadi program favorit karena mampu menarik perhatian dan minat penonton yaitu “Indonesia Mencari Bakat”. Trans TV telah menyiarkan program talent show ini sejak Februari 2010 yang lalu. Program ini disiarkan setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 19.00 WIB dan telah berhasil merebut perhatian pemirsa Indonesia saat ini. Berdasarkan data AGB Nielsen, program ini telah menduduki peringkat pertama untuk kategori talent search (Sumber: http://www.kpi.go.id). Penampilan tiap pesertanya mampu membawa angin segar bagi dunia hiburan tanah air.
Indonesia Mencari Bakat merupakan program hiburan yang diadakan oleh Trans TV dengan sponsor resmi dari Supermi yang telah berakhir dengan Klantink (Musisi jalanan asal Surabaya) yang menjadi pemenangnya. Berkat kesuksesan yang diraih pada generasi pertama, maka Trans TV membuat “Indonesia Mencari Bakat 2” untuk mencari lagi bakat-bakat terpendam yang
dimiliki masyarakat Indonesia. Program ini telah dimulai sejak September 2010 yang lalu. Trans Tv merupakan sebuah stasiun televisi yang tergabung dalam Trans Corp (Trans TV, Trans7, dan Trans Studio), Trans Tv sendiri telah membuat beberapa program reality show maupun talent show seperti pada acara Gong Show yang di bawakan oleh Arie K Untung. Begitu juga dengan Indonesia Mencari Bakat 2, program televisi / program hiburan ini bergenre “Talent Show”, di mana para peserta mempunyai bakat dan ciri khas nya masing – masing dalam program TV Indonesia Mencari Bakat 2 ini. Dengan di pandu Omesh (MC) dan keempat juri, yakni: Sarah Sechan, Adie M.S, Cynthia Lamusu, dan Titi Sjuman, mereka siap mengomentari tampilan bakat para peserta di Indonesia Mencari Bakat 2. Program Indonesia Mencari Bakat 2 ini pun menjadi acara yang di tunggu – tunggu oleh para penggemarnya dari semua kalangan, mulai dari anak kecil hingga orang tua pun tertarik untuk menyaksikan program Indonesia Mencari Bakat 2 yang di sponsori resmi oleh Supermi.
Di program Indonesia Mencari Bakat 2 ini, telah di ambil 4 group, dimana masing – masing group terdiri dari 9 peserta dengan bakat, keunikan dan ciri khas nya masing – masing. Mulai 12 Desember 2010, "Indonesia Mencari Bakat 2" telah memasuki tahap semifinal. Setiap minggunya satu orang peserta akan tersisih melalui hasil voting sms. Dengan munculnya Indonesia Mencari Bakat 2 menunjukkan bahwa ternyata banyak masyarakat Indonesia dan
bakat- bakat terpendam yang dimiliki
terbukti memberikan dorongan ataupun motivasi
khususnya bagi remaja dan anak muda untuk mengasah bakat atau talenta yang dimiliknya. Motivasi itu muncul setelah menyaksikan program tersebut sehingga
keinginan untuk menjadi seperti yang disaksikannya semakin kuat karena telah termotivasi. Motivasi telah dirumuskan dalam sejumlah definisi yang berlainan. Walaupun begitu, tentang substansinya tidak banyak berbeda. Secara etimologis, Winardi menjelaskan istilah motivasi (motivation) berasal dari perkataan bahasa Latin, yakni movere yang berarti menggerakkan (to move). Diserap dalam bahasa Inggris menjadi motivation berarti pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Istilah motivasi, biasanya digunakan untuk menunjukkan suatu pengertian yang melibatkan tiga komponen utama, yaitu (1) pemberi daya pada perilaku manusia (energizing); (2) pemberi arah pada perilaku manusia (directing); (3) bagaimana perilaku itu dipertahankan (sustaining). Campbell menyatakan bahwa motivasi berhubungan dengan (1) pengarahan perilaku, (2) kekuatan reaksi setelah seseorang telah memutuskan arah tindakan-tindakan tertentu, dan (3) persistensi perilaku, atau berapa lama orang yang bersangkutan melanjutkan pelaksanaan perilaku dengan cara tertentu (dalam Winardi, 2002: 4). Dengan motivasi yang ada, akan membuat seseorang menjadi semangat untuk lebih menggali lagi seluruh
kemampuan
yang
dimilikinya.
