BAB I PENDAHULUAN
A. latar Belakang Penelitian Persaingan di dunia usaha di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Banyak perusahaan- perusahaan baru yang didirikan sehingga menyebabkan di dunia perdagangan saat ini. Perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang jasa maupun manufaktur maupun dagang saling bersaing untuk dapat bertahan dan menjadi yang terbaik. Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap perusahaan saling menunjukkan kemampuan untuk saling bersaing dan memperbaiki maupun kelemahan yang dimilikinya agar mampu bersaing dengan perusahaan lain. Persaingan usaha antar perusahaan-perusahaan yang semakin ketat menuntut. Upaya pengembangan Good Corporate Governance ditujukan untuk mendorong optimalisasi alokasi atau penggunaan sumber daya perusahaan agar pertumbuhan dan kesejahteraan pemilik perusahaan terjaga (Monks dan Minov, 2001) dalam (Sari, Halim dan Fathoni, 2013). Corporate governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan (Hastuti dan Achmad, 2006).
1
2
Pada umumnya, manajer perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui implementasi keuangan yang terdiri dari keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan deviden. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan tepat, mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan akan berdampak terhadap pencapaian tujuan perusahaan (Tendi, 2008), lebih jauh menyatakan bahwa ( Humairah, 2014), tata kelola perusahaan yang dilakukan manajer mempunyai hak kepemilikan sebagian dari perusahaan. Manajer yang memiliki saham perusahaan berarti manajer tersebut sekaligus adalah pemegang saham. Fenomena yang masih terjadi bahwa return saham yang diterima investor mengalami kerugian, karena harga jual saham lebih rendah dari harga beli (capital less), sedangkan laba yang dilaporkan emiten setiap tahun meningkat. Ini mengindikasikan bahwa kinerja laporan keuangan dinilai oleh investor tidak akurat dan telah terjadi penyimpangan informasi. Seharusnya laba meningkat maka laba yang dibagi kepada pemegang saham (deviden ) meningkat sehingga harga saham menaik akibatnya investor memperoleh keuntungan (Rahman, Nadirsyah,
dan
Yahya, 2012), Besarnya jumlah permintaan akan saham perusahaan menunjukkan besarnya keyakinan dan kepercayaan investor untuk menanamkan modal pada suatu perusahaan. Salah satu hal yang menyebabkan investor menaruh keyakinan dan kepercayaan penuh pada
3
perusahaan adalah dengan diterapkannya good corporate governance (Ria, 2011). Pelaksanaan good corporate governance yang baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku, akan membuat investor memberikan respon
positif
terhadap
kinerja
perusahaan,
bahwa
dana
yang
diinvestasikan dalam perusahaan yang bersangkutan akan dikelola dengan baik dan kepentingan investor public akan aman. Kepercayaan investor public pada manajemen perusahaan memberikan manfaat kepada perusahaan dalam bentuk pengurangan cost of capital (biaya modal) (Purwaningtyas, 2011). Harga saham yang tinggi merupakan dampak dari adanya jumlah permintaan yang besar (hukum penawaran). Besarnya jumlah permintaan akan saham perusahaan menunjukan besarnya keyakinan dan kepercayaan investor untuk menanamkan modal pada suatu perusahaan. Salah satu hal yang menyebabkan investor menaruh keyakinan dan kepercayaan penuh pada
perusahaan
adalah
dengan
diterapkannya
good
corporate
governance. Guna dan Herawaty (2010) menyatakan mekanisme good corporate governance ditandai dengan adanya kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, keberadaan komite audit, dan komisaris independen. Keberadaan komite audit dan komisaris independen bertujuan untuk mengawasi jalannya kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.
