BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Sistem informasi dan teknologi informasi merupakan suatu kebutuhan yang harus dimiliki untuk membantu kegiatan operasional suatu organisasi atau perusahaan. Menurut Baig dan Gururajan (2011), teknologi informasi merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan bisnis. Penggunaan teknologi informasi tidak hanya digunakan oleh organisasi berbasis profit saja, namun kini pemerintahan yang tergolong nonprofit juga menggunakannya. Pemanfaatan teknologi informasi, saat ini hampir digunakan pada setiap perkantoran atau instansi pemerintahan. Manfaat yang dihasilkan dari penggunaan teknologi informasi adalah mampu membantu mengolah data administrasi tata usaha, pelayanan masyarakat (public service), pengolahan, perencanaan, statistika dan lain-lain. Salah satu manfaat besar dalam sistem informasi adalah dapat menghasilkan informasi yang membantu pihak manajemen dalam pengambilan keputusan, sehingga dengan menggunakan teknologi informasi diharapkan entitas memiliki keunggulan dalam bersaing. Manfaat lain dalam penerapan teknologi informasi adalah perusahaan mampu untuk mengembangkan dan menggunakan sistem komputerisasi dalam memeriksa dan menyimpan transaksi keuangan. Dari manfaat yang diperoleh, maka semakin banyak pihak yang menggunakan sistem informasi, diantaranya individu, perusahaan, pemerintah dan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Hal tersebut menunjukkan
penggunaan sistem informasi mengalami peningkatan secara dramatis, karena masyarakat kini memiliki pemikiran maju dan menyukai hal yang instan atau praktis dalam memperoleh informasi, sehingga menuntut organisasi untuk menyajikan informasi secara cepat, akurat, dan terbuka dengan menggunakan sistem informasi (Mahendra dan Affandy, 2013:2). Dalam rangka meningkatkan pengelolaan sumber daya dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), pemerintah berusaha mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat dengan cara membangun teknologi informasi di bidang keuangan atau akuntansi berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah. Salah satu wujud penerapan pemanfaatan teknologi informasi yang dilakukan Pemerintah Kota Denpasar agar menciptakan efektivitas kerja dan meningkatkan pengelolaan keuangan daerah adalah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). SIPKD merupakan aplikasi terpadu sebagai alat bantu pemerintah daerah yang digunakan meningkatkan efektivitas implementasi dari berbagai regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efisiensi, ekonomis, efektif, transparan, akuntabel, dan auditable yang terjadi dalam pengelolaan keuangan daerah pada tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Pemerintah Kota Denpasar adalah salah satu pemerintahan yang telah menerapkan SIPKD sejak pertengahan tahun 2010 dengan tahap penyesuaian yang sebelumnya menggunakan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA). SIMDA adalah sistem yang belum terintegrasi oleh Departemen Dalam Negeri dan belum terkoneksi dengan kantor pusat, sehingga kantor pusat tidak dapat
mengontrol atau mengambil data keuangan secara online. Untuk keseragaman pengelolaan keuangan daerah SIMDA diganti dengan SIPKD, dan digunakan pada awal Januari 2011. Aparat SKPD yang diberikan kewajiban dalam mengelola keuangan daerah adalah bendahara penerimaan, bendahara pengeluaran, pembantu bendahara, serta atasan dengan menggunakan bantuan aplikasi SIPKD (P. Ayu Ratna Dewi, 2014). Tujuan utama terbentuknya pemerintahan adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat, dengan menggunakan SIPKD pemerintah dapat mengevaluasi pelaksanaan masa lalu, mengambil keputusan saat ini dan membantu membuat perencanaan masa mendatang, yang merupakan salah satu upaya dalam melayani masyarakat (Mahendra dan Affandy, 2013:3). Hal terpenting dalam keberhasilan penerapan teknologi informasi selain perangkat keras dan perangkat lunak ditentukan pula oleh pengguna teknologi, sehingga aspek keperilakuan pengguna menjadi penting dan diperhatikan dalam penerapan teknologi informasi (Suarta dan Sudiadnyani, 2014). Dominggus Pirade, dkk (2013), menjelaskan pengguna (user) merupakan salah satu aktor penting dalam sistem informasi, sehingga penelitian mengenai pengguna dalam sistem informasi akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi. Namun masih terdapat masalah yang timbul dalam penggunaan sistem informasi, yaitu penggunaan yang rendah atas sistem informasi secara berkelanjutan. Rendahnya penggunaan sistem informasi diidentifikasikan sebagai penyebab utama yang mendasari terjadinya productifity paradox, yaitu investasi yang mahal di bidang sistem tetapi menghasilkan tingkat pengembalian yang rendah (Davis dan Venkatesh, 2000).
