BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Dunia minyak dan gas bumi masih menjadi salah satu kegiatan penopang perekonomian Indonesia saat ini. Namun dengan kondisi sumur minyak dan gas bumi yang secara umum memiliki cadangan yang terbatas dari tahun ke tahun. Diketahui pula bahwa produksi minyak bumi dunia telah mengalami penuruan secara alami. Pertumbuhan konsumsi energi di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Menurut BP Statistical Review (2015), pada tahun 2014, terjadi peningkatan konsumsi energi dimana konsumsi harian minyak bumi di Indonesia mencapai angka 1.640.990 barel. Hal ini tidak sebanding dengan angka produksi harian minyak bumi di Indonesia yang hanya mencapai angka 852.267 barel. Ketimpangan ini membuat pemerintah selalu menyerukan kepada seluruh perusahaan migas untuk dapat meningkatkan produksi khususnya minyak bumi. Selain itu harga minyak bumi juga menjadi salah satu faktor yang cukup dominan dalam menentukan keekonomian suatu proyek pengeboran minyak dan gas bumi. Perkembangan harga jual minyak bumi selama lima tahun terakhir terjadi tren yang luar biasa menarik. Fluktuasi harga minyak yang terjadi sangatlah mengejutkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga minyak dunia sekitar 30 tahun terakhir tergolong faktor yang non fundamental yaitu faktor geopolitik dan spekulasi (Nizar, 2012). Adapun faktor geopolitik yang mempengaruhi meliputi situasi politik dan pengaruh OPEC.
1
Dalam dunia migas, ketidakpastian menjadi salah satu unsur yang selalu hadir dalam kegiatan pengeboran minyak maupun gas bumi. Ketidakpastian dalam mengestimasi cadangan tergantung kepada data geologi dan data teknis yang tersedia dalam mendukung intepretasi produksi migas (Seljom dan Rosenberg, 2011). Risiko dan ketidakpastian merupakan dua prinsip dasar dalam kerangka pengambilan keputusan. Dalam suatu ketidakpastian akan muncul risiko yang belum dapat diketahui pasti tingkatannya sampai proyek tersebut selesai dilaksanakan. Ketidakpastian merupakan suatu akibat adanya keterbatasan pengetahuan dimana menjadi sangat tidak mungkin dapat dijabarkan keadaan yang sama persis dengan yang akan terjadi di masa yang akan datang (Kahraman,2010). Salah satu perusahaan yang melakukan kegiatan ini adalah PT PME RBS. Wilayah kerja dari PT PME RBS berada di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda. Kantor Perwakilan PT PME RBS di lapangan berada di Binangat, Kota Samarinda. PT PME RBS memiliki sistem kerjasama TAC (Technical Assistance Contract) dengan Pertamina EP (saat ini) dengan kondisi bagi hasil yang telah ditentukan di dalam kontrak kerjasama yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak. PT PME RBS memiliki dua komoditas, yaitu minyak dan gas bumi, sebagai penentu pendapatan perusahaan.
2
Dalam penyelenggaraan kegiatan usaha minyak dan gas bumi di Indonesia, Undang Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi menjelaskan kegiatan tersebut haruslah : a. Menjamin efektivitas pelaksanaan dan pengendalian usaha Eksplorasi dan Eksploitasi secara berdaya guna, berhasil guna, serta berdaya saing tinggi dan berkelanjutan atas Minyak dan Gas Bumi milik negara yang strategis dan tidak terbarukan melalui mekanisme yang terbuka dan transparan. b. Menjamin
efektivitas
pelaksanaan
dan
pengendalian
usaha
Pengolahan, Pengangkutan, Penyimpanan, dan Niaga secara akuntabel yang diselanggarakan melalui mekanisme persaingan usaha yang wajar, sehat, dan transparan. c. Menjamin efisiensi dan efektivitas tersedianya Minyak Bumi dan Gas Bumi, baik sebagai sumber energi maupun sebagai bahan baku, untuk kebutuhan dalam negeri. d. Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional untuk lebih mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional. e. Meningkatkan pendapatan negara untuk memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya bagi perekonomian nasional dan mengembangkan serta memperkuat posisi industri dan perdagangan Indonesia. f. Menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang adil dan merata, serta menjaga kelestarian hidup.
