BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran koperasi sangat penting dalam menumbuhkembangkan potensi perekonomian rakyat serta dalam menciptakan kehidupan perekonomian yang bercirikan demokrasi, kebersamaan, kekeluargaan, dan keketerbukaan. Sudah selayaknya koperasi memiliki ruang gerak dan usaha yang lebih luas, terutama menyangkut kepenting an kehidupan ekonomi rakyat. Paradigma baru pembangunan perekonomian saat ini dan mendatang hendaknya memberikan peluang untuk memberdayakan perekonomian rakyat yang mengutamakan perluasan usaha produksi di tangan rakyat, meningkatkan partisipasi rakyat dalam proses pembangunan, ketersediaan dana yang cukup untuk membangun koperasi, meluasnya kesempatan usaha bagi koperasi, serta memperoleh keadilan secara nyata bagi rakyat dalam menikmati hasil pembangunan. Kita tidak menutup mata bahwa koperasi sebagai salah satu bentuk badan usaha masih ketinggalan dibandingkan dengan badan usaha yang lain. Badan usaha berbentuk koperasi jumlahnya memang meningkat dengan pesat di Indonesia. Sejak tahun 2005 hingga tahun 2009, Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Negara Koperasi dan UKM menargetkan perwujudan 70 ribu koperasi dengan kategori berkualitas serta mencetak 6 juta wirausahawan baru. Namun, mengapa perkembangan kualitas koperasi masih rendah. Hal inilah yang perlu dicari penyebab dan permasalahannya. Oleh karena itu, pengelola koperasi, dalam hal ini perangkat organisasi koperasi yaitu anggota, pengurus, dan pengawas hendaknya mengetahui kelemahan atau kekurangannya untuk diperbaiki dan mengetahui keunggulan dan kelebihannya untuk dioptimalkan dan ditingkatkan. Untuk itulah diperlukan revitalisasi koperasi di antaranya revitalisasi kelembagaan koperasi. Dengan revitalisasi kelembagaan
1
koperasi diharapkan dapat mewujudkan koperasi yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan kesejahteraaan anggota koperasi dan masyarakat sekitarnya.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, masalah yang kami kemukakan dalam karya tulis ini sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kriteria koperasi yang berkualitas itu? 2. Bagaimanakah koperasi melakukan revitalisasi kelembagaan agar menjadi koperasi yang berkualitas?
C. Tujuan Penulisan Tujuan penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui kriteria koperasi yang berkualitas. 2. Untuk mengetahui revitalisasi koperasi menuju koperasi berkualitas.
2
BAB II REVITALISASI KELEMBAGAAN MENUJU KOPERASI BERKUALITAS
A. Kriteria Koperasi Berkualitas Koperasi berkualitas merupakan koperasi yang diidam-idmkan para anggotanya. Untuk mengetahui predikat koperasi berkualitas, telah ada pedoman yang menentukannya. Pedoman tersebut adalah Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor: 129/KEP/M.KUKM/IX/2002, tanggal 29 November 2002, tentang Pedoman Klasifikasi Koperasi. Pedoman Klasifikasi Koperasi ini terdiri atas tujuh komponen atau kriteria penilaian. Kriteria pertama, keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka. Tidak ada paksaan bagi siapa saja yang akan menjadi anggota koperasi. Tidak ada pembedaan suku, ras, dan agama. Jadi, keanggotaan koperasi terbuka untuk siapa saja yang berminat.. Kriteria kedua, pengelolaan koperasi oleh anggota dilakukan secara demokra tis. Kegiatan koperasi selalu menggunakan sistem yang demokrasi. Mulai dari rapat anggota, pengambilan keputusan, pemilihan pengelola koperasi, sampai pembahasan mengenai usaha-usaha yang menjadi prioritas utamanya.. Kriteria ketiga, adanya partisipasi aktif dari para anggota. Anggota koperasi harus berpartisipasi penuh dan aktif dalam pengembangan koperasi. Bukan hanya aktif pada awal-awal koperasi itu dibentuk, tetapi hendaknya aktif secara terusmenerus selama koperasi itu berdiri. Kriteria keempat, bersifat otonomi dan mandiri. Koperasi harus dapat membangkitkan dan mengembangkan dirinya sendiri dengan modal yang digali dari anggotanya sendiri. Dan, dalam pengelolaannya, koperasi haruslah mandiri dan tidak terlalu menggantungkan diri kepada badan usaha lain. 3
Kriteria kelima, adanya pendidikan dan pelatihan. Semua yang berkecimpung di dalam koperasi, baik anggota, pengurus, manajer, pengawas, maupun karyawan, hendaknya memperoleh pendidikan yang nantinya berguna bagi pengembangan koperasi. Kriteria keenam, kerja sama antarkoperasi. Koperasi harus bisa menjalin hubungan kerja sama, baik antarkoperasi atau antarpelaku usaha lain. Kerja sama dengan koperasi lain atau pelaku usaha lain sangatlah menguntungkan. Terlebih lagi dalam hal pengembangan usaha yang bisa lebih menyejahterakan anggotanya. Kriteria ketujuh, kepedulian terhadap komunitas. Dengan adanya kepedulian terhadap komunitas dan masyarakat di sekitarnya, secara tidak langsung koperasi sudah bisa mengambil hati masyarakat yang akhirnya turut serta menjadi anggota koperasi yang tentunya akan menyejahterakan hidup mereka.
