BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pariwisata adalah kegiatan perjalanan seseorang dari tempat asalnya ke tempat lain dengan tujuan tertentu dan dalam kurun waktu tertentu dan juga tidak bermaksud untuk menetap selamanya di tempat yang dikunjungi. Menurut Undang Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Pariwisata adalah Berbagai macam kegiatan wisata dan didukung fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan). Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sumber devisa bagi Negara Indonesia. Pariwisata Indonesia dinilai memiliki keunggulan dari sisi destinasi dan harga. Tidak tanggung, dalam lima tahun ke depan pemerintah menetapkan target kunjungan 20 juta wisatawan asing, dengan target pemasukan devisa Rp 260 triliun. Angka tersebut menurut Arief sangat wajar, mengingat selama 2014 sektor pariwisata menyumbang devisa sebesar US$ 10,69 miliar atau setara dengan Rp 136 triliun. (http://www.kemenpar.go.id) Banyak objek dan atraksi menarik dari kekayaan alam dan buatan di Indonesia yang merupakan komponen dalam pariwisata yang menunjang
1
pemasukan devisa Negara untuk menarik wisatawan asing datang ke Indonesia. Seperti wisata alam, wisata buatan, wisata belanja, wisata budaya, dan juga wisata keagamaan. Salah satu wilayah yang banyak dikunjungi wisatawan asing yaitu Yogyakarta. Yogyakarta juga dikenal sebagai kota pariwisata kedua setelah Bali. Dapat dilihat jumlah kunjungan wisatawan ke Yogyakarta dari tahun 2010 sampai 2014 meningkat, baik wisatawan asing maupun wisatawan nusantara. Jumlah wisatawan pada tahun 2014 yaitu sebanyak 254.213 wisatawan mancanegara dan sebanyak 3.091.967 wisatawan nusantara (Visitingjogja.com, 7 September 2015). Pada November 2015 juga tercatat bahwa terdapat 3,3 juta wisatawan Nusantara dan 280.000 wisatawan mancanegara yang berwisata mengunjungi
Yogyakarta,
padahal
Dinas
Pariwisata
DIY
hanya
menargetkan kunjungan wisatawan ke Yogyakarta sebanyak 264.000 wisatawan asing. Namun yang terjadi adalah kunjungan wisatawan melebihi target. Hal ini membuktikan bahwa kunjungan wisatawan ke Yogyakarta seiring tahun terus meningkat dan berarti bahwa pariwisata di Yogyakarta banyak
dikunjungi
oleh
wisatawan,
terutama
wisatawan
asing
(Tribunnews.com, 7 Januari 2016). Wisata di Yogyakarta yang diminati oleh wisatawan asing bermacam-macam. Salah satunya adalah wisata budaya. Wisata budaya adalah salah satu daya tarik bagi wisatawan asing. Salah satu destinasi wisata budaya yang menjadi daya tarik wisatawan asing di Yogyakarta
2
adalah Candi Prambanan. Candi Prambanan adalah salah satu Candi Hindu tertua di Indonesia dan juga merupakan salah satu Candi Hindu termegah di Asia Tenggara. Banyak wisatawan yang datang dari berbagai wilayah, bahkan wisatawan asing, baik untuk tujuan religious, maupun sekedar untuk tujuan berwisata dan edukasi. Total Kunjungan Wisatawan asing ke Candi Prambanan pada periode Januari-Februari tahun 2016 adalah 22.825 orang (Data Komulatif Kunjungan Wisatawan Asing Unit Taman Wisata Candi Prambanan Tahun 2016). Candi Prambanan juga merupakan situs warisan Dunia yang telah ditetapkan oleh UNESCO sejak tahun 1991. Sehingga tak heran banyak wisatawan asing yang mengunjungi Candi Prambanan. Walaupun Candi Prambanan dikunjungi banyak wisatawan asing dari berbagai Negara, informasi yang disediakan oleh Candi Prambanan kurang lengkap sehingga kurang dimengerti oleh wisatawan asing. Oleh karena itu, wisatawan asing membutuhkan seseorang yang dapat menjelaskan informasi tentang Candi Prambanan yang biasa disebut dengan pramuwisata. Pramuwisata akan memandu wisatawan asing dan menjelaskan materi tentang Candi Prambanan dengan baik agar wisatawan asing mengerti tentang Candi Prambanan sesuai menggunakan bahasa dimengerti oleh wisatawan asing sendiri. Menurut EN 13809 Europen Committee for Standaritation (CEN), Pramuwisata adalah orang yang memandu pengunjung atau wisatawan dalam bahasa pilihan mereka dan menafsirkan warisan budaya dan alam
3
