BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Televisi dalam kehidupan manusia dipandang mampu menghadirkan sebuah peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa. Globalisasi informasi dan komunikasi setiap media massa menghadirkan suatu efek sosial yang berisi perubahan nilai-nilai sosial dan budaya manusia terutama televisi karena jika dibandingkan dengan radio dan surat kabar, televisi terbilang yang paling cepat memberikan pengaruh pada kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan kekuatan audiovisual televisi yang bisa langsung menyentuh segi-segi kejiwaan manusia. Dan ternyata fenomena inilah yang dibaca oleh para kreator program televisi untuk menciptakan suatu program yang berkaitan dengan kehidupan manusia, sekaligus bisa langsung menyentuh hati pemirsanya, sehingga muncullah acara realita atau yang lebih dikenal dengan nama reality show. Reality show adalah salah satu jenis program acara televisi, dimana pendokumentasiannya berlangsung tanpa dilengkapi dengan skenario yang menggunakan pemain dari khalayak umum biasa (bukan artis). Biasanya reality show menggunakan tema seperti tema-tema persaingan, kehidupan sehari-hari seorang selebritis, pencarian bakat, rekayasa jebakan, dan diangkatnya status seseorang dengan diberikan uang banyak. Pengecualiannya adalah bila acara tersebut mengenai kehidupan artis, maka yang didokumentasikan adalah kehidupan nyata bagaimana artis tersebut menjalani hari-harinya seperti realitas
Universitas Sumatera Utara
kehidupan penyanyi rock Ozzy Osborne yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi Amerika. Di program ini diceritakan semua orang di keluarga Osborne menjadi bintang (terkecuali seorang anaknya, yang menolak ikut). Konflik keluarga yang terjadi dan makian ditampilkan apa adanya. Acara ini sukses di Amerika. Pertama kali ditayangkan, reality show ini konsepnya sederhana sekali hanya memotret kehidupan orang awam (bukan selebriti) kemudian disiarkan dan ditonton oleh orang banyak. Yang menjadi sorotan merasa senang dan yang menonton merasa terhibur. Pada tahun 1980 Amerika membuat acara reality show yang bertema kontes bakat. Dalam kontes ini semua orang berhak memamerkan keahliannya. Siapa yang paling bagus, dialah yang menang. Namun hal ini dianggap kurang bisa membuat emosi penonton terbawa dan dibuktikan dengan respon penonton Amerika saat itu yang biasa-biasa saja terhadap reality show. “Survivor” adalah ajang kompetisi pertama dalam bentuk reality show yang mendapat sambutan luar biasa dari penonton Amerika. Geliat reality show di Indonesia muncul ketika ditayangkannya suatu program bertema cinta yang diberi nama “Katakan Cinta”. “Katakan Cinta” adalah reality show pertama di Indonesia yang tayang sejak 19 Januari 2003 di RCTI setiap hari Minggu pukul 16.30 WIB. Menurut data rating AC Nielsen, lembaga riset internasional yang sekarang berganti nama menjadi AGB Nielsen, “Katakan Cinta” adalah program reality show dengan shared audience mencapai 25% dari seluruh pemirsa televisi yang menyaksikan seluruh tayangan televisi pada jam tayangnya. Selain itu, “Katakan Cinta” terpilih sebagai reality show
Universitas Sumatera Utara
terfavorit dalam ajang Panasonic Awards 2003, dan nominator reality show terfavorit Panasonic Awards 2004. Kesuksesan RCTI menayangkan “Katakan Cinta” menggugah stasiun televisi lain untuk membuat acara reality show serupa sebagai pesaing. Seperti SCTV yang menayangkan Playboy Kabel, Kontak Jodoh dan Harap-Harap Cemas (H2C). Ketika tema reality show bergerak dari tema cinta maka TPI muncul dengan program Uka Uka, Trans TV dengan Dunia Lain, Anteve yang menampilkan artis-artis ngamen untuk membantu kesulitan seseorang yang diberi nama Selebriti Jam bahkan Metro TV tidak mau ketinggalan dengan menayangkan The Scholar Indonesia. Pada bulan Desember tahun 2003, Indosiar muncul dengan sebuah tayangan reality show pertama yang bertemakan pencarian bakat yaitu Akademi Fantasi Indosiar ( AFI) yang mengadopsi La Academia dari Meksiko. Acara ini terbilang sangat sukses karena berdasarkan riset yang dilakukan oleh AGB Nielsen di sepuluh kota besar yakni Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Medan, Palembang, Denpasar,
