BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia mengalami perubahan dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi. Kemajuan di bidang pengetahuan dan teknologi ini membuat pekerjaan manusia menjadi lebih mudah. Terlebih dengan kehadiran internet yang mampu menyediakan segala informasi untuk memudahkan dalam bekerja. Dengan segala kemudahan mengakses informasi dari internet, manusia lebih memiliki kesempatan untuk terus berkembang. Bagi akademisi, khususnya mahasiswa, adanya teknologi internet amat mendukung dalam proses belajar. Penelusuran referensi, materi kuliah, dan update informasi adalah contoh kegiatan yang lazim dilakukan mahasiswa dengan bantuan internet. Namun, seiring dengan semakin mudah dan praktisnya memperoleh informasi dari internet, semakin tinggi pula kesempatan melakukan kecurangan akademik, seperti plagiarisme. Hanya dengan melakukan copy dan paste, tugas yang diberikan dosen langsung dapat terselesaikan. Tak jarang pula mahasiswa menyalin tugas mahasiswa lain dengan memanfaatkan teknologi. Fenomena ini juga terjadi di lingkungan mahasiswa S1 akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Padahal, pihak akademik fakultas sangat tegas 3
dalam mengatur tindak kecurangan akademik termasuk plagiarisme. Hal ini terbukti dengan peraturan yang sudah tercantum di tiap depan ruang kelas FEB UGM dan pada kontrak belajar mahasiswa dengan dosen. Berdasarkan kontrak belajar tersebut, sebagian besar dosen tidak segan-segan tidak meluluskan mahasiswanya yang melakukan kecurangan akademik di kelasnya. Sebagian mahasiswa terkadang melakukan kecurangan akademik seperti mencontek dan plagiat karena ada faktor tekanan, baik dari internal ataupun eksternal. Tak ada waktu untuk mengerjakan tugas karena sibuk dengan kegiatan organisasi, kurang paham mengenai materi kuliah, merasa harus mendapat nilai baik, dan mepetnya waktu mengerjakan dengan deadline, adalah contoh-contoh tekanan yang mendorong mahasiswa akhirnya memutuskan melakukan kecurangan akademik. Kecurangan akademik juga dapat terjadi karena adanya kesempatan untuk melakukan hal tersebut. Saat ujian misalnya, jika tidak ada pengawasan yang cukup untuk mencegah terjadinya kecurangan akademik, maka mahasiswa bisa dengan mudah melakukan kecurangan seperti mencontek. Terlebih kesempatan melakukan kecurangan akademik pada tugas. Tanpa pengawasam dari dosen, mahasiswa dapat menyalin jawaban tugas dari temannya, bahkan dari solution manual. Selain faktor tekanan dan kesempatan, kecurangan akademik bisa terjadi karena rasionalisasi dari mahasiswa. Rasionalisasi sering dikaitkan dengan sikap dan karakter seseorang yang membenarkan nilai-nilai etis yang 4
sebenarnya tidak baik. Contohnya, seorang mahasiswa merasa bahwa ia tidak pernah mencontek saat ujian sebelumnya, maka ia berpikir tak apa-apa jika ia mencontek sekali-kali. Hal ini sebenarnya bukan hal yang benar secara etis karena mahasiswa tersebut mencontek. Faktor-faktor yang telah dipaparkan, yaitu faktor tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi, adalah konstruk dari sebuah teori yang disebut dengan teori fraud triangle. Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), fraud triangle adalah sebuah model yang menjelaskan faktor-faktor penyebab seseorang melakukan kecurangan. Mengaitkan dengan teori tersebut, penelitian ini berusaha mencari tahu adakah pengaruh tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi terhadap perilaku kecurangan akademik. Menurut Becker et al. (2006), terdapat pengaruh positif konstruk fraud triangle terhadap perilaku kecurangan akademik. Dengan kata lain, semakin tinggi tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi para responden yang ditelitinya waktu itu, semakin tinggi pula perilaku kecurangan akademik yang terjadi. Peneliti bermaksud melakukan penelitian serupa terhadap mahasiswa S1 akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Peneliti ingin mengetahui apakah tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi memiliki pengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa S1 akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM. Peneliti juga menambahkan satu variabel lain, yaitu gender sebagai variabel moderasi. Peneliti tertarik untuk mengetahui apakah gender dapat 5
memoderasi pengaruh tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi mahasiswa S1 akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM terhadap perilaku kecurangan akademik. Peneliti menambahkan gender sebagai variabel moderasi karena sejumlah hasil
penelitian
menyimpulkan
bahwa
gender
berpengaruh
terhadap
pengambilan keputusan etis (contohnya Dawson, 1995; Ferrel dan Skinner, 1998; Jones dan Gautschi, 1998; Lane, 1995; Whipple dan Swords, 1992). Kesimpulan umum dari penelitian tersebut adalah laki-laki lebih cenderung melakukan tindakan tidak etis daripada wanita. Betz dan O’Connel (1989) membuat hipotesis bahwa laki-laki lebih fokus pada uang dan pencapaian dan wanita lebih tertarik pada hubungan dan membantu orang lain. Berdasarkan hasil tersebut, maka peneliti ingin meneliti apakah gender memiliki pengaruh yang memoderasi tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa S1 akuntansi FEB UGM.