suatu daerah yang orang biasanya memiliki sebuah kualifikasi daerahspesifik biasanya dikeluarkan atau diakui oleh otoritas yang tepat. Pramuwisata akan memberikan informasi yang lengkap tentang suatu destinasi
wisata
yang
dikunjungi
oleh
wisatawan
asing
(https://dpdhpisulut.wordpress.com). Di Candi Prambanan, pramuwisata akan menjelaskan informasi penting terkait dengan Candi Prambanan. Mereka tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Prambanan dengan bahasa asing yang dikuasai oleh masing-masing pramuwisata HPI Prambanan. Bahasa yang dikuasai oleh pramuwisata yang bernaung di HPI prambanan antara lain Bahasa Inggris, Bahasa Korea, Bahasa Jepang, Bahasa Spanyol, dll. B. Rumusan Masalah Dalam menjelaskan Candi Prambanan terkait sejarah dan berbagai hal yang menyangkut Candi Prambanan, perlu bagi pramuwisata untuk mempelajari materi tentang candi Prambanan. Sebelum menyampaikan materi kepada wisatawan asing, tentunya Pramuwisata HPI Prambanan sudah menguasai materi standar seputar Candi Prambanan dengan baik sehingga ketika menjelaskan Candi Prambanan, Pramuwisata HPI dapat m menyampaikan materi keseluruhan tentang Candi Prambanan dengan baik dan benar. Rumusan masalah ini diturunkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian: 1. Seperti apa rute yang ditempuh oleh wisatawan asing ketika berada di komplek Taman Wisata Candi Prambanan. 4
2. Daya tarik apa saja yang yang dijelaskan oleh pramuwisata HPI Prambanan di Candi Prambanan 3. Materi oral apa saja yang disampaikan oleh pramuwisata HPI Prambanan kepada wisatawan asing di Taman Wisata Candi Prambanan. C. Tujuan Tugas Akhir ini ditulis bertujuan untuk: 1. Mengetahui rute yang ditempuh oleh pramuwisata HPI Prambanan ketika memandu wisatawan asing di Taman Wisata Candi Prambanan. 2. Mengetahui daya tarik apa saja yang terdapat di Kompek Taman Wisata Candi Prambanan yang lebih di utamakan oleh pramuwisata HPI Prambanan dalam memandu wisatawan asing. 3. Mengetahui materi standar apa yang disampaikan oleh pramuwisata HPI Prambanan kepada wisatawan asing di taman wisata Candi Prambanan.
D. Manfaat Manfaat ditulisnya Tugas Akhir ini terdiri dari dua: 1. Manfaat Teoritis
5
Menghasilkan dokumentasi materi standar pramuwisata HPI Prambanan yang disampaikan kepada wisatawan asing. 2. Manfaat Praktis a. Menjadi
rujukan
pramuwisata
HPI
Prambanan
untuk
mengembangkan teknik penyampaian materi standar kepada wisatawan asing di Taman Wisata Candi Prambanan. b. Memperkaya khazanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pramuwisata c. Menjadi rujukan adik tingkat yang ingin menulis Tugas Akhir tentang kepramuwisataaan di Taman Wisata Candi Prambanan. E. Tinjauan Pustaka Beberapa kajian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya tentang kepemanduan di Candi Prambanan, antara lain: 1.
Evaluasi Performa Tourguide Berbahasa Inggris Himpunan Pramuwisata Indonesia di Taman Wisata Candi Prambanan oleh Erwin Dwi Sasongko, mahasiswa D3 Kepariwisataan Universitas Gadjah Mada tahun 2014. Erwin Dwi Sasongko meletakan fokus penelitiannya pada bagaimana performa Pramuwisata HPI dalam memandu Wisatawan asing di Taman Wisata Candi Prambanan. Penelitian yang dilakukan oleh Erwin menjelaskan tentang performa pramuwisata Candi Prambanan dengan menggunakan indikator 5 kriteria pemandu wisata yang ideal. Kriteria tersebut antara lain : Penggunaan bahasa,
6
pengetahuan terkait sejarah arsitektur dan nilai-nilai kearifan lokal, gaya dalam bercerita, sikap dan perilaku, dan kemampuan public speaking Dalam hal ini yang menjadi persamaan dari penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama sama meneliti di Objek Wisata Candi Prambanan dan sama-sama dalam naungan HPI Prambanan, sementara perbedaannya Erwin memfokuskan penelitian pada evaluasi performa pramuwisata HPI dalam memandu wisatawan asing di Taman wisata Candi Prambanan sementara penelitian yang akan saya lakukan adalah fokus pada materi yang disampaikan pramuwisata HPI Prambanan kepada wisatawan asing di Taman wisata
Candi
Prambanan.
