1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan untuk anak usia dini pada jalur formal anak usia 4-6 tahun. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini adalah membantu anak dalam mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya, yaitu pada kelima kemampuan dasar yang meliputi pada bidang moral agama, kognitif, bahasa, fisik motorik dan sosial emosional, agar anak siap untuk memasuki jenjang pendidikan berikutnya. Untuk mencapai atau mewujudkan hal-hal tersebut sangatlah dibutuhkan guru yang profesional, sarana dan prasarana yang memadai, salah satunya adalah media yang menarik dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Nasional Bab 1 ayat 14, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pada anak didik Pendidikan Anak Usia Dini sedang mengalami pertumbuhan, terutama pada pertumbuhan jasmaninya. Setiap bulan anak mengalami perubahan pada pertumbuhan jasmaninya, sehingga koordinasi otot-ototnya menunjukan kemajuan yang sangat bagus. Aspek perkembangan 1
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Febria Aditya Andriyani, FKIP UMP 2014
2
anak usia dini yang menggunakan otot-otot pada bagian-bagian tubuhnya yaitu perkembangan motorik. Aspek motorik tersebut melatih koordinasi gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh anak. Kemampuan motorik pada anak yang mengkoordinasikan bagian tubuhnya dengan menggunakan otot-otot besarnya merupakan kemampuan motorik kasar, sedangkan kemampuan motorik pada anak yang mengkoordinasikan bagian tubuhnya dengan menggunakan otot-otot kecilya dan koordinasi mata dan tangan merupakan kemampuan motorik halus. Kemampuan motorik halus merupakan salah satu kemampuan dasar yang ada di Pendidikan Anak Usia Dini. Kemampuan motorik halus pada anak dapat dikembangkan melalui kegiatan dan pemberian rangsangan, serta melalui bimbingan agar dapat mengembangkan aspek perkembangan lainnya. Kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik halus, meliputi : menulis, menggambar, mewarnai, dan melukis. Di Pendidikan Anak Usia Dini Cahaya Mangunegara kemampuan motorik halus anak masih rendah khususnya dalam kegiatan membuat dalam bentuk yang kecil, anak belum mampu karena jari-jari tangannya masih belum luwes dalam membentuk. Dalam kegiatan membuat garis, anak masih belum mampu membuat garis dengan rapi karena jari-jarinya belum terlatih dengan baik dan dalam kegiatan mewarnai, anak masih belum rapi dan masih sembarang arah ketika mewarnai. Salah satu kegiatan perkembangan motorik halus pada pendidikan anak usia dini adalah membuat lukisan doodle dengan media tali sepatu. Kegiatan melukis dengan membuat lukisan doodle
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Febria Aditya Andriyani, FKIP UMP 2014
3
merupakan kegiatan yang akan membantu anak menggunakan kemampuan motorik halusnya dengan koordinasi antara otot tangan dan mata, serta dapat meningkatkan kemampuan seni pada anak. Sejak usia dini, anak sudah dikenalkan dengan kegiatan melukis. Dalam pembelajaran pada anak Pendidikan Anak Usia Dini Cahaya Mangunegara kegiatan melukis mungkin sudah biasa dilakukan. Kebanyakan anak mengetahui bahwa dalam kegiatan melukis hanya menggunakan media cat air saja. Sebenarnya banyak media yang bisa digunakan untuk kegiatan melukis, seperti melukis dengan lilin, arang, dan sebagainya. Dalam kegiatan melukis diperlukan penggunaan media dan strategi pembelajaran yang tepat. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan keadaan siswa Pendidikan Anak Usia Dini Cahaya Mangunegara menunjukan bahwa hasil kegiatan melukis masih belum maksimal. Hal itu berarti masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar pada awal untuk kegiatan melukis, terbukti dari 16 siswa hanya 2 siswa yang kemampuan motorik halusnya sudah berkembang sangat baik, 2 siswa yang motorik halusnya berkembang sesuai harapan, 4 siswa yang kemampuan motorik halusnya mulai berkembang dan 8 siswa yang kemampuan motorik halusnya belum berkembang. Dari hasil pembelajaran ada beberapa masalah yang ada yaitu dalam menyampaikan materi guru kurang bervariasi, media yang digunakan dalam mengembangkan motorik halusnya tidak menarik, kurangnya kesempatan anak dalam mengembangkan motorik halusnya. Jika permasalahan yang ada
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Febria Aditya Andriyani, FKIP UMP 2014
4
di Pendidikan Anak Usia Dini dibiarkan maka akan berdampak buruk bagi proses dan hasil belajar anak pada tahap selanjutnya. Maka peneliti akan berusaha untuk dapat meningkatkan kemampuan motorik halus dalam kegiatan membuat lukisan doodle dengan media tali sepatu. Kegiatan membuat lukisan doodle dengan media tali sepatu anak dapat membuat berbagai bentuk dan berbagai garis, anak dapat menekan/merekatkan tali sepatu dikertas dengan lem kayu, dan anak dapat mewarnai lukisan dan menaburkan
serbuk
kayu
dilukisan.