Hal
itu
secara
otomatis
akan
mengembangkan dirinya sehingga proses pengembangan diri yang dilakukan akan mencapai keberhasilan dan itu akan memberi efek yang positif bagi seseorang tersebut.
Bagi kebanyakan orang pengembangan diri dan motivasi diri masih merupakan kata yang abstrak. Apa itu cuma sekedar pemberian motivasi ketika
Anda sedang down? Kapan itu harus dilakukan?. Menurut Kartono (1995: 40), dari sekian banyak pengertian mengenai pengembangan diri, dapat disimpulkan bahwa kekuatan yang muncul dalam diri kita dimulai dari pengetahuan tentang:
1. Siapa diri kita
2. Apa yang kita mau dan tujuan kita
3. Apa yang kita punya untuk mencapai tujuan itu
Tiga hal ini menjadi peta dasar untuk membangun motivasi kita. Untuk mencapai apa yang kita mau kita harus tahu siapa diri kita dan apa yang kita punya untuk mencapai motivasi itu. Dari sana kita bisa menyiapkan diri dengan belajar, berusaha, dan bekerja untuk mewujudkan proses pengembangan diri dengan potensi dan motivasi yang muncul dalam diri kita. Pengembangan diri merupakan topik yang luas karena didalamnya ada manajemen waktu, personal goal setting, creative thinking, self healing, motivation, problem solving dan masih banyak lagi. Tetapi kita selalu kembali ke 3 hal diatas karena pengembangan diri merupakan proses yang harus terjadi di dalam diri sendiri, bukan orang lain. Artinya kita menciptakan kondisi baru di luar dengan melakukan motivasi hidup di dalam diri sendiri.
Pengaruh yang ditimbulkan oleh program Indonesia Mencari Bakat 2 ini memang sangat luas. Hampir dari seluruh kalangan, usia, dan jabatan menyaksikan program ini. Contoh pengaruh yang paling nyata di kalangan masyarakat adalah mereka mengetahui bahkan menghapal nama-nama seluruh peserta Indonesia Mencari Bakat 2 (Sumber : http ://www.kompas.com). Selain
itu bagi orang tua, hal ini memberi kemudahan dalam mendidik serta mengawasi perkembangan anak mereka. Namun, pengaruh paling besar dari program ini terjadi pada kalangan remaja karena sebagian besar peserta Indonesia Mencari Bakat 2 adalah remaja. Kesamaan usia menjadi pendorong untuk lebih mengembangkan bakat yang dimiliki. Remaja disini adalah remaja yang berusia antara 13 – 17 tahun dan peneliti merasa SMP cukup mewakili jenjang usia tersebut.
SMP St. Thomas 1 Medan merupakan salah satu sekolah yang terletak di Jalan S. Parman Medan. Berdasarkan lokasinya, SMP ini terbilang berada di pusat kota dan menjadi salah satu SMP Swasta favorit di Medan. SMP St. Thomas 1 Medan ini sempat menjadi sorotan publik karena salah satu siswinya yaitu Putri Ayu berhasil menjadi finalis Indonesia Mencari Bakat generasi pertama. Unsur proximity (kedekatan) antara Putri Ayu dan siswa lainnya adalah salah satu alasan yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian disana. Selain proximity, alasan lain adalah adanya kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan oleh SMP St.Thomas 1 Medan. Hal ini bisa memotivasi siswanya untuk mengembangkan bakat dan potensi dirinya, seperti kegiatan paduan suara, kegiatan olahraga misalnya Bola Basket, Bulutangkis, dll.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti dan mengetahui lebih mendalam mengenai sejauhmana Pengaruh Program Indonesia Mencari Bakat 2 di Trans TV terhadap Motivasi Pengembangan Diri Siswa SMP St. Thomas 1 Medan.