Persamaan
lainnya
yaitu
menggunakan analisis deskriptif-kualitatif untuk memperoleh data penelitian. 2. Pengaruh Kualitas Pelayanan Pemandu Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan di Candi Prambanan (Tinjauan Khusus Pada Kemampuan Verbal) oleh Ratih Melatisiwi Purwaningsih mahasiswa Strata 2 Universitas Gadjah Mada tahun 2012. Ratih Melatisiwi Purwaningsih meletakkan fokus penelitiannya pada pengaruh kualitas pelayanan pemandu wisata terhadap kepuasan wisatawan di Candi Prambanan. Hal yang mempengaruhi dalam kepuasan pelanggan antara lain (representative, direktif, komisif, ekspresif, deklarasi, penggunaan bahasa baku dan tidak
7
baku, penggunaan logat jawa yang kental, gaya atau style pemanduan), wacana (monolog dan dialog) ekspresi air muka dan bahasa tubuh. Keempat aspek tersebut diteliti oleh Ratih untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kepuasan wisatawan dan keinginan untuk menjadi repeat visitor ke Candi Prambanan Dalam hal ini yang menjadi persamaan dalam penelitian yang dilakukan peneliti Ratih adalah objek nya sama-sama dilakukan di Candi Prambanan. Sementara perbedaannya adalah ratih memfokuskan penelitiannya pada pengaruh kualitas pelayanan pemandu wisata terhadap kepuasan wisatawan di Candi Prambanan, sementara penelitian yang akan saya lakukan adalah berfokus pada
materi
standar yang disampaikan
oleh
pramuwisata HPI Prambanan kepada wisatawan asing di Candi Prambanan. 3. Integrated Marketing Communication dalam Meningkatkan Julah Pengunjung Candi Prambanan oleh Nidya Tiya Vitri, Mahasiswa Strata 1 Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2014. Nidya memfokuskan penelitiannya
pada
penggunaan
Integrated
Marketing
Communication atau komunikasi pemasaran terpadu untuk meningkatkan jumlah pengunjung Candi Prambanan. Peneliti Nidya melakukan penelitian tentang Integrated Marketing Communication adalah untuk mengetahui sejauh mana
8
penerapan
intergrated
marketing
communication
dalam
perkembangan pariwisata. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan elemen bauran pemasaran yang tergabung dapat meningkatkan jumlah pengunjung candi prambanan. Dalam hal ini yang menjadi persamaan adalah objek penelitiannya sama-sama dilakukan di Candi Prambanan. Persamaan lainnya adalah sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif. Sementara perbedaannya adalah Nidya lebih memfokuskan penelitiannya pada penggunaan Integrated Marketing
Communicaton
untuk
meningkatkan
jumlah
pengunjung di Candi Prambanan, sementara penelitian yang akan saya lakukan adalah membahas tentang Materi Standar Yang Disampaikan oleh Pramuwisata HPI Prambanan kepada wisatawan asing di Taman Wisata Candi Prambanan.
Dari beberapa judul penelitian yang membahas tentang kepemanduan di Candi Prambanan diketahui bahwa tugas akhir ini belum ditulis oleh orang lain sebelumnya.