Sehingga
dapat
meningkatkan
imajinasinya dan melatih kekuatan otot-otot tangan dan koordinasi matanya. Dalam kegiatan membuat lukisan doodle dengan media tali sepatu lebih menarik karena menggunakan media yang sederhana tetapi menarik minat anak untuk melakukan kegiatan. Agar kegiatan membuat lukisan doodle dapat optimal maka perlu diadakan suatu perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. Adapun judul yang dipilih adalah “Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Membuat Lukisan Doodle Dengan Media Tali Sepatu Pada Pendidikan Anak Usia Dini Cahaya Mangunegara Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga Semester Genap Tahun Pelajaran 2013-2014”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dalam pengembangan pembelajaran dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut :
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Febria Aditya Andriyani, FKIP UMP 2014
5
“Apakah kegiatan membuat lukisan doodle dengan media tali sepatu dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada Pendidikan Anak Usia Dini Cahaya Mangunegara Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga Semester Genap Tahun Pelajaran 2013-2014?”
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan membuat lukisan doodle dengan media tali sepatu dalam meningkatkan kemampuan motorik halus pada Pendidikan Anak Usia Dini Cahaya Mangunegara Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga Semester Genap Tahun Pelajaran 2013-2014.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Dalam kegiatan membuat lukisan doodle dapat menjelaskan perkembangan kemampuan motorik halus di Pendidikan Anak Usia Dini Cahaya Mangunegara, dapat mendiskripsikan membuat lukisan doodle sebagai salah satu kegiatan pembelajaran yang lebih kreatif, serta dapat mengetahui berapa besar membuat lukisan doodle dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. 2. Manfaat Praktis a. Bagi anak didik dapat meningkatkan hasil belajar anak pada kegiatan membuat
lukisan
doodle
dengan
media
tali
sepatu,
dapat
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Febria Aditya Andriyani, FKIP UMP 2014
6
meningkatkan kemampuan motorik halusnya terutama pada otot tangan, serta dapat mengembangkan kemampuan seni pada anak sehingga imajinasi pada anak dapat dituangkan dalam kegiatan pembelajaran. b. Bagi guru dapat dijadikan masukan bagaimana cara meningkatkan kemampuan
motorik
halus
pada
anak,
dapat
meningkatkan
profesionalisme guru untuk dapat memberikan pembelajaran yang kreatif dan inovatif, serta dapat meningkatkan kemampuan guru sebagai motivator dan fasilitator. c. Bagi sekolah dapat meningkatkan kualitas pada sekolah, dapat menjadi masukan bahwa anak perlu kegiatan yang melatih otot-otot halusnya agar perkembangan motorik halusnya berkembang, serta dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat disekitar sekolah.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Febria Aditya Andriyani, FKIP UMP 2014