BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata internasional yang sangat terkenal di dunia. Sektor kepariwisataan telah menjadi motor penggerak perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu kepariwisataan merupakan bagian yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan masyarakat dan pembangunan di Bali (Pitana, 2003). Pariwisata Bali terkenal dengan keunikan budaya yang dicerminkan dari kehidupan sosial masyarakat yang dihubungkan dengan unsur keagamaan. Kehidupan sosial masyarakat yang begitu religious dipadukan dengan kearifan lokal membuat Bali diminati oleh wisatawan. Berdasarkan hasil survei, dari sepuluh elemen budaya, tradisi yang unik menempati urutan pertama alasan wisatawan datang ke Bali. Ini merupakan salah satu hal yang membuat wisatawan tertarik berkunjung ke Bali (Margi, 2005). Perkembangan pariwisata di Bali yang kian pesat telah membuat pulau Bali sebagai salah satu destinasi favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Keindahan
pulau
Bali,
keragaman
suku
dan
budaya,
keramahtamahan masyarakatnya telah membawa nama Bali hingga ke mata dunia. Banyak destinasi alam seperti pantai, danau, gunung yang patut untuk dikunjungi wisatawan jika berkunjung ke Bali. Salah satu indikator untuk mengukur kegiatan pariwisata di Bali dapat dilihat dari tingkat kunjungan wisatawan ke Bali. Berikut
1
jumlah kunjungan wisatawan dalam kurun lima tahun terakhir (2008-2012) yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Bali Tahun 2008-2012 Tahun
Jumlah Kunjungan Wisatawan
2008 1,968,892 2009 2,229,945 2010 2,493,098 2011 2,756,579 2012 3,020,060 Sumber : Dinas Pariwisata Bali, 2013
Pertumbuhan (%) 1,13 % 1,12% 1,11% 1,01%
Dari tabel di atas kita dapat melihat perkembangan peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali dari tahun ke tahun. Mulai dari tahun 2008 yaitu kunjungan wisatawan sebanyak 1,968,892 orang. Pada tahun 2009 dengan kunjungan 2,229,945 orang mengalami peningkatan sebesar 1,13% . Pada tahun 2010 dengan kunjungan 2,493,089 orang mengalami peningkatan sebesar 1,12%. Pada tahun 2011 dengan kunjungan 2,756,579 orang mengalami peningkatan sebesar 1,11% sedangkan pada tahun 2012 dengan kunjungan 3,020,060 orang mengalami peningkatan sebesar 1,01%. Keberlanjutan suatu daya tarik wisata dapat dilakukan dengan mengurangi adanya dampak dari laju pariwisata itu sendiri. Mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan pada suatu daya tarik wisata memang tidaklah mudah. Dalam mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan ini dibutuhkan adanya peran dari ketiga aktor pariwisata yaitu stakeholder, yang terdiri dari pemerintah, swasta dan masyarakat. Keberlanjutan suatu destinasi pariwisata dibutuhkan adanya
2
kerjasama yang baik antar ketiga aktor pariwisata ini sehingga nantinya dapat terjadi keseimbangan dalam pengembangan pariwisata dan tidak hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu. Koordinasi dan kerjasama yang baik antar ketiga komponen penting ini akan menciptakan pariwisata yang seimbang dan tidak hanya menguntungkan beberapa pihak saja melainkan semua pihak yang terlibat dalam keberlangsungan pariwisata. Dalam mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan pada suatu daya tarik wisata, dibutuhkan adanya partisipasi masyarakat secara langsung dalam pengelolaannya. Masyarakat lokal sebagai salah satu komponen penting dalam pariwisata sekaligus sebagai pemilik lahan seharusnya sudah dapat mendapatkan keuntungan dari adanya pengembangan pariwisata pada sebuah daya tarik wisata yang berlangsung di wilayah mereka. Keberadaan dan partisipasi masyarakat lokal pada suatu daya tarik