F. Landasan Teori 1. Pengertian Pramuwisata a. Pramuwisata atau yang lebih sering kita sebut dengan Tourguide (Suwantoro, 1997:13) adalah seseorang yang memberi penjelasan
9
serta petunjuk kepada wisatawan tentang segala sesuatu yang hendak dilihat dan disaksikan bilamana mereka berkunjung pada suatu objek, tempat atau daerah wisata tertentu. b. Pengertian Pramuwisata dari berbagai sudut pandang atas profesi pemandu (Nuriata, 2015:5) adalah sebagai berikut : 1) Dari Sudut Pandang Perjalanan Wisata Pramuwisata merupakan salah satu elemen perjalanan wisata, berupa orang yang memberikan jasa pelayanan membantu perjalanan wisata itu menjadi lebih mudah dipahami, lebih transparan dalam wawasan harapan dan kenyataan (ekspetasi dan persepsi). 2) Dari Sudut Pandang Wisatawan Pramuwisata merupakan orang yang membimbing wisatawan dalam sebuah perjalanan wisata, dengan pengetahuan yang luas mengenai sebuah destinasi perjalanan wisata tertentu, dapat memberikan informasi, petunjuk, dan pengarahan dari destinasi tersebut tadi lebih apresiatif.
3) Dari Sudut Pandang Pemandu Wisata Pramuwisata merupakan sebuah profesi dalam lingkungan bisnis perjalanan wisata, berupa profesi jasa pelayanan, memberikan bantuan bimbingan dalam sebuah perjalanan wisata untuk
10
mencapai: tujuan perjalanan wisata yang memuaskan secara efektif dan efisien, serta untuk jasa yang diberikannya mendapatkan imbalan pendapatan. 4) Dari Sudut Pandang Perusahaan Perjalanan (Tour Organizer) Pramuwisata merupakan profesi perlengkapan atau suplemen dari
komponen-komponen
paket
wisata,
dalam
sebuah
perjalanan wisata, sehingga kualitas dari produk paket wisata akan lebih baik dengan adanya pelengkap bimbingan perjalanan tersebut. Selain itu bagi Tour Organizer, pramuwisata merupakan promotor bagi produk-produk paket wisata lain yang dihasilkan Tour Organizer tersebut. 5) Dari Sudut Pandang Negara/ Nasional Pramuwisata, sering disebut Duta Bangsa, karena peranan sebagai insan tersepan yang kontak langsung dengan wisatawan domestic maupun asing, harus mampu mereflesikan dirinya sebagai bangsa Indonesia yang murah senyum, menerima dengan hati yang lapang, mencerminkan pribadi dan kepribadian Bangsa Indonesia yang dapat menjadi pribumi yang baik dalam pengurusan perjalanan wisata di Indonesia. 2. Materi Pramuwisata Adapun materi yang harus dikuasi dalam memandu, dalam bukunya Udoyono (2008:6-11) adalah sebagai berikut:
11
a. Bahasa Asing Pramuwisata harus memiliki keterampilan bahasa asing paling tidak satu dengan tingkatan kefasihan yang tinggi, karena kita hanya membahas pramuwisata untuk orang asing bukan yang khusus untuk orang Indonesia. Keterampilan bahasa yang paling penting adalah kemahiran berbicara, mendengarkan dalam bahasa asing. b. Mengenali Medan Mengetahui tempat-tempat wisata yang akan dikunjungi, lengkap dengan jalan menuju kesana, fasilitas penunjang dan sebagainya. c. Sejarah Indonesia Mengetahui tempat-tempat bersejarah yang merupakan salah satu materi pokok presentasi kepada wisatawan. d. Keadaan Sosial-Budaya Ada kalanya, pramuwisata melewati daerah yang tidak banyak materi sejarahnya, tetapi jangan khawatir karena ada materi lain yang tidak kalah menarik untuk dipaparkan kepada wisatawan, yaitu keadaan sosial, ekonomi, politik, dan budaya masyarakat setempat. Kebudayaan Indonesia, terutama daerah yang dilewati juga harus dikuasai dengan baik agar bisa memaparkan yang menarik menjelang dan
12
pada saat menonton pertunjukan kesenian atau menonton peristiwa budaya. e. Etika Etika bergaul dengan wisatawan. Pramuwisata harus juga mengetahui etika pergaulan dengan wisatawan asing. Hal ini sebenarnya tidak terlalu sulit karena dalam pelatihan bahasa asing yang pernah dijalaninya pasti sudah diajarkan juga masalah tata karma berbahasa asing tersebut. f. Budaya Wisatawan Asing Budaya wisatawan, misalnya etika makan, berpakaian, berbicara, dan sebagainya. g. Pengetahuan Perhotelan Seorang pramuwisata tidak harus menjadi pakar perhotelan, tetapi paling tidak dia harus tahu tentang perhotelan, baik itu dari fasilitas, tipe kamar, harga per malam, restoran yang ada di hotel tersebut, dll. h. Pengetahuan Kuliner Pengetahuan tentang kuliner Indonesia dan asing, terutama asal wisatawan. Pengetahuan tentang masakan Indonesia yang beraneka ragam akan membantu pramuwisata untuk memberikan keterangan yang efektif kepada wisatawan tetang aneka ragam masakan Indonesia. i. Ticketing Pengetahuan tentang ticketing dan penerbangan sangat diperlukan karena pramuwisata juga harus membantu
