BAB I PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG Perubahan merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari dan
pasti akan terjadi dalam perjalanan kehidupan manusia. Confucious seorang filsuf tersohor pernah berkata tentang pentingnya arti menghadapi sebuah perubahan “only the wisest and stupidest of men who never change” yang kurang lebih maksudnya adalah hanya orang paling bijaksana dan paling bodohlah di dunia ini yang tidak pernah berubah,
dengan demikian artinya bahwa manusia perlu
senantiasa untuk berubah sesuai dengan tuntutan perubahan itu sendiri. Perubahan dapat meliputi perilaku, pola pikir, disiplin kerja, sikap dan perubahan dalam nilai. Manusia perlu senantiasa adaptif atau menyesuaikan diri terhadap tuntutan perubahan. Perubahan senantiasa mengandung makna beralih dari keadaan sebelum (the before condition) menjadi keadaan setelah (the after condition). 1 Transisi perubahan memerlukan suatu proses transformasi. Begitu pula bagi sebuah lembaga seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga menghadapi keharusan untuk bertransformasi. Dewasa ini, suatu organisasi harus melakukan perubahan sebagai cara untuk melaksanakan perubahan ditengah lingkungan organisasi yang penuh
1
Winardi, J. Manajemen Perubahan, Jakarta, Kencana 2006. Hal 1
dinamika dan turbulensi. Sebuah organisasi dalam perjalanannya dituntut untuk terus melakukan perubahan sebelum mengalami kemunduran, perubahan harus dilakukan secara terus menerus agar dapat dijadikan sebagai langkah persiapan dan juga evaluasi. Lingkungan perusahaan atau organisasi yang dinamis akan selalu menuntut untuk terus fleksibel dan mampu beradaptasi.2 Begitupun dengan keberadaan BUMN sebagai organisasi yang berkaitan dengan kepentingan dan hajat hidup orang banyak. Sehingga BUMN dituntut untuk terus melakukan transformasi sebagai bentuk perubahan yang berkesinambungan. Perusahaan yang mampu menyiasati perubahan lingkungan dan menangani perubahan akan mampu bertahan dan memimpin pasar. BUMN di Indonesia merupakan manifestasi riil peran negara dalam perekonomian, BUMN memiliki keterlibatan langsung dalam pembangunan negara khususnya pembangunan ekonomi sebagai sumber pemasukan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Oleh karena itu, kinerja BUMN dalam mengelola usaha akan mempengaruhi perekonomian negara sebagaimana yang termaktub dalam Undang-Undang No. 19 tahun 2003 pasal 2 ayat (1) butir (a) mengenai maksud dan tujuan pendirian BUMN untuk memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya. Artinya, BUMN memiliki kontribusi dalam memberikan
2
Ibid, hal.2
sumbangan kepada penerimaan negara, dan meningkatkan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional.3 Berdasarkan poin-poin diatas, peran negara dalam menyejahterakan rakyat melalui perangkat BUMN dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. BUMN sebagai perusahaan yang menguasai sektor usaha yang berhubungan dengan kebutuhan masayarakat luas dan juga berhubungan langsung dengan pemerintah akan selalu dituntut untuk terus berinovasi, melakukan perubahan dengan melakukan transformasi, memberikan pelayanan yang lebih optimal agar mampu bertahan dan berkompetisi, karena perubahan adalah bagian penting dalam manajemen perusahaan. PT KAI merupakan salah satu contoh BUMN yang sukses melakukan transformasi, keberhasilan tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek seperti keuangan, kinerja, pelayanan dan sebagainya. perusahaan yang rugi menjadi untung yang meningkat setiap tahunnya, seperti laba bersih perusahaan mencapai 425 miliar pada tahun 2012, jumlah ini sangat jauh meningkat dibandingkan pada tahun 2008 merugi 83 miliar.
