BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dibagi menjadi empat sub bab dengan isi yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan serta metoda penulisan. Pembahasan menguraikan tentang faktor yang menjadi landasan perlunya ada perancangan. 1.1 Latar Belakang Desa Bedulu merupakan salah satu Desa Adat yang berada di Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Desa ini berbatasan dengan Desa Pejeng di sebelah utara, Desa Buruan di selatan, Desa Peliatan di timur dan Desa Bitra di sebelah barat. Desa Bedulu dalam peraturan daerah No 16 tahun 2016 mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gianyar 2012-2032 termasuk kedalam daerah Pendidikan dan Cagar Budaya. Di Bedulu terdapat sebuah tempat kunjungan wisata yaitu Mandala Wisata Samuantiga yang letaknya berada di depan Pura Samuantiga. Mandala Wisata Samuantiga adalah tempat kunjungan wisata dengan menampilkan unsur kebudayaan Bali seperti kesenian dan kehidupan sosial masyarakat Bali pada
Redesain Mandala Wisata Samuantiga | 1
umumnya. Mandala Wisata ini adalah salah satu program pengembangan pariwisata di Bali pada era Presiden Soeharto karena Bali dianggap memiliki potensi yang besar dalam kepariwisataan dengan daya tarik Budaya yang dimiliki. Fasilitas yang disediakan yaitu berupa ruang Pameran, peragaan, stage indoor dan stage outdoor. Pada era awal dari Mandala Wisata Samuantiga ini mampu menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung, letak mandala yang berada di jalur pariwisata tampaksiring-ubud mampu menjadi destinasi wisata yang baru dan mampu bersaing dengan destinasi wisata yang lain. Umumnya wisatawan yang datang dari kintamani dan tampaksiring akan berkunjung ke Mandala Wisata Samuantiga, para wisatawan akan disambut tarian penyambutan di dalam mandala akan disuguhkan peragaran-peragaan membatik dan menganyam, setelah itu terdapat pula ruang pameran dan suguhan tarian kecak,barong, dan legong. Wisatawan yang inggin membeli oleh-oleh atau beristirahat disediakan sovenir shop dan restoran, setelah selesai menikmati fasilitas yang disediakan wisatawan akan diajak berkeliling oleh ke Pura Samuantiga. Mandala Wisata Samuantiga mampu menampung potensi-potensi yang ada di sekitaran Bedulu, seperti Tari Kecak Bedulu, Legong, Barong dan Rangda. Kesenian yang ada disekitaran Bedulu ditampilkan dan dilestarikan, untuk ruang pameran bekerja sama dengan Museum Purbakala yang terletak di Desa Pejeng untuk menampilkan sejarah yang ada di Bedulu, sovenir shop yang disediakan menjual patung-patung dari para pengerajin lokal yang berada disekiataran Bedulu. Pengelolaan Mandala Wisata Samuantiga dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, bekerja sama dengan Desa Bedulu. Keberadaan mandala ini mampu menjadi daya tarik yang begitu kuat dikarenaka pariwisata Bali sedang berkembang dengan pesat saat pemerintahan soeharto tempat-tempat wisata yang ada ramai dikunjungi wisatawan karena Bali masih dalam keadaan berkembang dari segi pariwisata sehingga belum banyak terdapat tempat wisata. Mandala Wisata Samuantiga juga mampu menjadi sarana pembelajaran wisatawan tentang kehidupan sosial masyarakat Bali baik berupa kesenian dan kebudayaan.
Redesain Mandala Wisata Samuantiga | 2
Kondisi pariwisata yang terus berkembang dan mulai munculnya destinasi wisata yang baru menyebabkan perubahan sektor pariwisata. Minimnya minat wisatawan mengenai wisata Budaya menyebabkan Mandala Wisata Samuantiga kalah bersaing dengan destinasi wisata yang lainya, sehingga setiap tahunya mandala wisata ini mulai minim pengunjung. Pihak pengelola yang bekerja sama dengan pihak investor tidak bisa mengoperasikan Mandala Wisata Samantiga dikarenakan tidak adanya pemasukan dana untuk biaya operasional. Pihak investor mulai meninggalkan dan menyerahkan pengelolaan mandala wisata kepada Dinas Pariwisata. Berdasarkan pertimbangan yang dilakukan pada tahun 1990 Mandala Wisata Samuantiga tidak dioperasikan, kondisi bangunan yang sudah tidak terawat dan material bangunan sudah rusak membuat beberapa bangunan yang sudah dianggap tidak layak dihancurkan. Sisa Mandala Wisata Samuantiga adalah pada stage indoor dan stage outdoor sedangkan fasilitas lain seperti museum, bale, dan wantilan sudah dihancurkan. Kepengelolaan stage indoor dan stage outdor dikelola oleh pihak Dinas Pariwisata pada beberapa kesempatan disewakan untuk kepentingan rapat,kesenian, yoga, dharma pesraman dan latihan tari. Saat ini bangunan sisa stage indoor dna outdoor disewakan untuk aktivitas yoga dan rapat yang diadakan setiap 1 minggu sekali. Perawatan area mandala dilakukan oleh staff yang ditempatkan oleh Dinas Pariwisata untuk membersihkan dan merawat Mandala Wisata Samuantiga,
stage indoor baru direnovasi pada struktur bangunan
sehingga kondisi stage indoor masih baik untuk digunakan. Berdasarkan pemaparan maka perlu adanya Redesain Mandala Wisata Samuantiga untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas Mandala Wisata. Redesain Mandala Wisata Samuantiga juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat sekitar yang akan ikut berperan dalam pengelolaan dan meningkatkan pemasukan kedaerah maupun ke Desa Bedulu. Redesain Mandala nantinya dilakukan agar menjadi lebih baik dari sebelumnya baik dari segi fisik maupun non fisik, sehingga nantinya Redesain Mandala Wisata Samuantiga akan mampu memberikan daya tarik kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Bali.