B. Revitalisasi Kelembagaan menuju Koperasi Berkualitas . Untuk dapat menciptakan koperasi yang berkualitas sebagaimana diuraikan di atas, perlu adanya revitalisasi koperasi. Revitalisasi ini dimaksudkan untuk menata dan membangkitkan kembali fungsi dan peran koperasi yang sebenarnya yang akhirakhir ini dirasakan semakin menurun. Revitalisasi dapat dilakukan dari beberapa aspek, salah satunya adalah revitalisasi aspek kelembagaan/organisasi. Kelembagaan atau organisasi koperasi terdiri dari tiga perangkat utama, yaitu (1) Rapat Anggota, (2) Dewan Pengurus, dan (3) Badan Pemeriksa.
1. Revitalisasi Rapat Anggota Pemegang kekuasaan tertinggi koperasi adalah anggota koperasi melalui Rapat Anggota. Menumbuhkembangkan koperasi agar menjadi berkualitas dimulai dari moral dan mental anggotanya (termasuk Dewan Pengurus dan Badan Pemeriksa)
4
karena majunya koperasi dimulai dari pribadi-pribadi yang mandiri, mau bekerja sama, ulet, dan rajin. Kunci utama mengembangkan koperasi adalah mulai dari diri sendiri sebagai anggota atau pengurus dan mau berbagi serta berkarya untuk sesama anggota. Pribadi bermoral, jujur, mandiri, rajin, ulet, dan mau bekerja sama untuk berbagi rezeki tidak bisa didapatkan tanpa mengenal lebih jauh pribadi anggotanya.. Mulailah dengan mengenal anggota dan pengururus koperasi. Adakan pertemuan atau rapat-rapat rutin untuk menjalin komunikasi yang harmonis. Rapat Anggota yang dihadiri oleh semua anggota koperasi merupakan peme gang kekuasaan tetinggi dalam koperasi. Rapat anggota dalam suatu organisasi terma suk koperasi merupakan sarana dan cara berkomunikasi di antara semua pihak yang berkepentingan di dalam tata kehidupan koperasi. Rapat merupakan sarana komunikasi lisan yang dapat dilakukan secara vertikal dan horisontal. Rapat yang dilakukan di antara karyawan atau di antara sesama anggota koperasi adalah komunikasi horisontal, sedangkan rapat yang diadakan antara pucuk pimpinan atau pengurus dengan fungsional lainnya dalam koperasi adalah contoh komuni-kasi vertikal. Rapat ini dapat mengatasi masalah yang timbul di dalam organisasi dan mempertemukan pendapat yang bertentangan antara pengurus dengan anggota koperasi sehingga dapat dicari solusinya. Rapat juga dapat menjamin keselarasan kerja sehingga merupakan sarana koordinasi yang baik. Rapat juga dapat digunakan sarana pendekatan pengurus dengan anggota koperasi. Betapa kakunya suasana di dalam koperasi jika rapat jarang dilakukan. Apalagi jika rapat hanya dilakukan satu kali dalam satu tahun sekadar untuk memenuhi persyaratan formal saja. Kadang-kadang memang rapat-rapat diakui sebagai sumber pemborosan, bahkan bagi orang-orang yang biasa bekerja secara efisien, bosan mendengarkan rapat karena mereka kehilangan waktu untuk menghadiri rapat yang bertele-tele dan menganggap rapat tidak penting. Dalam hubungan ini, bukanlah rapat yang tidak 5
penting, melainkan cara pelaksanaannya yang tidak selalu diterima dengan baik. Rapat merupakan sarana yang sangat penting dalam organisasi termasuk koperasi asalkan hal-hal negatif yang timbul dalam rapat itu dapat dihindarkan. Oleh karena itu, pimpinan rapat dan pihak-pihak yang berkepentingan hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip rapat, yaitu efisien, efektif, tepat waktu, dan tepat sasaran. Yang bertanggung jawab menyelenggarakan rapat anggota adalah pengurus koperasi. Rapat anggota pada umumnya diadakan minimal sekali dalam satu tahun yang disebut Rapat Anggota Tahunan (RAT). Dalam rapat ini disampaikan laporan pertanggungjawaban pengurus