4
Untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut, pemilik modal pada umumnya menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada para professional yang disebut sebagai manajerial atau insider. Manajer yang diangkat oleh pemilik modal dengan cara memaksimumkan nilai perusahaan sehingga kemakmuran pemilik modal dapat tercapai ( Arifin, 2010). Penelitian terdahulu mengenai struktur kepemilikan dan ukuran perusahaan yang telah dilakukan di Indonesia adalah penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2005) di dalam penelitiannya mengenai hubungan antara good corporate governance dan struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen laba dengan kinerja perusahaan, dan terdapat hubungan yang signifikan antara disclosure dengan kinerja perusahaan. Komite audit mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai serta dilaksanakannya good corporate governance (Susanti, 2009). Penelitian yang telah dilakukan oleh Machmud dan Chaerul ( 2008) dalam Abukosim, Mukhtaruddin, Ferina dan Nurcahaya (2014) “ are that foreign ownership and institutional structure does not affect the wider social responsibility disclosure. Differences in this study lies in the
5
dependent variable used is the value of the company. Results of previous studies on the effect of ownership structure commonly used managerial ownership and institutional ownership on firm value are inconsistent or have a different outcome”. Penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2009) mendefinisikan variabel managerial ownership dan institutional ownership berpengaruh dengan arah hubungan negative, sedangkan keberadaan komite audit dan komposisi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Tidak semua pemilik saham manajerial menginginkan investasi yang tinggi, karena menginginkan kesejahteraan melalui pembayaran dividen. Inilah salah satu tindakan opportunistik para pemegang saham managerial. Variabel Debt to Equity Ratio (DER), variabel berpengaruh dengan arah hubungan positif, sedangkan Halim, Meiden, dan Tobing (2005) mengemukakan bahwa, jika manajer melakukan manajemen laba untuk tujuan opportunistik misalnya untuk memaksimumkan bonus pribadi maka manajer cenderung melakukan pengungkapan yang minimal agar tercipta kondisi asimetri infomasi sehingga manajer lebih leluasa melakukan manajemen laba tanpa takut terdeteksi, sedangkan Demsetz (1983) dalam Adebiyi dan Sunday (2011) lebih jauh menyatakan “ stresses that since ownership structure is an endogenous outcome of the maximization process, every change in ownership level is made in order to maximize shareholder profit. The
6
implication is that ownership concentration and firm performance are uncorrelated”. Berdasarkan uraian sebelumnya maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian guna mengetahui informasi tentang : “ Analisis Struktur Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial Dan Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan (Study Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI 2011-2014) B. Rumusan Masalah Dari uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang menjadi dasar tema skripsi ini: 1. Apakah struktur kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 3. Apakah komisaris independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 4. Apakah komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 5. Apakah dewan direksi berpengaruh terhadap nilai perusahaan? C. Teoritis dan Praktis Penelitian 1. Teoritis Penelitian Bagi perkembangan ilmu pengetahuan bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu wawasan dan pembuktian terbaru mengenai hubungan nilai perusahaan perusahaan. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui berpengaruh
7
tidaknya struktur modal, ukuran perusahaan, dan kepemilikan saham manajerial, dan proporsi dewan komisaris independen terhadap kinerja perusahaan. 2. Praktis Penelitian 2.1 Bagi Jurusan Berdasarkan penelitian ini, adanya konflik keagenan yang terjadi akibat
dari kepemilikan manajerial yang meningkat
akan
berdampak pada agency cost. Sehingga diharapkan adanya regulator yang dapat meningkatkan pengawasan terhadap tindakantindakan yang dilakukan oleh manajer dalam menggunakan arus kas yang tersedia . Hal ini bermaksud agar tindakan dan kebijakan yang diambil manajer sesuai dengan mandat yang telah dipercayakan oleh pemilik. 2.2 Bagi Pihak Lain Bagi pihak lain dan calon investor sebaiknya berinvestasi pada perusahaan besar. Karena pada perusahaan yang berukuran besar perusahaan dituntut bekerja dengan profesionalitas yang tinggi untuk mengurangi agency cost. Selain itu, perusahaan besar lebih merefleksikan tingkat kesejahteraan di masa mendatang. Karena perusahaan besar memiliki profit yang tinggi. Artinya, perusahaan produktif dalam mengelola asetnya yang banyak, dengan begitu, hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa perusahaan besar memiliki kinerja yang baik.
8
2.3 Bagi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk memperkaya pemahaman kepemilikan institusioal, kepemilikan manajerial, komisaris independen, komite audit dan dewan direksi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi tambahan literature atau referensi untuk penelitian selanjutnya.