BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Laju pembangunan yang sedang berkembang dengan begitu cepat di hampir semua bidang kehidupan menuntut masyarakat untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja secara khusus menuntut standard persyaratan yang semakin berat untuk para pelamar. Tenaga kerja–tenaga kerja tidak hanya harus mampu melaksanakan tugas-tugas dalam pekerjaannya, tetapi juga sangat diharapkan memiliki keterampilan dan karakter serta kepribadian yang tangguh. Dapat dilihat bahwa rendahnya standard pengetahuan dan keterampilan karyawan menyebabkan pelaksanaan kerja kurang efisien sehingga menghambat kelancaran pekerjaan, menurunkan kualitas hasil pekerjaan serta menghambat pencapaian sasaran. Kenyataan sekarang ini membuktikan bahwa dunia pendidikan berkaitan erat dengan dunia kerja, maka dalam perkembangan lebih lanjut keterkaitan antara dunia pendidikan dan dunia kerja semakin dirasakan. Konsep pendidikan nasional dewasa ini mengacu kepada penyiapan tenaga kerja siap pakai. Tenaga kerja lulusan pendidikan formal maupun non formal harus siap ditempatkan dalam lapangan pekerjaan yang sesuai dengan bidang atau jenjang pendidikannya, hal ini dikarenakan: (1) Kecenderungan umum bahwa dunia pendidikan mampu menunjukkan adanya perubahan pola pikir dan semestinya mampu
1
menyiapkan peserta didik secara utuh yang meliputi pengetahuan, sikap, kemauan dan ketrampilan yang fungsional bagi kehidupan pribadi, warga negara, warga masyarakat serta usaha untuk mencari nafkah. (2) Semakin tingginya tuntutan dunia kerja yang sejalan dengan tuntutan pembangunan, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. (3) Perubahan persyaratan dunia kerja yang semakin kompetetif dan mengandalkan keahlian dalam bidang tertentu tanpa mengabaikan wawasan dan pengetahuan secara interdipliner (Nurbaini, 2006). Jenis pendidikan formal yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang terampil adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kenyataan bahwa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) banyak diterima langsung sebagai tenaga kerja yang dikarenakan siswa telah memiliki keahlian khusus. Agar bisa mendapatkan keahlian dasar untuk terjun ke dunia kerja adalah dengan memilih pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) siswa disiapkan untuk menguasai pengetahuan dan ketrampilan yang suatu saat untuk memasuki dunia kerja. Untuk mewujudkan hal itu, sekolah perlu membekali siswa supaya dapat menyiapkan diri memasuki dunia kerja dan ketika memasuki dunia kerja sangat diperlukan suatu kesiapan diri seperti kesiapan profesional, kesiapan sikap dan kepribadian, serta kesiapan yang berhubungan dengan orang lain (Masdudi, 2003). Adapun pengertian dari kesiapan sikap dan kepribadian yaitu dengan mengembangkan sikap bertanggung jawab, sikap jujur dan mandiri, serta dapat mengembangkan kepribadian baik itu pendewasaan emosi dan perasaan, budi dan pikiran, kehendak dan motivasi, arah dan cita-cita hidup, tindak tanduk dan perilaku. Sedangkan kesiapan hubungan dengan orang lain yaitu usaha belajar menerima orang lain apa adanya, belajar berkomunikasi dengan baik, belajar cara memulai persahabatan dengan orang lain (Masdudi, 2003).
2
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa prinsip dasar agar seseorang dapat bekerja dengan baik, dengan senang, dengan tekun, diperlukan adanya kesesuaian antara tuntutan dari pekerjaan atau jabatan itu dengan apa yang ada dalam diri individu yang bersangkutan. Atabik (2008) melakukan sebuah riset di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nusantara Semarang menunjukkan bahwa siswa masih belum siap untuk berkompetisi di dunia kerja, ditunjukkan dengan sikap tidak siap ketika ada praktikum, tidak menguasai bidang keahlian sesuai jurusannya, tidak seksama dan tidak cermat ketika menjalani praktek, dan bertindak seenaknya sendiri tanpa ada beban. Dari sikap siswa tersebut tidak tercermin siswa SMK yang siap kerja dan memiliki sikap kemandirian yang dapat diandalkan mampu untuk menghadapi persaingan era globalisasi dan tantangan masa depan karier. Untuk menjawab persoalan ini perlu adanya layanan secara khusus dan terarah yaitu layanan informasi karir. Sukardi (1983) menjelaskan bahwa layanan informasi karir adalah suatu layanan kegiatan untuk memberikan pengetahuan yang terdiri dari fakta-fakta mengenai pekerjaan, betujuan untuk digunakan sebagai suatu alat untuk membantu individu untuk memperoleh pandangan, pengertian, dan pemahaman tentang dunia kerja dan aspek-aspek dunia kerja. Menurut Prayitno (1999) hakekat layanan informasi karir pada kurikulum SMK memberi tekanan utama pada penyiapan siswa untuk berkarir dan memasuki dunia kerja, disamping menutup kemungkinan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
3