4
Sebagai bukti keberhasilan transformasi
kelembagaan tersebut, PT KAI memperoleh berbagai macam penghargaan seperti memenangkan empat penghargaan “BUMN Award” tahun 2012 dengan menyisihkan 54 BUMN lain, dengan kategori yang berhasil diraih adalah sebagai BUMN dengan Inovasi Manajemen Terbaik, Inovasi Layanan Terbaik, dan
3
Fahri Hamzah, Negara BUMN dan Kesejahteraan Rakyat, Faham Indonesia, Jakarta. 2012, hlm. 30 4 Laporan Tahunan PT KAI 2012
Inovasi Produk Jasa BUMN Terbaik dan Menjadi The BEST of The best BUMN Inovatif terbaik.5 Sementara itu, sebagai penyedia layanan transportasi, kereta api memiliki kontribusi besar dalam penyelanggaraan transportasi publik, baik dari sisi energi, efisiensi dan ekses yang dikeluarkan dibandingkan moda transportasi publik lain. Kereta api lebih efektif dan efisien, berikut adalah perbandingan volume angkut dan konsumsi energi kereta api dengan moda transportasi lain. Tabel 1.1 Perbandingan angkutan moda transportasi massal No
Moda transportasi
1
Kereta Api
Volume angkut 1500 Orang
Konsumsi energi 3 Liter
Konsumsi energi/BBM/orang 0,002 Liter
2
Bus
40 Orang
0,5 Liter
0,0125 Liter
3
Pesawat terbang
500 Orang
40 Liter
0,08 Liter
4
Kapal Laut
1.500 Orang
10 Liter
0,006 Liter
Sumber: PT Kereta Api Indonesia 2013 Selain pada sisi energi dan volume angkut, kereta api juga memiliki keunggulan mencakup hal-hal berikut ini:
Menekan kerusakan jalan raya dan menghemat keuangan negara. Sebagai gambaran, untuk perawatan jalan di kawasan Pantura, pemerintah harus mengeluarkan anggaran 1,2 triliun setiap tahunnya.6
5
Vivanews, PT KAI Sabet 4 Penghargaan BUMN Award 2012, http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/373087-pt-kai-sabet-4-penghargaan-bumn-award-2012 diaksespada 4 Oktober2014
Menekan
kepadatan
lalulintas
jalan
raya,
sehingga
mengurangi
pemborosan konsumsi BBM akibat kemacetan lalu lintas, serta mengurangi resiko kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Sebagai gambaran, kerugian akibat kemacetan di Jakarta pada tahun 2013 ditaksir mencapai Rp 35 triliun, dan kerugian diprediksi akan melonjak hingga 65 triliun pada tahun 2020.7
Menekan biaya angkutan dan distribusi logistik nasional, sehingga di satu sisi mampu menekan biaya produksi dan membuka peluang kompetisi ekspor, di sisi lain menekan harga satuan produksi konsumsi domestik di pasar.8 Implementasi transformasi PT Kereta Api Indonesia (KAI) diawali dengan
mengubah orientasi perusahaan menjadi customer oriented. Selain perubahan orientasi, perubahan juga dilakukan pada struktur organisasi dan regenarsi manajemen. Perubahan struktur merupakan pembenahan mendasar seluruh mata rantai bisnis perusahaan dengan tujuan terciptanya daya saing kompetisi, dan nilai perusahaan9. Sehingga pada prakteknya, hal yang dibenahi tidak hanya
6
Kontan.co.id, Pemeliharaan jalur pantura habiskan Rp 1,2 triliun, 2 Juli 2013, http://nasional.kontan.co.id/news/pemeliharaan-jalur-pantura-habiskan-rp-12-triliun diaskes pada 20 Januari 2015 7 Tempo.co, Macet Terus, Jakarta Rugi Rp 65 Triliun per Tahun, 24 MARET 2013 http://www.tempo.co/read/news/2013/03/24/214468984/Macet-Terus-Jakarta-Rugi-Rp-65-Triliunper-Tahun diakses pada 20 Januari 2015 8 Anonim, (T.th), Analisis Angkutan Kereta Api dan Implikasinya Padabumn Perkeretaapian Indonesia, Biro Riset LM FEUI, Tidak dipublikasikan, hal.3 9 Ruky, S. M., (1999). Restrukturisasi dan Rekapitulasi Perusahaan. Usahawan. No.12,Th. XXVIII, Desember, hal. 30
menyangkut aspek bisnis namun juga aspek organisasi, manajemen, keuangan dan aspek legal10. Perubahan
struktur bertujuan untuk
meminimalkan range
serta
memperoleh
kompleksitas struktur
efisiensi
dan
organisasi, mendorong
pelaksanaan delegasi atau pelimpahan wewenang, mendorong inisiasi dan inovasi, memiliki kemampuan beradaptasi dengan teknologi dan adanya tekanan shareholder untuk menaikkan keuntungan.11 Perubahan struktur atau restrukturisasi merupakan salah satu intervensi strategis dalam melakukan transformasi yang secara langsung atau tidak langsung akan berdampak pada level individu dan organisasi. Secara ideal,
transformasi
berpengaruh pada perubahan strategi,
modifikasi struktur dan budaya organisasi (corporate culture) untuk menuju arah baru (new direction)
12
yang memerlukan suatu tahapan internalisasi dan
pelembagaan. Transformasi merupakan respons dalam rangka mengantisipasi adanya perubahan besar (major change) pada lingkugan organisasi dan kemajuan teknologi. Secara keseluruhan, bentuk konkret transformasi kelembagaan PT KAI dapat terlihat pada area kerja PT KAI yaitu daerah operasi (Daop) atau divisi regional (Divre) termasuk pada Daerah Operasi 6 Yogyakarta sebagai salah satu daerah operasi terbesar dengan lalu lintas penumpang yang tinggi. Berdasarkan
10
Rachmawati, E. N. (2003). Restrukturisasi Perusahaan: Mengapa diperlukan? Jurnal Kompetensi, hal. 222. 11 Barling , J, et al., (1999). Parents’ Job Insecurity Affects Children’s Academic Performance through Cognitive Difficult, Journal of Applied Psychology, 84(3), hal. 437 12 Cummings & Worley, 2009, Organizations Developement & Change, Cengage Learning, Canada. Hal. 505.
