BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan pesat. Setiap orang harus mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. Dengan demikian setiap orang harus belajar agar tidak ketinggalan dengan perkembangan zaman yang ada. Salah satu cara adalah dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi. Undang-Undang (UU) No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi menjelaskan bahwa pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor dan program profesi serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia. Sedangkan Perguruan Tinggi dalam Panduan Penyusunan Statuta Perguruan Tinggi Swasta adalah satuan pendidikan formal yang mengemban misi mencari, menemukan dan menyebarluaskan kebenaran ilmiah melalui pendidikan dan pembelajaran, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. Perguruan tinggi dibedakan menjadi dua yaitu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Saat ini terdapat 20 PTN yang ada di Indonesia dan 12 diantaranya merupakan PTN yang sedang melakukan pendidikan formal dari profesi kesehatan salah satunya adalah pendidikan ilmu keperawatan (Kemendikbud,
1
2
2011). Universitas Udayana yang merupakan salah satu perguruan tinggi favorit di Bali, memiliki sepuluh fakultas salah satunya adalah Fakultas Kedokteran yang memliki enam program studi. Ilmu keperawatan merupakan salah satu program studi kesehatan yang ada di Fakultas Kedokteran. Keperawatan adalah profesi yang sedang tumbuh dan berkembang (Sarwoko, 2008).
Titik fokus dalam keperawatan adalah respon manusia
terhadap ketidakseimbangan yang dapat ditangani dengan memberikan asuhan keperawatan. Manusia dipandang sebagai sosok yang unik, meliputi bio-psikososio-spiritual. Bantuan yang diberikan merupakan bantuan yang bersifat holistik atau menyeluruh. Individu yang tidak dapat berfungsi secara optimal terkait dengan kondisi kesehatan dan penyembuhannya (Asmadi, 2008). Proses belajar di keperawatan harus ditunjang oleh sumber daya yang profesional dibidangnya sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan efektif. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor (Bahri, 2011). Prestasi mahasiswa tidak hanya berasal dari intelektual tetapi masih banyak faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut antara lain motivasi, sikap, kesehatan fisik dan mental, ketekunan dan kepribadian (Daryanto, 2009). Penelitian Kumala (2012), mengenai “Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Semester VIII Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana” mendapatkan
3
adanya hubungan signifikan yang kuat antara tipe kepribadian dengan motivasi belajar mahasiswa semester VIII Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (ρ<0,05). Bedasarkan hal itu tipe kepribadian juga mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa. Proses belajar memerlukan motivasi, sebab individu yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak mungkin melakukan aktivitas secara optimal (Bahri, 2011). Peranan motivasi belajar adalah untuk menambahkan minat dan semangat untuk belajar. Mahasiswa yang memiliki motivasi yang tinggi akan mempunyai semangat untuk melakukan aktivitas belajar, sedangkan mahasiswa yang memiliki motivasi yang kurang akan memiliki semangat yang kurang untuk melakukan aktivitas belajar dan akan cenderung mengalami kegagalan dalam perkuliahan (Sadirman, 2010). Penelitian Damayanthi (2011) mengenai “Hubungan Antara Motivasi Belajar Mahasiswa Dengan Prestasi Belajar Pada Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Mahasiswa Semester II Di Akper Kesdam IX/Udayana” yaitu berdasarkan uji Rank Spearman didapatkan nilai ρ=0,000 (ρ<0,05) maka ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah anatomi fisiologi mahasiswa semester II di Akper Kesdam IX/Udayana. Motivasi belajar mahasiswa dapat tumbuh dari dalam diri individu (intrinsik) dan dari luar diri individu (ekstrinsik). Motivasi intrinsik terdiri dari cita-cita yang ingin dicapai, kesadaran dan pertimbangan pribadi yang matang serta pemikiran akan kesuksesan masa depan. Motivasi ekstrinsik terdiri dari
4
pengaruh atau dukungan orang tua, teman, lingkungan serta guru atau dosen (Slameto, 2009) Keluarga merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari diri seseorang, karena keluarga merupakan pendorong yang paling utama dalam melakukan segala hal. Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang melindungi seseorang dari efek stress yang buruk (Kaplan dan Sadock, 2002). Dukungan kelurga menurut Friedman (2010) adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang memperhatikan. Hasil penelitian Winantari (2011) tentang “Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Pasien Dalam Perawatan Diabetes Mellitus (DM) di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Sanglah Denpasar” mendapatkan adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien dalam perawatan DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Sanglah Denpasar (ρ<0,05). Dukungan keluarga terhadap seseorang dapat dipengaruhi oleh tipe keluarga itu sendiri. Tipe keluarga yang banyak dianut di Indonesia khususnya di Bali adalah tipe keluarga besar (extended family), artinya kelurga yang terdiri dari kelurga inti ditambah lagi dengan anggota kelurga lain yang masih
5
mempunyai hubungan darah seperti kakek, nenek, bibi, paman dan lain-lain (Suprajitno, 2008). Melihat fenomena yang ada, banyak mahasiswa memilih jurusan tanpa dukungan keluarga, mengikuti keinginan keluarga atau terpaksa memilih jurusan yang tidak sesuai dengan keinginan karena tidak lulus tes masuk perguruan tinggi yang diinginkan atau ikut-ikutan dengan teman. Mahasiswa yang memilih jurusan atas keinginan sendiri dan didukung oleh keluarga akan termotivasi untuk belajar secara efektif. Sebaliknya, bila dukungan keluarga kurang maka motivasi belajar juga rendah (Slameto, 2009). Studi pendahuluan terhadap 71 orang mahasiswa keperawatan PSIK FK UNUD angkatan VII didapatkan bahwa sebanyak 57 orang (68,6 %) didukung oleh keluarganya dan juga karena keinginan dari diri sendiri kuliah di keperawatan, namun sebanyak 14 orang (16,8 %) didukung oleh keluarganya tetapi ada yang karena insting masuk keperawatan, karena tidak lulus jurusan yang diinginkan pertama, karena ikut-ikutan teman, ada mutlak karena keinginan dari orang tua dan ada juga karena tidak mendapatkan jurusan atau perguruan tinggi yang lain sehingga memilih jurusan keperawatan. Sebagai dampak dari hal tersebut ada beberapa mahasiswa yang tingkat kehadirannya <75 % dan nilai yang belum memenuhi syarat lulus yaitu nilainya < 70,00 sebanyak 17 orang (20,5 %). Berdasarkan uraian latar belakang di atas dan data dari hasil studi pendahuluan maka penulis mengganggap perlu meneliti hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi belajar mahasiswa PSIK FK UNUD.
6
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut: “adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi belajar mahasiswa PSIK FK UNUD?”
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi belajar mahasiswa PSIK FK UNUD. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi dukungan keluarga terhadap perkuliahan mahasiswa PSIK FK UNUD. b. Mengidentifikasi motivasi belajar mahasiswa PSIK FK UNUD. c. Menganalisis hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi belajar mahasiswa PSIK FK UNUD.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi keluarga untuk lebih memperhatikan anak-anaknya dan memberikan dorongan untuk meningkatkan motivasi belajar.
7
1.4.2 Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan proses belajar di perguruan tinggi agar mahasiswa menjadi lebih termotivasi. b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu sebagai informasi bagi peneliti berikutnya yang ingin meneliti berkaitan dengan dukungan keluarga dan motivasi belajar mahasiswa.