wisata juga merupakan suatu tolak ukur atas keberhasilan dan nantinya akan berpengaruh pada keberhasilan dan keberlanjutan daya tarik wisata tersebut. Keberhasilan dan keberlanjutan pengembangan suatu daya tarik wisata sangat bergantung pada besarnya pengawasan secara langsung dari masyarakat lokal. Hal ini diperlukan karena masyarakat lokal sebagai pemilik lahan lebih mengenal kondisi daerahnya sendiri dibandingkan dengan orang lain yang ingin mengembangkan pariwisata di wilayah mereka. Masyarakat lokal cenderung mempunyai rasa memiliki dan ingin melindungi potensi wisata yang ada di wilayah mereka, sehingga dalam pengembangannya suatu daya tarik wisata dapat terus dikontrol agar tidak merusak potensi wisata yang sudah ada dan dapat
3
mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan hingga anak cucu mereka dapat turut menikmati adanya pariwisata di wilayah mereka sendiri. Melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan daya tarik wisata juga dilakukan oleh Daya Tarik Wisata Alas Pala Sangeh. Keberhasilan Daya Tarik Wisata Alas Pala Sangeh. Sebagai salah satu daya tarik wisata seharusnya sudah diiringi dengan keterlibatan masyarakat lokal dalam pengelolaanya sehingga nantinya dapat berpengaruh pada keberlangsungan pariwisata yang ada. Daya Tarik Wisata Alas Pala Sangeh merupakan salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Bali berlokasi di Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Sebagai daya tarik wisata yang sudah dikenal oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing, jumlah kunjungan wisatawan yang datang sudah semakin meningkat pasca Daya Tarik Wisata Sangeh yang sempat di blacklist dari daftar kunjungan destinasi di Bali yang disebabkan oleh kejadian kecelakaan pada tahun 1998 dimana wisatawan asing yang berkunjung digigit oleh salah satu kera yang ada di Daya Tarik Wisata Alas Pala Sangeh. Kejadian ini sempat dimuat dalam salah satu media Asing sehingga sejak saat itu banyak travel agent yang mencoret Sangeh dari daftar paket tour. Pasca dihapusnya Sangeh dari daftar blacklist destinasi di Bali oleh agen perjalanan yang bernaung di bawah Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (ASITA) Bali setelah sebelumnya daya tarik wisata tersebut pernah dihilangkan dari paket tour lantaran pengelolaannya kurang memberi jaminan kenyamanan, kini Sangeh kembali mendapatkan perhatian yaitu kunjungan wisatawan yang meningkat setiap tahunnya (Balipost, 20 Februari
4
2013). Kenaikan tingkat kunjungan wisatawan terjadi baik, dari wisatawan domestik ataupun wisatawan mancanegara. Hal ini dapat dilihat dari daftar kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Daya Tarik Wisata Alas Pala Sangeh berikut ini : Table 1.2 Kunjungan Wisatawan Ke Daya Tarik Wisata Alas Pala Sangeh Tahun 2012 – 2014
No 1 2 3
Tahun 2012 2013 2014 Jumlah
Wisatawan Mancanegara Nusantara (orang) (orang) 12.701 48.471 15.600 65.695 19.129 66.691 47.430 180.857
Total (orang) 61.172 81.295 85.820 228.287
Sumber : Daya Tarik Wisata Alas Pala Sangeh, 2015
Berdasarkan tabel 1.2 dapat kita lihat jumlah kunjungan wisatawan ke Daya Tarik Wisata Alas Pala Sangeh mengalami peningkatan baik dari wisatawan domestik ataupun wisatawan asing. Dalam tabel di atas di setiap tahunnya kunjungan wisatawan ke Daya Tarik Wisata Alas Pala Sangeh terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa Daya Tarik Wisata Alas Pala Sangeh mulai mendapat perhatian kembali dan mulai diminati oleh wisatawan baik domestik ataupun asing. Daya Tarik Wisata Alas Pala Sangeh mulai dirintis pada tanggal 1 Januari 1969 dan mulai mengalami perkembangan pada tahun 1972 dengan sumber pembiayaan pembangunan dan sumbangan sukarela / dana punia yang dikenakan pada tiap pengunjung yang masuk ke Alas Pala Sangeh. Melihat potensi dan perkembangan yang ada, pada tanggal 1 Januari 1996, terbentuklah Perda Tk II Badung no. 20 Tahun 1995 yang mengatur tentang mulai dikenakannya sistem