I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: “Sejauhmana Pengaruh Program Indonesia Mencari Bakat 2 di Trans TV terhadap Motivasi Pengembangan Diri Siswa SMP St.Thomas 1 Medan?” I.3. Pembatasan Masalah Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti melakukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah : 1. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu bersifat mencari atau menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis. 2. Objek penelitian ini adalah Siswa Kelas VII, VIII, dan IX SMP St.Thomas 1 Medan yang berjumlah 1208 orang dan program acara “Indonesia Mencari Bakat 2” di Trans TV yang tayang setiap hari Sabtu dan Minggu pada pukul 19.00 WIB. 3. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari- Februari 2011. I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian Setiap penelitian sudah pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran tentang program acara “Indonesia Mencari Bakat 2” di Trans TV. 2. Untuk mengetahui tanggapan siswa SMP St.Thomas 1 Medan terhadap program acara “Indonesia Mencari Bakat 2” di Trans TV. 3. Untuk mengetahui sejauhmana program acara “Indonesia Mencari Bakat 2” di Trans TV dapat memotivasi siswa SMP St.Thomas 1 Medan dalam mengembangkan dirinya. I.4.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis, sebagai wadah untuk menerapkan ilmu yang diterima penulis selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU, serta menambah cakrawala pengetahuan dan wawasan penulis terhadap dunia penyiaran. 2. Secara akademik, penelitian ini dapat disumbangkan kepada FISIP USU khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan. 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi Trans TV dan pihak-pihak yang menaruh perhatian terhadap masalah program acara televisi.
I.5. Kerangka Teori Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 1995: 39). Kerlinger menyebutkan teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004: 6). Teori- teori yang digunakan adalah Komunikasi Massa, Perkembangan Teknologi Komunikasi, Media Massa, Televisi, Motivasi, Pengembangan Diri, dan Teori S-O-R. I.5.1 Komunikasi Massa Komunikasi merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan manusia. Oleh karena itu, ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat. Salah satu bentuk dari ilmu komunikasi yang sedang berkembang pesat adalah komunikasi massa. Komunikasi massa lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat- alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Melalui komunikasi massa, pesan komunikasi dapat disampaikan kepada banyak orang ditempat yang berbeda-beda dan pada waktu yang bersamaan. Dalam buku Ardianto (2004: 7), Rakhmat merangkum definisidefinisi komunikasi massa, komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak tersebar, heterogen, anonim, melalui media cetak maupun elektronik sebagai pesan yang sama yang dapat diterima
secara serentak dan sesaat. Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Ada beberapa bentuk komunikasi massa antara lain: televisi, radio, majalah, Koran, buku, dan film (Nuruddin, 2003: 2) Menurut McQuail (1994: 33), komunikasi massa juga dapat dikenali dari karakteristik yang dimiliki, yaitu: 1. Sumber komunikasi massa bukanlah satu orang melainkan organisasi formal, dan pengiriman seringkali merupakan komunikator atau orang yang professional. 2. Pesannya tidak unik dan beraneka ragam serta dapat diperkirakan. Pesan tersebut seringkali diproses, distandarisasi, dan selalu diperbanyak sehingga merupakan suatu produk yang mengandung nilai kegunaan. 3. Hubungan antara pengirim dan penerima pesan biasanya bersifat satu arah dan jarang bersifat interaktif, impersonal, dan pengirim biasanya tidak bertanggung jawab atas konsekuensi yang terjadi pada para individu dan pesan yang diperjualbelikan dengan uang atau ditukar dengan perhatian tertentu. Menurut Steven M. Caffe, efek media massa dapat dilihat dari 3 pendekatan. Pendekatan yang pertama adalah efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan yang kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa perubahan sikap perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan Kognitif, Afektif, dan Behavioral. Pendekatan yang ketiga adalah observasi pada khalayak (individu, kelompok, organisasi, masyarakat, atau bangsa) yang dikenai efek komunikasi massa. (Ardianto, 2004: 39). I.5.2
