12
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah sekarang ini tidak bertujuan untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, antara lain diwujudkan melalui kebijakan deregulasi diberbagai bidang usaha. Dalam era deregulasi ini, pemerintah mengurangi campur tangan secara langsung dalam mengatur dan mengendalikan perekonomian, sifat dan dinamika dunia usaha bersumber pada inisiatif dan kreativitas dunia usaha sendiri. Peranan mekanisme pasar di dalam kegiatan ekonomi semakin besar, sehingga kalangan dunia usaha dituntut untuk berpacu dalam memenangkan pasar. Untuk mewujudkan tuntutan tersebut diperlukan suatu prinsip pengelolaan yang efektif, efesien dan produktif terhadap semua bagian yang ada diperusahaan serta didukung oleh suatu tindakan pengendalian yang efektif untuk mencegah timbulnya penyimpangan yang mengganggu terhadap kinerja perusahaan. Efesiensi operasi perusahaan akan berperan penting terhadap keberhasilan perusahaan dengan adanya laju pertumbuhan penjualan yang meningkat. Peningkatan laju pertumbuhan penjualan membutuhkan adanya penambahan pembiayaan, baik pembiayaan dalam aset lancar maupun aset tetap. Pembiayaan dalam aset lancar memiliki sifat mudah diuangkan dan merupakan jumlah yang
Universitas Sumatera Utara
13
besar dalam perusahaan sehingga memerlukan perhatian yang seksama dari manajer keuangan. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba, tetapi laba yang besar belum merupakan suatu ukuran bahwa perusahaan itu telah bekerja secara efesien. Efesiensi suatu perusahaan baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut atau dengan kata lain adalah menghitung rentabilitasnya. Dengan demikian yang harus diperhatikan oleh perusahaan tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya. Rentabilitas erat kaitannya dengan penggunaan modal dalam perusahaan. Masalah permodalan merupakan masalah utama yang akan menunjang kegiatan operasional suatu perusahaan. Modal yang digunakan untuk kegiatan usaha ini disebut modal kerja. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan operasional sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu. Periode perputaran modal kerja dipengaruhi oleh periode perputaran masing-masing komponen dari modal kerja tersebut. Semakin pendek periode perputaran modal kerja berarti semakin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputaran. Lamanya periode perpuataran tergantung sifat dan kegiatan operasi suatu perusahaan, lama atau cepatnya ini juga akan menentukan besar atau kecilnya kebutuhan modal kerja. Perputaran modal kerja diharapkan terjadi dalam
Universitas Sumatera Utara
14
jangka waktu yang relatif pendek, sehinggga modal kerja yang ditanamkan cepat kembali. Perputaran modal kerja yang rendah bisa disebabkan karena rendahnya perputaran persediaan, perputaran piutang dan saldo kas yang terlalu besar (Munawir, 2001:80). Komponen modal kerja tersebut adalah kas dan bank, piutang dan persediaan. Perputaran piutang dan persediaan digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola piutang dan persediaan secara efesien. Perputaran piutang menunjukkan kecepatan digantinya persediaan barang dagangan melalui penjualan, baik secara tunai maupun kredit. Dengan demikian makin tinggi perputaran piutang dan persediaan menunjukkan tingginya volume penjualan yang dicapai oleh perusahaan. Akibatnya, laba yang diterima akan menjadi banyak jumlahnya. Banyaknya laba yang terima ini akan menaikkan tingkat rentabilitas ekonomi. Namun kenyataannya, pada beberapa perusahaan tak jarang terjadi rentabilitas ekonomi perusahaan semakin rendah ketika perputaran piutang meningkat. Demikian juga dengan persediaan walaupun perputaran persediaan semakin tinggi, rentabilitas ekonomi perusahaan semakin rendah. Hal ini berarti sudah tidak sesuai dengan teori yang ada. Penelitian ini menggunakan perusahaan dagang sebagai sampel karena sebagian besar perusahaan tersebut melakukan penjualan secara kredit. Jika terjadi peningkatan penjualan secara kredit, maka piutang dagang perusahaan akan meningkat pula. Peningkatan penjualan ini juga mempengaruhi peningkatan persediaan barang dagang.
Universitas Sumatera Utara
15
Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan pokok usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang dengan tujuan untuk dijual kembali, tanpa mengubah bentuk barang tersebut. Pengolahan yang terjadi pada perusahaan dagang hanya terbatas pada pengepakan atau pengemasan supaya barang tersebut lebih menarik. Beberapa perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 – 2012 memberikan rentabilitas ekonomis yang berbeda-beda setiap tahunnya. Beberapa penelitian mengenai
pengaruh perputaran piutang dan
persediaan terhadap rentabilitas juga telah dilakukan, tetapi terdapat perbedaan hasil penelitian tersebut. Dian (2007) menunjukkan bahwa perputaran persediaan tidak mempunyai pengaruh terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Asti Lamriama Sianturi (2009) menunjukkan bahwa perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan barang konsumsi yang tercatat di BEI. Ridha Utami (2010) menunjukkan bahwa perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian yang belum menunjukkan konsistensi antara penelitian yang satu dengan penelitian yang lainnya, baik karena perbedaan lokasi maupun karena periode waktu, mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut tehadap faktor-faktor yang mempengaruhi perputaran piutang dan perputaran persediaan sebagai variabel independen. Peneliti memilih perusahaan Dagang yang terdaftar di BEI sebagai objek penelitian dengan periode pengamatan 2010-
Universitas Sumatera Utara
16
2012. Perbedaan periode pengamatan dan variabel independen yang dipilih diharapkan bisa memberikan hasil yang lebih akurat sesuai dengan kondisi perekonomian saat ini, maka peneliti ini mengambil judul : ”Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomis pada perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. B. Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah perputaran piutang secara parsial berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan dagang di Bursa efek Indonesia? 2. Apakah perputaran persediaan secara parsial berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan dagang di Bursa efek Indonesia? 3. Apakah perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomis secara simultan pada perusahaan dagang di Bursa efek Indonesia? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perputaran piutang dan perputaran persediaan baik secara parsial maupun secara simultan berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan dagang di Bursa efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
17
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut : 1. Bagi penulis, untuk menambah dan mengembangkan wawasan pengetahuan penulis khususnya mengenai pengaruh perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomis. 2. Bagi pihak yang berkepentingan, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan, khususnya hubungan perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomis. 3. Bagi pihak lain, sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya, khususnya penelitian yang berhubungan dengan pengaruh perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomis sehingga hasilnya lebih baik dan dapat diterapkan secara operasional di lapangan.
Universitas Sumatera Utara