3
I.2 Rumusan Masalah Di dalam tulisan ini yang akan menjadi perumusan masalah adalah analisis kelayakan proyek Kerja Sama Operasi (KSO) atas blok RBS yang sebelumnya sudah dilakukan dengan melihat sensitivitas keekonomian proyek KSO di PT PME RBS terhadap fluktuasi harga minyak dunia beberapa waktu ini. Harga minyak dunia yang cenderung rendah memukul dunia perminyakan di dunia dan tidak terkecuali dunia perminyakan di Indonesia. PT PME RBS salah satu kontraktor migas yang terkena dampaknya. Unsur ketidakpastian dalam proyek migas memerlukan analisis sensitivitas agar didapatkan gambaran yang cukup dalam mengambil keputusan terhadap proyek yang akan dikerjakan. Pengelolaan blok migas dengan konsep TAC telah berakhir pada bulan Desember 2015. Saat ini perusahaan memasuki tahap pengajuan pengelolaan kembali blok migas tersebut kepada PT Pertamina EP untuk dikelola kembali oleh PT PME RBS dalam bentuk KSO (Kerja Sama Operasi). Selain itu melihat produksi minyak bumi di Indonesia setiap tahun menunjukkan penurunan. Sifat minyak bumi yang merupakan sumber daya alam yang tidak tergantikan, membuat cadangan yang ada di peut bumi semakin hari semakin menipis. Pada umumnya selama ini eksplorasi blok minyak bumi lebih banyak dilakukan di darat atau sering disebut onshore. Tidak menutup kemungkinan cadangan yang besar dapat ditemukan di lapangan minyak yang ada di lepas pantai atau yang sering disebut offshore. Penurunan produksi minyak bumi di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik terlihat pada tabel 1.1. Pada awal tahun 1996 produksi dapat
4
mencapai lebih dari 500.000 barel per hari. Namun di akhir tahun 2014 produksi menurun sampai sekitar 287.902 barel per hari. Tabel 1.1 Produksi Minyak Mentah Indonesia 1996-2014
Tahun
Minyak Mentah dan Kondensat (000 barel)
1996
548.648,30
1997
543.752,60
1998
534.892,00
1999
494.643,00
2000
484.393,30
2001
480.116,10
2002
397.308,50
2003
383.700,00
2004
404.992,90
2005
387.653,50
2006
357.477,40
2007
348.348,00
2008
358.718,70
2009
346.313,00
2010
344.888,00
2011
329.249,30
2012
314.665,90
2013
301.191,90
2014
287.902,20
Sumber: Badan Pusat Statistik
I.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalis dampak fluktuasi harga minyak pada pengambilan keputusan dalam mengelola lapangan migas tersebut dengan melihat tingkat keekonomian dari proyek KSO di PT PME RBS dilihat dari 3 estimasi tingkat produksi yaitu pessimistic, most likely, dan optimistic. Dalam menentukan tingkat produksi suatu proyek pengeboran, para operator blok migas melihat dari berbagai persepsi.
5
I.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi PT PME RBS dapat dijadikan acuan dalam melakukan analisis kelayakan proyek migas yang akan dilakukan dalam bentuk Kerja Sama Operasi. 2. Bagi pihak lain yang ingin mengembangkan penelitian dalam hal analisis kelayakan proyek migas baik di Indonesia. 3. Bagi para pelaku investasi di dunia migas dapat dijadikan acuan dalam menentukan suatu keputusan investasi dalam proyek migas. I.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bagaimana keputusan suatu inevstasi di perusahaan migas dipengaruhi fluktuasi harga minyak dunia. Dengan mengenal potensi suatu investasi baik itu yang berdampak positif maupun yang berdampak negatif. Dalam penelitian yang akan dilakukan akan membahas banyak mengenai analisis kelayakan proyek migas yang dilakukan oleh PT PME RBS yang merupakan sebuah kontraktor kontrak kerja sama blok migas yang saat ini dipengaruhi oleh fluktuasi harga minyak dunia. Secara garis besar yang akan dibahas adalah bagaimana nilai investasi yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan dapat menghasilkan pendapatan yang sebanding dengan nilai investasi yang telah dikeluarkan dalam proyek migas tersebut. Namun dalam penelitian ini tidak akan dibahas mengenai fluktuasi harga gas.
6
Wilayah kerja dari perusahaan berada di daerah Samarinda, Kalimantan Timur. Di dalam wilayah kerja perusaah ada lima lapangan yang dioperasikan yaitu Lapangan Semberah, Karang Mumus, Binagat-Pelarang dan Sambutan. Keseluruhan lapangan tersebut merupakan bagian dari cekungan Kutai yang tersusun oleh batuan sedimen yang cukup tebal.
I.6. Sistematika Penulisan Di dalam penelitian mengenai analisis kelayakan proyek migas di PT PME RBS akan dibagi menjadi lima bab. Rangkaian penulisan akan menjadi sebagai berikut : Bab I – Pendahuluan Pada bagian ini akan dijabarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan batasan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II - Tinjauan Pustaka Pada bagian ini akan berisi mengenai teori-teori pada penelitian terdahulu yang menjadi referensi penelitian ini dalam melihat analisis kelayakan proyek migas di PT PME RBS. Bab III – Langkah Analisis Dan Profil Perusahaan Pada bagian ini akan dijabarkan bagaimana penulis akan melakukan langkahlangkah analisis. Mulai dari pengumpulan data, alat analisis, serta melihat bagaimana harga minyak mempengaruhi keekonomian proyek migas. Selain itu dalam bab ini juga akan dijabarkan profil perusahaan mencakup sejarah berdirinya
7
perusahaan, profil dari perusahaan serta informasi lainnya yang terkait dengan penelitian yang sedang dilakukan. Bab IV - Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai deskripsi data, hasil analisis sensitivitas proyek migas di PT PME RBS. Bab V – Kesimpulan dan Saran Pada bagian ini akan dijabarkan kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
8