Perkembangan Teknologi Komunikasi Perkembangan teknologi elektronik mendorong semakin berkembangnya
teknologi komunikasi. Kemajuan teknologi dibidang komunikasi dan informasi
berkembang luar biasa dengan banyaknya penemuan- penemuan baru. Diawali dengan transistor, kemudian berkembang ke microchip, sistem satelit dan lainlain, telah membuat jarak dunia ini bukan lagi merupakan suatu halangan. Menurut Rachmadi (1988: 18), laju perkembangan teknologi komunikasi telah memperlancar arus informasi dari dan keseluruh penjuru dunia. Kemajuan teknologi
dibidang
komunikasi
telah
meningkatkan
mobilitas
sosial,
mempermudah orang untuk saling berhubungan. Dengan kemajuan teknologi komunikasi manusia mampu mengatasi jarak tempat dan waktu, dunia seolaholah menjadi sempit, sehingga sering disebut dunia sebagai “a global village”. “Teknologi” antara lain dapat diartikan sebagai penerapan ilmu pengetahuan dalam suatu bidang. “Teknologi Komunikasi” adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan komunikasi. “Komunikasi” adalah upaya untuk menciptakan “kebersamaan dalam makna” (commonness in meaning). Dengan demikian, teknologi komunikasi merupakan penerapan ilmu pengetahuan guna melancarkan uapaya untuk mencapai kebersamaan dalam makna antar orang dalam masyarakat (Lubis, 1997: 42). Everest M. Rogers, 1986 (dalam Bungin, 2006: 111), mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal empat era komunikasi, yaitu era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, dan era media komunikasi interaktif. Dalam era terakhir, yakni era media komunikasi interaktif dikenal media computer, videotext, teleconferencing, TV kabel, dan sebagainya. Berdasarkan penjelasan Rogers itulah, maka masyarakat percaya bahwa perkembangan teknologi media berkembang dimulai dari era media tulis dan cetak.
I.5.3
Media Massa Media massa adalah media komunikasi yang mampu menimbulkan
keserempakan, dalam arti khalayak dalam jumlah yang relatif sangat banyak serta memperhatikan pesan yang dikomunikasikan melalui media tersebut, misalnya surat kabar, radio, televisi siaran dan film teatrikal yang ditayangkan digedung bioskop (Kuswandi, 1996: 15). Media massa dibagi menjadi dua yakni media cetak dan elektronik. Media massa cetak yaitu surat kabar, majalah dan lain- lain merupakan media komunikasi yang pertama kali muncul dan digunakan. Sebelum kemunculan media elektronik, media cetak menjadi sarana masyarakat untuk mendapatkan informasi. Namun, setelah teknologi berkembang pesat, media cetak mulai berkurang jumlah penggunanya karena mereka beralih ke media elektronik yang dirasa cukup memberi kemudahan. Media massa elektronik yaitu televisi sebagai bagian dari media komunikasi saat ini sudah tidak bisa dihilangkan keberadaannya. Media ini sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia terutama dalam mengisi aktivitas kesehariannya. Bahkan bila dibandingkan dengan media cetak seperti surat kabar, majalah, maka media elektronik ini jauh lebih banyak penggunanya. Beberapa alasan orang menggunakan media elektronik dalam hal ini televisi, karena media ini bisa memberikan informasi secara cepat, sifatnya yang audio-visual memudahkan orang memahami informasi yang diberikan baik secara langsung di saat kejadian maupun mengerjakan aktivitas lain. Kemudahannya inilah, maka pengguna media elektronik semakin banyak.