atas kebijaksanaan yang telah dilakukan selama satu tahun yang lampau. Rapat Anggota Tahunan (RAT) koperasi antara lain (1) memberikan penilaian terhadap kebijaksanaan pengurus dalam memimpin kope-rasi selama tahun buku yang lampau, (2) membahas neraca tahunan dan perhitungan laba-rugi, (3) memberikan penilaian terhadap laporan Badan Pemeriksa. (4) menetapkan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi, (5) membahas rencana kerja dan rencana anggaran belanja tahun berikutnya, (6) mengadakan pemilihan pengurus dan badan pemeriksa jika sudah berakhir masa jabatannya, dan (7) membahas masalah-masalah lain yang mungkin muncul dalam rapat.
2. Revitalisasi Pengurus Pengurus sebagai unsur kedua dalam organisasi koperasi bertanggung jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya. Pengurus berkewajiban untuk melaksanakan garis-garis besar usaha yang telah ditentukan oleh Rapat Aggota dan yang tercantum dalam Angaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi. Jadi, dapat dikatakan bahwa pada dasarnya penguruslah yang menentukan garis-garis besar kebijakan yang akan dikerjakan bersama dalam koperasi primer dan mungkin oleh manajer beserta pegawainya bagi koperasi sekunder.
6
Pengurus hendaknya memahami kembali tugas-tugas dan kewajibannya sehingga dalam menjalankan amanat anggota melalui rapat anggota, tidak “melenceng” dari sasaran. Menurut Widiyanti (2001:27), tugas dan kewajiban pengurus koperasi adalah (1) menentukan pelaksanaan atau jalannya koperasi, (2) harus selalu mengadakan hubungan anggota atau menjadi penghubung antara koperasi dengan anggota, (3) memberi penerangan kepada anggota agar perhatian mereka terhadap koperasinya terpelihara dengan baik, (4) mewakili koperasi baik di dalam maupun di luar pengadilan karena pengurus mengesahkan secara hukum semua perjanjian dan kontrak penting, (5) pengurus bertanggung jawab atas utang-piutang koperasi, (6) pengurus mengawasi gerak dan langkah koperasi agar sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan agar tidak menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan dalam AD dan ART, (7) pengurus harus secara teratur mengawasi pembelanjaan koperasi agar kedudukan koperasi dalam hal pembelanjaan makin stabil, dan (8) pengurus harus memberikan kebijakan soal investasi modal dan menentukan caracara untuk meraih keberhasilan suatu koperasi. Mengingat sangat vitalnya tugas pengurus, maka siapa pun yang dipilih oleh anggota melalui rapat anggota harus betul-betul dapat
melaksanakan tugas-nya
dengan sebaik-baiknya. Pengurus haruslah seorang yang profesional dan memiliki keterampilan dan kemampuan kerja yang memadai. Biasanya masih ditambah lagi syarat-syarat yang dicantumkan dalam AD/ART koperasi yang bersangkutan. Untuk dapat bekerja dengan baik, pengurus haruslah memahami tugas dan wewenangnya sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992. Tugas pengurus adalah (1) mengelola koperasi dan usahanya, (2) mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, (3) menyelenggarakan rapat anggota, (4) mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, (5) menyelenggarakan pembukuan 7
keuangan dan inventaris secara tertib, dan (6) memelihara daftar buku anggota dan pengurus. Adapun wewenang pengurus adalah (1) mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan, (2) memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta memberhentikan anggota sesuai dengan ketentuan dalam Angaran Dasar, dan (3) melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat Anggota.