Banjarmasin dan Makassar,
INDOSIAR mampu meraih channel share 18,4%, yang disusul SCTV dengan 17,2%, RCTI 17,1%, Trans TV 11,6% dan TPI 8,7%. Dan posisi nomor satu yang berhasil diraih INDOSIAR ini berlangsung selama lima minggu berturut-turut. Program ini juga mempelopori munculnya Indonesian Idol di RCTI yang juga mengadopsi dari American Idol, Kontes Dangdut TPI di TPI, Selebriti Mendadak Dangdut yang tayang di Anteve, serta Bintang Cari Bintang di Trans TV. Secara umum terdapat beberapa penggolongan dari reality show, antara lain :
Universitas Sumatera Utara
1. Program yang berisi rekaman kehidupan seseorang atau sekelompok orang dengan sepengetahuan objek yang direkam. Contohnya : Minta Tolong, Tantangan, dunia lain, atau Ekspedisi Alam Gaib, dan sebagainya. 2. Berisi rekaman tersembunyi atas perilaku orang yang mengejutkan, atau dalam kondisi yang direkayasa, seperti tayangan Spontan, Jail, Paranoid, HarapHarap Cemas, Playboy Kabel, Termehek-mehek, Orang Ketiga, Mbikin Orang Panik (MOP), dan sebagainya. 3. Program pencarian bakat melalui kompetisi tertentu. Contoh: Akademi Fantasi Indosiar (AFI), Indonesian Idol, Kontes Dangdut TPI (KDI). 4. Program Amal (Charity), konsep yang disampaikan adalah menolong orang lain. Contohnya : Uang Kaget, Rezeki Nomplok, Bedah Rumah, Jika Aku Menjadi, Nikah Gratis. Berdasarkan sebuah polling yang dilakukan salah satu situs internet, reality show yang banyak mendapat perhatian publik adalah Termehek-mehek yang ditayangkan di Trans TV. Bahkan Termehek-mehek berhasil menggeser posisi sinetron Cinta Fitri di SCTV pada minggu ke- 47 tahun 2008 dengan 3.961.000 penonton di jam 18.15 WIB dan persentase rating 9,3 %. Reality show ini juga dinobatkan menjadi Program Televisi Terfavorit versi Anugerah Bintang Indonesia (ABI) 2008. Meskipun namanya terdengar aneh, “Termehek-mehek” alias menangis tak kunjung henti tapi acara ini cukup menarik. Karena konsep program acara ini yang berusaha memecahkan masalah pelapor (client). Masalah dalam program “Termehek-mehek” biasanya seputar masalah pencarian anggota keluarga yang hilang, menyingkap hubungan seseorang dengan lawan jenis yang merugikan klien, atau menyelidiki status seseorang yang berhubungan dengan
Universitas Sumatera Utara
pelapor (client) tersebut. Masalah ini dipecahkan secara spekulatif dengan sistem penyelidikan rahasia selama berhari-hari. Dan biasanya sepanjang pencarian, acara ini diikuti konflik seperti perkelahian dengan pihak yang terkait dalam pencarian yang diikuti dengan cacian dan makian bahkan sampai-sampai perkelahian dan adakalanya pencarian-pencarian ini menyebabkan terganggunya ketertiban di lingkungan sekitar lokasi pencarian dan perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan norma lainnya. Klimaks acara ini yaitu dengan menyingkap rahasia target penyelidikan yang sangat dibutuhkan oleh si pelapor (client) tersebut, dan inilah yang menjadi inti dari semua penyelidikaan program ini. Klimaks acara ini terkadang memberikan kebenaran spekulasi si pelapor (client) terhadap target, namun terkadang malah tidak membuktikan apa-apa. Hal tersebut memberikan efek emosional terhadap si pelapor (client) baik bahagia ataupun sebaliknya. Meski intinya adalah pencarian orang, acara ini banyak digemari sebab “Termehek-mehek” yang tayang tiap hari Sabtu dan Minggu ini berisikan pencarian orang yang sudah lama tidak kita ketahui kabar beritanya dan ini adalah hal yang cukup sulit kalau dilakukan sendiri. Akan tetapi tim reality show ini mampu mencari si target hingga ketemu. Meskipun terkadang akhir cerita ini seringkali menyedihkan bahkan tanpa disadari si pelapor (client) harus menerima konsekuensi kalau aibnya menjadi konsumsi publik, seperti kisah seorang wanita bersuami yang mencari anak kandungnya hasil dari hubungan dengan mantan kekasihnya, seorang cewek yang sudah terlanjur hamil dan mencari pacarnya yang lari dari tanggungjawab, seorang kakak yang mencari adik kembarnya yang harus terpisah karena perceraian kedua orangtuanya, kisah adik yang mencari kakaknya