Media massa memiliki lima fungsi yakni, menyiarkan informasi yang dibutuhkan masyarakat, mendidik dengan menyajikan informasi- informasi yang dapat menambah pengetahuan, menghibur dengan menyajikan tayangan yang dapat menghibur khalayak, dan membujuk atau mempersuasi khalayak unutk melakukan suatu tindakan serta sebagai media advertising/ iklan. (Kuswandi, 1996: 17). Sementara itu, Robert K. Avery, 1980 (dalam Wahyudi: 45) berpendapat bahwa, individu dalam menerima pesan- pesan dari media massa apakah itu berbentuk berita, pendidikan, hiburan ataupun iklan akan memberikan reaksi terhadap pesan- pesan itu, berupa: a. Selective Attention, masing- masing individu hanya akan memilih program atau berita yang menarik minatnya. b. Selective Perception, individu akan menafsirkan sendiri pesan- pesan yang diterimanya melalui media massa. c. Selective Retention, individu hanya akan mengingat hal- hal yang ingin dia ingat. I.5.4
Televisi Istilah televisi sendiri baru dicetuskan pada tanggal 25 Agustus 1990 di
kota Paris, yang saat itu di kota tersebut berlangsung pertemuan para ahli bidang elektronika dari berbagai negara. Televisi adalah produk dari teknologi canggih, dan kemajuannya sendiri sangat tergantung dari kemajuan- kemajuan yang dicapai dibidang teknologi, khususnya teknologi elektronika (Wahyudi, 1986: 49). Kehadiran televisi di dunia merupakan perkembangan teknologi khususnya teknologi elektronika sejak abad 19 dan berlanjut pada abad 20, dan nampaknya akan terus berlanjut pada abad- abad berikutnya, sehingga perkembangan televisi juga akan ditentukan oleh perkembangan teknologi elektronika itu sendiri. Kehadiran televisi ini juga mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV. Televisi merupakan salah satu sumber informasi yang bersifat satu arah, linier communication. Televisi selain dapat digunakan sebagai media edukasi, informasi
juga dapat berperan sebagai media entertainment bagi para pemirsanya. Peran televisi sebagai media massa adalah hal yang melekat, dan merupakan media massa yang dapat dipublikasikan secara cepat. Sama juga seperti radio, pada awalnya untuk mendapatkan gelombang siaran, televisi juga membutuhkan antena karena harus melakukan proses encoding dari gelombang yang ditransmisikan oleh stasiun televisi, awalnya untuk mencari siaran televisi juga dilakukan secara manual layaknya frekuensi radio (masih analog), kemudian mulai dikembangkan teknologi yang lebih digital maka tercipta remote dan untuk melakukan tuning siaran televisi cukup dengan menekan tombol dari remote pada masa ini hanya stasiun televisi lokal dan nasional yang dapat dinikmati. Hadirnya televisi mau tidak mau harus dapat diterima karena sudah merupakan suatu kebutuhan informasi bagi masyarakat agar kita tidak tertinggal oleh kemajuan peradaban teknologi, sekaligus mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di belahan dunia lain. Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. Fungsi televisi hampir sama dengan media komunikasi lainnya (surat kabar, dan radio siaran), yakni sebagai alat informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Media televisi memiliki berbagai karakteristik yang membedakannya serta mempunyai kelebihan dibandingkan dengan media massa lainnya, yaitu: •
Audiovisual
•
Berpikir dalam gambar
•
Pengoperasian yang lebih kompleks
I.5.5
Motivasi Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak.
Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara motivasi dari dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita. (Siagian, 1995: 41)
Atas dasar sumber dan proses perkembangan, terjadi penggunaan berbagai macam istilah yang sering dipertukarkan. Untuk keperluan studi psikologis telah diadakan penertiban dengan diadakan penggolongannya, antara lain sebagai berikut ini. (Siagian: 1995: 43)
1. Motif primer (motivasi dasar) Menunjukkan kepada motif yang tidak dipelajari yang untuk ini sering juga digunakan istilah dorongan. Golongan motif ini pun dibedakan lagi ke dalam: (a) Dorongan fisilogis yang bersumber pada kebutuhan organis yang mencakup antara lain lapar, haus, pernapasan, seks, kegiatan, dan istirahat. Untuk menjamin kelangsungan hidup organis diperlukan pemenuhan kebutuhan – kebutuhan tersebut sehingga mencapai keadaan fisik yang seimbang. (b) Dorongan umum dan motif darurat, termasuk didalamnya dorongan takut, kasih sayang, kegiatan, kekaguman, dan ingin tahu,dalam hubungannya dengan rangsangan dari luar, termasuk dalam golongan melarikan diri, menyerang, berusaha dan mengejar untuk menyelamatkan dirinya. 2. Motif sekunder Menunjukkan kepada motif yang berkembang dalam diri individu karena pengalaman, dan dipelajari kedalam golongan sebagai berikut :
(a) Takut yang dipelajari (learned fears) (b) Motif social (ingin diterima, ingin dihargai, konformitas, afiliasi dll) (c) Motif – motif obyektif (eksplorasi, manipulasi, dan minat) (d) Maksud (purpose) dan aspirasi (e) Motif berprestasi (achievement motive) Dari pengertian serta penggolongan, motivasi tersebut, motivasi jika dihubungkan dengan proses pengembangan diri seseorang berarti segala alasan dan pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang tersebut mengembangkan dirinya sehingga bisa lebih baik dari sebelumnya.
I.5.6
Pengembangan Diri
Menurut Kartono (1995: 39), definisi dari pengembangan diri adalah “Individu-individu yang mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan-kemampuan mereka melalui usaha-usaha yang diarahkan oleh diri mereka sendiri”. Dari definisi itu jelas bahwa cara pendekatan tersebut merefleksikan prinsip-prinsip keikutsertaan dan kemandirian. Cara pendekatan pengembangan diri secara implisit memasukkan ciri penting otonomi belajar yang terkandung dalam penciptaan kemandirian, tanggung jawab, dan keberanian mengambil resiko.
Beberapa Metode Pengembangan Diri Selain metode-metode formal seperti misalnya kursus-kursus dan program-program pelatihan, ada berbagai macam metode yang dapat digunakan dan diatur oleh individu itu sendiri. Metode yang paling umum digunakan adalah : (Dariyo, 2004: 59
• Observasi Seseorang dapat memulai belajar banyak hanya dari mengamati perilaku orang lain. Sebagai contoh adalah seorang siswa SMP yang mengamati kemampuan seseorang melalui tayangan di televisi. Pengamatan ini sangat membantu proses pengembangan diri siswa tersebut. • Refleksi Metode ini mengacu pada memikirkan dan menganalisis hasil observasi. Ini juga mencakup refleksi pada prilaku, kinerja dan alasan-alasan utama dari individu itu sendiri. Ini merupakan aspek penting pengembangan diri. • Bacaan Penuntun Membaca buku-buku teks, jurnal-jurnal, dan artikel-artikel merupakan cara yang mudah untuk meningkatkan pengetahuan. Meminta saran dari orang yang lebih berpengalaman akan sangat bermanfaat dalam proses pengembangan diri. • Mencari Umpan Balik Mencari umpan balik merupakan hal yang penting dalam proses belajar dan pengembangan diri, khususnya dalam pengembangan keterampilan walaupun metode ini sedikit lebih beresiko. Umpan balik juga dapat digunakan untuk memonitor kemajuan individu. Satu hal yang penting dalam metode ini adalah memilih target-target umpan balik dengan hati-hati. • Mencari Tantangan Jika individu tidak yakin dengan kemampuannya, biasanya dia akan menghindari aktivitas tersebut. Tetapi hal ini tidak bisa dibiarkan terus kalau individu itu tidak