13
rekonfirmasi tiket pesawat tamunya atau bahkan kadangkadang
harus
membantu
tamunya
merubah
jadwal
penerbangan tamunya. 3. Teknik Penyampaian Materi Standar kepada Wisatawan Dalam penanganannya, pramuwisata dituntut memerlukan teknikteknik yang baik dalam penyampaian materi kepada wisatawan asing. Menurut Nuriata (2015:120-121) ada 4 teknik penyampaian yang perlu diperhatikan oleh pramuwisata, yaitu: a. Bahasa Tubuh Berbicara tidak diam statis tetapi akan disertai dengan bahasa tubuh yang muncul, mulai dari wajah sampai pada bahasa tubuh yang muncul, mulai dari wajah sampai gerakan gestural dari tubuh, termasuk kontak mata. b. Suara, Nada, Irama, dan Intonasi Suara, nada, irama, dan intonasi tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Naik turunnya refleksi dari kondisi pembicaraan (marah, menyuruh, mengabaikan, dan sebagainya). Pembicaraan memakai alat pengeras suara, karena itu aturlah volume suara, resonasi, dan variasi suara. c. Kekayaan Vocabulary, teknik pengucapan, dan tata bahasa 1) Kekayaan
Vocabulary
ketajaamn interpretasi.
14
mendukung kekayaan dan
2) Teknik
pengucapan
(Pronunciation),
salah
mengucapkan dapat menyebabkan salah arti. 3) Perbaikan kaidah tata bahasa yang baku. d. Ucapan Ucapkan dengan jelas, tidak perlu cepat, bila perlu diulang tidak membuka persepsi yang salah. G. Metode Penelitian 1. Tempat dan waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Wisata Candi Prambanan selama 3 bulan mulai dari 18 Januari 2016 dan berakhir pada tanggal 10 April 2016. 2. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Penelitian lapangan (field research) adalah penelitian yang dilakukan dengan cara berpartisipasi langsung di tempat yang menjadi objek penelitian bagi peneliti dan peneliti berinteraksi langsung dalam kegiatan yang ada di lapangan. Kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang (Moleong, 2005: 5). 3. Teknik Pengambilan Data Dalam teknik pengambilan data di Candi Prambanan dengan tujuan memperoleh sumber data dan informasi, teknik yang digunakan yaitu:
15
a. Observasi Partisipatif Metode observasi partisipatif adalah sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat yang diteliti untuk dapat melihat dan memahami gejalagejala yang ada, sesuai maknanya dengan yang diberikan atau dipahami oleh para warga sekitarnya (Ghony dan Almanshur, 2012:166). b. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2005:186). Wawancara dilakukan untuk mendapatkan keterangan dan informasi secara langsung dari pihak-pihak yang terkait, antara lain melakukan wawancara dengan Pramuwisata professional HPI Prambanan dan pengelola HPI Prambanan.
16
H. Sistematika Penulisan Untuk
mempermudah
dalam
pembahasan
Tugas
Akhir
peneliti
menggunakan sistematika pembahasan yang terbagi menjadi empat bab. Setiap bab mencakup beberapa sub bab. Adapun keempat bab tersebut adalah sebagai berikut: Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian serta sistematika penulisan Bab kedua berisikan tentang Profil Candi Prambanan, Sejarah Candi Prambanan, Profil HPI Taman Wisata Candi Prambanan dan struktur Organisasi HPI Taman Wisata Candi Prambanan. Bab ketiga memaparkan mengenai hasil penelitian tentang materi Standar yang disampaikan oleh pramuwisata HPI Prambanan kepada wisatawan asing di Taman Wisata Candi Prambanan Bab keempat merupakan bab terakhir yang terdiri atas kesimpulan dan saran. Dan pada akhir Tugas Akhir ini dicantumkan daftar pustaka yaitu referensi yang digunakan penulis dalam menyusun tugas akhir, dilanjutkan dengan lampiran-lampiran.
17