BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Awal tahun 2015, sebuah media masa terkemuka di Indonesia menulis sebuah berita mengenai negara dengan direksi wanita terbanyak. Disebutkan bahwa berdasarkan survei yang dilakukan oleh Catalyst membuktikan, bahwa gender direksi yang bervariasi dalam sebuah perusahaan membuat sebuah perusahaan lebih mudah merekrut orang-orang berbakat dan inovatif. Pasalnya, memungkinkan banyak ruang untuk melakukan kreativitas yang tak terbatas. Bahkan CEO Catalyst Deborah Gillis menyatakan bahwa perusahaan yang tidak menjalankan diversitas pada direksinya seharusnya merasa tidak puas. Pemimpin yang baik bisa memberi keputusan yang membawa perusahaan secara jangka panjang, kalau tidak nanti ketinggalan. (www.detik.com)
Berdasarkan teori kesetaraan peran (role of congruity theory) (Eagly & Karau,2002), sebagian besar atribut karakteristik laki-laki dikategorikan sebagai agentic, seperti tegas, percaya diri, dan berkuasa; sementara sebagian besar atribut karakteristik perempuan adalah komunal, seperti menyenangkan orang lain, atraktif dan dapat dipercaya. Sifat agentic umumnya diartikan bahwa laki-laki lebih banyak memiliki sifat sebagai pemimpin, dibandingkan perempuan. Akibatnya, perempuan cenderung tidak diangkat sebagai pemimpin dibandingkan laki-laki karena stereotipe laki-laki adalah sebagai pemimpin.
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Isu mengenai kesetaraan gender dalam dewan direksi suatu perusahaan telah menjadi fokus utama dibanyak negara. Ditahun 2005, Norwegia menjadi negara pertama yang memperkenalkan aturan kuota wanita pada dewan direksi dengan mengesahkan undang-undang yang mewajibkan perusahaan perusahaan untuk memiliki setidaknya 40% wanita dalam dewan direksinya di tahun 2008. Ditahun 2007, Spanyol meloloskan pedoman yang mendorong perusahaan perusahaan untuk meningkatkan porsi wanita dalam dewan perusahaan sebesar 40% ditahun 2015. Pada Januari
2011, undang undang negara Perancis
dimodifikasi dan kuota diperkenalkan untuk meningkatkan representasi wanita dalam dewan direksi hingga 20% pada tahun 2014 dan 40% pada tahun 2017, baik untuk perusahaan tercatat maupun tidak tercatat. Demikian pula dengan negara lain seperti Belgia, Italia dan Belanda yang menunggu pengesahan undang undang yang sama. Sementara itu beberapa negara seperti Australia, Jerman dan UK mendorong perusahaan perusahaan untuk sukarela menetapkan kuota tersebut. (Deloitte, 2011)
Hanya sedikit wanita di Asia yang berada di dewan direksi perusahaan dan hampir setengah dari perusahaan perusahaan di Asia tidak memiliki direktur wanita. Tercatat hanya 8,6% direktur wanita pada perusahaan di Hongkong, 8,1% di China dan Malaysia mencapai 7,8%. Angka lebih kecil diperoleh untuk perusahaan perusahaan di Singapura yakni hanya 6,4% dan 4,7% di India. Lebih dari 70% dewan direksi di 6 negara Asia yakni China, Hongkong, India, Malaysia, Selandia baru dan Singapura, tidak memiliki direktur independen wanita.
2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Demikian pula sangat jarang ditemukan 3 (tiga) atau lebih wanita didewan direksi satu perusahaan dan hampir tidak ditemukan 3 (tiga) atau lebih wanita yang menjadi direktur independen dalam satu perusahaan. (Yi, 2011)
Laporan
yang
dibuat
Governance
Metrics
International
(2011)
menyebutkan bahwa ditahun 2009, dari 15 perusahaan yang diteliti di Indonesia tercatat hanya 3,7% dari total direksi adalah wanita. Presentasi ini meningkat ditahun 2010 menjadi 4,1% (dari 17 perusahaan yang diteliti) dan ditahun 2011 menjadi 4,5% (dari 23 perusahaan yang diteliti). Namun demikian angka ini masih lebih kecil dibandingkan beberapa negara di Asia dan sangat jauh tertinggal jika dibandingkan presentasi wanita dalam dewan direksi diperusahaan perusahaan Eropa.
