BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan dalam dunia IPTEK telah membawa perubahan yang besar terhadap perubahan sistem pendidikan dan kurikulum yang berlaku dalam negara tertentu. Sistem pendidikan dan kurikulum yang bertolak terhadap perkembangan IPTEK menciptakan suatu akses yang memudahkan manusia memahami dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan. IPTEK mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya yang salah satu diantaranya melalui jaringan internet. Keberadaan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran sangat penting yaitu sebagai media pembelajaran juga sumber informasi dan penyedia bahan ajar bagi proses pembelajaran. E-learning atau pembelajaran elektronik yang berbasis pemanfaatan teknologi informasi dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif kegiatan pembelajaran. Koran (Suyanto, 2005: 1) mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Dewasa ini proses pendidikan difokuskan pada materi yang dipelajari oleh siswa, tidak lagi hanya pada materi yang diajarkan oleh guru. Paradigma lainnya adalah 1
2
perubahan dalam konteks pusat pembelajaran. Pendidik (guru dan dosen) merupakan pusat pembelajaran (Teacher Centric), kini bergeser menjadi murid (siswa dan mahasiswa) sebagai pusat pembelajaran (Learner Centric). Perbedaaan pembelajaran tradisional dengan e-learning yaitu kelas tradisional, guru dianggap sebagi orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada siswa, sedangkan di dalam e-learning fokus utamanya adalah siswa. Siswa mandiri dan bertanggung jawab untuk setiap pembelajarannya. Suasana pembelajaran dalam e-learning menciptakan peranan siswa yang lebih aktif dan kreatif, siswa dituntut untuk memiliki kompetensi dalam perencanaan dan mencari materi dengan usaha dan inisiatif sendiri. Widowati (2008: 1) menyebutkan pembelajaran yang diperlukan adalah pembelajaran pembelajaran yang tidak hanya mengulang kembali ide-ide, tetapi pembelajaran yang mampu mengeksplorasi ide-ide siswa. Diharapkan dengan adanya pembelajaran e-learning kemampuan berpikir kreatif siswa dapat lebih baik. Sejumlah penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa kreativitas siswa umumnya relatif rendah. Suparman (Yuliana, 2008) melakukan penelitian tentang berpikir kreatif pada siswa SMP dan didapatkan hasil yang menunjukan keterampilan berpikir kreatif siswa berada pada kategori rendah. Penelitian Aprilia (Rosilawati, 2006) menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen berada pada kategori rendah. Sedangkan Koko (2006: 1) melakukan
penelitian
terhadap siswa kelas X SMA Negeri IV Malang diperoleh hasil bahwa penggunaan internet berpengaruh terhadap kreativitas. Penggunaan internet mempunyai pengaruh
3
dan peranan yang besar dalam meningkatkan kreativitas siswa. Siswa akan menjadi lebih kreatif dengan lebih sering menggunakan internet untuk mendukung suatu pemikiran. Internet sangat dibutuhkan sebagai sumber informasi yang dapat mendukung suatu pemikiran dan hal-hal yang dapat menambah pengetahuan. Semakin banyaknya informasi dan pengetahuan yang di dapat dari internet maka proses berpikir untuk memperoleh tindakan kreatif pun semakin terbuka. Dengan keberadaan teknologi informasi maka anak didik (siswa) akan lebih memiliki kreativitas yang tinggi dan dengan pemakaian komputer imajinasi siswa akan lebih berkembang sehingga menimbulkan kreativitas bagi mereka (Handoko, 2008: 1). Konsep yang dijadikan sebagai materi dalam penggunaan e-learning ini adalah pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan merupakan konsep yang dekat dengan kehidupan sehari-hari dan banyak menampilkan permasalahan-permsalahan yang berkaitan dengan lingkungan diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya, Permasalahan pencemaran lingkungan menuntut siswa untuk beradaptasi secara kreatif dan mencari pemecahan yang imajinatif. Perpaduan pembelajaran materi pencemaran lingkungan dengan menggunakan elearning berbasis web diharapkan mampu menumbuhkan kreativitas siswa dan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Selain itu penggunaan elearning ini, diharapkan dapat menjadi alternatif pembelajaran dan memberikan
4
respon positif bagi perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana pengaruh e-learning terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran biologi, khususnya pada konsep pencemaran lingkungan.
B. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. “Bagaimanakah pengaruh e-learning terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep pencemaran lingkungan?” Rumusan masalah ini dijabarkan melalui tiga pertanyaan penelitian, sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kemampuan berpikir kreatif siswa dalam konsep pencemaran lingkungan dengan menggunakan e-learning? 2. Bagaimanakah respon murid terhadap penggunaan e-learning dalam pembelajaran konsep pencemaran lingkungan? 3. Bagaimanakah respon guru terhadap penggunaan e-learning dalam pembelajaran konsep pencemaran lingkungan?
C. Batasan Masalah Agar penelitian ini dapat terarah maka perlu adanya ruang lingkup yang dibatasi pada hal-hal dibawah ini:
5
1. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep pencemaran lingkungan. 2. Pembelajaran dilakukan dengan penggunaan e-learning berbasis web yaitu pembelajaran menggunakan komputer berjaringan internet yang berbasis pada web. Pengembangan sistem pembelajaran e-learning yang dipergunakan adalah web centric course. 3. Berpikir kreatif siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir untuk menghasilkan gagasan atau produk baru dan juga melihat suatu pola baru antara satu hal dan hal lainnya yang semula tidak tampak. 4. Kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini meliputi berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir asli (originality), berpikir merinci (elaboration) dan kemampuan menilai (evaluaty).
D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1.
Mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan e-learning pada konsep pencemaran lingkungan.
2.
Mendapatkan informasi mengenai tanggapan siswa terhadap penggunaan elearning berbasis web pada konsep pencemaran lingkungan.
3.
Mendapatkan informasi mengenai tanggapan guru terhadap penggunaan elearning berbasis web pada konsep pencemaran lingkungan.
6
E. Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Bagi siswa, dapat menarik minat, meningkatkan motivasi, dan memudahkan siswa dalam memahami konsep dalam pembelajaran biologi. Selain itu salah satu hasil yang diharapkan dari pembelajaran biologi adalah kemampuan berpikir kreatif, sehingga siswa didorong untuk selalu berupaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatifnya. 2. Bagi guru, memberikan informasi tentang penggunaan e-learning berbasis web pada konsep pencemaran lingkungan sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk proses pembelajaran atau kegiatan sekolah selanjutnya. 3. Bagi peneliti, dapat digunakan sebagai contoh untuk mengembangkan pembelajaran berbasis e-learning
F. Hipotesis Pembelajaran
menggunakan
kemampuan berpikir kreatif lingkungan.
e-learning
berpengaruh
signifikan
terhadap
siswa kelas VII SMP pada konsep pencemaran