Universitas Sumatera Utara
yang tiba-tiba tidak memberikan kabar kepada orangtuanya di kampung namun ternyata si kakak sudah menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK), serta seorang kakak yang mencari adik laki-lakinya yang ternyata sudah menjual rumahnya dan menggunakan uangnya untuk bermain judi. Akan tetapi tetap saja banyak orang yang menggunakan jasa reality show ini untuk mengatasi masalah-masalahnya. Disadari atau tidak kisah-kisah pencarian dengan “bumbu aib” dan tindakan yang tidak sesuai dengan norma seperti ini bisa menyebabkan berkurangnya (reduksi) moral baik pada diri si pelapor (client) maupun orang-orang yang terlibat dalam pencarian tersebut. Persoalannya timbul ketika kemunculan reality show sebagai media komunikasi publik diduga bisa berpotensi mereduksi nilai-nilai moral karena norma masyarakat yang menjadi pegangan dalam menjalani hidup sebagai manusia yang bermoral semakin diabaikan. Termasuk tayangan reality show “Termehek-mehek” ini yang dianggap mampu mengubah realitas publik dan menggantinya dengan realitas yang ada dalam reality show tersebut. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti merasa tertarik untuk menganalisis bentuk-bentuk reduksi moral yang terdapat pada tayangan reality show “Termehek-mehek” yang ditayangkan oleh Trans TV.
Universitas Sumatera Utara
I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana reduksi moral digambarkan dalam tayangan reality show “Termehek-mehek” di stasiun televisi swasta Trans TV? 2. Siapa pelaku reduksi moral dalam tayangan reality show “Termehekmehek” di stasiun televisi swasta Trans TV? 3. Bentuk-bentuk reduksi moral seperti apa yang digambarkan dalam tayangan reality show “Termehek-mehek” di stasiun televisi swasta Trans TV?
I.3. Pembatasan Masalah Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah: a. Penelitian ini merupakan penelitian analisis isi kuantitatif. b. Penelitian ini dilakukan pada tayangan reality show “Termehek-mehek” yang ditayangkan Trans TV pada tanggal 02, 03, 09 dan 10 Mei 2009. c. Penelitian ini terbatas hanya untuk mengamati penggambaran reduksi moral, pelaku reduksi moral dan bentuk-bentuk reduksi moral yang ditayangkan dalam tayangan reality show “Termehek-mehek” di stasiun televisi swasta Trans TV.
Universitas Sumatera Utara
I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui penggambaran bentuk-bentuk reduksi moral pada tayangan reality show “Termehek-mehek” di stasiun televisi swasta Trans TV. b. Untuk mengetahui pelaku reduksi moral pada tayangan reality show “Termehek-mehek” di stasiun televisi swasta Trans TV.
I.4.2. Manfaat Penelitian Dalam hal ini, manfaat penelitian yang dimaksud adalah: a. Secara akademis, penelitian ini dapat memperluas dan memperkaya bahan referensi, bahan penelitian dan sumber bacaan di lingkungan FISIP USU, khususnya di departemen Ilmu Komunikasi. b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis tentang metode penelitian analisis isi kuantitatif. c. Secara praktis, penelitian ini diharapakan dapat menjadi sarana untuk menambah pengetahuan penulis mengenai reduksi moral dalam tayangan reality show “Termehek-mehek” di stasiun televisi swasta Trans TV. d. Secara khusus penelitian ini penulis berikan untuk penikmat tayangan reality show.
Universitas Sumatera Utara