BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diversifikasi produk makanan dalam era globalisasi seperti saat ini membutuhkan strategi yang tepat agar produk dapat diterima konsumen. Pemetaan pesaing dan potensi dalam perusahaan merupakan sebuah hal yang wajib, sehingga produk diversifikasi dapat diterima konsumen. Penerimaan konsumen pada suatu produk diversifikasi tidaklah lepas dari taktik perusahaan untuk membuat pasar beralih pada produk diversifikasinya. Keterkaitan strategi dan taktik harus sesuai, sehingga tujuan perusahaan dapat terpenuhi. Bakpia merupakan makanan oleh-oleh khas Yogyakarta. Makanan ini biasanya dicari-cari para wisatawan sebagai buah tangan ketika kembali ke daerah asalnya. Bakpia di Yogyakarta mulanya terbuat dari kumbu kacang hijau yang dibalut dengan kulit yang terbuat dari tepung. Seiring perkembangan zaman diversifikasi pada kumbu bakpia semakin bermacammacam, misalnya keju, coklat, strawberry dan lain sebagainya. Telopia merupakan bentuk diversifikasi bakpia yang unik dengan menggunakan ubi ungu. Diversifikasi telopia terletak pada pembuatan kumbu yang diisi dengan ubi ungu. Ubi ungu mempunyai rasa yang enak sehingga disukai masyarakat luas. Ubi ungu (Ipomoea batatas L.,) merupakan tumbuhan merambat yang hidup disegala cuaca, di daerah pegunungan
1
maupun di pantai, komoditas ini tersebar luas di wilayah Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sehingga mudah didapat (Winarti dkk, 2008). Penggunaan ubi ungu pada produk bakpia merupakan sesuatu hal yang baru. Hal ini merupakan nilai positif dalam kasus diversifikasi bahan pangan. Penggunaan bahan baku baru tentunya menyebabkan perbedaan rasa dan tekstur yang berbeda dengan produk bakpia pada umumnya. Perbedaan ini tentunya akan mempengaruhi preferensi konsumen terhadap produk diversifikasi ini. Peningkatan mutu produk diversifikasi ini harus dilakukan sehingga mutu produk diversifikasi dapat diterima oleh konsumen. Industri telopia merupakan industri baru yang berada di Yogyakarta. Industri ini bergerak pada bidang kuliner, yaitu makanan oleh-oleh khas Yogyakarta yaitu bakpia. Diversifikasi bakpia yang dilakukan industri ini tentunya tidak langsung diterima konsumen. Perlu penyesuaian dengan merek produk-produk unggul bakpia yang ada sekarang ini. Strategi produksi harus disinergikan dengan apa yang dibutuhkan konsumen, sehingga konsumen juga tertarik untuk melirik produk telopia ini. Pengolahan dengan tungku merupakan cara tradisional yang masih banyak digunakan saat ini. Tungku masih menjadi pilihan banyak orang karena menghasilkan produk yang mempunyai kekhasan rasa tersendiri dibandingkan dengan pengolahan dengan kompor gas. Produk olahan tungku menghasilkan aroma dan rasa yang khas, sehingga mempunyai citarasa yang tidak dapat dihasilkan oleh produk dengan cara pengolahan lainnya. Citarasa (flavor) yang berbeda ini merupakan hasil dari paparan asap yang dihasilkan tungku.
2
Pengasapan yang terjadi ini menghasilkan reaksi kimia pada produk olahan sehingga menghasilkan aroma dan rasa yang berbeda dari olahan tanpa menggunakan tungku. Selain pemberi flavor (citarasa) pengasapan pada tungku juga mempunyai manfaat sebagai pembentuk warna dan sebagai pengawet (Darmadji, 2009). Olahan kompor gas memiliki beberapa keunggulan yaitu mudah untuk mengatur suhu, suhu relatif konstan, dan mudah mendapatkan bahan bakar gas untuk masa kini. Saat ini telopia sedang akan mengembangkan inovasi proses produksinya dengan menggunakan tungku yang sebelumnya menggunakan kompor gas. Penggunaan tungku diprediksi akan memberikan kualitas yang lebih tinggi dari pada dengan menggunakan kompor gas. Tungku akan menghasilkan produk dengan kualitas rasa yang lebih enak dan lebih soft, sehingga cita rasanya lebih keluar. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk telopia dengan cara mencari desain produk telopia olahan tungku yang merupakan inovasi yang akan dilakukan pada produk telopia. Metode yang digunakan adalah metode value engineering atau rekayasa nilai. Rekayasa nilai akan memberikan hasil penilaian
pada
desain-desain
produk
yang
akan
dibuat
dengan
membandingkannya pada produk saat ini yaitu telopia olahan kompor gas. Rekayasa nilai didefinisikan sebagai suatu usaha yang dilakukan secara sistematik dan terorganisir untuk melakukan analisis terhadap fungsi sistem, produk, jasa dengan maksud untuk mencapai atau mengadakan fungsi yang
3
esensial dengan life cycle cost yang terendah dan konsisten dengan kinerja, keandalan, kualitas dan keamanan yang disyaratkan.
Kelebihan metode Value Engineering antara lain: 1. Adanya upaya pendekatan yang sistematis, rapi dan terorganisir dalam menganalisa nilai (value) dari pokok permasalahan terhadap fungsi atau kegunaannya namun tetap konsisten terhadap kebutuhan akan penampilan, realibilitas, kualitas dan pemeliharaan dari proyek. 2. Value Engineering berorientasi menambah nilai untuk produk atau jasa. 3. Mengurangi modal dan biaya siklus hidup. 4. Value Engineering menyediakan alat dan menciptakan lingkungan untuk menemukan solusi yang efektif bagi biaya dan kreatif untuk masalah teknis dan organisasi yang kompleks. 5. Berusaha untuk mencapai mutu yang maksimal sama dengan yang direncanakan dengan biaya yang semurah mungkin. 1.2. Perumusan Masalah Keberhasilan pemasaran suatu produk dapat disebabkan produk tersebut dibuat
sesuai
dengan
keinginan
dan
kebutuhan
konsumen.
Guna
mengantisipasi persaingan usaha yang semakin ketat, serta adanya peluang pasar, maka diperlukan pengembangan produk telopia. Berdasarkan kondisi tersebut, pokok masalah yang ingin dipecahkan adalah atribut mutu apa yang menjadi prioritas kebutuhan konsumen dan karakteristik seperti apa yang diinginkan konsumen terhadap produk telopia olahan tungku sebagai inovasi
4
yang akan dilakukan telopia, serta usaha apa yang bisa dilakukan oleh produsen untuk memenuhi karakteristik berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga dapat mencapai keberhasilan dalam pemasarannya. 1.3. Batasan Penelitian Pembatasan penelitian dilakukan supaya lebih memfokuskan masalahmasalah yang akan diteliti. Oleh karenanya, digunakan batasan-batasan sebagai berikut: 1. Tempat penelitian adalah CV. Agrifood Sejahtera yang merupakan produsen telopia. 2. Fokus penelitian adalah rekayasa nilai yang dilakukan pada telopia olahan tungku. 3. Biaya untuk menghitung value dianggap sama, karena desain konsep produk olahan tungku menggunakan bahan baku yang sama dengan sedikit variasi. 1.4. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap atribut mutu produk telopia. 2. Menentukan atribut mutu produk telopia yang menjadi dasar pertimbangan konsumen dalam mengkonsumsi telopia. 3. Mendesain produk telopia olahan tungku dengan menggunakan metode Value Engineering.
5
1.5. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah dihasilkannya produk telopia olahan tungku yang lebih mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah pada produk telopia.
6