data BPS (lihat grafik 1.1) menunjukan bahwa Daop 6 Yogyakarta berada pada urutan kedua dalam jumlah lalu lintas penumpang dibandingkan Daop lain di pulau Jawa.
6000000 5000000 4000000
Daop 3 / Cirebon
3000000
Daop 4 / Semarang Daop 6 / Yogyakarta
2000000
Daop 8 / Surabaya
1000000 0 2008
2009
2010
2011
Grafik 1.1 Perbandingan Jumlah Penumpang Daop PT KAI Sumber: diolah dari data BPS Daop 6 yang berlokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan destinasi wisata alam, religi, sentra pendidikan dan juga sebagai kota budaya 13 sehingga sepanjang tahun banyak kegiatan kebudayaan, pendidikan, festival pariwisata dan lainya, hal tersebutlah yang membuat Yogyakarta selalu ramai dikunjungi oleh berbagai kalangan seperti turis asing dan lokal, pelajar, akademisi, pekerja seni, dan lain-lain, selain itu, Daop 6 terdiri dari beberapa stasiun besar diantaranya adalah Stasiun Tugu, Lempuyangan di Yogyakarta , Solo Balapan dan Jebres di Solo sehingga dari segi aksesibilitas Daop 6 Yogyakarta yang berlokasi 13
Wawancara dengan Suparman Pusat Kendali/Operation Center (PK/OC) Daop 6 St. Tugu Yogyakarta, pada, 10 Agustus 2014
diantara dua perlintasan megacity Surabaya dan Jakarta ini juga memiliki Balai Yasa tempat perawatan sarana perkeretaapian dan bengkel lokomotif terbesar di Asia Tenggara 14 . Oleh karena itu Daop 6 dijadikan sebagai lokus penelitian mengenai transformasi kelembagaan PT Kereta Api Indonesia ini. 1.2
RUMUSAN MASALAH
Transformasi kelembagaan merupakan bentuk respons dan juga langkah antisipasi dan evaluasi strategi, lingkungan organisasi dan teknologi. Sehingga dalam menyikapi perubahan tersebut organisasi harus melakukan langkah penyesusiaian seperti melakukan revisi yang siginfikan pada strategi bisnis perusahaan yang membutuhan adanya modifikasi dan intervensi pada struktur internal, tata kerja dan nilai atau budaya organisasi.
Perubahan tersebut menciptakan paradigma baru dalam organisasi dan manajemen perusahaan, termasuk perubahaan pola pikir, dan perilaku dalam perusahaan. Perubahan transformasi tidak bisa dilepaskan dari peran aktif kepemimpinan organisasi untuk melakukan berbagai inovasi dan mengembangkan organisasi. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka, ada pun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana transformasi kelembagaan PT KAI dilakukan di Daop 6 Yogyakarta?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dalam penelitian ini difokuskan pada 14
ANTARANews, 96 lokomotif tahun ini diperbaiki di Balai Yasa Yogyakarta http://www.antaranews.com/berita/308497/96-lokomotif-tahun-ini-diperbaiki-di-balai-yasayogyakarta. diakses pada 9 Desember 2014
1. Bagaimana perubahan struktur dan tata kerja pada transformasi kelembagaan PTKAI di Daop 6 Yogyakarta tersebut? 2. Bagaimana internalisasi dan pelembagaan nilai dalam transformasi kelembagaan PT KAI Daop 6 Yogyakarta tersebut ? 1.3
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana dampak perubahan dari transformasi kelembagaan PT KAI di Daop 6 Yogyakarta.
1.4
MANFAAT PENELITIAN 1. Penelitian ini dapat menjadi referensi ilmiah mengenai praktik transformasi kelembagaan di PT KAI 2. Dapat menjadi tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis mengenai transformasi kelembagaan di PT KAI 3. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi dalam melakukan penelitian lanjutan di Daop 6 Yogyakarta.