BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pengetahuan saat ini diakui sebagai aset penting yang harus dimiliki
bersama dengan sumber daya tradisional lainnya seperti uang dan bahan baku [1]. Pengetahuan juga merupakan sumber daya yang strategis untuk semua tipe organisasi dan institusi, baik itu sektor swasta maupun sektor publik, baik yang berorientasi layanan maupun yang berorientasi pada produk [2]. Aset pengetahuan bahkan dapat memberikan nilai yang jauh lebih besar dibandingkan dengan aset yang berwujud dengan membantu suatu organisasi dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan [3] [4]. Hal ini bisa dilihat karena tacit knowledge menyatu dalam kegiatan rutin organisasi dan dikembangkan dari pengalaman, yang karena itu cenderung unik dan sulit ditiru [5]. Pengetahuan telah menjadi sesuatu yang penting, oleh karena itu perolehan dan pemanfaatannya perlu dikelola dengan baik. Dalam konteks menjaga eksistensi organisasi, knowledge management merupakan kebutuhan bagi setiap organisasi. Knowledge management sendiri sejatinya dapat diartikan sebagai sebuah tindakan sistematis untuk mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan mendistribusikan segenap pengetahuan yang relevan kepada setiap anggota organisasi tersebut, dengan tujuan meningkatkan daya saing organisasi [6]. Badan Pemeriksa Keuangan RI (BPK RI) sebagai satu-satunya lembaga pemeriksa eksternal keuangan negara dituntut untuk mempertahankan dan
1
mengembangkan kompetensi yang dimiliki oleh para pemeriksanya didasarkan atas Standar Pemeriksaan Keuangan Negara [7]. Rencana strategis BPK RI tahun 2011-2015 menyatakan bahwa sebagai organisasi yang bertumpu pada kecakapan dan keahlian, sumber daya manusia merupakan aset terpenting BPK. Oleh sebab itu, penambahan jumlah pemeriksa dan pengembangan kemampuan serta kompetensi pegawai BPK menjadi prioritas utama untuk dapat mencapai hasil pemeriksaan yang berkualitas [8]. BPK RI sangat perlu untuk mengembangkan knowledege management system, karena knowledge management system mempunyai pengaruh penting untuk mempertahankan dan mengembangkan kompetensi organisasi [9]. Implementasi knowledge management akan memberi manfaat bagi organisasi antara lain untuk mengetahui kekuatan sumber daya dalam organisasi, menggunakan kembali pengetahuan yang sudah ada, mempercepat proses penciptaan pengetahuan baru dari pengetahuan yang ada, dan menjaga pergerakan organisasi tetap stabil meskipun terjadi arus keluar masuk SDM [5] [6]. Pengembangan knowledege management system merupakan salah satu program utama pengembangan aplikasi dalam rencana strategis teknologi informasi BPK RI. Knowledge mangement dapat mengurangi masalah yang terdapat dalam organisasi BPK RI antara lain: 1. Masih adanya gap pengetahuan antara pemeriksa senior dan pemeriksa junior. 2. Beberapa pengetahuan mengenai pemeriksaan laporan keuangan masih dimiliki oleh beberapa orang pemeriksa saja.
2
3. Masih kurangnya kebiasaan melakukan dokumentasi atas pengetahuan yang dimiliki serta belum maksimalnya pemanfaatan jaringan internet yang dimiliki
sehingga
masih
banyaknya
penggunaan
kertas
dalam
menyebarluaskan informasi. 1.2
Perumusan Masalah Badan Pemeriksa Keuangan RI (BPK RI) saat ini belum memiliki sarana
berbagi informasi dan pengetahuan yang efektif yang menyebabkan pengetahuan mengenai pemeriksaan laporan keuangan masih dimiliki oleh beberapa orang pemeriksa saja. Disamping itu, permasalahan lainnya adalah sebagian besar pemeriksa terutama yang masih baru biasanya mengalami kesulitan dalam melakukan pemeriksaan dikarenakan kesulitan memperoleh pengetahuan dari para pemeriksa yang telah berpengalaman karena tidak ada sarana dan metode yang komprehensif untuk berbagi pengetahuan terkait pemeriksaan laporan keuangan. Berdasarkan
permasalahan
diatas
maka
diperlukan
perancangan
Knowledge Management System yang sesuai sebagai sarana berbagi informasi dan pengetahuan untuk peningkatan kompetensi pemeriksa di BPK RI. 1.3
Batasan Masalah Rancangan sistem ini difokuskan pada pemeriksaan laporan keuangan.