3. Revitalisasi Badan Pemeriksa Badan Pemeriksa merupakan salah satu di antara tiga perangkat organisasi koperasi yang sangat vital. Badan Pemeriksa mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap kehidupan koperasi termasuk di dalamnya organisasi, usaha, dan kebijakan pengurus. Badan Pemeriksa dipilih dari kalangan anggota oleh anggota di dalam Rapat Anggota dan bertanggung jawab kepada Rapat Anggota. Untuk dapat diangkat menjadi anggota Badan Pemeriksa, seorang calon harus memiliki syarat-syarat yang biasanya dicantumkan dalam Anggaran Dasar koperasi yang bersangktan. Syarat-syarat itu antara lain, (1) mempunyai sifat jujur dan dapat dipercaya, (2) mampu dan terampil bekerja secara profesional, (3) mempunyai dasar pendidikan yang cukup, (4) memiliki pengetahuan yang memadai tentang pembukuan dan perkoperasian, dan (5) mampu merahasiakan hasil pemeriksaan kepada pihak ketiga kecuali kepada Rapat Anggota. Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992, tentang Perkoperasian, tugas Badan Pemeriksa adalah (1) melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi dan (2) membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. Adapun kewenangannya adalah (1) meneliti catatan yang ada pada koperasi dan (2) mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. Pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga. 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Koperasi berkualitas merupakan koperasi yang diidam-idamkan oleh anggota dan masyarakat sekitarnya. Melalui koperasi inilah, masyarakat dapat meningkatkan taraf hidupnya. Akan tetapi, untuk menciptakan koperasi yang berkualitas, perlu adanya revitalisasi. Revitalisasi ini bertujuan untuk menata dan membangkitkan kembali fungsi dan peran koperasi yang akhir-akhir ini terasa menurun. Revitalisasi perlu dilakukan pada beberapa aspek di dalam koperasi. Salah satu aspek yang sebaiknya direvitalisasi adalah aspek kelembagaan atau organisasi. Perangkat organisasi koperasi yang utama adalah (1) Rapat Anggota, (2) Pengurus, dan (3) Badan Pengawas. Pemegang kekuasaan koperasi adalah anggota yang dimandatkan kepada pengurus melalui rapat anggota. Anggota koperasi, termasuk pengurus dan badan pemeriksa, haruslah orang-orang yang berjiwa sosial tinggi, bersifat jujur, mandiri, ulet , dan mau bekerja sama untuk memajukan koperasi. B. Saran Untuk membantu mengangkat perekonomian yang semakin buruk, kualitas koperasi perlu ditingkatkan. Dengan kualitas koperasi yang semakin meningkat, masyarakat yang turut serta menjadi anggota koperasi akan merasa hidupnya mulai tercukupi. Banyak cara yang bisa ditempuh untuk meningkatkan kualitas koperasi, salah satunya melalui revitalisasi. Proses revitalisasi ini perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak. Mulai dari anggota (pengurus), masyarakat sekitar, maupun dinas yang terkait. Dengan adanya kerjasama dari pihak-pihak ini, tujuan koperasi yang ingin menyejahterakan anggotanya bisa tercapai. 9
DAFTAR PUSTAKA
Hendrojogi. 1997. Koperasi, Azas-Azas, Teori, dan Praktik. Jakarta: Raja Grasindo Persada Kartasapoetra, G., A.G. Kartasapoetra, Nambang S., dan A.Setiady. 2001. Koperasi Indone-sia yang Bersarkan Pancasoila & UUD 1945. Jakarta: PT Rineka Karya Penilaian Klasifikasi Koperasi. 2005. Bulanan Gema: Informasi Koperasi dan UKM. Edisi Khusus 2005 Republik Indonesia, 1992. Undang-Undang Koperasi No. 25 Tahun 1992. Jakarta: Eka Jaya Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi, Teori, dan Praktik. Jakarta: Erlangga Sumardiono. 1980. Dasar-Dasar Koperasi. Jakarta: Dirjen Koperasi Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian, Edisi IV: Malang: Universitas Negeri Malang
10