Teknologi informasi suatu organisasi digunakan untuk meningkatkan kinerja individual sebagai anggota organisasi atau pegawai yang mencerminkan kinerja organisasinya. Keberhasilan kinerja individu tidak terlepas dari pemanfaatan teknologi informasi yang digunakan dan penggunanya. Kinerja merupakan gambaran mengenai pencapaian usaha yang dilakukan guna mewujudkan visi, misi dan tujuan dalam organisasi, serta didukung adanya peningkatan efisiensi, efektivitas dan kualitas yang baik dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan oleh individu, menunjukkan kinerja yang dimiliki sangat tinggi (Murty dan Hudiwinarsih, 2012). Konsep dalam penelitian ini adalah model penerimaan teknologi atau Technology Acceptance Model (TAM), yang menjelaskan tentang kecenderungan pemakai dalam menggunakan sistem teknologi informasi dan dianggap memiliki pengaruh dalam menjelaskan penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi informasi. Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Davis (1989), dan dikembangkan dari Theory of Reasoned Action (TRA) oleh Ajzen dan Fishbein (Jogiyanto, 2007:111). TAM ditentukan oleh dua indikator, yaitu kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use). Karena kedua indikator tersebut memiliki pengaruh pada penggunaan teknologi. Pemakai teknologi akan menggunakan teknologi jika pemakai merasa sistem teknologi yang digunakan bermanfaat dan mudah digunakan (Jogiyanto, 2007:113). Keyakinan-sendiri komputer (computer selfefficacy) dan kecemasan komputer (computer anxiety) merupakan salah satu variabel penting untuk studi perilaku individual dalam teknologi informasi
(Rustiana, 2005). Karena kedua variabel tersebut merupakan variabel eksternal dari TAM yang menjelaskan tentang evaluasi individu mengenai kemampuannya dalam menggunakan komputer dan rasa takut individu yang berlebihan saat dihadapkan menggunakan komputer (Jogiyanto, 2007:127). Penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah Dominggus Pirade, dkk (2013), tentang pengaruh penggunaan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja pegawai di Kabupaten Tana Toraja, menunjukkan bahwa perceived usefulness, perceived ease of use, computer selfefficiacy berpengaruh postif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Sedangkan anxiety berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja pegawai. Hj. Lindawati dan Irma Salamah (2012), mengenai pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi pengaruhnya terhadap kinerja individual karyawan, menunjukkan hasil kesesuaian tugas-teknologi, persepsi kemanfaatan, kondisi yang memfasilitasi memiliki hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual karyawan BPR. Kompleksitas dan kecemasan berkomputer memiliki hubungan negatif dan berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual. Serta penelitian Tutuk Ari Arsanti (2009) mengenai hubungan penetapan tujuan, self-efficacy, dan kinerja, menunjukkan bahwa self-efficacy berhubungan positif secara signifikan terhadap kinerja. Hendra Wijaya (2013), meyatakan penggunaan sistem informasi berpengaruh positif terhadap kinerja individual di Circle K. Penelitian Sri Handayani (2004), menyatakan perceived ease of use dan perceived usefulness akan memengaruhi attitude toward using computer, computer anxiety dan extend
microcomputer usage. Selanjutnya variabel-variabel tersebut juga memengaruhi kinerja dan kepuasan kerja akuntan publik tersebut. Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, penelitian ini mengacu pada konsep TAM dan ingin memperjelas penelitian dari Dominggus Pirade, dkk (2013), bahwa dalam konsep TAM yang menjelaskan tentang penerimaan teknologi informasi yang ditentukan oleh perceived ease of use dan perceived usefulness, secara langsung berhubungan dengan penggunaan sistem informasi. Melalui penggunaan sistem informasi, maka dapat mengetahui pengaruh kinerja pegawai SKPD serta menambahkan 2 variabel eksternal TAM, yaitu computer self-efficacy dan computer anxiety dalam konsep TAM kedua variabel eksternal tersebut berpengaruh langsung dengan perceived usefulness dan perceived ease of use. Aplikasi SIPKD serentak diterapkan di 34 SKPD di Pemerintahan Kota Denpasar, sehingga perlu dikaji dampak penggunaan SIPKD terhadap kinerja pegawai pada SKPD di Pemerintah Kota Denpasar, dengan menggunakan variabel tersebut untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan SIPKD terhadap kinerja pegawai pada SKPD di Pemerintahan Kota Denpasar. Selain itu, penelitian mengenai pengaruh penggunaan SIPKD terhadap kinerja pegawai pada SKPD di Pemerintahan Kota Denpasar masih jarang diteliti. Maka peneliti mengangkat judul tentang “Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pegawai Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Pemerintahan Kota Denpasar“.