5
retribusi dan untuk teknis pengelolaan Daya Tarik Wisata Alas Pala Sangeh sepenuhnya merupakan hak dari pada pengelola dalam hal ini adalah Desa Adat Sangeh. Desa Adat Sangeh yang dimaksud terdiri dari lima banjar yaitu Banjar Pemijian, Banjar Sibang, Banjar Brahmana, Banjar Muluk Babi dan Banjar Batusari. Berdasarkan Perda tersebut, seharusnya dalam pengelolaan Daya Tarik Wisata Alas Pala Sangeh selama ini sudah sepenuhnya melibatkan masyarakat lokal Desa Adat Sangeh. Berkaitan dengan hal penelitian ini mencoba untuk meneliti “Pengelolaan Daya Tarik Wisata Alas Pala Sangeh Kabupaten Badung” (Studi Kasus Partisipasi Masyarakat Lokal).
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji pada penelitian ini, yaitu : 1.
Bagaimana Bentuk Partisipasi Masyarakat Lokal dalam pengeloaan Daya Tarik Wisata Alas Pala Sangeh Kabupaten Badung ?
2.
Bagaimana Tipe Partisipasi Masyarakat Lokal dalam pengelolaan Daya Tarik Wisata Alas Pala Sangeh Kabupaten Badung ?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan dari penelitian ini, yaitu : 1. Untuk mengetahui Bentuk Partisipasi Masyarakat Lokal dalam kegiatan pariwisata yang berlangsung di Daya Tarik Wisata Alas Pala Sangeh Kabupaten Badung.
6
2. Untuk mengetahui Tipe Partisipasi Masyarakat Lokal dalam kegiatan pariwisata yang berlangsung di Daya Tarik Wisata Alas Pala Sangeh Kabupaten Badung.
1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu : 1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan mampu untuk mengaplikasikan teori dan konsep mengenai partisipasi masyarakat lokal dalam kegiatan pariwisata yang telah diperoleh selama perkuliahan, mendapat kesempatan untuk menerapkan ilmu-ilmu pariwisata yang kita pelajari yaitu Pariwisata Berbasis Masyarakat, serta untuk menambah wawasan berpikir dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah-masalah kepariwisataan. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan referensi, informasi bagi instansi terkait dalam mengelola dan mengembangkan Daya Tarik Wisata Alas Pala Sangeh serta diharapkan dapat memberikan masukan bagi masyarakat lokal. Terutama dalam pengembangan pariwisata di Daya Tarik Wisata Alas Pala Sangeh sehingga dapat meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan.
7
1.5 Sistematika Pembahasan Penelitian yang berjudul “Pengelolaan Daya Tarik Wisata Alas Pala Sangeh Kabupaten Badung” ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I
:
PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II
:
LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil penelitian sebelumnya
dan
deskripsi
konsep
meliputi
konsep
pengelolaan, konsep daya tarik wisata, konsep partisipasi masyarakat, konsep Community Based Tourism (CBT) serta tipologi partisipasi masyarakat. BAB III
:
METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan tentang lokasi penelitian, ruang lingkup
penelitian,
jenis
dan
sumber
data,
teknik
pengumpulan data, teknik penentuan informan dan teknik analisis data. BAB IV
:
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan tentang gambaran umum lokasi penelitian, hasil dan pembahasan terhadapa masalah yang diteliti.
8
BAB V
:
SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini diuraikan simpulan atas hasil penelitian yang telah dilakukan untuk kemudian diberikan beberapa saran bagi masyarakat lokal, pemerintah dan tindak lanjut penelitian selanjutnya.
9