Melalui layanan informasi karir siswa mendapatkan bantuan agar memperoleh pemahaman diri dari lingkungannya dan dunia kerja yang sesuai dengan kemampuan dirinya serta siap memasuki dunia kerja untuk kebutuhan dirinya dan masyarakat. Akhirnya siswa punya kemampuan untuk melaksanakan suatu kegiatan atau tingkah laku tertentu dalam hubungannya dengan perkerjaan dan mencapai kepuasan kerja. Layanan informasi karir kepada siswa tentu akan sangat membantu siswa dalam memasuki dunia kerja jika disampaikan dan direspon secara efektif. Siswa dapat memperoleh informasi karir yang memadai dan tepat, dengan demikian siswa yang dapat memahami dirinya sendiri dan potensipotensinya serta kebutuhan-kebutuhannya sehingga siswa akan berada pada posisi untuk mempertimbangkan berbagai alternatif masa depan, memahami tujuan kerja dan prospek kehidupannya mendatang, siswa akan dapat mengarahkan dan menetapkan serta menyiapkan diri terhadap pilihan dunia kerja yang cocok, serasi, dan memuaskan pada dirinya sendiri. Nurbaini (2006) meneliti di SMK Negeri 7 Bandung, Layanan informasi karir hanya berkontribusi sebesar 8,35% terhadap penyelesaian masalah karir siswa, artinya masih berada pada kategori rendah, hanya sebesar 8,35% masalah karir dapat diatasi oleh layanan informasi karir yang intensif, berkesinambungan dan optimal. Hasil penelitian di atas bertolak belakang dengan Aisyah (2009), dimana dalam penelitiannya di SMAN 1 Kramat menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara layanan informasi karir terhadap
4
kepuasan penempatan jurusan di SMAN Kramat yang di tunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 60,5%. Zaenal (2009) menyimpulkan ada hubungan yang signifikan antara layanan informasi karir terhadap ketepatan pada pemilihan karir siswa kelas XI SMAN 02 Brebes di tunjukkan dengan nilai koefisien korelasi 68%; demikian halnya dengan penelitian yang dilakukan Masdudi (2003) di SMK Negeri 3 Bandung, menyimpulkan layanan informasi karir di SMK Negeri 3 Bandung sangat dibutuhkan oleh siswa dalam rangka persiapan diri memasuki dunia kerja, layanan informasi karir berkontribusi sebesar 73%. Dari perbedaan hasil penelitian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan ada tidaknya hubungan kemanfaatan layanan informasi karir terhadap kesiapan kerja di kelas XII Tehnik Sepeda Motor SMK Bakti Praja Jepara tahun pelajaran 2012/2013. Penulis tertarik melakukan penelitian di sekolah tersebut karena berdasarkan hasil observasi yang penulis telah lakukan pada siswa kelas XII Tehnik Sepeda Motor SMK Bakti Praja Jepara, menunjukkan sikap para siswa dalam merespon dan memanfaatkan layanan informasi karir di
tunjukkan dengan sikap
memperhatikan dengan sungguh-sungguh ketika guru bimbingan dan konseling masuk ke suatu kelas untuk memberi penjelasan secara umum tentang segala sesuatu yang menyangkut kesiapan kerja dan prospek karir, siswa mengikuti ketika ada praktium, siswa menguasai bidang keahlian sesuai jurusannya.
5
Kondisi inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Kemanfaatan Layanan Informasi Karir dengan Kesiapan Kerja pada Siswa Kelas XII Teknik Sepeda Motor SMK Bakti Praja Jepara Tahun Ajaran 2012/2013”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis dapat membuat suatu perumusan sebagai berikut : “Adakah hubungan yang signifikan antara kemanfaatan layanan informasi karir dengan kesiapan kerja pada siswa kelas XII Teknik Sepeda Motor SMK Bakti Praja Jepara Tahun Ajaran 2012/2013?”.
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui signifikansi hubungan antara kemanfaatan layanan informasi karir dengan kesiapan kerja pada siswa kelas XII Teknik Sepeda Motor SMK Bakti Praja Jepara Tahun Ajaran 2012/2013.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu Bimbingan dan Konseling khususnya yang berkaitan dengan hubungan kemanfaatan layanan informasi karir dengan kesiapan kerja siswa sehingga untuk penelitian berikut sebagai kajian yang lebih mendalam. Pernyataan ini
6
di dukung oleh Winkel dan Sri Hastuti (2006) Tujuan layanan informasi adalah untuk membekali siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi sosial, supaya mereka dapat belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri. 1.4.2 1.
Manfaat Praktis
Bagi guru BK : dapat memberikan sumbangan yang dapat dijadikan masukkan bagi guru bimbingan dan konseling dalam menerapkan bimbingan dan konseling yang tepat khususnya mengenai hubungan kemanfaatan layanan informasi karir dengan kesiapan kerja siswa.
2.
Bagi siswa : sebagai bahan evaluasi apakah selama ini siswa sudah memiliki kesiapan kerja yang cukup tinggi untuk mencapai puncak karir yang dicita-citakannya.
3.
Bagi sekolah : sebagai bahan evaluasi dalam pembuatan program bimbingan dan konseling.
1.5 Sistematika Penulisan Bab I berisi : Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II berisi : Pengertian kesiapan kerja, komponen kesiapan kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja, pengertian layanan
7
informasi, tujuan layanan informasi, metode layanan informasi, jenis-jenis layanan informasi, temuan penelitian yang relevan, dan hipotesis. Bab III berisi : Jenis penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, teknik analisis data, teknik pengumpulan data, dan uji coba instrumen. Bab IV berisi : Gambaran subyek penelitian, pelaksanaan penelitian, analisis deskriptif hasil penelitian, data uji normalitas, analisis data, uji hipotesis ,dan pembahasan. Bab V berisi : Kesimpulan dan saran.
8