BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan kita, keadaan yang perlu disadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan bagiannya dan di keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa hambatan yang berarti (Suprajitno,2004). Sebagai unit terkecil dari masyarakat keluarga mempunyai tugas dan fungsi dasar yang harus dipenuhi, tugas utama keluarga yaitu memelihara pertumbuhan psikososial anggota keluarga dan mentransmisikan tuntutan dan nilai-nilai dari masyarakat (Friedman,1998). Fungsi dasar keluarga yaitu memenuhi kebutuhan – kebutuhan setiap individu yang ada dalam keluarga dan masyarakat dimana keluarga menjadi bagiannya. Dalam memenuhi kebutuhan anggota keluarga, bagi pasangan suami dan istri atau anggota keluarga yang dewasa keluarga berfungsi menstabilkan kehidupan mereka dengan memenuhi kebutuhan kasih sayang, sosial ekonomi dan kebutuhan seksual. Bagi anak –anak, keluarga memberikan perawatan fisik, perhatian emosional serta mengarahkan perkembangan kepibadian (Friedman,1998). Setiap individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan kehidupannya melalui beberapa periode atau fase perkembangan begitupula keluarga. Setiap fase perkembangan keluarga mempunyai serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan pada tahapanya
1
(Sobur,2003). Keluarga dengan tahap perkembangan anak baru lahir (Childbearing) merupakan perkembangan keluarga tahap dua dengan batasan usia anak tertua sampai 30 bulan (Bobak,2004). Tugas perkembangan keluarga yang dilakukan pada tahap anak baru lahir (Childbearing) yaitu mempersiapkan menjadi orang tua, adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga, hubungan seksual dan kegiatan mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangan. Berubahnya tahap perkembangan keluarga diikuti dengan perubahan tugas perkembangan dengan berpedoman pada fungsi yang dimiliki keluarga (Suprajitno,2004). Selain tugas perkembangan keluarga yang harus dipenuhi ada beberapa masalah yang akan timbul dalam setiap tahap perkembangan keluarga. Masalah –masalah utama keluarga dalam tahap anak baru lahir (chilbearing) adalah masalah kesehatan antara lain pendidikan maternias yang terpusat pada keluarga, perawatan bayi yang baik, pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik, imunisasi, konseling perkembangan anak, keluarga berencana, interaksi keluarga dan gaya hidup. Masalah – masalah lain selama periode keluarga anak baru lahir (chlidbearing) adalah ketidakadekuatan fasilitas – fasilitas perawatan anak untuk ibu yang bekerja, hubungan orang tua anak, masalah mengasuh termasuk kelalaian terhadap anak dan masalah – masalah transisi peran orang tua. (Friedmen,1998)
12
Menjadi orang tua merupakan proses transisi yang timbul setelah lahirnya anak pertama dimana orang tua harus menyesuaikan lagi cara hidupnya terkait dengan pembagian peran guna memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang baru (Mc Chie,1996). Santoso ,2007 mengatakan bahwa posisi sebagai orang tua biasanya diambil secara otomatis atau begitu saja. Akibatnya sering terjadi proses pendidikan terhadap anak juga dilakukan secara otomatis, sadar atau tidak, sama seperti yang pernah diperoleh dari orang tuanya dulu.¶ (http:// Indolead.com). Menjadi orang tua yang masih remaja koping dengan tugas perkembangan orang tua sering kali diperburuk oleh kebutuhan dan tugas perkembangan remaja yang belum dipenuhi. Tugas perkembangan orang tua terdiri dari, menyatukan gambaran anak yang dibayangkan dengan anak sesungguhnya, menjadi terampil dalam aktivitas merawat bayi, menyadari kebutuhan bayi, menyatukan bayi kedalam keluarga. Remaja dapat mengalami kesulitan dalam menerima perubahan citra diri dan menyesuaikan peran – peran baru yang berhubungan dengan tanggung jawab merawat bayi (Bobak, 2004). Masa remaja adalah periode waktu individu beralih dari fase anak ke fase dewasa. Periode masa remaja dapat dibagi kedalam tiga tahap, tahap awal (usia 10 -14 tahun), tahap menengah (usia 15 -16 tahun), tahap akhir (usia 17 -21 tahun). Semakin tinggi tahap perkembangannya semakin besar kesiapan untuk menerima tanggung jawab diri sendiri dan orang lain (Bobak,2004).