ingin pengembangan dirinya terhambat. Untuk itu diperlukan usaha-usaha lain untuk lebih sering ikut terlibat dalam aktivitas tersebut. Jika didukung dengan persiapan, misalnya melalui bacaan penuntun, dan dengan analisis kinerja, metode ini akan menjadi metode yang paling pas untuk pengembangan diri, misalnya memberikan presentasi serta berani tampil di depan umum. • Paket-paket Siap Pakai Saat ini sudah banyak dijual paket-paket belajar otodidak siap pakai yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengembangan diri. Kesadaran dan kemauan dari dalam diri sendiri sangat dibutuhkan dalam memakai metode ini. Oleh karena itu, pengembangan diri menuntut seseorang untuk lebih belajar sendiri, mencari secara mandiri tentang kualitas diri yang bisa diandalkan, terutama dalam dunia kerja dan memasuki kehidupan nyata. Pengembangan diri
dapat dilakukan melalui pengembangan bakat, perwujudan impian-impian, peningkatan rasa percaya diri, komunikasi yang baik dengan lingkungan, mencoba menjadi kuat dalam menghadapi percobaan, peka terhadap diri sendiri dan peka terhadap orang lain. I.5.7
Teori S-O-R Teori S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus- Organism- Response
yang semula berasal dari psikologi. Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy, 2005: 254). Jadi, unsur-unsur dalam model ini adalah: a. Pesan (stimulus) b. Komunikan (organism) c. Efek (response) Prof. Dr. Mar’at (dalam Effendy, 2005: 255) dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variable penting, yaitu: perhatian, pemgertian, dan penerimaan. Berdasarkan uraian diatas, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Teori S-O-R
Organism: Stimulus
•
Perhatian
•
Pengertian
•
Penerimaan
Response
Sumber : Effendy, 2005 : 255
I.6. Kerangka Konsep Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan pada perumusan hipotesa (Nawawi, 1995: 40). Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995: 57). Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.
Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (X) Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain (Nawawi,1995: 56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Program acara Indonesia Mencari Bakat 2 di Trans TV. 2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat adalah suatu variabel yang merupakan akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004:12). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Motivasi Pengembangan Diri siswa SMP St.Thomas 1 Medan. 3. Karakteristik Responden Karakteristik responden menjelaskan tentang, jenis kelamin, kelas, dan suku dari responden.
I.7. Model Teoritis Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka dapat dibentuk model teoritis sebagai berikut :
Gambar 2. Model Teoritis
Variabel Bebas (X)
Variabel Terikat (Y)
Program Indonesia Mencari Bakat 2 di Trans TV
Motivasi Pengembangan Diri Siswa SMP St.Thomas 1 Medan
Karakteristik Responden
I.8. Operasional Variabel Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian penelitian ini, yaitu :
No. 1.
Variabel Teoritis
Variabel Operasional
Variabel Bebas (X)
1. Durasi acara
Program Indonesia Mencari Bakat 2 di Trans TV
2. Tema Acara 3. Materi Acara 4. Waktu Penayangan 5. Kejelasan Materi Acara 6. Penampilan Pembawa Acara 7. Penampilan Peserta 8. Komentar Para Juri 9. Konsep Acara
Variabel Terikat (Y) Motivasi Pengembangan Diri Siswa SMP St.Thomas 1 Medan
S-O-R: 1. Stimulus 2. Organism: •
Perhatian
•
Pengertian
•
Penerimaan
3. Response Konsep Pengembangan Diri: 1. Observasi 2. Refleksi 3. Bacaan penuntun 4. Mencari umpan balik 5. Mencari tantangan 6. Paket-paket siap pakai 3.
Karakteristik Responden
1. Jenis kelamin 2. Kelas 3. Suku
I.9. Definisi Variabel Operasional Menurut Singarimbun (1995: 46), definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan caranya untuk mengukur suatu variabel. Denagn kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefinisikan sebagai berikut: a.