1.2. Rumusan masalah Fenomena kecurangan akademik kerapkali terjadi di lingkungan mahasiswa. Beragam faktor penyebab mahasiswa melakukan kecurangan akademik. Pada penelitian ini, peneliti ingin menganalisis sejauh mana pengaruh dimensi fraud triangle yakni tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi terhadap perilaku kecurangan akademik.
6
Peneliti juga ingin menguji hubungan gender terhadap pengaruh tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi terhadap perilaku kecurangan akademik. Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh tekanan terhadap perilaku kecurangan akademik? 2. Bagaimana pengaruh kesempatan terhadap perilaku kecurangan akademik? 3. Bagaimana pengaruh rasionalisasi terhadap perilaku kecurangan akademik? 4. Bagaimana pengaruh gender pada hubungan tekanan terhadap perilaku kecurangan akademik? 5. Bagaimana pengaruh gender pada hubungan kesempatan terhadap perilaku kecurangan akademik? 6. Bagaimana pengaruh gender pada hubungan rasionalisasi terhadap perilaku kecurangan akademik?
1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dimensi fraud triangle terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa S1 akuntansi UGM dengan gender sebagai variabel moderasi. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk: a. Menguji pengaruh tekanan terhadap perilaku kecurangan akademik. b. Menguji pengaruh kesempatan terhadap perilaku kecurangan akademik. c. Menguji pengaruh rasionalisasi terhadap perilaku kecurangan akademik.
7
d. Menguji pengaruh gender pada hubungan tekanan terhadap perilaku kecurangan akademik. e. Menguji pengaruh gender pada hubungan kesempatan terhadap perilaku kecurangan akademik. f. Menguji pengaruh gender pada hubungan rasionalisasi terhadap perilaku kecurangan akademik.
1.4. Manfaat Penelitian Penulis berharap penelitian ini memberi manfaat: a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi dunia pendidikan mengenai perilaku kecurangan akademik dipandang dari perspektif dimensi fraud triangle. b. Manfaat praktis 1) Manfaat bagi pengguna Penulis berharap penelitian ini bermanfaat bagi pembaca untuk memberikan pengetahuan mengenai pengaruh dimensi fraud triangle yaitu tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi terhadap perilaku kecurangan akademik. Selain pengaruh dimensi fraud
8
triangle, penelitian ini juga menganalisis hubungan gender sebagai variabel moderasi. 2) Manfaat bagi Universitas Gadjah Mada dan dunia pendidikan Guna mengembangkan ilmu pengetahuan, penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan tentang perilaku kecurangan akademik yang terjadi di kalangan mahasiswa. Bagi
Universitas
Gadjah
Mada,
khususnya
Fakultas
Ekonomika dan Bisnis, penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengetahui karakter mahasiswa akuntansi UGM, sehingga dapat pihak fakultas dapat menangani kecurangan akademik secara dini dan lebih akurat. 3) Manfaat bagi penulis Penelitian
ini
bermanfaat
bagi
penulis
karena
memberikan
pengalaman penelitian dan memberikan wawasasan mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi kecurangan akademik.
1.5. Sistematika Penulisan Bab I
: Pendahuluan, Bab ini memuat latar belakang diadakannya penelitian ini, perumusan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II
: Tinjauan Pustaka 9
Pembahasan bab ini adalah berfokus pada landasan teori yang digunakan penulis, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Bab III : Metodologi Penelitian Bab ini berisi penentuan populasi dan sampel penelitian, jenis dan metode pengumpulan data, variabel penelitian dan definisi operasional variabel, instrumen penelitian, model penelitian, metode analisis data, dan pengujian statistika. Bab IV : Pembahasan Hasil penelitian meliputi pelaksanaan penelitian, karakteristik responden, distribusi jawaban responden,
statistik deskriptif dari
responden penelitian, uji instrumen penelitian, uji asumsi klasik, uji koefisien linier berganda, analisis regresi berganda, moderated regression analysis, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V
: Penutup Bab penutup terdiri dari kesimpulan hasil penelitian,keterbatasan, dan saran untuk penelitian selanjutnya.
10