13
Masa remaja menjadi sorotan untuk dijadikan bahan pembicaran, Psikologi sendiri memandang periode ini sebagai periode yang penuh gejolak dengan menamakan period of storm and stress . Salah satunya yaitu pernikahan diusia muda yang merupakan solusi bermasalah akibat dari pergaulan bebas dimana remaja tidak mampu menetapkan identitas seksual yang akan diikuti oleh variabel masalah yang tidak sedikit. Mulai dari segi medis terkait dengan kesiapan untuk melakukan proses reproduksi dimana organ reproduksi diusia remaja rentan terhadap infeksi saluran reprodusi, segi ekonomi kesanggupan untuk membiayai rumah tangga yang akan dijalani, dan segi psikologis kesiapan psikis menjadi orang tua ¶(http:// Indolead.com) Data yang diperoleh di kelurahan Sendang Agung kecamatan kaliori kabupaten Rembang pada tahun 2006 jumlah pasangan yang menikah diusia remaja ada 12 pasangan dari 30 pasangan yang telah terdaftar dalam pencatatatan
nikah. Dari 12 pasangan tersebut yang
menikah usia dini (usia 16-20 tahun) yaitu remaja putri sedangkan remaja putra yang menikah usia dini hanya 1 orang (usia 19 tahun). Begitupula pada tahun 2007 ada 6 pasangan yang menikah usia dini dari 20 pasangan yang terdaftar dalam pencatatan nikah dan 6 pasangan tersebut adalah mereka remaja putri yang menikah usia dini (usia 17 -20 tahun), untuk remaja putra hanya 1 orang (usia 19 tahun). Dalam kitab hukum perdata Di Indonesia tentang perkawinan mengatakan bahwa seorang jejaka yang belum mencapai umur genap 18 th
14
(delapan belas tahun), seperti pun seorang gadis yang belum mencapai umur genap 15 th (lima belas tahun), tidak diperbolehkan mengikat dirinya dalam perkawinan.Sementara itu, dalam hal adanya alasan-alasan yang penting, presiden indonesia meniadakan larangan ini dengan memberikan dispensasi (wertboek,1999). Realitas yang banyak ditemukan, remaja berani menikah (secara biologis) namun semua beban dan konsekuensi dari pernikahan itu diserahkan kepada orang tua. Tinggal di rumah orang tua, makan dan minum serta semua kebutuhan lainya ditanggung sepenuhnya oleh orang tua. Ketika merawat bayi orang tua terpaksa difungsikan atau memfungsikan dalam merawat dan mengasuh anak hal ini akan berdampak pada pendidikan keluarga yang tidak sehat termasuk dalam menjalankan fungsi keluarga. B. Rumusan Masalah Berdasarkan kajian latar belakang tersebut rumusan permasalahan yang ditetapkan penulis yaitu ingin mengetahui bagaimana orang tua yang masih berusia remaja dalam menjalankan fungsi keluarga pada tahap perkembangan keluarga dengan anak baru lahir (childbearing) Di Desa Sendang agung Kecamatan Kaliori Rembang C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran fungsi keluarga childbearing pada pasangan remaja Di Desa Sendang Agung Kecamatan Kaliori – Rembang
15
2. Tujuan Khusus Mendiskripsikan fungsi keluarga dengan tahap perkembangan keluarga anak baru lahir pada pasangan remaja yang meliputi : a. Fungsi Afektif b. Fungsi sosialisasi c. Fungsi Reproduksi d. Fungsi ekonomi e. Fungsi perawatan kesehatan keluarga D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat bagi ilmu pengetahuan Mengembangkan pengetahuan dan wawasan ilmu keperawatan khususnya
keperawatan
maternitas
dan
keperawatan
keluarga
mengenai dampak dari pernikahan di usia muda. 2. Bagi profesi Sebagai bahan masukan bagi profesi perawat dalam meningkatkan profesionalisme pelayanan keperawatan khususnya pada perawatan keluarga dan komunitas. E. Bidang Ilmu Penelitian ini mencakup dalam bidang ilmu keperawatan keluarga
16