1.4
Keaslian Penelitian Penelitian mengenai KM telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti
diantaranya Kusumasari yang telah melakukan penelitian tentang pembuatan human-readable knowledge base dengan pendekatan rapid prototyping pada PT
3
Pupuk Kaltim, Tbk. Metodologi untuk membangun knowledge base ini dengan cara knowledge capture, knowledge codification, dan kemudian dibangun knowledge base dengan menggunakan wiki engine [10]. Mirza juga telah melakukan penelitian yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian seperti faktor-faktor apa saja yang berpengaruh pada knowledge management, arsitektur knowledge management system dan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk menerapkan knowledge management system pada organisasi. Metode studi literatur digunakan untuk menemukan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh pada knowledge management, selanjutnya faktor-faktor tersebut akan dijadikan komponen dasar sebagai landasan untuk mengembangkan model knowledge management, sedangkan untuk menentukan langkah-langkah penerapan knowledge management system, dilakukan proses analogi antara konsep sistem informasi dengan konsep knowledge management. Penelitian ini diakhiri dengan melakukan proses studi kasus yang bertujuan untuk merancang arsitektur knowledge management system (KMS) di PT. Pos Kanwil V Jabar. Arsitektur KMS ini berfungsi sebagai cetak biru bagi organisasi untuk penerapan sistem pengelolaan pengetahuan [11]. Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati untuk mengidentifikasi jenis dan kualitas pengetahuan yang diperlukan, mengetahui kualitas pembelajaran, mengetahui
kualitas
pengembangan
ilmu
proses
pengelolaan
pengetahuan,
pengetahuan,
mengidentifikasi
mengidentifikasi
cara
menghimpun
pengetahuan, mengetahui cara membagi pengetahuan, dan akhirnya memberikan rekomendasi terhadap pembangunan manajemen pengetahuan di BPMIGAS [12].
4
Penelitian yang menganalisis pengaruh knowledge management terhadap kompetensi dan kinerja organisasi antara lain dilakukan oleh Diniarta yang telah melakukan penelitian bertujuan untuk mengukur pengaruh dari knowledge management terhadap kinerja karyawan dengan studi kasus pada Departemen Reporter Lapangan di Harian Fajar Makassar. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa knowledge management secara tidak langsung mempengaruhi kinerja karyawan, ada pengaruh yang signifikan antara personal knowledge terhadap job procedure, dan faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan adalah technology [13]. Kartikasari juga telah melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis efektifitas penerapan knowledge management pada PT Swadarma Duta Data dalam menunjang kompetensi sumber daya yang berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan. Analisis ini menggunakan metodologi penjelasan (explanatory) dan penggambaran (descriptive) dengan hasil penelitian bahwa penerapan knowledge management mempengaruhi peningkatan kompetensi karyawan yang sesuai dengan strategi perusahaan [14]. Alhawari dan Aljarrah telah melakukan penelitian mengenai hubungan antara knowledge management dan kompetensi strategis pada perusahaan asuransi di Jordania. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa knowledge management ternyata memberikan pengaruh posistif yang signifikan terhadap kompetensi strategis organisasi [9]. Pada penelitian ini, perancangan knowledge management system didasarkan atas framework dan metodologi yang dikembangkan oleh Smuts [3]
5
dan Taskin [15]. Dalam framework ini dilakukan analisis strategi untuk menentukan tujuan dari knowledege management agar selaras dengan tujuan bisnis organisasi. Setelah itu dilakukan analisis pengetahuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi pengetahuan yang dibutuhkan serta mengidentifikasi prioritas pengetahuan yang akan dikelola. Selanjutnya akan dibuat sebuah rancangan sistem untuk pengelolaan pengetahuan. Dalam perancangan ini sebuah rancangan akan dibuat berdasarkan atas siklus proses pengetahuan yang disebut dengan knowledge circulation process (KCP) yang terdiri dari knowledge creation, knowledge accumulation, knowledge sharing, knowledge utilization, knowledge internalization [16]. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang hanya merancang arsitektur knowledge management system sebagai cetak biru bagi organisasi [11] dan hanya mengidentifikasi pengetahuan, mengidentifikasi cara menghimpun pengetahuan dan mengetahui cara membagi pengetahuan [12], penelitian ini menghasilkan rancangan alur sistem dan rancangan fungsionalitas yang terdapat dalam sistem yang akan dibangun. Penelitian ini memiliki fokus terhadap perancangan knowledge management system yang dimulai dari analisis strategi organisasi, berbeda dengan penelitian sebelumnya yang belum memasukan analisis strategi dalam penelitiannya [10]. Metodologi pengembangan yang dipakai dalam penelitian ini adalah Unified Software Development Process (USDP) atau disebut juga Rational Unified Process (RUP). USDP merupakan pengembangan sistem yang dikendalikan use case, sehingga use case diagram merupakan kendali dalam seluruh tahapan pengembangan sistem. Manfaat yang dapat diperoleh
6
dari
penggunaan use case diagram yaitu mendapatkan pemahaman tentang sistem yang akan dikembangkan dengan memperlihatkan hubungan-hubungan yang terjadi antara aktor (seseorang/sesuatu yang berinteraksi dengan sistem) dengan proses yang terjadi dalam sistem. 1.5
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk merancang Knowledge Management System
untuk peningkatan kompetensi pemeriksa dalam pemeriksaan laporan keuangan di Badan Pemeriksa Keuangan RI. 1.6
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengelolaan
pengetahuan
khususnya
manajemen
pengetahuan
di
BPK
RI
guna
mempertahankan dan meningkatkan kompetensi yang dimiliki. Penelitian ini diharapkan juga memberikan kontribusi literatur tentang pemanfaatan manajemen pengetahuan (knowledge management) untuk mendukung kegiatan pemeriksaan laporan keuangan dengan mengambil studi kasus pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI).
7