Variabel Bebas ( Tayangan Indonesia Mencari Bakat 2 di Trans TV), meliputi : 1. Durasi acara: untuk mengetahui lamanya waktu penayangan program Indonesia Mencari Bakat 2 di Trans TV. 2. Tema acara : untuk mengetahui tema yang ada di dalam program Indonesia Mencari Bakat 2 di Trans TV. 3. Materi acara: untuk mengetahui materi yang disiapkan dalam program Indonesia Mencari Bakat 2 di Trans TV. 4. Waktu penayangan : Informasi yang memuat tentang jadwal penayangan suatu acara. Waktu penayangan Indonesia Mencari Bakat 2 di Trans TV adalah setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 19.00 WIB. 5. Kejelasan materi acara : untuk mengetahui apakah materi acara yang disampaikan dalam program Indonesia Mencari Bakat 2 dapat dipahami dengan baik atau tidak oleh para responden saat menontonnya.
6. Penampilan pembawa acara: untuk mengetahui bagaimana kemampuan si pembawa acara dalam program Indonesia Mencari Bakat 2 di Trans TV. Sehingga penampilan pembawa acara tersebut dapat membuat acara menjadi lebih menarik. 7. Penampilan peserta: untuk mengetahui bagaimana kemampuan atau bakat dari seluruh peserta yang ditampilkan dalam program Indonesia Mencari Bakat 2 di Trans TV. 8. Komentar para juri: untuk mengetahui apa saja komentar yang dikeluarkan oleh para juri untuk penampilan seluruh peserta Indonesia Mencari Bakat 2. 9. Konsep acara: untuk mengetahui apakah konsep atau bentuk dari program Indonesia Mencari Bakat 2 di Trans TV.
b.
Variabel Terikat (Motivasi Pengembangan Diri siswa SMP St.Thomas 1 Medan) meliputi : •
S-O-R
1. Stimulus: berkaitan dengan rangsangan atau pesan yang diberikan kepada khalayak. 2. Organism: berkaitan dengan komunikan atau khalayak yang menerima pesan tersebut. •
Perhatian: berkaitan dengan perhatian seorang komunikan terhadap keadaan atau peristiwa tertentu.
•
Pengertian: berkaitan dengan rasa mengerti yang dirasakan oleh komunikan setelah memperhatikan sesuatu.
•
Penerimaan: berkaitan dengan penerimaan yang dilakukan oleh komunikan terhadap suatu pesan.
3. Response: berkaitan dengan efek yang dirasakan oleh seorang komunikan terhadap pesan yang diberikan. •
Konsep Pengembangan Diri
1. Observasi: berkaitan dengan pengamatan seseorang terhadap perilaku orang lain. 2. Refleksi: berkaitan dengan pemikiran dan analisis terhadap hasil observasi. 3. Bacaan penuntun: berkaitan dengan proses membaca dan penerimaan saran dari orang lain. 4. Mencari umpan balik: berkaitan dengan proses monitor terhadap kemajuan seseorang serta pemilihan target umpan balik yang baik. 5. Mencari tantangan: berkaitan dengan keberanian seseorang melakukan sebuah tantangan demi pengembangan dirinya. 6. Paket-paket siap pakai: berkaitan dengan proses belajar otodidak dan kemauan sendiri dari seseorang.
c. Karakteristik Responden, meliputi: 1. Jenis kelamin : Jenis kelamin dari responden (wanita/pria) 2. Kelas : Kelas berapakah responden saat mengisi kuesioner. 3. Suku: Suku dari responden. I.10. Hipotesis Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena ia merupakan instrumen kerja dari teori (Singarimbun, 1995: 43). Hipotesis merupakan pernyataan yang bersifat dugaan mengenai hubungan antara 2 variabel atau lebih. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ho : Tidak terdapat hubungan antara program “Indonesia Mencari Bakat 2” dengan motivasi pengembangan diri siswa SMP St.Thomas 1 Medan. Ha : Terdapat hubungan antara program “Indonesia Mencari Bakat 2” dengan motivasi pengembangan diri siswa SMP St.Thomas 1 Medan.