Redesain Mandala Wisata Samuantiga | 3
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa permasalahan yang
dapat dirumuskan terkait redesain Mandala Wisata Samuantiga, antara lain A.
Fasilitas yang diperlukan dalam Redesain Mandala Wisata Samuantiga ?
B.
Bagaimana merumuskan spesifikasi proyek, program-program ruang, analisa tapak dan konsep perancangan desain yang digunakan ?
C.
Bagaimana mewujudkan Mandala Wisata Samuantiga dengan fasilitasnya yang mampu menunjukan kulalitas dan kelebihan fasilitas dibandingkan fasilitas sebelumnya ?
D.
Bagaimana menangani permasalahan yang ada di Mandala Wisata Samuantiga ?
1.3
Tujuan Tujuan dari Redesain Mandala Wisata Samuantiga adalah untuk
membangun kembali fasilitas yang mampu mewadahi fungsi secara fisik maupun arsitektural dengan mengembangkan potensi yang ada disekitaran Bedulu dan menciptakan daya tarik bagi wisatawan serta mampu untuk mempertahankan kebudayaan baik dari segi kesenian dan kehidupan sosial masyarakat Bali.
1.4 Metoda Perancangan Metode yang digunakan dalam Redesain Mandala Wisata Samuantiga ini menggunakan metode perancangan Snyder dan Catanese (1989), dengan menerapkan five step of design atau proses perencanaan lima langkah yaitu memuat sejumlah langkah dan urutan pemecahan masalah dalam
proses
perencanaan. Terdapat lima langkah proses perancangan, yaitu: 1.4.1 Permulaan Permulaan merupakan pengungkapan dan pembatasan masalah yang akan dipecahkan. Tahap awal dalam sebuah perancangan meliputi kegiatan melakukan perumusan dan penjabaran permasalahan yang terjadi di dalam perancangan Mandala Wisata Samuantiga sehingga dapat menghasilkan bangunan yang sesuai. Perumusan tersebut dilakukan dengan cara mengidentifikasi masalah atau latar
Redesain Mandala Wisata Samuantiga | 4
belakang mengapa judul proyek ini perlu untuk diadakan dan kemudian dilakukan perumusah terhadap permasalahan yang muncul. 1.4.2 Persiapan Tahap
persiapan
atau
juga
disebut
penyusunan
program
adalah
pengumpulan, menganalisis informasi tentang Mandala Wisata Samuantiga dari berbagai sumber yang didapatkan. Pada tahap ini yaitu melakukan pengumpulan data. Jenis-jenis data yang digunakan yaitu : a.
Data Primer Merupakan data yang diperoleh dari sumbernya, data primer dapat diperoleh melalui : - Wawancara Data diperoleh dengan mengadakan tanya jawab (wawancara) dengan pihak – pihak yang mengerti tentang potensi dan permasalah mengenai Redesain Mandala Wisata Samuantiga. Dalam hal ini melakukan wawancara dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar selaku pihak pengelola dan pengembangan Mandala Wisata, Kepala Desa Bedulu dan masyarakat yang pernah berperan aktif dalam Mandala Wisata Samuantiga - Observasi dan Dokumentasi Data diperoleh melalui pengamatan langsung ke lapangan (Mandala Wisata Samuantiga) dengan cara dokumentasi/foto. Data yang dicari seperti : data fisik tapak dan eksisting Mandala Wisata Samuantiga Bedulu.
b.
Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya dan
telah dikumpulkan oleh pihak lain. Adapun cara yang dilakukan dalam mendapatkan data sekunder mengenai Mandala Wisata,yaitu : - Studi literatur Pengumpulan data materi dari buku atau literatur, jurnal, koran, internet atau data lainya yang telah ada yang berkaitan dengan permasalah yang dibahas dalam Redesain Mandala Wisata samuantiga seperti standarstandar, tipe-tipe mandala dan lain sebagainya. Redesain Mandala Wisata Samuantiga | 5
- Data instansional Yaitu dengan mencari data yang berhubungan dengan peraturan dan kebijakan baik nasional maupun daerah yang mempengaruhi dari Redesain Mandala Wisata Samuantiga 1.4.3 Pembuatan Usulan Tahap pembuatan usulan merupakan tahapan penyampaian gagasan yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang telah dianalisa sebelumnya. Pada tahap ini juga sering disebut sintesis, yaitu memadukan serangkaian pertimbangan dari program, kondisi tapak, teknologi, estetika dan nilai dari perancangan Redesain Mandala Wisata Samuantiga. 1.4.4 Evaluasi Tahap evaluasi merupakan gagasan yang dihasilkan oleh perancang pada tahao ini yaitu pembuatan usulan untuk permasalahan yang ada. Evaluasi atau penilaian dari usulan-usulan tersebut meliputi perbandingan, pemecahan masalaham rancangan yang terjadi di Mandala Wisata Samuantiga dengan sasaran kriteria yang dikembangkan pada tahap penyusunan program. 1.4.5 Tindakan Tahap tindakan adalah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan mempersiapkan dan melaksanakan suatu proyek, seperti menyiapkan dokumen kontruksi dan pemilihan kontraktor. Dalam perkuliahan tugas akhir, yang digunakan hanya sampai tahap tiga dari kelima tahap proses perancangan tersebut. Dengan demikian, diharapkan akan ditemukan suatu pemecahan permasalahan yang terbaik.
Redesain Mandala Wisata Samuantiga | 6