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pembahasan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat disimpulkan, yaitu: 1) Apakah computer self-efficacy berpengaruh terhadap perceived usefulness dan perceived ease of use? 2) Apakah computer anxiety berpengaruh terhadap perceived usefulness dan perceived ease of use? 3) Apakah computer self-efficacy berpengaruh terhadap kinerja pegawai? 4) Apakah computer anxiety berpengaruh terhadap kinerja pegawai? 5) Apakah perceived ease of use dan perceived usefulness berpengaruh terhadap penggunaan sistem informasi? 6) Apakah penggunaan sistem informasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai? 7) Apakah perceived usefulness dan perceived ease of use berpengaruh terhadap kinerja pegawai dimediasi penggunaan sistem informasi?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dibuat, maka tujuan dilakukannya penelitian adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh computer anxiety terhadap perceived usefulness dan perceived ease of use. 2) Untuk mengetahui pengaruh computer self-efficacy terhadap perceived usefulness dan perceived ease of use.
3) Untuk mengetahui pengaruh computer self-efficacy terhadap kinerja pegawai. 4) Untuk mengetahui pengaruh computer anxiety terhadap kinerja individual. 5) Untuk mengetahui pengaruh perceived ease of use dan perceived usefulness terhadap penggunaan sistem informasi. 6) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan sistem informasi terhadap kinerja pegawai. 7) Untuk mengetahui pengaruh perceived usefulness dan perceived ease of use
terhadap kinerja pegawai dimediasi penggunaan sistem informasi.
1.4 Kegunaan Penelitian 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, wawasan, serta pemahaman lebih luas mengenai pengaruh penggunaan SIPKD terhadap kinerja
pegawai,
dan
diharapkan
dapat
dijadikan
perbandingan,
pengembangan dan penyempurnaan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi tambahan bagi Pemerintah Kota Denpasar, khususnya pada SKPD mengenai pengaruh penggunaan
SIPKD
terhadap
kinerja
pegawai,
dan
mendorong
Pemerintahan Kota Denpasar dalam memanfaatkan sistem informasi yang disediakan untuk meningkatkan kinerja individual pegawai.
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri atas lima bab yang saling berhubungan antara bab satu dengan bab lainnya dan disusun secara terperinci dan sistematis. Untuk memberikan gambaran dan mempermudah pembahasan tentang skripsi ini, sistematika dari setiap bab dapat diperinci sebagai berikut. Bab I
Pendahuluan Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini menguraikan beberapa teori guna mendukung analisis data serta rumusan hipotesis penelitian. Teori-teori yang dijelaskan dalam bab ini meliputi teori sistem informasi akuntansi, TAM, teori perilaku interpersonal, teori kognitif sosial, SIPKD, perceived usefulness, perceived ease of use, computer self-efficacy, computer anxiety, penggunaan sistem informasi, dan kinerja pegawai. Bab III Metode Penelitian Bab ini berisi metode penelitian yang digunakan dalam menganalisis data yang meliputi desain penelitian, lokasi penelitian atau ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi penelitian, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data.
Bab IV Data dan Pembahasan Hasil penelitian Bab ini berisi uraian mengenai data dan pembahasan hasil penelitian yang meliputi gambaran penelitian, deskripsi data hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V
Simpulan dan Saran Bab ini merupakan bab penutup yang menjelaskan simpulan akhir dari pembahasan yang menjadi jawaban dari permasalahan dan saran-saran.