Representasi wanita ini bukan hanya masalah permainan angka namun terkait dengan keragaman dewan secara keseluruhan. Kontribusi yang dihasilkan oleh perpaduan individual yang memiliki perbedaan keahlian dan perspektif, pengalaman, latar belakang dan gaya hidup, mampu secara bersama sama untuk mencermati permasalahan secara baik dan memberikan perhatian secara detil yang seringkali terlupakan oleh pria dalam dewan perusahaan (Davies, 2011). Dengan keberadaaan pria dan wanita dalam dewan perusahaan menjadikan dewan lebih kreatif, inovatif dan menjadikan pengambilan keputusan menjadi lebih berkualitas, Sehingga diharapkan tata kelola perusahaan (good corporate governance) menjadi lebih baik.
3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Penelitian yang dilakukan terhadap 117 perusahaan di US yang masuk ke dalam Fortune menunjukkan hubungan yang signifikan positif antara representasi wanita dengan ROA maupun ROE. (Shrader dkk,2013) Dalam sebuah penelitian yang dilakukan ditahun 2013 terhadap 26 sampel perusahaan sub sektor ritel, media dan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tahun pengambilan data 2006-2011 (6 tahun) menyebutkan bahwa representasi wanita di dewan direksi
terbukti berpengaruh signifikan
positif terhadap ROA, sementara representasi wanita di dewan komisaris terbukti berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA (Rosadi, 2013). Penelitian ini juga menyarankan perlunya perluasan jumlah sampel tidak hanya terbatas pada 3 sub sektor seperti yang dilakukan dalam penelitian ini agar hasilnya lebih bisa digeneralisasi. Saat ini muncul fenomena terutama dinegara negara luar untuk memberikan porsi kepada wanita untuk menduduki posisi penting di perusahaan. Sebagai contoh Norwegia memiliki persentasi wanita sebanyak 35% didewan direksi perusahaan (Catalyst, 2015) Dengan dasar tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai representasi wanita dalam dewan direksi dan dewan komisaris terhadap kinerja perusahaan pada 10 perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tahun pengambilan data 2010-2014 (5 tahun). Pengukuran kinerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran finansial yaitu ROA. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196), ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari
4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktifitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih.
B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dibahas sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah representasi wanita dalam dewan direksi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 2. Apakah representasi wanita dalam dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?
C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh representasi wanita terhadap kinerja perusahaan publik yang diukur menggunakan ROA pada 10 perusahaan asuransi di Indonesia tahun 2010-2014.
D. Kontribusi Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai peran wanita dalam perusahaan di Indonesia serta pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan dan menjadi sumber referensi dan tambahan bukti empiris bagi peneliti lain yang melakukan penelitian pada bidang kajian
5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sejenis. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan tambahan informasi mengenai komposisi wanita dalam dewan perusahaan di Indonesia dan kaitannya dengan kinerja perusahaan.
2. Bagi Investor Penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan bagi investor untuk menginvestasikan dananya ke perusahaan publik dengan mempertimbangkan keberadaan wanita dalam dewan direksi maupun komisaris suatu perusahaan. Temuan penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada investor terhadap evaluasi kinerja perusahaan publik.
3. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan representasi wanita dalam dewan perusahaan terhadap ROA.
4. Bagi Regulator Temuan penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi
pemikiran dalam rangka pemahaman tentang representasi wanita dalam dewan perusahaan terhadap ROA. Selain itu diharapkan juga dapat mendorong pembuat kebijakan dalam mendukung peningkatan representasi wanita dalam dewan perusahaan di Indonesia.
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/